1. Agama Unsur hukum yang diatur oleh Allah Subhanahuwata’ala yang
tertera dalam kitab suciAl Quran, dimana di dalamnya termuat mengenai
hukum perorangan dan kekeluargaan, hukum waris dan ekonomi, Hukum
Internasional, filsafat dan pengetahuan alam lainnya, seperti biologi, astronomi,
dsb.Namun demikian dalam hukum adat yang lebih berkembang dan meresap;
Hukum perorangan dan kekeluargaan, Hukum waris dan Hukum ekonomi Islam
(yang berpengaruh dalam hukum Kebendaan adat).
2. Kebiasaan
Unsur ini berasal dari tingkah laku yang sering dilakukan atau berulang-ulang
dilakukan didalam kehidupan bermasyarakat. Setiap daerah dalam masyarakat
Hukum Adat tertentu mempunyai aturan-aturan kebiasaan tertentu pula yang
tidak boleh dilanggar, yang pelaksanannya ditangan kepala adat dan diawasi
oleh masyarakat adat setempat.
1. Unsur Asli
a. prtran tngkhlku masy. b. kptsn2 para tokoh adat/para yg brwbawa. c. unsur agama Definisi Roelof
van Dijk di dalam bukunya :
“
Somenleving en Adatrechtsvorming
”
(Pergaulan hidup dan pembentukan hukum adat) tahun 1948 :
“
Hukum Adat
”
terbentuk dan terbina dalam keputusan-keputusan dan tingkahlaku dari aparat-aparat masyarakat
dan persekutuan dalam hubungan ikat-mengikat, batas-membatasi dan jalin-menjalin dalam
rangka kesatuan tata-sosial dan tata hukum tempat mereka berfungsi
”
.
.. Tbntuknya hkm adat itu akibat prbtan/kbsaan mnsia yg sll dipraktekkan dlm khdpan bermasy.
Akibat dr prbtan tsb dmn tdpat larangan adat, dan ada akibat hkmnya yg dsb (sanksi). Sdngkan
sbhgian dr prbtan itu ktntuan2 yg brsfat tata cara utk melangsungkan khdpan brsma.
2. Unsur Asing
Terbentuknya hukum adat melalui unsur asing, itu dikarenakan hukum adat bersifat terbuka, ia
tidak menolak unsur-unsur yang datang dari luar, asal saja tidak bertentangan dengan jiwa
adat.
contoh : terjadinya perkawinan di antara dua orang yang berbeda
3. Bercorak Demokrasi
Bahwa segala sesuatu selalu diselesaikan dengan rasa kebersamaan,
kepentingan bersama lebih diutamakan dari pada kepentingan-kepentingan
pribadi sesuai dengan asas permusyawaratan dan perwakilan sebagai
system pemerintahan.
8. Tidak Dikodifikasi
Hukum adat memiliki sifat tidak dikodifikasi artinya hukum adat tidak
dibukukan atau ditulis seperti halnya hukum pidana karena hukum adat
hidup dan berkembang di dalam masyarakat terkecuali peraturan raja-raja
pada zaman dahulu yang ditulis di batu ataupun dinding kerajaan.
9. Musyawarah Mufakat
Hukum adat memiliki sifat musyawarah mufakat artinya dalam suatu
masyarakat adat, jika ada permasalahan tertentu selalu diselesaikan dengan
cara bermusyawarah sehingga jarang sekali dalam masyarakat timbul
perdebatan seperti yang banyak kita temui saat ini dalam
masyarakatmodern.
10. Tradisional
Hukum adat memiliki sifat Tradisional, artinya bersifat turun temurun dari
zaman nenek moyang hingga zaman sekarang, keadaannya masih tetap
utuh, masih tetap berlaku dan dipertahankan oleh masyarakat yang
bersangkutan.