___________________________________________________________________________
_____
Jawabannya.
1. Masyarakat Genelogis Hukum adat terbentuk karena adanya sekelompok masyarakat
yang terikat atau membentuk ikatan kemudian turun temurun karena pertalian
keturunan mengakuinya sebagai hukum adat diantara mereka, misalnya :
1. Patrilineal : Adalah masyarakat hukum adat dengan garis kuat keturunan laki-laki
(Bapak) yang dijalankan di Suku Batak, Lampung, Bali, NTT, Maluku dan Irian.
2. Matrilineal, masyarakat hukum adat dengan garis kuat keturunan perempuan (Ibu)
yang dijalankan di Suku Minangkabau, Kerinci, Semendo (Sumsel), dan beberapa
suku di Timor;
3. Bilateral / Parental, masyarakat hukum adat dengan garis kuat keturunan dari
Bapak dan Ibu secara bersama-sama, yang dijalankan oleh suku bugis, dayak dan
jawa
Masyarakat Teritorial
Hukum adat terbentuk karena factor keterikatan sekelompok masyarakat karena telah
hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu. Hidup bersama itu dilatarbelakangi karena
lahir dan tumbuh kembang yang sama didaerah tersebut. Misalnya :
Desa yang memiliki persekutuan hukum yang terus diwarisi dan masih diterima hingga
saat oleh anggota masyarakat desa. Hukum adat desa ini banyak ditemukan di jawa dan
bali;
Lebih luas hukum adat daerah, seperti hukum adat nagari yang masih dipatuhi oleh
masyarakat minangkabau, marga di sumatera selatan, kuria di tapanuli, dan lampung.
Hukum adat perserikatan desa yang diadakan antar desa untuk kepentingan tertentu
misalnya subak yang diadakan di Pulau Dewata Bali.
2. a. Zoon Politicon merupakan sebuah istilah yang digunakan oleh Aristoteles untuk
menyebut makhluk sosial.[1]Kata Zoon Politicon merupakan padanan kata dari kata
Zoon yang berarti "hewan" dan kata politicon yang berarti "bermasyarakat".[2] Secara
harfiah Zoon Politicon berarti hewan yang bermasyarakat.[2] Dalam pendapat
ini, Aristoteles menerangkan bahwa manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat
dan berinteraksi satu sama lain, sebuah hal yang membedakan manusia dengan hewan.
• Faktor hasrat harga diri dengan hasrat hidup dengan manusia lain.
• Hasrat ingin berkuasa.
• Adanya kenyataan manusia itu adalah serba tidak bisa atau sebagai
makhluk lemah.
• Karena terjadinya ‘Habit’ pada tiap-tiap diri manusia.
• Adanya dorongan manusia untuk mengembangkan keturunan.
• Adanya kesamaan keturunan, kesamaan teritorial, kesamaan cita-cita,
kesamaan nasib, kesamaan kebudayaan.
3. A. Kaidah atau norma memiliki arti sebagai pedoman atau peraturan yang mengikat
dalam sebuah anggota kelompok masyarakat yang diperuntukkan untuk membangun
tingkah laku yang baik. Sebuah norma bisa saja tercipta karena tumbuh dan
berkembang bersama dengan kepercayaan sebuah anggota masyarakat tertentu.
Adapun, fungsi norma adalah sebagai berikut:
1. Norma Formal: aturan yang dibuat dan disetujui oleh lembaga pemerintahan yang
memiliki daya ikat kuat terhadap masyarakat. Norma formal berlaku bagi setiap warga
negara yang tinggal di negara tersebut tanpa ada pengecualian.
2. Norma Non-formal: aturan yang tumbuh dan berkembang bersama dengan suatu
kelompok masyarakat dan sudah dipercaya sebagai aturan yang baik. Kekuatan ikat
dari norma non-formal bisa sangat lemah hingga sangat kuat tergantung dari
persetujuan kelompok masyarakat yang mempercayai aturannya.
b. Hubungan Negatif saling melemahkan, jika isi kaidah hukum dan kaidah sosial
lainnya saling bertentangan. Misalnya, larangan agama membunuh sesame
manusia dengan alas an apapun bertentangan dengan UU wajib militer.
4. Unsur unsur hukum jadi informasi penting untuk memahami apa definisi istilah hukum
itu sendiri. Unsur ini terdiri dari beberapa hal, seperti yang disampaikan oleh C.S.T
Kansil dalam Buku Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia:
Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat
Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib
Peraturan itu bersifat memaksa
Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas
Sementara itu, Tami Rusli dalam Buku Pengantar Ilmu Hukum (2017) menjelaskan
bahwa suatu hukum dapat didefinisikan bila terdapat unsur-unsur hukum sebagai
berikut:
Peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis yang dibuat oleh pihak berwenang
Bersifat mengikat dan memaksa bagi subjeknya
Berisi tentang perintah dan larangan
Mempunyai sanksi yang tegas bagi yang melanggarnya.
5. Sumber Hukum Formal
• Undang-undang. Undang-undang/Perundang-undangan adalah Peraturan
Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
dengan persetujuan Presiden. ...
• Kebiasaan. ...
• Traktat. ...
• Yurisprudensi. ...
• Doktrin.
6. Lex superior derogate legi inferiori merupakan sebuah asas hukum di mana peraturan
yang bersifat lebih tinggi dapat menyampingkan peraturan yang tingkatnya lebih
rendah. Asas ini penting untuk menyelesiakan masalah pertentangan dua peraturan
yang secara hierarki tidak sederajat. Hierarki dalam perundang – undangan di Indonesia
tercantum dalam UU Nomor 15 Tahun 2019 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang – undangan.
Peraturan Daerah (Perda) merupakan salah satu yang tidak boleh bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Pada tahun 2016, Kementerian
Dalam Negeri membatalkan 3.143 Perda karena dianggap bermasalah, termasuk karena
tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan di atasnya
Di antara Perda yang dibatalkan tersebut ada empat Perda Kabupaten Malang, Jawa
Timur, yang dibatalkan, termasuk Perda Nomor I Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
Perda ini dibatalkan lantaran bertentangan dengan UU Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan kedua atas UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam
UU tersebut, pemerintahan kabupaten dan kota tidak berwenang dalam pengelolaan
pertambangan mineral.
Peristiwa hukum ialah suatu peristiwa yang didasarkan hukum menimbulkan atau
menghapuskan hak. Dengan pengertian yang lebih mudah di pahami peristiwa hukum
atau rechtsfeit adalah peristiwa kemasyarakatan yang akibatnya diatur oleh hukum.