Disusun Oleh:
Ahsxjhqgdkj
hkd
Npm :
Fakultas Hukum
Universitas Nasional
1
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini saya
menjelaskan mengenai makalah yg berjudul Unsur – Unsur Negara Hukum. Makalah ini saya buat
dalam rangka memperdalam mata kuliah tentang Mata kuliah ini. Dalam makalah ini masih
banyak kesalahan dan kekurangan. Demi perbaikan dan kesempurnaan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
2
Daftar Isi
LEMBAR JUDUL....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
BAB IV PENUTUP................................................................................................................22
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
LANDASAN TEORI
Tidak hanya itu, perencanaan pembangunan pun disesuaikan dengan tujuan dari
negara tersebut. Pembentukan-pembentukan negara dapat dikerucutkan atau
dikelompokkan berdasarkan teori-teori terbentuknya negara.
Adapun wilayah menjadi unsur negara yang harus dipenuhi karena tidak mungkin
suatu negara dapat berdiri tanpa memiliki wilayah dengan batas-batas teritorial
yang jelas. Dalam konsep negara modern, batas-batas wilayah tersebut diatur
dalam perjanjian dan perundang-undangan internasional.
5
Adapun unsur pengakuan oleh negara lain hanya bersifat sebagai dukungan atau
menerangkan mengenai adanya negara. Hal ini sifatnya deklaratif, bukan konstutif
sehingga tidak bersifat mutlak.
Ada dua macam pengakuan suatu negara, yakni secara de facto dan secara de
jure. Pengakuan de facto merupakan pengakuan atas fakta adanya suatu negara.
Hal tersebut didasarkan pada fakta bahwa suatu masyarakat politik telah
memenuhi tiga unsur utama negara, yakni wilayah, rakyat, dan pemerintahan yang
berdaulat.
6
BAB III
PEMBAHASAN
Plato
Menurut plato Hakikat negara adalah suatu tubuh yang senantiasa maju,
berevolusi, dan terdiri dari orang-orang (individu-individu)
Thomas Hobbes
Menurut Thomas Hobbes Hakikat negara adalah suatu tubuh yang dibuat
oleh orang banyak, yang masing-masing berjanji akan memakainya menjadi
alat untuk keamanan dan perlindungan mereka
J.J. Rousseau
Menurut J.J. Rousseau Hakikat negara adalah perserikatan rakyat
dalam melindungi dan mempertahankan hak masing-masing diri dan
harta benda anggota-anggota yang tetap hidup dengan bebas merdeka.
7
Karl Marx
Menurut Karl Marx Hakikat negara adalah suatu alat kekuasaan bagi
manusia (penguasa) untuk menindas kelas manusia yang lain.
J.H.A. Logemann
8
Menurut J.H.A. Logemann, Hakikat negara adalah suatu organisasi
kemasyarakatan yang mempunyai tujuan melalui kekuasaannya dalam
mengatur serta menyelenggarakan sesuatu yang berkaitan dengan jabatan,
fungsi lembaga kenegaraan, atau lapanga kerja yang terdapat dalam
masyarakat.
Roger F. Soltau
Menurut Roger F. Soltau, Hakikat negara adalah suatu alat (agency) atau
kewenangan (authority) yang mengatur atau mengendalikan dalam berbagai
persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat
Hans Kelsen
Menurut Hans Kelsen, Hakikat negara adalah suatu pergaulan hidup bersama
dengan tata paksa
R. Kranenburg
Menurut R.Kranenburg, Hakikat negara adalah suatu organisasi yang
kekuasaan diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut dengan
bangsa
Ibnu Khaldun
Menurut Ibnu Khaldun, Hakikat negara adalah suatu tubuh yang persis sama
seperti tubuh manusia. Tubuh manusia mengalami masa lahir dan tumbuh
(groei). Ada masa muda dan dewasa (bloei). Ada masa tua dan mati
(vergaan).
6
sejak itu pula kata "negara" ditafsirkan dalam berbagai antara lain sebagai
berikut :
7
Dari penafsiran diatas diketahui bahwa pengertian negara dibedakan
menjadi dua yaitu dalam arti formal dan dapat material.
b).Organisasi kewibawaan
Negara sebagai organisasi yang memiliki wibawa untuk memutuskan hal-
hal yang penting bagi kehidupan bersama. Kewibawaan ini ditunjukkan
dengan adanya kepatuhan komunitas untuk melaksanakan putusan bersama
8
tersebut.
c) Organisasi Jabatan
Negara terbagi dalam jabatan-jabatan yang menjalankan fungsi tertentu.
Organisasi ini muncul karena organisasi kewibawaan mengasumsikan
adanya jabatan-jabatan untuk menjalankan fungsi- fungsi negara itu secara
bersama-sama.
9
d) Organisasi kekuasaan
Negara merupakan alat untuk menjalankan kekuasaan dalam arti luas.
Kekuasaan ini dapat memaksakan kehendak (dwang organisatie) orang yang
berkuasa. Oleh sebab itu banyak orang ingin menjadi pejabat negara untuk
memperoleh kekuasaan guna memuaskan vested interesnya.
Yang dimaksud dengan unsur- unsur negara adalah bagaian- bagian yang
menjadikan negara itu ada, unsur- unsur negara adalah :
1. Wilayah tertentu
2. Rakyat.
3. Pemerintahan yang berdaulat.
4. Pengakuan dari negara lain.
2.2.1 Wilayah
Wilayah merupakan unsur mutlak suatu negara. Jika warga negara
merupakan dasar personal suatu negara, maka "wilayah" merupakan
landasan material atau landasan fisik negara. Suatu bangsa nomaden (selalu
1
0
berpindah-pindah) tidak mungkin mempunyai negara, walaupun mereka
perbatasannya. Di dalam batas- batas itu negara menjalankan yurisdiksi
teritorial atas orang dan benda memiliki warga dan penguasa sendiri. Luas
wilayah negara yang ditentukan oleh yang berada dalam wilayah itu, kecuali
ada beberapa golongan orang dan benda yang dibebaskan dari yurisdiksi itu.
Contohnya adalah perwakilan diplomatik negara asing dengan harta benda
mereka. Wilayah negara secara umum dapat dibedakan atas wilayah
daratan, wilayah lautan, wilayah
1
1
udara, dan wilayah ekstrateritorial.
.
a Wilayah Daratan
Wilayah daratan tidak sepenuhnya dapat dimiliki sendiri oleh suatu negara.
Ini berarti bahwa suatu negara harus berbagi suatu wilayah daratan dengan
negara lain. Hal itu jika negara-negara tersebut berada dalam suatu wilayah
darat yang sama, seperti benua atau pulau yang sama. Perbatasan wilayah
suatu negara umumnya disepakati melalui suatu perjanjian antarnegara
(perjanjian internasional). Perjanjian tersebut dapat berbentuk bilateral
apabila hanya menyangkut kepentingan dua negara, dan dapat pula
berbentuk multilateral jika perbatasan dengan negara lain itu melibatkan
lebih dua negara. Batas-batas daratan biasanya ditentukan dalam perjajian
perbatasan dengan negara-negara tetangga. Sebagai batas biasanya
ditentukan ciri-ciri alamiah seperti gunung dan sungai. Kadang-kadang
batas "buatan" harus dibangun, misalnya dalam bentuk tembok pembatas.
Batas wilayah suatu negara dengan negara lain di darat dapat berwujud :
Batas alamiah, yaitu batas suatu negara dengan negara lain yang
terjadi secara alamiah, seperti dalam bentuk sungai, pegunungan dan
hutan
Batas buatan, batas suatu negara dengan bentuk negara lain yang
sengaja dibuat oleh manusia dalam bentuk pagar tembok, pos penjagaan,
dan kawat berduri
Batas secara geografis, yaitu batas wilayah suatu negara dengan
negara lain yang dapat ditentukan berdasarkan letak geografis yang
melalui garis lintang dan garis bujur. Misalnya, letak negara Indonesia
secara geografis berada pada 6°LU - 11°LS, 95°BT- 141°BT.
b. Wilayah Lautan
Tidak semua negara diberi anugerah memiliki laut, apalagi kalau negara
tersebut berada di tengah- tengah benua. Negara yang demikian disebut
9
dengan negara land-locked (negara yang tidak memili laut). Negara yang
memiliki wilayah laut patut bersyukur karen wilaya ini dapat dijadikan
modal bagi kesejahteraan rakyat dan negara. Sebagaimana wilayah daratan,
wilayah laut pun memiliki batas-batas. Pada mulanya ada dua konsep dasar
mengenai wilayah lautan, yaitu sebagai berikut..
Res nullius, yaitu konsepsi yang menyatakan bahwa laut dapat
diambil dan dimiliki oleh setiap negara. Konsep ini dikembangkan oleh
John Sheldon (1584-1654) dari Inggris dalam bukunya Mare Clausum-
The Right and Dominion of the Sea.
10
Res communis, yaitu konsepsi yang beranggapan bahwa laut adalah
milik masyarakat dunia, sehingga tidak dapat diambil atau dimiliki oleh
setiap negara. Konsep ini dikembangkan oleh Hugo de Groot dari Belanda
(1608) dalam bukunya Mare Liberum (laut bebas).
Saat ini, wilayah laut yang masuk ke dalam wilayah negara tertentu disebut
perairan wilayah atau laut teritorial. Di luar wilayah laut merupakan lautan
bebas atau perairan internasional (mare liberum). Mengenai wilayah laut
Indonesia, pada mulanya PBB menetapkannya sejauh 3 mil (1 mil = 1852
meter) dari pantai pada waktu surut. Pada tanggal 10 desember 1982, PBB
(UNCLOS) menyelenggarakan Konferensi Hukum Laut Internasional III di
Jamaika. Hasil konferensi ini ditandatangani oleh 119 peserta. Sejumlah 117
peserta mewakili negara dan dua peserta mewakili organisasi internasional.
Konferensi ini menetapkan bahwa wilayah laut terdiri atas hal-hal sebagai
berikut..
Laut teritorial, yaitu wilayah yang menjadi hak kedaulatan penuh
suatu negara di laut. Lebaranya adalah 12 mil laut diukur dari pulau
terluar kepulauan suatu negara pada saat air surut.
Zona bersebelahan, yaitu wilayah yang laut yang lebarnya 12 mil
dari laut teritorial suatu negara. Jadi, kalau negara sudah memiliki wilayah
teritorial sejauh 12 mil, maka wilayahnya menjadi 24 mil laut diukur dari
pantai
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yaitu wilayah laut suatu negara yang
lebarnya 200 mil ke laut bebas. Di zona ini, negara pantai berhak
menggali dan mengolah segala kekayaan alam untuk kegiatan ekonomi
eksklusif negara tersebut. Di dalam zona tersebut, negara pantai berhak
menangkap nelayan asing yang ditemukan sedang menangkap ikan.
Landas kontinen, yaitu daratan di bawah permukaan laut di luar laut
teritorial dengan kedalaman 200 m atau lebih.
Landas benua, yaitu wilayah laut suatu negara yang lebarnya lebih
dari 200 mil laut. Di tempat ini, negara boleh mengelola kekayaan dengan
11
kewajiban membagi keuntungan dengan masyarakat Indonesia.
c. Wilayah Udara
12
Konvensi Paris (1949) dinyatakan dalam bahwa negara-negara merdeka dan
berdaulat berhak mengadakan eksplorasi dan eksploitasi di wilayah
udaranya, seperti untuk kepentingan radio, penerbangan dan satelit.
d. Wilayah Ekstrateritorial
13
kesatuan karena mempunyai perasaan kebudayaan, misalnya Bahasa, adat,
agama, dll. Oleh karena itu orang menyebut bangsa arab, walaupun
didalamnya terdiri bangsa- bangsa mesir, irak, yordania, dll. Dengan ciri-
ciri di atas maka jelaslah bahwa arti rumpun dibedakan aripada bangsa.
Natie juga sering disebut dengan bangsa akan tetapi mempunyai ciri
yang berbeda. Natie diartikan sebagai sekumpulan manusia yangmerupaka
suatu kesatuan karena mempunyai kesatuan
14
politik yang sama, contoh: Swis karena sebenarnya terdiri dari bangsa-
bangsa yang berbeda bahasanya sehingga negara itu disebut sebagai negara
nasional karena negara itu didirikan atas keadaan nasional.
Setelah diuraikan arti rumpun, bangsa dan natie maka rakyat itu
mempunyai arti yang netral dan rakyat sebagai salah satu unsur daripada
negara harus dihubungkan dengan ikatannya dengan negara karena itu
rakyat harus dimaksudkan sebagai warga negara yang dibedakan dengan
orang asing.
3.Status aktif.
Status pasif ini merupakan kewajiban bagi setiap warga negaranya
untuk mentaati dan tunduk terhadap segala perintah negaranya, contoh:
wajib militer saat terjadi perang.
15
1. Ius Sanguinus adalah suatu asas dimana seseorang menjadi warga
negara negara berdasarkan keturunan jadi seorang menjadi WNI karena dia
lahir di Indonesia dengan orang tua yang berkewarganegaraan Indonesia.
2. Ius Soli adalah suatu asas yang seorang menjadi warga negara
berdasarkan tempat kelahiran. Jadi seorang menjadi WNI bila dia lahir
diwilayah Indonesia.
Bisa dikatakan dengan campuran apabila kedua asas itu diperlakukan.
DWIKEWARGANEGARAAN.
16
Menurut syarat kewarganegaraan Ingris seorang yang dilahirkan dalam
wilayah inggris dianggap sebagai British Citizen walaupun orang tuanya
warga negara Belanda dan menurut kewarganegaraan Belanda seorang yang
diturunkan oleh seorang belanda walaupun dilahirkan diluar negeri Belanda.
Dengan demikian maka timbul keadaan bahwa orang mempunyai itu
mempunyai dua macam kewarganegaraan.
TANPA KEWARGANEGARAAN.
Menurut syarat kewarganegaraan Inggris seorang yang dilahirkan diluar
wilayah United Kingdom dari keluarga British Citizen dan setelah umur 20
tahun tidak melaporkan diri tentang kewarganegaraannya pada perwakilan
Inggris setempat dan batas waktu untuk melaporkan itu sudah lewat yaitu 12
bulan maka orang itu akan kehilangan kewarganegaraannya sebagai British
Citizen dan juga tidak memiliki kewarganegaraan lain sehingga ia menjadi
tanpa kewarganegaraan atau a patide.
17
permanen, artinya kekuasaan itu tetap ada selama negara itu berdiri,
walaupun pemegang kedaulatan berganti-ganti; (3) tunggal (bulat, artinya
kekuasaan itu merupakan satu-satunya kekuasaan tertinggi dalam negara
yang tidak dibagi-bagi kepada badan lain; dan (4) tidak terbatas, artinya
kekuasaan itu tidak dibatasi oleh kekuasaan lain. Bila ada kekuasaan lain
yang membatasinya, maka kekuasaan tertinggi yang dimilikinya akan
lenyap. Pemerintah bida dibedakan atas pemerintah dalam arti luas dan
pemerintah dalam arti sempit. Pemerintah dalam arti luas adalah
keseluruhan alat perlengkapan negara yang memegang kekuasaan, yaitu
kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Di pihak lain, pemerintah
dalam
18
arti sempit adalah seluruh alat perlengkapan negara yang melaksanakan
fungsi pemerintahan saja, yaitu lebmaga negara yang melaksanakan fungsi
pemerintahan saja, yaitu lembaga eksekutif (presiden dan para menteri)
yang bertugas menjalankan undang-undang yang telah dibuat oleh lembaga
legislatif.
19
tersebut. Apabila negara tersebut hancur, maka negara lain akan menarik
pengakuannya.
b. Pengakuan de jure, adalah pengakuan yang berdasarkan pada
pernyataan resmi menurut hukum internasional.
Pengakuan de jure bersifat tetap , adalah pengakuan dari negara lain
yang berlaku untuk selamanya karena kenyataan yang menunjukkan
adanya pemerintahan yang stabil.
Pengakuan de jure bersifat penuh, adalah terjadinya hubungan
antarnegara yang mengakui dan diakui dalam hubungan dagang, ekonomi
dan diplomatik. Negara yang mengakui berhak menempati konsulat atau
membuka kedutaan di negara yang diakui.
BAB IV
20
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
21
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.artikelsiana.com/2015/05/sifat-negara-hakikat-negara-
pengertian.html http://www.tugassekolah.com/2016/01/penjelasan-
unsur-unsur-negara-secara-detail-dan- lengkap.html
http://agil-asshofie.blogspot.co.id/2011/11/teori-asal-mula-negara.html
22
23
24