Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ILMU NEGARA

“UNSUR-UNSUR NEGARA”

DISUSUN OLEH
RINI
20210213020

PRODI: HUKUM TATA NEGARA (NON REGULER)


INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMAMD AZIM JAMBI
2021

i
KATA PENGANTAR

Setinggi puji sedalam syukur kehadirat Allah, karena semata atas berkat
dan karunia nya lah akhirnya salah satu tugas mata kuliah Ilmu Negara telah
selesai. Adapun makalah ini berisi tentang Unsur-unsur negara . Layaknya segala
sesuatu yang ada di bumi ini, tidaklah ada yang sempurna. Begitu juga kiranya
dengan makalah ini, masih banyak memiliki kekurangan. Untuk itu, segala saran
dan kritik yang membangun sangat saya harapkan. Agar dimasa yang akan datang
saya bisa mempersembahkan yang lebih baik dan lebih berguna untuk kita semua.
Akan tetapi mudah-mudahan makalah in memberikan manfaat untuk kita semua.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. ii


Daftar Isi .......................................................................................................... iii
BAB I Pendahulian
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah .............................................................................. 2
Bab II Pembahasan.......................................................................................... 3
2.1 Hakikat Negara .............................................................................. 3
2.1.1. Hakikat negara berdasarkan sosiologis................................ 5
2.1.2. Hakikat negara berdasarkan yuridis..................................... 6
2.2..........................................................................................................
Unsur-Unsur Negara....................................................................... 6
2.2.1. Wilayah.............................................................................. 6
2.2.2. Rakyat................................................................................ 7
2.2.3. Pemerintah Yang Berdaulat............................................... 13
2.2.4. Pengakuan Dari Negara Lain............................................. 14
2.3..........................................................................................................Teori
Asal Mula Negara........................................................................... 15
2.3.1. Teori Perjanjian Masyarakat............................................. 16
2.3.2. Teori Pengalihan Hak......................................................... 17
2.3.3. Teori Penaklukan............................................................... 17
2.3.4. Teori Organis..................................................................... 17
2.3.5. Teori Ketuhanan................................................................. 18
2.3.6. Teori Garis Keturunan....................................................... 18
2.3.7. Teori Metafisis................................................................... 18
2.3.8. Teori Alamiah.................................................................... 19
BAB III PENUTUP........................................................................................ 20
3.1 Kesimpulan ................................................................................... 20
3.2 Saran ............................................................................................. 20
Daftar Pustaka .................................................................................................. 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi
manusia. Manusia memiliki ciri khas yang secara prinsipil berbeda dari hewan.
Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan
terpadu dari apa yang disebut hakikat manusia.
Disebut sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya
dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Oleh karena itu strategis
jika pembahasan tentang hakikat manusia ditempatkan pada seluruh pengkajian
tentang pendidikan, dengan harapan menjadi titik tolak bagi  paparan selanjutnya.
Untuk mencapai pengetahuan hakikat manusia tersebut akan dikemukan materi
yang meliputi : arti hakikat manusia, beberapa tinjauan terhadap manusia, Unsur-
unsur negara dan teori asal mula negara.
Sebagai sebuah organisasi, negara memiliki unsur - unsur yang tidak
dimiliki olehorganisasi apapun yang ada didalam masyarakat. Secara umum,
unsur negara ada yang bersifatkonstitutif dan ada pula yang bersifat deklaratif.
Unsur konstitutif maksudnya unsur yang mutlakatau harus ada didalam suatu
negara. Sedangkan unsur deklaratif hanya menerangkan adanyanegara.Adapun
unsur - unsur negara yang bersifat konstitutif adalah harus ada rakyat,
wilayahtertentu, dan pemerintahan yang berdaulat. Ketiga unsur tersebut bersifat
konstitutif karenamerupakan syarat mutlak bagi terbentuknya negara. Apabila
saah satu unsur tersebut tidak adaatau tidak lengkap, maka tidak bisa disebut
sebagai negara

1.2 RUMUSAN MASALAH


 Apa pengertian hakikat negara?
 Apa unsur- unsur negara ?
 Bagaimana teori asal mula negara?

1
1.3  TUJUAN
 Untuk mengkaji beberapa pengertian tentang hakikat negara.
 Untuk  saja unsur negara .
 Agar mengerti bagaimana teori asal mula negara.
 Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah.

2
        
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Negara

 Keberadaan suatu negara menjadi penting manakala rakyat membutuhkan wadah


yang dapat menjamin kelangsungan hidup mereka. Berikut ini adalah pendapat
beberapa tokoh tentang hakikat negara.

Plato
Menurut plato Hakikat negara adalah suatu tubuh yang senantiasa maju,
berevolusi, dan terdiri dari orang-orang (individu-individu)

Hugo de Groot (Grotius)


Menurut Hugo de Groot (Grotius) Hakikat negara adalah ibarat suatu
perkakas yang dibuat manusia untuk melahirkan keberuntungan dan kesejahteraan
umum. 

Thomas Hobbes
Menurut Thomas Hobbes Hakikat negara adalah suatu tubuh yang dibuat oleh
orang banyak, yang masing-masing berjanji akan memakainya menjadi alat untuk
keamanan dan perlindungan mereka

J.J. Rousseau
 Menurut J.J. Rousseau Hakikat negara adalah perserikatan rakyat dalam
melindungi dan mempertahankan hak masing-masing diri dan harta benda
anggota-anggota yang tetap hidup dengan bebas merdeka. 

Karl Marx  
Menurut Karl Marx Hakikat negara adalah suatu alat kekuasaan bagi manusia
(penguasa) untuk menindas kelas manusia yang lain.

3
J.H.A. Logemann
 Menurut J.H.A. Logemann, Hakikat negara adalah suatu organisasi
kemasyarakatan yang mempunyai tujuan melalui kekuasaannya dalam mengatur
serta menyelenggarakan sesuatu yang berkaitan dengan jabatan, fungsi lembaga
kenegaraan, atau lapanga kerja yang terdapat dalam masyarakat. 

Roger F. Soltau
 Menurut Roger F. Soltau, Hakikat negara adalah suatu alat (agency) atau
kewenangan (authority) yang mengatur atau mengendalikan dalam berbagai
persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat

Hans Kelsen
Menurut Hans Kelsen, Hakikat negara adalah suatu pergaulan hidup bersama
dengan tata paksa

R. Kranenburg
Menurut R.Kranenburg, Hakikat negara adalah suatu organisasi yang kekuasaan
diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut dengan bangsa

Ibnu Khaldun
Menurut Ibnu Khaldun, Hakikat negara adalah suatu tubuh yang persis sama
seperti tubuh manusia. Tubuh manusia mengalami masa lahir dan tumbuh (groei).
Ada masa muda dan dewasa (bloei). Ada masa tua dan mati (vergaan). 

Secara Umum Hakikat Negara - Sejak kata "negara" diterima sebagai


pengertian yang menunjukkan organisasi bangsa yang bersifat teritorial
(kewilayahan) dan mempunyai kekuasaan tertinggi, yang perlu ada untuk
menyelenggarakan kepentingan bersama dan mencapai tujuan bersama, sejak itu
pula kata "negara" ditafsirkan dalam berbagai antara lain sebagai berikut :

4
 "Negara" dipakai dalam arti pengusa, yaitu orang yang melakukan
kekuasaan tertinggi atas persekutuan rakyat yang bertempat tinggal dalam suatu
wilayah tertentu

 "Negara" dipakai dalam arti persekutuan rakyat, yaitu suatu bangsa yang
hidup di suatu daerah, dengan dibawah kekuasaan tertinggi menurut kaidah-
kaidah hukum yang sama. 

Dari penafsiran diatas diketahui bahwa pengertian negara dibedakan menjadi dua
yaitu dalam arti formal dan dapat material.

 Dalam arti formal, pengertian negara adalah suatu organisasi kekuasaan


dengan suatu pemerintahan pusat. Negara dalam pengertian diartikan seagai
pemerintah (staat-overheid). Karakteristik negara formal adalah kewenangan
pemerintah untuk menjalankan paksaan fisik secara legal. 

 Dalam arti material, pengertian negara adalah suatu masyarakat (staat-


gemenschaap) atau negara sebagai persekutuan hidup.

2.1.1  Hakikat Negara secara Sosiologis :

a. Ikatan suatu bangsa.


b. Sebagai suatu organisasi kewibawaan.
c.Organisasi sebagai jabatan (ambten organisatie).
d.Organisasi kekuasaan.

A)Ikatan suatu bangsa 


Suatu komunitas sosiologis yang hidup bersama dalam suatu wilayah,
senasib dan sepenanggungan dalam menjalankan hidupnya.

5
b).Organisasi kewibawaan 
Negara sebagai organisasi yang memiliki wibawa untuk memutuskan hal-hal yang
penting bagi kehidupan bersama. Kewibawaan ini ditunjukkan dengan adanya
kepatuhan komunitas untuk melaksanakan putusan bersama tersebut.

c) Organisasi Jabatan
Negara terbagi dalam jabatan-jabatan yang menjalankan fungsi tertentu.
Organisasi ini muncul karena organisasi kewibawaan mengasumsikan adanya
jabatan-jabatan untuk menjalankan fungsi-fungsi negara itu secara bersama-sama.

d) Organisasi kekuasaan 
 Negara merupakan alat untuk menjalankan kekuasaan dalam arti luas. Kekuasaan
ini dapat memaksakan kehendak (dwang organisatie) orang yang berkuasa. Oleh
sebab itu banyak orang ingin menjadi pejabat negara untuk memperoleh
kekuasaan guna memuaskan vested interesnya.

2.1.2 Hakikat Negara secara Yuridis :

 Pemilik atau penguasa atas tanah (teori patrimonial-feodal).


 Pihak yang menguasai atau memerintah (hasil perjanjian timbal balik
antara dua pihak – dualistis).
 Sebagai pelindung dari hak-hak asasi manusia, negara sebagai pelaksana
dari kehendak umum (volente generale).
 4. Penjelmaan tata hukum nasional (personificatie van het rechtorde)
karena eksistensi negara tampak dari adanya bangunan sistem hukum yang
berlaku dalam mengatur kehidupan komunitas bangsa tersebut.

2.2. UNSUR- UNSUR NEGARA

Yang dimaksud dengan unsur- unsur negara adalah bagaian- bagian yang
menjadikan negara itu ada, unsur- unsur negara adalah :

6
1.      Wilayah tertentu
2.      Rakyat.
3.      Pemerintahan yang berdaulat.
4.      Pengakuan dari negara lain.
2.2.1 Wilayah 
Wilayah merupakan unsur mutlak suatu negara. Jika warga negara
merupakan dasar personal suatu negara, maka "wilayah" merupakan landasan
material atau landasan fisik negara. Suatu bangsa nomaden (selalu berpindah-
pindah) tidak mungkin mempunyai negara, walaupun mereka perbatasannya. Di
dalam batas- batas itu negara menjalankan yurisdiksi teritorial atas orang dan
benda memiliki warga dan penguasa sendiri. Luas wilayah negara yang ditentukan
oleh yang berada dalam wilayah itu, kecuali ada beberapa golongan orang dan
benda yang dibebaskan dari yurisdiksi itu. Contohnya adalah perwakilan
diplomatik negara asing dengan harta benda mereka. Wilayah negara secara
umum dapat dibedakan atas wilayah daratan, wilayah lautan, wilayah udara, dan
wilayah ekstrateritorial.

a Wilayah Daratan 
Wilayah daratan tidak sepenuhnya dapat dimiliki sendiri oleh suatu negara.
Ini berarti bahwa suatu negara harus berbagi suatu wilayah daratan dengan negara
lain. Hal itu jika negara-negara tersebut berada dalam suatu wilayah darat yang
sama, seperti benua atau pulau yang sama. Perbatasan wilayah suatu negara
umumnya disepakati melalui suatu perjanjian antarnegara (perjanjian
internasional).
Perjanjian tersebut dapat berbentuk bilateral apabila hanya menyangkut
kepentingan dua negara, dan dapat pula berbentuk multilateral jika perbatasan
dengan negara lain itu melibatkan lebih dua negara. Batas-batas daratan biasanya
ditentukan dalam perjajian perbatasan dengan negara-negara tetangga. Sebagai
batas biasanya ditentukan ciri-ciri alamiah seperti gunung dan sungai. Kadang-
kadang batas "buatan" harus dibangun, misalnya dalam bentuk tembok pembatas.
Batas wilayah suatu negara dengan negara lain di darat dapat berwujud :

7
 Batas alamiah, yaitu batas suatu negara dengan negara lain yang terjadi
secara alamiah, seperti dalam bentuk sungai, pegunungan dan hutan
 Batas buatan, batas suatu negara dengan bentuk negara lain yang sengaja
dibuat oleh manusia dalam bentuk pagar tembok, pos penjagaan, dan kawat
berduri 
 Batas secara geografis, yaitu batas wilayah suatu negara dengan negara
lain yang dapat ditentukan berdasarkan letak geografis yang melalui garis
lintang dan garis bujur. Misalnya, letak negara Indonesia secara geografis
berada pada 6°LU - 11°LS, 95°BT- 141°BT. 
b. Wilayah Lautan 
Tidak semua negara diberi anugerah memiliki laut, apalagi kalau negara tersebut
berada di tengah-tengah benua. Negara yang demikian disebut dengan
negara land-locked (negara yang tidak memili laut). Negara yang memiliki
wilayah laut patut bersyukur karen wilaya ini dapat dijadikan modal bagi
kesejahteraan rakyat dan negara. Sebagaimana wilayah daratan, wilayah laut pun
memiliki batas-batas. Pada mulanya ada dua konsep dasar mengenai wilayah
lautan, yaitu sebagai berikut..
 Res nullius, yaitu konsepsi yang menyatakan bahwa laut dapat diambil dan
dimiliki oleh setiap negara. Konsep ini dikembangkan oleh John Sheldon (1584-
1654) dari Inggris dalam bukunya Mare Clausum- The Right and Dominion of
the Sea. 
 Res communis, yaitu konsepsi yang beranggapan bahwa laut adalah milik
masyarakat dunia, sehingga tidak dapat diambil atau dimiliki oleh setiap negara.
Konsep ini dikembangkan oleh Hugo de Groot dari Belanda (1608) dalam
bukunya Mare Liberum (laut bebas). 
Saat ini, wilayah laut yang masuk ke dalam wilayah negara tertentu disebut
perairan wilayah atau laut teritorial. Di luar wilayah laut merupakan lautan bebas
atau perairan internasional (mare liberum). Mengenai wilayah laut Indonesia,
pada mulanya PBB menetapkannya sejauh 3 mil (1 mil = 1852 meter) dari pantai
pada waktu surut. Pada tanggal 10 desember 1982, PBB (UNCLOS)
menyelenggarakan Konferensi Hukum Laut Internasional III di Jamaika. Hasil

8
konferensi ini ditandatangani oleh 119 peserta. Sejumlah 117 peserta mewakili
negara dan dua peserta mewakili organisasi internasional. Konferensi ini
menetapkan bahwa wilayah laut terdiri atas hal-hal sebagai berikut..
 Laut teritorial, yaitu wilayah yang menjadi hak kedaulatan penuh suatu
negara di laut. Lebaranya adalah 12 mil laut diukur dari pulau terluar kepulauan
suatu negara pada saat air surut. 
 Zona bersebelahan, yaitu wilayah yang laut yang lebarnya 12 mil dari laut
teritorial suatu negara. Jadi, kalau negara sudah memiliki wilayah teritorial
sejauh  12 mil, maka wilayahnya menjadi 24 mil laut diukur dari pantai
 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yaitu wilayah laut suatu negara yang
lebarnya 200 mil ke laut bebas. Di zona ini, negara pantai berhak menggali dan
mengolah segala kekayaan alam untuk kegiatan ekonomi eksklusif negara
tersebut. Di dalam zona tersebut, negara pantai berhak menangkap nelayan
asing yang ditemukan sedang menangkap ikan.   
 Landas kontinen, yaitu daratan di bawah permukaan laut di luar laut
teritorial dengan kedalaman 200 m atau lebih. 
 Landas benua, yaitu wilayah laut suatu negara yang lebarnya lebih dari
200 mil laut. Di tempat ini, negara boleh mengelola kekayaan dengan kewajiban
membagi keuntungan dengan masyarakat Indonesia.  
c. Wilayah Udara 
Wilayah udara suatu negara dapat diklaim berdasarkan perjanjian internasional.
Perjanjian internasional yang pernah disepakati mengenai wilayah udara suatu
negara adalah konvensi Paris 1919 dan Konvensi Chicago 1944. Di Indonesia,
ketentuan wilayah udara suatu negara diatur dalam UU No. 20 tahun 1982.
Berdasarkan UU tersebut dinyatakan bahwa batas wilayah kedaulatan dirgantara
yang termasuk orbit geostasioner adalah setinggi 35. 761 km. Dalam Konvensi
Paris (1949) dinyatakan dalam bahwa negara-negara merdeka dan berdaulat
berhak mengadakan eksplorasi dan eksploitasi di wilayah udaranya, seperti untuk
kepentingan radio, penerbangan dan satelit.

9
Teori Konsep Wilayah Udara - Ada dua teori tentang konsepsi wilayah udara
yang dikenal saat ini, yaitu sebagai berikut..
1). Teori Udara Bebas (Air Freedom Theory)  - Penganut teori udara bebas terbagi
dalam dua aliran antara lain sebagai berikut...
a).  Aliran kebebasan ruang udara tanpa batas. Aliran ini berpendapat bahwa
ruang udara itu bebas dan dapat digunakan oleh siapapun. Tidak ada negara yang
mempunyai hak dan kedaulatan di ruang udara.
b). Aliran kebebasan udara terbatas. yang berpendapat bahwa :
 setiap negara berhak mengambil tindakan tertentu untuk memelihata
keamanan dan keselamatannya dan 
 negara kolong (negara bawah, subjacent state) hanya mempunya hak
terhadap wilayah/zona teritorial. 
2). Teorni Negara Berdaulat di Udara (The Air Sovereignty)
 Teori kemanan. Teori yang menyatakan bahwa suatu negara mempunyai
kedaulatan atas wilayah udaranya sampai batas yang diperlukan untuk menjaga
kemananan negara itu.  
 Teori pengawasan Cooper adalah kedaulatan negara ditentukan oleh
kemampuan negara yang bersangkutan untuk mengawasi ruang udara yang ada
diatas wilayahnya secara fisik dan ilmiah. 
 Teori udara schacter adalah teori yang wilayah udara harus sampai suatu
ketinggian, di mana udara masih mengangkat (mengapungkan) balon dan
pesawat udara. 
d. Wilayah Ekstrateritorial 
Wilayah ekstrateritorial adalah wilayah suatu negara yang berada di luar wilayah
negara itu. Dengan kata lain, wilayah negara tersebut berada di wilayah negara
lain atau di luar wilayah teritorial suatu negara. Contoh untuk ini adalah kantor
kedutaan besar suatu negara di negara lain atau kapal asing yang berlayar di laut
bebas dengan berbendera suatu negara. Seorang dua besar memiliki hak
ekstrateritorial, selain itu kekebalan diplomatik (hak imunitas yang bersifat
pribadi), yaitu hak kedaulatan atas bangunan, gedung dan halaman keduataan

10
besar sampai sebatas pagar. Tak seorang pun boleh memasuki halaman kedutaan
besar tanpa izin dari negara atau kedutaan besar yang bersangkutan.
2.2.2 Rakyat 
         Rakyat secara devinitive sebagai sekumpulan manusia yang hidup disuatu
tempat yang dilawankan dengan makhluk- makhluk lain yang hidup didunia.
Beberapa istilah yang erat pengertiannaya dengan rakyat :
a)    Rumpun (Ras)
b)    Bangsa (Volks)
c)    Nazi (Natie)

       Rumpun diartikan sebagai sekumpulan manusia yang merupakan suatu


kesatuan karena mempunyai ciri- ciri jasmaniah yang sama. Karena persamaan
ciri- ciri jasmaniah ini sendiri maka penduduk dunia ini dibagi- bagi dalam
macam- macam rumpun seperti rumpun melayu, kuning, putih, hitam, dll.

       Bangsa diartikan sebagai sekumpulan manusia yang merupakan suatu


kesatuan karena mempunyai perasaan kebudayaan, misalnya Bahasa, adat, agama,
dll. Oleh karena itu orang menyebut bangsa arab, walaupun didalamnya terdiri
bangsa- bangsa mesir, irak, yordania, dll. Dengan ciri-ciri di atas maka jelaslah
bahwa arti rumpun dibedakan aripada bangsa.

        Natie juga sering disebut dengan bangsa akan tetapi mempunyai ciri yang
berbeda. Natie diartikan sebagai sekumpulan manusia yangmerupaka suatu
kesatuan karena mempunyai kesatuan politik yang sama, contoh: Swis karena
sebenarnya terdiri dari bangsa- bangsa yang berbeda bahasanya sehingga negara
itu disebut sebagai negara nasional karena negara itu didirikan atas keadaan
nasional.

       Setelah diuraikan arti rumpun, bangsa dan natie maka rakyat itu mempunyai
arti yang netral dan rakyat sebagai salah satu unsur daripada negara harus

11
dihubungkan dengan ikatannya dengan negara karena itu rakyat harus
dimaksudkan sebagai warga negara yang dibedakan dengan orang asing.
   
 Ikatan seseorang yang menjadi warga negara menimbulkan hak dan kewajiban
maka kedudukan seorang warga negara dapat disimpulkan dalam empat hal yang
disebut:
1 Status positif.
       Memberi hak kepadanya untuk menuntut tindakan positif daripada negara
mengenai perlindungan atas jiwa , raga, milik, kemerdekaan dan sebagainya.
Untuk itu maka negara membentuk badan- badan penyenggaraan negara demi
kepentingan warganya.
2. Status negatif.
        Status negatif seorang warga negara akan memberi jaminan kepadanya
bahwa negara tidak boleh mencampuri terhadap hak- hak asasi warga negaranya
terkecuali untuk kepentingan umum.

3.Status aktif.  
        Status pasif ini merupakan kewajiban bagi setiap warga negaranya untuk
mentaati dan tunduk terhadap segala perintah negaranya, contoh: wajib militer
saat terjadi perang.

Mengenai soal kewarganegaraan masing- masing negara menganut asas yang


menguntungkan, misalnya orang mengenal dua macam asas kewarganegaraan dan
lainnya adalah campuran dari kedua asas itu.
     1. Ius Sanguinus adalah suatu asas dimana seseorang menjadi warga negara
negara berdasarkan keturunan jadi seorang menjadi WNI karena dia lahir di
Indonesia dengan orang tua yang berkewarganegaraan Indonesia.
2. Ius Soli adalah suatu asas yang seorang menjadi warga negara berdasarkan
tempat kelahiran. Jadi seorang menjadi WNI bila dia lahir diwilayah Indonesia.
Bisa dikatakan dengan campuran apabila kedua asas itu diperlakukan.

12
DWIKEWARGANEGARAAN.
     Menurut syarat kewarganegaraan Ingris seorang yang dilahirkan dalam
wilayah inggris dianggap sebagai British Citizen walaupun orang tuanya warga
negara Belanda dan menurut kewarganegaraan Belanda seorang yang diturunkan
oleh seorang belanda walaupun dilahirkan diluar negeri Belanda. Dengan
demikian maka timbul keadaan bahwa orang mempunyai itu mempunyai dua
macam kewarganegaraan.

TANPA KEWARGANEGARAAN.
      Menurut syarat kewarganegaraan Inggris seorang yang dilahirkan diluar
wilayah United Kingdom dari keluarga British Citizen dan setelah umur 20 tahun
tidak melaporkan diri tentang kewarganegaraannya pada perwakilan Inggris
setempat dan batas waktu untuk melaporkan itu sudah lewat yaitu 12 bulan maka
orang itu akan kehilangan kewarganegaraannya sebagai British Citizen dan juga
tidak memiliki kewarganegaraan lain sehingga ia menjadi tanpa kewarganegaraan
atau a patide.

2.2.3 Pemerintahan yang Berdaulat 


Adanya suatu pemerintahan yang berkuasa atas seluruh wilayahnya dan
segenap rakyatnya merupakan syarat mutlak keberadaan negara. Pemerintahan
lain atau negara lain tidak berkuasa di wlayah dan atas rakyat negara itu.
Kekuasaan seperti itu disebut kedaulatan (sovereignty). Jadi, kedaulatan adalah
kekuasaan terntinggi dalam suatu negara yang berlaku terhadap seluruh wilayah
dan segenap rakyat negara itu. Kedaulatan negara itu bersifat (1) asli, karena
bukan berdasarkan kekuasaan lain; (2) tertinggi, karena tidak ada kekuasaan lain
yang lebih tinggi di atasnya; dan (3) tidak dapat dibagi-bagi, karena baik ke
dalam maupun keluar, negara itu berdaulat sepenuhnya.

13
Menurut Jean Bodin, ada empat sifat kedaulatan, yaitu (1) asli, artinya
kekuasaan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi; (2) permanen,
artinya kekuasaan itu tetap ada selama negara itu berdiri, walaupun pemegang
kedaulatan berganti-ganti; (3) tunggal (bulat, artinya kekuasaan itu merupakan
satu-satunya kekuasaan tertinggi dalam negara yang tidak dibagi-bagi kepada
badan lain; dan (4) tidak terbatas, artinya kekuasaan itu tidak dibatasi oleh
kekuasaan lain. Bila ada kekuasaan lain yang membatasinya, maka kekuasaan
tertinggi yang dimilikinya akan lenyap. Pemerintah bida dibedakan atas
pemerintah dalam arti luas dan pemerintah dalam arti sempit. Pemerintah dalam
arti luas adalah keseluruhan alat perlengkapan negara yang memegang kekuasaan,
yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Di pihak lain, pemerintah
dalam arti sempit adalah seluruh alat perlengkapan negara yang melaksanakan
fungsi pemerintahan saja, yaitu lebmaga negara yang melaksanakan fungsi
pemerintahan saja, yaitu lembaga eksekutif (presiden dan para menteri) yang
bertugas menjalankan undang-undang yang telah dibuat oleh lembaga legislatif.
Adapun kedaulatan yang dimiliki pemerintah dapat berupa :
 Kedaulatan ke dalam, artinya pemerintah memiliki kewenangan tertinggi
dalam mengatur dan menjalankan organsiasi negara sesuai dengna peraturan
perundangan yang berlaku
 Kedaulatan ke luar, artinya pemerintah berkuasa bebas, tidak terikat dan
tidak tunduk kepada kekuatan lain. Pemerintah harus pula menghoramti
kekuasaan negara yang bersangkutan dengan tidak mencampuri urusan dalam
negerinya. 

2.2.4 Pengakuan dari Negara Lain


Pengakuan dari negara lain merupakan unsur yang memperkuat
terbentuknya sebuah negara. Pengakuan dari negara lain merupakan unsur yang
menerangkan bahwa suatu negara telah berdiri sehingga negara tersebut dikenal
oleh negara-negara lain. Pengakuan dari negara lain terdiri atas dua macam
antaralain sebagai berikut.

14
a. Pengakuan de facto, adalah pengakuan yang berdasarkan kenyataan yang
berupa ada atau fakta yang sungguh-sungguh nyata tentang berdirinya suatu
negara
 Pengakuan de facto yang bersifat tetap, adalah pengakuan dari negara lain
terhadap suatu negara yang bisa menimbulkan hubungan di bidang perdagangan
dan ekonomi. 
 Pengakuan de facto yang bersifat sementara,  adalah pengakuan yang
diberikan oleh negara lain tanpa melihat perkembangan negara tersebut. Apabila
negara tersebut hancur, maka negara lain akan menarik pengakuannya. 
b. Pengakuan de jure, adalah pengakuan yang berdasarkan pada pernyataan
resmi menurut hukum internasional. 
 Pengakuan de jure bersifat tetap , adalah pengakuan dari negara lain yang
berlaku untuk selamanya karena kenyataan yang menunjukkan adanya
pemerintahan yang stabil. 
 Pengakuan de jure bersifat penuh, adalah terjadinya hubungan
antarnegara yang mengakui dan diakui dalam hubungan dagang, ekonomi dan
diplomatik. Negara yang mengakui berhak menempati konsulat atau membuka
kedutaan di negara yang diakui. 

2.3 TEORI ASAL MULA NEGARA.

Mengenai asal-usul berdirinya suatu negara, teori-teori yang dibangun


lebih bertumpu kepada hasil pemikiran teoritis-deduktif, dibandingkan dengan
kajian empiris- induktif. Dalam ilmu politik dikenal banyak teori tentang lahirnya
sebuah negara, teori-teori tersebut merupakan pengaruh dari perkembangan ilmu-
ilmu sosial. Para ahli umumnya membagi delapan teori mengenai terbentuknya
sebuah negara sebgai berikut :
1. Teori perjanjian masyarakat (kontrak sosial)
2. Teori pengalihan hak.
3. Teori penaklukan.
4. Teori organis.

15
5. Teoti ketuhanan.
6. Teori garis kekeluargaan (partiarkhal atau matriarkhal)
7. Metafisis (idealistis)
8. Teori alamiah.

2.3.1 Teori perjanjian masyarakat (kontrak sosial)

Teori ini pertama kali dikembangkan oleh beberapa ahli filsafat dengan
tokoh utamanya adalah Thomas Hobbes, Jhon Locke, dan JJ. Rosseau. Teori ini
mengemukakan bahwa negara didirikan atas dasar kesepakatan para anggota
masyarakat. Mereka kemudian menyerahkan hak-hak yang dimilikinya untuk
diatur oleh negara.
Negara berdiri atas kompromi-kompromi politik antar warga masyarakat,
maka kelangsungan negara yang dibentuk sangat tergantung dari bagaimana
warga masyarakat mampu saling bekerjasama dan mengakomodasi setiap
perbedaan yang muncul dengan jalan dialog atau musyawarah.
Thomas Hobbes mengemukakan bahwa lahirnya negara adalah dengan
adanya kesepakatan untuk membentuk negara, maka rakyat menyerahkan semua
hak yang mereka miliki sebelumnya secara alamiah (sebelum adanya negara),
untuk diatur sepenuhnya oleh kekuasaan negara.
John Locke mengatakan bahwa sebagian besar anggota masyarakat
membentuk persatuan terlebih dahulu, baru kemudian anggota masyarakat
tersebut menjadi rakyat dari suatu negara yang didirikan. Negara dalam
pandangan John Locke tidak berkuasa secara absolut sebagaimana pandangan
Hobbes. Hal ini karena dalam ralitasnya, ada bagian yang dimiliki masing-masing
orang yaitu hak asasi.
Jean Jacques Rosseau dalam bukunya yang terkenal Du Contract Social
(1762), meletakan dasar berdirinya sebuah negara, yakni dengan menge
mengemukakan paham kedaulatan rakyat. Yaitu adanya suatu perjanjian atau
kesepakan untuk membentuk negara, tetapi rakyat tidak sekaligus harus
menyerahkan hak-hak yang dimilikinya untuk diatur negara. Agar partisipasi
rakyat dapat tersalurkan maka rakyat wajib memilih wakil-wakilnya untuk duduk

16
dalam pemerintahan yang didirikan serta menyusun birokrasi pemerintah secara
lebih partisipatif.

2.3.2 Teori Pengalihan Hak

Teori pengalihan hak merupakan teori negara yang dipelopori oleh Sir Robert
Filmer dan Loyseau. Pengertian umumnya adalah bahwa hak yang dimiliki oleh
negara pada hakikatnya diperoleh setelah rakyat melepaskan sebagian hak yang
dimilikinya atau rakyat membiarkan berlakunya hak tersebut untuk dikelola oleh
negara. Pada umumnya pengalihan hak tepat diterapkan untuk mengkaji
terbentuknya negara monarkhi. Pengalihan hak ini dapat dianalogikan kepada
pembentukan negara sebagai hasil revolusi.

2.3.3 Teori Penaklukan

Teori penaklukan banyak dikemukakan oleh ilmuwan politik antara lain, Ludwig
Gumplowitz, Gustav Ratzenhover, Georg Simmel, dan Lester Frank Ward. Teori
ini erat kaitanya dengan doktrin “ kekuatan menimbulkan hak”. Bahwa pihak atau
kelompok yang kuat, akan menaklukan pihak atau kelompok lainya, dan
selanjutnya mendirikan sebuah negara. Pembuktian dan penggunaan kekuatan
berlaku sebagai dasar terbentuknya negara.

2.3.4 Teori Organis


Teori organis merupakan teori yang banyak dipengaruhi oleh cara pandang dalam
ilmu eksakta, dengan tokohnya, Georg Wilhelm Hegel, J.K. Bluntscli, John
Salisbury, Marsiglio Padua, Pfufendrorf, Henrich Ahrens, J.W Scelling, FJ
Schitenner dan lain sebagainya.

Negara adalah suatu organisme. Negara lahir sebagai analogi kelahiran makhluk
hidup lainya. Jika ada embrionya dari masyarakat-masyarakat atau suku-suku
bangsa, maka perlahan-lahan berkembang masyarakat atau suku bangsa tersebut
menjadi sebuah negara. Teori organis mengenai lahirnya negara dapat

17
dianalogikan dengan teori historis atau teori evolusi. Negara tumbuh sebagai hasil
suatu evolusi yang memerlukan proses panjang.

2.3.5 Teori Ketuhanan


Teori ketuhanan pada awalnya banyak dianut oleh sebagian besar ilmuwan politik
pada abad 18 M, dengan tokohnya Thomas Aquinas. Kekuasaan atas negara dan
terbentuknya negara adalah karena hak-hak yang dikaruniakan oleh Tuhan. Dalam
implementasinya setiap kebijakan negara senantiasa mengatasnamakan Tuhan,
sehingga rakyat harus mematuhi apa yang telah diputuskan pemimpinya.

2.3.6 Teori Garis Kekeluargaan (Patriarkhal, atau Matriarkhal)

Teori ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan ilmu sosiologi dan antropologi,
yang mendunia sejak awal abad 19 M, dengan tokohnya Henry S. Maine, Herbert
Spencer, dan Edward Jenks. Menurut teori ini negara dapat terbentuk dari
perkembangan suatu keluarga yang menjadi besar dan kemudian bersatu
membentu negara, sehingga negara yang terbentuk adakalanya manganut garis
kekeluargaan berdasarkan garis ayah (patriarkhal), dan bahkan adakalanya garis
ibu (matriarkhal).

Teori ini juga disebut sebagai teori perkembangan suku. Orang-orang yang
mempunyai hubungan darah (kekeluargaan) berkembang menjadi suatu suku,
kemudian berkembang secara lebih luas lagi sampai membentuk suatu negara.

2.3.7 Teori Metafisis (idealistis)


Teori metafisis banyak mendapat pengaruh dari para ahli filsafat, dengan
tokohnya yang terkemuka adalah Immanuel Kant. Negara ada, lahir, dan terbentuk
karena memang seharusnya ada dengan sendirinya, maka ketika jumlah manusia
semakin banyak secara otomatis negara akan lahir dengan sendirinya. Dalam

18
prosesnya, negara adalah kesatuan supranatural, terbentuknyapun karena
dorongan supranatural atau metafisis.

2.3.8 Teori Alamiah


Teori alamiah merupakan pandangan awal tentang berdirinya sebuah negara,
dengan tokohnya Aristoteles. Negara terbentuk karena kodrat alamiah manusia.
Sebagai zoon politikon (manusia politik yang bermasyarakat), maka manusia
membutuhkan adanya negara. Sehubungan dengan kebutuhan alamiah inilah,
maka dibentuk sebuah negara dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya.

                                               

19
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
        Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya
baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan
yang berada di wilayah tersebut.
Unsur- unsur pembentuk Negara terdiri atas Rakyat, Wilayah.Pemerintah
yang berdaulat dan   pengakuan dari Negara lainBangsa adalah sekelompok
manusia / orang yang memiliki cita-cita bersama yang mengikat dan menjadi satu
kesatuan, perasaan senasib sepenanggungan, karakter yang sama, adat istiadat /
budaya yang sama, satu kesatan wilayah, teroganisir dalam satu wilayah
hukum.Istilah Negara merupakan terjemahan dari de staat (belanda), the
state (inggris), I’etat (prancis), statum (latin), lo stato (Italia), dan  der
staat (jerman).
Menurut bahasa sansekerta, nagari atau Negara, berarti kota, sedangkan
menurut bahasa suku-suku di Indonesia sering disebut negeri atau Negara, yaitu
tempat tinggal.Secara umum dikenal adanya 2 proses pembentukan  bangsa-
negara, yaitu model ortodoks dan model mutakhir. Unsur-unsur negara antara
lain rakyat atau masyarakat, wilayah / daerah, meliputi udara, darat, dan perairan
(perairan bukan merupakan syarat mutlak) dan pemerintah yang berdaulat.
Beberapa teori terjadinya negara adalah Teori hukum alam, Teori ketuhanan dan
Teori perjanjian

3.2 SARAN

20
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain
akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.
DAFTAR  PUSTAKA

Ramiyanto, Karyadin. 2020. Ilmu Negara. Jakarta: Deepublish


Evi Purnama Sari, Conie Pania Putri. 2021. Pengantar Ilmu Negara. Jawa Barat :
CV. Adanu Abimata.
http://www.artikelsiana.com/2015/05/sifat-negara-hakikat-negara-
pengertian.html
http://www.tugassekolah.com/2016/01/penjelasan-unsur-unsur-negara-secara-
detail-dan-lengkap.html
http://agil-asshofie.blogspot.co.id/2011/11/teori-asal-mula-negara.html,

21

Anda mungkin juga menyukai