Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL SKRIPSI

Analisis Penetapan Objek Tanah Terlantar Atas Hak


Guna Usaha (HGU) Perkebunan PT. Sawit Jambi Lestari
(Putusan 31/P/PF/2016/PTUN.JBI)

BRATA YUDHA PUTRA SITIO


NIM. B10017267

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS JAMBI


LATAR BELAKANG
 Banyaknya objek yang terindikasi tanah terlantar di Indonesia menjadi
sebuah permasalahan tersendiri. Hal ini Mengingat kenyataan bahwa
tanah merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan
mengingat pentingnya tanah bagi kehidupan manusia
 Pada prinsipnya, Hukum Agraria Indonesia tidak memperkenankan adanya
tindakan penelantaran tanah oleh Pemiliknya (Pemegang Hak).
 Guna mencegah munculnya efek negatif tersebut, maka upaya penelantaran
tanah harus segera diantisipasi sedini mungkin. Untuk itulah Undang -
Undang Nomor 5 Tahun 1960 (Agraria / UUPA) mengingatkan kita semua,
terutama para Pemegang hak, untuk tidak menelantarkan tanahnya secara
sengaja
lanjutan,..

Namun sejak pengundangan UUPA, Pasal-pasal mengenai tanah


terlantar ini tidak dengan serta merta dapat dilaksanakan, sebab
juklak pasal tersebut diatas belum diterbitkan, akibatnya larangan
penelantaran tanah tidak efektif, sehingga tindakan penelantaran
tanah semakin meluas dan tak terkontrol.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik dengan masalah ini dan akan membahas
masalah ini kedalam suatu karya tulis berupa proposal yang berjudul “Analisis
Penetapan Objek Tanah Terlantar Atas Hak Guna Usaha (HGU)
Perkebunan PT. Sawit Jambi Lestari (Putusan 31/P/PF/2016/PTUN.JBI“
Perumusan MASALAH

Bagaimanakah penetapan objek tanah


1 terlantar atas Hak Guna Usaha Perkebunan
atas nama PT. Sawit Jambi Lestari?

Bagaimana kedudukan hukum masyarakat yang


2 menguasai dan memanfaatkan objek tanah
terindikasi terlantar tersebut?
Tujuan Penelitian

Untuk mengkaji dan menganalisis penetapan


1 objek tanah terlantar atas Hak Guna Usaha
Perkebunan atas nama PT. Sawit Jambi
Lestari.

Untuk mengkaji dan menganalisis Bagaimanakah


2 kedudukan hukum masyarakat yang menguasai dan
memanfaatkan objek tanah terindikasi terlantar
tersebut.
KAJIAN KONSEPTUAL
Hak Menguasai Negara Atas
Tanah
hak menguasai negara atas tanah yang
diatur dalam Pasal 2 ayat (1) UUPA
bahwa bumi, air dan ruang angkasa
termaksud kekayaan alam yang
terkandung didalamnya itu pada HAK GUNA USAHA
tingkatan tertinggi dikuasai oleh
Ketentuan mengenai Hak Guna
negara sebagai organisasi kekuasaan
seluruh rakyat. Usaha (HGU) disebutkan dalam
Pasal 16 ayat (1) UUPA. HGU
secara khusus diatur dalam
KONSEP TANAH TERLANTAR Pasal 28 sampai dengan Pasal
34 UUPA
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2010
tentang Tata Cara Penertiban Tanah
Terlantar, prosedur yang telah
ditetapkan dalam penertiban tanah
terlantar adalah inventarisasi dan
identifikasi serta penelitian
Teori • perlindungan hukum merupakan gambaran
Perlindungan dari bekerjanya fungsi hukum untuk
mewujudkan tujuan-tujuan hukum, yakni
Hukum keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum

• kepastian hukum mengandung dua pengertian, yaitu


pertama, adanya aturan yang bersifat umum membuat
individu mengetahui perbuatan apa yang boleh atau tidak
Teori Kepasti an boleh dilakukan, dan kedua, berupa keamanan hukum bagi
Hukum individu dari kesewenangan pemerintah karena dengan
adanya aturan yang bersifat umum itu individu dapat
mengetahui apa saja yang boleh dibebankan atau
dilakukan oleh Negara terhadap individu
Metode Penelitian

Pengumpulan Bahan
TIPE PENELITIAN PENDEKATAN PENELITIAN
Hukum
ANALISA BAHAN HUKUM
pendekatan
YURIDIS perundang-undangan
(statute approach)
hukum primer, bahan
hukum sekunder, dan
EMPIRIS dan pendekatan kasus
(The Case Approach),
bahan hukum tersier
dengan menggunakan
Teknik inventarisir
Pendekatan Teknik sistematisasi
sistem kartu (card system
Konseptual Teknik interpretasi
(Conceptual
Approach) dan
Pendekatan Historis
(Historical Approach).
SEKIAN YANG DAPAT DISAMPAIKAN, MOHON MAAF
ATAS KEKURANGAN, TERIMA KASIH ^^

Jambi, November 2021

Anda mungkin juga menyukai