Anda di halaman 1dari 21

KEPASTIAN HUKUM PENINGKATAN HAK ATAS TANAH BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG KETENTUAN POKOK


AGRARIA DAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG
PENDAFTARAN TANAH
(Analisis Putusan Perkara Perdata Nomor : 60/PDT.G/2018/PN.Tng, tanggal 27 September 2018)
ABDUL KHOLIK
Fakultas Hukum Universitas Pamulang
ms.kholik@gmail.com

ABSTRAK
ABDUL KHOLIK, 161010250314, KEPASTIAN HUKUM PENINGKATAN HAK ATAS TANAH
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG KETENTUAN
POKOK AGRARIA DAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG
PENDAFTARAN TANAH (Analisis Putusan Perkara Perdata Nomor: 60/PDT.G/2018/PN.Tng,
tanggal 27 September 2018). Bertolak dari pemahaman bahwa dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 maupun
Pasal 2 UUPA tidak ada istilah tanah milik Negara, yang ada adalah tanah yang dikuasai Negara. Pengertian
tanah negara dan tanah hak garap pada prinsipnya semua tanah dalam penguasaan negara. Hak menguasai
negara bukan berarti negara memiliki tanah tersebut, hal ini sesuai dengan prinsip tanah memiliki fungsi
sosial, yang berarti setiap orang wajib menggunakan sesuai dengan peruntukkannya dan pemanfaatan tanah
yang ditentukan dalam tata ruang setempat hal ini tentunya mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997, yang menyebutkan pendaftaran tanah diselenggarakan untuk memberikan jaminan kepastian
hukum dibidang pertanahan dan sistem pendaftaran tanah ini menggunakan 2 sistem yaitu Sistem sistematik
dan Sistem sporadik. Skripsi ini membahas dan menguraikan Mekanisme dan tata cara peningkatan hak atas
tanah, dan Kepastian hukum peningkatan hak atas tanah telah sesuai dengan prinsip-prinsip pendaftaran
tanah dikaitkan dengan Putusan Nomor 60/PDT.G/2018/PN.Tng. Penelitian ini bersifat yuridis normatif,
dimana penulis mengkaji Undang-Undang yang kemudian dikaitkan dengan sejauh mana peraturan tersebut
diterapkan dan berlaku di masyarakat. Hasil dari penelitian ini mengungkap bahwa Pertama, mekanisme
dari kegiatan pendaftaran hak atas tanah sebagaimana diatur dalam Pasal 12 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, meliputi: Pengumpulan dan pengolahan data fisik; Pembuktian hak
dan pembukuannya; Penerbitan sertipikat; Penyajian data fisik dan data yuridis; dan Penyimpanan
daftar umum dan dokumen. Kedua, Dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997,
disebutkan bahwa tujuan Pendaftaran Tanah adalah untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan
hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah, hal ini ditegaskan dalam pertimbangan hukum
Majelis Hakim melalui Putusan No. 60/PDT.G/2018/PN.Tng bahwa tanah garapan Situ Cihuni adalah tanah
dalam penguasaan negara yang sudah dimanfaati oleh PT Cihuni Mas (Penggugat) telah sesuai dengan
prinsip Pasal 6 UUPA bahwa tanah memiliki fungsi sosial, artinya setiap subyek hukum wajib menggunakan
sesuai dengan peruntukannya dan pemanfaatan tersebut dapat juga dilakukan dengan
membebaskan/memberikan ganti rugi kepada pihak yang mengelola sebelumnya. Jadi apabila BPN menolak
permohonan peningkatan hak atas tanah yang telah memperoleh perizinan atas lahan tanah Situ Cihuni dan
membayar ganti rugi garap maka tindakan BPN, dan Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian
Pekerjaan Umum Selaku Tergugat merupakan tindakan melawan hukum.Nm.
147
PENDAHULUAN dalam pasal tersebut adalah permukaan bumi.
A. Latar Belakang Penelitian Makna permukaan bumi sebagai bagian dari
Tanah merupakan kebutuhan hidup tanah yang dapat dihaki oleh setiap orang atau
manusia yang sangat mendasar. Manusia badan hukum.
hidup dan melakukan aktivitas di atas tanah, Munculnya sengketa tanah di
sehingga dapat dikatakan hampir semua Indonesia beberapa waktu terakhir seakan
kegiatan hidup manusia, baik secara langsung kembali menegaskan kenyataan bahwa negara
maupun tidak langsung, selalu memerlukan masih belum bisa memberikan jaminan hak
tanah. Tanah sebagai sumber daya alam yang atas tanah kepada rakyatnya. Undang-Undang
dikaruniakan Tuhan Yang Maha Esa kepada Nomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan
bangsa Indonesia sebagai kekayaan nasional Pokok Agraria baru sebatas menandai
merupakan sarana dalam menyelenggarakan dimulainya era baru kepemilikan tanah yang
seluruh aktivitas kehidupan rakyat dan awalnya bersifat komunal berkembang
mempunyai peranan yang penting bagi hidup menjadi kepemilikan individual. Dewasa ini
manusia, dalam hal ini setiap orang pasti perkara hak milik atas sengketa tanah sering
memerlukan tanah, bukan hanya untuk terjadi. Secara umum, penyebab munculnya
menjalani hidup dan kehidupannya. Untuk sengketa tersebut bermacam-macam, antara
mati pun manusia memerlukan tanah. lain adalah harga tanah yang meningkat
Demikian pula dalam rangka kepentingan dengan cepat, kondisi masyarakat yang
kenegaraan, terutama dalam mendukung semakin sadar dan peduli akan kepentingan
kegiatan pembangunan di segala bidang, atau haknya, dan berbagai alasan lain yang
selalu memerlukan tanah sebagai tempat menjadi dasar gugatan kepemilikan tanah di
untuk pelaksanaan kegiatan pembagunan pengadilan.
tersebut. Dalam Undang-undang Dasar Tahun Dalam mencari penyelesaian dari
1945 Pasal 33 Ayat (3), disebutkan bahwa sengketa tanah tersebut diperlukan kebijakan
bumi dan air dan kekayaan alam yang dari pelaksanaan kekuasaan negara
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara (pemerintah) dalam hal pengaturan dan
dan dipergunakan untuk sebesar-besar pengelolaan di bidang pertanahan, terutama
kemakmuran rakyat. Ketentuan mengenai dalam hal kepemilikan, penguasaan,
tanah juga dapat dilihat dalam Undang- penggunaan, dan pemanfaatannya, termasuk
undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun dalam upaya penyelesaian sengketa
1960. Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria pertanahan yang timbul. Pada prinsipnya
(selanjutnya disebut UUPA). Pengertian tanah setiap sengketa pertanahan dapat diatasi
diatur dalam Pasal 4 UUPA yang menjelaskan dengan norma dan aturan-aturan berdasarkan
bahwa atas dasar hak menguasai dari negara hukum yang berlaku.
sebagai yang dimaksud dalam Pasal 2 Hal ini menyangkut persoalan yang
ditentukan adanya macam-macam hak atas akan diangkat oleh penulis. Sengketa hak atas
permukaan bumi yang disebut tanah, yang tanah di atas timbul karena beberapa alasan
dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh yang dijadikan dasar gugatan ke pengadilan,
orang-orang, baik sendiri maupun bersama- termasuk sengketa atas tanah (Situ Cihuni)
sama dengan orang lain serta badan hukum. yang terletak di Desa Cihuni, Kec.
Dengan demikian yang dimaksud istilah tanah Pagedangan Legok Kabupaten Tangerang
147
Gugatan yang berupa tuntutan hak atas suatu perdata Nomor: 60/PDT.G/2018/PN.Tng,
tanah bertujuan untuk memperoleh tanggal 27 September 2018 ?
perlindungan hukum yang diberikan oleh D. Metode Penelitian
pengadilan untuk mencegah Penelitian merupakan suatu kegiatan
eigenrichting.Seperti yang terjadi berdasarkan ilmiah yang berkaitan dengan menganalisa
Nomor Putusan Pengadilan Negeri dan konstruksi, yang dilakukan secara
Tangeranga Nomor: 60/PDT.G/2018/PN.TNG normatif yuridis dengan metodologis,
Tanggal, 27 September 2018, atas sengketa sistematis, dan konsisten. Penelitian dapat
tanah ini digugat dari tingkat Pengadilan dikatakan sebagai sarana untuk memperkuat,
Negeri sampai dengan di Pengadilan Tinggi membina, dan mengembangkan ilmu
bahkan perkara ini melibatkan pihak ketiga pengetahuan manusia. Metodologis berarti
dengan adanya derdenverzet (perlawanan sesuai dengan metode atau cara tertentu; dan
pihak ketiga). Hal-hal yang menjadi pokok sistematis adalah berdasarkan suatu sistem,
perkara dalam sengketa tanah tersebut, No. sedangkan konsisten berarti tidak adanya hal-
J.A.5/33/11 yang dimuat dalam tambahan hal yang bertentangan dalam suatu kerangka
Berita Negara RI tanggal 10 Agustus 1956 tertentu.
No. 64 (No.111-1956). 1. Jenis Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka Jenis dalam penelitian ini yang
Penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji digunakan dalam penyusunan skripsiini
sebagai bentuk karya ilmiah (skripsi) dengan adalah penelitian yuridis normatif yang
judul “KEPASTIAN HUKUM bertujuan untuk meneliti
PENINGKATAN HAK ATAS TANAH kepastianhukumberdasarkan studi
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG kepustakaan (dokumen atau penelitian
NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG kepustakaan),
KETENTUAN POKOK AGRARIA DAN 2. Sumber Data
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR Mengingat penelitian hukum ini
24 TAHUN 1997 TENTANG bersifat yuridis normatif, maka data yang
PENDAFTARAN TANAH (Analisis digunakan dalam penelitian ini adalah
Putusan Perkara Perdata Nomor : 60 / data sekunder, yang terdiri atas :
PDT.G / 2018 / PN.Tng, tanggal, 27 a. Bahan hukum primer, berupa
September 2018)”. ketentuan hukum dan perundang-
B. RumusanMasalah undangan yang berkaitan dengan
Berdasarkan latar belakang yang telah penelitian ini, antara lain Undang-
dijelaskan di atas, maka pokok permasalahan Undang Dasar Negara Republik
dari penelitian ini yaitu sebagai berikut : Indonesia 1945, Kitab Undang-
1. Bagaimanakah mekanisme dan tata cara Undang Hukum Perdata,
peningkatan hak atas tanah berdasarkan b. Bahan hukum sekunder, berupa
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 literature-literature tertulis yang
tentang Ketentuan Pokok Agraria dan berkaitan dengan pokok masalah
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun dalam penelitian ini, baik berbentuk
1997 tentang Pendaftaran Tanah? buku-buku, teori para sarjana,
2. Bagaimanakah kepastian hukum skrispi, tesis, disertasi, jurnal hukum,
peningkatan hak atas tanah sesuai dengan makalah, artikel surat kabar, dan
prinsip-prinsip pendaftaran tanah penelusuran media cetak maupun
dikaitkan dengan Putusan Perkara elektronik.
c. Bahan hukum tersier, merupakan yang mana hasil penelitian lapangan
bahan hukum yang memberikan tersebut akan dikaitkan dengan data
petunjuk maupun penjelasan atas sekunder untuk dianalisa, yang
bahan hukum primer dan sekunder, bertujuan untuk dapat memberikan
diantaranya Kamus Hukum, dan solusi atas permasalahan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
aneka istilah hukum, dan ANALISIS TENTANG KEPASTIAN HUKUM
ensiklopedia. PENINGKATAN HAK ATAS TANAH
4. Teknis Pengumpul Data BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
Teknik pengumpulan data yang NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG
digunakan dalam penelitian ini adalah KETENTUAN POKOK AGRARIA DAN
berdasarkan Studi Kepustakaan yang PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24
merupakan data utama penelitian TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN
dikumpulkan ini yang kemudian TANAH (Putusan Perkara Perdata Nomor
dilakukan analisis permasalahannya. 60/Pdt.G/2018/Pn.Tng Tanggal 27 September
Adapun bahan-bahan yang akan 2018)
dikumpulkan antara lain permasalahan, A. Kasus Posisi
asas-asas, argumentasi, implementasi Berdasarkan uraian latar belakang
yang ditempuh, alternatif kasus di atas, PT Cihuni Mas yakni
pemecahannya yang berkaitan dengan Penggugat melalui kuasa hukumnya pada
Gugatan Perkara Perdata terhadap tanggal 23 Januari 2018 melayangkan
Peningkatan Hak Atas Tanah melalui Gugatan Perbuatan Melawan Hukum
Putusan Nomor: 60/PDT/2019/PN. Tng, sebagaimana diatur dalam Pasal 1365
tanggal 27 September 2018, yang ada KUHPerdata melalui Pengadilan Negeri
relevansinya atau kaitannya dengan Tangerang dalam register Nomor :
obyek penelitian yang akan dibahas. 60/Pdt.G/2018/PN.Tng, untuk memeriksa,
5. AnalisisData mengadili, dan memutus dalam penyelesaian
Analisis data dalam penelitian ini peningkatan hak atas tanah.
bersifat kualitatif deskriptif terhadap 1. Para Pihak
data primer (field Research) dan data Berdasarkan latar belakang
sekunder (library research) dengan permasalahan di atas, pada tanggal 23
menguraikan persoalan dan fakta-fakta Januari 2018 gugatan didaftarkan di
yang diuraikan secara tertulis dari bahan Kepaniteraan Pengadilan Negeri
kepustakaan dan akan dianalisa dengan Tangerang, dalam register Perkara
menggunakan pendekatan peraturan Nomor :60/Pdt.G/2018/PN.Tng tanggal
perundang-undangan yang pada 27 September 2018, dalam perkara
akhirnya akan ditarik sebuah Perbuatan Melawan Hukum (PMH),
kesimpulan. Deskripsi dilakukan dimana para pihak yaitu:
terhadap isi maupun struktur hukum PT Cihuni Mas selaku Penggugat yaitu
yang berkaitan dengan mekanisme dan Perseroan yang berdomisili di Jalan
tata cara peningkatan hak atas tanah Empu Tantular Perum II Karawaci,
dalam hukum positif di Indonesia. Tangerang 15811, yang dalam hal ini
Untuk menunjang serta mendukung diwakili oleh Direktur Utama
hasil penelitian kepustakaan tersebut Perseroan,Yosef A.W. Edy Widjaya
maka dilakukan penelitian lapangan
memberikan kuasa kepada kuasa 1. Surat Gubernur Provinsi Jawa Barat No.
hukumnya, 556-31/1424/Perek tanggal 15 Mei 1997
Melawan perihal Persetujuan Prinsip Pengelolaan
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Situ Cihuni di Desa Cihuni Kecamatan
Kementerian Pekerjaan Umum Selaku Legok Kabupaten Tangerang;
Tergugat, yang berkedudukan di Jalan 2. Surat Ketua Bappeda Provinsi Jawa Barat
Patimura Nomor 20, Kebayoran Baru, selaku Ketua Komisi AMDAL Daerah
Jakarta Selatan, dalam hal ini diwakili No. 660/y2y/Amdal tanggal 23 Juli 1997
Kuasanya; dan perihal AMDAL Graha Taruna di
Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang Kabupaten Tangerang;
selaku Turut Tergugat, yang 3. Surat Kepala Dinas Pariwisata Provinsi
berkedudukan di Jl. H. Abdul Hamid Jawa Barat No. 556.31/1061.Bin.Ob
Kav.8, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. tanggal 17 September 1997 perihal Surat
Sebelumnya Majelis Hakim telah Persetujuan Prinsip Membangun;
mengupayakan perdamaian diantara para 4. Surat Bupati Tangerang No. 435/841-
pihak melalui mediasi sebagaimana I.II/III/1999 tanggal 29 Maret 1999
diatur dalam Perma Nomor 1 Tahun 2016 perihal Rekomendasi Pengelolaan dan
tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, Pemeliharaan Situ Cihuni di Cihuni
namun berdasarkan laporan Hakim Legok;
Mediator tanggal 19 September 2018 5. Surat Kepala Dinas Sumber Daya Air
upaya perdamaian tersebut tidak berhasil. dan Pemukiman Provinsi Banten No.
2. Dasar Gugatan dan alasan Penggugat 503/32/DSP/2008 tanggal 15 Februari
Adapun yang menjadi dasar 2008 perihal Rekomendasi Pengelolaan
gugatan Penggugat adalah Penggugat Situ Cihuni.
telah memperoleh penguasaan dan hak Menurut Penggugat, Direktur Jenderal
garap berikut perizinan atas lahan tanah Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan
Situ Cihuni yang terletak di Desa Cihuni Umum Selaku Tergugat salah mengartikan
Kec Pagedangan Legok Kab. Tangerang mengenai pengertian tanah negara, dalam
seluas 32,34 Ha dengan batas-batas tanah artian berdasarkan Peraturan Pemerintah
Sebelah utara: Jalan Desa; Sebelah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Timur: Komp. Perumahan Gading Barang Milik Negara, yang mana setiap
serpong; Sebelah Selatan: Komp. barang milik negara harus dilengkapi dengan
Perumahan Gading Serpong; Sebelah bukti kepemilikan hak seperti sertifikat hak
Barat: Komp. Perumahan Gading atas tanah.
Serpong, dengan telah melakukan “Barang milik negara/daerah yang berupa
pembayaran ganti rugi dan membebaskan tanah yang dikuasai Pemerintah Pusat/Daerah
lahan pada tanggal 17 Mei 2003 kepada harus disertifikatkan atas nama pemerintah
para penggarap bekas kebun palawija. Republik Indonesia/pemerintah daerah yang
Selanjutnya pada tahun 1996 bersangkutan”.
pengelolaaan Situ Cihuni yang dimohon Dan Pasal 43 ayat (1) Peraturan Pemerintah
oleh PT. Graha Taruna sekarang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Penggugat telah memperoleh ijin dari Barang Milik Negara/Daerah, yang berbunyi:
pemerintah yang berwenang, yaitu “Barang Milik Negara/Daerah berupa tanah
berupa: harus disertipikatkan atas nama Pemerintah
Republik Indonesia/Pemerintah Daerah yang 5. Menyatakan bahwa lahan tanah yang
bersangkutan”. terletak di Desa Cihuni Kec
1) Permohonan Penggugat Pagedangan Legok Kab. Tangerang
Penggugat berdasarkan surat sekarang dikenal dengan Situ Cihuni
gugatannya tertanggal 22 Januari 2018 seluas 32,34 Ha dengan batas-batas
yang diterima dan didaftarkan di tanah Sebelah utara: Jalan Desa;
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Sebelah Timur: Komp. Perumahan
Tangerang pada tanggal 23 Januari 2018 Gading serpong; Sebelah Selatan:
dalam register Nomor Komp. Perumahan Gading Serpong;
:60/Pdt.G/2018/PN.Tng, telah Sebelah Barat: Komp. Perumahan
mengajukan permohonan dalam Gading Serpong, bukan merupakan
gugatannya, yaitu sebagai berikut : tanah milik dan/atau menjadi hak
1. Mengabulkan gugatan Penggugat kewenangan Tergugat untuk
seluruhnya; memanfaatkannya dan mengelolanya;
2. Menyatakan bahwa perbuatan yang 6. Memerintahkan Turut Tergugat untuk
dilakukan oleh Tergugat dan Turut melanjutkan proses permohonan
Tergugat terbukti telah melakukan peningkatan status hak atas tanah yang
Perbuatan Melawan Hukum diajukan Penggugat atas lahan tanah
(Onrechtmatigedaad); yang terletak di Desa Cihuni Kec
3. Menyatakan Penggugat adalah pemilik Pagedangan Legok Kab. Tangerang
sah atas sebidang tanah yang terletak sekarang dikenal dengan Situ Cihuni
di Desa Cihuni Kec Pagedangan seluas 32,34 Ha dengan batas-batas
Legok Kab. Tangerang sekarang tanah Sebelah utara: Jalan Desa;
dikenal dengan Situ Cihuni seluas Sebelah Timur: Komp. Perumahan
32,34 Ha dengan batas-batas tanah Gading serpong; Sebelah Selatan:
Sebelah utara: Jalan Desa; Sebelah Komp. Perumahan Gading Serpong;
Timur: Komp. Perumahan Gading Sebelah Barat: Komp. Perumahan
serpong; Sebelah Selatan: Komp. Gading Serpong;
Perumahan Gading Serpong; Sebelah 7. Menghukum Tergugat untuk
Barat: Komp. Perumahan Gading menyerahkan kepada Penggugat
Serpong; dalam keadaan kosong sebidang tanah
4. Menyatakan bahwa Penggugat adalah yang terletak di Desa Cihuni Kec.
pihak yang berwenang untuk Pagedangan Legok Kab. Tangerang
mengajukan permohonan peningkatan sekarang dikenal dengan Situ Cihuni
status hak atas lahan tanah yang seluas 32,34 Ha dengan batas-batas
terletak di Desa Cihuni Kec tanah Sebelah utara: Jalan Desa;
Pagedangan Legok Kab. Tangerang Sebelah Timur: Komp. Perumahan
sekarang dikenal dengan Situ Cihuni Gading serpong; Sebelah Selatan:
seluas 32,34 Ha dengan batas-batas Komp. Perumahan Gading Serpong;
tanah Sebelah utara: Jalan Desa; Sebelah Barat: Komp. Perumahan
Sebelah Timur: Komp. Perumahan Gading Serpong;
Gading serpong; Sebelah Selatan: 8. Menghukum Turut Tergugat untuk
Komp. Perumahan Gading Serpong; tunduk dan patuh pada putusan ini;
Sebelah Barat: Komp. Perumahan 9. Menyatakan bahwa putusan perkara
Gading Serpong; ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu
meskipun ada upaya hukum Sementara dalam petitum angka 3
perlawanan, banding, kasasi ataupun gugatan a quo Penggugat mendalilkan
upaya hukum lainnya dari Tergugat Penggugat adalah Pemilik sah atas
(Uitvoerbaar Bij Vorraad); sebidang tanah Situ Cihuni seluas 32, 34
10. Memerintahkan kepada Tergugat Ha. Berdasarkan kedua dalil tersebut
untuk membayar segala biaya terdapat ketidaksesuaian dan
perkara yang timbul dari perkara ini. pertentangan antara posita dengan
3. Tanggapan Tergugat petitum gugatan a quo. Dimana
Dalam jawaban Tanggapan Penggugat dalam positanya mengakui
Tergugat, penulis akan uraikan dalam Negara dalam hal ini Pemerintah
jawaban Eksepsi dan Pokok Perkara Republik Indonesia sebagai penguasa
Tergugat, yaitu sebagai berikut : kekayaan Negara berupa Situ Cihuni
1) Eksepsi Gugatan Kabur (Obscuur sementara itu dalam petitumnya
Libel) Penggugat mengklaim bahwa Penggugat
Dalam posita angka 3 gugatan a adalah Pemilik sah sebidang tanah Situ
quo Penggugat mendalilkan Penggugat Cihuni.
telah memperoleh ijin dari instansi Berdasarkan uraian eksepsi diatas
Pemerintah yang berwenang yakni mohon kepada majelis hakim yang
berupa: memeriksa perkara a quo dapat memutus
a. Surat Gubernur Provinsi Jawa Barat gugatan tidak dapat diterima (niet
No. 556-31/1424/Perek tanggal 15 ontvankelijkeverklaard/NO).
Mei 1997 perihal Persetujuan Prinsip 2) Perbuatan licik (Doli Presentis)
Pengelolaan Situ Cihuni di Desa Bahwa terhadap dalil Penggugat
Cihuni Kecamatan Legok Kabupaten Tergugat menyatakan:
Tangerang; a. Bahwa dalam gugatan a quo
b. Surat Ketua Bappeda Provinsi Jawa Penggugat menginginkan adanya
Barat selaku Ketua Komisi AMDAL peningkatan status hak atas tanah
Daerah No. 660/y2y/Amdal tanggal Situ Cihuni yang merupakan
23 Juli 1997 perihal AMDAL Graha kekayaan Negara dimana Tergugat
Taruna di Kabupaten Tangerang; memiliki kewenangan untuk
c. Surat Kepala Dinas Pariwisata menguasai kekayaan Negara
Provinsi Jawa Barat No. tersebut. Dalam gugatan a quo secara
556.31/1061.Bin.Ob tanggal 17 nyata Penggugat ingin menguasai
September 1997 perihal Surat dan memiliki kekayaan Negara
Persetujuan Prinsip Membangun; secara melawan hukum.
d. Surat Bupati Tangerang No. 435/841- b. Gugatan Penggugat dapat berpotensi
I.II/III/1999 tanggal 29 Maret 1999 mempengaruhi pihak lain yang
perihal Rekomendasi Pengelolaan dan memperoleh izin atas hak garap
Pemeliharaan Situ Cihuni di Cihuni dan/atau hak pengelolaan atas
Legok; Kekayaan Negara berupa situ untuk
e. Surat Kepala Dinas Sumber Daya Air melakukan peningkatan hak menjadi
dan Pemukiman Provinsi Banten No. hak guna bangunan.
503/32/DSP/2008 tanggal 15 Februari 3) Dalam Pokok Perkara
2008 perihal Rekomendasi a. Bahwa eksepsi merupakan bagian
Pengelolaan Situ Cihuni. yang tidak terpisahkan dengan pokok
perkara dan Tergugat membantah mohon kepada Majelis Hakim agar
seluruh dalil-dalil yang disampaikan memutuskan sebagai berikut :
dalam gugatan Penggugat. Dalam Eksepsi:
b. Bahwa dalam gugatannya angka 1 a. Mengabulkan eksepsi Tergugat
Penggugat mendalilkan telah untuk seluruhnya;
memperoleh penguasaan dan hak b. Menyatakan Pengadilan Negeri
garap berikut perizinan atas lahan di Tangerang tidak memiliki wewenang
Desa Cihuni Kecamatan Pagedangan absolut untuk memeriksa dan
Legok Kabupaten Tangerang yang mengadili perkara a quo;
sekarang dikenal Situ Cihuni dimana c. Menolak gugatan Penggugat atau
perolehan tersebut tidak sah karena : setidak-tidaknya menyatakan tidak
1) PT. Graha Taruna (perusahaan menerima gugatan Penggugat (Niet
perorangan Alm. H. Sagaf Ontvankelijk Verklaarde).
Usman) telah memperoleh Dalam Pokok Perkara:
persetujuan prinsip pengelolaan a. Menolak gugatan Penggugat untuk
Situ Cihuni dari Gubernur seluruhnya;
Kepala Daerah tingkat I Jawa b. Menyatakan bahwa Tergugattidak
Barat dengan surat nomor : melakukan perbuatan melawan
556.31/1424/Perek. Tanggal 15 hukum;
Mei 1997 serta Rekomendasi c. Menghukum Penggugat untuk
Pengelolaan dan Pemeliharaan membayar ongkos yang timbul
Situ Cihuni dari Bupati Kepala dalam perkara a quo.
Daerah Tingkat II Tangerang 4. Bukti Penggugat
dengan surat nomor: 435/841- 1) Surat
141/III/1999 tanggal 29 Mei (a) Foto copy Akta Pendirian CV.
1999; Cihuni Mas, diberi tanda P-1;
2) Bahwa para Penggarap di atas (b) Foto copy Surat Pernyataan
tanah tersebut bukan merupakan dari 25 orang Penggarap H.
pemilik sah atas tanah garapan Sagaf Usmandi lahan tanah
galian pasir yang sekarang seluas 32.400m2 di Desa
dikenal dengan Situ Cihuni. Cihuni, KecamatanPagedangan
3) Berdasarkan dalil huruf a
tersebut yang sebagian dari
diketahui PT. Graha Taruna
lahan ini sekarang dikenal
hanya sebagai Pemegang Izin
dengan Situ Cihuni, diberi
Pengelolaan Situ Cihuni dan
tanda P-2 ;
telah memberikan ganti kerugian
(c) Foto copy Berupa Surat
para penggarap pemilik tanaman
tumbuh di lokasi ex galian pasir Gubernur Kepala Daerah
yang sekarang dikenal Situ Tingkat I Jawa Barat Tanggal
Cihuni. Dimana para Penggarap 15 Mei 1997, No.
bukan merupakan pemilik sah 556.31/1424/Perek, Perihal
atas tanah garapan tersebut. Persetujuan Prinsip
4) Permohonan (Petitum) Tergugat Pengelolaan Situ Cihuni di
Berdasarkan seluruh uraian Desa Cihuni Kec. Legok Kab.
jawaban Tergugat atas, maka Tergugat Tangerang, diberi tanda P-3 ;
(d) Foto copy Berupa Surat Bupati (i) Foto copy Surat dari PT.
Kepala Daerah Tingkat II Perkebunan Nusantara VIII
Tangerang Tertanggal 29 Maret No. SB/III.2/1488/IV/ 2013
1999, No. 435/841- tanggal 30 April 2013 Tentang
LH/III/1999 Perihal Penjelasan status kepemilikan/
Rekomendasi Pengelolaan dan penguasaan Situ Cihuni, Desa
Pemeliharaan Situ Cihuni di Cihuni, Kecamatan
Cihuni Legok, diberi tanda P-4; Padegangan, Kabupaten
(e) Foto copy Surat dari BAPPEDA Tangerang, diberi tanda P-10;
Badan Perencanaan (j) Foto copy Surat dari Direktorat
Pembangunan Daerah Jendral Sumber Daya Air
Tertanggal 23 Juli 1997, Perihal Kementerian Pekerjaan Umum
AMDAL Graha Taruna di No. HK 06.01 Da/673 tanggal
Kabupaten Tangerang, diberi 8 September 2011 Tentang
tanda P-5 ; Permintaan Rekomendasi
(f) Foto copy Surat dari Dinas Teknis, diberi tanda P-11 ;
Pariwisata No. (k) Foto copy Surat dari Dinas
556.31/1061.Bin.Ob.,tanggal Bina Marga Dan Pengairan
17 September 1997 Perihal Pemerintah Kabupaten
Surat Persetujuan Prinsip Tangerang No.
Membangun, diberi tanda P-6 610/1488/BM.Air Tanggal 19
; Desember 2011 Tentang
(g) Foto copy Surat Dinas Sumber Pengalihan Fungsi Jalan Situ
Daya Air dan Pemukiman Pem Cihuni, diberi tanda P-12 ;
Foto copy Surat Keterangan (l) Foto copy Surat Dinas Tata
Desa Cihuni, Kecamatan Ruang Pemerintah Kabupaten
Pagedangan, Pemerintah Tangerang No. 591/85- DTR
Kabupaten Tangerang No. tanggal 13 Pebruari 2013
0221/DS.CHN/IX/2008, diberi Tentang Surat Keterangan,
tanda P-8 ; diberi tanda P-13 ;
(h) Foto copy Surat dari Bupati (m) Foto copy berupa Tanda
Tangerang No. 590/992- Terima dokumen dari Kantor
Um/2013 tanggal 5 April 2013 Pertanahan Kabupaten
tentang Permohonan Informasi Tangerang Nomor 73294/2013
Status kepemilikan/ tanggal 8 Juli 2013 atas nama
Penguasaan Situ Cihuni, PT. Cihuni Mas, diberi tanda P-
Kecamatan Padegangan, 14a;
Kabupaten Tangerang yang (n) Foto copy berupa Pembayaran
ditujukan kepada Bapak PEndapatan Penerimaan Bukan
Direktur PT. Perkebunan Pajak (PNBP) Nomor berkas
Nusantara VIII (Persero), 73294/2013 sebesar Rp.
diberi tanda P-9 ; 5.217.100,- untuk tanah seluas
32.400 m2 pada tanggal 8 Juli - Bahwa sejak saksi datang ke Situ
2011, diberi tanda P-14b; tersebut, PT Cihuni Mas sudah
(o) Foto Papan Nama Hak menguasai Situ tersebut;
Pengelolaan di Lokasi Lahan - Bahwa saksi pernah mengetahui
Situ Cihuni atas nama PT. Penggugat mengurus perizinan
Cihuni Mas, diberitanda P-15a; dari Dinas pariwisata, SK Galian
(p) Foto di tanah Lokasi Lahan C;
- Bahwa data objek perkara ada
Situ Cihuni Mas yang telah
perkiraan luasnya dan fungsinya
dipagar oleh PT. Cihuni Mas,
dan dari data impentarisasi
diberitanda P-15b;
tersebut saksi mengetahui bahwa
(q) Foto Undang – Undang RI No.
Situ tersebut bukan asset PU;
5 tahun 1960 tentang
- Bahwa setahu saksi impentarisasi
Peraturan Dasar Pokok Pokok bukan bukti kepemilikan;
Agraria, diberi tanda P-16; - Bahwa secara persis saksi tidak
2) Saksi mengetahui yang membebaskan
(a) Saksi Yulianto, ST : objek sengketa tersebut tetapi
- Bahwa yang disengketakan oleh yang jelas bukan Negara yang
kedua belah pihak adalah lahan membebaskan;
genangan yang terletak di Desa Terhadap keterangan saksi tersebut,
Cihuni, luasnya saksi lupa, batas- para pihak berperkara menerangkan
batasnya adalah : akan menanggapi dalam kesimpulan;
Utara : Jalan 3) Saksi Ahli
Timur : Areal Seorang Ahli bernama : Dr.
persawahan/sekarang jalan;
Hasni SH.,MH, yang
Selatan : Sawah;
memberikan pendapat sebagai
Barat : Perkebunan;
berikut :
- Bahwa objek sengketa berbentuk
- Bahwa semua tanah adalah
Situ yang dikuasai oleh
penguasaan negara, dalam
Penggugat sejak tahun 1978 yang
diperoleh dengan cara Pasal 2 UUPA hak menguasai
pembebasan dari penguasaan negara bukan berarti negara
masyarakat; memiliki tanah
- Bahwa sekarang Situ tersebut tersebut.Terkait hal ini, tanah
dipergunakan untuk usaha negara ada yang sudah
perikanan yang di atasnya ada dimanfaati atau belum
kramba milik Penggugat; dimanfaati oleh pihak
- Bahwa objek sengketa 80% tertentu. Sementara tanah
berair; garapan adalah tanah dalam
- Bahwa tugas saksi ketika masih penguasaan negara yang
bekerja di Situ Cihuni mengontrol sudah dimanfaati oleh pihak
saluran irigasi yang sumbernya tertentu tersebut. Hal ini
dari Situ tersebut; sesuai dengan prinsip Pasal 6
UUPA bahwa tanah memiliki
fungsi sosial, artinya setiap
subjek hukum wajib Sebelah Selatan : Ex.
menggunakan sesuai dengan Perkebunan Karet
peruntukkannya. - Bahwa dulu danau tersebut
Pemanfaatan tersebut dapat dikelola oleh masyarakat,
juga dilakukan dengan sekarang danau dikuasai oleh
membebaskan/memberikan PT. Cihuni Mas;
ganti rugi kepada pihak yang - Bahwa sejak 1 ½ bulan
mengelola sebelumnya; yang lalu disitu dipasang
- Bahwa dalam Pasal 13 ayat plang, sebelumnya saksi tidak
(3) Keputusan Menteri tahu;
Agraria No.21tahun 1994 - Bahwa danau dulu
dinyatakan bahwa “ Tanah dimanfaatkan untuk
Negara yang dipakai oleh pengairan, sekarang tidak
pihak ketiga pada dasarnya diperuntukkan;
dapat diperoleh untuk - Bahwa saksi sering ke danau,
disertifikasi menjadi hak-hak sebagian kecil dari dana
atas tanah yang baru “. Hal adalah daratan dan tidak ada
ini membuktikan bahwa aktifitas kecuali pemasangan
peraturan perundang- plang;
perundangan - Bahwa ada ± 5 (lima) orang
memperbolehkan penduduk, sejak ± 5 (lima)
dilakukannya peningkatan tahun mereka menanam di
terhadap tanah garapan; tanah yang menonjol /
Terhadap pendapat ahli daratan;
tersebut, para pihak akan - Bahwa dulu tidak ada tanah
menanggapi dalam kesimpulan; yang menonjol / semua air;
5. Bukti Tergugat - Bahwa masyarakat setuju
Surat saja kepada penggarap
1) Saksi tersebut, karena mereka
Saksi Sobri meberikan kesaksian hanya menanam pisang dan
bahwa : papaya;
- Bahwa saksi sejak dari kecil - Bahwa dengan hasil tanaman
saksi sudah mengetahui tersebut tidak ada yang
bahwa Situ Cihuni sudah ada; menarik biaya;
- Bahwa tanah yang - tanah yang berbentuk pulau;
diperkarakan/digugat berupa 6. Pertimbangan Hakim
danau yang terletak di Desa Menimbang, bahwa terkait
Cihuni, seluas ± 32 ha, dengan eksepsi tentang
dengan batas-batas : Sebelah kewenangan absolute Majelis Hakim
Utara : Jalan telah menjatuhkan putusan sela
Sebelah Timur : Jalan yang dianggap juga merupakan
Sebelah Barat : Ex. bagian dari bagian pertimbangan
Perkebunan Karet hukum ini, sehingga dalam putusan
ini akan dipertimbangkan eksepsi Kemudian pada tanggal 25 April
yang lain; 2007 penguasaan dan hak garap
1) Eksepsi tentang Gugatan Kabur lahan berikut perizinannya
(Obscuur Libel); dialihkan oleh ahli waris almarhum
Menimbang. bahwa eksepsi Sagaf Usman (H. Hilman Sagaf)
tentang gugatan kabur oleh kepada Penggugat dan
Tergugat dikelompokkan sebagai sebelumnya pada tahun 1996
eksepsi relative, tetapi uraiannya pengelolaaan Situ Cihuni dimohon
berisi gugatan kabur dan oleh PT. GRAHA TARUNA
perbuatan licik sehingga Majelis (perusahaan perorangan Alm. H.
Hakim menilai eksepsi tersebut Sagaf Usman) sekarang
tidak termasuk dalam jenis eksepsi Penggugat dan telah
yang ditentukan dalam Pasal 125 mendapatkan persetujuan Prinsip
ayat (2) HIR dan Pasal 133 HIR; pengelolaan Situ Cihuni dari
Menimbang, bahwa dalam Gubernur kepala Daerah tingkat I
eksepsinya Tergugat Jawa Barat dengan surat Nomer :
mengemukakan bahwa dalam 556.31/1424/Perek. Tanggal, 15
posita angka 3 gugatan a quo Mei 1997 serta Rekomendasi
Penggugat mendalilkan Penggugat Pengelolaan dan Pemeliharaan Situ
telah memperoleh ijin dari instansi Cihuni dari Bupati Kepala Daerah
Pemerintah yang berwenang. Tingkat II Tangerang dengan surat
Menimbang, bahwa Majelis Nomer : 435/841-141/III/1999
Hakim telah mencermati gugatan tanggal, 29 Mei 1999 dan pula
Penggugat yang menyatakan atas dasar surat-surat
bahwa Penggugat memperoleh sebagaimana disebutkan dalam
penguasaan dan hak garap berikut surat gugatan dan Penggugat
perizinan atas lahan tanah yang hendak melakukan upaya
terletak di Desa Cihuni Kec peningkatan Hak atas Tanah dan
Pagedangan Legok Kab. pengelolaan ex-galian pasir Situ
Tangerang sekarang dikenal Cihuni menjadi Hak Guna
dengan Situ Cihuni seluas 32,34 Bangunan, tetapi terganjal oleh
Ha dengan batas-batas tanah sikap Tergugat yang menyatakan
Sebelah utara: Jalan Desa; bahwa lahan yang telah
Sebelah Timur: Komp. Perumahan dibebaskan oleh Penggugat
Gading Serpong; Sebelah Selatan: tersebut statusnya merupakan
Komp. Perumahan Gading tanah negara dan berdasarkan
Serpong; Sebelah Barat: Komp. sikap dan keputusan Tergugat,
Perumahan Gading Serpong, yaitu maka Turut Tergugat tidak
pada tanggal 17 Mei 2003 alm Sdr. dapat melanjutkan proses
Sagaf Usman telah melakukan pengurusan status peningkatan
pembayaran ganti rugi dan hak atas tanah dan mengakibatkan
membebsakan lahan tersebut dari Penggugat tidak dapat mengurus
para penggarap ex kebun palawija. dan memperoleh hak atas tanah
yang seharusnya menjadi hak atau Penggugat ingin menguasai dan
miliknya jelas merupakan suatu memiliki kekayaan Negara secara
tindakan Perbuatan Melawan melawan hukum, sehingga
Hukum; gugatan Penggugat dapat
Menimbang, bahwa Majelis berpotensi mempengaruhi pihak
Hakim menilai bahwa pernyataan lain yang memperoleh izin atas
Penggugat tidak dapat mengurus hak garap dan/atau hak
dan memperoleh hak atas tanah pengelolaan atas Kekayaan
yang seharusnya menjadi hak atau Negara berupa situ untuk
miliknya berbeda dengan hak milik melakukan peningkatan hak
atas tanah yang oleh Penggugat menjadi hak guna bangunan dan
dikatakan bahwa Penggugat berdasarkan seluruh dalil –dalil
hendak melakukan upaya tersebut pada Eksepsi maka
peningkatan Hak atas Tanah dan Tergugat dengan hormat
pengelolaan ex-galian pasir Situ memohon kepada Majelis Hakim
Cihuni menjadi Hak Guna yang memeriksa perkara a quo
Bangunan, bukan merupakan untuk untuk menyatakan
kekaburan karena Penggugat Gugatan Penggugat tidak dapat
adalah badan hukum yang tidak diterima;
dapat memiliki tanah dengan hak Menimbang, bahwa
milik melainkan hak guna Penggugat dalam menanggapi
bangunan sebagaimana yang eksepsi tersebut menyatakan
didalilkan oleh Penggugat bahwa tidak benar dalil Tergugat
tersebut, sehingga majelis Hakim yang menyatakan Penggugat
menilai eksepsi Tergugat tersebut ingin menguasai dan memiliki
tidal berdasarkan hukum sehingga kekayaan negara atas tanah
patut dinyatakan tidak dapat Cihuni, akan tetapi Penggugat
diterima; sebagai warga Negara yang taat
dan patuh pada hukum
2) Eksepsi tentang Perbuatan licik bermaksud untuk memperoleh
(Doli Presentis) ; kejelasan dan kepastian hukum
Menimbang, bahwa dengan mendaftarkan tanah hak
Tergugat dalam eksepsinya garap kepada Kantor Pertanahan
menyatakan bahwa dalam Kabupaten Tangerang sesuai
gugatan a quo Penggugat dengan Undang-Undang No.5
menginginkan adanya tahun 1960 tentang Pokok Pokok
peningkatan status hak atas Agraria, tetapi dihambat oleh
tanah Situ Cihuni yang Tergugat dengan alasan tanah
merupakan kekayaan Negara tersebut telah tercatat dalam
dimana Tergugat memiliki Daftar Inventarisasi Data
kewenangan untuk menguasai Situ/Rawa/Danau di Provinsi
kekayaan Negara tersebut. Dalam Banten tahun 2007 yang dibuat
gugatan a quo secara nyata oleh Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi 1. Mengabulkan gugatan Penggugat
Banten, Situ Cihuni adalah sebagian;
dikuasai oleh Negara; 2. Menyatakan bahwa perbuatan yang
Menimbang, bahwa dilakukan oleh Tergugat dan Turut
Majelis Hakim telah mengkaji Tergugat terbukti telah melakukan
eksepsi Tergugat tersebut, Perbuatan Melawan Hukum
ternyata telah memasuki ranah (Onrechtmatigedaad);
3. Menyatakan Penggugat adalah pemilik
pokok perkara yang harus
sah atas sebidang tanah yang terletak
dibuktikan dipersidangan karena
di Desa Cihuni Kec Pagedangan
dalam doktrin disebutkan bahwa
Legok Kab. Tangerang sekarang
pada umumnya yang diartikan
dikenal dengan Situ Cihuni seluas
dengan eksepsi ialah suatu
32,34 Ha dengan batas-batas tanah
sanggahan atau bantahan dari Sebelah Utara : Jalan Desa; Sebelah
pihak tergugat terhadap gugatan Timur : Komp. Perumahan Gading
penggugat yang tidak kangsung Serpong; Sebelah Selatan: Komp.
mengenai pokok perkara yang Perumahan Gading Serpong; Sebelah
berisi tuntutan batalnya gugatan Barat: Komp. Perumahan Gading
(Vide, Prof.Dr.Sudikno Serpong;
Mertokusumo, SH Hukum Acara 4. Menyatakan bahwa Penggugat adalah
Perdata Indonesia, liberty, pihak yang berwenang untuk
Yogyakarta 1988 hal 92), oleh mengajukan permohonan peningkatan
karena itu patut dinyatakan tidak status hak atas lahan tanah yang
berdasarkan hukum sehingga terletak di Desa Cihuni Kec
tidak dapat diterima; Pagedangan Legok Kab. Tangerang
Menimbang, bahwa sekarang dikenal dengan Situ Cihuni
berdasarkan uraian pertimbangan seluas 32,34 Ha dengan batas-batas
di atas, maka keseluruhan tanah Sebelah Utara: Jalan Desa;
Sebelah Timur: Komp. Perumahan
eksepsi Tergugat dinyatakan tidak
Gading serpong; Sebelah Selatan:
dapat diterima;
Komp. Perumahan Gading Serpong;
7. Amar Putusan
Sebelah Barat: Komp. Perumahan
Dalam amar putusan Pengadilan
Gading Serpong;
Negeri Tangerang dalam perkara Nomor
5. Menyatakan bahwa lahan tanah yang
60/Pdt.G/2018/PN.Tng tertanggal 27
terletak di Desa Cihuni Kec
September 2018 yang telah mendengar
Pagedangan Legok Kab. Tangerang
keterangan para pihak berperkara dan
sekarang dikenal dengan Situ Cihuni
saksi-saksi, dengan memperhatikan Pasal
seluas 32,34 Ha dengan batas-batas
1365 KUH Perdata dan peraturan-
tanah Sebelah Utara : Jalan Desa;
peraturan lainyang bersangkutan
Sebelah Timur : Komp. Perumahan
khususnya Peraturan Menteri Negara
Gading serpong; Sebelah Selatan:
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nomor
Komp. Perumahan Gading Serpong;
9 Tahun 1999 tentang Tata Cara
Sebelah Barat : Komp. Perumahan
Pemberian dan Pembatalan Hak Atas
Gading Serpong, bukan merupakan
Tanah Negara dan Hak Pengelolaan,
tanah milik dan/atau menjadi hak
Mengadili:
kewenangan Tergugat untuk a. Pembukuan tanah;
memanfaatkannya dan mengelolanya; b. Pendaftaran hak atas tanah dan
B. Analisis Yuridis peralihan hak-hak tersebut;
Dalam amar putusan pada Pengadilan c. Pemberian surat tanda bukti hak
Negeri Tangerang Nomor: yang berlaku sebagai alat
60/PDT.G/2018/PN.Tng , Tanggal 27 pembuktian yang kuat.”
September 2018 yang Mengabulkan gugatan Sebagaimana sesuai dengan ketentuan Pasal
Penggugat sebagian dan Menyatakan 11 Peraturan pemerintah Nomor 24 tahun
perbuatan yang dilakukan oleh Tergugat dan 1997 tentang pendaftaran tanah, dari
Turut Tergugat terbukti telah melakukan kegiatan pendaftaran hak atas tanah untuk
Perbuatan Melawan Hukum pertama kali dan kegiatan pemeliharaan
(Onrechtmatigedaad) menurut hemat penulis data pendaftaran hak atas tanah diatur
sudah tepat untuk memberi jaminan kepastian dalam Pasal 12 ayat (1) Peraturan
hukum dan perlindungan hukum kepada Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
masyarakat untuk memperoleh kepastian Pendaftaran Tanah, meliputi :
peningkatan status hak atas tanah a. Pengumpulan dan pengolahan data
sebagaimana telah diatur di dalam Undang- fisik;
Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang b. Pembuktian hak dan pembukuannya;
Ketentuan Pokok Agraria dan Peraturan c. Penerbitan sertipikat;
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang d. Penyajian data fisik dan data yuridis;
Pendaftaran Tanah. Dengan adanya e. Penyimpanan daftar umum dan
kepastian hukum kepada pemegang hak dokumen.
atas tanah suatu bidang tersebut dapat Sedangkan Pendaftaran hak atas
memberikan keamanan dari gangguan tanah berdasarkan Peraturan Pemerintah
pihak lain karena dapat membuktikan Nomor 24 Tahun 1997 dilakukan melalui 2
dirinya sebagai pemegang hak, dengan cara, yaitu secara sistematik yang meliputi
kata lain implikasinya menghindari wilayah satu desa atau kelurahan yang
dilakukan atas prakarsa pemerintah, dan
sengketa di bidang pertanahan
secara sporadik yaitu pendaftaran mengenai
dikemudian hari.
bidang-bidang tanah atas permintaan
Sesuai dengan rumusan masalah pada
pemegang hak yang bersangkutan baik secara
skripsi ini tentang bagaimana Mekanisme dan
individual maupun massal.
tata cara peningkatan hak atas tanah
Sedangkan tentang bagaiaman kepastian
berdasarkan UU No. 5 Tahun 1960 tentang
hukum peningkatan hak atas tanah yang terdapat
Ketentuan Pokok Agraria dan Pereturan
dalam putusan nomor 60/PDT.G/2018/PN.Tng,
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
tanggal, 27 September 2018 telah sesuai dengan
Pendaftarana Tanah menyebutkan bahwa
prinsip-prinsip pendaftaran tanah berdasarkan
Kegiatan pendaftaran hak atas tanah
Undang-Undang nomor 5 tahun 1960 dan
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 19
Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 1997,
ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Peraturan
1960 tentang Ketentuan Pokok Agraria,
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 disebutkan
meliputi :
bahwa tujuan Pendaftaran Tanah:
Pengukuran, pemetaan
a. Untuk memberikan kepastian hukum
dan perlindungan hukum kepada
pemegang hak atas suatu bidang
tanah, satuan rumah susun, dan hak- perbuatan hukum yang mengenai
hak lain yang terdaftar, agar dengan bumi, air dan ruang angkasa.
mudah dapat membuktikan dirinya 3. Wewenang yang bersumber pada hak
sebagai pemegang hak yang menguasai dari Negara tersebut pada
bersangkutan; ayat (2) pasal ini digunakan untuk
b. Untuk menyediakan informasi mencapai sebesar-besar kemakmuran
kepada pihak-pihak yang rakyat, dalam arti kebahagiaan,
berkepentingan termasuk Pemerintah kesejahteraan dan kemerdekaan dalam
agar dengan mudah dapat masyarakat dan Negara hukum
memperoleh data yang diperlukan Indonesia yang merdeka berdaulat,
dalam mengadakan perbuatan hukum adil dan makmur.
mengenai bidang-bidang tanah dan 4. Hak menguasai dari Negara tersebut di
satuan-satuan rumah susun yang atas pelaksanaannya dapat dikuasakan
sudah terdaftar; kepada daerah-daerah Swatantra dan
c. Untuk terselenggaranya tertib masyarakat-masyarakat hukum adat,
administrasi pertanahan. sekedar diperlukan dan tidak
Pada prinsipnya semua tanah, baik bertentangan dengan kepentingan
tanah negara maupun tanah garap adalah nasional, menurut ketentuan-ketentuan
dalam penguasaan negara. Ketentuan ini Peraturan Pemerintah.
sebagaimana dimaksud Pasal 2 Undang- Bertolak dari pemahaman tersebut,
Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang menurut Penulis di dalam Undang-Undang
Ketentuan Pokok Agraria, yang berbunyi: Dasar 1945 maupun Undang-Undang Nomor
1. Atas dasar ketentuan dalam Pasal 33 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 Pokok-Pokok Agraria (UUPA) tidak ada
dan hal-hal sebagai yang dimaksud istilah “Tanah Milik Negara”, yang ada
dalam Pasal 1, bumi, air dan ruang adalah “Tanah Yang Dikuasai Negara”.
angkasa, termasuk kekayaan alam Pemahaman ini secara tegas diatur dalam
yang terkandung didalamnya itu pada Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945
tingkatan tertinggi dikuasai oleh yang berbunyi: “Bumi, air dan kekayaan alam
Negara, sebagai organisasi kekuasaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
seluruh rakyat. negara dan dipergunakan untuk sebesar-
2. Hak menguasai dari Negara termaksud besarnya kemakmuran rakyat”.
dalam ayat (1) pasal ini memberi Selain itu, ketentuan peraturan
wewenang untuk: perundang-perundangan lain yang
a. Mengatur dan menyelenggarakan memperbolehkan dilakukannya peningkatan
peruntukan, penggunaan, hak atas tanah terhadap tanah garapan
persediaan dan pemeliharaan bumi, sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 13
air dan ruang angkasa tersebut; ayat (3) Keputusan Menteri Agraria Nomor
b. Menentukan dan mengatur 21 tahun 1994 tentang Tata Cara Perolehan
hubungan-hubungan hukum antara Tanah Bagi Perusahaan Dalam Rangka
orang-orang dengan bumi, air dan Penanaman Modal, yang berbunyi: “Tanah
ruang angkasa; Negara yang dipakai oleh pihak ketiga pada
c. Menentukan dan mengatur dasarnya dapat diperoleh untuk disertifikasi
hubungan-hubungan hukum antara menjadi hak-hak atas tanah yang baru“.
orang-orang dan perbuatan- Berdasarkan ketentuan di atas, Penggugat
telah memenuhi syarat untuk meningkatkan bersangkutan”, dan Pasal 43 ayat (1)
Hak Garap menjadi Hak Milik sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
peruntukannya. tentang Pengelolaan Barang Milik
Permohonan peningkatan hak atas Negara/Daerah yang menyebutkan bahwa
tanah yang diajukan baik berupa Hak Guna “Barang Milik Negara/Daerah berupa tanah
Usaha maupun Hak Guna Bangunan atas harus disertipikatkan atas nama Pemerintah
tanah negara bersifat primer, artinya tanah Republik Indonesia/Pemerintah Daerah yang
yang belum ada hak perorangannya dapat bersangkutan”. Artinya setiap bukti
dimintakan hak atas tanah sesuai dengan kepemilikan Tergugat dalam hal ini lahan
peruntukannya yang ditentukan dalam tata tanah Situ Cihuni harus dibuktikan dengan
ruang setempat. Hal ini tentunya mengacu sertifikat hak atas tanah sekalipun terkait
pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun dengan instansi Negara.
1997 tentang Pendaftaran Tanah, yang Berdasarkan keterangan saksi Yuliato
mensyaratkan bukti kepemilikan asset dalam dan saksi Hadili yang berkesesuaian satu
hal ini lahan tanah harus diperkuat dengan sama lain dengan mengkonstatir fakta hukum
sertifikat hak atas tanah sekalipun terkait bahwa Penggugat memperoleh penguasaan
dengan instansi negara. Kaitannya dengan dan hak garap berikut perizinan atas lahan
perkara No. 60/PDT.G/2018/PN.Tng, tanah yang terletak di Desa Cihuni Kec
tanggal 27 September 2018, dimana Pagedangan Legok Kab. Tangerang sekarang
Tergugat yakni Direktur Jenderal Sumber dikenal dengan Situ Cihuni seluas 32,34 Ha
Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dengan batas-batas tanah :
mendalilkan berdasarkan inventarisasi Data 1. Sebelah utara : Jalan Desa;
Situ/Rawa/Danau di Propinsi Banten Tahun 2. Sebelah Timur : Komp. Perumahan
2007 yang dibuat oleh Kantor Wilayah Gading Serpong;
Badan Pertanahan Nasional Propinsi Banten 3. Sebelah Selatan : Komp. Perumahan
menyatakan bahwa Situ Cihuni adalah Gading Serpong;
dikuasai Negara dengan status penguasaan 4. Sebelah Barat : Komp. Perumahan
Tanah Milik Negara. Menurut penulis, Gading Serpong,
pengertian Inventarisasi Data Dalam hal mana pada tanggal 17 Mei
Situ/Rawa/Danau di Propinsi Banten Tahun 2003 Alm. Sagaf Usman telah melakukan
2007 yang dilakukan Tergugat bukan pembayaran ganti rugi dan membebaskan
merupakan bukti kepememilikan (sertifikat) lahan dari para penggarap bekas kebun
lahan Situ Cihuni karena tidak diperkuat palawija. Selanjutanya pada tanggal 25 April
dengan sertifikat hak atas tanah. 2007 penguasaan dan hak garap lahan berikut
Fakta hukumnya, Tergugat tidak dapat perizinannya dialihkan oleh ahli warisnya
menunjukkan bukti alas hak perolehan yaitu Penggugat. Sebelumnya pada tahun
tanah/sertifikat tersebut milik Kementerian 1996 pengelolaaan dan pemanfaatan Situ
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Cihuni yang dimohon oleh PT. Graha Taruna
Merujuk pada Pasal 49 ayat (1) Undang- sekarang Penggugat, telah memperoleh ijin
Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang dari instansi pemerintah yang berwenang dari
Perbendaharaan Negara yang berbunyi Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa
“Barang milik negara/daerah yang berupa Barat dengan surat No. : 556.31/1424/Perek
tanah yang dikuasai Pemerintah Pusat/Daerah tertanggal 15 Mei 1997 serta Rekomendasi
harus disertifikatkan atas nama pemerintah Pengelolaan dan Pemeliharaan Situ Cihuni
Republik Indonesia/Pemerintah Daerah yang dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II
Tangerang dengan surat No. 435/841- sikap yang baik/kepatutan dalam
141/III/1999 tertanggal 29 Mei 1999. Namun masyarakat untuk memperhatikan
ketika Penggugat hendak melakukan kepentingan orang lain.
permohonan peningkatan Hak atas Menurut Penulis unsur-unsur
pengelolaan Situ Cihuni menjadi Hak Guna perbuatan melawan hukum di atas bersifat
Bangunan, terhalang oleh tindakan Tergugat imperatif, oleh karena itu pengkajiannya
sebagai instansi yang mengurus mengenai secara global dengan menghubungkan fakta-
Sungai dan Air dengan alasan bahwa lahan fakta hukum dengan ketentuan perundang-
yang telah dibebaskan oleh Penggugat undangan sedangkan terkait dengan kerugian
tersebut statusnya merupakan tanah negara. harus berpedoman pada ketentuan yang
Terkait perumusan Perbuatan Melawan menyatakan “dapat” menimbulkan kerugian;
Hukum diatur pada ketentuan Pasal 1365 Di samping itu, terkait tata cara
KUH Perdata, seseorang yang karena pemberian hak milik atas tanah Negara,
salahnya telah menimbulkan kerugian bagi secara umum diatur dalam Peraturan Menteri
orang lain, akan tetapi sejak tahun 1919 Negara Agraria/KepalaBadan Pertanahan
dimana putusan Mahkamah Agung Belanda Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara
dalam kasus Arrest Cohen-Lindenbaum (H.R. Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah
31 Januari 1919), yang kemudian telah Negara dan Hak Pengelolaan, dalam hal mana
memperluas pengertian melawan hukum tidak pemberian dan pembatalan Hak Milik, Hak
hanya terbatas pada undang-undang (hukum Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai
tertulis saja) tapi juga hukum yang tidak dan Hak Pengelolaan dilakukan oleh Menteri
tertulis, yaitu sebagai berikut : Agraria dan Pertanahan/Kepala Badan
1. Melanggar Undang-Undang, artinya Pertanahan Nasional. Pemberian dan
perbuatan yang dilakukan jelas-jelas pembatalan hak ini, Menteri Agraria dapat
melanggar undang-undang. melimpahkan kewenangannya kepada Kepala
2. Melanggar hak subjektif orang lain, Kantor Wilayah, Kepala Kantor Pertanahan
artinya jika perbuatan yang dilakukan dan Pejabat yang ditunjuk. Lebih lanjut
telah melanggar hak-hak orang lain yang mengenai pelimpahan kewenangan ini dapat
dijamin oleh hukum (termasuk tapi tidak dilihat dalam Peraturan Kepala Badan
terbatas pada hak yang bersifat pribadi, Pertanahan Nasional Republik Indonesia
kebebasan, hak kebendaan, kehormatan, Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pelimpahan
nama baik ataupun hak perorangan Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan
lainnya. Kegiatan Pendaftaran Tanah.
3. Bertentangan dengan kewajiban hukum Bahwa Pasal 4 dan ayat (2) Peraturan
si pelaku, artinya kewajiban hukum baik Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
yang tertulis maupun yang tidak tertulis, Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999
termasuk hukum publik. tentang tata cara Pemberian dan Pembatalan
4. Bertentangan dengan kesusilaan, yaitu hak Atas Tanah Negara dan Hak pengelolaan
kaidah moral (Pasal 1335 Jo Pasal 1337 ditentukan bahwa sebelum mengajukan
KUHPerdata). permohonan hak, pemohon harus menguasai
5. Bertentangan dengan sikap kehati-hatian tanah yang dimohon dibuktikan dengan data
yang sepatutnya dalam masyarakat. yuridis dan data fisik sesuai dengan ketentuan
Kriteria ini bersumber pada hukum tak peraturan perundang-undangan yang berlaku,
tertulis (bersifat relatif), yaitu perbuatan dan dalam hal tanah yang dimohon
yang dilakukan bertentangan dengan merupakan tanah Hak Pengelolaan. Pemohon
harus terlebih dahulu memperoleh atas tanah dan pengelolaan Situ Cihuni yang
penunjukan berupa perjanjian penggunaan terletak di Desa Cihuni Kec Pagedangan
tanah dari Pemegang Hak Pengelolaan. Legok Kab. Tangerang seluas 32,34 Ha
Fakta-fakta hukum sebagaimana melalui Kantor Pertanahan Kabupaten
disebutkan di atas, bahwa Penggugat telah Tangerang (Turut Tergugat) untuk
merealisasikan semua perintah yang memberikan jaminan kepastian hukum dan
tercantum dalam Surat Keputusan Gubernur perlindungan hukum di bidang pertanahan.
Jawa Barat No. 556.31/1424/Perek tanggal 15 Sehingga sertifikat yang diberikan kepada
Mei 1997, Perihal Persetujuan Prinsip para pemegang hak atas tanah berfungsi
Pengelolaan Situ Cihuni, Kecamatan Legok sebagai pembuktian yang kuat. Sertifikat
Kabupaten Tangerang, berupa: tanah merupakan tanda bukti yang berlaku
1. Surat Dinas Pekerjaan Umum Pengairan sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai
Propinsi Jawa Barat no. 611.1/1298/HK data fisik dan data yuridis yang termuat di
tanggal 15 Agustus 1997 tentang dalamnya sepanjang data tersebut sesuai
Rekomendasi Teknis Pengelolaan dan dengan data yang terdapat di dalam surat ukur
Rehabilitasi Situ Cihuni di Desa Cihuni, dan buku tanah yang bersangkutan. Hal ini
kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang; sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
2. Surat Bappeda Propinsi Jawa Barat Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
tanggal 23 juli 1997 tentang AMDAL Pendaftaran Tanah.
Graha Taruna di Kabupaten Tangerang; PENUTUPK
3. Surat Dinas Pariwisata Propinsi Jawa A. esimpulan
Barat No. 556.31/1061.Bin.Ob tanggal Mekanisme dan tata cara peningkatan
17 September 1997 tentang Surat hak atas tanah berdasarkan Undang undang
Persetujuan prinsip Membangun; Nomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan
4. Surat Bupati Kabupaten Tangerang No. Pokok Agraria dan Pereturan Pemerintah
435/841-LH/III/1999 tanggal 29 Maret Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftarana
1999 tentang Rekomendasi pengelolaan Tanah menyatakan bahwa tata cara Kegiatan
dan pemeliharaan Situ Cihuni - Legok; pendaftaran hak atas tanah sebagaimana
Berdasarkan uraian tersebut di atas, yang diatur dalam Pasal 19 ayat (2)
maka penulis berpendapat bahwa penguasaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
tanah negara oleh Penggugat berupa hak tentang Ketentuan Pokok Agraria, jo pasal 12
garap adalah sah secara hukum. Terkait Peraturan pemerintah Nomor 24 tahun 1997
dengan peningkatan status hak tanah negara tentang Pendaftaran Tanah yang meliputi :
atas tanah yang dapat dimohonkan kepada a. Pengukuran, pemetaan
negara bersifat primer yakni dapat berupa b. Pembukuan tanah;
HGU maupun HGB, dengan syarat bahwa c. Pendaftaran hak atas tanah dan
tanah yang belum dikuasai/digarap pihak lain peralihan hak-hak tersebut;
dapat dimintakan/dimohonkan hak atas d. Pemberian surat tanda bukti hak
tanahnya sesuai dengan peruntukannya yang yang berlaku sebagai alat
ditentukan dalam tata ruang setempat hal ini pembuktian yang kuat.”
tentunya mengacu pada Peraturan Pemerintah e. Pengumpulan dan pengolahan data
Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran fisik;
Tanah. f. Pembuktian hak dan
Tujuan pendaftaran tanah yang pembukuannya;
dilakukan oleh PT Cihuni Mas (Penggugat) g. Penerbitan sertipikat;
h. Penyajian data fisik dan data dengan masyarakat, desa/kelurahan, dan
yuridis; instansi terkait mengenai data pemdaftaran
1. Penyimpanan daftar umum dan tanah supaya tidak terjadi kasus sengketa
dokumen. kepemilikan hak atas tanah baik tanah
Kepastian hukum peningkatan hak atas negara maupun tanah masyarakat
tanah yang dikaitkan dalam putusan dikemudian hari, disamping itu perlu
perkara perdata nomor adanya pengelolaan seluruh aset
60/PDT.G/2018/PN.Tng, tanggal, 27 negara oleh Pemerintah pusat maupun
September 2018 telah sesuai dengan Daerah terhadap mengelolahan lahan
prinsip-prinsip pendaftaran tanah dan terhadap penerbitan izin di daerah
berdasarkan Undang-Undang nomor 5 sekitar tanah yang sebelumnya di
tahun 1960 Jo Pasal 3 Peraturan kelola oleh masyarakat perorangan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, serta maupun badan hukum agar tidak
Pendaftaran hak atas tanah dilakukan
terjadi dikemudian hari sengketa atas
melalui 2 cara, yaitu secara sistematik
tanah dan pihak-pihak yang
yang meliputi wilayah satu desa atau
berkepentingan.
kelurahan yang dilakukan atas prakarsa
DAFTAR PUSTAKA
pemerintah, dan secara sporadik yaitu
A. Buku :
pendaftaran mengenai bidang-bidang
Ali Achmad Chomsah, ”Penyelesaian
tanah atas permintaan pemegang hak
Sengketa Hak Atas Tanah Hukum
yang bersangkutan baik secara individual
Pertanahan:”, Prestasi Pustaka,
maupun massal.
Jakarta. 2003
A. Saran
Aminuddin Salle dkk, Hukum Agraria, AS
Dari apa yang telah diuraikan oleh
Publishing, Makasar, 2010.
penulis pada bab-bab sebelumnya, terdapat
Aminuddin Salle, ”Hukum Pengadaan Tanah
beberapa saran yang hendak dikemukan
Untuk Kepentingan Umum”, Kreasi
sebagai masukan, antara lain sebagai berikut :
Total Media, Yogyakarta, 2007.
1. Penulis berharap adanya suatu peraturan
Andre Ata, Keadilan dan Demokrasi, Telaah
perundang–undangan dan pelaksanaan
Filsafat Politik John Rawls,
yang mengatur secara eksplisit dan implisit
Kanisius, Yogyakarta, 2001.
berkaitan dengan Mekanisme dan tata cara
Boedi Harsono, ”Undang-Undang Pokok
peningkatan hak atas tanah yang
Agraria”, Universitas Trisakti,
dijadikan pedoman oleh Kantor Badan
Jakarta, 2013.
Pertanahan Nasional,
Boedi Harsono, ”Hukum Agraria Indonesia
Kabupaten/Kotamadya sehingga proses
Sejarah Pembentukan Undang-
peningkatan hak atas tanah tersebut dapat
Undang Pokok Agraria, Isi Dan
dilakukan dengan mudah sesuai dengan
Pelaksanaannya”, Djambatan,
ketentuan peraturan yang berlaku.
Jakarta, 2003.
2. Perlu diadakannya penyuluhan kepada
Darji Darmodihardjo dan Shidarta, ”Pokok-
masyarakat mengenai pentingnya
Pokok Filsafat Hukum Apa dan
pengetahuan akan prosedur pelayanan
Bagaimana Filsafat Hukum
pertanahan khususnya kepastian hukum
Indonesia”, PT Gramedia Pustaka
peningkatan hak atas tanah dan tata cara
Utama, Jakara, 1999.
bagaimana peningkatan hak atas tanah
Irawan Soerojo, “Kepastian Hukum Hak Atas
dengan upaya kerjasama antara BPN
Tanah” Arkola, Surabaya, 2002
M. Yamin Lubis dan Abd. Rahim Lubis, Urip Santoso, ”Hukum Agraria & Hak-Hak
”Hukum Pendaftaran Tanah”, Atas Tanah”, Kencana Prenada
Mandar Maju, Bandung, 2008. Media Group, Jakarta, 2008.
Maria S.W. Soemardjono, ”Kebijakan B. Peraturan Perundang-Undangan :
Pertanahan: Antara Regulasi dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Implementasi”, Kompas, Jakarta, Undang-Undang Dasar Negara Republik
2001. Indonesia 1945.
Mudjiono, ”Politik dan Hukum Agraria”, Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961
Liberty, Yogyakarta, 1997. tentang Pendaftaran Tanah.
Munir Fuady, ”Perbuatan Melawan Hukum: Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
Pendekatan Kontemporer”, PT. tentang Peraturan Dasar Pokok-
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002. Pokok Agraria.
Peter Mahmud Marzuki, ”Penelitian Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996
Hukum”, Kencana Prenada Media tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna
Group, Jakarta, 2007. Bangunan, dan Hak Pakai Atas
R. Soehadi, ”Penyelesaian Sengketa Tanah Tanah.
Sesudah Berlakunya Undang- Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan
Undang Pokok Agraria”, Usana Nasional Nomor 1 Tahun 2005
Offest Printing, Surabaya, 2004. tentang Standar Prosedur Operasi
Rusmadi Murad, ”Pelaksanaan Hukum Pengaturan Dan Pelayanan (SPOPP)
Pertanahan Dalam Praktek”, CV Di Lingkungan Badan Pertanahan
Mandar Maju, Bandung, 2005. Nasional.
Soerjono Soekanto, ”Pengantar Penelitian Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
Hukum”, UI-Press, Cet. 3, Jakarta, tentang Kekuasaan Kehakiman.
1986. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
Sri Mamudji, dkk, ”Metode Penelitian dan tentang Pengelolaan Barang Milik
Penulisan Hukum”, Badan Penerbit Negara/Daerah.
Fakultas Hukum Universitas Putusan Pengadilan Negeri Tangerang Nomor
Indonesia, Jakarta, 2005. 60/PDT.G/2018/PN.Tng Tanggal 27
Sudargo Gautama, ”Pengertian tentang September 2018.
Negara Hukum”, Liberty, C. Jurnal Hukum, website dan Link :
Yogyakarta, 1973. Elyana, Peranan Pengadilan Dalam
Sudikno Mertokusumo, ”Hukum Acara Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Perdata Indonesia”, Liberty, Nomor 24 Tahun 1997, Makalah
Yogyakarta 2002. dalam Seminar Kebijakan Baru di
Supriyadi, ”Aspek Hukum Tanah Aset Bidang Pertanahan, Dampak dan
Daerah: Menemukan Keadilan, Peluang Bisnis Properti dan
Kemanfaatan, dan Kepastian Atas Perbankan, Jakarta, 1997.
Eksistensi Tanah Aset Daerah”, PT. I Lutfi Nasution, Sambutan Ka.BPN pada
Prestasi Pustakaraya, Jakarta, 2010. Seminar Tentang Efektivitas
Supriadi, ”Hukum Agraria”, Sinar Grafika, Lembaga Rechtsverwerking Dalam
Jakarta, 2006. Mengatasi Kelemahan Sistem
Teguh Prasetyo, ”Filsafat, Teori, dan Ilmu Publikasi Pendaftaran Tanah
Hukum”, Raja Grafindo,Jakarta, Negatif, Pusat Studi Hukum Agraria
2012. Universitas Trisakti, Jakarta, 2002.

Anda mungkin juga menyukai