Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aktivitas kepenulisan tak bisa dilepaskan dari rangkaian aktivitas pembelajaran.


Bagi para penuntut ilmu, menulis adalah salah satu cara mengakselerasi peningkatan
 pemahaman karena menulis berarti menuangkan kembali semua ilmu dan pengetahuan

tentang suatu tema yang pernah ditampung dalam pikiran.

Ada sebuah analogi antara menuntut dan menulis dengan sistem pencernaan. Saat
menerima ilmu pengetahuan, otak menerima input „makanan‟. Ilmu dan pengetahuan yang
merupakan „makanan‟ tersebut akan diolah dan dicerna oleh „alat pencernaan‟, yaitu di
dalam otak manusia. Dari hasil proses „pencernaan‟ akan di peroleh kesimpulan baru,

wawasan baru, atau sistematika pengetahuan baru yang kemudian disimpan rapi dalam
memori. Pengetahuan dan ilmu tersebut disimpan dalam ingatan dan siap di -recall   jika
sewaktu-waktu diperlukan. Namun, jangan sampai pengetahuan yang tersimpan dalam
memori ini dibiarkan begitu saja tanpa sering digunakan. Jika demikian, suatu saat memori
tersebut akan mengalami degradasi sehingga data-data pengetahuan yang dimiliki akan
lenyap sedikit demi sedikit. Menulis merupakan salah satu cara untuk memperkuat
 penyimpanan di memori ingatan. Dengan menulis, simpanan pengetahuan itu dikeluarkan
lagi dan dirangkai atau dikombinasikan menghasilkan pemahaman baru yang lebih

mendalam.

Bagaimana dengan kalangan akademisi yang kesehariannya berkecimpung dengan


ilmu pengetahuan melalui kegiatan-kegiatan akademik dan ilmiah mereka? Semestinya itu
semua disempurnakan dengan produk-produk tulisan sebagai output    dari kegiatan-kegiatan
yang dilakukan sehingga dapat melipatgandakan manfaat ilmu yang diperoleh. Dalam hal
ini, tulisan ilmiahlah salah satu produknya.

Penulisan karya ilmiah memerlukan persyaratan formal dan materiil. Persyaratan


formal menyangkut kebiasaan yang harus diikut dalam penulisan, sedangkan persyaratan
materiil menyangkut isi tulisan. Sebuah tulisan akan mudah dipahami dan menarik
apabila isi dan cara penulisannya memenuhi persyaratan. Dalam makalah ini, akan
dibahas dasar-

1
dasar teori penulisan karya ilmiah sebagai output    ilmu pengetahuan yang
seharusnya dipahami oleh tiap-tiap mahasiswa „kalangan akademis‟.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain :

a. Apakah karya tulis ilmiah itu?


 b. Apa saja jenis-jenis karya ilmiah serta prinsip-prinsip karya ilmiah tersebut?
c. Bagaimana sistematika struktur karya ilmiah?
d. Bagaimana langkah-langkah penulisan karya ilmiah?

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan penulisan makalah ini yaitu:

a. Mengetahui apa itu karya tulis ilmiah.


 b. Mengetahui jenis-jenis karya ilmiah.
c. Memahami sistematika struktur karya ilmiah.
d. Memahami langkah-langkah penulisan karya ilmiah.

Manfaat penulisan makalah ini antara lain :

a. Memberikan pemahaman mengenai karya ilmiah.


 b. Dapat dijadikan referensi pembelajaran mata kuliah Bahasa Indonesia, khususnya
materi “Menulis Karya Ilmiah”
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Karya Ilmiah

Menurut Brotowijoyo dalam Arifin (1985:8) karangan ilmiah adalah karangan ilmu
 pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis berdasarkan metodologi penulisan yang
baik dan benar. Sementara menurut UM dalam Lindawati (2009:34) “Karya Ilmiah
adalah karya tulis atau bentuk lainnya yang telah diakui dalam bidang pengetahuan,
teknologi, atau seni yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah, dan telah
mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan ”.

Karya ilmiah ( scientific paper)  juga merupakan lapo


hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh sese
a keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandu

dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau
 pengkajian selanjutnya. Dengan demikian, karya ilmiah merupakan tulisan yang sangat

 perlu dengan beberapa alasan mendasar, antara lain :

Aktualisasi diri dalam proses pembelajaran


Aktivitas belajar bukan hanya terpaku dengan mengumpulkan ilmu pengetahuan dan
wawasan semata. Namun, hal yang penting dalam pembelajaran adalah praktek dan
implementasi ilmu yang telah diperoleh agar mampu menjawab pertanyaan-
 pertanyaan yang ada dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul. Untuk
itu, dibutuhkanlah pengamatan dan analisis agar semua pertanyaan atau
 permasalahan yang timbul dapat diselesaikan. Dari proses pembelajaran akan
dilahirkan banyak ide, solusi, serta alternatif penyelesaian terhadap berbagai
 persoalan yang ada. Dalam hal ini, menulis karya ilmiah merupakan sarana untuk
melatih diri dalam mengungkapkan pikiran-pikiran secara tertib, sistematis dan
dapat dipertanggung jawabkan.
nelitian / kegiatan ilmiah

ang dipublikasikan akan dapat menjadi referensi bagi kalangan akademisi atau ilmuwan lain dalam pengembangan ilm

menerus. Dengan demikian, penulisan karya tulis ilmiah dapat memberikan


sumbangan pada perkembangan ilmu pengetahuan.

Pendidikan masyarakat

Ilmu yang senantiasa berkembang dengan temuan-temuan baru akan menjadi sia-sia
 jika tidak tersebar luas, hanya menjadi milik kalangan ilmuwan secara eksklusif.
Padahal tujuan pengembangan ilmu pengetahuan adalah digunakan untuk
kesejahteraan umat manusia. Oleh karena itu, hasil-hasil kegiatan akademis dan
keilmuan hendaknya disampaikan kepada seluruh lapisan masyarakat sehingga

seiring berjalannya waktu masyarakat bisa mengikuti perkembangan ilmu dan dapat
menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan.

Sebagai suatu tulisan yang sistematis, karya ilmiah memiliki beberapa karakteristik, yaitu:

a. Mengacu kepada teori


Artinya karya ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai landasan berpikir /
kerangka pemikiran / acuan dalam pembahasan masalah. Fungsi teori antara lain:
Tolak ukur pembahasan dan penjawaban persoalan

Dijadikan data sekunder / data penunjang ( data utama ; fakta )


Digunakan untuk menjelaskan, mengekspos dan mendeskripsikan suatu gejala


Digunakan untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis.


 b. Berdasarkan fakta


Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya, sebenarnya dan
konkret.

c. Logis
Artinya setiap keterangan dalam kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri, diselidiki
dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.
d. Objektif
erangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak pernah subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, ser
k pribadi maupun golongan.

e. Sistematis
enyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan prosed
.

f. Sahih / Valid
Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah  sah dan
benar menurut
aturan ilmiah yang berlaku.

g. Jelas
Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih-jernihnya,
gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan pertanyaan dan keraguan-ragu

h. Seksama
upun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan secara cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengan

i. Tuntas
Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya. Jadi, supaya
karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu luas.

 j. Bahasanya Baku


Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai dengan bahasa yamg
dijadikan tolak ukur / standar bagi betul tidaknya penggunaan bahasa.

5
2.2. Prinsip-prinsip Karya Ilmiah
Untuk dapat membedakan apakah suatu karya tulis tergolong ilmiah atau
nonilmiah, terdapat prinsip-prinsip dalam sebuah karya ilmiah. Prinsip-prinsip karya
ilmiah tersebuat, yaitu :
1. Objektivitas
Pada prinsip yang pertama ini, penulis diharuskan untuk tidak mengemukakan
 pendapatnya. Penulis harus bersikap jujur, terbuka, dan mengesampingkan
 perasaannya. Segala sesuatu yang ditulisakan penulis harus apa adanya.
2. Empiris
Prinsip yang kedua, segala sesuatu yang dikemukakan penulis harus
berdasarkan fakta.
3. Rasional
Pada prinsip yang ketiga, penulis membahas sesuatu harus berdasarkan rasio atau
dapat diterima akal sehat, baik proses maupun cara penulisannya.
4. Dedukatif dan Induktif
Pada prinsip yang terakhir, membahas mengenail penyimpulan penemuan. Dalam
 penelitian digunakan hipotesis (sesuatu yang dianggap benar untuk mengutarakan
 pendapat, tetapi kebenarannya belum bisa dibuktikan) untuk menuntun penelitian
dalam mengumpulkan data (deduktif). Setelah data terkumpul, peneliti
mempelajari datanya satu per satu, peneliti mengemukakan penemuannya
melalui pendekatan induktif (Hardjodipuro, 1982).

2.3. Jenis-Jenis Karya Ilmiah Ditinjau dari Bentuknya

Pada dasarnya karya ilmiah merupakan bentuk dokumentasi dan publikasi dari
hasil- hasil pemikiran dan penelitian. Bila ditinjau dari segi bentuknya karya ilmiah
terdiri dari
 beberapa jenis, antara lain :


Artikel
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Heri Jauhari (2001:66),
“Artikel adalah karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai di majalah,
surat kabar, dan sebagainya”. Artikel merupakan salah satu karya tulis ilmiah yang

 paling sederhana dengan bahasan yang aktual dan umumnya kontroversial. Dari
 pemilihan judul, sistematika penulisan sampai isi, sebuah artikel lebih sederhana dari
karya tulis ilmiah lainnya. Begitupun pemilihan kata dan ragam bahasa yang digunakan lebi
 penyelesaian yang memadai serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Seperti halnya karya ilmiah lainnya, artikel terdiri atas pendahuluan, isi, dan
 penutup. Sistematika ketiga untur ini tidak diatur secara baku seperti pada makalah,
laporan, skripsi, tesis, dan disertasi. Sistematika penulisan artikel tidak ditandai
dengan bagian-bagian atau bab, hanya ditandai dengan peralihan paragraf.
 Makalah
Makalah merupakan karya ilmiah yang pendek dibandingkan dengan karya
ilmiah lainnya (laporan, skripsi, tesis, dan laporan penelitian). Biasanya, makalah
dibuat karena tugas, permintaan, dan keinginan sendiri untuk kemudian dibacakan di
muka aumum atau dimuat pada suatu media cetak. Makalah hampir sama dengan
artikel. Hal yang membedakan terletak pada masalah yang diangkat, tidak harus
aktual dan kontroversial, serta sistematika yang lebih baku.

Laporan

Laporan adalah karya tulis ilmiah yang memaparkan data hasil temuan di
lapangan atau instansi perusahaan. Jenis karya ilmiah ini merupakan karya ilmiah
untuk jenjang diploma III (DIII).

Proposal Penelitian
Secara umum, proposal penelitian tidak jauh berbeda dengan
penulisan laporan, kecuali pada bab hasil dan penutup. Untuk proposal, bab
hasil diganti dengan bab rencana kerja yang berisi jadwal dan komponen
pembiayaan; bab
 penutup diisi dengan janji-janji keuntungan yang bakal diperoleh apabila
penelitian tersebut dilaksanakan. Selain itu, pada proposal belum ada halaman
abstract atau intisari.
Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis
 berdasarkan pendapat orang lain (karya ilmiah S I). Karya ilmiah ini ditulis untuk

meraih gelar sarjana langsung (observasi lapangan) skripsi tidak langsung (studi
kepustakaan).

aporan. Jika laporan tidak mengemukakan penafsiran, maka skripsi bertolak dari keinginan untuk mengemukakan pen
membiarkan kenyataan-kenyataan itu sebagaimana adanya. la bergerak lebih jauh. Dengan
 belaka, bagaimanapun sahnya kenyataan dan peristiwa itu.

Sebuah skripsi, sama seperti sebuah tesis, harus dapat mengemukakan


 persoalan. Tetapi berbeda dengan sebuah tesis, sebuah skripsi tidak bermaksud
untuk memecahkan persoalan yang dikemukakannya. Pemecahan masalah itu
tidak diperlukan di dalam skripsi, karena skripsi tidak akan sampai. kepada
perumusan kesimpulan atau tesis. Cukuplah jika ia dapat mengemukakan
kenyataan peristiwa yang diolah dari laporan yang sah dengan sistimatis dan
dengan maksud untuk mengemukakan masalah-masalah yang akan dianalisa
dengan dasar-dasar logika. Mengemukakan dan mengidentifikasi suatu masalah
bukanlah sesuatu pekerjaan yang mudah. Kesalahan dalam merumuskan masalah,
berarti turunnya nilai skripsi, dan tentu saja nilai ànalisa skripsi itu. Untuk
mengemukakan kenyataan peristiwa, masalah-masalah, dan analisa diperlukan
suatu sistimatika formil dan disiplin teoritis. Nilai masalah dan nilai analisa
sebuah skripsi sama pentingnya dengan nilai masalah dan nilai analisa dalam
tesis.
h karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru dengan melakukan pengujian terhadap suatu hipotesis. T

mendalam dari skripsi (karya ilmiah S II). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih
gelar magister.

mecahkan masalah, inaka tesis justru bermaksud untuk memecahkan masalah itu. Perbedaan ini amat fundamen
dasarkan laporan kenyataan peristiwa yang sah dan sistimatis, (2) Baik skripsi maupun tesis mengemukakan masalah y
sistimatika formil, (4) Baik skripsi maupun tesis harus tunduk kepada hukum-
hukum dan azas-azas logika ilmiah, (5) Baik skripsi maupun tesis harus
berdasarkan dan melalui metodologi yang benar.

Kelima persamaan, dan juga karakteristik, dari skripsi memperlihatkan


bahwa dalam hal-hal itu nilai skripsi tidak kalah dalamnya dengan tesis. Akan
tetapi di samping persamaan yang telah dikemukakan di atas, antara tesis dan
skripsi terdapat
 perbedaan-perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang terpenting antara tesis dan
skripsi: (1) Tesis bermaksud dan didorong oleh tujuan untuk memecahkan
persoalan yang dikemukakannya, sedangkan skripsi tidak berdasarkan tujuan
untuk memecahkan masalah itu; (2) Analisa yang terdapat di dalam karangan
tesis bertujuan untuk mengambil kesimpulan dalam bentuk dalil, generalisasi,
hukum, atau tesis, sedangkan skripsi tidak bermaksud untuk menyusun dalil,
generalisasi, hukum, atau tesis; (3) Tinjauan atau wawasan tesis adalah lebih
luas dari pada skripsi.

Materi tesis diisi dengan dasar-dasar teoritis yang erat hubungannya


(langsung dan sebagai pendukung) térhadap judul tesis. Selanjutnya hal itu dapat
dielaborasi dengan laporan riset dan analisa terhadap tujuan yang diselidiki dalam
hubungannya dengan hipotesa yang sejalan dengan proses pembuktian. Data
yang dapat dikumpulkan, dianalisa dan diinterpretasi. Dalam hal ini‟  tesis
berbeda dengan laporan. Lain dari itu tesis harus memiliki masalah yang jelas
yang akan ditangani‟penulis  karangan tesis itu. Masalah harus dicari,
diidentifikasi dan dirumuskan dengan tepat. Karena tesis itu mengemukakan
masalah, maka tesis tersebut harus memiliki peralatan yang cocok untuk
menunjang pemecahan masalah itu.
Dalam menghadapi masalah yang telah dirumuskan, karangan tesis mesti
dapat
menganalisanya dengan peralatan logika. Tesis dikemukakan dengan suatu
metode dan sistimatika tertentu. Karena nilai tesis itu terletak dalam perumusah
kesimpulan, maka kesimpulan yang diperolehnya harus didasarkan kepada
pembuktian-
 pembuktian yang tidak mungkin dibantah kebenaran-nya. Untuk mencapai
kesimpulan ini dapat dimulai dengan metode induktif, yaitu dengan melalui
 penuturan deskriptif dan analisa. Atau dapat pula „dengan  metode deduktif,
yaitu dimulai dengan dalil-dalil yang umum atau generalisasi substantif.
pemecahan untuk masalah; dan (2) Sebuah tesis didefinisikan sebagai karangan formil yang fungsinya adalah untuk m

 Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil
baru yang dapat dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya
ilmiah S III). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar doktor. Fungsi disertasi
adalah untuk menyelenggarakan suatu diskusi yang sistimatis tentang suatu
subyek atau pokok karangan. Ruang lingkupnya lebih luas dari pada tesis, dan
gaya formilnya tidak
 begitu kaku. Maksud sebuah disertasi adalah untuk mengemukakan suatu
kritik,
 penjelasan, atau penjernihan. Yaitu untuk mengemukakan suata pandangan yang
merupakan dalil. Membuat disertasi adalah untuk memperbincangkan, atau
membantah, dengan cara ilmu pengetahuan. Bertentangan dengan logika
numgenai alasan atau penalaran ilmiah formil di dalam tesis, penulis disertasi
menangani
 pokok atau subyek karangan kuranglebih bersifat didaktis. Ini jangan diartikan
 bahwa disertasi itu tidak berdasarkan penalaran atau logika ilmiah.

Tesis dan disertasi yang baik menunjukkan hasil dari penyelidikan


intelektuil. Dasar-dasar keduanya akan berdiri kukuh jika studi, pemikiran,
penyelidikan, renungan dan pengertian-tulah menghasilkan hipotesa atau
pemikiran yang dapat diselidiki. Seandainya penyelidik melengkapkan dirinya
dengan jaminan tentang kebenaran untuk penjernihan dan pemecahan
penyelidikan, maka tesis dan disertasi dapat disusun.

Suatu tesis ditulis untuk mengukuhkan kebenaran suatu pemecahan


terhadap masalah, dengan argumentasi yang formil dan logis dalam
pembuktian. Esensi sebuah tesis adalah analisa konseptuil atau empiris, deduksi
dan kesimpulan. Sebuah
disertasi sedikit banyak adalàh karangan formil dalam analisa, interpretasi,
penilaian, dan penjelasan pokok, subyek, atau ilmu pengetahuan atau
pendapat. la dapat
 bermaksud untuk menjernihkan ilmu pengetahuan atau menentukan
pendapat. Sebuah disertasi dapat berbentuk kritik, nórmatif, dugaan, atau bahkan
spekulatif. Membuat sebuah disertasi berarti menghubungkan suatu proses
tentang argumentasi dari premise kepada kesimpulan.

Penulis disertasi dapat menggunakan premise yang diambil dari


pemikiran logis yang tidak memiliki dasar empiris.16 Di dalam kata
pengantar buku disertasi, Risk, Uncertainty and Profit  , tulisan Frank H. Knight,
yang mendapat hadiah disertasi doktoral, terdapat ucapan: “Adalah, sedikit yang
secara fundamentil
 baru di dalam buku ini. la menggambarkan suatu percobaan untuk menyata-kan
 prinsip-prinsip esensiil dari doktrin ekonomi konvensionil lebih tepat, dan
untuk menunjukkan implikasi-implikasinya-lebih jelas, dari pada yang telah
dikerjakan sebelumnya. Yaitu obyeknya adalah penjernihan, bukan pembehtukan
kembali; ia adalah suatu studi dalam “teori murni”.  Àdalah tidak tepat jika di
dalam tesis,
 penulis yang bersangkutan, mengadakan spekulasi bahwa dalam suatu saat
per- ekonomian liberalistis akan mendekati perekonomian sosialistis dan
sebaliknya
 perekonomian sosialistis akan mendekati perekonomian liberalistis. Tetapi sebuah
disertasi dapat mendiskusikan suatu spekulasi tentang pertanyaan apakah
 perekonomian liberalistis dan perekonomian sosialistis akan saling mendekat.
Dalam diskusi itu ia dapat mengemukakan argumentasi yang timbul dari segala
bukti yang ada dalam segala aspek. Ia dapat sampai kepada kesimpulan yang
definitif melalui
 proses penalaran dan logika yang datang dari premise Perbedaan antara tesis
dan disertasi bukan terletak pada jenis karangan tetapi pada tingkat yang perlu
dicapai. Perbedaan itu akan tampak pula dalam hasil yang dicapãi oleh tesis
dan skripsi, seperti halnya hasil yang perlu dicapai oleh laporan dan skripsi.
Laporan, skripsi, tesis dan disertasi mempunyai karakteristik yang berbeda
karena yang kemudian adalah lebih jauh dan yang sebelumnya.
2.4. Jenis-jenis Karya Ilmiah Ditinjau dari Pembacanya
Ditinjau dari sasarannya atau pembacanya, karya ilmiah dapat dibedakan
atas a) karya ilmiah biasa dan b) karya ilmiah populer. Karya ilmiah biasa adalah
karya ilmiah yang ditujukan kepada masyarakat tertentu/ professional, sedangkan
karya
ilmiah yang ditujukan kepada masyarakat umum disebut kaya ilmiah popular (Amir, 2007:4
a) Membaca Tulisan Ilmiah
Dalam membaca tulisan ilmiah, pembaca perlu memahami unsure  –   unsure kebahasaan y
 beberapa paragraph membentuk wacana (dalam hal ini disebut tulisan).
Karena suatu tulisan dibangun dari beberapa paragraph, pembaca perlu memiliki pengetah
 penunjuk pada kalimat –  kalimat penjelas.

 b) Karya ilmiah populer


Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian terdahulu, tulisan ilmiah yang
ditujukan kepada masyarakat umum disebut tulisan ilmiah popular (Amir,
2007:41). Melengkapi pendapat Amir, Soeseno (1993: 1) mengemukakan bahwa
tulisan ilmiah
 popular adalah tulisan ilmiah yang disajikan dengan penuturan yang mudah
dimengerti.
Istilah popular digunakan untuk menyatakan sesuatu yang akrab dan
menyenangkan bagi populous (rakyat/masyarakat) atau disukai oleh orang
kebanyakan karena menarik dan mudah dipahami. Oleh karena itu, dalam
 penuturannya, tulisan ilmiah popular harus lebih sederhana daripada tulisan ilmiah
 biasa.
Tulisan ilmiah popular dapat dibedakan atas tiga jenis. Pertama, tulisan ilmiah
 popular deskriptif yang membeberkan suatu pengetahuan sebagai kumpulan fakta
 begitu saja dengan tujuan meningkatkan pengetahuan untuk pembaca. Tulisan ilmiah
 popular seperti ini biasanya membeberkan fakta apa adanya, atau penemuan
mutakhir di bidang ilmu tertentu, tanpa banyak mempersoalkan bagaimana
jalannya
 proses penemuan atau hakikat hal yang dibeberkan itu.
Jenis kedua, tulisan ilmiah popular bentuk deskriptif yang diserati tentang
 jalannya proses pembentukan,riwayat pembentukan, penjelasan mangapa dan
 bagaimana sesuatu bisa terjadi . Jenis ketiga, tulisan ilmiah popular deskriptif
yang disertai proses terjadinya sesuatu, alasan maengapa bias terjadi, ditambah
dengan msalah yang muncul dan pemecahan masalah itu.
Untuk dapat memahami jenis tulisan ilmiah popular dalam kegiatan
membaca,
 perlu dipahami hal-hal yang terkait dengan pemahaman gagasan/ide pokok dalam
 paragraph sebagaimana tulisan ilmiah.

Ciri-ciri Tulisan Ilmiah Populer dan Murni


Pada umumnya, tulisan ilmiah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
tulisan ilmiah populer dan tulisan ilmiah murni.

Ciri-ciri dan karakteristik tulisan ilmiah populer, antara lain:


Adanya pesan yang dipergunakan untuk menarik perhatian pembaca, yang
dapat juga dikatakan bersifat persuasif. Hal ini disebabkan karena
pada umumnya pembaca yang ditargetkan ialah umum atau bukan
spesialis di
 bidang ahli mengenai topik bahasan yang ditulis.
Isi tulisan diusahakan untuk memikat pembaca agar yang bersangkutan
tetap terus membaca tulisan tersebut sampai selesai.
Penulis melakukan kontekstualisasi data hasil riset ke dalam tulisan
tersebut sehingga data dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca
umum.
Bahasa yang dipergunakan bersifat umum dan tidak menggunakan
terminologi khusus yang hanya dipahami oleh ilmuwan atau kelompok
tertentu.
Biasanya struktur kalimat yang dipergunakan ialah kalimat aktif.
Gaya penulisan tidak baku.
Umumnya, informasi dipaparkan dalam bentuk narasi.
Uraian dipaparkan ke dalam bentuk umum yang dapat menarik, balk
aspek intelektual pembaca maupun menyentuh emosi pembaca yang
bersangkutan.
Secara implisit, kadang mengandung pesan tertentu berupa keinginan
penulis
agar pembaca melakukan tindakan tertentu.
Ciri-ciri tulisan ilmiah murni, antara lain:
Penulis berusaha memaparkan data apa adanya secara objektif.
Temuan kajian ditulis dalam bentuk sistematis, terstruk-tur, dan baku.
Penulis banyak menggunakan bahasa dan terminologi khusus atau disebut “jargon ilmiah”
Umumnya, menggunakan struktur kalimat pasif.
Gaya penulisan yang dipakai bersifat baku.
Tulisan digunakan untuk memaparkan informasi dalam bentuk khusus yang hanya digu
Tulisan bersifat bebas dari opini penulis.
Terdapat jarak antara penulis dengan hal-hal yang dikaji

2.5. Sistematika Struktur Karya Ilmiah

Karya ilmiah memiliki kerangka yang merupakan pengelompokan dan pengamatan


 jenis fakta dan sifatnya menjadi kesatuan yang bertautan. Adapun kerangka karya ilmiah,
yaitu :

ALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB III METODE PENULISAN
AFTAR TABEL 3.1 …
3.2 …
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS
4.1 …
4.2 …
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Pembatasan Masalah
1.3 Tujuan dan Manfaat BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 …
5.2 …
BAB II LANDASAN TEORI/ TINJAUAN PUSTAKA
2.1 … DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
2.2 …

Berikut ini akan dijelaskan satu per satu mengenai sistematika struktur karya ilmiah.

a.Halaman Judul
Halaman judul memberikan identitas umum terhadap karya ilmiah yang dibuat.
Sebuah judul pada dasarnya menggambarkan kelengkapan menganalisis, jangkauan
wilayah, domain penelitian, waktu dan metode yang dipakai serta kesimpulan yang
didapat.

Contoh Halaman Judul :

USULAN PROGRAM KREAKTIVITAS MAHASISWA

PENGELOLAAN LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT MENJADI BIOETANOL


SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIFF

BIDANG KEGIATAN

PKM GAGASAN TERTULIS (PKM-GT)

Diusulkan Oleh :

Eka Febriyanti NIM 0611 3040 1011 Tahun Angkatan 2011

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG

2013

 b. Lembar Pengesahan


Lembar Pengesahan berisi identitas tulisan disertai dengan tanda tangan
sebagai
 bukti pengesah suatu karya ilmiah.
Contoh Lembar Pengesahan :

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Menjadi


Bioetanl Sebagai
Energi Alternatif
2. Bidang Kegiatan : ( X ) Gagasan Tertulis (
) Penelitian
3. Bidang Ilmu :
Teknologi dan Rekayasa 4. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Fitria Puspasari
 b. NIM : 0611 3040 1013
c. Jurusan : Teknik Kimia
d. Politeknik : Politeknik Negeri
Sriwijaya 5. Anggota Pelaksana : 2 orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap : Idha Silviyati, ST
 b. NIP : NIP. 19610704 198903 2 002
c. Alamat Rumah dan No. Tel/HP : Jl. Lunjuk Jaya, Gg. Melati, No. 45, RT. 50,
Palembang 08127104759

Palembang, 22 Oktober 2010


Menyetujui
Ketua Jurusan Teknik Kimia Polsri Ketua Pelaksana Kegiatan

Ir. Robert Junaidi, M.T Fitria Puspasari


 NIP. 196007 1991 031001 NIM. 0609 3040 0369

Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya Dosen Pendamping

RD. Kusumanto, S.T., M.M Idha Silviyati, S.T


 NIP. 196603111992031004 NIP. 19610704 198903 2 02
c.Kata Pengantar
Berisi tentang ucapan puji syukur, rasa terimakasih penulis kepada siapapun yang
terlibat atau yang membantu dalam penulisan karya ilmiah penulis tersebut. Contoh
kata pengantar dapat dilihat dalam kata pengantar makalah ini.

d.
Daftar Isi
Merupakan penyusunan isi sesuai halaman untuk memudahkan pembaca mengetahui

klasifikasi dan keseluruhan isi tulisan.

e. Daftar Tabel
Merupakan penyususan tabel atau data statistik sesuai halaman untuk memudahkan
 penelurusan tabel terkait.

f. Bab I Pendahuluan
Berisi paparan tentang apa yang menjadi masalah dengan latar belakangnya

Latar belakang, merupakan diskripsi masalah, data awal yang mendukung adanya
masalah dan akar timbulnya masalah. Mengapa dan apa yang mendorong peneliti
memilih topik penelitian ini. Contoh latar belakang dapat dilihat pada bab
 pendahuluan makalah ini.
Rumusan masalah, ditulis untuk menspesifikan masalah yang akan dibahas dalam

karya tulis. Masalah yang dirumuskan harus merupakan pengkhususan masalah


utama yang harus dijawab pada bab kesimpulan. Contoh rumusan masalah dapat
dilihat pada bab pendahuluan makalah ini.
Batasan masalah, ditulis untuk membatasi masalah penelitian. Sebab, jika tidak

dibatasi, masalah tersebut mungkin tidak sesuai kemampuan penulis, baik dari
segi pengetahuan, ekonomi, maupun waktu.
Contoh batasan masalah :
Mengingat banyaknya masalah yang menyebabkan sukarnya membuat karya
ilmiah, penulis membatasi diri dengan hanya mengambil masalah yang
 berhubungan dengan tata tulis saja. Adapun masalah-masalah tata tulis ilmiah
yang dikaji antara ,ain :
1.Unsur-unsur karya ilmiah.
2. Langkah-langkah penulisan karya ilmiah.
3. Pembentukan paragraf.
Tujuan dan manfaat
Tujuan penelitian biasanya untuk mengetahui sejumlah fenomena tertentu.
Sementara manfaat penelitian yakni sesuatu yang bisa dirasakan dan
dilaksanakan. Manfaat penelitian terdiri atas manfaat yang bersifat teoritis dan
manfaat yang bersifat praktis. Contoh tujuan dan manfaat dapat dilihat pada bab
 pendahuluan makalah ini.

g. Bab II Landasan Teori/ Tinjauan Pustaka


njauan pustaka ataupun telaahan pustaka merupakan paparan tentang kerangka acuan atau objek yang digunakan da
baran teori-teori yang pernah ada yang berkaitan dengan masalah

yang digarap, mengemukakan asumsi-asumsi dasar sebagai landasan berpikir, dan


hipotesis bila ada. Contoh telaahan pustaka dapat dilihat pada karya ilmiah terlampir.

h. Bab III Metode Penulisan


ai apa yang dilakukan dalam suatu penelitian (langkah-langkah) yang dilakukan sebelum melakukan suatu penelitian
n. Atau dapat berupa prosedur pengumpulan, pengolahan, dan

analisis data dalam suatu karya tulis. Contoh metode penulisan dapat dilihat dalam
karya ilmiah terlampir.

i. Bab IV Analisis dan Sintesis


Jawaban terhadap pertanyaan apa yang dikemukakan umumnya dibahas dalam
 bagian temuan atau hasil. Hasil-hasil penelitian harus mampu berfungsi sebagai alat
 pembuktian. Contoh analisis dan sintesis dapat dilihat pada karya ilmiah terlampir.

 j. Bab V Simpulan dan Saran


Simpulan merupakan pernyataan singkat yang mengungkapkan hasil penyelidikan
secaramenyeluruh.Saranmerupakanpernyataanyangbertujuanuntuk
 penyempurnaan hasil akhir penyelidikan.
Simpulan memuat hasil sesuai dengan tujuan penelitian, penulis harus dapat
menjelaskan kepentingan akan temuannya, bukan merupakan pengulangan yang
telah dibahas pada bagian pembahasan, harus menceritakan pada pembaca mengapa
temuan ini penting, dan bagaimana temuan ini berkontribusikan terhadap
 pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta penelitian apa yang harus

dilakukan kemudian. Simpulan dan saran dapat dilihat pda karya ilmiah terlampir.

k. Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel- artikel,
dan
 bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah
karangan atau sehagian dan karangan yang tengah digarap. Berikut ini merupakan
contoh dari
 bagaimana penulisan daftar pustaka pada penulisan makalah, skripsi atau penelitian
dan lain sebagainya.
 Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari internet
Albarda, Aji.2004. Membava untuk Menulis, (http://ajialbarda.com,  diunduh
3 August 2008).
 Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku
Peranginangin, Kasiman. 2006. Aplikasi Web dengan PHP  . Yogyakarta:
Penerbit Andi Offset.

l. Lampiran
Lampiran merupakan dokumen tambahan yang ditambahkan (dilampirkan)
ke dokumen utama. Lampiran dapat berupa teks, seperti dokumen pendukung
(misalnya  daftar riwayat hidup), diagram, atau maupun berupa gambar.
Contoh lampiran dalam karya tulis dapat dilihat dalam karya ilmiah
terlampir.

2.6. Langkah-Langkah Menulis Karya Ilmiah

Hal yang sering menjadi kendala dalam menulis karya ilmiah bagi sebagian
besar
na saja, dari apa saja. Ada berbagai alternatif yang dapat menjadi sumber ide. Beberapa di antaranya adalah observasi dan mence
awab dan

dibuktikan. Hal ini dapat menjadi dasar bagi dilaksanakannya penelitian untuk menyelesaikan
masalah yang terjadi, atau menjawab pertanyaan yang ada. Menulis karya ilmiah dapat dimulai dari :
a. Penentuan topik
Dalam suatu tulisan, topik merupakan landasan yang dapat dipergunakan
oleh seorang penulis untuk menyampaikan maksudnya. Banyak hal yang dapat
dipergunakan sebagai sumber penentuan topik sebuah tulisan, misalnya:
 pengalaman, keluarga, karier, alam sekitar, masalah kemasyarakatan,
kebudayaan, ilmu pengetahuan, cita-cita, dan sebagainya.

Syarat-syarat perumusan topik:

1.Topik harus menarik perhatian penulis

Untuk dapat menghasilkan karangan yang baik dengan data yang


lengkap, seorang penulis harus memilih topik yang menarik perhatiannya.
Topik yang tidak disenangi akan menimbulkan keengganan penulis dalam
menyelesaikan tulisan sehingga pencarian data dan informasi untuk
melengkapi tulisan akan dilakukan dengan terpaksa.

2. Topik harus diketahui oleh penulis

Seorang penulis sebelum memulai menulis seyogyanya sudah mempunyai


 pengetahuan tentang hal-hal atau prinsip-prinsip dasar dari topik yang dipilih.
Berdasarkan prinsip-prinsip dasar tersebut, seorang penulis dapat
mengembangkan tulisannya menjadi suatu tulisan menarik, dengan cara
melengkapi tulisan tersebut melalui penelitian kepustakaan maupun
penelitian lapangan.

3. Topik yang dipilih sebaiknya:

 Tidak terlalu baru


Topik yang terlalu baru memang menarik untuk ditulis, akan tetapi
seringkali
 penulis mengalami hambatan dalam memperoleh data kepustakaan
yang akan dipakai sebagai landasan atau penunjang. Data kepustakaan
yang diperoleh mungkin terbatas pada berita dalam surat kabar atau
majalah
 populer.
 Tidak terlalu teknis
Karangan yang terlalu teknis kurang dapat menonjolkan segi ilmiah.
Tulisan semacam ini biasanya bersifat sebagai petunjuk tentang
bagaimana tata cara melakukan sesuatu, tanpa mengupas teori-teori
yang ada.
 Tidak terlalu kontroversial
Suatu tulisan yang mempunyai topik krontroversial menguraikan hal-hal
di luar hal yang menjadi pendapat umum. Tulisan semacam ini sering
menimbulkan permasalahan bagi penulisnya.

b. Penentuan Tema

Sebuah tulisan dikatakan baik apabila tema dikembangkan secara terinci


dan
 jelas. Adanya gagasan sentral, rincian yang teratur dan susunan kalimat yang jelas
akan menghasilkan tulisan yang menarik dan enak dibaca. Di samping itu, seorang
 penulis juga harus menampilkan keaslian tulisannya. Keaslian tersebut dapat
dilihat dari beberapa hal, misalnya pokok permasalahan, sudut pandangan, cara
pendekatan atau gaya bahasa dan tulisannya.

c. Judul

Apabila topik dan tema sudah ditentukan barulah penulis merumuskan


judul karya tulisnya. Judul yang dirumuskan sifatnya tentatif, karena selama
proses
 penulisan ada kemungkinan judul berubah.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan judul:


1. Judul hendaknya relevan dengan tema dan bagian-bagian dari tulisan
tersebut;
2. Judul menimbulkan rasa ingin tahu seorang lain untuk membaca tulisan itu
(bersifat
 provokatif);
3. Judul tidak mempergunakan kalimat yang terlalu panjang, jika judul terlalu
 panjang, dapat dibuat judul utama dan judul tambahan (subjudul);
4. Pada penulisan tertentu (yang ada hubungan sebab-akibat) seyogyanya judul
harus memiliki independent variable (variabel bebas) dan dependent variable
(variahel terikat).
d. Mengenali Target Pembaca
Untuk memaksimalkan manfaat tulisan bagi pembaca, perlu dibuat asumsi
tingkat pengetahuan target pembaca tulisan tersebut. Untuk tugas akhir, cukup
aman mengasumsikan target pembacanya adalah sesama mahasiswa dari
jurusan yang sama.

e. Pengumpulan Data
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
mencari informasi/data dari kepustakaan;

menyusun daftar angket;



melakukan wawancara;

melakukan pengamatan di lapangan;



melakukan percobaan di laboratorium.

f. Seberapa Panjang?
Meskipun kadang disebutkan dalam panduan penulisan laporan tugas
akhir (skripsi, thesis, desertasi), jumlah halaman hanya lah merupakan petunjuk
tentang kedalaman dan keluasan materi yang dikehendaki. Pada umumnya
tidak ada ketentuan baku dari jumlah halaman naskah tulisan tugas akhir.
Kuncinya, pastikan tiap kalimat berguna bagi pembaca.

g. Penulisan dan Penyusunan Data


Menulis merupakan suatu proses kreatif y
 berpikir divergen (menyebar) daripada konvergen (m
iliki imajinasi lukisan, penulis memiliki banyak gagasan dalam menuliskannya. Kendati secara teknis ada kriteria-kriter

wujud yang akan dihasilkan sangat bergantung pada kepiawaian penulis dalam
mengungkapkan gagasan. Banyak orang mempunyai ide-ide bagus di benaknya
sebagai hasil dari pengamatan, penelitian, diskusi, atau membaca. Namun, begitu ide
tersebut dilaporkan secara tertulis, laporan itu terasa amat kering, kurang menggigit,
dan membosankan. Fokus tulisannya tidak jelas, gaya bahasa monoton, pilihan
katanya (diksi) kurang tepat dan tidak kena sasaran, serta variasi kata dan kalimatnya
kering. Sebagai proses kreatif yang berlangsung secara kognitif, penyusunan sebuah
tulisan memuat empat tahap, yaitu:
(1)
Tahap Persiapan (prapenulisan)
Tahap persiapan atau prapenulisan adalah ketika penulis menyiapkan diri,
mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan fokus,
mengolah informasi, menarik tafsiran dan inferensi terhadap realitas yang
dihadapi, berdiskusi, membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya
masukan kognitif yang akan diproses selanjutnya.

(2)Tahap Inkubasi
Tahap inkubasi adalah ketika penulis memproses informasi yang dimiliki
sedemikian rupa hingga ditemukan pemecahan masalah atau jalan keluar
yang dicari. Proses inkubasi ini analog dengan ayam yang mengerami
telurnya sampai telur menetas menjadi anak ayam. Proses ini seringkali
terjadi secara tidak disadari, dan memang berlangsung dalam kawasan bawah
sadar (subconscious) yang pada dasarnya melibatkan proses perluasan
 pikiran (expanding of the mind). Proses ini dapat berlangsung beberapa detik
sampai bertahun-tahun. Biasanya, ketika seorang penulis melalui proses ini
seakan-akan ia mengalami kebingungan dan tidak tahu apa yang harus
dilakukan. Oleh karena itu, tidak jarang seorang penulis yang tidak sabar
mengalami frustrasi karena tidak menemukan pemecahan atas masalah yang
dipikirkannya. Kendatipun demikian, sesungguhnya di bawah sadar penulis
tersebut sedang mengalami proses pengeraman yang menanti saatnya untuk
segera “menetas”.

(3)Tahap Iluminasi
Tahap iluminasi adalah ketika datangnya inspirasi atau insight, yaitu gagasan
datang tiba-tiba dalam pikiran. Iluminasi tidak mengenal tempat atau waktu,
 bisa datang ketika duduk di kursi, sedang mengendarai mobil, sedang
 berbelanja, dan lain-lain. Jika hal-hal itu terjadi, sebaiknya gagasan yang
muncul dan amat dinantikan itu segera dicatat, jangan dibiarkan hilang
kembali sebab momentum itu biasanya tidak berlangsung lama. Seringkali
orang menganggap iluminasi ini sebagai ilham. Secara kognitif, apa yang
dikatakan ilham tidak lebih dari proses berpikir kreatif. Ilham tidak datang
dari kevakuman tetapi dari usaha dan ada masukan sebelumnya terhadap
referensi kognitif seseorang
Verifikasi/ Evaluasi. (4)
erakhir yaitu verifikasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disu

tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal
yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang
mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat
yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya.

diartikan menyeleksi, mengolah, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik-teknik atau metode yang telah d
n data (penelitian).

h. Pemeriksaan
Pemeriksaan data (penelitian) dapat dilakukan melalui tahapan penerapan
 bahasa berikut:
 penyusunan paragraf,
 penerapan kalimat baku,

 penerapan diksi/pilihan kata, dan


 penerapan EYD.

2.7. Mengakses Informasi dari Internet

Kehadiran dan kecepatan perkembangan teknologi informasi (TI) telah


menyebabkan terjadinya perubahan dramatis dalam segala aspek kehidupan. Kehadiran
TI tidak memberikan pilihan lain kepada dunia pendidikan selain turut serta dalam
memanfaatkannya. TI memungkinkan terjadinya proses komunikasi yang bersifat global
dari dan ke seluruh penjuru dunia.
TI dapat digunakan untuk mencari beragam sumber belajar yang ada di
jaringan internet. Sumber belajar yang ada di jaringan internet memungkinkan
penggunanya untuk dapat memperoleh informasi dari berbagai bidang pengetahuan, dari
berbagai penjuru dunia, dari berbagai jenis tulisan (buku, artikel, majalah, surat
kabar, iklan, dll), dari informasi terkini (paling mutakhir). Meskipun dalam lingkup
yang sangat luas, pencarian informasi dari internet dapat dilakukan dengan mudah
melalui mesin  –   mesin pencari informasi (search engine).
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, sumber belajar yang tersedia di jaringan
internet belumlah terlalu banyak. Pada umumnya sumber belajar yang tersedia ditulis
dalam
 bahasa Inggris. Meskipun sebagian besar informasi itu ditulis dalam bahasa Inggris,
dalam
 peningkatan keterampilan berbahasa Indonesia, informasi  –   informasi itu tetap saja
sangat
 berarti dan dapat dimanfaatkan. Misalnya, informasi tentang peningkatan kemampuan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis secara umum. Oleh sebab itu, dalam
 pembelajaran dewasa ini, penggunaan internet sangat dianjurkan untuk memperkarya
wawasan pengetahuan sivitas akademika.

2.8. Catatan Penting dalam Membaca Referensi

Membaca referensi, baik berupa buku, tulisan ilmiah, maupun tulisan yang
diakses dari internet, perlu dilakukan oleh mahasiswa untuk menulis. Dalam kegiatan
membaca untuk menulis ini, pembaca perlu mencatat beberapa hal penting yang
akan mungkin diperlukan saat menulis.
Hal-hal yang perlu dicatat oleh seorang pembaca dalam kegiatan membaca
referensi adalah a) keterangan lengkap tentang sumber, b) informasi-informasi penting
terkait dengan topik bacaan, dan c) kutipan-kutipan pernyataan pakar yang dianggap
perlu.
Keterangan lengkap tentang sumber, antara lain. Mencakup: nama penulis (orang
atau lembaga), tahun penulisan/tahun terbit/nama kota, nama penerbit(bila diterbitkan),
alamat website/situs dan tanggal akses (bila tulisan diakses dari internet).
Keterangan lengkap tentang sumber dipandang perlu dicatat dalamkegiatatn menulis
ilmiah pernyata-
 pernyataan yang dimuat harus dapat dipertanggungjawabkan dengan jalan mencantumkan
sumbernya.
Hal lain ytang perlu dicatat dalam membaca referensi adalah infirnmasi-informasi
 penting terkait dengan topik bacaan. Informasi-informasi ini akan berguna untuk
melengkapi dan mengembangkan gagasan-gagasan penulis dalam kegiatan menulis.
Selanjutnya, hal yang perlu dicatat adalah kutipan-kutipan pernyataan pakar yang
dianggap perlu untuk mendukung data. Hal ini dilakukan untuk memperkuat
gagasan- gagasan penulis dalam kegiatan menulis ilmiah dan untuk menghindari
penjiplakan. Untuk lebih memahami penggunaan kutipan, baik falam kegiatan membaca
untuk menulis maupun menulis karya ilmiah, berikut akan dibahas tentang kutipan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Karya ilmiah merupakan laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau
 pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah
dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Berdasarkan
 bentuknya, karya ilmiah terdiri dari artikel, makalah, laporan, proposal penelitian, skripi,
tesis, dan disertasi. Sebagai suatu tulisan yang sistematis, karya ilmiah memiliki struktur

umum antara lain :

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN BAB III METODE PENULISAN
KATA PENGANTAR 3.1 …
3.2 …
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS
4.1 …
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 4.2 …
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Pembatasan Masalah
Tujuan dan Manfaat 5.1 …
5.2 …

BABIILANDASANTEORI/ TINJAUAN PUSTAKA


2.1 …
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

2.2 …

Dalam menulis karya ilmiah, hal yang sering menjadi kedala bagi sebagian besar
ul ide. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah khusus yang
arya ilmiah. Langkah ini dapat dimulai dari observasi terhadap lingkungan, eksplorasi, ataupun sosialisasi untuk men

tersebut digunakan lebih spesifik menjadi tema dan dikhususkan membentuk sebuah judul.

Seorang penulis harus mengenali target pembaca untuk memaksimalkan manfaat


tulisan bagi pembaca. Dalam penulisannya nanti, hal ini akan sangat membantu dalam
 proses pengumpulan data hingga penyusunan terkait dengan kedalaman dan keluasan
materi yang dikehendaki. Keluasan materi ini berkaitan dengan seberapa panjang suatu
tulisan harus di buat. Pada umumnya, tidak ada ketentuan baku dari jumlah halaman
naskah tulisan. Kuncinya, pastikan tiap kalimat berguna bagi pembaca. Tahap akhir dari
penulisan karya ilmiah adalah pemeriksaan hingga dapat dipublikasikan kepada
pembaca.

3.2. Saran
Saran yang dapat diberikan antara lain :

Untuk lebih memahami struktur tiap jenis karya ilmiah, sebaiknya pembaca menelusuri

materi lebih lanjut dalam buku-buku ataupun referensi lain karena contoh yang diberikan
dalam makalah ini hanya berupa struktur secara umum yang sering dipakai dalam
 penulisan makalah.
Untuk dapat menulis karya ilmiah dengan baik, tidak cukup hanya dengan mengetahui

teori-teori penulisan karya ilmiah saja, namun juga harus disertai dengan latihan.

Sebagaikalanganakademisiyangkesehariannyaberkecimpungdenganilmu

 pengetahuan, semestinya ilmu yang diperoleh disempurnakan dengan produk-produk


tulisan, misalnya karya ilmiah, sebagai output   dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan
sehingga dapat melipatgandakan manfaat ilmu yang diperoleh.

Anda mungkin juga menyukai