Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

PEMERINTAH, NEGARA DAN WARGA NEGARA

Makalah di susun guna memenuhi Tugas Kelompok, Mata kuliah Ilmu Sosial
Dasar, Dosen Pengampu : Ujang Kartono, M.M

Disusun Oleh :

` Rozza Kharisma 221110057

Izzati Maula 222110056

FAKULTAS SYARIAH HUKUM KELUARGA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF (IAIM) NU

TAHUN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas
Kelompok tentang  “Pemerintah, Negara, dan Warga Negara”.

Makalah ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam
menyelesaikan tugas mata kuliah . Makalah  ini telah diupayakan agar dapat
sesuai apa yang diharapkan  dan dengan terselesainya Makalah ini sekiranya
bermanfaat bagi setiap pembacanya. Makalah ini penulis sajikan sebagai bagian
dari proses pembelajaran agar kiranya kami sebagai mahasiswa dapat memahami
betul tentang perlunya sebuah tugas agar menjadi bahan pembelajaran.

Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan rasa syukur yang tulus dan ikhlas
kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta ucapan terima kasih kepada : Dosen dan
Narasumber berkat kerjasamanya sehingga Makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari kesempurnaan dan dengan
segala kerendahan hati, mohon kritik dan saran yang bersifat membangun.
Sehingga apa yang kita harapkan dapat tercapai, dan merupakan bahan
kesempurnaan untuk makalah ini selanjutnya. Besar harapan penulis, semoga
makalah yang penulis buat  ini mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.

Metro, 22 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Asal Usul Pemerintah...............................................................................3
B. Definisi Pemerintah..................................................................................4
C. Tugas Tugas Pemerintah..........................................................................5
D. Lembaga Lembaga Pemerintah................................................................5
E. Definisi Negara.........................................................................................9
F. Teori teori pembentukan Negara..............................................................11
G. Bentuk bentuk Negara..............................................................................13
H. Definisi warga Negara..............................................................................17
I. Hak dan Kewajiban Warga Negara..........................................................17
J. Asas Asas Kewargaan..............................................................................21
K. Undang Undang Kewargaan di Indonesia................................................22

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..............................................................................................29
B. Penutup ....................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................31

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hak, kewajiban dan warga negara memiliki arti masing-masing. Hak adalah
kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan terus menerus oleh pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh pihak
lain maupun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa. Sedangkan
pengertian kewajiban adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya
dibiarkan terus –menerus oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat
dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan. Warga Negara adalah orang-
orang yang menurut hukum atau secara resmi merupakan anggota resmi dari suatu
Negara tertentu,atau dengan kata lain warganegara adalah warga suatu Negara
yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Setiap individu mempunyai kebebasan penuh untuk melaksanakan


keinginannya. Dalam keadaan dimana manusia di dunia masih sedikit, hal ini
dapat berlangsung. Tetapi dengan makin banyaknya manusia berarti akan semakin
sering terjadi persinggungan dan bentrokan antara individu satu dengan lainnya.

Akibatnya sering terjadi yang kuat memakan yang lemah atau “manusia yang
satu menjadi serigala terhdap manusia yang lain” sebagaimana dikemukakan oleh
Hobbes. Masing-masing merasa ketakutan dan merasa tidak aman di dalam
kehidupannya. Pada saat itulah manusia merasakan perlunya ada suatu kekuasaan
yang mengatur kehidupan individu-individu pada suatu negara. Pemerintahlah
yang dibutuhkan untuk menjamin tegaknya aturan dan hukum serta mengatur
kehidupan individu-individu tersebut.

Oleh karena itu masalah pemerintah, warga negara dan negara perlu dikaji
lebih jauh, mengingat demokrasi yang ingin ditegakkan adalah demokrasi
berdasarkan pancasila. Aspek yang terkandung dalam demokrasi pancasila antara
lain ialah adanya kaidah yang mengikat negara dan warga negara dalam bertindak
dan menyelenggarakan hak dan kewajiban serta wewenangnya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal usul pemerintah?
2. Apa definisi pemerintah?
3. Apa saja tugas tugas pemerintah?
4. Apa saja lembaga lembaga pemerintah?
5. Apa definisi Negara?
6. Bagaimana teori teori pembentukan Negara?
7. Apa saja bentuk bentuk Negara?
8. Apa saja definisi warga Negara?
9. Bagaimana hak dan kewajiban warga Negara?
10. Apa saja asas asas kewargaan?
11. Bagaimana undang undang kewargaan di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui asal usul pemerintah.
2. Untuk Mengetahui definisi pemerintah.
3. Untuk Mengetahui tugas tugas pemerintah.
4. Untuk Mengetahui lembaga lembaga pemerintah.
5. Untuk Mengetahui definisi Negara.
6. Untuk Mengetahui teori teori pembentukan Negara.
7. Untuk Mengetahui bentuk bentuk negara .
8. Untuk Mengetahui definisi warga Negara.
9. Untuk Mengetahui hak dan kewajiban warga Negara.
10. Untuk Mengetahui asas asas kewargaan.
11. Untuk Mengetahui undang undang kewargaan di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asal Usul Pemerintah


Pemerintah awalnya tumbuh dari kebutuhan akan adanya penegakan aturan
main bermasyarakat. Pada awal masyarakat tumbuh, pola hidup manusia selalu
berpindah-pindah. Mereka hidup dalam komunitas kecil yang sifat nya otonom
dan aktifitas sebagian besar energi mereka digunakan untuk mempertahankan diri
dari serangan komunitas lainnya . Perampokan, pemerkosaan, dan perampasan
hak manusia hanya dilakukan oleh mereka yang secara fisik memiliki kekuatan.
Yang kuat memakan yang lemah atau “manusia yang satu menjadi serigala bagi
manusia yang lain”. Kemudian para orang kuat merenung dan berfikir agar
kehidupan mengeksploitasi manusia segera dihentikan sehingga hidup damai,
tertib dan aman benar-benar diwujudkan. Kemudian mereka melakukan
kesepakatan untuk mengatur kehidupan masyarakat.
Berdasarkan kesepakatan itu, dibuatlah prinsip nilai yang dianggap sebagai
aturan hukum dengan pemberian sanksi pada pelanggarnya. Pada tahap awal,
penerapan sanksi itu lebih ditekankan pada penyiksaan fisik. Namun, seiring
peradaban manusia semakin maju dan manusia meletakkan harga diri di atas
segalanya, penyiksaan fisik seperti itu dianggap tidak sesuai lagi, karena setiap
kejahatan dipandang sebagai gejala sementara dan tidak ada manusia yang terlahir
sebagai penjahat. Oleh sebab itu, siapa pun yang berbuat jahat selayaknya diberi
kesempatan untuk mengoreksi diri oleh para penegak kebenaran dan keadilan.
Model inilah yang sekarang disebut dengan penjara.
Penegak kebenaran inilah yang kini dipegang oleh pemerintah. Suatu negara
atau pemerintahab pada tingkat pertama dapat dilihat dari kehadiran seperangkat
aturan hukum yang berlaku secara sah, yang dapat memaksa orang-orang agar taat
pada aturan. Pada tingkat kedua, keberadaan pemerintah itu dapat diamati dari
posisinya yang penting sebagai penegak aturan. Negara tegak karena ada hukum,
apabila hukum lenyap, negara pun hilang. Oleh karena iitu, untuk menjamin
tegaknya aturan dan hukum, pemerintah sangat dibutuhkan.

3
B. Definisi Pemerintah
Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kewenangan untuk membuat
kebijakan dalam bentuk( penerapan hukum dan undang-undang) di kawasan
tertentu. Kawasan tersebut adalah wilayah yang berada di bawah kekuasaan
mereka. Pemerintah berbeda dengan pemerintahan.
Pemerintah merupakan organ atau alat pelengkap jika dilihat dalam arti sempit
pemerintah hanyalah lembaga eksekutif saja. Sedangkan arti pemerintahan dalam
arti luas adalah semua mencakup aparatur negara yang meliputi semua organ-
organ, badan atau lembaga, alat kelengkapan negara yang menjalankan berbagai
aktivitas untuk mencapai tujuan negara. Lembaga negara yang dimaksud adalah
lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif
Makna pemerintah ada 2, yaitu pemerintahan negara dalam arti sempit terdiri
dari presiden, wakil presiden, dan kabinet (dewan menteri). Pemerintahan negara
dalam arti luas adalah gabungan alat-alat kelengkapan negara, baik legislatif
(DPR), eksekutif (Presiden) maupun yudikatif (MA). Selengkapnya, pengertian
pemerintah secara terminologis, yaitu :
1. Pemerintah dalam arti terluas, adalah semua lembaga negara sebagaimana
diatur dalam UUD suatu negara.
2. Pemerintah dalam arti luas, adalah semua lembaga negara yang oleh
konstitusi negara yang bersangkutan disebut sebagai pemegang kekuasaan
pemerintahan. Kekuasaan pemerintahan meliputu fungsi legislatif dan fungsi
eksekutif.
3. Pemerintahan dalam arti sempit, ialah lembaga negara yang memegang
kekusaan eksekutif saja.
4. Pemerintahan dalam arti tersempit ialah lembaga negara yang memegang
fungsi birokrasi. Birokrasi adalah aparat pemerintah yang diangkat atau ditunjuk
dan bukan yang dipilh atau terpilih melalui pemilihan oleh lembaga perwakilan.
5. Pemerintah dalam arti pelayan. Pemerintah dianggap sebagai warung dan
pemerintah adalah pelayan yang melayani pelanggan.
6. Pemerintah dalam konsep pemerintah pusat, yaitu pengguna kekuasaan
negara pada tingkat pusat (tertinggi) yang pada umumnya dihadapkan dengan
konsep pemerintahan daerah.

4
7. Pemerintah dalam konsep pemerintah wilayah. Pemerintah dalam arti ini
dikenal dalam negara yang menggunakan asas dekonsentrasi dan desentralisasi.

C. Tugas-Tugas Pemerintahan
Ryaas Rasyid membagi tugas-tugas pokok pemerintahan ke dalam 7 bagian,
yaitu:
1. Pemerintah bertugas menjamin terciptanya kondisi keamanan Negara dari
segala kemungkinan terjadinya ancaman dari luar berupa penghancuran keamanan
dan dari dalam berupa bentrokan antar-warga yang menyebabkan tergulingnya
pemerintahan yang sah.
2. Memelihara ketertiban dengan mencegahnya bentrokan antar warga.
3. Menegakkan keadilan kepada tiap warga negara tanpa membeda-bedakan
statusnya, apapun yang melatarbelakangi keberadaan mereka.
4. Melakukan pekerjaan umum dengan cara membangun fasilitas jalan,
pendidikan, sebagainya.
5. Meningkatkan kesejahteraan sosial, membantu orang miskin, memelihara
orang cacat, anak terlantar, serta kegiatan social lainnya.
6. Menerapkan kebijakan ekonomi yang menguntungkan rakyat banyak.
7. Membuat dan menerapkan kebijakan pemeliharaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup.

D. Lembaga-Lembaga Pemerintahan
1. Pemerintahan pusat dan kewenangannya
Dalam UU No.2 tahun 1999 jo. UU Nomor 32 tahuun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan PP No.25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah
dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom disebutkan bahwa pemerintah
pusat ialah “perangkat negara kesatuan RI yang terdiri dari presiden beserta para
menteri”.
Secara umum kewenangan pemerintah pusat lebih besaar porsinya pada
penetapan kenijakan yang bersifat norma, standar, kriteria, dan prosedur.
Pemerintah pusat berwenang untuk :
 Menetapkan kebijakan pembangunan dalam skala makro;

5
 Menetapkan pedoman tentang standar pelayanan minimal dalam bidang
yang wajib dilaksanakan oleh kabupaten/kota;
 Menetapkan kriteria penenruan dan perubahan fungsi ruang
kawasan/lahan dalam rangka penyusunan tata ruang;
 Menyusun rencana nasional secara makro;
 Menetapkan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi
tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan;
 Membina dan mengwasi penyelenggaraan otonomi daerah yang
meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, dan
supervisi;
 Menetapkan pedoman pengelolaan dan perlindungan sumber daya
alam;
 Mengelola dan menyelenggarakan perlindungan sumber daya alam di
wilayah laut di luar 12 mil.
 Mengatur penerapan perjanjian atau persetujuan internasional yang
disahkan atas nama negara;
 Menetapkan standar pemberian izin oleh daerah;
 Mengatur ekspor-impor dan melaksanakan perkarantinaan;
 Menanggulangi wabah dan bencana yang berskala nasional;
 Menetapkan arah dan prioritas kegiatan riset dan teknologi, termasuk
penelitian dan pengembangan teknologi strategis dan beresiko tinggi;
 Menetapkan persyaratan kualifikasi usaha jasa;
 Mengatur sistem lembaga perekonomian negara;
 Kewenangan pemerintah yang bersifat teknis dan terbatas pada suatu
bidang yang bertujuan :
 Mempertahankan dan memelihara identitas dan integritas bangsa dan
Negara.
 Menjamin kualitas pelayanan umum yang setara bagi semua warga
Negara.
 Menjamin efisiensi pelayanan umum yang sifatnya nasional

6
 Menjamin keselamatan fisik dan nonfisik secara setara bagi semua
warga Negara
 Menjamin pengadaan teknologi keras dan lunak yang langka, canggih
mahal dan beresiko tinggi, tetapi sangat diperlukan oleh bangsa dan
Negara seperti tenaga nuklir, teknologi peluncuran satelit, teknologi
penerbangan dan sejenisnya.
 Menjamin supremasi hokum nasional
 Menciptakan stabilitas ekonomi dalam rangka peningkatan
kemakmuran rakyat.
2. Pemerintah daerah dan kewenangannya
Pada masa Orde Baru, penyelenggaraan pemerintah daerah menggunakan
model sentralisasi, sedangkan pada saat reformasi, penyelenggaraan pemerintahan
daerah menggunakan model otonomi. Format baru pemerintah daerah di bawah
UU No.32 tahun 2004 diarahkan kepada terciptanya kemandirian daerah dengan
meletakkan suatu prinsip otonomi yang luas dan utuh pada daerah kabupaten/kota.
Peraturan perundang-undangan ini menganut asas dekonsentarsi dan tugas
pembantuan.
Ketentuan mengenai kewenangan daerah provinsi diatur melalui PP No.25
tahun 2000, sedangkan kewenangan kabupaten/kota adalah kewenangan sisa yang
tidak disebut dalam peraturan pemerintah tersebut.
Adapun kewenangan daerah propinsi sebagai berikut :
a. Kewenangan dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas kabupaten
dan kota serta kewenangan dalam bidang pemerintahan tertentu lain;
b. Kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan daerah kabupaten
dan daerah kota;
c. Kewenangan dalam bidang pemerintahan yang dilimpahkan kepada
gubernur selaku wakil pemerintahan;
d. Kewenangan melaksanakan fungsi yang berkaitan dengan tugas yang
menyangkut penyediaan pelayanan umum, pengaturan dan pembangunan yang
bersifat lintas kabupaten/kota;
e. Kewenangan melakasanakan tugas yang dilakukan oleh satu
kabupaten/kota lainnya;

7
Kewenangan bidang pemerintahan yang bersifat lintas kabupaten/kota, antara
lain seperti kewenangan di bidang pekerjaan umum, perhubungan, kehutanan dan
perkebunan. Kewenangan kabupaten/kota ialah :
a. Kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan, selain kewenangan
pemerintah pusat dan kewenangan pemerintah provinsi sebagaimana
dikemukakan di atas;
b. Kewenangan yang wajib dilaksanakan oleh daerah kabupaten dan daerah
kota meliputi pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian,
perhubungan, perindustrian, dan perdagangan, penanaman modal, lingkunagan
hidup, pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja.
3. Lembaga Penyelenggara Pemerintahan Tingkat Pusat
a. Departemen
Departemen merupakan unsur pelaksana pemerintah yang dipimpin oleh
menteri negara yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden.
b. Menteri Koordinator
Tugas menko antara lain mengkoordinasikan penyiapan dan penyusunan
kebijakan serta pelaksanaannya dibidang tertentu dalam kegiatan pemerintahan
negara.
c. Menteri Negara
Tugas Menteri Negara ialah menangani bidang tugas tertentu dalam kegiatan
pemerintah negara yang tidak ditangani oleh suatu departemen.
d. LPND(Lembaga Pemerintah Nin Departemen)
LPND adalah lembaga negara di Indonesia yang dibentuk untuk melaksanakan
tugas pemerintahan tertentu dari presiden dan berada di bawah serta bertanggung
jawab langsung kepada presiden melalui menteri atau pejabat setingkat menteri
yang mengoordinasikan.
e. Kesekretariatan Lembaga Negara
f. Kejaksaan Agung
g. Perwakilan RI di Luar Negeri
h. Tentara Nasional Indonesia (TNI)
i. Kepolisian Negara RI (POLRI)
j. Lembaga Ekstra Struktural (Non Struktural)

8
4. Lembaga Penyelenggara Pemerintahan Tingkat Daerah
Pokok-pokok yang terkandung dalam UU No.32 tahun 2004 antara lain
menyebutkan bahwa:
1. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
RI sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.
2. Pemerintah daerah adalah gubernur,bupati atau walikota dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah
3. DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah
4. Otonomi daerah adalah hak,wewenang,dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangan-undangan.
5. Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut perkasa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem NKRI
6. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintah kepada daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dalam sistem NKRI
7. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi
vertikal di wilayah tertentu
8. Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah
dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta
dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

E. Definisi Negara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, kata negara dapat
diartikan kedalam dua hal. Yang pertama, negara adalah sebuah organisasi yang

9
berapa pada suatu wilayah dan memiliki kekuasaan tertinggi secara sah serta
ditaati oleh masyarakat di dalamnya.
Yang kedua, sebuah negara dapat disimpulkan sebagai kelompok sosial yang
mendiami sebuah wilayah maupun daerah tertentu yang berada di bawah lembaga
politik maupun pemerintah yang efektif, memiliki kesatuan politik, berdaulat yang
memiliki tujuan nasional yang ingin dicapai oleh suatu wilayah tersebut.
Sebuah wilayah dapat dikatakan sebagai sebuah negara jika wilayah tersebut
telah memenuhi berbagai unsur yang diperlukan oleh sebuah negara di dalamnya.
Hingga saat ini, jumlah negara yang di seluruh dunia mencapai 195 negara. Setiap
negara tersebut memiliki bentuk pemerintahan yang berbeda antara satu sama lain,
dimana ada yang menggunakan sistem pemerintahan kerajaan sampai republik.
Pengertian Negara Menurut Para Ahli
 Menurut Prof. Miriam Budihardjo, negara merupakan organisasi yang
ada di dalam suatu wilayah yang dapat memaksakan kekuasaannya
yang sah terhadap semua golongan kekuasaan yang berada di dalamnya
dan dapat menetapkan berbagai tujuan dari kehidupan tersebut.
 Menurut Prof. Nasroen, definisi sebuah negara adalah sebuah bentuk
pergaulan hidup. Oleh karena itu, sebuah negara harus ditinjau secara
sosiologis agar dapat dijelaskan serta dipahami.
 Menurut Prof. Dr. Djokosoetono, SH. yang mendefinisikan sebuah
negara sebagai organisasi manusia maupun kumpulan individu yang
berada di bawah sebuah pemerintahan yang sama.
 Menurut Prof. Farid S., negara merupakan sebuah wilayah merdeka
yang sudah mendapatkan pengakuan dari negara lain serta memiliki
sebuah kedaulatan.
 Menurut G. Pringgodigdo, SH. yang mendefinisikan negara sebagai
sebuah organisasi kekuasaan maupun organisasi kewibawaan yang
harus persyaratan berupa berbagai unsur tertentu.
 Menurut Dr. Wirjono Prodjodikoro, SH., negara merupakan sebuah
organisasi yang berada di atas kelompok maupun beberapa kelompok
individu yang mendiami suatu wilayah atau teritori tertentu bersama
dan mengakui adanya sebuah pemerintahan yang bertugas untuk

10
mengurus tata tertib serta keselamatan sebuah kelompok maupun
beberapa kelompok individu yang ada.
 Pengertian negara menurut Gettel, negara merupakan sebuah komunitas
berbagai oknum yang secara permanen mendiami suatu wilayah
tertentu, menuntut secara sah akan kemerdekaan diri dari pihak luar
serta memiliki sebuah organisasi pemerintah serta hukum yang berjalan
secara menyeluruh di dalam sebuah lingkungan.
 Dalam An Introduction to Politics (1951), Roger H. Soltau
mengemukakan definisi negara adalah sebuah agen maupun
kewenangan yang mengatur maupun mengendalikan segala persoalan
bersama atas nama masyarakat di dalamnya.
 Menurut Harold J. Laski dalam The State in Theory and Practice
(1947), definisi negara merupakan sebuah masyarakat yang
diintegrasikan karena memiliki wewenang yang sifatnya memaksa.
Dalam Dasar-dasar Ilmu Politik (2007), ahli ilmu politik yaitu Miriam
Budiardjo mengemukakan rangkuman definisi dari sebuah negara menjadi, negara
merupakan sebuah daerah teritorial yang rakyat di dalamnya diperintah oleh
sejumlah pejabat yang berhasil menuntut dari warga negara di dalam suatu
wilayah ketaatan pada peraturan mengenai undang-undang melalui kontrol
monopolistis terhadap kekuasaan yang sah.

F. Teori teori Pembentukan Negara


Asal usul negaradapat ditelusuri dari beberapa teori :
1. Teori Kontak Sosial
Menurut teori ini, negara dibentuk berdasarkan atas kesepakatan masyarakat
melalui suatu perjanjian. Tokoh penting dalam teori ini ialah Hobbes, Locke, dan
Rousseau.
Menurut Hobbes, keadaan dunia ini pernah dilalui oleh dua masa, yaitu
masa selama belum ada negara dan masa setelah ada negara. Masa pertama (masa
natural) sama sekali bukan keadaan yang aman, tenang, dan bahagia. Dunia
berada dalam keadaan kacau, tanpa hukum, manusia saling menindas dan saling
berperang. Keadaan ini telah menyadarkan sebagian manusia untuk segera

11
diakhiri demi kelanjutan hidup manusia. Kemudian mereka mengadakan
perjanjian bahwa masingmasing individu dengan sukarela menyerahkan sebagian
hak mereka kepada sebuah lembaga.
Bagi Locke, keadaan alamiah itu dilukiskan sebagai keadaan yang bebas
dan egaliter. Di sini, Locke berbeda dengan Hobbes. Bagi Locke, keadaan
pertama (pranegara) merupakan keadaan yang harmoni, sementara Hobbes
melukiskannya sebagai konflik. Walaupun demikian, keadaan ini menurut Locke
berpotensi untuk melahirkan anarki karena tidak ada pemimpin yang disegani
untuk mengatur kehidupan mereka. Itulah sebabnya mereka mengadakan
perjanjian satu sama lainnya.
Berbeda dari keduanya, Rosseau menyebut masa pranegara itu sebagai
keadaan sebelum manusia melakukan dosa. Di sana, manusia hidup damai,
tenang, egaliter dan bebas. Akan tetapi, manusia sadar terhadap adanya ancaman
bagi mereka, bagi kebahagiaan dan ketenangan hidup mereka. Maka dibuatlah
suatu kontak sosial untuk menghindari munculnya ancaman itu. Dengan adanya
perjanjian seperti itu, berlangsunglah masa peralihan dari keadaan alamiah ke
keadaan negara.
2. Teori Ketuhanan
Teori ini menyebutkan bahwa dalam keadaan alamiah yang serba anarkis itu,
manusia memohon kepada Tuhan agar diciptakan seorang raja yang dapat
menolong mereka dari ancaman yang mereka hadapi.
Teori ini dipakai untuk membenarkan kekuasaan raja yang mutlak dan raja
bertakhta karena kehendak Tuhan. Kekuasaan dan hak-hak raja untuk memerintah
dan bertakhta berasal dari Tuhan. Pelanggaran terhadap kekuasaan raja
merupakan pelanggaran terhadap Tuhan. Raja serta pemimpin-pemimpin negara
hanya bertanggung jawab kepada Tuhan, tidak kepada siapa pun.
3. Teori Kekuatan
Teori ini berpendapat bahwa negara timbul karena orang-orang kuat
menaklukkan orang-orang lemah. Teori ini lahir atas dasar historis, yang pada
masa manusia hidup berkelompok dan terjadi proses saling menguasai, saling
berperang dan saling menaklukkan. Dimana kelompok yang kuat akan jadi

12
pemenang dan kemudian untuk dapat menguasai orang-orang lemah, maka
didirikanlah organisasi, yaitu negara.
4. Teori Organis
Teori ini mencoba menganalogikan negara dengan organisme hidup dalam
ilmu biologi. Negara disejajarkan dengan makhluk hidup. Manusia yang hidup
dalam negara itu disebut sel-sel hidup. Pola kehidupan dalam negara disamakan
dengan tulang belulang manusia, undang-undang sebagai urat sarafnya, raja
sebagai kepala, dan para individu sebagai makhluk hidup. Analogi negara dengan
organisme dilihat dari segi kelahiran, pertumbuhan, perkembangan dan
kematiannya.
5. Teori Alamiah
Teori ini dikemukakan oleh Aristoteles. Negara merupakan ciptaan alam.
Intinya negara harus ada karena alam mengkehendakinya. Kodrat manusia
membenarkan adanya negara karena ia makhluk politik (zoon politicon) dan baru
kemudian makhluk sosial. Karena kodrat itulah, manusia hidup bernegara karena
negara adalah organisasi yang rasional dan ethis yang dibentuk untuk
menyempurnakan tujuan manusia dalam hidup.
6. Teori Historis
Teori ini menjelaskan bahwa negara sebagai sebuah organisasi social tidak
dibuat akan tetapi tumbuh berdasarkan evolusi kehidupan manusia. Dalam hukum
evolusi lembaga-lembaga sosial mendapatkan keniscayaan, dan sangat bergantung
pada kondisi, waktu dan tempat dimana evolusi itu bergantung. Lembaga sosial
merupakan sebuah keniscayaan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang hadir
dan bertambah mengikuti perubahan yang terjadi.

G. Bentuk-Bentuk Negara
1. Bentuk Negara Pada Zaman Yunani Kuno
Pada masa yunani kuno dahulu hanya dikenal adanya 3 bentuk pokok dari
negara. Pada waktu itu pengertian dari negara, pemerintahan dan masyarakat
masih belum dibedakan, hal ini disebabkan karena susunan negara masih sangat
sederhana sekali, bila dibandingkan dengan luas daerah negara dan julah
penduduknya belu sebesar asa sekarang ini. Negara hanya seluas kota saja oleh

13
karena itu pada hakikatnya hanya merupakan negara-kota saja. Negara-kota ini
ada istilahnya yaitu “polis”. Selain itu sifat dari urusan negara masih sangat
sederhana sekali. Dalam pandangan masyarakat dan para ahli negara, belu ada
perbedaan antara pengertian negara, pengertian masyarakat dan pengertian
pemerintahan.
Adapun tiga bentuk pokok daripada negara pada masa yunani kuno tersebut
ialah: Monarchi, Oligarchi, dan Demokrasi. Dipergunakan sebagai ukuran untuk
membedakan bentuk-bentuk tersebut diatas yaitu: jumlah dari pemegang
kekuasaan.
Jika yang memegang kekuasaan itu satu oarang aka bentuk negaranya
Monarchi (bahasa Yunani “monos” berarti “satu” sedangkan “archien” berarti
“memerintah”). Jika memegang pemeritahan itu beberapa orang maka bentuk
negaranya itu Oligarchi (bahasa Yunani “oligai” berarti “beberapa”). Jika yang
emegang pemerintahan rakyat maka bentuk negara nya disebut Demokrasi
(bahasa Yunani “Demos” bararti “rakyat”).
2. Bentuk Negara pada Masa Modern Sekarang.
Menurut teori-teori modern sekarang ini, bentuk negara yang terpenting ialah:
negara kesatuan(Unitarianisme) dan negara serikat (Federasi).
1. Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah bentuk suatu negara yang merdeka dan berdaulat,
dengan satu pemerintahan pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah.
Namun dalam pelaksanaannya, negara kesatuan ini terbagi kedalam 2 macam
sistem pemerintahan yaitu: Sentral dan Otonomi.
a. Negara kesatuan dengan sisitem sentralisasi adalah pemerintahan yang
langsung dipimpin oleh pemerintahan pusat, sementara pemerintahan daerah di
bawahnya melaksanakan kebijakan pemerintahan pusat.
Model pemerintahan Orde Baru di bawah pemerintahan presiden Soeharto
adalah salah satu contoh sistem pemerintahan model ini
b. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi adalah kepala daerah
diberikan kesempatan dan kewenangan untuk memgurus urusan pemerintahan
diwilayah sendiri. Sisitem ini dikenal dengan istilah otonomi daerah atau
swatantra. Sistem pemerintahan negara Malaysia dan pemerintahan paske Orde

14
Baru di Indonesia dengan sistem otonomi khusus dapat dimasukan kedalam model
ini.
2. Negara serikat
Negara serikat atau Federasi merupakan bentuk negara gabungan yang terdiri
dari beberapa negara bagian dari sebuah negara serikat. Pada mulanya negara-
negara bagian tersebut merupakan negara yang merdeka, berdaulat dan berdiri
sendiri. Setelah memnggabungkan dengan negara serikat, dengan sendirinya
negara tersebut melepaskan sebagian dari kekuasaannya dan menyerahkannya
kepada Negara Serikat. Penyerahan kekuasaan dari negara-negara bagian kepada
nagara serikat tersebut dikenal dengan istilah limitatif (satu demui satu) dimana
hanya kekuasaan yang diberikan oleh negara-negara bagian saja (delagated
powers) yang menjadi kekuasaan Negara Serikat. Namun pada perkembangan
selanjutnya, negara serikat mengatur hal yang bersifat strategis seperti kebijakan
politik luar negeri, keamanan dan pertahanan negara.
Adakalanya dalam pembagian kekuasaan antara pemerintahan federasi dan
peerintahan negara-negara bagian yang disebut adalah urusan-urusan yang
diselenggarakan oleh pemerintah negara-negara bagian, yang berarti bahwa
bidang kegiatan federal adalah urusan-urusan kenegaraan selebihnya (reseduary
powers).
Disamping 2 bentuk diatas, dari sisi pelaksana dan mekanisme pemilihannya,
bentuk Negara dapat digolongkan ketiga kelompok yaitu: Monarki, Oligarki, dan
Demokrasi.
A. Monarki
Pemerintahan monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai oleh raja
atau ratu. Dalam prakteknya, monarki ada dua jenis yaitu: Monarki absolut dan
monarki konstutional.
a) Monarki absolut adalah model pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi
di tangan satu orang raja atu ratu. Termasuk dalam kategori ini adalah negara
Arab saudi, Brunae, Swazilan, bhutan, dll.
b) Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaan
kepala negaranya (perdana mentri) dibatasi oleh ketentuan-ketentuan kostitusi

15
nagara. Praktek monarki konstitusional ini adalah yang paling banyak dipraktekan
di beberapa negara, seperti Thailand, Jepang, Inggris, jordania dan lan-lain.
c) Monarki parlamenter adalah bentuk pemerintahan yang bertanggung
jawab atas kebijaksanaan pemerintahannya adalah mentri, Termasuk dalam
kategori ini adalah negara Inggris, Belanda, dan Malaysia.
Dengan demikian pengertian negara yang berbentuk monarki adalah negara
dimana cara penunjukan kepala negaranya berdasarkan keturunan dari raja yang
sebelumya.
B. Oligarki
Model pemerintahan oligarki adalah pemerintahan yang dijalankan oleh
beberapa orang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu.
C. Demokrasi
Pemerintahan model demikrasi adalah pemerintahan yang bersandarkan pada
kedaulatan rakyat atau bendasarkan kekuasaannya pada pilihan atau kehendak
rrakyat malalui mekanisme pemulihan Umum (pemilu) yang berlangsung secara
jujur, bebas, aan, dan adil.
Dalam teori Ilmu Negara pengertian tentang teori bentuk Negara sejak dahulu
kala dibagi menjadi dua yaitu: monarchie dan republik. Untuk menentukan suatu
Negara itu berbentuk monarchie dan republik, dalam Ilmu Negara banyak macam
ukuran yang dipakai. Antara lain Jellinek dalam bukunya yang berjudul
Allgemene Staatslehre memakai sebagai kriteria bagaimana caranya kehendak
negara itu dinayatakan. Jika kehendak Negara itu ditentukan oleh satu orang saja,
maka bentuk Negara itu monarchie dan jika kehendak Negara itu ditentukan oleh
orang banyak yang merupakan suatu majelis, maka bentuk negaranya adalah
republic.
PendapatJellinek ini tidak banyak penganutnya karena banyak mengandung
kelemahan. Faham Duguit lebih lazim dipakai, yang menggunakan sebagai
kriteria bagaimana caranya kepala Negara itu diangkat. Dalam bukunya yang
berjudul Traite de Droit Contitutionel jilid 2, diutarakan jika seorang kepala
negara diangkat berdasarkan hak waris atau keturunan maka bentuk negaranya
disebut monarchie dan Kepala Negaranya disebut raja atau ratu. Jika kepala
negara dipilih melalui suatu pemilihan umum untuk masa jabatan yang

16
ditentukan, maka bentuk negaranya disebut republik dan Kepala Negaranya
adalah seorang Presiden.

H. Pengertian Warga Negara


Warga negara adalah anggota negara. Sebagai anggota negara, warga negara
memiliki hubungan khusus, yaitu hubungan hak dan kewajiban yang sifatnya
timbal balik satu sama lainnya.

Pasal 26 ayat 1 UUD 1945

“ Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.”

Pasal 26 ayat 2 UUD 1945

“ Penduduk adalah WNI dan orang asing yang bertempat tinggal di


Indonesia” atau orang yang menetap di suatu negara.

Istilah warga negara lebih sesuai dengan kedudukannya sebagai orang merdeka
dibandingkan dengan istilah hamba atau kawula negara karena warga negara
mengandung arti peserta, anggota, atau warga dari suatu negara. Untuk itu, setiap
warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan hukum. Semua warga negara
memiliki kepastian hak, privasi, dan tanggung jawab. 

I. Hak dan Kewajiban Warga Negara


Setiap warga negara Indonesia mempunyai tugas dan kewajiban yang sama
seperti yang terdapat pada UUD 1945.
1. Tugas, kewajiban dan kewenangan WNI
a. Setiap warga negara memiliki kebebasan, tetapi dalam setiap kebebasan
itu melekat juga kewajiban.
b. Di dalam hubungan dengan sesama manusia, kita wajib menghormati
orang lain, sedangkan dalam hubungannya dengan negara, kita wajib taat
menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.

17
c. Setelah menjalankan kewajiban atau hak-haknya kepada negara. Negara
menganut keseimbangan antara hak dan kewajban warga negara.
Setiap warga negara adalah sama kedudukannya dalam hukum dan
pemerintahan. Di Indonesia, sumber kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat,
sementara hukum dari rakyat yang didasarkan kepada persamaan derajat dan
kedudukan antara warga negara dengan pemerintah atau penguasa.
Di bawah ini diuraikan tentang tugas, kewenangan dan kewajiban warga
negara :
 Menjunjung tinggi dan menaati perundang-undangan yang berlaku,
 Membayar pajak, bea dan cukai yang dibebankan negara kepadanya,
 Membela negara dari segala bentuk ancaman, baik yang datang dari dalam
maupun luar negeri,
 Menyukseskan Pemilu, baik sebagai peserta atau petugas penyelenggara
 Mendahulukan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi
 Melaksanakan tugas dan kewajibn yang dibebankan bangsa dan negara,
 Kewajiban menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban nasional,
 Hak untuk mendapat perlindungan atas diri dan harta benda,
 Hak untuk mendapatkan dan menikmati kesejahteraan negara,
 Hak untuk mendapatkan dan menikmati hasil pembangunan,
 Hak untuk dipilih dan memilih dalam Pemilu,
 Hak untuk mengembangkan minat dan kemampuan pribadi tanpa
menggangu kepentingan umum dan sebagainya.
Dalam UUD 1945 secara umum ditemukan asas-asas hak dan kewajiban warga
negara. Hak warga negara diatur dalam pasal 27-31. Berikut ini pasal-pasal dalam
UUD 1945 :
 Pasal 27 ayat 1, “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tanpa kecualinya”
 Pasal 27 ayat 2, “Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”
 Pasal 28, “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

18
 Pasal 28A, “ Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap
orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.”

 Pasal 28B, [1] “Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan


keturunan melalui perkawinan yang sah” , [2] Hak atas kelangsungan hidup.
“Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.
 Pasal 28 C, [1] “Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi
kesejahteraan hidup manusia” [2] “ Hak untuk memajukan dirinya dalam
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa,
dan negaranya.”
 Pasal 28 D, (1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di
hadapan hukum. (2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan
dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. (3) Setiap warga negara
berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan. (4) Setiap orang
berhak atas status kewarganegaraan.
 Pasal 28 E, (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut
agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali. (2) Setiap orang berhak atas kebebasan
meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati
nuraninya. (3) Setiap orang berhak atas
kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
 Pasal 28 F, Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
 Pasal 28 G, (1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi,
keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya,
serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi. (2) Setiap orang

19
berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat
martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.
 Pasal 28 H, (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan. (2) Setiap orang berhak mendapat
kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat
yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan. (3) Setiap orang berhak atas
jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai
manusia yang bermartabat. (4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi
dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh
siapa pun.
 Pasal 28 I, (1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk
diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apa pun. (2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang
bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan
terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu. (3) Identitas budaya dan hak
masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan
peradaban. (4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi
manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah. (5) Untuk
menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara
hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan
dituangkan dalam peraturan perundang-
undangan.
 Pasal 28 J, (1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang
lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (2) Dalam
menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,

20
nilai - nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.
 Pasal 29 ayat 2, “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan
kepercayaannya itu.”
 Pasal 30, “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara.”
 Pasal 31, “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.”
Kewajiban warga negara diatur dalam pasal 27 ayat 1, pasal 30, dan pasal 31.
Kewajiban warga negara menjunjung tinggi hukum menunjukkan bahwa negara
harus taat hukum. Demikian pula terhadap pemerintahan, warga negara
berkewajiban menaati penguasa yang legitimate, adil, dan jujur.

J. Asas Asas Kewarganegaraan Indonesia


a. Asas Ius Sanguinis (keturunan) Asas ius sanguinis adalah asas
kewarganegaraan seseorang yang ditentukan berdasarkan pada keturunan orang
tua. Contoh negara: Indonesia, Belanda, Jepang, dan Cina.
b. Asas Ius Soli (tempat lahir) Asas ius sanguinis adalah asas
kewarganegaraan seseorang yang ditentukan berdasarkan tempat lahir. Dikutip
dari ‘Laboratorium PPKn’ batasan dalam ius soli adalah wilayah sebuah negara
merupakan dasar dalam menentukan kewarganegaraan seseorang, meskipun orang
tuanya bukan negara dari daerah tersebut.
Ius soli mayoritas digunakan negara-negara di Benua Amerika tapi jarang
ditemukan di tempat lain. Contoh negara: Amerika Serikat, Kanada, Brazil, dan
Australia.
c. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas Berlaku bagi anak yang lahir dari
perkawinan campuran (orang tuanya berbeda kewarganegaraan). Anak seperti ini
akan mewarisi kewarganegaraan kedua orang tuanya sampai berumur 18 tahun
atau sudah menikah.
d. Asas Kewarganegaraan Tunggal Asas ini berlaku mutlak bagi setiap warga
negara Indonesia yang sudah dewasa. (Hanya boleh satu kewarganegaraan, yakni
Indonesia).

21
K. Undang-undang Kewarganegaraan Indonesia
Undang-undang Nomor 62 tahun 1958 tentang Kewarganegaraan termasuk
salah satu perundang-undangan yang sudah tertinggal zaman.Hal tersebut dapat
dilihat dari pasal 1, ayat b, “warga negara RI adalah orang yang pada waktu
lahirnya mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya, seorang
warga-negara Republik Indonesia, dengan pengertian bahwa kewarga-negaraan
Republik Indonesia tersebut dimulai sejak adanya hubungan hukum kekeluargaan
termaksud, dan bahwa hubungan hukum kekeluargaan ini diadakan sebelum
orang itu berumur 18 tahun atau sebelum ia kawin pada usia di bawah 18
tahun,” dan ayat d, “warga negara RI adalah orang yang pada waktu lahirnya
ibunya warga-negara Republik Indonesia, apabila ia pada waktu itu tidak
mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya”,serta ayat e,
“warga negara RI adalah  orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga-negara
Republik Indonesia, jika ayahnya tidak mempunyai kewarga-negaraan, atau
selama tidak diketahui kewarga-negaraan ayahnya”.

Sementara pasal 3 ayat 1 menyebutkan, Anak di luar perkawinan dari seorang


ibu warga-negara Republik Indonesia atau anak dari perkawinan sah, tetapi dalam
perceraian oleh hakim anak tersebut diserahkan pada asuhan ibunya seorang
warga-negara Republik Indonesia, yang kewarganegaraannya turut ayahnya
seorang asing, boleh mengajukan permohonan kepada Menteri Kehakiman untuk
memperoleh kewarga-negaraan Republik Indonesia tidak mempunyai kewarga-
negaraan lain atau menyertakan pernyataan menanggalkan kewarganegaraan lain
menurut cara yang ditentukan oleh ketentuan hukum dari negara asalnya dan/atau
menurut cara yang ditentukan oleh perjanjian penyelesaian dwikewarga-negaraan
antara Republik Indonesia dan negara yang bersangkutan.”
Pasal 3 tersebut juga menyebutkan bahwa perempuan Indonesia yang bercerai
dari suaminya yang warga asing, dan anaknya ikut dengan dia, harus memperbarui
Kartu Izin Tinggal Asing Terbatas (KITAS) tiap tahun.
a. Warga Negara Indonesia
Warga Negara Indonesia (WNI) adalah:

22
1. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau
berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain
sebelum undang-undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia.
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu
Warga Negara Indonesia.
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara Indonesia dan ibu Warga Negara Asing.  
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara Asing dan ibu Warga Negara Indonesia.  
5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara
asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah
ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara
Indonesia.
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia.
8. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai
anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan
belas) tahun atau belum kawin.
9. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
10. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui.
11. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
12. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara
tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang
bersangkutan.

23
13. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
b. Syarat dan Tata Cara Memperoleh Kewarganegaraan Republik
Indonesia

Syarat-syarat Dalam Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia :

1. Telah berusia 18 ( delapan belas tahun ) tahun atau sudah kawin.


2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di
wilayah negara Republik aIndonesia  paling singkat 5 ( lima) tahun berturut-turut
atau paling singkat 10 ( sepuluh puluh ) tahun tidak berturut-turut.
3. Sehat jasmani dan rohani,
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara pancasila
dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
5. Tidak pernah di jatuhi  pidana karena melakukan tindak pidana yang
di ancam dengan pidana penjara 1 ( satu ) tahun atau lebih.
6. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak
menjadi berkewarganegaraan ganda.
7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetpa; dan
8. Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara.
Tata Cara dalam Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia

1. Permohonan pewarganegaraan diajukan di Indonesia oleh pemohon


secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas bermaterai cukup kepada
presiden melalui menteri, berkas permohonan di sampaikan kepada pejabat.
2. Menteri menruskan permohonan yang disertai dengan pertimbanagan
kepada presiden dalam waktu paling lambat 3 ( tiga ) bulan terhitung sejak
permohonan di terima;
3. permohonan perwarganegaraan dikenai biaya yang diatur dengan
peraturan pemerintah.
4. Presiden mengabulkan atau menolak permohonan perwarganegaraan
yang di tetapkan dengan keputusan presiden paling lambat 3 ( tiga ) bulan terhitun

24
sejak permohonan diterima oleh Menteri dan di beritahukan kepada pemohon
paling lambat 14 ( empat belas ) hari terhitung sejak keputusan Presiden
ditetapkan
5. Penolakan permohonan perwarganegaraan harus disertai alasan dan
diberitahukan oleh Menteri kepada yang bersangkutan paling lambat 3 ( tiga )
bulan terhitun sejak permohonan diteriam oleh Menteri.
6. Keputusan Presiden mengenai pegabulan terhadap permohonan
pewarganegraan berlaku efektif terhitun sejak tanggal permohonan mengucapkan
sumpah atau menyatakan janji setia.
7. Paling lambat 3 ( tiga ) bulan terhitung sejak keputusan presiden di
kirim kepada pemohon, pejabat memanggil pemohon untuk mengucapkan sumpah
atau janji setia.
8. Dalam hal setelah di panggil secara tertulis oleh pejabat untuk
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia pada waktu yang telah di
tentukan ternyata pemohon tidak hadir tanpa alasan yang sah, keputusan presiden
tersebut batal demi hukum.
9. Dalam hal pemohon tidak dapat mengucapkan sumpah atau
menyatakan janji setia pada waktu yang telah ditentukan  sebagai akibat kelalaian
pejabat, pemohon dapat mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia di
hadapan pejabat lain yang di tunjuk menteri.
10. Pengucapan sumpah atau menyatakan janji setia dilakukan dihadapan
pejabat; dan pejabat tersebut membuat berita acara pelaksanaan pengucapan
sumpah atau pernyataan janji setia
11. Paling lambat 14 ( empat belas ) hari terhitung sejak tanggal
pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia kepda menteri.
12. Setelah mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia, pemohon
wajib menyerahkan dokumen atau surat-surat keimigrasian atas nama kepada
kantor imigrasi dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung
sejak tanggal pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia.
13. Salinan keputusan presiden tentang kewarganegaraan dan berita acara
pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia dari pejabat, menjadi bukti sah

25
Kewarganegaraan Republik Indonesia seseorang yang memperoleh
kewarganegaraan.
14. Menteri mengumumkan nama orang telah memperoleh
kewarganegaraan dalam Berita Negara Republik Indonesia

c. Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia

Pada Pasal 23 UU RI No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan mengatur


sebab-sebab kehilangan Kewarganegaraan Indonesia, di antaranya yaitu sebagai
berikut :
1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan sendiri
2.  Tidak menolak atau melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang
lain memiliki kesempatan untuk itu.
3. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas
permohonannya sendiri, dimana orang yang bersangkutan sudah berumur 18
tahun atau sudah menikah, bertempat tinggal di luar negeri, dan dengan hilangnya
kewarganegaraan  RI tidak menyebabkan tanpa kewarganegaraan.
4. Masuk ke dalam dinas tentara asing tanpa meminta izin Presiden terlebih
dahulu.
5.  Sukarela masuk dalam dinas negara asing, dimana dinas semacam itu di
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan hanya dapat dijabat
oleh WNI.
6.  Sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara
asing atau merupakan bagian dari negara asing tersebut.
7.  Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing.
8. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau
surat yang diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari
negara lain atas namanya.
9. Bertempat tinggal di luar wilayah Negara Kesatuan Repblik Indonesia
delama 5 (lima) tahun bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah
dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi WNI
sebelum jangka  waktu 5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun
berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi
WNI kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan RI tersebut telah memberi
tahu secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak
menjadi tanpa kewarganegaraan.

26
d. Syarat dan Tata Cara Memperoleh Kembali Kewarganegaraan
Republik Indonesia
Seseorang yang kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia dapat
memperoleh kembali Kewarganegaraannya dengan mengajukan permohonan
tertulis kepada Menteri tanpa melalui prosedur sebagaimana dalam hal
memperoleh kewarganegaraan RI.

Dalam hal pemohon bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik


Indonesia, permohonan disampaikan melalui Perwakilan Republik Indonesia yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon. Permohonan untuk
memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia dapat diajukan oleh
perempuan atau laki-laki yang kehilangan kewarganegaraannya sejak putusnya
perkawinan.

Kepala Perwakilan Republik Indonesia meneruskan permohonan tersebut


kepada Menteri dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari setelah menerima
permohonan. Persetujuan atau penolakan permohonan memperoleh kembali
Kewarganegaraan Republik Indonesia diberikan paling lambat 3 (tiga) bulan oleh
Menteri atau Pejabat terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan.

Menteri mengumumkan nama orang yang memperoleh kembali


Kewarganegaraan Republik Indonesia dalam Berita Negara Republik Indonesia.

e. Ketentuan Pidana
Pejabat yang karena kelalaiannya melaksanakan tugas dan kewajibannya
sebagaimana dalam Undang-undang ini sehingga mengakibatkan seseorang
kehilangan hak untuk memperoleh atau memperoleh kembali dan/atau kehilangan
Kewarganegaraan Republik Indonesia dipidana dengan pidana penjara paling
lama 1 (satu) tahun.
Setiap orang yang dengan sengaja memberikan keterangan palsu, termasuk
keterangan di atas sumpah, membuat surat atau dokumen palsu, memalsukan surat
atau dokumen dengan maksud untuk memakai atau menyuruh memakai
keterangan atau dokumen yang dipalsukan untuk memperoleh Kewarganegaraan
Republik Indonesia dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun

27
dan paling lama 4 (empat) tahun dan denda paling sedikit Rp 250.000.000,00 (dua
ratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar
rupiah).
Dalam hal tindak pidana dilakukan korporasi, pengenaan pidana dijatuhkan
kepada korporasi dan/atau pengurus yang bertindak untuk dan atas nama
korporasi. Korporasi tersebut dipidana dengan pidana denda paling sedikit
Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) dan paling banyak Rp 5.000.000.000,00
(lima milyar rupiah) dan dicabut izin usahanya. Pengurus korporasi dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima)
tahun dan denda paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) dan
paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
f. Ketentuan Peralihan
Permohonan pewarganegaraan, pernyataan untuk tetap menjadi Warga Negara
Indonesia, atau permohonan memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik
Indonesia yang telah diajukan kepada Menteri sebelum Undang-undang ini
berlaku dan telah diproses tetapi belum selesai, tetap diselesaikan berdasarkan
Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun
1976 tentang Perubahan Pasal 18 Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Apabila permohonan atau pernyataan sebagaimana dimaksud di atas telah d
proses, tetapi belum selesai pda saat pearturan pelaksanaan Undang-Undang ini
ditetapkan, permohonan atau pernyataan tersebut diselesaikan menurut ketentuan
Undang-undang ini.
Permohonan pewarganegaraan, pernyataan untuk tetap menjadi Warga Negara
Indonesia, atau permohonan memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik
Indonesia yang telah diajukan kepada menteri sebelum undang-undang ini berlaku
dan belum di proses, diselesaikan berdasarkan ketentuan undang-undang ini.

28
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemerintah adalah suatu lembaga yang terlahir dari kebutuhan manusia atas
sebuah aturan yang mengikat terhadap segala hal yang dilakukan oleh manusia
sendiri , pemerintah merupakan badan yang menjadi pengendali terhadap aturan
tersebut sehingga dapat diterapkan secara bijak terhadap kondisi masyarakat .
Pemerintah secara sempit terdiri atas presiden , wakil presiden dan kabinetnya
sedangkan dalam arti luas pemerintahan terdiri atas tiap – tiap lembaga termasuk
pimpinan negara baik legislatif , eksekutif dan yudikatif . Pemerintah memiliki
tugas – tugas yang harus dijalankan agar tercapainya suatu kesejahteraan umum ,
mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia seperti
yang dijelaskan di dalam undang – undang dasar negara . Untuk menjalankan
fungsinya secara utuh didalam suatu negara yang memiliki wilayah yang sangat
luas , pemerintahan dibagi atas pemerintahan pusat dan daerah dengan tugas yang
saling terpadu agar pemerintahan dapat berjalan dengan semestinya .

Terbentuknya suatu negara memiliki beberapa teori yang telah umum dikenal ,
antara lain : teori kontrak sosial , teori ketuhanan , teori kekuatan , teori organis ,
teori alamiah dan teori historis . Dimana tiap – tiap teori tersebut diangkat dari
sudut pandang yang berbeda yang kesemuanya dapat berhubungan dengan proses
terbentuknya negara itu berdasarkan kenyataanya sendiri . Secara definitif negara
adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaanya baik politik , militer ,
ekonomi , sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di
wilayah tersebut. Negara adalah pengorganisasian masyarakat suatu wilayah
tersebut dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi ini .
Sedangkan para ahli memiliki definisi – definisi yang berbeda pula terhadap
negara yang tiap – tiap ahli tersebut memiliki perspektifnya masing – masing .
Suatu negara tentunya memiliki warga negara sebagai anggota negara yang
berhubungan timbal balik antara pemerintah dan warga negara yang terikat

29
berdasarkan hak dan kewajibannya yang telah diatur di dalam undang – undang
dasar negara republik Indonesia tahun 1945 .

B. Saran

Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan selalu ada
perkembangan dari makalah makalah lainnya. Jika ada kesalahan atau kekurangan
harap dimaklumi dan diberi saran agar kami bisa memperbaiki kesalahan yang
ada, dan mampu mengembangkan lebih baik akan makalah ini.

30
DAFTAR PUSTAKA

S. T, Kansil, Ilmu Negara (umum dan indonesia), Jakarta: Pradya Paramita, 2004.

Duguit, Traite de Droit Contitutionel jilid 2, 1923

Jellinek, Allgemene Staatslehre ,1914.

Joeniarto, Demokrasi dan Sistem Pemerintahan Negara, Jakarta: PT Bina


Aksara, 1984

Tim ICCE UIN Jakarta, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)


Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE Uin
Syarif Hidayatullah, 2000

C.S.T Kansil dan Christine. (2001). Ilmu Negara. Jakarta: Pradnya Paramita.

C.S.T. Kansil. (1987). Hukum Antar Tata Pemerintahan (Comparative

class, T. (2017). Makalah kewarganegaraan. Retrieved maret 29, 2019, from


https://www.academia.edu/24986271/MAKALAH_KEWARGANEGARAAN

31

Anda mungkin juga menyukai