Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Disusun oleh :

NUR FIJRI
NIM : 04020200347

Kelas : C9
Dosen : Munir Husein, S.H.,M.H.
Andi Darmawansya, S.H.,M.H.

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi Wabarakatuh…

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat
ALLAH SWT. Karena kuasanyalah Makalah ini dapat tersusun dan dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak menutup kemungkinan bahwa dalam penulisan Makalah ini tidak sedikit
tantangan dan hambatan yang dihadapi, tetapi berkat dorongan dan kerja keras dari segala
pihak, akhirnya hambatan tersebut dapat diatasi dengan baik.

Dengan terselesaikan Makalah ini penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Adapun maksud
dan tujuan dalam penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas dosen program studi Ilmu
Hukum, Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna. Maka dari itu
penulis mohon saran dan kritikkan yang bersifat membangun dari para pembaca. Akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak. Dan penulis juga mengharapkan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi Wabarakatuh…

Makassar, 27 Oktober 2021

NUR FIJRI
NIM : 04020200347

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3

A. Negara Hukum dan Hukum Administrasi Negara.......................................3


B. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara....................5
C. Hubungan Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara.......8
D. Sumber-sumber Hukum Administrasi Negara............................................10
BAB III PENUTUP........................................................................................................14

A. Kesimpulan..................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara Indonesia adalah Negara Hukum sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 1
Ayat (3) UUD RI Tahun 1945 yang menyatakan “Negara Indonesia adalah Negara
Hukum”. Konsekuensi dari Negara Hukum adalah setiap penyelenggaraan negara dan
aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus berdasarkan
pada hukum. Hukum menjadi panglima dan dijadikan pedoman dalam kehidupan
bernegara. Dalam konteks keilmuan, hukum memiliki ciri khas tersendiri, yang tidak bisa
disamakan dengan keilmuan yang lain.
Dalam pergaulan hukum di masyarakat, pemerintah dapat menempatkan dirinya
sebagai subjek hukum yang melakukan hubungan hukum dengan warga negara baik di
dalam hukum publik maupun hukum privat. Kedudukan Negara Indonesia adalah negara
hukum yang bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang sejahtera,
aman, tentram, serta tertib. Dalam usaha mewujudkan tujuan tersebut di atas, sesuai
dengan sistem pemerintahan negara yang dianut dalam UUD 1945, melalui aparaturnya,
pemerintah harus berperan aktif dan positif. Negara merupakan organisasi tertinggi di
antara satu atau beberapa kelompok masyarakat yang mempunyai cita untuk bersatu
hidup dalam daerah tertentu, dan mempunyai pemerintahan berdaulat.4 Mengenai tugas
negara dibagi menjadi tiga kelompok, yakni : Pertama, negara harus memberikan
perlindungan kepada penduduk dalam wilayah tertentu. Kedua, negara mendukung atau
langsung menyediakan berbagai pelayanan kehidupan masyarakat di bidang sosial,
ekonomi, dan kebudayaan. Ketiga, negara menjadi wasit yang tidak memihak antara
pihakpihak yang berkonflik dalam masyarakat serta menyediakan suatu sistem yudisial
yang menjamin keadilan dasar dalam hubungan kemasyarakatan.
Tugas negara alam suatu negara kesejahteraan atau social service state, adalah
menyelenggarakan kepentingan umum untuk memberikan kemakmuran dan
kesejahteraan yang sebesar-besarnya berdasarkan keadilan dalam suatu negara hukum.
Dalam mencapai tujuan dari negara dan menjalankan negara, dilaksanakan oleh
pemerintah. Mengenai pemerintah, terdapat dua pengertian, yaitu pemerintah dalam arti
luas dan pemerintah dalam arti sempit.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
1. Apa itu Negara Hukum dan Hukum Administrasi Negara ?
2. Apa pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara ?
3. Bagaimana hubungan HTN dan HAN ?
4. Apa saja sumber-sumber Hukum administrasi Negara ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang akan dibahas adalah :
1. Untuk mengetahui Negara Hukum dan Hukum Administrasi Negara.
2. Untuk mengetahui pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara.
3. Untuk mengetahui hubungan HTN dan HAN.
4. Untuk mengetahui sumber-sumber Hukum administrasi Negara.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Negara Hukum dan Hukum Administrasi Negara


1. Negara Hukum
Negara Indonesia adalah negara hukum oleh karenanya segala sesuatu tindakan
penyelenggara negara harus berdasarkan hukum. Indonesia yang merupakan negara
hukum modern di tuntut adanya peranan dan fungsi hukum secara stabil dan dinamis
yang mampu mengatur berbagai kepentingan tanpa meninggalkan ide dasarnya yaitu
keadilan. Secara teori negara hukum (rechtstaat) adalah negara yang bertujuan untuk
menyelenggarakan ketertiban umum yakni tata tertib yang berdasarkan hukum yang
terdapat pada rakyat.
Definisi negara hukum yang sederhana adalah pandangan yang menyatakan
bahwa negara hukum berintraksi langsung dengan penekanan akan pentingnya
pemberian jaminan atas hak-hak perorangan dan pembatasan terhadap kekuasaan
politik serta pandangan yang mengganggap pengadilan tidak dapat dikaitkan dengan
lembaga lain mana pun. Negar hukum itu ialah negara yang diperintah bukan oleh
orang-orang tetapi oleh undang-undang (state the not governed by men but by laws).
Dalam kajian historis, perkembangan tipe negara hukum membawa
konsekuensi terhadap peranan hukum administrasi negara diaman semakin sedikit
campur tangan negara dalam kehidupan masyarakat maka akan semakin kecil atau
sedikit pula peranan hukum administrasi negara didalamnya begitupun sebaliknya
dengan semakin intensifnya campur tangan negara akan semakin besar pula peranan
hukum administrasi negara di dalamnya. Ide sentral negar hukum adalah pengakuan
dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia yang bertumpu atas prinsip
kebebasan dan persamaan. Dari sejarah kelahiran, perkembangan, serta
pelaksanaannya di diberbagai negara konsep negara hukum sangat di pengaruhi dan
tidak dapat dipisahkan dari asas kedaulatan rakyat , asas demokrasi, dan asas
konstitusional.
Menurut Jimly Asshiddiqie menegaskan 12 ciri penting Negara Hukum :
a. Supremasi hukum
b. Persamaan dalam hukum
c. Asas legalitas

3
d. Pembatasan kekuasaan
e. Organ eksekutif yang independen
f. Peradilan bebas dan tidak memihak
g. Peradilan tata usaha Negara
h. Perlinduungan HAM
i. Bersifat demokratis
j. Sara untuk mewujudkan tujuan Negara
k. Transparasi
l. Kontrol sosial
2. Hukum Administrasi Negara
Hukum Hukum Administrasi Negara berkaitan erat dengan kekuasaan dan
kegiatan penguasa oleh karena kekuasaan dan kegiatan penguasa itu dilaksanakan
maka lahirlah Hukum Administrasi Negara dengan kata lain hukum administrasi
negara sebagaimana hukum tata negara berkaitan erat dengan persoalan kekuasaan.
Mengingat negara itu merupakan organisasi kekuasaan atau, maka pada akhirnya
Hukum Administrasi Negara akan muncul sebagai instrumen untuk mengawasi
penggunaan kekuasaan pemerintahan. Dengan demikian, keberadaan HAN itu muncul
karena adanya penyelenggaraan kekuasaan negara dan pemerintahan dalam suatu
negara hukum tugas tugas kenegaraan, kemasyarakatan yang berdasarkan atas hukum.
Menurut philipus M. HadJon, ukuran atau indikasi negara hukum adalah berfungsinya
Hukum Administrasi Negara, sebaliknya suatu negara bukanlah negara hukum in
realita apabila hukum administrasi tidak berfungsi.
Pada masa sekarang ini hampir semua negara-negara di dunia menganut negara
hukum yakni yang menempatkan hukum sebagai aturan main penyelenggaraan
kekuasaan negara dan pemerintahan. Sebagai negara hukum Sudah barang tentu
memiliki Hukum Administrasi Negara, sebagai instrumen untuk mengatur dan
menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan negara serta mengatur hubungan antara
pemerintah dengan warga negara. Oleh karena itu sebenarnya semua negara-negara
modern mengenal hukum administrasi negara.
Hanya saja Hukum Administrasi Negara itu berbeda-beda antara suatu negara
dengan yang lainnya yang disebabkan oleh perbedaan persoalan kemasyarakatan dan
pemerintahan yang dihadapi penguasa, perbedaan sistem politik perbedaan bentuk
negara dan bentuk pemerintahan perbedaan hukum tata negara yang menjadi sandaran
Hukum Administrasi Negara dan sebagainya.

4
B. Pengertian dan ruang lingkup Hukum Administrasi Negara
1. Peristilahan
Secara teoritik, hukum administrasi negara merupakan fenomena kenegaraan
dan pemerintahan yang keberadaannya Setua dengan konsepsi negara hukum atau
muncul bersamaan dengan diselenggarakannya kekuasaan negara dan pemerintahan
berdasarkan aturan hukum tertentu. Meskipun demikian, hukum administrasi negara
sebagai suatu cabang ilmu, khususnya di wilayah hukum kontinental, baru muncul
belakangan titik pada awalnya, khususnya di negeri Belanda, Hukum Administrasi
Negara ini menjadi satu kesatuan dengan hukum tata negara dengan nama staat-en
administratief recht. Agak berbeda dengan yang berkembang di Perancis sebagai
bidang tersendiri disamping hukum tata negara, dan Selain itu dibandingkan dengan
dan hukum pidana hukum administrasi negara merupakan bidang hukum yang relatif
muda.
2. Pengertian Hukum Administrasi Negara
Ada beberapa pandangan mengenai Administrasi Negara dari beberapa pakar, yaitu:
a. Leonard D. White menganggap bahwa administrasi negara adalah keseluruhan
operasi (aktivitas-aktivitas kerja) yang bertujuan menyelenggarakan/menegakkan
kebijaksanaan kenegaraan.
b. Demock & Koening mengartikan administrasi negara ke dalam 2 (dua) bagian,
yaitu ; dalam arti luas, administrasi negara adalah kegiatan negara dalam
melaksanakan kekuasaan politiknya, - dalam arti sempit, administrasi negara
adalah kegiatan eksekutif dalam penyelenggaraan pemerintah.
c. Dwight Waldo mengatakan bahwa Administrasi Negara mengandung 2 (dua)
pengertian, yaitu ; Administrasi Negara adalah organisasi dan manajemen dari
manusia dan benda guna mencapai tujuan pemerintahan - Administrasi Negara
adalah suatu seni dan ilmu tentang manajemen yang dipergunakan untuk mengatur
urusan-urusan negara.
d. Pradjudi Atmosudirdjo mengatakan bahwa Administrasi Negara adalah fungsi
bantuan penyelenggaraan dari pemerintah, artinya pemerintah (pejabat) tidak dapat
menunaikan tugas-tugas dan kewajibannya tanpa administrasi negara. Fungsi
Administrasi Negara mempunyai 2 (dua) arti ;
1) Administrasi Negara adalah administrasi dari Negara sebagai organisasi.
Dalam pengertian ini di Indonesia dijalankan oleh Presiden sebagai pemerintah

5
merangkap sebagai administrator negara dengan memimpin suatu aparatur
negara.
2) Administarsi Negara adalah administarai yang mengejar tercapainya tujuan-
tujuan yang bersifat kenegaraan. Di Indonesia hal ini dijalankan oleh pejabat
negara yang diserahi pimpinan dan tanggungjawab atas suatu kesatuan
organisasi kenegaraan (departemen, dinas, lembaga propinsi, kabupaten ,
kecamatan, dll) 5.
e. Utrecht menganggap bahwa Administrasi Negara adalah gabungan jabatan-alat
administrasi yang di bawah pimpinan pemerintah (presiden dibantu oleh
menterimenteri) yang melakukan sebagian dari pekerjaan pemerintah,
bagian/fungsi administrasi yang tidak ditugaskan kepada badan-badan yudikatif,
legislatif dan badan pemerintahan dari persekutuan-persekutuan hukum yang lebih
rendah dari negara yaitu badan-badan pemerintahan dari persekutuan hukum
daerah swatantra I dan II dan daerah istimewa (Philipus M. Hadjon dkk, 1994 :
24).
3. Pengertian Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara adalah seperangkat pengetahuan yang
memungkinkan administrasi negara menjalankan fungsinya, yang sekaligus juga
melindungi warga terhadap sikap tindak administrasi negara dan melindungi
administrasi negara itu sendiri.
Hukum Administrasi Negara atau hukum tata pemerintahan berisi peraturan
peraturan yang berkenaan dengan pemerintahan umum tetapi tidak semua peraturan
peraturan yang berkenaan dengan pemerintahan umum Termasuk dalam cakupan
sebab ada peraturan-peraturan yang menyangkut pemerintahan umum tetapi tidak
termasuk dalam Han, melainkan masuk pada lingkup htn.
Di Indonesia sesuai dengan rapat staff Pengajar Fakultas Hukum Negeri
seluruh Indonesia pada tanggal 26-28 Maret 1973 di Cibulan, memutuskan bahwa
sebaiknya istilah yang dipakai adalah Hukum Administrasi Negara, dengan alasannya:
a. Hukum Administrasi Negara merupakan istilah yang luas pengertiannya, sehingga
membuka kemungkinan kearah pengembangan cabang ilmu hukum ini yang lebih
sesuai dengan perkembangan pembangunan dan kemajuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia di masa yang akan datang.
b. Lebih mudah dipahami dan dimengerti.

6
4. Ruang lingkup Hukum Administrasi Negara
Kalaupun diatas ada yang menyebutkan bahwa Hukum Administrasi Negara
berkenaan dengan kekuasaan eksekutif, namun pengertian kekuasaan eksekutif ini
tidak sama dengan apa yang dimaksud dalam konsep trias politika yang menetap yang
menempatkan kekuasaan eksekutif hanya melaksanakan undang-undang. Telah
disebutkan bahwa istilah hukum administrasi negara dalam kepustakaan Belanda
disebut pula dengan istilah "bestuursrech" , dengan nama utama bestuur titik menurut
philipus M. Ha Joon, istilah bestuur berkenaan dengan "sturen" dan "sturing". Bestuur
dirumuskan sebagai lingkungan kekuasaan negara di luar lingkungan kekuasaan
legislatif dan kekuasaan Yudisial. Dengan rumus itu Kekuasaan pemerintah tidaklah
sekedar melaksanakan undang-undang titik kekuasaan pemerintahan merupakan
kekuasaan yang aktif. Sifat aktif tersebut dalam konsep Hukum Administrasi secara
intrinsik merupakan suatu unsur utama dari "sturen" (besturen).
Hal tersebut menunjukkan bahwa kekuasaan pemerintahan yang menjadi objek
kajian Hukum Administrasi Negara ini Demikian luas. Oleh karena itu, tidak mudah
menentukan menentukan ruang lingkup hukum administrasi negara titik Disamping
itu, kesukaran menentukan ruang lingkup hukum administrasi negara ini disebabkan
oleh beberapa faktor. pertama, Han berkaitan dengan tindakan pemerintahan yang
tidak semuanya dapat ditentukan secara tertulis dalam peraturan perundang-undangan,
seiring dengan perkembangan kemasyarakatan yang memerlukan pelayanan
pemerintahan dan masing-masing masyarakat di suatu daerah atau negara berbeda
tuntutan dan kebutuhan. Kedua perbuatan peraturan-peraturan, keputusan-keputusan,
dan instrumen yuridis bidang administrasi lainnya tidak hanya terletak pada satu
tangan atau lembaga. Hukum Administrasi Negara berkembang sejalan dengan
perkembangan tugas-tugas pemerintahan dan kemasyarakatan, yang menyebabkan
pertumbuhan bidang hukum administrasi negara tertentu berjalan secara sektoral oleh
karena faktor-faktor ini lahan tidak dapat kodifikasikan.
Menurut C. J. N. Versteden, berbeda dengan hukum perdata dan hukum pidana
Hukum Administrasi Negara cara tidak dapat dikodifikasi, dengan kata lain,
keseluruhan atau sebagian besar tidak dapat dikumpulkan dalam satu kitab undang-
undang umum. Keanekaragaman dan perkembangan yang pesat dari hukum
administrasi ini membuat kodifikasi umum itu tidak memungkinkan.
Alasan yang hampir Senada dikemukakan pula oleh E. Utrecht, dengan
mengutip pendapat A. M. Donner , Ma bahwa Hukum Administrasi Negara itu sukar

7
dikodifikasikan karena dua alasan yaitu: pertama, peraturan-peraturan Hukum
Administrasi Negara berubah lebih cepat dan sering secara mendadak, sedangkan
peraturan-peraturan hukum privat dan hukum pidana hanya berubah secara berangsur-
angsur saja. Kedua, perbuatan peraturan-peraturan Hukum Administrasi Negara tidak
dalam satu tangan titik diluar pembuat undang-undang pusat hampir semua
departemen dan pemerintah daerah otonom membuat juga peraturan-peraturan Hukum
Administrasi Negara sehingga lapangan hukum administrasi negara itu sangat
beraneka warna dan tidak bersistem. Karena tidak dapat dikodifikasi, maka ruang
lingkupnya dan yang dapat dilakukan hanyalah membagi bidang-bidang atau HAN.
Prajudi atmosudirdjo membagi HAN dalam dua bagian: HAN heteronom dan
HAN otonom. HAN heteronom bersumber pada UUD, TAP MPR, dan UU adalah
hukum yang mengatur seluk beluk organisasi dan fungsi administrasi negara. HaAN
otonom adalah hukum operasional yang diciptakan pemerintah dan administrasi
negara. Sementara penulisan lain, membagi bidang HAN menjadi HAN umum dan
khusus.
C. D. N. Versteden menyebutkan bahwa secara garis besar Hukum
Administrasi Negara meliputi bidang pengaturan sebagai berikut:
1. Peraturan mengenai penegakan ketertiban dan keamanan, kesehatan dan
kesopanan, dengan menggunakan aturan tingkah laku bagi warga negara yang
ditegakkan dan ditentukan lebih lanjut oleh pemerintah.
2. Peraturan yang ditunjukkan untuk memberikan jaminan sosial bagi masyarakat.
3. Peraturan-peraturan mengenai tata ruang yang ditetapkan pemerintah.
4. Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tugas-tugas pemerintahan dari
pemerintah termasuk bantuan terhadap aktivitas swasta dan rangka pelayanan
umum.
5. Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pemungutan pajak.
6. Peraturan peraturan mengenai perlindungan hak dan kepentingan warga negara
terhadap pemerintah.
7. Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penegakan hukum administrasi
negara.
8. Peraturan peraturan mengenai pengawasan organ pemerintahan yang lebih tinggi
terhadap organ yang lebih rendah.
9. Peraturan-peraturan mengenai kedudukan hukum pegawai pemerintahan.

8
Ada penulis yang menyebutkan bahwa Han mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Sarana-sarana atau instrumen bagi penguasa untuk mengatur, menyeimbangkan,
dan mengendalikan berbagai kepentingan masyarakat.
2. Mengatur cara-cara partisipasi warga masyarakat dalam proses penyusunan dan
pengendalian tersebut termasuk proses penentuan kebijaksanaan.
3. Perlindungan hukum bagi warga masyarakat.
4. Menyusun dasar-dasar bagi pelaksanaan pemerintahan yang baik.

C. Hubungan Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara


Para pakar sepakat kedua ilmu hukum ini HAN dan HTN memiliki keterkaitan, hal
ini merujuk pada ungkapan Van vollenhoven." Badan pemerintah atau BP tanpa HTN
akan lumpuh". Karena BP ini tidak memiliki wewenang apapun atau wewenangnya tidak
berketentuan. Dan BP tanpa HAN akan bebas sepenuhnya karena badan ini dapat
menjalankan wewenangnya menurut kehendaknya sendiri.
Keterkaitan antara HTN dan HAN tampak pula dari pendapat J. B. J. M. Berge di
atas bahwa Hukum Administrasi Negara adalah sebagai perpanjangan dari hukum tata
negara atau hukum sekunder dari HTN. Pendapat J. B. J. M. Ten Berge ini agaknya
dipengaruhi oleh perkembangan sejarah, karena memang pada abad ke-19 hukum tata
negara dan hukum administrasi negara merupakan satu kesatuan, dan hukum administrasi
negara dianggap sebagai tambahan dari hukum tata negara atau bagian dari hukum tata
negara.
Keterkaitan antara dua bidang hukum ini tampak pula dari penanaman mata kuliah
di negeri Belanda, sebagai tercantum dalam pasal 9 reglement rechtshogeschool 1924
yaitu terhimpun dalam satu nama staaat-en administratief recht, sebelum akhirnya
dipisahkan karena perkembangan sejarah dan persoalan spesifik yang dihadapi oleh
Hukum Administrasi Negara titik Mustafa mengatakan bahwa hukum tata negara dan
hukum administrasi negara itu merupakan dua jenis hukum yang dapat dibedakan akan
tetapi tidak dapat dipisahkan yang satu dari yang lainnya titik-titik kalaupun dilakukan
perbedaan, maka sebagaimana disebutkan oleh Van vollenhoven dan kranenburg ,
perbedaan antara hukum tata negara dan hukum administrasi negara ini sesungguhnya
tidaklah prinsipil melainkan berdasarkan satu "doelmatigne arbeidsverdeling" akibat
perkembangan sejarah. Untuk lebih memahami korelasi antara htn dan Han, patut
diperhatikan pendapat F. A. M. Stroink dan J. G. Steenbeek, yang menyebutkan bahwa

9
susunan dan kegiatan organ pemerintahan dan kenegaraan diatur dalam konstitusi yang
merupakan hukum tertulis.
Disamping peraturan perundang-undangan atau UUD tertulis ada peraturan
peraturan tidak tertulis yang melengkapi konstitusi tertulis. Keseluruhan dari peraturan
tertulis dan peraturan tidak tertulis ini dinamakan hukum konstitusi. Istilah ini Sinonim
dengan hukum tata negara dalam arti sempit. Hukum tata negara dalam arti sempit dan
bersama-sama hukum administrasi negara dinamakan hukum tata negara dalam arti luas.
Lebih lanjut disebutkan bahwa membedakan antara hukum tata negara dalam arti sempit
dengan Hukum Administrasi Negara tidak menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu
titik ke dua bagian hukum dalam (hukum tata negara dan hukum administrasi negara)
saling berhubungan erat. Hukum negara dalam arti sempit tanpa bantuan hukum
administrasi tidak dapat dipahami, begitu pula sebaliknya.

D. Sumber-sumber Hukum Administrasi Negara


1. Pengertian sumber Hukum
Ketika mengawali pembahasan pembahasan tentang sumber-sumber hukum
positif, P.J.P Tak Mengatakan, pertanyaan mengenai sumber-sumber hukum tidak
dapat dijawab dengan sederhana, karena pengertian sumber hukum ini digunakan
dalam beberapa arti. Di samping digunakan dalam beberapa arti, masing-masing orang
akan memandang hukum dan sumber hukum secara berbeda-beda, sesuai dengan
kecenderungan dan latar belakang pendidikan dan keilmuannya. Para sosiolog akan
melihat hukum dan sumber hukum yang berbeda dibanding dengan para filosof dan
sejarawan, atau ilmu hukum dan begitu pula sebaliknya. Bahkan di kalangan ahli
hukum sendiri terjadi perbedaan pandangan tentang arti luas sumber hukum. Karena
pada kenyataannya ada beberapa arti dan jenis sumber hukum dan adanya perbedaan
pemahaman orang tentang sumber hukum, maka mempelajari sumber hukum
memerlukan kehati-hatian. Menurut Bagir Manan, tanpa kehati-hatian dan kecermatan
yang mendalam mengenai Apa yang dimaksud dengan sumber hukum dapat
menimbulkan kekeliruan, bahkan menyesatkan.
Sudikno mertokusumo, kata sumber hukum sering digunakan dalam beberapa
arti yaitu sebagai berikut :
a. Sebagai asas hukum, sebagai sesuatu yang merupakan permulaan hukum,
misalnya kehendak tuhan akan manusia, jiwa bangsa dan sebagainya.

10
b. Menunjukkan hukum terdahulu yang memberi bahan-bahan pada hukum yang
sekarang berlaku, seperti hukum Prancis, hukum Romawi, dan lain-lain.
c. Sebagai Sumber berlakunya, yang memberi ketentuan berlaku secara formal pada
peraturan hukum atau penguasa, masyarakat.
d. Sebagai sumber dari mana kita dapat mengenal hukum, misalnya dokumen,
undang-undang, Lontar, batu tertulis, dan sebagainya.
e. Sebagai sumber terjadinya hukum, sumber yang menimbulkan hukum.
2. Macam-macam sumber hukum
a. Sumber hukum materiil
Sumber hukum materiil adalah faktor-faktor masyarakat yang
mempengaruhi pembentukan hukum atau pengaruh terhadap pembuatan undang-
undang, pengaruh terhadap keputusan hakim dan sebagainya, atau faktor-faktor
yang ikut mempengaruhi materi atau isi dari aturan aturan hukum, atau tempat dari
mana materi hukum itu diambil. Sumber hukum materiil ini merupakan faktor
yang membantu pembentukan hukum titik dalam berbagai kepustakaan hukum
ditemukan bahwa sumber sumber hukum materiil ini terdiri dari tiga jenis yaitu
sebagai berikut.
1) Sumber hukum historis
Dalam arti historis, pengertian sumber hukum memiliki dua arti yaitu pertama,
sebagai sumber pengenalan atau tempat menemukan hukum pada saat tertentu.
Kedua, Sebagai sumber di mana pembuat undang-undang mengambil bahan
dan Membentuk peraturan perundang-undangan.
2) Sumber hukum sosiologis
Sumber hukum dalam pengertian ini meliputi faktor-faktor sosial
mempengaruhi isi hukum positif. Artinya peraturan hukum tertentu
mencerminkan kenyataan yang hidup dalam masyarakat. Dalam suatu
masyarakat industri atau Masyarakat agraris misalnya, maka hukumnya harus
sesuai dengan kenyataan kenyataan yang ada dalam masyarakat industri atau
Masyarakat agraris tersebut.
3) Sumber hukum filosofis
Sumber hukum dalam arti filosofis memiliki dua arti yaitu pertama, sebagai
sumber untuk isi hukum yang adil. Kedua, Sebagai sumber untuk menaati
kewajiban terhadap hukum atau sebagai sumber untuk kekuatan mengikat dari
hukum untuk menjawab pertanyaan mengapa kita harus mematuhi hukum.

11
b. Sumber Hukum formal
Sumber hukum formal yaitu berbagai bentuk aturan hukum yang ada fakta
ini kita namakan sumber hukum dalam arti formal, karena kita hanya memandang
mengenai cara dan bentuk yang melahirkan hukum positif, tanpa mempersoalkan
darimana isi peraturan hukum itu. Sumber hukum formal diartikan juga sebagai
tempat atau sumber dari mana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum. Ini
dengan bentuk atau cara yang menyebabkan peraturan hukum itu formal berlaku.
Sumber hukum administrasi negara dalam arti formal ini terdiri dari peraturan
perundang-undangan, praktik administrasi negara atau hukum tidak tertulis,
yurisprudensi dan doktrin.
1) Peraturan perundang-undangan
Suatu peraturan adalah peraturan hukum bilamana peraturan itu
mengikat setiap orang dan karena itu ketaatannya dapat dipaksakan oleh
Hakim. Peraturan hukum ini dalam pengertian formal disebut peraturan
perundang-undangan titik Bagir Manan menyebut peraturan perundang-
undangan sebagai hukum positif tertulis yang dibuat ditetapkan, atau dibentuk
pejabat atau lingkungan jabatan yang berwenang atau berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan tertentu dalam bentuk tertulis yang berisi
peraturan tingkah laku yang berlaku atau mengikat secara umum. Berdasarkan
penjelasan pasal 1 angka 2 undang-undang nomor 5 tahun 1986 tentang
peradilan tata usaha negara, peraturan perundang-undangan adalah Semua
peraturan yang bersifat mengikat secara umum yang dikeluarkan oleh badan
perwakilan rakyat bersama pemerintah baik di tingkat pusat maupun di tingkat
daerah serta semua keputusan badan atau pejabat tata usaha negara baik di
tingkat pusat maupun di tingkat daerah, yang juga mengikat umum.
2) Praktik administrasi negara atau hukum tidak tertulis
Meskipun undang-undang dianggap sebagai sumber hukum
administrasi negara yang paling penting, Namun undang-undang sebagai
peraturan tertulis memiliki kelemahan titik menurut Bagir Manan sebagai
ketentuan tertulis atau hukum tertulis peraturan perundang-undangan
mempunyai jangkauan terbatas, sekadar momen opname dari unsur-unsur
politik ekonomi sosial, budaya,dan hamkam yang paling berpengaruh pada
saat pembentukan, itu mudah sekali aus atau out of date bila dibandingkan
dengan perubahan masyarakat yang semakin cepat atau dipercepat titik

12
Disamping itu, undang-undang tidak akan mampu dan tidak mungkin
mencakup persoalan yang dihadapi oleh administrasi negara.
Oleh karena itu, administrasi negara dapat mengambil tindakan-
tindakan yang dianggap penting dalam rangka pelayanan kepada masyarakat
meskipun belum ada aturannya dalam undang-undang atau hukum tertulis.
Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh administrasi negara ini akan
melahirkan hukum tidak tertulis atau Konvensi, jika dilakukan secara teratur
dan tanpa ke Beratan atau banding dari warga masyarakat. Hukum tidak
tertulis yang lahir dari tindakan administrasi negara inilah yang menjadi
sumber hukum dalam arti formal dalam rangka pembuatan peraturan
perundang-undangan dalam bidang hukum administrasi negara.
3) Yurisprudensi
Yurisprudensi berasal dari kata atau bahasa Latin "jurisprudentia" yang
berarti pengetahuan hukum titik dalam pengertian teknis, yurisprudensi itu
dimaksudkan sebagai putusan badan peradilan atau Hakim yang diikuti secara
berulang-ulang dalam kasus yang sama oleh para hakim lainnya sehingga
dapat disebut pula sebagai "Rechtersrecht".
4) Doktrin
Doktrin yang dimaksudkan dalam hal ini adalah ajaranhukum atau
pendapat para pakar hukum yang berpengaruh. Meskipun ajaran hukum atau
pendapat para sarjana hukum tidak memiliki kekuatan mengikat, namun
pendapat sarjana hukum ini begitu penting bahkan dalam sejarah pernah
terdapat ungkapan bahwa orang tidak boleh menyimpang dari pendapat umum
para ahli hukum.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Definisi negara hukum yang sederhana adalah pandangan yang menyatakan bahwa
negara hukum berintraksi langsung dengan penekanan akan pentingnya pemberian
jaminan atas hak-hak perorangan dan pembatasan terhadap kekuasaan politik serta
pandangan yang mengganggap pengadilan tidak dapat dikaitkan dengan lembaga lain
mana pun. Negar hukum itu ialah negara yang diperintah bukan oleh orang-orang tetapi
oleh undang-undang (state the not governed by men but by laws).
Hukum Administrasi Negara adalah seperangkat pengetahuan yang memungkinkan
administrasi negara menjalankan fungsinya, yang sekaligus juga melindungi warga
terhadap sikap tindak administrasi negara dan melindungi administrasi negara itu sendiri.
B. Saran
Setelah membuat makalah ini adapun saran dari penulis yaitu adanya
pembahasan lebih lanjut untuk memahami tentang pengertian dari hukum islam,
syariah, fiqh dan ruang lingkup hukum islam agar semakin terperinci dan mudah
dimengerti dan diimplementasikan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

HR, Ridwan. 2020. Hukum Administrasi Negara. Depok : PT. RajaGrafindo Persada.

Jeddawi, Murtir. 2012. Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta: Total Media.

Nasrifal, N. 2017. Pendahuluan Hukum Administrasi Negara. http://repository.unissula.ac.id


(Diakses tanggal 27 Oktober 2021).

Remaja, I Nyoman Gede. 2017. Hukum Administrasi Negara. Bali : Universitas Panji Sakti,
Fakultas Hukum.

15

Anda mungkin juga menyukai