NEGARA HUKUM
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Nabila Safitri
Qori Lubis
2024
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Ida Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “NEGARA HUKUM".
Dalam penyusunan makalah ini, kami para penulis tetunya banyak mendapat
tantangan dan hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis penulis mengucapkan mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya sebesar-besarnya kepada pihak terkait atas bimbingan, pengarahan, dan
kemudahan yang telah diberikan kepada penulis dalam pengerjaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini.
Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca
sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.
26 April 2024
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1 Konsep Dan Ciri-Ciri Utama Negara Hukum Dalam Konteks Sistem Hukum Modern..3
2.2 Perbedaan Antara Negara Hukum Formil Dan Materiel..................................................4
2.3 Implementasi konsep negara hukum di Indonesia berdasarkan UUD 1945.....................5
2.4 Tantangan Utama Yang Dihadapi Indonesia Dalam Mewujudkan Negara Hukum
Sesuai Prinsipnya, Terutama Dalam Hal Penegakan Hukum, Perlindungan Hak Asasi
Manusia, dan Keadilan Bagi Masyarakat...............................................................................5
2.5 Strategi Yang Dapat Dilakukan Untuk Meningkatkan Efektivitas Sistem Hukum
Indonesia Guna Mencapai Tujuan Negara Hukum Yang lebih Efisien dan Berkeadilan......6
BAB II PENUTUP.....................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................8
2.2 Saran.................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1 Bagaimana konsep dan ciri-ciri utama negara hukum dalam konteks sistem hukum
modern?
2 Apa perbedaan antara negara hukum formil dan materiel!
3 Bagaimana implementasi konsep negara hukum di Indonesia berdasarkan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945?
4 Apa saja tantangan utama yang dihadapi Indonesia dalam mewujudkan negara hukum
sesuai dengan prinsip-prinsipnya, terutama dalam hal penegakan hukum, perlindungan
hak asasi manusia, dan keadilan bagi masyarakat?
5 Bagaimana strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas sistem hukum
Indonesia guna mencapai tujuan negara hukum yang lebih efisien dan berkeadilan?
1.3 Tujuan
1 Mengetahui konsep dan ciri-ciri utama negara hukum dalam konteks sistem hukum
modern?
2 Mengetahui perbedaan antara negara hukum formil dan materiel!
3 Mengetahui implementasi konsep negara hukum di Indonesia berdasarkan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945?
4 Mengetahui tantangan utama yang dihadapi Indonesia dalam mewujudkan negara hukum
sesuai dengan prinsip-prinsipnya, terutama dalam hal penegakan hukum, perlindungan
hak asasi manusia, dan keadilan bagi masyarakat?
5 Mengetahui strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas sistem hukum
Indonesia guna mencapai tujuan negara hukum yang lebih efisien dan berkeadilan?
2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dan Ciri-Ciri Utama Negara Hukum Dalam Konteks Sistem Hukum
Modern
Konsep dan ciri-ciri utama negara hukum (Rechtsstaat) adalah topik yang penting
dalam pemahaman sistem hukum modern. Negara hukum merupakan sebuah konsep yang
menekankan bahwa kekuasaan negara harus tunduk pada hukum, dan bukan sebaliknya.
Berikut adalah pembahasan mendalam mengenai konsep dan ciri-ciri utama negara hukum
dalam konteks sistem hukum modern:
Konsep Negara Hukum
Konsep negara hukum menunjukkan bahwa segala tindakan pemerintah harus berlandaskan
pada hukum yang telah ditetapkan, dan tidak boleh bertentangan dengan hukum. Ini berarti
tidak ada kekuasaan sewenang-wenang dari pemerintah, dan semua tindakan negara harus
sesuai dengan hukum yang ada. Negara hukum menegaskan supremasi hukum di atas
kekuasaan politik.
Ciri-ciri Utama Negara Hukum
1. Supremasi Hukum (Rule of Law): Prinsip ini menekankan bahwa hukum adalah otoritas
tertinggi yang mengatur tindakan pemerintah dan warga negara. Tidak ada orang atau
lembaga yang di atas hukum.
2. Keadilan dan Kepastian Hukum: Negara hukum menjamin keadilan dalam penerapan
hukum. Hukum harus diterapkan secara adil dan konsisten untuk semua individu tanpa
pandang bulu.
3. Pemisahan Kekuasaan (Trias Politica): Konsep ini menegaskan pemisahan fungsi
pemerintahan menjadi tiga cabang yang independen: eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Pemisahan ini bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan.
4. Perlindungan Hak Asasi Manusia: Negara hukum melindungi hak-hak dasar setiap
individu sebagaimana dijamin dalam konstitusi atau hukum dasar lainnya. Perlindungan hak
asasi manusia adalah inti dari negara hukum.
5. Transparansi dan Akuntabilitas: Pemerintah dan lembaga publik harus beroperasi secara
transparan dan bertanggung jawab kepada masyarakat. Informasi publik harus dapat diakses
oleh warga negara.
3
2.2 Perbedaan Antara Negara Hukum Formil Dan Materiel
Perbedaan antara negara hukum formil dan materiel adalah konsep yang penting
dalam memahami karakteristik sistem hukum suatu negara. Perbedaan tersebut berkaitan
dengan pendekatan dan fokus yang digunakan dalam menerapkan prinsip negara hukum.
Berikut ini adalah pembahasan mendalam mengenai perbedaan antara kedua konsep tersebut
beserta referensi jurnal yang relevan:
1. Negara Hukum Formil
Negara hukum formil menekankan pada aspek formalitas dan prosedur hukum. Hal ini berarti
bahwa segala tindakan pemerintah harus didasarkan pada hukum yang telah ditetapkan dan
diatur dalam prosedur yang jelas dan transparan. Dalam negara hukum formil, keadilan
hukum diukur berdasarkan sejauh mana prosedur hukum dipatuhi dan dijalankan dengan
benar tanpa adanya pengecualian.
Negara hukum formil menekankan pentingnya supremasi hukum (rule of law), di mana
hukum berlaku untuk semua, termasuk pemerintah dan warga negara biasa. Penerapan hukum
yang konsisten dan adil menjadi fokus utama dalam negara hukum formil.
2. Negara Hukum Materiel
Negara hukum materiel lebih menekankan pada substansi atau isi hukum yang adil dan
berkeadilan. Konsep ini menyoroti tujuan dari hukum itu sendiri, yaitu untuk mencapai
keadilan sosial dan perlindungan hak-hak asasi manusia. Dalam negara hukum materiel,
hukum dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan moral dan sosial tertentu.
Pada negara hukum materiel, tidak hanya formalitas hukum yang dijunjung tinggi,
tetapi juga prinsip-prinsip keadilan, kesejahteraan sosial, dan hak asasi manusia menjadi
bagian integral dari penerapan hukum. Substansi dari hukum menjadi lebih penting daripada
sekadar mematuhi prosedur formal.
Perbandingan dan Implikasi
Perbedaan antara negara hukum formil dan materiel menggambarkan variasi dalam
pendekatan terhadap sistem hukum. Negara hukum formil cenderung fokus pada kepatuhan
terhadap prosedur dan formalitas hukum, sementara negara hukum materiel lebih
menekankan pada tujuan moral dan sosial dari hukum itu sendiri.
Penting untuk diingat bahwa dalam praktiknya, banyak negara menggabungkan
elemen-elemen dari kedua konsep ini dalam sistem hukum mereka. Referensi jurnal yang
disebutkan di atas dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perbedaan
ini serta implikasinya dalam konteks negara tertentu.
4
2.3 Implementasi konsep negara hukum di Indonesia berdasarkan UUD 1945
Implementasi konsep negara hukum di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) telah menjadi fokus utama dalam upaya
membangun sistem hukum yang berkeadilan dan berprinsip di Indonesia. Namun,
implementasi ini tidaklah tanpa tantangan. Berikut adalah pembahasan mendalam mengenai
hal ini beserta referensi jurnal yang relevan:
Implementasi Konsep Negara Hukum di Indonesia
1. Supremasi Hukum (Rule of Law)
Konsep supremasi hukum adalah salah satu prinsip utama dalam negara hukum. Hal
ini berarti semua orang, termasuk pemerintah dan lembaga publik, harus tunduk pada hukum
dan tidak ada yang di atas hukum. Namun, di Indonesia, implementasi supremasi hukum
sering kali terkendala oleh berbagai faktor, termasuk intervensi politik dalam penegakan
hukum dan lemahnya independensi lembaga yudikatif.
2. Pemisahan Kekuasaan (Trias Politica)
Konsep pemisahan kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif bertujuan
untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan. Meskipun konstitusi Indonesia telah
menetapkan pemisahan kekuasaan, praktiknya sering kali terjadi tumpang tindih antara
cabang-cabang kekuasaan ini. Misalnya, campur tangan eksekutif dalam urusan yudikatif
dapat mengancam independensi pengadilan.
3. Perlindungan HAM (Hak Asasi Manusia)
Salah satu aspek penting dari negara hukum adalah perlindungan hak asasi manusia.
Di Indonesia, masih terdapat tantangan dalam penegakan HAM, seperti kasus-kasus
pelanggaran HAM yang belum diselesaikan dengan baik dan perlindungan terhadap hak-hak
minoritas.
4. Korupsi dan Penegakan Hukum
Korupsi menjadi masalah serius yang menghambat implementasi negara hukum di
Indonesia. Penegakan hukum yang lemah dan rendahnya tingkat kepercayaan terhadap
institusi hukum memperburuk masalah ini.
2.4 Tantangan Utama Yang Dihadapi Indonesia Dalam Mewujudkan Negara Hukum
Sesuai Prinsipnya, Terutama Dalam Hal Penegakan Hukum, Perlindungan Hak Asasi
Manusia, dan Keadilan Bagi Masyarakat
Tantangan utama yang dihadapi Indonesia dalam mewujudkan negara hukum sesuai
dengan prinsipnya, terutama dalam hal penegakan hukum, perlindungan hak asasi manusia,
5
dan keadilan bagi masyarakat merupakan topik yang kompleks dan penting untuk dibahas.
Dalam konteks ini, beberapa tantangan kunci yang sering dihadapi Indonesia adalah:
1. Penegakan Hukum yang Tidak Merata: Penegakan hukum di Indonesia sering kali tidak
merata, terutama terkait dengan kasus-kasus korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia. Hal
ini dapat disebabkan oleh ketidaktegasan penegakan hukum terhadap pejabat publik atau
orang-orang berpengaruh, serta masalah kapasitas dan independensi aparat penegak hukum.
2. Korupsi: Korupsi menjadi masalah serius di Indonesia dan menjadi penghambat utama
dalam mewujudkan negara hukum yang sejati. Praktik korupsi merusak keadilan dan
mereduksi kepercayaan masyarakat terhadap sistem hukum. Penegakan hukum yang tidak
efektif terhadap kasus korupsi, terutama di kalangan elit politik dan birokrasi, memperburuk
situasi ini.
3. Perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM): Meskipun telah ada kemajuan dalam hal
legislasi dan penyusunan peraturan untuk melindungi HAM, implementasinya masih rentan
terhadap kelemahan. Kasus pelanggaran HAM, terutama terhadap kelompok minoritas,
aktivis, dan jurnalis, sering kali tidak mendapatkan penanganan yang memadai.
4. Lambatnya Sistem Peradilan: Lambatnya proses peradilan di Indonesia menjadi masalah
serius dalam memberikan keadilan bagi masyarakat. Banyaknya tumpukan kasus, kurangnya
jumlah hakim dan pengacara yang berkualitas, serta infrastruktur peradilan yang terbatas
merupakan beberapa faktor yang berkontribusi pada masalah ini.
5. Ketimpangan Sosial dan Ekonomi: Tantangan ekonomi dan sosial juga mempengaruhi
keadilan di Indonesia. Ketimpangan ekonomi yang besar dapat mengakibatkan kesenjangan
akses terhadap keadilan, di mana masyarakat miskin sering kali kesulitan mendapatkan
representasi hukum yang layak.
2.5 Strategi Yang Dapat Dilakukan Untuk Meningkatkan Efektivitas Sistem Hukum
Indonesia Guna Mencapai Tujuan Negara Hukum Yang lebih Efisien dan Berkeadilan
Meningkatkan efektivitas sistem hukum Indonesia untuk mencapai tujuan negara hukum
yang lebih efisien dan berkeadilan merupakan tantangan yang kompleks dan memerlukan
strategi yang komprehensif. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dipertimbangkan
1. Reformasi Hukum dan Perundang-undangan:
Perlu dilakukan reformasi hukum yang menyeluruh untuk memastikan adanya kesesuaian
antara hukum yang ada dengan prinsip-prinsip negara hukum. Reformasi ini dapat mencakup
penyusunan dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan yang lebih jelas, konsisten,
dan mengikat semua pihak secara adil.
6
2. Penguatan Independensi Institusi Hukum:
Independensi lembaga penegak hukum seperti kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan sangat
penting untuk menjamin penegakan hukum yang adil dan efektif. Penguatan independensi ini
termasuk dalam meminimalisir campur tangan politik dalam sistem peradilan.
3. Peningkatan Kapasitas dan Profesionalisme Aparat Hukum:
Melalui pelatihan, pendidikan, dan pembinaan, aparat hukum seperti hakim, jaksa, dan
advokat perlu ditingkatkan kapasitasnya agar mampu memberikan layanan hukum yang
berkualitas dan profesional.
4. Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas:
Transparansi dalam proses hukum serta akuntabilitas institusi hukum dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan. Hal ini juga dapat membantu mencegah
terjadinya korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
5. Peningkatan Akses Keadilan bagi Masyarakat:
Akses yang mudah dan murah terhadap sistem peradilan perlu ditingkatkan agar seluruh
lapisan masyarakat dapat memperoleh perlindungan hukum secara adil dan setara.
7
BAB II PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang mendalam mengenai konsep negara hukum, perbedaan antara
negara hukum formil dan materiel, implementasi konsep negara hukum di Indonesia,
tantangan utama yang dihadapi dalam mewujudkan negara hukum sesuai prinsipnya, dan
strategi untuk meningkatkan efektivitas sistem hukum Indonesia, dapat disimpulkan bahwa
upaya menuju negara hukum yang efisien dan berkeadilan di Indonesia adalah sebuah proses
yang kompleks dan memerlukan berbagai langkah strategis.
2.2 Saran
Makalah Anda memiliki struktur yang kokoh dan terperinci mengenai konsep negara
hukum, implementasi di Indonesia, serta tantangan dan strategi untuk meningkatkan
efektivitas sistem hukum. Untuk memberikan saran terhadap makalah ini, berikut adalah
beberapa poin yang dapat diperhatikan:
8
pemisahan kekuasaan, dan perlindungan hak asasi manusia. Anda dapat memperkaya diskusi
dengan mengutip studi atau pendapat dari pakar hukum terkemuka, misalnya, seperti yang
dilakukan oleh Penner (2018) dalam pemahaman konsep negara hukum di konteks global.
Ketika membedakan antara negara hukum formil dan materiel, lebih lanjut tinjau
implikasi dari kedua pendekatan ini dalam konteks hukum Indonesia. Diskusikan bagaimana
kombinasi dari kedua pendekatan ini dapat membantu mencapai tujuan negara hukum yang
lebih efisien dan berkeadilan.
Dalam mengidentifikasi tantangan utama, berikan data atau contoh kasus yang
konkret untuk mengilustrasikan setiap tantangan. Anda dapat merujuk pada studi kasus atau
laporan terkini, seperti yang disampaikan oleh Tim Peneliti HAM (2020), untuk memperkuat
argumen mengenai perlindungan HAM dan keadilan sosial.
9
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, B. P., Yustianti, S., Roesli, M., & Nugroho, B. (2020). The Development of
Indonesia As The Rule of Law Based On 1945 Constitution Before And After
Amendments. Yurisdiksi: Jurnal Wacana Hukum dan Sains, 16(2), 64-73.
Alfitri. (2011). Legal Reform Project, Access to Justice and Gender Equity in
Indonesia. Indonesian J. Int'l L., 9, 292.
Azhar, H. (2014). The human rights struggle in Indonesia: International advances, domestic
deadlocks. SUR-Int'l J. on Hum Rts., 11, 227.
Bingham, L. (2007). The rule of law. The Cambridge Law Journal, 66(1), 67-85.
Butt, S. (2017). Corruption and law in Indonesia. Routledge.
Butt, S. (2018). Constitutions and constitutionalism. In Routledge Handbook of
Contemporary Indonesia (pp. 54-67). Routledge.
Ilham, M., Mayesti, F., Rosimah, E., & Limbong, B. P. (2023). Reform of the Indonesian
Criminal Procedure Law: Urgency and Impact on The Criminal Justice System. History of
Medicine, 9(1), 193-209.
Isra, S., Ferdi, F., & Tegnan, H. (2017). Rule of Law and Human Rights Challenges in South
East Asia: A Case Study of Legal Pluralism in Indonesia. Hasanuddin Law Review, 3(2),
117-140.
Jones, H. W. (1958). Rule of Law and the Welfare State, The. Colum. L. Rev., 58, 143.
Meyerson, D. (2004). The rule of law and the separation of powers. Macquarie Law
Journal, 4, 1-6.
Sandgren, C. (2005). Combating corruption: the misunderstood role of law. Int'l Law., 39,
717.
Sellers, M., & Tomaszewski, T. (Eds.). (2010). The rule of law in comparative
perspective (Vol. 3). Springer Science & Business Media.
Suramin, S. (2021). Indonesian anti-corruption law enforcement: current problems and
challenges. Journal of Law and Legal Reform, 2(2), 225-242.
10