Dosen Pengampu:
Dr. Drs. I Wayan Surpa, SH, M.Si,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha
Esa karena atas asung kerta wara nugraha-Nya penulis dapat menyusun makalah ini dengan judul
“Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia” dengan lancar dan tepat waktu. Makalah ini tidak
mungkin dapat terselesaikan tepat pada waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Drs. I Wayan Surpa, SH, M.Si, selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraasn
2. Rekan tim penulis yang telah membantu menyusun makalah ini, serta
3. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
Makalah ini berisikan materi terkait pentingnya mengetahui ataupun mempelajari Negara
Hukum dan Hak Asasi Manusia. Mengingat banyak kekurangan yang penulis miliki, tentunya
makalah ini memiliki banyak kekurangan. Untuk itu penulis akan sangat berterima kasih jika ada
pendapat, saran, ataupun kritik yang membangun demi perbaikan makalah ini kedepannya
sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tim Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................2
BAB 1............................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................3
1.3 Tujuan dan Manfaat........................................................................................................................4
BAB 2............................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...........................................................................................................................................5
2.1 Menerapkan Prinsip Negara Hukum Dalam Kehidupannya Sebagai Warga Negara.............5
2.2 Mendukung Penegakkan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia...........................................9
BAB III........................................................................................................................................................13
PENUTUP...................................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................................13
3.2 Saran...............................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................15
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
1.3 Tujuan dan Manfaat
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menambah wawasan penulis dan pembaca, selain
itu pembahasan yang ada di dalam makalah ini juga membantu menyelesaikan permasalahan
yang ada pada rumusan masalah sebagai berikut,
4
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Menerapkan Prinsip Negara Hukum Dalam Kehidupannya Sebagai Warga Negara
Istilah negara hukum Indonesia sering dipadankan dengan rechtsstaat dan juga
istilah the rule of law. Jika dilihat dari sejumlah konstitusi yang pernah berlaku di
Indonesia, dapat dikatakan bahwa semua konstitusi dimaksud selalu menegaskan bangsa
Indonesia sebagai negara hukum. Terkait dengan hal itu, istilah yang digunakan dalam
UUD 1945 sebelum perubahan adalah “Negara yang berdasarkan atas hukum
(rechtsstaat)”. Di samping itu juga, dalam rangka menunjukkan ciri khas bangsa
Indonesia, juga dikenal istilah negara hukum dengan menambah atribut Pancasila
sehingga atas dasar itu, maka kemudian sering disebut sebagai negara hukum Pancasila. .
Istilah negara hukum hanya terdapat dalam Bagian Penjelasan, yaitu “Sistem
Pemerintahan Negara” disebutkan bahwa “Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas
hukum (rechtsstaat)”. Rumusan atau ungkapan negara yang berdasarkan atas hukum
hampir menyerupai terminologi yang dikenal di Inggris atau Anglo Saxon, yaitu seperti
the state according to law, sedangkan istilah rechtsstaat di antara tanda kurung dalam
Penjelasan UUD 1945 di atas, merupakan istilah atau rumusan yang sering digunakan di
negara-negara Eropa Kontinental, seperti Jerman dan Belanda. Oleh sebab itu, maka
dapat dikemukakan bahwa penggunaan kedua ungkapan tersebut dalam Penjelasan UUD
1945, menandakan bahwa substansi negara hukum Indonesia tidak ter- lepas dari
pengaruh paham Anglo Saxon dan Eropah Kontinental. Kini, dalam UUD 1945 setelah
perubahan, di Indonesia, prinsip-prinsip negara hukum yang menjadi landasan dalam
sistem hukum negara ini terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) pasal
1 ayat (3) dan pasal 28A-28J.
1. Supremasi Hukum
Prinsip ini menunjukkan bahwa hukum adalah yang tertinggi dalam negara. Dalam
arti, semua kebijakan dan tindakan pemerintah, institusi publik, maupun individu
5
harus selalu sesuai dengan hukum yang berlaku di negara tersebut. Prinsip ini juga
menunjukkan bahwa tidak ada satu pun individu atau kelompok yang di atas hukum.
2. Kedaulatan Hukum
Kedaulatan hukum menunjukkan bahwa kekuasaan negara harus berada di bawah kendali
hukum. Ini berarti bahwa pemerintah harus mengikuti hukum yang telah ditetapkan dan
diterapkan oleh lembaga negara yang memiliki kewenangan untuk itu.
Prinsip negara hukum juga mencakup hak asasi manusia (HAM) yang dijamin oleh negara.
Prinsip ini menjamin hak atas kesetaraan, kebebasan, dan martabat manusia tanpa
diskriminasi. Negara harus memastikan bahwa HAM dihargai dan dilindungi oleh hukum dan
institusi negara.
4. Kebebasan Berpendapat
Negara hukum juga menjamin kebebasan berpendapat. Prinsip ini menunjukkan bahwa setiap
warga negara memiliki hak untuk menyampaikan pendapat dan mengemukakan pikiran tanpa
takut ditindak oleh pihak berwenang, asalkan sesuai dengan hukum yang berlaku.
5. Kepastian Hukum
Prinsip ini menunjukkan bahwa setiap orang harus dapat memahami hukum yang berlaku dan
bagaimana hukum tersebut diterapkan. Dalam arti, hukum harus jelas dan dapat dipahami oleh
semua orang, dan diterapkan secara konsisten dan adil oleh lembaga negara yang berwenang.
Perwujudan unsur negara hukum di Indonesia dapat dilihat dari adanya peradilan
tata usaha negara sebagai jalan dan sarana dalam rangka melindungi kepentingan
6
individu dalam masyarakat dari pelaksanaan kekuasaan negara oleh pemerintah. Oleh
sebab itu, adanya peradilan tata usaha negara pada prinsipnya dimaksudkan untuk
melindungi kepentingan individu dalam masyarakat atas pelaksanaan kekuasaan negara
atau pemerintahan.
Dilihat dari sejumlah unsur tersebut, dapat ditegaskan bahwa penerapan prinsip
negara hukum Indonesia didasarkan pada prinsip tersendiri yang barangkali tidak selalu
sejalan secara utuh dengan prinsip-prinsip negara hukum sebagaimana dikenal pada masa
awal lahirnya konsep negara hukum. Hal demikian dapat dimaknai sebagai bentuk
dinamika atau perkembangan perwujudan negara hukum dalam tataran kekinian.
Bagaimanapun juga bahwa prinsip negara hukum akan selalu mengalami perkembangan
dari waktu ke waktu sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang dialami oleh suatu
negara.
Sebagai warga negara Indonesia, kita dapat menerapkan prinsip-prinsip negara hukum
dengan cara sebagai berikut:
1. Mematuhi hukum: Kita harus menghormati hukum yang berlaku dan menghindari
melakukan pelanggaran hukum apapun.
3. Menuntut keadilan: Kita dapat memperjuangkan hak kita dengan cara yang damai,
seperti dengan mengajukan gugatan ke pengadilan jika merasa hak kita telah
dilanggar.
4. Menghormati hak asasi manusia: Kita harus menghormati hak asasi manusia setiap
orang dan tidak melakukan diskriminasi terhadap siapapun.
7
5. Berpartisipasi dalam demokrasi: Kita dapat berpartisipasi dalam proses demokrasi,
seperti dengan menggunakan hak suara dalam pemilihan umum atau mengajukan
opini dan aspirasi kita pada pemerintah.
8
Setelah itu ,organisasi banyak dibubarkan oleh pemerintah pada saat itu serta
diadakan nya razia pada simpatisannya yang disebut operasi pembersihan PKI.
Telah diperkirakan 3 juta orang tewas pada saat itu oleh komnas HAM.
Diasingkannya ribuan orang , dan jutaan orang harus hidup di bawah
naungan"prangko PKI" selama bertahun-tahun. Saat ini kasusnya masih ditangani
oleh Kejaksaan Agung, Tapi penanganan nya lambat. Pada tahun 2013,
dikembalikannya dokumen tersebut oleh Kejaksaan Agung ke Komnas HAM
dengan alasan tidak lengkapnya data–data tersebut. Penculikan dan pembunuhan
misterius yang dikenal dengan Petrus Misteri pembunuhan "Peter" (juga dikenal
sebagai "Petrus"), juga dikenal sebagai Penembakan misterius "penyakit bedah",
adalah operasi yang dilakukan secara rahasia yang bertujuan agar mengurangi
tingkat kejahatan yang tinggi seperti pembunuhan, penangkapan orang yang
dituduh menganggu keamanan serta ketertiban masyarakat di wilayah jawa dan
Jakarta, operasi itu dilakukan oleh presiden Soeharto. Banyak korban dari
Tindakan yang kejam ini, pada tahun 1983 telah tewasnya 532 orang saat itu
sebagian orang meninggal karena tembakan. Lalu satu tahun kemudian
ditemukannya korban tembak yang berjumlah 107 korban, tahun berikutnya juga
terdapat korban lagi yang memakan 74 orang dengan luka tembak. Sebagian
korban ditempatkan ditempat yang tidak layak seperti pinggir jalan, hutan, ada
juga yang dibuang ke sungai dan dikarungi di depan rumahnya sendiri. Saat itu
pelaku dari insiden tersebut belum diketahui, belum ditangkap, serta tidak diadili.
Dalam Bahasa inggris dan prancis, Hak Asasi Manusia (HAM) yang berarti hak asasi
manusia ini adalah persepsi normatif serta hukum. Mereka menunjukkan bahwa didalam
diri manusia sudah ada yang melekat yaitu hak. Dalam Hak asasi manusia, setiap orang
memiliki peran tanpa memandang daerah, Bahasa, dan agama, jadi begitu universal. Pada
prinsipnya hak asasi manusia tidak terlepas, dan tidak bisa dipisahkan serta dihubungkan
satu sama lain saling ketergantungan akan tetapi HAM memiliki cabang ilmu tersendiri
untuk mempelajarinya.
Dalam hak asasi manusia terdapat perlindungan / penegakan, lembaga hukum serta
peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan hak asasi manusia ini harus
9
lebih ditingkatkan lagi, dengan melakukan inventarisasi, mengevaluasi serta meninjau
semua hak asasi manusia, KUHAP, KUHP, dan harus mengembangkan kapasitas
lembaga peradilan dan peradilan lainnya serta instansi terkait, perlindungan hak asasi
manusia perlu dikomunikasikan pentingnya hak asasi manusia kepada masyarakat luas
dan diharapkan dapat bekerjasama dalam segala aspek dan lapisan masyarakat dalam hal
perlindungan hukum sosial.
Seperti yang telah dikatakan dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, HAM
adalah hak asasi manusia sudah ada dalam dirinya serta setiap orang harus
menghormatinya (termasuk yang memiliki jabatan atau orang penting). Menurut undang-
undang, dengan adanya hak asasi manusia berfungsi memberikan kekuatan moral untuk
melindungi dan menjamin martabat manusia, tidak berdasarkan kondisi, Hasrat atau
keinginan politik tertentu. Dalam peraturan perundang-undangan Republik Indonesia
setidaknya terdapat ada satu peraturan yang memuat peraturan hak asasi manusia,
pertama adalah undang-undang dasar (UUD Negara), dan kedua adalah ketetapan MPR
(TAP MPR), seperti peraturan perundang-undangan pemerintah, keputusan presiden dan
peraturan pelaksana lainnya.
10
UU Acara Pidana, mulai dari tahap penyidikan Komnas HAM hingga susunan majelis
hakim yang berbeda dengan pengadilan biasa. Dari lima orang ini terdiri dari komposisi
hakim yang mewajibkan tiga orang diantaranya adalah hakim ad hoc. Penegakan hak
asasi manusia diatur dalam undang-undang nomor 39 tahun 1999. Di dalam undang -
undang nomor 39 tahun 1999 terdapat hak dasar manusia yang dijelaskan terperinci
didalam BAB III dengan berjudul HAM dan dasar kebebasan dasar manusia dalam pasal
9-66.
Selain undang-undang yang menjadi penentu penegakan hak asasi manusia , Putusan
Mahkamah Konstitusi dapat mempengaruhi pelaksanaan penegakan hak asasi manusia,
diantaranya yaitu Yakni, Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
terdapat dalam putusan Nomor 12 Tahun 2003 , Tentang Pengujian Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2003 terdapat dalam putusan Nomor 011-017 / PUU-VIII / 2003,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat.Nomor 55 / PUUVIII / 2010
Tentang Peninjauan Kembali Putusan Tentang Perkebunan Tentang Perkebunan Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2004, Keputusan Nomor 55 27 / PUUIX / Tahun 2011, tentang
Pengujian Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, DPRD 13-20 / PUU-VIII / 2010
Tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 Kejaksaan Republik
Indonesia.
Wujud realisasi dari pancasila sila kemanusiaan yang beradab merupakan penegakan
hak asasi manusia yang memberikan kesamaan perlakuan dan harkat mutu martabat
kepada semua masyarakat Indonesia tanpa terkecuali, tanpa melihat apa pangkat, apa
warna kulit,apa agamanya, dan masih banyak lagi. Hal tersebut termasuk ke dalam
prinsip bhinekka tunggal ika yang dimana berbeda beda tetapi satu jua. Dengan
menegakkan hak asasi manusia dapat memperkuatnya karakter bangsa sebagai faktor
penting penegakan hak asasi manusia di Indonesia dengan nilai- nilai sila Pancasila. Jika
ditelaah lebih secara lebih dalam hak asasi manusia dapat tercermin dalam setiap
banyaknya nilai-nilai dari sila pancasila. Mulai dari kebebasan memeluk agama, hak
untuk mendapatkan kehormatan dari manusia lainnya, hak untuk ikut mepersatukan
bangsa, hak untuk kebebasan mengemukakan pendapat dan juga hak untuk mendapatkan
keadilan tanpa terkecuali. Kekacauan akan terjadi dimana-mana Apabila penegakan
11
hukum hak asasi manusia di Indonesia tidak ditegakkan, dan juga peri kemanusiaan harus
dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia serta harus tetap ada
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Didasarkan pada uraian tersebut di atas, cukup terlihat dengan jelas bahwa penerapan
prinsip negara hukum di Indonesia tidak merujuk secara langsung terhadap dua aliran
negara hukum, yaitu rechtsstaat maupun rule of law, namun dijalankan berdasarkan
prinsip negara hukum dengan ciri tersendiri melalui elaborasi prinsip negara hukum pada
umumnya, yaitu adanya perlindungan hak asasi manusia, adanya pemisahan atau
pembagian kekuasaan, adanya pelaksanaan kedaulatan rakyat, adanya penyelenggaraan
pemerintahan yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
adanya peradilan administrasi negara. Dalam rangka memaksimalkan penerapan prinsip
negara hukum Indonesia, maka kiranya dalam setiap pelaksanaannya dapat dijalankan
secara konsisten. Melalui konsistensi penerapan prinsip negara hukum bagi Indonesia,
akan dapat terwujud tujuan negara hukum yang dikehendaki bangsa Indonesia itu sendiri.
Negara hukum bukan hanya urgen dalam tataran konsep, namun sangat urgen dalam
tataran praktik. Oleh sebab itu, konsistensi penerapannnya menjadi sangat dibutuhkan dan
bahkan merupakan suatu keharusan agar membawa manfaat besar bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara. Hak asasi manusia merupakan hak yang sudah ada pada diri
tiap tiap manusia, hal itu merupakan anugerah yang wajar karena merupakan pemberian
12
tuhan yang maha esa, setiap individu harus senantiasa menghormati serta
melindunginya,itu juga berlaku bagi pemerintah negara tanpa terkecuali. Banyak orang
tidak mengetahui hak-hak yang akan menjadi miliknya, salah satunya kewajiban nya
harus dipenuhi, banyak orang yang masih terabaikan sebagai hak asasi manusia. Dalam
hak asasi bangsa Indonesia sangat penting ditanamkan pada seluruh masyarakat Indonesia
terutama pada aspek pemahamannya. Di Indonesia, pemeliharaan dan perlindungan hak
asasi manusia sangatlah bermanfaat dan penting bagisetiap manusia, sebab hak asasi
manusia berhubungan dengan harkat dan martabat pribadi sepenuhnya. Hak asasi
manusia ini berkaitan dengan Pembentukan Pancasila di Indonesia yang tertuang dalam
sila kedua . Salah satu ciri dari negara hukum di Indonesia ini yaitu Hak asasi manusia
yang sangat dijunjung tinggi karena senantiasa menjaga harkat dan martabat bangsa
Indonesia. Jika hukum HAM Indonesia tidak ditegakkan, akan terjadi kekacauan dimana-
mana. Oleh karena itu, penegakan dan perlindungan HAM di Indonesia harus dijaga dan
dijunjung tinggi.
3.2 Saran
Rakyat Indonesia akan mendukung manusia manapun melaksanakan dan menaati
peraturan undang-undang yang dimana HAM harus dilindungi . Sebagai warga negara
yang baik. Sehingga harkat dan martabat manusia sebagai manusia seutuhnya dengan
penegakan
13
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.unpad.ac.id/sosiohumaniora/article/view/9947/6476
14