“NEGARA HUKUM”
Dosen Pengampu :
Ibu Mukti Cahyani, S.H., M.H.
Disusun oleh :
Kelompok 9 / Kelas J / Gasal / 2021-2022
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberi
petunjuk dan ridho-Nya sehingga penyusunan Makalah ini dapat kami selesaikan
dengan baik, dan shalawat beriring salam semoga tercurah kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW. Makalah ini kami buat dari referensi-referensi yang kami
dapatkan dari buku-buku dan sumber-sumber lainnya. Kami tertarik untuk
membahas tentang “Negara Hukum”. Tujuan kami dalam membuat makalah ini
untuk menjelaskan tentang Negara Hukum utama nya di Indonesia dan hal-hal yang
berkaitan denganya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi penulis pada khususnya
serta mahasiswa pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
1. Pembatasan kekuasaan
Pembatasan kekuasan yang dimaksud adalah negara tidak dapat
bertindak kesewenang-wenangan. Tindakan negara dibatasi oleh hukum,
Tiap individu mempunyai hak terhadap negara oleh karena itu negara
mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan hukum atas hak
hak individu, kelompok, dll.
2. Azas legalitas
Azas legalitas berarti negara hukum dalam setiap pelaksanaan sesuatu
harus berdasarkan pada hukum yang telah diadakan terlebih dahulu dan
harus ditaati oleh pemerintah dan aparaturnya.karena jika sesuatu tersebut
tidak mempunyai legalitas hukum maka hal itu dilihat sebagai hal yang tidak
dapat dibenarkan oleh hukum. Hukum yang ditegakkan dalam negara
hukum adalah hukum yang dapat membawa kebenaran dan mewujudkan
rasa keadilan.
3. Pemisahan kekuasaan
Pemisahan kekuasaan didalam negara dilakukan supaya hak hak asasi
dapat benar benar terlindungi oleh karena itu perlu adanya pemisahan
kekuasaan yaitu badan yang membuat tentang peraturan perundang-
undangan disebut sebagai badan legislatif, melaksanakan peraturan
perundang-undangan disebut badan eksekutif, dan mengadili peraturan
perundang undangan disebut yudikatif harus terpisah satu sama lain yang
berada dalam satu tangan. Ketiga badan kekuasaan negara yang terpisah
tersebut masing-masing melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai
dengan kewenangan yang sudah ditentukan sehingga tidak ada
penumpukkan kekuasaan negara hanya dalam satu tangan saja tetapi
terpisah dan saling kontrol oleh karena itu tidak adanya kesewenang-
wenangan oleh pihak penguasa atau penyelenggara kekuasaan negara atas
hak hak rakyat yang dipimpin.
2.4 Tujuan dibentuknya Negara Hukum
Tujuan dari negara hukum adalah meletakkan hukum diatas segala-gala nya
karena hukum merupakan kekuasaan tertinggi didalam negara. Negara menjadikan
hukum sebagai suprem yang berarti setiap penyelenggara negara atau pemerintah
wajib untuk tunduk dengan hukum karena tidak ada kekusaan diatas hukum
semuanya ada dibawah hukum. Yang berarti dengan kedudukan ini tidak ada yang
boleh sewenang-wenang atau penyalahgunaan kekuasaan. Karena negara hukum
bertujuan untuk memberikan perlindungan hukum bagi rakyat terhadap tindak
pemerintah yang didasari oleh dua prinsip yaitu prinsip hak asasi manusia dan
prinsip negara hukum.
a. Adanya jaminan hak asasi manusia yang tercantum dalam: Alinea ke-1
Pembukaan UUD 1945, Pasal 27 Ayat (1), (2), dan (3), Pasal 28, Pasal 31
Ayat (1), Pasal 28A, 28B ayat (1), (2), Pasal 28C ayat (1), (2), Pasal 28D
17 ayat (1), (2), (3), (4), Pasal 28E ayat (1), (2), (3), Pasal 28 F, Pasal 28G
ayat (1), (2); Pasal 28H ayat (1), (2), (3), (4), Pasa 28 I ayat (1), (2), (3),
(4), dan Pasal 28 J ayat 1 dan (2), Pasal 29 Ayat (2);
b. Adanya prinsip persamaan di depan hukum yang dicantumkan dalam
Pasal 27 ayat (1);
c. Adanya kekuasaan kehakiman yang bebas tidak memihak, yang
dicantumkan dalam Pasal 24 ayat (1).
d. Adanya jaminan pendidikan dan sosial yang dicantumkan dalam Pasal 34
Ayat (1) dan (2). Disamping itu terdapat sejumlah peraturan perundangan-
undangan di bawah UUD 1945 yang mengatur dan menjabarkan
bagaimana mengimplementasikan keempat pilar utama tersebut
3.1 Kesimpulan
Kita perlu mengingat bahwa tujuan dari negara hukum adalah meletakkan
hukum diatas segalanya. Hukum dijadikan suprem yang penyelenggaraan yang ada
didlama negara wajib untuk tunduk terhadap hukum. Dengab kedudukan tertunggi
yang dimiliki hukum inj, tidaj ada yang bileh bersikap atau sewenang-wenang
tentang kekuasaannya. Karena negara hukum memiliki tujuan untuk memberi
perlindungan hukum bagi rakyatnya terhadap suatu tindakan pemerintah yang
berdasae pada prinsip gak asasi manysia dan hukum. Dalam teorinya, negara
hukum merupakan negara yang mampu berdiri diatas hukum yang keadilannya
terjamin untuk seluruh warga negaranya. Adanya keadilan yang berada di
masyarakat, maka akan tercapainya kebahagiaan. Untuk itu harus ditanamkan
norma-norma susila pada masyarakat, agar masyarakat bisa menjadi warga yang
baik, mampu menaati hukum dan norma yang ada, dan peraturan-peraturan hukum
juga harus mencerminkan keadilan.
Maka dari itu, kita sebagai warga Indonesia harus bisa memberi keadilan
yang baik pada setiap diri masing-masing individu maupun kepada orang lain agar
bisa tercapainya kebahagiaan dan kesejahteraan yang baik. Kita juga harus bisa
memberi perlindungan yang baik kepada diri kita maupun kepada orang lain, serta
menaati hukum, norma, dan peraturan-peraturan yang ada di negara kita dengan
sebaik-baiknya.
Erwinsyahbana, T., Rizq, T., Syahbana, F., Hukum, F., Muhammadiyah, U., Utara,
S., & Pendahuluan, A. (2003). Perspektif Negara Hukum Indonesia. 1–20.
Rahmatullah, I., Character, S., & Khusus, K. (2020). Meneguhkan Kembali
Indonesia Sebagai Negara Hukum Pancasila. 4, 39–44.
Simamora, J. (1945). Tafsir Makna Negara Hukum Dalam Perspektif Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 547–561.
Soemarsono, M. (1945). Negara hukum indonesia ditinjau.
Usman, A. H. (2014). Kesadaran Hukum Masyarakat Dan Pemerintah Sebagai
Faktor Tegaknya Negara Hukum Di Indonesia. 30(1).
Anshar, S. (2019). Konsep Negara Hukum dalam Perspektif Hukum
Islam. Soumatera Law Review, 2(2), 235-245.
Syuhada, O. (2021). Karakteristik Negara Hukum Pancasila yang Membahagiakan
Rakyatnya. Journal Presumption of Law, 3(1), 1-18.