Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“NEGARA HUKUM”

Dosen Pengampu :
Ibu Mukti Cahyani, S.H., M.H.

Disusun oleh :
Kelompok 9 / Kelas J / Gasal / 2021-2022

Geofinda Desmanto 18525057


Bussaina Laila Yasmin 20320186
Aida Syafika 20320191
Gofar Al Munawar 20321131
M. Ilyas Hibatulloh 20511188
Tiara Prameswari 20511218
Ricky Tri Andhana 20511248

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberi
petunjuk dan ridho-Nya sehingga penyusunan Makalah ini dapat kami selesaikan
dengan baik, dan shalawat beriring salam semoga tercurah kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW. Makalah ini kami buat dari referensi-referensi yang kami
dapatkan dari buku-buku dan sumber-sumber lainnya. Kami tertarik untuk
membahas tentang “Negara Hukum”. Tujuan kami dalam membuat makalah ini
untuk menjelaskan tentang Negara Hukum utama nya di Indonesia dan hal-hal yang
berkaitan denganya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi penulis pada khususnya
serta mahasiswa pada umumnya.

Yogyakarta, 28 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 5
1.3 Tujuan dan Manfaat ................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 6
2.1 Pengertian Negara Hukum ...................................................................... 6
2.2 Prinsip dan Konsep Negara Hukum ........................................................ 6
2.3 Unsur dari Negara Hukum ...................................................................... 8
2.4 Tujuan dibentuknya Negara Hukum ..................................................... 10
2.5 Indonesia sebagai Negara Hukum ......................................................... 10
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 13
3.2 Kritik dan Saran .................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perkembangan sistem ketatanegaraan sejumlah negara belakangan ini
menunjukkan bahwa begitu banyak negara yang kemudian menjadikan konsepsi
tentang negara hukum sebagai konsep ideal dalam membangun kehidupan
berbangsa dan bernegara. Hal itu menunjukkan bahwa betapa sentralnya posisi dan
kedudukan hukum dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara,
khususnya dalam rangka mengatur kehidupan suatu negara menjadi lebih baik.
Hukum menjadi sesuatu yang sangat urgen untuk menata kehidupan manusia.
Sebenarnya, konsepsi negara hukum sendiri sudah lama menjadi bahan
perbincangan para ahli. Bahkan pada zaman Yunani Kuno, konsepsi negara hukum
sudah mulai diperdebatkan dan dijadikan diskusi berkelanjutan sebagai salah satu
landasan kehidupan manusia. Plato maupun Aristoteles pada masa kejayaannya
sudah memandang negara hukum sebagai salah satu pembahasan yang cukup
menarik serta diprediksi akan menjadi diskusi menarik di kemudian hari. Hal itu
pun terbukti bahwa saat ini, konsep negara hukum selalu saja mendapat porsi
pembahasan yang sangat menonjol dalam sistem ketatanegaraan suatu negara.
Hanya saja, pada saat awal munculnya pembahasan negara hukum, konsep
dimaksud masih hanya ditujukan sebatas upaya atau perjuangan dalam rangka
menentang kekuasaan raja yang begitu absolut. Artinya, pemahaman tentang
negara hukum saat itu masih hanya terbatas pada upaya pengendalian pergerakan
kekuasaan raja yang begitu besar. Saat itu, kekuasaan suatu negara selalu bertumpu
pada raja, sehingga kemudian sangat rentan melahirkan kesewenang-wenangan.
Atas dasar pertimbangan tadi, maka upaya membatasi kekuasaan raja menjadi
sangat penting demi masa depan dan eksisnya suatu negara. Tanpa adanya
pembatasan kekuasaan raja, maka menjadi sangat sulit untuk mengontrol jalannya
pemerintahan. Oleh sebab itu, prinsip utama negara hukum selalu dipandang
sebagai upaya pembatasan kekuasaan para penguasa serta dalam rangka menjaga
dan melindungi hak asasi manusia.
Kemudian, dalam masa kini, masalah tujuan negara merupakan suatu hal
yang amat penting bagi suatu negara. berdasarkan tujuan negara ini, maka akan
ditetapkan apa sebenarnya tugas dari fungsi negara yang berkaitan erat dengan
lembaga-lembaga pendukungnya. Demikian pentingnya tujuan suatu negara,
sehingga beberapa negara mencantumkan tujuan negaranya dalam konstitusi
negaranya. Indonesia sendiri, telah mencantumkan masalah tujuan negara dalam
pembukaan undang-undang dasar 1945, hal ini sebagaimana tercantum dalam
alinea 4 pembukaan undang-undang dasar 1945. Sedangkan rumusan tentang
negara hukum Indonesiaa dapat kita jumpai pada penjelasan undang-undang dasar
1945 (sebelum amandemen) dan pasal 1 ayat 3 batang tubuh undang-undang dasar
1945 (hasil amandemen). Maka dari sini penulis akan mengulas tentang segala
pengertian negara hukum kini dan bagaimana negara hukum yang berlaku di
Indonesia berdasarkan tujuan dari negara ini sendiri pada pembahasan selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tadi, berikut beberapa rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini :
1. Apa itu pengertian dari Negara Hukum?
2. Bagaimana prinsip dan konsep Negara Hukum ?
3. Apa saja unsur dari Negara Hukum ?
4. Apa tujuan dari dibentuknya Negara Hukum ?
5. Bagaiamana kondisi Indonesia sebagai Negara Hukum ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengerti tentang apa itu Negara Hukum
2. Untuk mengetahui bagaimana prinsip dan konsep yang diterapkan dalam
Negara Hukum
3. Untuk mengetahui apa saja unsur dari Negara Hukum
4. Untuk mengetahui tujuan dari dibentuknya Negara Hukum
5. Untuk mengetahui tentang kondisi Indonesia sebagai Negara Hukum
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Negara Hukum


Dalam teori Ilmu Negara, konsep negara hukum telah kita jumpai sejak
jaman Yunani. Aristoteles, seorang ahli pikir dari Yunani berpendapat bahwa yang
dimaksud dengan negara hukum adalah negara yang berdiri diatas hukum yang
menjamin keadilan bagi seluruh warga negara. Dengan adanya keadilan dalam
masyarakat, maka akan tercapai kebahagiaan. Untuk itu harus ditanamkan norma-
norma susila pada rakyat, agar mereka menjadi warga yang baik, dan peraturan-
peraturan hukum juga harus mencerminkan keadilan.
Menurut Aristoteles, yang memerintah dalam negara sebenarnya bukan
manusia tetapi pikiran yang adil, yang terpancar dari kesadaran etik yang tinggi
untuk menjadikan kehidupan masyarakat sebagai suatu kehidupan yang baik.
Pikiran yang adil ini kemudian tertuang dalam bentuk peraturan hukum, sedangkan
penguasa dalam negara hanya memegang hukum dan keseimbangan saja.
Selanjutnya Plato, ia menyatakan bahwa negara yang baik adalah negara
yang berdasar atas hukum, dan yang bukan diperintah oleh para pemikir saja.
Ajaran Plato dan Aristoteles mengandung filsafat yang menyinggung cita-cita
manusia, yaitu cita-cita untuk mengejar kebenaran, kesusilaan, keindahan dan
keadilan.
Menurut Immanuel Kant, makna dari negara hukum ialah sebagai penjaga
malam, artinya bahwa tugas negara hanya sebatas menjaga dan melindungi hak-hak
rakyat. Hanya saja, bila dilakukan pengkajian lebih lanjut ternyata gagasan ini
masih mengandung sejumlah kelemahan tersendiri, karena dalam praktik yang
terjadi selama ini ada kalanya negara tidak hanya bertugas menjaga dan melindungi
hak-hak rakyat, namun harus turut campur tangan dan kondisi dan hal-hal tertentu
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa konsepsi negara hukum sebagaimana yang
dijabarkan oleh Immanuel Kant merupakan konsepsi pemaknaan negara hukum
dalam arti sempit dan kuno, yaitu negara dimana tugas negara hanya menjaga
keamanan dan ketenteraman dengan membuat hukum, melaksanakan hukum, dan
mengawasi pelaksanaan hukum tersebut, sedangkan tugas-tugas lainnya, seperti
tugas dalam bidang pendidikan dan pengajaran, keagamaan, pertanian dan tugas
lainnya menjadi tugas para warga negara perorangan.

2.2 Prinsip dan Konsep Negara Hukum


Perkembangan beberapa sistem ketatanegaraan Negara-negara baru-baru
ini menunjukkan bahwa begitu banyak Kemudian negara yang mengajukan konsep
tersebut Aturan hukum adalah konsep konstruksi yang ideal Kehidupan negara dan
negara. menunjukkan Betapa pentingnya status dan status hukum Dalam proses
kehidupan berbangsa dan bernegara, Terutama untuk mengatur hidup seseorang
Negara menjadi lebih baik. Hukum menjadi sesuatu Ada kebutuhan mendesak
untuk mengatur kehidupan manusia.
Padahal, gagasan negara hukum itu sendiri Ini telah lama menjadi topik
perdebatan di antara para ahli. bahkan Di Yunani kuno, konsep negara hukum
adalah Mulai debat dan jadilah diskusi berkelanjutan Sebagai salah satu landasan
kehidupan manusia. Plato Dan Aristoteles yang sudah di masa jayanya Mengenai
supremasi hukum sebagai salah satu diskusi yang paling menarik, diharapkan
Menjadi diskusi yang menarik di masa depan. Meskipun terlihat Jelas, saat ini.
Konsep negara hukum selalu Mendapat bagian yang sangat menonjol dalam diskusi
Sistem nasional suatu negara.
Hanya saja, pada saat awal munculnya pembahasan negara hukum, konsep
dimaksud masih hanya ditujukan sebatas upaya atau perjuangan dalam rangka
menentang kekuasaan raja yang begitu absolut. Artinya, cakrawala pemahaman
tentang negara hukum ketika itu masih hanya terbatas pada upaya mengendalikan
pergerakan kekuasaan raja yang begitu besar. Kala itu, kekuasaan suatu negara
selalu bertumpu pada raja, sehingga kemudian sangat rentan melahirkan
kesewenang-wenangan.
Berdasarkan pertimbangan ini, bekerja keras Membatasi kekuatan raja
menjadi sangat mendesak Masa depan dan keberadaan suatu negara. Tidak Batasi
kekuatan raja, itu sulit Mengontrol jalannya pemerintahan. Oleh karena itu, prinsip
utama negara hukum selalu diperhatikan Sebagai upaya untuk membatasi kekuatan
penguasa Dan dalam rangka perlindungan HAM.
Seperti yang dikatakan Janpatar Simamora (2014: 549), secara umum
Negara hukum selalu menghadapi dua tradisi hukum Berbeda, yaitu sistem
common law dan sistem civil law system. Kedua sistem hukum menggunakan
Istilah yang berbeda, yaitu rechtsstaat dan the rule of law. Dalam sistem hukum
Eropa kontinental, Kata rechtsstaat juga disebut dengan istilah lain Misalnya
concept of legality atau etat de droit. Adapun Istilah the rule of law menjadi populer
setelah itu Penerbitan buku AV. Dicey dan judul Introducion to Study of the Law
of the Constitution pada tahun 1885. Dua konsep, rechtsstaat dan the rule of law
memiliki latar belakang sistem hukum yang berbeda. Seperti yang kita ketahui
bersama, Rechtsstaat tampaknya menentang absolutism raja atau penguasa.
Bersifat revolusioner, berdasarkan sistem hukum kontinental Yang disebut sistem
hukum civil law system.
Dua sistem hukum yang disebutkan pada prinsipnya Mengarah pada
pengertian dan makna utama, Itu adalah aturan hukum. Kedua sistem memiliki arti
yang sama Perlakukan hukum sebagai alat manajemen yang efektif Kehidupan
negara dan negara. Namun, Ada perbedaan yang sangat praktis antara keduanya.
Misalnya, pada prinsipnya Rechtsstaat Berisi banyak karakteristik utama, termasuk
adanya perLindungan hak asasi manusia, ada Pemisahan Kekuasaan Lembaga
Negara Untuk melindungi pelaksanaan kekuasaan negara itu sendiri, dan
keberadaan peradilan administrasi. Adapun Prinsip the rule of law mengandung
ciri-ciri utama Seperti supremasi hukum, kesetaraan Status dihadapan hukum
(equality before the law) Dan perlindungan hak asasi manusia.
Dari beberapa contoh yang disebutkan, sepertinya Jelas ada perbedaan
antara kedua sistem Hukum yang relevan. Di negara yang taat hukum rechtsstaat,
kepentingannya jelas Keadilan administratif sebagai alat pembeda Dan sistem
hukum lainnya. Saat di negara Mematuhi hukum the rule of law, Pentingnya
persamaan di depan hukum. Namun Jadi meskipun misalnya rechtsstaat tidak
mengkonfirmasi Prinsip bahwa setiap orang sama di depan hukum, dapat diartikan
sebagai keadaan hukum rechtsstaat tidak mengenal konsep persamaan Sebelum
hukum.
Dalam catatan historis tersebut termasuk dalam ketatanegaraan di indonesia
sehingga memiliki konsep negara hukum yang ditegaskan dalam konstitusi dengan
sejumlah konstitusi UUD yang mengalami atau perubahan ditanah air. dan Hal
tersebut menunjukkan bahwa bangsa Indonesia sendiri memandang betapa
pentingnya konsep negara hukum dalam mengatur kehidupan berbangsa dan
bernegara. Baik dalam UUD 1945 sebelum perubahan, Konstitusi RIS 1949 dan
UUDS 1950 hingga berlakunya kembali UUD 1945 sampai dengan UUD 1945
hasil perubahan. Jika dilihat dari subtansi pengaturannya dimana konsep ini negara
hukum di indonesia kurang jelas dengan tidak adanya penegasan hukum yang
dianut di indonesia.
Konsep negara hukum juga ditegaskan bagian sistem pemerintah negara
ditegaskan dalam undang-undang dasar indonesia yang berdasarkan atas hukum
(rechtsstaat). Dengan begitu adanya penegasan dalam pemaknaan konsep negara
hukum di indonesia yang menimbulkan pemaknaan ambigu yang ditemukan
penegasan tentang konsepsi negara hukum yang dianut yaitu rechtsstaat. Namun
hal sebaliknya yang terjadi pada UUD 1945 dalam hasil perubahan dimana
perubahan tersebut dituangkan dalam pasal 1 ayat (3) UUD 1945 yang tidak
dibarengin dalam penjelasan hukum yang sesungguhnya.
Bahkan sampai saat ini belum ditemukan adanya regulasi yang menguatkan
dengan negara hukum yang sesungguhnya yang dianut di indonesia oleh sebab iitu
pentingnya untuk diketahui bagaimana penerapan prinsip dinegara hukum di
indonesia. Sehingga hal ini menjadi bahan diskusi yang sering mengemuka di
akademis praktisi hukum indonesia

2.3 Unsur dari Negara Hukum


Menurut friedrich julius stahl negara hukum harus memenuhi unsur-unsur
utama dari negara hukum yaitu:
1. mengakui dan melindungi hak asasi manusia
2. penyelenggaraan negara harus berdasarkan pada trias politica
3. dalam menjalankan tugasnya pemerintah harus berdasarkan undang-undang
4. adanya peradilan administrasi negara.
Adapun menurut Venn Dicey unsur unsur nrgara hukum adalah:
1. supremasi hukum yang berarti tidak boleh adanya kekuasaan yang
sewenang-wenangan jadi seseorang hanya boleh dihukum apabila ia
melanggar hukum. Kekuasaan yang tertinggi di dalam negara yaitu hukum
atau kedaulatan hukum.
2. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum baik pada rakyat biasa
maupun pada pejabat
3. Terjamin nya hak hak manusia pada undang undang ataupun keputusan
pengadilan.

Dapat disimpulkan bahwa unsur unsur dari negara hukum adalah :

1. Pembatasan kekuasaan
Pembatasan kekuasan yang dimaksud adalah negara tidak dapat
bertindak kesewenang-wenangan. Tindakan negara dibatasi oleh hukum,
Tiap individu mempunyai hak terhadap negara oleh karena itu negara
mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan hukum atas hak
hak individu, kelompok, dll.
2. Azas legalitas
Azas legalitas berarti negara hukum dalam setiap pelaksanaan sesuatu
harus berdasarkan pada hukum yang telah diadakan terlebih dahulu dan
harus ditaati oleh pemerintah dan aparaturnya.karena jika sesuatu tersebut
tidak mempunyai legalitas hukum maka hal itu dilihat sebagai hal yang tidak
dapat dibenarkan oleh hukum. Hukum yang ditegakkan dalam negara
hukum adalah hukum yang dapat membawa kebenaran dan mewujudkan
rasa keadilan.
3. Pemisahan kekuasaan
Pemisahan kekuasaan didalam negara dilakukan supaya hak hak asasi
dapat benar benar terlindungi oleh karena itu perlu adanya pemisahan
kekuasaan yaitu badan yang membuat tentang peraturan perundang-
undangan disebut sebagai badan legislatif, melaksanakan peraturan
perundang-undangan disebut badan eksekutif, dan mengadili peraturan
perundang undangan disebut yudikatif harus terpisah satu sama lain yang
berada dalam satu tangan. Ketiga badan kekuasaan negara yang terpisah
tersebut masing-masing melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai
dengan kewenangan yang sudah ditentukan sehingga tidak ada
penumpukkan kekuasaan negara hanya dalam satu tangan saja tetapi
terpisah dan saling kontrol oleh karena itu tidak adanya kesewenang-
wenangan oleh pihak penguasa atau penyelenggara kekuasaan negara atas
hak hak rakyat yang dipimpin.
2.4 Tujuan dibentuknya Negara Hukum
Tujuan dari negara hukum adalah meletakkan hukum diatas segala-gala nya
karena hukum merupakan kekuasaan tertinggi didalam negara. Negara menjadikan
hukum sebagai suprem yang berarti setiap penyelenggara negara atau pemerintah
wajib untuk tunduk dengan hukum karena tidak ada kekusaan diatas hukum
semuanya ada dibawah hukum. Yang berarti dengan kedudukan ini tidak ada yang
boleh sewenang-wenang atau penyalahgunaan kekuasaan. Karena negara hukum
bertujuan untuk memberikan perlindungan hukum bagi rakyat terhadap tindak
pemerintah yang didasari oleh dua prinsip yaitu prinsip hak asasi manusia dan
prinsip negara hukum.

2.5 Indonesia sebagai Negara Hukum


Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Negara Hukum Indonesia adalah
negara hukum yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila yang merupakan falsafah dan
dasar negara. Pancasila sebagai dasar negara yang merupakan cerminan dari jiwa
bangsa Indonesia, haruslah menjadi sumber hukum dari semua peraturan hukum
yang ada.
Menurut Azhary, meskipun konsep Negara Hukum Indonesia yang pernah
dikemukakan dalam Penjelasan UUD 1945 sebelum dilakukan perubahan, erat
sekali hubungannya dengan konsep rechtsstaat, yaitu konsep negara hukum Eropa
Kontinental, tetapi konsep Negara Hukum Indonesia sebetulnya bukanlah tipe
rechtsstaat. Tipe Negara Hukum Indonesia juga bukan tipe rule of law, meskipun
unsur-unsur dari rechtsstaat dan rule of law dapat ditemukan dalam Negara Hukum
Indonesia. Menurut Azhary, ciri-ciri Negara Hukum Indonesia berdasarkan
Pancasila adalah:
a. Adanya hubungan yang erat antara agama dan negara;
b. Bertumpu pada prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa;
c. Menganut kebebasan beragama dalam arti positif;
d. Atheisme tidak dibenarkan serta komunisme dilarang;
e. Menganut asas kekeluargaan sekaligus kerukunan.

Padmo Wahyono merumuskan ada 5 (lima) unsur Negara Hukum Pancasila,


yaitu:
a. Pancasila merupakan sumber hukum nasional yang berarti bahwa bangsa
Indonesia menghendaki satu sistem hukum nasional yang dibangun atas
dasar wawasan kebangsaan, wawasan nusantara, dan wawasan bhinneka
tunggal ika;
b. MPR mempunyai kewenangan untuk mengubah dan menetapkan UUD
yang melandasi segala peraturan perundangan di bawahnya, yang mana
undangundang dibuat oleh DPR dan Presiden yang menunjukkan prinsip
legislatif khas Indonesia;
c. Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional;
d. Adanya persamaan di depan hukum;
e. Adanya kekuasaan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.

Secara konsepsional, seharusnya Negara Hukum Indonesia dapat


dirumuskan baik secara material maupun yuridis formal. Secara material, Negara
Hukum Indonesia yang berdasarkan Pancasila dalam pembuatan substansi
hukumnya harus menjunjung tinggi dan berlandaskan pada:

a. Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, artinya bahwa hukum yang


dijadikan dasar pengaturan kehidupan negara harus bersumber dari dan
tidak bertentangan dengan nilai-nilai ketuhanan serta selaras dengan ajaran
agama-agama yang ada. Dalam hal ini hukum-hukum yang bersumber dari
ajaran agama adalah bagian dan menjadi salah satu sumber hukum dan
peraturan perundang-undangan.
b. Nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, artinya bahwa hukum
yang dijadikan dasar pengaturan kehidupan negara harus bersumber dari
dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang universal,
nilai-nilia keadilan, dan nilai-nilai keadaban. Dengan demikian maka
hukum dan peraturan perundang-undangan harus menjunjung tinggi nilai
Hak-hak Asasi Manusia.
c. Nilai-nilai persatuan Indonesia, artinya bahwa hukum yang dijadikan dasar
pengaturan kehidupan negara harus bersumber dari dan tidak bertentangan
dengan nilai-nilai kebangsaan Indonesia, tetap menjaga persatuan dan
kesatuan dengan tetap menghormati keanekaragaman agama, budaya,
suku, bahasa, tradisi, dan adat istiadat yang ada. Dengan demikian hukum
dan peraturan perundang-undangan harus mengakui dan menjamin nilai-
nilai kearifan lokal, tradisi dan budaya nusantara yang beraneka ragam.
c. Nilai-nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, artinya bahwa hukum yang dijadikan dasar
pengaturan kehidupan negara harus bersumber dari dan tidak bertentangan
dengan kepentingan dan aspirasi rakyat yang ditetapkan melalui
musyawarah secara perwakilan dengan berlandaskan pada akal sehat
(hikmat) dan i’tikad baik serta kearifan (kebijaksanaan). Dengan hukum
dan peraturan perundang-undangan harus demokratis baik secara
substansial dan prosedural.
d. Nilai-nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, artinya bahwa
hukum yang dijadikan dasar pengaturan kehidupan negara harus hukum
yang betul-betul bisa menciptakan kesejahteraan masyarakat secara adil
dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian hukum dan
peraturan perundang-undangan harus dapat menjamin terwujudnya
keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat tanpa kecuali.
Sedang secara yuridis formal Negara Hukum Indonesia harus didasarkan
atas ketentuan yang ada dalam pasal-pasal peraturan perundang-undangan, baik
dalam dalam UUD, Undang-Undang, maupun peraturan perundangan lainnya.
Secara yuridis formal, pilar utama bangunan Negara Hukum Indonesia yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang kemudian dijabarkan dalam
pasalpasalnya adalah:

a. Adanya jaminan hak asasi manusia yang tercantum dalam: Alinea ke-1
Pembukaan UUD 1945, Pasal 27 Ayat (1), (2), dan (3), Pasal 28, Pasal 31
Ayat (1), Pasal 28A, 28B ayat (1), (2), Pasal 28C ayat (1), (2), Pasal 28D
17 ayat (1), (2), (3), (4), Pasal 28E ayat (1), (2), (3), Pasal 28 F, Pasal 28G
ayat (1), (2); Pasal 28H ayat (1), (2), (3), (4), Pasa 28 I ayat (1), (2), (3),
(4), dan Pasal 28 J ayat 1 dan (2), Pasal 29 Ayat (2);
b. Adanya prinsip persamaan di depan hukum yang dicantumkan dalam
Pasal 27 ayat (1);
c. Adanya kekuasaan kehakiman yang bebas tidak memihak, yang
dicantumkan dalam Pasal 24 ayat (1).
d. Adanya jaminan pendidikan dan sosial yang dicantumkan dalam Pasal 34
Ayat (1) dan (2). Disamping itu terdapat sejumlah peraturan perundangan-
undangan di bawah UUD 1945 yang mengatur dan menjabarkan
bagaimana mengimplementasikan keempat pilar utama tersebut

Menurut bunyi Pasal 1 Ayat 3 Undang-undang Dasar (UUD) 1945. Yang


dimaksud negara hukum adalah negara yang di dalamnya terdapat berbagai aspek
peraturan-peraturan yang bersifat memaksa dan mempunyai sanksi tegas apabila
dilanggar. Maka, arti Indonesia sebagai negara hukum adalah segala aspek
kehidupan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia harus didasarkan pada
hukum dan segala produk perundang-undangan serta turunannya yang berlaku di
wilayah NKRI. Negara hukum sendiri berdiri di atas hukum yang menjamin
keadilan bagi seluruh warga negara. Untuk Indonesia, negara hukum didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila yang merupakan pandangan hidup bangsa dan sumber
dari segala sumber hukum. Adapun produk turunan undang-undang dapat berupa
Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, Instruksi Presiden, Peraturan Daerah,
Peraturan Gubernur, dan berbagai peraturan lainnya.

Hukum di Indonesia harus dilandasi dengan semangat menegakkan nilai


ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan sebagaimana yang
terkandung dalam Pancasila.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kita perlu mengingat bahwa tujuan dari negara hukum adalah meletakkan
hukum diatas segalanya. Hukum dijadikan suprem yang penyelenggaraan yang ada
didlama negara wajib untuk tunduk terhadap hukum. Dengab kedudukan tertunggi
yang dimiliki hukum inj, tidaj ada yang bileh bersikap atau sewenang-wenang
tentang kekuasaannya. Karena negara hukum memiliki tujuan untuk memberi
perlindungan hukum bagi rakyatnya terhadap suatu tindakan pemerintah yang
berdasae pada prinsip gak asasi manysia dan hukum. Dalam teorinya, negara
hukum merupakan negara yang mampu berdiri diatas hukum yang keadilannya
terjamin untuk seluruh warga negaranya. Adanya keadilan yang berada di
masyarakat, maka akan tercapainya kebahagiaan. Untuk itu harus ditanamkan
norma-norma susila pada masyarakat, agar masyarakat bisa menjadi warga yang
baik, mampu menaati hukum dan norma yang ada, dan peraturan-peraturan hukum
juga harus mencerminkan keadilan.
Maka dari itu, kita sebagai warga Indonesia harus bisa memberi keadilan
yang baik pada setiap diri masing-masing individu maupun kepada orang lain agar
bisa tercapainya kebahagiaan dan kesejahteraan yang baik. Kita juga harus bisa
memberi perlindungan yang baik kepada diri kita maupun kepada orang lain, serta
menaati hukum, norma, dan peraturan-peraturan yang ada di negara kita dengan
sebaik-baiknya.

3.2 Kritik dan Saran


Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya terdapat banyak kekurangan kerena
terbatasnya pengetahuan serta kurangnya rujukan atau referensi yang diperoleh.
Penulis berharap dapat mendapatkan kritik serta saran yang membangun sebagai
rujukan untuk menyempurnakan makalah ini kedepannya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan khususnya pada penulis sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Erwinsyahbana, T., Rizq, T., Syahbana, F., Hukum, F., Muhammadiyah, U., Utara,
S., & Pendahuluan, A. (2003). Perspektif Negara Hukum Indonesia. 1–20.
Rahmatullah, I., Character, S., & Khusus, K. (2020). Meneguhkan Kembali
Indonesia Sebagai Negara Hukum Pancasila. 4, 39–44.
Simamora, J. (1945). Tafsir Makna Negara Hukum Dalam Perspektif Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 547–561.
Soemarsono, M. (1945). Negara hukum indonesia ditinjau.
Usman, A. H. (2014). Kesadaran Hukum Masyarakat Dan Pemerintah Sebagai
Faktor Tegaknya Negara Hukum Di Indonesia. 30(1).
Anshar, S. (2019). Konsep Negara Hukum dalam Perspektif Hukum
Islam. Soumatera Law Review, 2(2), 235-245.
Syuhada, O. (2021). Karakteristik Negara Hukum Pancasila yang Membahagiakan
Rakyatnya. Journal Presumption of Law, 3(1), 1-18.

Anda mungkin juga menyukai