Anda di halaman 1dari 24

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA INDONESIA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Hukum Administrasi Negara

Dosen Pengampu: Ade Opik Rohmanudin, S. IP., M. Si

Disusun Oleh:
1. Akbar Mirza (E2035223697)
2. Denisa Lisnawati P (E2035223712)
3. Fitri Sri Haryani (E2035223725)
4. Vinkhan Sevthia S (E2035223787)

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)


SEBELAS APRIL SUMEDANG

2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah
ini.
Makalah yang telah penulis susun ini telah menguraikan tentang
“Hukum Administrasi Negara Indonesia”. Makalah ini memaparkan “Konsep Dasar
Negara Hukum dan Hukum Administrasi Negara, Produk HAN dan Sumber HAN serta
Kedudukan dan Tindakan Pemerintah” ini juga bertujuan agar kita mengetahui dan
memahami bagaimana negara kita ini dapat terbentuk menjadi suatu negara yang bisa
hidup secara rukun ditengah keberagaman kebijakan dan peraturan pemerintah.
Kami menyadari seutuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi susunan kalimat, tata bahasa, maupun tampilannya. Oleh karena itu, kami
sangat terbuka untuk menerima masukan dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan sehingga menjadi makalah yang baik
dan benar sebagaimana mestinya. Terlepas dari kekurangan-kekurangan makalah ini,
kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Sumedang, Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................i
DAFTAR ISI ...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan ...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Negara Hukum ...........................................................4
2.2 Konsep Dasar Hukum Administrasi Negara ......................................4
2.2.1 Cakupan Hukum Administrasi Negara ...................................5
2.2.2 Hukum Administrasi Negara dan Bidang Hukum
Lain..........................................................................................6
2.3 Sumber Hukum Administrasi Negara.................................................8
2.4 Produk Hukum Administrasi Negara... ..............................................11
2.5 Kedudukan, Kewenangan, dan Tindakan Pemerintah.........................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................20
3.2 Saran ..................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (selanjutnya disebut UUD NRI 1945) menyatakan bahwa Negara Indonesia
adalah Negara Hukum. Hal ini berarti bahwa hukum harus digunakan sebagai
pedoman, ditaati dan dijunjung tinggi, baik oleh warga masyarakat maupun oleh
negara. Pemerintah sebagai penguasa, didalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya harus berpedoman pada hukum dan dapat
mempertanggungjawabkan tugasnya tersebut.
Dalam administrasi negara hubungan hukum antara pemerintah dalam
kapasitasnya selaku wakil dari badan pemerintahan, dengan seseorang atau badan
hukum perdata tidak berada dalam kedudukan sejajar. Pemerintah memiliki
kedudukan khusus sebagai satu-satunya yang diserahi kewajiban untuk mengatur
dan menyelenggarakan kepentingan umum dimana dalam rangka melaksanakan
kewajiban ini kepada pemerintah diberikan wewenang membuat peraturan
perundang-undangan, menggunakan paksaan pemerintahan, atau menerapkan
sanksi-sanksi hukum.
Pemerintah dapat dilihat dari dua sudut, yaitu pemerintahan dalam arti
fungsi yaitu kegiatan yang mencakup aktifitas pemerintah. Dan kedua, dalam arti
organisasi yaitu kumpulan dari kesatuan-kesatuan pemerintah. Kemudian
Pemerintah dan pemerintah dalam arti administrasi, serta kewenangan
administrasi. Menurutnya pemerintah dalam arti luas, mencakup semua alat
kelenngkapan Negara, yang pada pokoknya terdiri dari cabang- cabang kekuasaan
eksekutif, yudikatif dan yudisial atau alat – alat kelengkapan Negara lain yang
bertindak untuk dan atas nama Negara. Tindakan badan eksekutif atau yudikatif
dianggap sebagai tindakan Negara. Secara keseluruhan, fungsi pemerintahan

1
terdiri dari berbagai macam tindakan pemerintah, seperti keputusan-keputusan,
ketetapan-ketetapan yang bersifat umum dan tindakan nyata ( Dr. H. A. Muin
Fahmal 2006: 26-27). Pemerintahan dibedakan menjadi dua, yaitu, pertama,
pemerintahan dalam arti luas, yaitu pemerintahan yang terdiri dari tiga kekuasaan
yang masing-masing terpisah satu sama lain. ketiga kekuasaan itu adalah :
kekuasaan legislative, kekuasaan eksekutif dan kekuasaan yudikatif,
pemerintahan kekuasaan itu berdasarkan teori trias politica dari Montesquieu.
kedua, pemerintahan dalam arti sempit ialah badan pelaksana kegiatan eksekutif
saja tidak termasuk badan kepolisian, peradilan dan badan perundang-undangan.
pemerintahan dalam arti sempit itu dapat disebut dengan istilah lain, yaitu
”administrasi negara”. pemerintah adalah subjek hukum, sebagai pendukung hak
dan kewajiban.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Konsep Dasar Negara Hukum
2. Bagaimana Konsep Dasar Hukum Negara Administrasi Negara?
3. Apa saja Sumber Hukum Administrasi Negara?
4. Apa saja Produk Hukum Administrasi Negara?
5. Bagaimana Kedudukan dan Kewenangan serta Tindakan Pemerintah dalam
pelaksanaan Hukum Administrasi Negara?

1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat memahami bagaimana Konsep Dasar Negara Hukum dan
Hukum Administrasi Negara
2. Agar mahasiswa mengetahui apa saja sumber Hukum Administrasi Negara
3. Agar mahasiswa mengetahui apa saja Produk Hukum Administrasi Negara

2
4. agar mahasiswa mampu memahami bagaimana Kedudukan dan Kewenangan serta
Tindakan Pemerintah dalam Pelaksanaan Hukum administrasi Negara

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Negara Hukum


Negara Hukum dalam bahasa Belanda “rechtsstaat” adalah sebuah teori
hukum yang berasal dari tradisi hukum Eropa yang dipengaruhi oleh Romawi.
Teori ini menjadi dasar dari hukum yang berlaku pada negara-negara seperti
Indonesia. lawan dari teori ini adalah rule of law yang dikenal pada tradisi hukum
Inggris (Anglo-Saxon).
Konsep negara hukum bersandar pada keyakinan bahwa kekuasaan negara
harus dijalankan atas dasar hukum yang adil dan baik. Hubungan antara yang
diperintah (governed) dan memerintah (governor) dijalankan berdasarkan suatu
norma objektif, bukan pada suatu kekuasaan absolut semata-mata. Norma objektif
tersebut harus memenuhi syarat formal dan dapat dipertahankan oleh ide hukum.
Negara Hukum mensyaratkan bahwa setiap tindakan dari negara haruslah
bertujuan untuk menegakkan kepastian hukum, dilakukan secara setara, menjadi
unsur yang mengesahkan demokrasi, dan memenuhi tuntutan akal budi. Alat-alat
negara mempergunakan kekuasaannya hanya sejauh berdasrkan hukum yang
berlaku dan dengan cara yang ditentukan dalam hukum itu. Dalam negara hukum,
tujuan suatu perkara adalah agar dijatuhi putusan sesuai dengan kebenaran. Tujuan
suatu perkara adalah untuk memastikan kebenaran, maka semua pihak berhak atas
pembelaan atau bantuan hukum.

2.2 Konsep Dasar Hukum Administrasi Negara


Hukum Administrasi Negara adalah rangkaian aturan-aturan hukum yang
mengatur cara bagaimana alat-alat perlengkapan negara menjalankan tugasnya.
Secara etimologis Hukum Administrasi Negara Adalah hukum yang mengatur

4
aparat atau gabungan jabatan-jabatan yang berada di bawah pemerintah
melaksanakan tugas yang tidak ditugaskan kepada badan-badan pengadilan dan
legislatif.
Penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan diatur dalam konstitusi dan
peraturan-peraturan yang terhimpun dalam Hukum Tata Negara. Akan tetapi,
dalam hal-hal teknis, Hukum Tata Negara tidak cukup dan tidak dapat
dilaksanakan secara efektif. Karenanyalah lahir Hukum Admistrasi Negara.
Hukum Adminstrasi Negara lahir sebagai instrumen untuk melaksanakan
penyelenggaraan negara dan mengawasi penyelenggaraan negara tersebut.
2.2.1 Cakupan Hukum Administrasi Negara
 Mengatur sarana penguasaan untuk mengatur dan mengendalikan
masyarakat.
 Mengatur cara-cara warga negara berpartisipasi dalam proses pengaturan
dan pengendalian.
 Perlindungan hukum bagi rakyat.
 Menetapkan norma-norma fundamental bagi penguasa untuk
pemerintahan yang baik.
 Perbuatan pemerintah (pusat dan daerah) dalam bidang publik
 Kewenangan pemerintah dalam melakukan perbutan pemerintah dalam
melakukan perbuatan pemerintah tersebut (termasuk diatur tentang dari
mana, dengan cara apa, dan bagaimana pemerintah menggunakan
kewenangannya)
 Akibat-akibat hukum dari perbuatan dan penggunaan kewenangan
pemerintah itu
 Penegakan hukum dan penerapan sanksi-sanksi dalam bidang
pemerintahan

5
2.2.2 Hukum Administrasi Negara dan Bidang Hukum Lain
Hukum Administrasi Negara adalah bagian dari ilmu hukum yang banyak
berhubungan/bersinggungan dengan bidang hukum lainnya, terutama dengan
Hukum Tata Negara, Hukum Perdata, dan Hukum Pidana.
1. Hukum Administrasi Negara berhubung dengan Hukum Tata Negara
Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Tata Negara merupakan
suatu kesatuan yang sangat erat hubungan dan bahkan sulit untuk dipisahkan,
karena kedua bidang hukum tersebut mempunyai obyek yang sama yaitu
negara. Dalam teori ada dua golongan pendapat mengenai hubungan antara
Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Tata Negara, yaitu golongan
yang berpendapat ada perbedaan prinsip dan yang lainnya mengatakan tidak
ada perbedaan prinsip.
Golongan yang berpendapat ada perbedaan prinsip
a. Oppenheim:
Hukum Tata Negara adalah sekumpulan peraturan hukum yang
membentuk alat-alat perlengkapan negara dan memberi wewenang negara dan
membagi-bagikan tugas pekerjaan kepada alat-alat perlengkapan negara, dengan
kata lain Hukum Tata Negara mempersoalkan negara dalam keadaan “Diam
/berhenti (Inrust)”. Sedangkan Hukum Administrasi Negara adalah
sekumpulan peraturan hukum yang mengikat alat-alat perlengkapan negara
dalam rangka menggunakan wewenang yang telah ditetapkan Hukum Tata
Negara, dengan kata lain Hukum Administrasi Negara mengatur Negara dlm
keadaan “bergerak (in beweging)”.
b. Logeman:
Berpijak dari filsafat hukum, Ilmu Hukum mempunyai sistem, di mana
dalam sistem tersebut terdiri dari tiga bagian, yaitu: Subyek hukum, lingkungan
hukum dan hubungan hukum. Berpijak dari ajaran filsafat hukum tersebut,

6
Hukum Tata Negara mempelajari negara yang titik beratnya pada aspek subyek
hukum dan lingkungan hukum sedangkan Hukum Administrasi Negara
mempelajari negara yang titik beratnya pada ajaran hubungan hukum.
Golongan yang berpendapat tidak ada perbedaan prinsip:
Kranenburg dan Van Der Pot: Secara praktis antara Hukum Tata Negara dengan
Hukum Administrasi Negara tidak dapat dibedakan, tetapi secara teoritis antara
Hukum Tata Negara dg Hukum Administrasi Negara bisa dibedakan. Hubungan
Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara seperti hukum umum
(Hukum Tata Negara) dengan hukum khusus (Hukum Administrasi Negara).

2. Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Perdata


Hukum Administrasi Negara banyak berhubungan dengan Hukum
Perdata karena keduanya sama-sama mengatur hubungan subyek hukum satu
dengan subyek hukum lainnya. Perbedaannya, Hukum Administrasi Negara
mengatur perhubungan hukum yang bersifat subordinat (kedudukan dalam
perhubungan hukum dalam Hukum Administrasi Negara antara para pihak tidak
sejajar, kedudukan hukum pemerintah sebagai penguasa lebih tinggi
dibandingkan pihak lawan berbuatnya), konsekuensinya maka pemerintah bisa
memaksakan kehendaknya kepada pihak lawan berbuat. Sedangkan
perhubungan hukum dalam Hukum Perdata sifatnya horizontal/ sejajar, artinya
antara pihak yang berbuat mempunyai kedudukan yang sama.
Ada 3 teori dalam Hukum Perdata yang diambil oleh Hukum Administrasi yakni:
(1) Teori perbuatan melawan hukum (onrechtmatig);
(2) Teori kebatalan (nietig teorie);
(3) Teori Salah kira (dwalling).

3. Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Pidana

7
Hukum Administrasi Negara mengadopsi ketentuan sanksi pidana. Dengan
ketentuan bahwa sanksi pidana yang diatur dalam Hukum Administrasi Negara
tidak boleh bertentangan dengan sanksi pidana yang diatur dalam hukum Pidana.

2.3 Sumber Hukum Administrasi Negara


Sumber hukum adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan aturan hukum serta
tempat ditemukannya aturan-aturan hukum.
Sudikno Mertokusumo menyatakan bahwa sumber hukum sering digunakan dalam
beberapa arti yaitu sebagai berikut:
a. Sebagai asas hukum, sebagai sesuatu yang merupakan permulaan hukum, misalnya
kehendak Tuhan, akal manusia, jiwa bangsa, dan sebagainya
b. Menunjukkan hukum terdahulu yang memberi bahan-bahan pada hukum yang
sekarang berlaku, seperti hukum Perancis, hukum Romawi, dan lain-lain
c. Sebagai sumber berlakunya, yang memberi kekuatan berlaku secara formal kepada
peraturan hukum (penguasa, masyarakat)
d. Sebagai sumber dari mana kita dapat mengenal hukum, misalnya dokumen, undang-
undang, lontar, batu bertulis, dan sebagainya
e. Sebagai sumber terjadinya hukum, sumber yang menimbulkan hukum.
Ada dua sumber hukum dalam Hukum Administrasi Negara yaitu sumber hukum materiil
dan sumber hukum formil.
Sumber hukum materiil adalah faktor-faktor masyarakat yang dapat dengan
mudah mempengaruhi pembentukan hukum atau faktor-faktor yang ikut mempengaruhi
isi atau materi dari aturan-aturan hukum. Sedangkan sumber hukum formil adalah
sebagai sumber hukum materiil yang sudah dibentuk melalui proses-proses tertentu
sehingga sumber hukum tadi menjadi berlaku umum dan ditaati berlakunya oleh umum
atau dapat dikatakan sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

8
1. Sumber Hukum Materiil
Sumber hukum mareriil meliputi:
 Sumber Hukum Sejarah Atau Historis
Dalam sumber hukum sejarah atau historis ini dibagi menjadi dua, yaitu;
-Tempat menemukan hukum pada saat-saat tertentu meliputi undang-undang,
putusan hakim, serta tulisan para ahli hukum
-Sebagai sumber dimana pembuat undang-undang mengambil bahan dalam
membentuk peraturan perundang-undangan, meliputi dokumen atau surat
keterangan yang berkaitan dengan hukum pada saat tertentu atau lampau, seperti
system hukum Perancis, Belanda, atau system hukum Romawi
 Sumber Hukum Sosiologis atau Antropologis
Pendekatan dengan kategori ini lebih menitikberatkan pada kondisi hukum yang
sifatnya interdisipliner. Hal ini berkaitan dengan aspek yang berhubungan dengan
kehadiran hukum di masyarakat. Dengan kata lain sumber hukum materiil jenis
ini merepresentasikan kenyataan melalui keberadaan lembaga-lembaga sosial,
termasuk pandangan budaya, religi, dan psikologis masyarakat dimana hukum itu
terbentuk sacara otomatis.
 Sumber Hukum Filosofis
Ada dua faktor penting yang menjadi sumber hukum secara filosofis yaitu;
- Tujuan hukum antara lain adalah untuk menciptakan keadilan, oleh karena itu
hal-hal yang secara filosofis dianggap adil dijadikan sebagai sumber hukum
materiil, dengan kata lain sebagai sumber untuk isi hukum yang adil.
- Sebagai sumber untuk menaati kewajiban terhadap hukum atau sebagai faktor-
faktor yang mendorong orang tunduk pada hukum. Diantara faktor-faktor tersebut
adalah kekuasaan pemerintah/penguasa dan kesadaran hukum masyarakat.

9
2. Sumber Hukum Formil
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa sumber hukum formil adalah
tempat atau sumber dari mana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum.
Beberapa sumber hukum formil Hukum Administrasi Negara yaitu;
 Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan perundang-undangan tercipta dalam konteks hukum positif tertulis
yang dibuat, ditetapkan atau di bentuk oleh pejabat yang berwenang yang
berisi tingkah laku yang berlaku dan mengikat secara umum. Kaitannya
dengan ini suatu perundang-undangan menghasilkan peraturan yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut;
- Bersifat komprehensif / luas dan lengkap, merupakan kebalikan dari sifat-
sifat yang khusus dan terbatas
- Bersifat universal, diciptakan untuk menghadapi peristiwa-peristiwa yang
akan datang yang belum jelas bentuk konkritnya. Oleh karenanya ia tidak
dapat dirumuskan untuk mengatasi peristiwa-peristiwa tertentu saja.
- Bersifat memiliki kekuatan untuk mengoreksi dan memperbaiki dirinya
sendiri. Adalah lazim bagi suatu peraturan mencantumkan klausul yang
memuat kemungkinan dilakukannya peninjauan kembali.
 Kebiasaan atau Praktek Tata Usaha Negara
Keputusan yang di keluarkan oleh alat administrasi negara dikenal sebagai
keputusan Tata Usaha Negara (beschikking). Dalam mengeluarkan
keputusan atau ketetapan-ketetapan ini muncul praktek administrasi negara
yang melahirkan Hukum Administrasi Negara kebiasaan atau yang tidak
tertulis. Hal ini terjadi karena administrasi negara dapat mengambil tindakan-
tindakan yang dianggap penting dalam rangka pelayanan kepada masyarakat,
meskipun belum ada undang-undang ( hukum tertulis). Hukum tidak tertulis

10
atau kebiasaan atau praktek tata usaha negara inilah yang dapat menjadi
sumber hukum dalam arti formil.
 Yurisprudensi
Dimaknai sebagai keputusan hakim terdahulu atau keputusan suatu badan
peradilan terdahulu yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap
kemudian diikuti oleh hakim yang lain secara terus menerus pada kasus yang
sama.
 Doktrin
Dokrtin dipahami sebagai sebuah ajaran hukum atau pendapat para pakar atau
ahli hukum yang berpengaruh. Untuk menjadi sumber hukum formil doktrin
memerlukan proses yang panjang. Doktrin baru dapat dipakai sebagai sumber
hukum apabila doktrin tersebut sudah diakui oleh umum.

2.4 Produk Hukum Administrasi Negara


BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Lembaga ini yang dimaksud dengan:
1. Produk Hukum adalah produk hukum tertulis di lingkungan Lembaga
Administrasi Negara.
2. Peraturan adalah jenis Produk Hukum bersifat mengatur yang ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang di lingkungan Lembaga Administrasi Negara dan dibentuk
berdasarkan prosedur yang berlaku.
3. Keputusan Administrasi Pemerintahan yang juga disebut Keputusan Tata Usaha
Negara atau Keputusan Administrasi Negara adalah jenis Produk Hukum yang
berbentuk ketetapan tertulis yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di

11
lingkungan Lembaga Administrasi Negara dalam rangka penyelenggaraan tugas
pemerintahan.
4. Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disingkat LAN adalah lembaga
pemerintah nonkementerian yang diberi kewenangan melakukan pengkajian dan
pendidikan dan pelatihan aparatur sipil negara.
5. Pusat Kajian Pendidikan dan Pelatihan Aparatur LAN yang selanjutnya disingkat
PKP2A LAN adalah unsur pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi LAN.
6. Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi LAN yang selanjutnya disingkat STIA LAN
adalah unit pelaksana teknis yang berbentuk perguruan tinggi di lingkungan LAN
yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala LAN.
7. Politeknik STIA LAN yang selanjutnya disebut Poltek STIA LAN merupakan
unit pelaksana teknis yang berbentuk perguruan tinggi di lingkungan LAN yang
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala LAN melalui Sekretaris
Utama.
BAB II
PRODUK HUKUM
Pasal 3
Jenis Produk Hukum terdiri atas:
a. Peraturan; dan
b. Keputusan Administrasi Pemerintahan. Pasal 4
Jenis dan hierarki Peraturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a terdiri
atas:
a. Peraturan LAN; dan
b. Peraturan internal LAN.

12
2.5 Kedudukan, Kewenangan, dan Tindakan Pemerintah dalam Hukum
Administrasi Negara
Pemerintah atau Administrasi negara mempunyai kedudukan sebagai wakil
dari lembaga publik, dan sebagai wakil dari badan hukum privat.Sesuai asas
legalitas bahwa pemerintah diatur oleh peraturan perundang-undangan dalam
kewenangannya. Penerapan asas ini menunjang berlakunya kepastian hukum dan
kesamaan perlakuan. Artinya asas legalitas dimaksudkan untuk memberikan jaminan
kedudukan hukum warga negaraterhadap pemerintah.Sumber dan cara memperoleh
wewenang pemerintah bersumber dari undang-undang dasar dan undang-undang.
Secara teoretis kewenangan yang bersumber dari peraturan perundangan-
undangantersebut di peroleh melalui 3 (tiga) cara yaitu Atribusi (Attributie),
Delegasi (Delegatie), dan Mandat (Mandaat). Atribusi adalah pemberian
wewenang pemerintahan oleh pembuat Undang-undang kepada organ pemerintah,
Delegasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan dari satu organ pemerintah
kepada organ pemerintah lainnya, dan Mandat adalah terjadi ketika organ
pemerintahan mengizinkan kewenangannya dijalankan oleh organ lain atas
namanya.
Tindakan pemerintah (Bestuurshandeling) adalah setiap tindakan atau
perbuatan yang dilakukan oleh alat perlengkapan dalam menjalankan
pemerintahan(bestuurs organ)dalam menjalankan fungsi pemerintahan (bestuurs
functie). Ada 2 (dua) bentuktindakan pemerintah yaitu:
1. Tindakan berdasarkan hukum (rechts handeling)
Tindakan pemerintah berdasarkan hukum (rechts handeling)dapat
dimaknai sebagai tindakan yang berdasarkan sifatnya dapat menimbulkan
akibat hukum tertentu untuk menciptakan suatu hak dan kewajiban.
Tindakan ini lahir sebagai konsekuensi logis dalam kedudukannya pemerintah

13
sebagai subjek hukum, sehingga tindakan hukum yang dilakukan
menimbulkan akibat hukum.
2. Tindakan berdasarkan fakta atau kenyataan dan bukan berdasarkan
pada hukum (feitelijke handeling).
Tindakan pemerintah berdasarkan fakta atau kenyataan dan bukan
berdasarkan pada hukum (feitelijke handeling)adalah tindakan yang tidak
ada hubungan langsung dengan kewenangannya dan tidak menimbulkan
akibat hukum.

Tindakan hukum administrasi adalah suatu pernyataan kehendak yang muncul


dan organ administrasi dalam keadaan khusus dimaksudkan untuk menimbulkan akibat
hukum dalam bidang hukum administrasi. Jadi dapat dikatakan tindakan hukum
pemerintah apabila tindakan yang dimaksud dilakukan organ pemerintah (bestuurs
orgaan) dan menimbulkan akibat hukum khususnya di bidang hukum administrasi.
Akibat hukum yang timbul tersebut dapat berupa penciptaan hubungan hukum
yang baru maupun perubahan atau pengakhiran hubungan hukum yang ada. Dengan
demikian tindakan hukum pemerintah di maksud memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
a) .Tindakan tersebut dilakukan oleh aparatur pemerintah dalam kedudukannya
sebagai penguasa, maupun sebagai alat perlengkapan pemerintahan(bestuurs
organ)
b) .Tindakan dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan
c) Tindakan yang dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat hukum
(recht gevolgen)di bidang hukum administrasi
d) Tindakan yang dilakukan dalam rangka pemeliharaan kepentingan umum
e) Tindakan dilakukan berdasarkan norma wewenang pemerintah
f) Tindakan tersebut berorientasi pada tujuan tertentu berdasarkan hukum

14
g) Tindakan Hukum Pemerintah dapat berbentuk tindakan berdasarkan hukum
publik dan berdasarkan hukum privat. T
Tindakan hukum publik adalah tindakan-tindakan hukum yang dilakukan oleh
penguasa dalam menjalankan fungsi pemerintahan. Tindakan hukum publik ini
dilakukan berdasarkan kewenangan pemerintah yang bersifat hukum publik yang
hanya dapat lahir dari kewenangan yang bersifat hukum publik pula. Sedangkan
tindakan hukumprivat adalah tindakan hukum yang didasarkan pada ketentuan
hukum keperdataan.Tindakan Badan atau Pejabat dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga)
bagian yaitu
1. .Tindakan membuat Keputusan (beschikking)
2. Tindakan membuat Peraturan (regeling)
3. Tindakan Materiil (materiele daad)

A. Pengertian Tindakan Pemerintah dan Macam-Macam Tindakan


Pemerintah
Pengertian pemerintahan dibedakan menjadi dua, yaitu, pertama, pemerintahan
dalam arti luas, yaitu pemerintahan yang terdiri dari tiga kekuasaan yang masing-
masing terpisah satu sama lain. ketiga kekuasaan itu adalah : kekuasaan legislative,
kekuasaan eksekutif dan kekuasaan yudikatif, pemerintahan kekuasaan itu
berdasarkan teori trias politica dari Montesquieu. kedua, pemerintahan dalam arti
sempit ialah badan pelaksana kegiatan eksekutif saja tidak termasuk badan
kepolisian, peradilan dan badan perundang-undangan. pemerintahan dalam arti
sempit itu dapat disebut dengan istilah lain, yaitu ”administrasi negara”. pemerintah
adalah subjek hukum, sebagai pendukung hak dan kewajiban.
Premis yang mendasarinya ialah bahwa setiap hubungan sosial akan mempunyai
konsekuensi tertentu dalam hal legitimasi. Betapapun dalam kenyataan kita melihat

15
bahwa seorang administrator atau birokrat tidak akan bisa menhindari tindakan-
tindakan politis. Aktivitas politis dari birokrat tampak dari adanya keluasaan
bertindak (diskresi) administratif yang dimilikinya. Diskresi administratif adalah
segala aktivitas untuk mengemukakan saran, melapor, menjawab, mengambil
inisiatif, menyampaikan info, menferivikasi, memperingatkan, mengadukan,
menolak, dan merundingkan sesuatu yang berpengaruh terhadap lembaga-lembaga
publik (Wahyudi Kumoroto 2011: 120-121).
Dalam melakukan aktifitasnya, pemerintah melakukan dua macam tindakan,
tindakan biasa (feitelijkehandelingen) dan tindakan hukum (rechtshandeli-ngen).
Dalam kajian hukum, yang terpenting untuk dikemukakan adalah tindakan dalam
katagori kedua, rechtshandelingen. tindakan hukum pemerintahan adalah tindakan
yang dilakukan oleh badan atau pejabat tata usaha negara dalam rangka melaksanakan
urusan pemerintahan. tindakan pemerintahan memiliki beberapa unsur yaitu sebagai
berikut :
1. perbuatan itu dilakukan oleh aparat pemerintah dalam kedudukannya
sebagai penguasa maupun sebagai alat perlengkapan pemerintahan
(bestuurs-organen) dengan prakarsa dan tanggung jawab sendiri
2. perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi
pemerintahan
3. perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan
akibat hukum di bidang hukum administrasi
4. perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan
kepentingan negara dan rakyat.
Dalam melaksanakan tugas dan menyelenggarakan kepentingan umum,
pemerintah banyak melakukan kegiatan atau perbuatan-perbuatan. Keaktivitas atau
pembuatan itu pada garis besarnya dibedakan ke dalam dua gologan, yaitu:
1. Rechtshandelingen (golongan perbuatan hukum)

16
Feitelijke handelingen (golongan yang bukan perbuatan hukum)
Dari kedua golongan perbuatan tersebut yang penting bagi hukum administrasi
negara adalah golongan perbuatan hukum (hechts handelingen), sebab perbuatan tersebut
langsung menimbulkan akibat hukum tertentu bagi hukum administrasi Negara, oleh
karena perbuatan hukum ini membawa akibat pada hubungan hukum atau keadaan
hukum yang ada, maka perbuatan tersebut tidak boleh mengandung cacat, seperti
kehilafan (dwaling), penipuan (bedrog), paksaan (dwang).
Secara keseluruhan, fungsi pemerintahan terdiri atas berbagai macam tindakan
pemerintah, seperti keputusan-keputusan, ketetapan-ketetapan yang bersifat umum,
tindakan hukum dan tindakan nyata. Netherlands Bestuursrecht (1987), menguraikan
empat macam bentuk penguasa yaitu:
1. Pemelihara ketertiban, pemeliharaan ketertiban pada tingkat pertama adalah
pengawasan supaya dapat terlaksana secara teratur.
2. Pengelolaan keuangan, melalui pajak, punggutan-pungutan lain, pendapatan
sendiri.
3. Tuan tanah. Sejak dulu, pihak penguasa merupakan tuan tanah.
4. Pengusaha,beberapa kegiatan dalam pemerintah hanya dapat dilaksanakan oleh
pihak penguasa mengingat sifatnya atau karena diharuskan sesuai dengan
undang-undang.
Secara keseluruhan, fungsi pemerintahan terdiri atas berbagai macam tindakan
pemerintah, seperti keputusan-keputusan, ketetapan-ketetapan yang bersifat umum,
tindakan hukum dan tindakan nyata. Netherlands Bestuursrecht (1987), menguraikan
empat macam bentuk penguasa yaitu:
1. Pemelihara ketertiban, pemeliharaan ketertiban pada tingkat pertama adalah
pengawasan supaya dapat terlaksana secara teratur.
2. Pengelolaan keuangan, melalui pajak, punggutan-pungutan lain, pendapatan
sendiri.

17
3. Tuan tanah. Sejak dulu, pihak penguasa merupakan tuan tanah.
4. Pengusaha,beberapa kegiatan dalam pemerintah hanya dapat dilaksanakan
oleh pihak penguasa mengingat sifatnya atau karena diharuskan sesuai dengan
undang-undang.

B. Cara Pelaksanaan Tindakan Pemerintah


Pentingnya filsafat pemerintahan terletak pada kenyataan bahwa pemerintah
merupakan kekuatan dunia yang paling menentukan hidup matinya seorang manusia
dan selamat atau hancurnya dunia. Kuntjoro dalam Taliziduhu Ndraha
mendefinisikan pemerintah sebagai sebuah lembaga, dan fungsi lembaga itulah
disebut pemerintahan. Kybernology sebaliknya mengunakan pendekatan empirik,
pemerintahan didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau proses, yaitu proses
penyediaan dan distribusi layanan publik yang tidak diprivatisasikan dan layanan
civil kepada setiap orang pada saat dibutuhkan (Taliziduhu Ndraha 2011: 387-428).
Freies Ermessen merupakan konsekuensi logis dari konsepsi welfare state, akan
tetapi dalam kerangka negara hukum, Freies Ermessen ini tidak dapat digunakan
tanpa batas. Atas dasar itu, Sjachran Basah mengemukakan unsur-unsur freies
ermessen dalam suatu negara hukum yaitu sebagai berikut :
1. ditujukan untuk menjalankan tugas-tugas servis publik
2. merupakan sikap tindak yang aktif dari administrasi negara
3. sikap tindak itu dimungkinkan oleh hukum
4. sikap tindak itu diambil atas inisiatif sendiri
5. sikap tindak itu dimaksudkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
penting yang timbul secara tiba-tiba
6. sikap tindak itu dapat dipertanggung jawab baik secara moral kepada
tuhan yang maha esa maupun secara hukum.

18
Negara memegang peranan penting dalam mengarahkan dan mengendalikan
bentuk perdebatan atau discourse yang muncul untuk mengerti peran dari negara dan
memahami konsep negara. Namun, negara mempunyai arti yang luas, yaitu suatu badan
yang menguasai segala pranata (administratif, politik, yuridis) yang mengatur jalur
kekuasaan dan distribusi sumber daya, serta menguasai semua aparat yang mempunyai
kemampuan kopersif. Walaupun negara mencakup juga pemerintah, ia tidak indentik
dengan pemerintah.
Pemerintah terbatas pada lembaga-lembaga yang berada dalam struktur politik
tertentu dan berfungsi menjalankan pemerintah (Ratna Saptari dan Brigitte Holzner 1997:
212). Kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah bersumber pada tiga hal, atribusi,
delegasi, dan mandat. atribusi ialah pemberian kewenangan oleh pembuat undang-
undang sendiri kepada suatu organ pemerintahan baik yang sudah ada maupun yang baru
sekali. Menurut Indroharto , legislator yang kompeten untuk memberikan atribusi
wewenang itu dibedakan antara: yang berkedudukan sebagai original legislator di negara
kita di tingkat pusat adalah MPR sebagai pembentuk konstitusi (konstituante) dan DPR
bersama-sama pemerintah sebagai yang melahirkan suatu undang-undang, dan di tingkat
daerah adalah DPRD dan pemerintah daerah yang melahirkan peraturan daerah.

BAB III

19
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa Hukum
Administrasi Negara merupakan cabang dari Ilmu Hukum yang memperlajari
tindakan-tindakan dalam menyelenggarakan sebuah negara. Hukum ini juga
sebagai hukum tata usaha negara atau hukum tata pemerintahan.
3.2 Saran
Dari hasil pembahasan tersebut, kami memberikan saran kepada semua
pihak, khusunya para generasi muda untuk bisa lebih memahami dan
sedikitnya mempelajari hukum-hukum yang berlaku di Indonesia. Dan kita
harus memiliki sikap yang dapat menjaga ketahanan dan keutuhan negara
Indonesia.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Negara_hukum
https://elisecience.wordpress.com/2016/10/12/dasar-dasar-hukum-administrasi-negara/
https://studylibid.com/doc/121397/kedudukan--kewenangan--dan-tindakan-pemerintah
https://www.academia.edu/25691417/KEDUDUKAN_DAN_KEWENANGAN_DAN_
TINDAKAN_HUKUM_PEMERINTAH_M_Rodhi_Aulia_UIN_BANDUNG
https://www.slideshare.net/alsalcunsoed/study-club-alsa-j
Jaka Susila, 2010, Handout Hukum Administrasi Negara, Surakarta: UMS,
Sister.lan.go.id

21

Anda mungkin juga menyukai