Anda di halaman 1dari 13

NEGARA DAN WARGA NEGARA

NAMA ANGGOTA :

ADISTRY S. ROSMAN PO5303332221453

AGUSTINA W. J. PANUL PO5303332221454

ANGELA J. B. TANGGU PO5303332221455

ANJELY C. L. GANG PO5303332221456

APRILIAN B. RAPA PO5303332221457

ARNELITHA KABNANI PO5303332221458

POLTEKKES KEMENKES KUPANG


PROGRAM STUDI D-III FARMASI
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang maha Esa, dimana atas segala rahmat dan izinnya kami dapat
menyelesaikan mata kuliah Kewarganegaraan yang berjudul “NEGARA DAN WARGA
NEGARA.”

Tugas ini dibuat guna memenuhi tugas yang merupakan salah satu standar atau kriteria penilaian
dari mata kuliah Kewarganegaraan yang diberikan secara berkelompok.

Kami menyadari kekurangan kami sebagai manusia biasa dan oleh karena keterbatasan sumber
refrensi yang kami miliki sehingga kiranya dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan
dan kekeliruan baik itu dalam penyusunan maupun isinya.Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya saran dan kritik dari ibu dosen pembimbing atau pihak-pihak lain dan
sesame teman mahasiswa untuk dapat menambahkan sesuatu yang kiranya dianggap masih
kurang atau memperbaiki sesuatu yang dianggap salah dalam tulisan ini.

Akhirnya kami mengucapkan banyak terima kasih. Dan semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua sebagai bahan tambahan pengetahuan untuk lebih memperluas
wawasan kita.

Kupang,27 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..

1.1 Latar Belakang…………………………………………………


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………..
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….

2.1 Pengertian Negara……………………………………………………

2.2 Teori Terbentuknya Negara…………………………………………..

2.3 Bentuk-Bentuk negara…………………………………………………

2.4 Pengertian Warga Negara Indonesia……………………………………………….

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………….

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..

3.2 Saran…………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Negara sebagai suatu entitas adalah abstrak. Yang tampak adalah unsur-
unsur Negara yang berupa rakyat, wilayah, dan pemerintah. Salah satu unsur
Negara adalah rakyat. Rakyat yang tinggal di wilayah Negara menjadi
penduduk suatu Negara. Warga negara memiliki hubunga ndengan
negaranya. Kedudukannya sebagai warga negara menciptakan hubungan
berupa peranan, hak , dan kewajiban yang bersifat timbal balik.
Warga negara diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari suatu
penduduk yang menjadi unsur negara atau warga dari suatu Negara yakni
peserta dari suatu persekutuan yang di dirikan dengan kekuatan bersama.
Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban masing-masing yang
harus dilakukannya. Segala sesuatu tentang hak dankewajiban tersebut sudah
diatur oleh negara. Dan demi terwujudnya kesejahteraan setiap warga
negara kita harus dapat menyeimbangk anantara hak dan kewajiban.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Negara?


2. Apa saja Teori terbentuknya suatu Negara?
3. Apa saja bentuk-bentuk Negara
4. Apa yang dimaksud dengan warga Negara Indonesia?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan rumusan diatas maka yang menjadi permasalahan akan dibahas


dimakalah ini
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN NEGARA

Istilah Negara berasal dari kata staat (Belanda dan Jerman),


stat(Inggris)dan etat (Perancis). Secara etimologi Negara diartikan sebagai
organisasi tertinggi di antarasatu kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita
untuk bersatu, hidup di dalam suatu kawasan, dan mempunyai pemerintahan
yang berdaulat.

Banyak ahli hukum yang mendefinisikan Negara, salah satunya adalah


Kranenburg. la mendefinisikan Negara sebagai suatu organisasi kekuasaan
yang diciptakan oleh sekelompok manusia yang mempunyai kesadaran untuk
mendirikan suatu organisasi yang bertujuan untuk memelihara kepentingan dan
terlebih dahulu yang harus ada adalah kelompok manusia, sedangkan Negara
adalah sekunder artinya itu menyusul kemudian.

2.2 TEORI TERBENTUKNYA NEGARA

1. Teori Kontrak Sosial (Social Contract)

Teori ini beranggapan bahwa Negara dibentuk berdasarkan perjanjian-


perjanjian masyarakat dalam tradisi sosial masyarakat. Penganut teori ini
antara lain Thomas Hobbes, Jhon Locke dan J.J. Rousseau.

2. Teori Ketuhanan (Teokrasi)

Teori ini berpandangan bahwa hak memerintah yang dimiliki para


Raja berasal dari Tuhan. Mereka mendapat mandate dari Tuhan untuk
bertakhta sebagai penguasa . Teori ini berawal dari tumbuhnya agama
Kristen dalam Pemerintahan Roma yang tidak menerima adanya aliran
lain. Theodosius Agung (379-395 Masehi) kemudian meresmikan agama
Kristen Nicea sebagai agama resmi Kekaisaran Romawi.

Penganut teori ini antara lain Agustinus (354-430 Masehi) dan


Thomas Aquinas (1225-1274 Masehi). Menurut Agustinus, keadilan
hanya mungkin dicapai dalam Negara yang diperintah oleh agama Kristen
yaitu dalam Civitas Dei (Negara Tuhan). Selanjutnya menurut Thomas
Aquinas, Tuhan adalah Principiun dari semua kekuasaan. Raja dianggap
sebagai wakil Tuhan dan pelanggaran terhadap kekuasaan Raja
merupakan pelanggaran terhadap Tuhan.

3. Teori Kekuatan

Teori ini berpendapat bahwa melalui proses penaklukan dan


pendudukan oleh kelompok tertentu maka terbentuklah sebuah Negara
atau dengan kata lain terbentuknya suatu Negara adalah karena
pertarungan kekuatan dimana yang menang memiliki kekuatan untuk
membentuk sebuah Negara. Kekuatan menjadi pembenaran (raison d'etre)
dari terbentuknya Negara. Adapun penganut teori ini antara lain F.
Oppenheimer, Karl Marx, H.J. Laski dan Leon Duguit.

4.Teori Patriakhal Dan Teori Matriakhal

Menurut teori Patriarkhal, Negara adalah pengelompokkan beberapa


suku yang ditarik menurut gens kaum laki-laki. Sedangkan menurut teori
Matriarkhal, Negara terbentuk dari beberapa suku yang ditarik dari clan
Ibu.

5. Teori Organis

Menurut teori ini Negara dipersamakan dengan makhluk hidup


(manusia dan atau binatang) dan individu (warga Negara) dianggap
sebagai sel-sel dari makhluk hidup. Penganut teori ini antara lain Plato,
Cicero dan Nicholas dari Cusal (1401-1464 Masehi).

6. Teori Daluwarsa

Menurut teori ini, Negara timbul karena adanya milik yang sudah lama
yang kemudian melahirkan hak milik. Raja bertakhta bukan karena
kekuasaan berdasarkan hak-hak Ketuhanan atau jure divino tetapi
berdasarkan kebiasaan atau jure consuetudinario. Penganut teori ini antara
lain Jean Bodin dan Loysean.
7. Teori Alamiah

Teori ini pertama-tama dikemukakan oleh Aristoteles. Terbentuknya


Negara menurut teori ini adalah karena ciptaan alam dan manusia yang
awalnya merupakan makhluk politik (zoon politican) ditakdirkan untuk
hidup bernegara.

8. Teori Idealistis

Menurut teori ini Negara sebagai suatu kesatuan yang harus ada dan
sebagai kesatuan yang mistis yang bersifat supranatural. Negara memiliki
hakekat tersendiri terlepas dari komponennya, ia bukan ciptaan mekanistis
tetapi suatu kesatuan ideal yang melambangkan manusia dalam bentuknya
yang megah dan sempurna.

9. Teori Historis

Menurut teori ini, Negara tumbuh secara evolusioner sesuai dengan


kebutuhan- kebutuhan manusia guna memenuhi kebutuhan manusia itu
sendiri yang tidak luput dari pengaruhi tempat, waktu dan tuntutan zaman.

2.3 BENTUK-BENTUK NEGARA

1. Negara Kesatuan

Negara kesatuan adalah Negara yang merdeka dan berdaulat dengan satu
pemerintahan pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Dalam
pelaksanaannya, Negara Kesatuan terbagi ke dalam dua sistem
pemerintahan yakni sentralisasi dan desentralisasi.

Negara Kesatuan dengan sistem sentralisasi adalah sistem pemerintahan


yang langsung dipimpin oleh pemerintahan pusat dan pemerintahan
daerah melaksanakan kebijakan pusat. Sedangkan Negara Kesatuan
dengan sistem desentralisasi adalah sistem pemerintahan yang memberi
kesempatan dan kewenangan kepada Kepala Daerah untuk mengurus
urusan Pemerintah di wilayahnya sendiri. Sistem ini dikenal dengan
istilah Otonomi Daerah.
2. Negara Serikat

Negara serikat adalah negara gabungan yang terdiri dari beberapa Negara
bagian dari sebuah negara serikat. Pada mulanya negara bagian tersebut
merupakan Negara yang merdeka, berdaulat dan berdiri sendiri tetapi
kemudian menggabungkan diri dengan negara serikat sehingga dengan
sendirinya Negara tersebut menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada
negara serikat.

3. Negara Monarkhi

Negara monarki adalah negara yang pemerintahannya dikepalai oleh Raja


atau Ratu. Dalam praktek, Negara monarki terdiri dari dua jenis yakni
monarki absolute dan monarki konstitusional.

Monarki absolut adalah negara yang kekuasaan tertingginya berada di


tangan satu orang raja atau ratu. Contoh: Arab Saudi. Sedangkan monarki
konstitusional merupakan negara yang kepala pemerintahannya adalah
perdana menteri yang dibatasi oleh ketentuan-ketentuan konstitusi negara
dan kedudukan Raja hanya sebatas symbol belaka. Contoh: Malaysia,
Thailand, Jepang dan Inggris.

4. Negara Oligarki

Negara oligarki adalah negara yang pemerintahannya dijalankan oleh


beberapa orang yang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu.

5. Negara Demokrasi

Negara demokrasi adalah Negara yang pemerintahannya bersandar pada


kedaulatan rakyat atau mendasarkan kekuasaannya pada pilihan dan
kehendak rakyat melalui mekanisme Pemilu.
2.4 PENGERTIAN WARGA NEGARA

Dalam pasal 26 ayat (1) UUD 1945 ditegaskan bahwa warga negara
Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Sedangkan menurut Undang-Undang RI No. 12 tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia (UU KRI) khususnya pasal 4, 5
dan 6. Dalam pasal 4 disebutkan bahwa Warga Negara Indonesia adalah:

a) setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang- undangan


dan/atau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia
dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah
menjadi Warga Negara Indonesia;
b) anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan
ibu Warga Negara Indonesia;
c) anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara Indonesia dan ibu warga negara asing:
d) anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga
negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia;
e) anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak
memberikan kewarganegaraan
kepada anak tersebut:
f) anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah
ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya
Warga Negara Indonesia;
g) anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu
Warga Negara Indonesia;
h) anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu
warga negara asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara
Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum
anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin;
i) anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya;
j) anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui:
k) anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah
dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak
diketahui keberadaannya.
l) anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia
dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena
ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan;
m) anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan
permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya
meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan
janji setia.

Selanjutnya pasal 5 UU KRI tentang status anak warga Negara Indonesia


menyatakan bahwa :

(1) Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang
sah, belum berusia 18 (delapan belas) tahun dan belum kawin
diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing
tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia.

(2) Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun
diangkat secara sah sebagai anak oleh warga negara asing
berdasarkan penetapan pengadilan tetap diakui sebagai Warga
Negara Indonesia.

Sedangkan tentang pilihan menjadi Warga Negara bagi anak yang


dimaksud pada pasal-pasal sebelumnya dijelaskan dalam pasal 6 UU KRI
yaitu :
(1) Dalam hal status Kewarganegaraan Republik Indonesia terhadap
anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, huruf d, huruf h,
huruf 1, dan Pasal 5 berakibat anak berkewarganegaraan ganda,
setelah berusia, 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin anak
tersebut harus menyatakan memilih salah satu kewarganegaraannya.
(2) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada Pejabat
dengan melampirkan dokumen sebagaimana ditentukan di dalam
peraturan perundang-undangan.
(3) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) disampaikan dalam waktu paling lambat 3 (tiga) tahun
setelah anak berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.

 
BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Warga Negara adalah sebuah rakyat yang mendiami sebuah wilayah


dalam sebuah komunitas atau bisa disebut dengan Negara. Negara adalah
suatu wilayah yang memiliki sistem atau aturan yang berlaku bagi semua
Kelompok atau individu di wilayah tersebut. Warga Negara dan Negara
saling bekaitan terlihat dari sejarah terbentuknya suatu Negara, Hukum
Negara harus di patuhi karena hokum Negara bersifat mutlak.

3.2 SARAN

Sebagai warga negara Indonesia kita harus menyeimbangkan antara hak


dan kewajiban sebagai warga negara dengan cara melaksanakan hak dan
kewajiban dalam hidup bernegara.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/466729785/BAHAN-AJAR
KEWARGANEGARAAN-FULL-VERSION

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKE
wj4rtemj7j9AhXBX3wKHeiwBP0QFnoECAwQAQ&url=https%3A%2F
%2Fluk.staff.ugm.ac.id%2Fatur%2Fmkwu%2F9-
PendidikanKewarganegaraan.pdf&usg=AOvVaw31tyx1drBq724HvuNf7C7I

Anda mungkin juga menyukai