Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MENGENAL LEBIH DALAM SIFAT UNSUR DAN TUJUAN DARI


SEBUAH NEGARA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan

Dosen Pengampu: Luqman Azhary, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Muhamad Irfan Praditya 23010210111


2. Ria Khasna Mursyada 23010210010
3. Muhammad Fakhrul Mufid 23010210100
4. Syifani Rizky Salsabila 23010210059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dalam mata
kuliah kewarganegaraan yang diberikan oleh Dosen Luqman Azhary, M.Pd.
dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di Yaumul Akhir nanti.
Makalah berjudul Mengenal Lebih Dalam Sifat Unsur dan Tujuan dari
Sebuah Negara yang kami susun beertujuan untuk memberikan pemahaman
kepada pembaca mengenai arti penting dari sebuah negara. Agar pembaca dapat
menjadi warag negara yang baik dan bertanggungjawab. Kami tidak dapat
membuat makalah ini dengan sesempurna mungkin. Oleh karena itu, kritik dan
saran sangat kami harapkan dari para pembaca. Khususnya dari dosen yang telah
membimbing kami dalam mata kuliah kewarganegaraan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada orang-orang disekitar kami yang
telah memberiakan arahan dan telah membantu menyumbangkan ide pikirannya
demi terwujudnya makalah ini, dan Dosen yang telah membimbing kami sehingga
kami mampu menyelesaikan makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang
kami buat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Wassalamualakum Wr. Wb.

Salatiga, 17 September

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sepanjang sejarah manusia hidup di atas permukaan bumi, manusia telah
bernegara. Mulai dari negara dalam bentuknya yang paling primitif yaitu
negara kesukuan, negara kota, sampai negara kerajaan, negara republik dan
negara demokrasi. Semuanya merupakan bentuk dari negara dengan
elemennya yang kompleks.
Pada dasarnya negara adalah sebuah organisasi. Seperti layaknya sebuah
organisasi pada umumnya, negara memiliki anggota, tujuan dan peraturan.
Bedanya sebuah negara dengan organisasi-organisasi yang lain, negara
berkuasa diatas individu-individu dan organisasi-organisasi yang berada pada
suatu wilawah tertentu. Peraturan negara berhak mengatur seluruh elemen
yang ada pada suatu wilayah tertentu, sedangkan peraturan organisasi hanya
dapat mengatur pihak-pihak yang menjadi anggotanya saja.
Seorang warga negara yang baik tentunya harus paham terhadap apa arti
dari negara itu sendiri, tapi kenyataanya masih banyak masyarakat yang masih
belum paham makna dari sebuah negara. Maka dari itu penulis menyusun
makalah ini untuk memberikan pengetahuan terhadap para pembaca mengenai
pengertian sifat unsur dan tujuan dari sebuah negara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian negara
2. Apa saja sifat-sifat dan unsur-unsur negara
3. Apa tujuan negara

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian negara
2. Mengetahui sifat-sifat dan unsur-unsur negara
3. Mengetahui tujuan negara
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara
Pengertian negara secara etimologi, kata negara berasal dari kata staat
(Belanda dan Jerman); State (Inggris); etnt (Perancis); status atau statuum
(Latin). Kata tersebut berarti "meletakkan dalam keadaan berdiri";
"menempatkan"; atau "membuat berdiri". Menurut pendapat para ahli: George
Jellinek, negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang
telah berkediaman di wilayah tertentu. R. Djokosoetono, negara adalah
organisasi manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.
J.H.A. Logemann, negara adalah suatu organisasi kemasyarakatan yang
mempunyai tujuan melalui kekuasaannya untu mengatur serta
menyelenggarakan sesuatu (berkaitan dengan jabatan, fungsi lembaga
kenegaraan, atau lapangan kerja) dalam masyarakat.1
Van Apeldoorn dalam bukunya “Inleiding tot de Studie van Het
Nederlands Recht”, menyatakan istilah negara dipakai dalam empat arti. Yaitu
“penguasa”, untuk menyatakan orang yang menjalankan kekuasaan tertinggi
atas rakyat di suatu daerah. Kemudian “persekutuan rakyat”, yaitu kelompok
yang hidup dalam suatu daerah dan dikenai hukum yang sama dibawah
kekuasaan tertinggi. “wilayah tertentu” yaitu daerah yang didalamnya hidup
persekutuan rakyat dibawah kekuasaan tertinggi. Dan “kas negara” yaitu harta
yang dipegang oleh penguasa untuk kepentingan umum.2
Dari berbagai pendapat di atas dapat diambil suatu pengertian, bahwa
negara adalah suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dan
mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta
keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut. Negara
juga merupakan suatu perserikatan yang melaksanakan suatu pemerintahan

1
Tukiran Taniredja, Pendidikan Kewarganegaraan, (Bandung Alfabeta 2010), hlm.87-88
2
Sunarso, Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan, (2011), hlm.12-13
melalui hukum yang mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk memaksa
demi ketertiban sosial. Masyarakat ini berada dalam satu wilayah tertentu
yang membedakannya dari kondisi masyarakata lain di luarnya.3

B. Sifat-Sifat dan Unsur-Unsur Negara


Sifat-Sifat Negara
Negara memiliki sifat-sifat khusus sebagai manifestasi dari kedaulatan
yang dimiliknya dan yang hanya terdapat pada negara saja, tidak terdapat pada
asosiasi atau organisasi lainnya. Ssecara umum, setiap negara memiliki sifat
memaksa, memonopoli, dan mencakup semua (Budiardjo, 1998).
1. Sifat memaksa
Agar peraturan perundang-undangan dapat ditaati dengan baik, penertiban
masyarakat tercapai, muncul rasa aman,dan anarki dapat dicegah maka negara
harus bersifat memaksa .Selain itu dapat menggunakan kekerasan secara legal
dengan sarana yang digunakan polisi tentara,jaksa,dan hakim.
Contoh: Menaati peraturan lalu lintas yang apabila tidak dipatuhi akan terkena
sanksi.
2. Sifat monopoli
Artinya negara menentukan tujuan bersama masyarakat,menentukan mana
yang boleh dan tidak boleh,menentukan mana yang baik dan mana yang
berrtentangan dengan tujuan negara dan masyarakat.
Contoh : untuk menentukan ideologi, mata uang, harga, dan usaha-usaha yang
dapat mewujudkan kepentingan yang ada pada masyarakat.
3. Mencakup Semua
Artinya segala peraturan perundang-undangan yang berlaku diitujukan untuk
semua orang tanpa terkecuali.4

3
Op chit, Tukiran Taniredja, hlm.88
4
Srikanto, I.F., Pendidikan Kewarganegaraan,(Jember 2013), hlm.26-27
Contoh : keharusan membayar pajak semua warga negara tanpa terkecuali
harus membayar pajak, semua warga negara wajib untuk melakukan upaya
bela negara, semua harus tunduk pada peraturan yang berlaku.

Unsur-Unsur Negara
Unsur- unsur terbentuknya bangsa berbeda dengan negara. Menurut
Weber: negara adalah asosiasi suatu masyarakat yang memiliki monopoli
dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.
Keterangan ini memperjelas perbedaan bangsa dan negara.
Unsur-Unsur Terbentuknya Negara:
Berikut adalah penjelasannya yang dikutip dari buku Pendidikan
Kewarganegaraan kelas X karya Retno Lisyarti dan Setiadi:
1. Rakyat
Rakyat dalam suatu negara adalah semua orang yang secara nyata berada
dalam wilayah suatu negara yang tunduk dan patuh terhadap peraturan dalam
negara tersebut. Rakyat dibagi menjadi dua yaitu penduduk yang merupakan
warga negara tersebut dan bukan penduduk yaitu mereka yang tinggal
smentara waktu.
2. Wilayah
Wilayah adalah unsur mutlak dari suatu negara. Wilayah adalah landasan
material atau landasan fisik negara. Luas wilayah suatu negara ditentukan oleh
perbatasannya. Di dalam batasan teersebut, negara wajib menjalankan
yuridiksi teritorial tersebut. Secara umum wilayah suatu negara dapat
dibedakan atas wilayah daratan , wilayah lautan, wilayah udara, dan wilayah
ekstrateritorial.
3. Pemerintahan yang Berdaulat
Unsur-unsur terbentuknya negara yang ketiga adalah pemerintahan yang
berdaulat. Adanya suatu pemerintahan yang berkuasa atas seluruh wilayahnya
dan segenap rakyatnya merupakan syarat mutlak keberadaan negara.
Kekuasaan itu disebut sebagai kedaulatan. Kedaulatan adalah kekuasaan
teertinggi dalam suatu negara yang berlaku terhadap seluruh wilayah dan
segenap rakyat negara itu. Kedaulatan negara bersifat asli, tertinggi, dan tidak
dapat dibagi-bagi.
4. Pengakuan dari Negara Lain
Pengakuan dari negara lain merupakan unsur yang memperkuat terbentuknya
sebuah negara. Pengakuan dari negara lain merupan unsur yang menerangkan
bahwa suatu negara telah berdiri sehingga negara tersebut dikenal oleh negara-
negara lain.
Pengakuan dari negara lain dibagi menjadi dua yaitu de facto dan de jure.
De facto adalah pengakuan berdasarkan kenyataan yang ada atau fakta yang
sungguh-sungguh nyata tentang berdirinya suatu negara. Sedangkan
pengakuan de jure adalah pengakuan berdasarkan pernyataan resmi menurut
hukum Internasional.

C. Tujuan Negara
Ada beberapa teori tentang tujuan negara yaitu:
a. Teori Kekuasaan Menurut Shang Yang, tujuan negara adalah memperoleh
kekuasaan yang I sebesar-besarnya dengan cara menjadikan rakyatnya miskin,
lemah, dan /I bodoh. Sementara Machiavelli mengatakan bahwa tujuan negara
adal ah kekuasaan yang digunakan untuk mencapai kebesaran dan kehormatan
negara. Untuk mencapai tujuan tersebut seorang pemimpin dibenarkan
bertindak kejam dan licik. b. Teori Perdamaian Dunia Menurut Dante
Allegieri, tujuan negara adalah untuk menci ptakan perdamaian dunia, yang
dapat dicapai apabila seluruh negara berada I dalam satu kerajaan dunia
(imperium) dengan undang-undang yang seragam bagi semua negara.
c. Teori Jaminan Hak dan Kebebasan Tokoh teori ini adalah Immanuel Kslnt
dan Kranenburg. Keduanya menganjurkan agar hak dan kebebasan warga
negara terjamin, di dalam negara harus dibentuk peraturan atau undang-
undang. Keduanya memiliki perbedaan, dimana menurut Immanuel Kant
perlunya dibentuk negara hukum klasik (negara sebagai penjaga malam),
sedangkan Kranenberg menghendaki dibentuknya negara hukum modern
(welfare state)
Menurut Al-Qur'an,
tujuan berdirinya negara dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1) Mengembangkan kehidupan beragama, yang berarti melindungi kebebasan
beragama bagi warga negara yang memilih keyakinan agama tertentu sesuai
dengan hati nuraninya dan membimbing umat agar mengamalkan agama
dengan baik dan benar, serta menciptakan kehidupan beragama yang rukun.
Sebagaimana di sebutkan dalam QS. Al-Baqarah Ayat 256

ِ ‫فَمن يَّ ْك ُف ر بِالطَّاغُو‬ ۚ ‫الر ْش ُد ِم َن الْغَ ِّي‬ ِ


‫ت‬ ْ ْ َْ ُّ َ ‫ٓاَل ا ْك َر َاه ىِف الدِّيْ ۗ ِن قَ ْد تََّبنَّي‬
‫ص َام هَلَا ۗ َوال ٰلّهُ مَسِ ْي ٌع‬ ِْ‫ان‬
‫ف‬ ‫ك بِالْعُْر َو ِة الْ ُو ْث ٰقى اَل‬ ِ ‫ويؤ ِم ۢ ْنبِال ٰلّ ِه َف َق‬
َ َ ‫استَ ْم َس‬ ْ ‫د‬ ُْ َ
‫َعلِْي ٌم‬
Artinya : “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya
telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat.
Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh,
dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus.
Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
2) Melindungi segenap warga negara, konsep perlindungan meliputi
perlindungan agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta kekayaan. perlindungan
negara terhadap segenap jiwa warga negara dapat dilakukan dengan beragam
bentuk,misalnya dengan mengeluarkan undang-undang larangan penjualan
manusia, terutama anak-anak dan perempuan, serta larangan yang tegas
tentang tindakan aborsi serta membunuh.
Sebagaimana Firman Allah pada surah al-Mā'idah: 32

ِ‫ٓياِ ْس راِۤءيْل اَنَّ ٗه َم ْن َقتَ ل َن ْفس ۢا بِغَرْي‬Qْْٓ ‫ك ۛ َكتَْبنَ ا َع ٰلى بَٓيِن‬ َ


ِ‫ِمن اَج ِل ٰذل‬
ْ ْ
ً َ َ َ
‫اها فَ َكاَمَّنَٓا‬ ۗ ِ ‫ض فَ َكاَمَّنَا َقتل الن‬
َ َ‫َّاس مَج ْي ًع ا َو َم ْن اَ ْحي‬ َ ِ ‫ر‬ْ َ ‫اْل‬ ‫ا‬ ‫س اَْو فَس ٍاد ىِف‬ٍ ‫َن ْف‬
َ َ َ
‫ٰت مُثَّ اِ َّن َكثِْي ًرا ِّمْن ُه ْم‬
ِ ‫اَحي ا النَّاس مَجِ يع ا ۗ ولََق ْد ج اۤء ْتهم رس لُنَا بِ الْبِّين‬
َ ُ ُ ُْ َ َ َ ًْ َ َْ
ِ ‫ك ىِف ااْل َْر‬
‫ض لَ ُم ْس ِر ُف ْو َن‬ ِ
َ ‫ َب ْع َد ٰذل‬. “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu
hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa membunuh seseorang, bukan
karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan
di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa
memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah
memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah
datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas.
Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di
bumi.”

3) Memajukan kesejahteraan umum, tujuan ini tersirat pada QS. Hud Ayat
61berikut ini:

ٗ‫ال ٰي َق ْوِم ْاعبُ ُدوا ال ٰلّ هَ َم ا لَ ُك ْم ِّم ْن اِٰل ٍه َغْي ُره‬ َ َ‫اه ْم ٰص لِ ًحا ۘ ق‬ ‫خ‬
ُ َ َْ َ‫ا‬
َ ‫د‬ ‫و‬ ُ‫مَث‬ ‫ىٰل‬ِ‫وا‬

‫اس َت ْغ ِفُر ْوهُ مُثَّ ُت ْوبُ ْٓوا اِلَْي ِه‬ ِ


ْ َ‫اس َت ْع َمَر ُك ْم فْي َه ا ف‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫ۗ ُه َو اَنْ َش اَ ُك ْم ِّم َن ااْل َْر‬
‫ب‬ ‫ي‬ ِ‫ ۗ اِ َّن ريِّب قَ ِريب جُّم‬.
ٌْ ٌْ ْ َ
Artinya ; dan kepada kaum samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia
berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain
Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu
pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian
bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya)
dan memperkenankan (doa hamba-Nya).”

4) Mencerdaskan kehidupan bangsa


Tujuan ini hanya akan tercapai, apabila negara memerhatikan pendidikan yang
merata bagi seluruh warga negara. Al-Qur'an memandang bahwa mendidik
umat manusia merupakan misi utama para nabi dan rasul. Al-Qur'an
menjelaskan bahwa tanggung jawab Rasulullah SAW dalam mendidik umat
manusia tercakup pada kandungan ayat Al-Qur'an Al Baqarah 151 berikut:
‫َك َم ٓا اَْر َس ْلنَا فِْي ُك ْم َر ُس ْواًل ِّمْن ُك ْم َيْتلُ ْوا َعلَْي ُك ْم اٰ ٰيتِنَ ا َويُ َز ِّكْي ُك ْم‬
‫ٰب َواحْلِ ْك َمةَ َويُ َعلِّ ُم ُك ْم َّما مَلْ تَ ُك ْونُ ْوا َت ْعلَ ُم ْو ۗ َن‬
َ ‫ت‬‫ك‬ِ ْ‫ويعلِّم ُكم ال‬
ُ ُ َُ َ
Artinya ; Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul
(Muhammad) dari (kalangan) kamu yang membacakan ayat-ayat Kami,
menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) dan
Hikmah (Sunnah), serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.

5) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,


perdamaian abadi dan keadilan sosial. Al-Qur'an, sumber utama ajaran Islam,
adalah kitab suci yang membawa pesan perdamaian bagi kemanusiaan
universal. Misi kerasulan Nabi Muhammad saw menurut Al-Qur'an, adalah
untuk menebar pesona perdamaian dan menjadi rahmat bagi seluruh alam
sebagaimana firman Allah pada surah Al anbiya ayat 107

ِ َ‫ٰك اِاَّل رمْح ةً لِّْل ٰعل‬


‫م‬
َ ‫نْي‬ َ َ َ ‫َو َمٓا اَْر َس ْلن‬
Artinya ; Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi seluruh alam.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa pengertian negara
adalah suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia
yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui
adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan
sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut. Negara mempunyai
sifat-sifat khusus diantaranya sifat memaksa, sifat memonopoli, dan sifat
mencakup semua. Adapun unsur -unsur terbentuknya negara meliputi rakyat,
wilayah, pemerintahan yang berdaulat, dan pengakuan dari negara lain. Ada
beberapa teori tentang tujuan negara yaitu sebagai berikut teori kekuasaan
menurut Shang Yang tujuan negara adalah memperoleh kekuasaan yang
sebesar-besaarnya dengan cara menjadikan rakyatnya miskin, lemah, dan
bodoh, teori perdamaian dunia menurut Danie Allegiere tujuan negara adalah
untuk menciptakan perdamaian dunia, teori jaminan hak dan kebebasan oleh
Immanuel Kslnt dan Kranenburg. Menurut Al-Qur’an tujuan berdirinya
negara dapat didefinisikan sebagai berikut mengembangkan kehidupan
beragama, melindungi segenap warga negara, memajukan kesejahteraan
hukum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia

B. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca untuk lebih membaca lebih banyak
sumber lagi dan mendiskusikannya lebih lanjut. Hal ini perlu dilakukan agar
pembaca semakin detail dalam mencari informasi, serta lebih banyak
mendapatkan pengetahuan yang luas. Agar kita semua bisa mengenal lebih
dalam makna dari sebuah negara.
DAFTAR PUSTAKA

Taniredja, T. (2010). Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.

Sunarso. (2011). Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan.

Anda mungkin juga menyukai