Puji dan syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas selesainya
makalah yang berjudul “ konsep negara dan bentuknya” . atas bantuan dosen dan
kawan anggota kelompok yang telah dibentuk langsung oleh kosma 1A dan semua
pihak yang sudah berkonstribusi sedikit banyaknya didalam penyusunan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa seutuhnya masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun dalam segi tata bahasanya. Oleh
karena itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat
membangun semangat dan motivasi untuk yang terbaik lagi dari pembaca sehingga
kami bisa melakukan perbaikan makalah ini sehingga menjadi makalah yang baik dn
benar.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat ataupun
inspirasi bagi pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Berikut ini membahas tentang negara dilihat dari definisi, fungsi, unsur, dan hal-
hal yang berkaitan dengan konsep negara.
1. Pengertian Negara
Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan
tertingggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya.
Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik. Negara adalah alat (agency)
dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan un tuk mengatur hubungan-hubungan
manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam
masyarakat. Manusia hidup dalam suasana kerja sama, sekaligus suasana antagonis
dan penuh pertentanngan. Negara adalah organisasi yang dalam sesuatu wilayah
dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan kekuasaan
lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari dari kehidupan bersama itu.
a.) Roger H. Soltau “ Negara adalah agen (agency) atau kewewenangan (authority)
yang mengatur atau mengandalikan persoalan-persoalan bersama atas nama
masyarakat ( The state is an agency or authority managing or controlling these
(common) affairs on behalf of and in the name of the community.” [1]
c.) Max Weber “ Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam sesuatu wilayah.” [3]
Jadi sebagai definisi umum dapat dikatakan bahwa negara adalah suatu daerah
teritorial yang rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan yang
berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-
undangannya melalui penguasa (kontrol) monopolisitis terhadap kekuasaan yang sah.
2. Sifat-sifat Negara
Negara mempunyai sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan
yang dimilikinya. Berikut adalah sifat-sifat negara :
3. Unsur-Unsur Negara
Unsur negara sebagai syarat berdirinya suatu negararakyat, wilayah,
pemerintahan dan pengakuan suatu negara apabila ingin diakui sebagai negara yang
berdaulat secara internasional harus memenuhi empat persyaratan unsur negara
berikut ini :
Pemerintahan yang baik terdiri atas susunan penyelengara negara seperti lembaga
yudikatif, lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lain sebagainya untuk
menyelengarakan kegiatan pemerintahan yang berkedaulatan.
Untuk dapat disebut sebagai negara yang sah membutuhkan pengakuan negara
lain baik secara de facto (nyata) maupun secara de yure. Sekelompok orang bisa saja
mengakui suatu wilayah yang terdiri atas orang-orang dengan sistem pemerintahan,
namun tidak akan disetujui dunia internasional jika didirikan di atas negara yang
sudah ada.
4. Tujuan dan Fungsi Negara
3.)Pertahanan
4.)Menegakkan keadilan
3.) Keadilan
5.) Kebebasan
Pemikiran politik islam secara historis terpetakan dalam tiga periode awal
terbentuknya pemikiran itu sampai sekarang, yaitu periode klasik, pertengahan, dan
kontemporer. pemikiran politik islam periode klasik dan pertengahan, melahirkan
tokoh-tokoh intelektual semacam Ibn Arabi, al-Farabi, al-Mawardi, Ghazali Ibnu
Taimiyah, dan Ibnu Khaldun
1. Bentuk Negara Pada Zaman Yunani Kuno Plato mengemukakan ada lima macam
bentuk negara yang sesuai dengan sifat tertentu dari jiwa manusia, yaitu:
a) Aristokrasi
b) Timokrasi
c) Oligarchi
yaitu pemerintahan oleh para hartawan. Keadaan ini melahirkan milik partikulir,
maka orang-orang miskin pun bersatu melawan kaum hartawan.
d) Demokrasi
e) Tirani
a.) Monarchi
b.) Tirani
c.) Aristokrasi
adalah pemerintahan oleh sekelompok orang yaitu para cendikiawan guna
kepentingan seluruh rakyat.
d.) Oligarchi
e.) Plutokrarsi
f.) Politiea
adalah suatu pemerintahan oleh seluruh orang guna kepentingan seluruh rakyat.
g.) Demokrasi
adalah pemerintahan dari orang-orang yang tidak tahu sama sekali tentang soal-
soal pemerintahan. Ketujuh bentuk negara tersebut tidak berdiri sendiri,
akantetapi mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya sehingga merupakan
datu cyclus.
Negara Kesatuan ialah suatu negara yang merdeka dan berdaulat, diseluruh
negara yang berkuasa hanya ada satu pemerintah (pusat) yang mengatur seluruh
daerah. Salah satu bentuk negara ini adalah Indonesia. Myanmar, Sri Lanka dan
Singapura juga digolongkan kedalam bentuk negara kesatuan. Perancis dan Inggris
Raya adalah juga negara Kesatuan, meskipun untuk Inggris Raya wilayahnya terdiri
dari Inggris (England), Skotland (Scodland) dan Irlandia Utara (Northbern Ireland).
Negara kesatuan dapat pula berbentuk:
1) Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi yang segala sesuatu dalam negara itu
langsung diatur dan diurus oleh pemerintah pusat dan daerah-daerah tinggal
melaksanakannya.
Dalam negara kesatuan bagian-bagian negara itu lazim disebut dengan daerah,
sedangkan istilah daerah ini merupakan istilah teknis begi penyebutan suatu bagian
territorial yang berpemerintahan sendiri dalam rangka negara kesatuan yang
dimaksud. Untuk dapat lebih memahami istilah atau pengertian tersebut dapat
ditambahkan, bahwa dengan kata daerah (gabiedsdeel) dimaksudkan lingkunagan
yang dijelmakan dengan mambagi suatukesatuan lingkungan yang disebut
“ wilayah” (gabiaed). Dengan kata lain, istilah “ daerah” bermakna “ bagian” atau
unsur dari suatu lingkungan yang lebih besar sabagai suatu kesatuan.
Negara serikat (federasi) ialah suatu negara yang merupakan gabungan dari
beberapa negara, yang menjadi negara-negara bagian dari negara serikat itu. Negara-
negara bagian itu asal mulanya adalah suatu negara yang merdeka dan berdaulat serta
berdiri sendiri. Dengan menggabungkan diri dalam suatu negara serikat, maka negara
yang tadinya berdiri sendiri itu sekarang menjadi negara bagian, melepaskan sebagian
kekuasaan dan menyerahkannya kepada negara serikat itu. Kekuasaan yang
diserahkan itu disebutkan satu demi satu (limitatif),hanya kekuasaan yang disebutkan
itu yang diserahkan kepada negara serikat (delegated powers).
Kekuasaan asli ada pada negara bagian. Negara bagian berhubungan langsung
dengan rakyatnya. Kekuasaan negara serikat adalah kekuasaan yang diterimanya dari
negara bagian. Biasanya yang diserahkan negara-negara bagian kepada negara serikat
ialah hal-hal yang berhubungan dengan hubungan luar negeri, pertahanan negara,
keuangan dan urusan pos. Adakalanya dalam pembagian kekuasaan antara
pemerintah federasi dan pemerintah negara-negara bagian yang disebut adalah
urusan-urusan yang diselenggarakan oleh pemerintah negara-negara bagian, yang
berarti bahwa bidang kegiatan pemerintah federal adalah urusan-urusan kenegaraan
selebihnya (residuary powers).
Negara federal dilihat dari asal usulnya, kata “ federal” berasal dari bahasa
latin feodus” , yang artinya liga. Liga negara-negara kota yang otonom pada zaman
Yunani kuno dapat di pandang sebagai negara federal yang mula-mula. Model negara
federal berangkat dari suatu asumsi dasar bahwa negara federal dibentuk oleh
sejumlah wilayah yang independen, yang sejak awal memiliki kedaulatan atau
semacam kedaulatan yang ada pada dirinya masing-masing negara atau wilayah-
wilayah itu kemudian bersepakat membentuk sebuah federal. Wilayah pendiri federal
itu kemudian berganti status menjadi negara bagian atau wilayah administrasi dengan
nama tertentu dalam lingkungan federal.
Salah satu ciri negara federal ialah bahwa ia mencoba menyesuaikan dua
konsep yang sebenarnya bertentangan, yaitu kedaulatan negara federal dalam
keseluruhannya dan kedaulatan negara bagian. Untuk membentuk suatu negara
federal menurut C.F. Strong diperlukan dau syarat, yaitu: (pertama, adanya perasaan
sebangsa diantara kesatuan-kesatuan politik yang hendak membentuk federasi itu,
dan yang kedua yaitu, adanya keinginan pada kesatuan-kesatuan politik yang hendak
mengadakan federasi untuk mengadakan ikatan terbatas, oleh karena apabila
kesatuan-kesatuan politik itu menghendaki persatuan sepenuhnya, maka bukan
federasilah yang akan dibentuk, melainkan negara kesatuan.)
1) Pemerintah pusat mempunyai kekuasaan penuh atas nama negara bagian dalam
berhubungan dengan negara-negara lain.
2) Pemerintahan dibagi di antara pemerintahan pusat dan sejumlah pemerintahan di
negara bagian. Kecuali ditentukan lain oleh konstitusi, masing-masing
mempunyai kedaulatan sendiri.
3) Kekuasaan antara pemerintahan pusat dengan pemerintahan negara bagian diatur
sedemikian rupa sehingga masing-masing pemerintahan berpengaruh langsung
terhadap warga negara. Pemerintahan negara bagian tidak hanya sebagai
pelaksanaan pemerintahan pusat.
4) Biasanya, terdapat badan peradilan yang berfungsi sebagai penengah. Peralihan
ini menjamin bahwa baik pemerintah pusat maupun pemerintah negara bagian
tidak melangkah di luar kekuasaannya sebagimana ditentukan konstitusi.
Menurut catatan Bank Dunia (world bank), dari 116 negara yang termasuk ke
dalam negara berkembang yang menjalankan desentralisasi, 106 negara
diantaranya memiliki bentuk negara kesatuan.
Menurut Fred Isjwara, negara kesatuan adalah bentuk negara kenegaraan yang
paling kokoh, jika dibandingkan dengan federal atau konfederasi.
d.) Monarchi dan Republik
a.) Monarchi Absolut yaitu, kerajaan dibawah pimpinan seorang raja dengan
kekuasaan penuh tidak terbatas. Kehendak raja pada negara seperti ini adalah
kehendak mutlak.
b.) Monarchi Konstitusional yaitu, kerajaan dimana kekuasaan raja dibatasi oleh
Undang-Undang Dasar atau konstitusi yang menjadi pedoman raja dalam
menjalankan kekuasaanya.
c.) Monarchi Parlementer yaitu, didalam negara yang berbentuk ini, dewan
perwakilan rakya (parlemen) sudah memegang peran penting, Karena disini anggota-
anggota DPR tidak lagi ditunjuk atau diangkat oleh raja tetapi dipilih oleh rakyat.
Keputusan terakhir adalah berada pada parlemen, jadi dalam hal ini kedudukan raja
hanya sebagai lambang. Didalam negara Monarchi, kehendak negara terwujud dalam
kehendak raja selaku pemegang kekuasaan tertinggi dalam negara. Keputusan
Rajalah yang menentukan segala-galanya. Dan sebaliknya, didalam negara Republik,
kehendak negara adalah hasil dari suatu peristiwa hukum. Karena dialam bentuk
negara ini terdapat suatu badan yang mewakili
Sejumlah orang sebagai pemegang kekuasaan, dimana badan ini mempunyai
kriteria sendiri menurut hukum. Segala keputusan yang dikeluarkan oleh badan ini
dilahirkan menurut prosedur hukum sesuai dengan ketentuan undang-undang.
Menurut Starke, yang dimaksud dengan negara netral ialah suatu negara yang
kemerdekaan, politik dan wilayahnya dengan kokoh dijamin oleh suatu perjanjian
bersama negara-negara besar (the great power). Negara-negara ini tidak akan pernah
berperang melawan negara lain, kecuali untuk pertahanan diri, dan tidak akan pernah
mengadakan perjanjian alianis yang dapat menimbulkan peperangan. Tujuan
netralisasi ini adalah untuk memelihara perdamaian dengan cara:
Negara netral harus terlepas dari tindakan-tindakan ofensif dan dari alianis-
alianis ofensif atau defensive, kecuali dalam hal adanya tindakan agresi dari
pihak lain.
pada kongres Wina tahun 1815 dan dikuatkan kembali dalam pasal 435
perjanjian Versailles tahun 1919 dan dengan Pertukaran Nota ( Excbange of Notes)
antara Inggris dan Italy tahun 1938. Contoh negara netral lainnya adalah Australia.
Meskipun Australia adalah anggota PBB, namun negara ini dinyatakan netral oleh
The State Treaty yang dikeluarkan oleh negara-negara Komunis dan negara-negara
Barat. Pasal 4 treaty ini melarang Australia untuk membuat kerja sama dibidang
politik dan ekonomi dengan Jerman. Pasal 12 menetapkan sifat angkatan bersenjata
Australia, pasal 13 melarang pemilikan senjata atom dan pasal 16 melarang Australia
untuk membuat produksi pesawat udara untuk kepentingan Jerman dan Jepang.
Selain tersebut di atas, negara juga dapat dilihat dari sudut bentuk kejadian
politik yang mewujudkan ideologi tertentu antara lain:
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Negara merupakan subjek hukum yang terpenting (par exel lence) dibanding dengan
subjek-subjek hukum internasional lainnya. Sebagai subjek hukum internasional,
negara memiliki hak-hak dan kewajiban menurut hukum internasional. Negara juga
merupakan suatu wadah/organisasi terbesar tempat manusia mencapai tujuan-
tujuannya dan dapat melaksanakan kegiatan-kegiatannya. Bentuk negara merupakan
batas antara peninjauan secara sosiologis dan peninjauan secara yuridis mengenai
negara. Peninjauan secara sosiologis yaitu apabila negara dilihat secara keseluruhan
tanpa melihat isinya dan sebagainya. Disebut peninjauan yuridis yaitu apabila negara
hanya dilihat dari isi atau strukturnya. Bentuk negara melukiskan dasar-dasar negara
dan tertib suatu negara berhubungan dengan organ tertinggi dalam negara itu dan
kedudukan masing-masing oragan itu dalam kekuasaan negara