Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH CIVIC EDUCATION

MEMBANGUN NEGARA BERKEADABAN

Dosen Pengampu : Dr.H. Munawar M,Si

Disusun Oleh :

Hanna Yulia (11732038)

Hadori (11732051)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat semua rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurah kepada Nabi besar Muhammad Saw karena berkat perjuangan beliau, Islam bisa
tersebar ke seluruh penjuru negeri dan masih tegak hingga saat ini. Tak lupa pula kami ucapkan
terima kasih juga kepada bapak Dr. H. Munawar M.Si. selaku dosen pengampu yang telah
banyak membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini,

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kami sebagai mahasiswa
dan untuk digunakan sebagai bahan diskusi sebagaimana mestinya. Kami menyadari masih
terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, untuk itu kami memohon maaf atas segala
kekurangan yang ada dalam makalah ini. Sekian kata pengantar yang kami sampaikan, semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi salah satu acuan referensi dalam pembuatan karya
lainnya.

Billahitaufik Walhidayah, Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4

1.1 Latar Belakang........................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................4

1.3 Tujuan Pembahasan................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................6

2.1 Pengertian, Tujuan dan Unsur-Unsur Negara .....................................................................6

2.2 Negara Berkeadaban...............................................................................................................8

2.3 Membangun Demokrasi..........................................................................................................8

2.4 Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih (Good and Clean Governance)........11

BAB III PENUTUP......................................................................................................................15

KESIMPULAN............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan perangkat yang menjadi ikatan


kebersamaan dan menjadi wadah agar manusia dapat menjalankan kehidupan dengan baik.
Keberadaan suatu institusi yang bernama negara tidak dapat dielakkan. Negara diharapkan
mampu menjadi wadah bagi segala aturan hidup dalam kodrat manusia sebagai makhluk
sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia harus hidup dengan aturan-aturan yang harus
dipatuhi agar tidak terjadi konflik dalam hidup bermasyarakat,serta jauh dari sengketa dan
dapat terwujud perdamaian. Maka keberadaan negara menjadi faktor penting dalam
kehidupan manusia.

Masyarakat tentu mempunyai beragam kepentingan, negara berfungsi mengatur dan


mengorganisir kepentingan-kepentingan tersebut agar tercipta sebuah harmoni sosial. Warga
negara berperan penting dalam membangun negara yang berkedaulatan,beradab dan negara
yang damai.Setiap warga negara harus mengontrol setiap proses penyelenggaraan negara
agar dapat terwujud kesejahteraan bersama.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu negara?

2. Apa tujuan dari sebuah negara?

3. Apa saja unsur-unsur dari sebuah negara?

4. Apa yang dimaksud dengan negara berkeadaban?

5. Bagaimana sistem demokrasi di negara berkeadaban?

6. Bagaimana tata pemerintahan di negara berkeadaban?

4
1.3 Tujuan Pembahasan

1. Pembaca mengerti apa mengenai pengertian negara.

2. Pembaca mengetahui tujuan dari sebuah negara.

3. Pembaca mnegetahui unsur-unsur sebuah negara.

4. Pembaca mengerti apa yang dimaksud dengan negara berkeadaban.

5. Pembaca mengetahui sistem demokrasi di negara berkeadaban.

6. Pembaca mengetahui tata pemerintahan di negara berkeadaban.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian, Tujuan dan Unsur-Unsur Negara

A. Pengertian Negara

Istilah negara merupakan terjemahan dari beberapa kata


asing : state(Inggris), staat (Belanda dan Jerman) atau etat (Prancis) .Kata-kata tersebut berasal
dari bahasa latin status atau statum yang berarti keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang
memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap.

Secara terminologi, negara berarti organisasi tertinggi diantara satu kelompok masyarakat
yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup di dalam suatu kawasan dan mempunyai
pemerintahan yang berdaulat.Pengertian ini mengandung nilai konstitutif dari sebuah negara
berdaulat yang pada dasarnya memiliki masyarakat, wilayah dan pemerintahan yang berdaulat.

Menurut Harold J.Laski negara adalah perpaduan antara alat dan wewenang yang
mengatur dan mengendalikan persoalan-persoalan bersama,negara seperti yang diungkapkan
tokoh ini sering pula dipandang sebagai suatu masyarakat yang diintegrasikan karena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung dari individu
atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat itu.Sedangkan menurut Roger H.Soltau
negara identik dengan hak dan wewenang.1

Menurut Max weber negara merupakan sebuah masyarakat yang mempunyai monopoli
dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.Sejalan dengan pandangan
ini,Robert M.Mac Iver mengungkapkan bahwa negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan
ketertiban suatu masyarakat dalam suatu wilayah melalui sebuah sistem hukum yang
diselenggarakan oleh sebuah pemerintah dengan maksud memberikan wewenang untuk
memaksa. 2

B. Tujuan Negara

1
 Budiyanto,Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas X,(Jakarta:Erlangga,2006),hal.6
2
Azyumardi Azra dan Komaruddin Hidayat,Demokrasi,Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani,(Jakarta:ICCE
UIN Syarifhidayatullah,2006),cet III,hal.24

6
Sebagai suatu institusi yang menjadi wadah bagi kehidupan manusia,negara harus memiliki
tujuan yang harus disepakati oleh seluruh warga negara.Adapun tujuan-tujuan tersebut antara
lain :

1.    Memperluas kekuasaan

2.    Menyelenggarakan ketertiban umum

3.    Mencapai kesejahteraan umum

Dalam konsep dan ajaran Plato tujuan adanya negara adalah untuk memajukan kesusilaan
manusia, sebagai perseorangan dan sebagai makhluk sosial.Sedangkan menurut Thomas Aquinas
dan Agustinus tujuan negara adalah untuk mencapai penghidupan dan kehidupan aman dan
tenteram dengan taat kepada dan dibawah pimpinan Tuhan.Pemimpin negara menjalankan
kekuasaannya hanya berdasarkan kekuasaan Tuhan yang diberikan kepadanya.

C. Unsur-Unsur Negara

Menurut Oppenheimer dan Lautarpacht ada pun syarat terbentuknya negara adalah : rakyat
bersatu, daerah atau wilayah, pemerintahan yang berdaulat dan pengakuan negara lain. Menurut
Konvensi Montevideo 9Uruguay) tahun 1933, unsur terbentuknya suatu negara adalah :

1.      Harus ada penghuni (rakyat, penduduk warga negara / bangsa)

2.      Harus ada wilayah atau lingkungan kekuasaan

3.      Harus ada kekuasaan tertinggi / pemerintahan berdaulat.

4.      Kesangguan berhubungan dengan negara-negara lain.3

Ada beberapa unsur pokok dalam suatu negara,yaitu :

a)    Rakyat

Merupakan sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dan bersama-
sama mendiami suatu wilayah tertentu.

3
 Budiyanto,Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas X,(Jakarta:Erlangga,2006),hal.13

7
b)    Wilayah

Tidak mungkin ada negara tanpa adaanya batas-batas teritorial yang jelas. Oleh karena itu
wilayah merupakan unsur negara yang harus terpenuhi.Wilayah mencakup daratan,
perairan(samudera, laut dan sungai ) dan udara.Batas wilayah negara diatur dalam perjanjian dan
perundang-undangan Internasional.

c)    Pemerintah

Pemerintah merupakn alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin organisasi negara untuk
mencapai tujuan bersama didirikannya sebuah negara.

d)   Pengakuan negara lain

Ada dua macam pengakuan atas suatu negara yaitu:

1.  pengakuan de facto

merupakan pengakuan atas fakta adanya negara.Pengakuan tersebut didasarkan adanya fakta
bahwa suatu masyarakat politik telah memenuhi 3 unsur negara

2. Pengakuan de jure

Merupakan pengakuan akan sahnya suatu negara atas dasar pertimbangan yuridis menurut
hukum.

2.2 Negara Berkeadaban

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata adab/mempunyai adab berarti
mempunyai budi bahasa yg baik; berlaku sopan. Dalam konteks Negara berkeadaban artinya
sebuah Negara yang maju tingkat kehidupan lahir batinnya, maksudnya disisini adalah Negara
berkeadaban yaitu Negara yang memiliki demokrasi yang lancar dan sistem pemerintahan yang
baik dan bersih.

2.3 Membangun Demokrasi

Tujuan demokrasi adalah pengakuan terhadap martabat dan kebebasan manusia dan
adanya korelasi yang tinggi antara demokrasi dengan kesejahteraan, dua hal dalam sejarah

8
hidup manusia diperjuangkan secara kontan.Oleh sebab itu, wajar jika saat ini demokrasi pun
menjadi pilihan mayoritas Negara di dunia.

Sebagai bagian dari dunia muslim, masa depan demokrasi di Indonesia yang erat
kaitannya dengan kebangkitan Islam yang memberika isyarat bahwa kecendrungan kearah yang
lebih demokratis tidak berlangsung secara meyakinkan. Kasus yang sering diangkat adalah
kecendrungan parpol-parpol yang menggunakan asas Islam untuk menggantikan asas tunggal
Pancasila, sempat gencarnya tuntutan parpol Islam dan kalangan muslim tertentu, dan aksi-aksi
yang dilakukan organisasi atau kelompok muslim tertentu atas nama al-‘amru bi al-ma’ruf wa
al-nahy ‘an al munkar (menegakkan kebijakan dan mencegah kemungkaran)4.

Islam dapat mencegah ancaman disintegrasi bangsa sepanjang pemeluknya mampu


bersikap inklusif dan toleran terhadap kodrat kemajemukan di Indonesia.Sebaliknya, jika umat
Islam bersikap ekslusif dan cenderung memaksakan kehendak, dengan alas an mayoritas, tidak
mustahil kemayoritasan umat Islam akan lebih berpotensi menjelma sebagai ancaman
disintegrasi daripada kekuatan integrative bangsa.

Benturan antara kelompok-kelompok Islam dengan kelompok social lainnya yang ada di
Indonesia sering terjadi akibat banyaknya gejala social yang terjadi di masyarakat.Kelompok-
kelompok Islam kerap kali menjadikan jihad sebagai alas an untuk menentang segala jenis
kebijakan yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam.Dampak negative tentu saja tidak
dapat dihindari, pada saat ini kita tentu saja sering melihat kejadian dari wujud sikap penolakan
dari kelompok Islam terhadap pemerintah.

Demonstrasi dan tindakan yang menurut mereka adalh jihad dijalan Allah seringkali
terjadi pada masa ini.Hal ini merupakan bentuk demokrasi di Indonesia yang tidak berlangsung
dengan baik.Tindakan main hakim sendiri sangat bertentangan dengan prinsip demokrasi yang
lebih mengedepankan cara-cara musyawarah atau menyerahkan segala sengketa hukum antar
warga Negara maupun antara warganegara dengan lembaga hukum. Sikap mengancam atau
merusak fasilitas umum dalam mengeluarkan pendapat, lebih-lebih menggantikan peran
penegak hukum atau melakukan tindakan terror terhadap aparat hukum dalam upaya pencarian

4
Azyumardi Azra,Konflik Baru Antar Peradaban Globalisasi, Radikalisme dan Pluralitas,(Jakarta:Raja Grafindo
Persada,2002),hal.41

9
keadilan sangat bertentangan dengan semangat penegakan demokrasi dan keseimbangan antara
hak dan kewajiban yang diserukan dalam Negara Indonesia.

Pertumbuhan demokrasi sangat sulit terjadi di Negara muslim. Ada beberapa factor yang
menghambat pertumbuhan demokrasi di Negara Islam, antara lain:

a.       Kelemahan dalam infrastruktur dan prasyarat dalam pertumbuhan ekonomi.

b.      Masih kuatnya pandangan normative-teologis tentang kesatuan agama dan Negara.

c.       Masih dominannya kultur politik tradisional yang berpusat pada kepemimpinan
keagamaan kharismatis yang ditakdili secara buta oleh sebagian umat islam.

d.      Kegagalan Negara-negara muslim yang telah mengadopsi demokrasi untuk


mempraktekkan demokrasi secara genuine dan otentik.

e.       Lemah atau tidak berfungsinya civil society.

Memandang factor yang menghambat pertumbuhan dan konsolidasi demokrasi itu, maka
perwujudan demokrasi di Negara muslim seperti di Indonesia tidaklah mudah.Tetapi titik terang
pertumbuhan di Indonesia telah ada, yaitu dengan adanya bentuk system politik dan kenegaraan
yang pada dasarnya sudah demokratis, yang didukung eksistensi kebebasan pers, menguatnya
wacana tentang HAM dan pluralitas, kebebasan berserikat dan masyarakat madani merupakan
modal dasar yang perlu dikembangkan.Penguatan ini akan mendukung pembentukan good
governance yang secara bertahap akan mampu memulihkan demokrasi di Indonesia.

Dengan kata lain, Negara dan agama merupakan dua komponen penting dalam proses
membangun demokrasi di Indonesia, tentu saja dengan adanya masyarakat yang sadar akan
pentingnya demokrasi yang baik demi mewujudkan Negara Indonesia yang berkeadaban.
Membangun Negara yang berkeadaban merupakan tantangan besar Negara
Indonesia,membangun Negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan taat akan
aturan-aturan Negara yang mengikat setiap warga serta mewujudkan rakyat yang peduli
terhadap kelangsungan demokrasi bangsa dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya bangsa.

10
2.4 Tata Keloloa Pemerintahan yang Baik dan Bersih (Good and Clean Governance)

A. Pengertian Good Governance

Secara umum istilah good and clean governance memiliki pengertian akan segala hal
yang terkait dengan tindakan atau tingkah laku yang bersifat mengarahkan, mengendalikan, atau
mempengaruhi urusan publik untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-
hari.
Sebagai sebuah paradigma pengelolaan lembaga negara, good and clean governance
dapat terwujud secara maksimal jika ditopang oleh dua unsur yang saling terkait yaiti negara
dan masyarakat madani yang didalamnya terdapat sektor swasta.

B. Prinsip-prinsip Pokok Good and Clean Governance

Untuk merealisasikan pemerintahan yang profesional dan akuntabel bersandar pada


prinsip-prinsip good governance, Lembaga Administrasi Negara (LAN) merumuskan sembilan
aspek fundamental dalam good governance yang harus diperhatikan yaitu : Partisipasi,
Penegakan Hukum, Transparansi, Responsif, Orientasi Kesepakatan, Keadilan, Efektifitas,
Akuntabilitas, Visi Strategis.

Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik


langsung maupun melalui lembaga perwakilan yang sah yang mewakili kepentingan mereka.
Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusan-perumusan kebijakan publik
memerlukan sistem dan aturan-aturan hukum. Tanpa ditopang oleh sebuah aturan hukum
penegakkannya secara konsekuen, partisipasi publik dapat berubah menjadi tindakan publik
yang anarkis. Berkaitan dengan ini, kepastian hukum juga diperlukan untuk menjaga dan
melindungi hak-hak asasi manusia (HAM) sebagai hak universal yang menjadi milik setiap
orang.
Transparansi yang merupakan keterbukaan untuk umum adalah unsur lain yang
menopang terwujudnya good governance yang akan menghasilkan pemerintahan yang bersih.
Akibat tidak adanya prinsip transparansi ini, menurut banyak ahli, Indonesia telah terjerembab
dalam kubangan korupsi yang berkepanjangan dan parah. Untuk mewujudkan pemerintahan
yang bersih dan berwibawa sesuai dengan cita good governance, seluruh mekanisme
pengelolaan negara harus dilakukan secara terbuka.

11
Asas Responsif adalah bahwa pemerintah harus responsif terhadap persoalan-persoalan
masyarakat. Pemerintah harus memahami kebutuhan masyarakatnya, jangan menunggu
masyarakat menyampaikan keinginannya, tetapi secara proaktif mempelajari dan menganalisa
kebutuhan-kebutuhan masyarakat , untuk kemudian melahirkan berbagai kebijakan strategis
guna memenuhi kepentingan umum.

Asas konsensus menyatakan bahwa keputusan apapun harus dilakukan melalui proses
musyawarah melalui konsensus. Paradigam ini perlu dikembangkan dalam konteks pelaksanaan 
pemerintahan, karena urusan yang mereka kelola adalah persoalan-persoalan public yang harus
dipertanggungjawabkan kepada rakyat. Terkait dengan asas konsensus, transparansi dan
responsif good and clean governance juga harus didukung dengan asas kesetaraan, yakni
kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan.
Untuk menunjang asas-asas yang telah disebutkan diatas, good and clean governance
juga harus memenuhi kriteria efektif dan efisien yakni berdayaguna dan berhasilguna. Konsep
efektivitas dalam sektor kegiatan-kegiatan publik memiliki makna ganda, yakni efektivitas
dalam pelaksanaan proses-proses pekerjaan baik oleh pejabat publik maupun partisipasi
masyarakat, dan kedua efektivitas dalam konteks hasil, yakni mampu memberikan
kesejahteraan pada sebesar-besarnya kelompok dan lapisan sosial. Demikian pula makna
efisiensi yang mencakup , antara lain efisiensi, teknis, efisiensi ongkos, dan efisiensi
kesejahteraan, yakni hasil guna dari sebuah proses pekerjaan yang terserap penuh oleh
masyarakat dan tidak ada hasil pembangunan yang tak bermanfaat.

Asas akuntabilitas adalah pertanggungjawaban pejabat publik terhadap masyarakat yang


memberi kewenangan untuk mengurusi kepentingan mereka. Setiap pejabat publik dituntut
untuk mempertanggungjawabkan semua kebijakan, perbuatan, moralmaupun netralitas sikapnya
tehadap masyarakat. Pengembangan asas akuntabilitas dalam kerangka good and clean
governance tiada lain agar para pejabat atau unsur-unsur yang diberi kewenangan mengelola
urusan public senantiasa terkontrol dan tidak memiliki  peluang melakukan penyimpangan
untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau kalangan terdekat (KKN).
Visi Strategis adalah pandangan- pandangan strategis untuk menghadapi masa yang akan
datang. Kualifikasi ini menjadi penting dalam rangka perwujudan good and clean governance.

C. Good and Clean Governance dan Kontrol Sosial

12
Sejalan dengan prinsip demokrasi, partisipasi masyarakat dalam berbagai aktivitas
merupakan salah satu tujuan dari good and clean governance. Kontrol masyarakatakan
berdampak pada tata pemerintahan yang baik dan efektif. Untuk mewujudkan pemerintahan
yang baik dan bersih berdasarkan prinsip-prinsip pokok good and clean governance, dapat
dilakukan melalui prioritas program : Penguatan Fungsi dan Peran Lembaga Perwakilan
Kemandirian Lembaga Peradilan Profesional dan Integritas Aparatur Pemerintah Penguatan
Partisipasi Masyarakat Madani (Civil Society) Peningkatan Kesejahteraan Rakyat dalam
Kerangka Otonomi Daerah. Dalam tata pemerintahan yang baru perlu dikembangkan hubungan
yang sinergis antara warga negara dengan pemerintah, hal ini bisa dilakukan dengan melibatkan
warga negara ikut serta dalam perumusan kebijakan dan implementasinya.

D. Makna Korupsi

Korupsi adalah suatu permasalahan besar yang merusak keberhasilan pembangunan


nasional.  Korupsi menjadikan ekonomi menjadi berbiaya tinggi, politik yang tidak sehat, dan
moralitas yang terus menerus merosot.

E. Asal Muasal Korupsi di Negara Berkembang

Beberapa hal yang menjadi akar masalah terjadinya korupsi antara lain, Kemiskinan.
Kemiskinan telah menjadi sebuah mekanisme yang membuat korupsi menjadi sesuatu yang
lumrah. Kekuasaan. Hal ini menjadi alasan karena kekuasaan sering membuat orang berlaku
semena-mena. Budaya. Alasan ini adalah alasan yang paling menyakitkan.

Efek hilir dari alasan ini sungguh luar biasa Masyarakat Indonesia dikenal sebagai
masyarakat yang berorientasi mengejar uang untuk memperkaya diri untuk memperkaya diri
sendiri dan tidak pernah berpikir jangka panjang. Alasan Keempat, Ketidaktahuan. rendahnya
kualitas moral masyarakat. lemahnya kelembagaan politik dari suatu negara. korupsi terjadi
karena menjadi penyakit bersama. Korupsi merupakan gejala baru dalam globalisasi.

F. Imbas Korupsi

Selain kemiskinan, banyak hal yang diakibatkan dari prilaku korupsi ini, diantaranya
adalah melemahkan investasi dalam negeri, menyisihkan pendatang baru, mengurangi
pertumbuhan sektor pembangunan, menurunkan legitimasi pemerintah, menimbulkan kerugian

13
yang sangat besar dari sisi produkitivitas, mengurangi jumlah dana yang disediakan untuk
publik, dll.

G. Gerakan Anti Korupsi: Upaya Membangun Tata Kelola Kepemerintahan yang Bersih (Clean
Governance)

Strategi yang dapat dilakukan untuk memberantas korupsi yang mengedepankan kontrol
kepada dua unsur paling berperan dalam tindak korupsi. Pertama, peluang korupsi dan kedua.
Keinginan korupsi. Korupsi terjadi jika peluang dan keinginan ada dalam waktu bersamaan.

H. Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik dan Kinerja Birokrasi Pelayanan Publik

Menyadari salah satu tugas pokok pemerintah yang terpenting adalah memberikan
pelayanan publik kepada masyarakat. Melayani masyarakat baik sebagai kewajiban maupun
sebagai kehormatan, merupakan dasar bagi terbentuknya masyarakat yang manusiawi. Dalam
rangka memuaskan kepentingan masyarakat sebagai pelanggan, sudah saatnyapemerintah
meninggalkan pola lama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, yakni pola tunggal
baik dalam jenis pelayanan maupun dalam penentuan tarifnya.

I. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Birokrasi Pelayanan Publik

Keberhasilan  dalam pelayan publik akan mendorong tingginya dukungan masyarakat


terhadap kerja birokrasi. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja suatu birokrasi antara
lain : Manajemen organisasi dalam menerjemahkan dan menyelaraskan tujuan birokrasi
Budaya kerja dan organisasi pada birokrasi Sumber Daya Manusia yang dimiliki birokrasi
Faktor SDM menjadi unsur penting dalam penting dalam rangka perbaikan kinerja
birokrasi. Kinerja suatu birokasi yang timpang dan tidak optimal, disebabkan oleh tidak
efektifnya pola terkoordinasi dan pada akhirnya bermuara pada rendahnya kinerja birokrasi
secara keseluruhan. Koordinasi dianggap sebagai faktor yang menyelaraskan semua unit
birokrasi yang ada memperlancar mekanisme kerja dan menyatukan tujuan demokrasi secara
keseluruhan.

14
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Istilah negara merupakan terjemahan dari beberapa kata


asing : state(Inggris), staat (Belanda dan Jerman) atau etat (Prancis) .Kata-kata tersebut berasal
dari bahasa latin status atau statum yang berarti keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang
memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap.

Secara terminologi, negara berarti organisasi tertinggi diantara satu kelompok masyarakat
yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup di dalam suatu kawasan dan mempunyai
pemerintahan yang berdaulat.Pengertian ini mengandung nilai konstitutif dari sebuah negara
berdaulat yang pada dasarnya memiliki masyarakat, wilayah dan pemerintahan yang berdaulat.
Tujuan adanya negara adalah untuk memajukan kesusilaan manusia, sebagai perseorangan dan
sebagai makhluk sosial.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata adab/mempunyai adab berarti
mempunyai budi bahasa yg baik; berlaku sopan. Dalam konteks Negara berkeadaban artinya
sebuah Negara yang maju tingkat kehidupan lahir batinnya, maksudnya disisini adalah Negara
berkeadaban yaitu Negara yang memiliki demokrasi yang lancar dan sistem pemerintahan yang
baik dan bersih.

15
DAFTAR PUSTAKA

 Budiyanto,Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas X,(Jakarta:Erlangga,2006),hal.6


dan hal.13.

Azyumardi Azra dan Komaruddin Hidayat,Demokrasi,Hak Asasi Manusia dan Masyarakat


Madani,(Jakarta:ICCE UIN Syarifhidayatullah,2006),cet III,hal.24.

Azyumardi Azra,Konflik Baru Antar Peradaban Globalisasi, Radikalisme dan Pluralitas,


(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2002),hal.41.

16

Anda mungkin juga menyukai