Anda di halaman 1dari 14

PERTEMUAN 9:

NEGARA DAN WARGA NEGARA


A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada Bab ini, diharapkan Saudara dapat:
1.1.Memahami pengertian Negara
1.2.Memahami unsur-unsur Negara dan teori terbentuknya Negara
1.3.Memahami tujuan dan fungsi Negara
1.4.Memahami tentang warga Negara dan Kewarganegaraan
1.5.Memahami Asas Kewarganegaraan
1.6.Memahami Hak dan Kewajiban Warga Negara

B. URAIAN MATERI

Tujuan Pembelajaran 1.1: Negar


Pengertian Negara a adalah
suatu
organisasi dari sekelompok manusia yang mendiami suatu wilayah tertentu dan mengetahui
adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan kelompok tersebut.
Negara juga diartikan sebagai suatu perserikatan yang melaksanakan satu pemerintahan
melalui hokum yang mengikat masyarakatnya demi ketertiban sosial.
Negara merupakan alat masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur
hubungan antar manusia dalam masyarakat. Negara dapat memaksakan kekuasaannya secara
sah terhadap semua golongan. Tugas utama Negara yaitu :
Mengatur dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat yang bertentangan satu
sama lain. Mengatur dan menyatukan kegiatan manusia dan golongan untuk menciptakan
tujuan bersama yang disesuaikan dan diarahkan pada tujuan Negara.

Pengertian Negara menurut para ahli


1. Prof. Farid S, bahwa Negara adalah suatu wilayah merdeka yang mendapat
pengakuan negara lain serta memiliki kedaulatan.
2. George Jellinek, bahwa Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia
yang telah berkediaman di wilayah tertentu.
3. George Wilhelm Frederich Hegel, bahwa Negara merupakan organisasi kesusilaan
yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan
universal.
4. Roelof Krannenburg, bahwa Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena
kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri.
5. Roger H. Soltau, bahwa Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.
6. Prof. R. Djokosoetono, bahwa Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan
manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.
7. Prof. Mr. Soenarko, bahwa Negara ialah organisasi manyarakat yang mempunyai
daerah tertentu, dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai sebuah
kedaulatan.
8. Aristoteles, bahwa Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa
desa, hingga pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan
kesenangan dan kehormatan bersama.

Tujuan Pembelajaran 1.2: Unsur


Unsur-unsur Negara dan Teori terbentuknya Negara Negara
a. Kons
titutif
Negara meliputi wilayah udara, darat, perairan, rakyat dan pemerintahan yang berdaulat.
Wilayah : Batas wilayah suatu negara ditentukan dalam perjanjian dengan negara lain.
Perjanjian itu disebut Perjanjian Internasional, Perjanjian dua negara disebut Perjanjian
Bilateral, sedangkan apabila dilakukan oleh banyak negara disebut Perjanjian Multilateral.
Rakyat : Harus ada orang yang berdiam di negara tersebut dan untuk menjalankan
pemerintahan.
Pemerintah : Negara harus mempunyai suatu badan yang berhak mengatur dan berwenang
merumuskan serta melaksanakan peraturan yang mengikat rakyatnya.

b. Deklaratif
Negara mempunyai tujuan, UUD, kedaulatan, pengakuan dari negara lain secara de jure dan
de facto, dan ikut dalam PBB.
Tujuan : Negara merupakan alat untuk mencapai tujuan bersama dari para anggotanya.
Beberapa tujuan negara antara lain :
a. Perluasan kekuasaan (Menurut Machiavelli dan Shang Yang)
b. Perluasan kekuasaan untuk tujuan lain
c. Penyelenggaraan ketertiban hukum
d. Penyelenggaraan kesejahteraan umum

Kedaulatan : Kekuasaan tertinggi untuk memaksa rakyatnya mentaati dan melaksanakan


peraturan (Kedaulatan ke dalam). Negara juga harus mempertahankan kemerdekaannya
(Kedaulatan ke luar). Negara menuntut kesetiaan yang mutlak dari rakyatnya.

Sifat –sifat Kedaulatan


1. Permanen : Kedaulatan hanya akan lenyap bersama dengan lenyapnya negara.
2. Absolut : Tidak ada kekuasaan yang lebih tinggi daripada kekuasaan negara.
3. Tidak Terbagi : Kekuasaan pemerintah dapat dibagi, tapi kekuasaan tertinggi negara
tidak dapat dibagi-bagi.
4. Tidak Terbatas : Kedaulatan berlaku untuk setiap orang tanpa kecuali.

Sumber Kedaulatan
a. Teori Kedaulatan Tuhan
Segala sesuatu berasal dari Tuhan, demikian juga dengan kedaulatan. Pemerintah wajib
menggunakan kedaulatan tersebut sesuai kehendak Tuhan.
b. Teori Kedaulatan Rakyat
Pemerintah diberi kekuasaan oleh rakyat yang berdaulat dan pemerintah melakukannya atas
nama rakyat.
Tokoh : Rousseau, John Locke, Montesquieu.
c. Teori Kedaulatan Negara
Kedaulatan dianggap ada seiring dengan lahirnya suatu negara. Sehingga, negaralah sumber
kedaulatannya sendiri.
Tokoh : Jellineck, Paul Laband.
d. Teori Kedaulatan Hukum
Kedudukan dan martabat hukum lebih tinggi dari negara, sehingga hukumlah yang berdaulat.

Teori Terbentuknya Negara


a) Teori KeTuhanan, negara terjadi atas kehendak Tuhan, nampak pada UUD nya atas
berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, penganutnya adalah Agustinus, Yulius Stahi, Haller,
Kranenburg dan Thomas Aquinas.

b) Teori Perjanjian Masyarakat, negara terjadi karena adanya perjanjian masyarakat yang
mengikat diri untuk mendirikan suatu organisasi yang bisa melindungai dan menjamin
kelangsungan hidup bersama. Penganutnya adalah Thomas Hobbes, John Locke, JJ Rousseau
dan Montesquieu

c) Teori Kekuasaan, negara terjadi karena adanya kekuasaan yang paling kuat. Penganut
teori ini adalah H.J. Laski, L. Duguit, Karl Marx, Oppenheimer dan Kollikles.

d) Teori Hukum Alam, negara terjadi karena kehendak alam yang merupakan lembaga
alamiah yang diperlukan manusia untuk menyelenggarakan kepentingan umum. Penganut
teori ini adalah Plati, Aristoteles, Agustinus dan Thomas Aquino.
Manusia bersatu membentuk negara untuk mengatasi tantangan dan menggunakan persatuan
dalam gerak tunggal untuk kebutuhan bersama.
Negara juga dapat terbentuk karena :
 Penaklukan
 Peleburan
 Pemisahan diri
 Pendudukan suatu wilayah

Tujuan Pembelajaran 1.3:


Pada
Tujuan dan Fungsi Negara
dasarnya
negara mempunyai tujuan masing-masing, namun tujuan akhirnya sama yaitu menciptakan
kebahagiaan pada rakyatnya. Dengan adanya tujuan negara harus melaksanakan dua tugas
umum berikut, sebagai berikut :
a) Harus mengatur penghidupan di dalam negara sebaik-baiknya
b) Negara harus mengatur dan menyelenggarakan pemerintahan melalui aparatur yang
berkuasa dengan sebaik-baiknya.

Ada beberapa pendapat mengenai tujuan negara antara lain:


a. Plato yaitu, memajukan kesusilaan manusia baik sebagai individu maupunn sebagai
makhluk social
b. Roger F. Soltau yaitu, memungkinkan rakyat berkembang serta mengungkapkan daya
ciptanya sebebas mungkin
c. Horald J. Laski yaitu, menciptakan keadaan dimana rakyat dapat mencapai keinginan-
keinginan secara maksimal
d. Thomas Aquino dan Agustinus yaitu, untuk mencapai penghidupan dan kehidupan
aman dan tentram dengan taat kepada dan di bawah pimpinan Tuhan.

Fungsi Negara:
. Fungsi Negara merupakan gambaran apa yang dilakukan Negara untuk mencapai
tujuannya. Fungsi Negara dapat dikatakan sebagai tugas daripada Negara. Negara sebagai
organisasi kekuasaan dibentuk untuk menjalankan tugas-tugas tertentu.
Di bawah ini adalah fungsi Negara menurut beberapa ahli (Winarno, 2007:39)
antara lain sebagai berikut :
a. John Locke
Seorang sarjana Inggris membagi fungsi Negara menjadi tiga fungsi yaitu :
1) Fungsi Legislatif, untuk membuat peraturan.
2) Fungsi Eksekutif, untuk melaksanakan peraturan.
3) Fungsi Federatif, untuk mengurusi urusan luar negeri dan urusan perang dan damai.

b. Montesquieu
Tiga fungsi Negara menurut Montesquieu adalah :
1) Fungsi Legislatif, untuk membuat Undang-Undang.
2) Fungsi Eksekutif, untuk melaksanakan Undang-Undang.
3) Fungsi Yudikatif, untuk mengawasi agar semua peraturan ditaati (fungsi
mengadili), yang populer dengan Trias Politika.

c. Van Vollen Hoven


Seorang sarjana dari negeri Belanda, menurutnya fungsi Negara dibagi menjadi :
1) Regeling, membuat peraturan.
2) Bestuur, menyelenggarakan pemerintahan.
3) Rechtspraak, fungsi mengadili.
4) Politie, fungsi ketertiban dan keamanan.

d. Goodnow
Menurut Goodnow, fungsi Negara secara prinsipal dibagi menjadi dua bagian yang dikenal
dengan sebutan Dwipraja (dichotomy) yakni :
1). Policy making, kebijaksanaan Negara untuk waktu tertentu, untuk seluruh masyarakat.
2). Policy executing, kebijaksanaan yang harus dilaksanakan untuk tercapainya policy
making.

e. Miriam Budiardjo
Menurut Mirriam Budiardjo, fungsi pokok Negara adalah sebagai berikut :
1). Melaksanakan penertiban untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-
bentrokan dalam masyaraakat. Dapat dikatakan bahwa Negara bertindak sebagai stabilisator.
2). Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Fungsi ini dijalankan dengan
melaksanakan pembangunan di segala bidang.
3). Pertahanan. Hal ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar. Untuk
ini Negara dilengkapi dengan alat-alat pertahanan.
4). Menegakkan keadilan. Hal ini dilaksanakan melalui badan-badan pengadilan.

Pada dasarnya setiap negara, terlepas dari ideologi yang dianut, menyelenggarakan beberapa
fungsi minimum yang mutlak perlu, yaitu sebagai berikut :
a. Melaksanakan ketertiban umum (law and order) dalam mencapai tujuan bersama dan
mencegah konflik dalam masyarakat (negara bertindak sebagai stabilisator).
b. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang ada pada saat ini fungsinya
dianggap sangat penting, terutama bagi negara-negara baru.
c. Melaksanakan pertahanan untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar.
d. Menegakkan keadilan yang dilaksanakan oleh badan-badan pengadilan.

f. Oetari Budiyanto mengemukakan fungsi Negara sebagai berikut :


1). Fungsi Pertahanan dan Keamanan (Hankam)
Negara harus dapat melindungi rakyat, wilayah serta pemerintahan dari ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar.
2). Fungsi Keadilan
Negara harus dapat menegakkan hukum secara tegas dan tanpa adanya unsur kepentingan
tertentu. Setiap warga negara harus dipandang sama di depan hukum.
3). Fungsi Pengaturan dan Ketertiban
Negara harus mempunyai peraturan (UU) dan peraturan-peraturan lainnya untuk
menjalankannya agar terwujudnya tatanan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
4). Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran
Negara harus mengeksplorasi sumber daya alam (SDA) dan meningkatkan kualitas sumber
daya manusia (SDM) untuk meningkatkan pendapatan rakyat guna mencapai kesejahteraan
dan kemakmuran.
Tujuan Pembelajaran 1.4:
Warga
Warga Negara dan Kewarganegaraan
Negara
Menurut Bahasa, Pengertian Warga mengandung arti anggota, peserta atau warga dari
suatu perkumpulan organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa Pengertian Warga Negara
adalah warga atau anggota dari suatu negara. Kata-kata seperti warga desa, warga kota, warga
bangsa, warga dunia dan warga masyarakat, sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal ini Warga diartikan sebagai anggota atau peserta. Jadi warga negara dapat
diartikan secara sederhana sebagai anggota dari suatu negara.
Istilah Warga Negara merupakan terjemahan kata "citizen", mempunyai arti sebagai
berikut :
1. Warga negara
2. Petunjuk dari sebuah kota
3. Orang setanah air, sesama penduduk atau sesama warga negara
4. Bawahan atau kawula.
Pada masa lalu, dipakai istilah kawula negara (misalnya zaman Hindia Belanda) yang
menunjukkan hubungan yang tidak sederajat dengan negara. Istilah Kawula memberi arti
bahwa warga hanya sebagai objek atau milik negara. Sekarang ini istilah warga negara sering
digunakan untuk menunjukkan hubungan yang sederajat antara warga dengan negaranya.
Perlu dijelaskan istilah penduduk, warga negara dan rakyat. Rakyat lebih
kepada konsep politis, sedangkan arti Rakyat menunjuk pada orang-orang yang berada
dibawah satu pemerintahan dan tunduk pada pemerintahan itu.
Pengertian Penduduk ialah orang-orang yang bertempat tinggal disuatu wilayah
negara dalam jangka waktu tertentu. Orang-orang yang berada di suatu wilayah negara dapat
dibedakan menjadi penduduk dan bukan penduduk. Adapun penduduk negara dapat
dibedakan menjadi warga negara dan orang asing atau bukan warga negara.
Pengertian Kewarganegaraan adalah keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau
ikatan antara negara dengan warga negara. Menurut Undang-Undang No.62 Tahun 1958
Tentang Kewarganegaraan RI, Pengertian Kewarganegaraan adalah segala jenis hubungan
dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk melindungi
orang yang bersangkutan.

Kewarganegaraan
a. Pengertian Kewarganegaraan dalam arti Sosiologi dan Yuridis
Pengertian Kewarganegaraan dalam arti yuridis (hukum) ditandai dengan adanya
ikatan hukum antara orang-orang dengan negara. Dengan adanya ikatan hukum itu
menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu, dimana orang tersebut berada di bawah
kekuasaan negara yang bersangkutan. Contoh dari ikatan hukum : surat pernyataan, bukti
kewarganegaraan, akta kelahiran dan lain-lain.
Pengertian Kewarganegaraan dalam arti sosiologis (sosial) tidak ditandai dengan
ikatan yuridis (hukum), tetapi ikatan emosional, seperti ikatan keturunan, ikatan perasaan,
ikatan nasib, ikatan tanah air dan ikatan sejarah. Dalam hal ini, ikatan lahir dari penghayatan
warga negara yang bersangkutan.
Dari sudut padang kewarganegaraan sosiologis (sosial), seseorang dapat dipandang
negara sebagai warga negaranya sebab penghayatan hidup, ikatan emosional dan juga tingkah
laku yang dilakukan menunjukkan bahwa orang tersebut sudah seharusnya menjadi anggota
negara itu. Namun dari sudut pandang hukum orang tersebut tidak memiliki bukti ikatan
hukum dengan negara.

b. Pengertian Kewarganegaraan dalam arti Materil dan Formil


Pengertian Kewarganegaraan dalam arti formil menunjuk pada tempat
kewarganegaraannya. Dalam sistematika hukum, masalah kewarganegaraan berada pada
hukum publik.
Pengertian Kewarganegaraan dalam arti Materil menunjuk pada akibat hukum dari
status kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban sebagai bagian dari warga negara.
Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut memiliki pertalian hukum
serta tunduk pada hukum negara yang bersangkutan. Orang yang telah memiliki
kewarganegaraan tidak jatuh pada kewenangan atau kekuasaan negara lain. Negara lain tidak
berhak memperlakukan kaidah-kaidah hukum pada orang yang bukan warga negaranya.
Unsur penting suatu Negara adalah rakyat atau warga Negara. Rakyat suatu Negara
adalah semua orang yang bertempat tinggal di dalam wilayah kekuasaan Negara tersebut dan
tunduk pada kekuasaannya. Rakyat juga diartikan sebagai kumpulan manusia yang
dipersatukan oleh suatu rasa persatuan dan bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.
Menurut Kansil , orang orang yang berada dalam wilayah suatu Negara dibedakan menjadi :
a. Penduduk
Orang-orang yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh
peraturan Negara tersebut dan diperkenankan berdomisili dalam wilayah Negara itu.
1. Warga Negara : Penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh pemerintah Negara tersebut
dan mengakui pemerintahannya sendiri.
2. Orang Asing : Penduduk yang bukan warga Negara
b. Bukan penduduk
Orang yang berada dalam wilayah suatu Negara untuk sementara waktu dan tidak
bermaksud bertempat tinggal di wilayah Negara tersebut.

Tujuan Pembelajaran 1.5:


Asas Kewarganegaraan
Ius Soli

Asas ius soli merupakan salah satu asas dalam memperoleh status

kewarganegaraan dengan menentukan kewarganegaraan seseorang

yang berdasarkan dimana Negara tempat kelahirannya.

Contoh : Andi merupakan seorang anak yang lahir di wilayah Indonesia,

serta Indonesia berlaku asas ius soli tersebut, maka anak tersebut

secara otomatis akan menjadi warga negara Indonesia, hal ini karena ia

lahir di Indonesia.

Ius Sanguinis

Asas ius saguinis merupakan salah satu asas dalam memperoleh status
kewarganegaraan seseorang yang berdasarkan keturunan. Contoh : Andi lahir dari
perkawinan yang sah dari seorang ibu dan ayah WNI dan Indonesia memakai asas ius
sanguinis, maka anak itu memiliki kewarganegaraan warga negara Indonesia, hal ini karena
ikut kewarganegaraan yang dimiliki orang tuanya.

Apatride

Pengertian apatride merupakan suatu keadaan dimana seseorang tidak memiliki


kewarganegaraan sama sekali ,atau kejadian seseorang tidak menjadi warga negara dari salah
satu negara manapun.
Bipatride

Pengertian bipatride merupakan suatu keadaan dimana seseorang memiliki kewarganegaraan


ganda (2 kewarganegaraan).

Asas Publikasi
Asas publikasi/publisitas merupakan asas yang menentukan bahwa seseorang yang
mendapatkan atau kehilangan kewarganegaraan Indonesia akan diumumkan dalam berita
Indonesia agar masyarakat mengetahuinya.

Asas Kebenaran Substantive


Asas kebenaran substantif ialah asas yang menentukan bahwa prosedur pewarganegaraan
milik seseorang tidak hanya bersifat administratif, namun juga disertai dengan adanya
substansi serta syarat-syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
tersebut. Apabila seseorang ingin menjadi WNI, maka orang tersebut harus dapat memenuhi
syarat-syarat yang bersifat substantif, bukan hanya syarat administratif saja.

Cara Memperoleh Status Kewarganegaraan dengan Cara Pewarganegaraan


Dengan cara melakukan suatu permohonan pewarganegaraan yang diajukan oleh orang
yang bersangkutan (pemohon) yang telah memenuhi berbagai syarat tertentu secara tertulis
yang berbahasa Indonesia diatas kertas yang bermaterai kepada presiden RI melalui menteri.
Menteri kemudian meneruskan permohonan tersebut dengan pertimbangan presiden dalam
waktu paling lambat sekitar 3 bulan. Selanjutnya Presiden akan mengabulkan atau menolak
permohonan tersebut.
Kehilangan kewarganegaraan di Indonesia
Kewarganegaraan WNI dapat hilang jika :
1. Memperoleh kewarganegaraan negara lain atas kemauan dari diri sendiri.
2. Tidak melepas kewarganegaraan negara lain, sedangkan orang yang bersangkutan tersebut
mendapatkan kesempatan untuk itu.
3. Dinyatakan hilang status kewarganegaraannya oleh Presiden Indonesia atas
permohonannya sendiri.
4. Masuk dalam dinas tentara negara asing tanpa izin terlebih dahulu kepada Presiden.
5. Secara sukarela orang tersebut masuk dalam dinas Negara asing, yang jabatannya itu di
Indonesia hanya dapat dijabat oleh WNI.
6. Tidak diwajibkan namun turut berpartisipasi dalam pemilihan yang mempunyai sifat
ketatanegaraan bagi Negara asing.
7. Secara sukarela mengangkat sumpah atau janji setia kepada asing atau masuk bagian dari
Negara asing itu.
8. Mempunyai paspor atau surat-surat yang bersifat paspor dari Negara asing.
9. Bertempat tinggal diluar wilayah Indonesia selama 5 tahun berturut-turut bukan dalam
rangka dinas Negara, serta tanpa adanya alasan yang sah.

Tujuan Pembelajaran 1.6:


Hak dan Kewajiban Warga Negara Hak
adalah kuasa
untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh
pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat
dituntut secara paksa olehnya..

Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi
terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga negara
memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada
kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani
kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak
mendahulukan hak daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup
hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika
keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika
keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan.

Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara
mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan
kewajibannya. Seorang pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan kewajibannya.
Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan
kewajiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera. Hak
dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang. Apabila masyarakat tidak
bergerak untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak akan pernah merubahnya, walaupun
rakyat banyak menderita karena hal ini. Mereka lebih memikirkan bagaimana mendapatkan
materi daripada memikirkan rakyat, sampai saat ini masih banyak rakyat yang belum
mendapatkan haknya. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara yang berdemokrasi harus
bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan merubahnya untuk mendapatkan hak-hak dan tak
lupa melaksanakan kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia.

Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan
bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam
undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokrasi. Pada
para pejabat dan pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara dengan kita. Harus menjunjung
bangsa Indonesia ini kepada kehidupan yang lebih baik dan maju. Yaitu dengan menjalankan
hak-hak dan kewajiban dengan seimbang. Dengan memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang
selama ini kurang mendapat kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya.

Hak Warga Negara Indonesia :

– Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).

– Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “Setiap orang berhak untuk hidup serta
berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).

– Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah
(pasal 28B ayat 1).

– Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang”

– Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak
mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan
kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)

– Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).

– Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
– Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk
diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apapun. (pasal 28I ayat 1).

Kewajiban Warga Negara Indonesia :

– Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi : Segala
warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

– Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945

menyatakan : Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara”.

– Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 menyatakan : Setiap
orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain

– Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat
2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan
yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban
umum dalam suatu masyarakat demokratis.”

– Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD
1945. menyatakan: “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.”

C. LATIHAN SOAL / TUGAS


1. Bagaimana hubungan Negara dan warga Negara dalam rangka pembangunan
demokrasi di Indonesia !
2. Sebut dan jelaskan tujuan Negara menurut para ahli !
3. Bagaimana pendapat Saudara tentang penerapan hak dan kewajiban warga Negara
bagi kemajuan dan keutuhan bangsa !

D. DAFTAR PUSTAKA
Darmadi, Prof.Dr.Hamid. 2013. Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Bandung: Alfabeta.
Taniredja, Prof.Dr.H.Tukiran. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.
Rahayu, Minto. Pendidikan Kewarganegaraan, Perjuangan menghidupi jati diri Bangsa.
Jakarta: Grasindo

Anda mungkin juga menyukai