Oleh Kelompok 6 :
Farihatul Laily P (11221130000075)
'Inayatun Zulfa (11221130000116)
Hurry Syauqi (11221130000115)
Lutfi Baihaqi (11221130000117)
M Ridho Alhaqoni (11221130000118)
Sultan Alam Gilang K (11221130000069)
2023
Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang atas nikmat dzohir dan batinnya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam penulis
sanjungkan kepada manusia sempurna pemimpin umat dan penyempurna segala
kejahiliyahan yakni Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan makalah yang berjudul
“Hukum Tata Negara dan Lembaga Negara” terselesaikan.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum yang telah memberikan tugas terhadap
kami, juga kami ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Kami sadar makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dalam penulisan atau materi Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan
makalah ini.
Tertanda,
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat norma-norma dan aturan-
aturan yang mengatur tingkah laku manusia. Ada pula yang menyebutkan hukum merupakan
aturan yang tertulis maupun tidak tertulis yang dapat mengatur masyarakat dan dikenai sanksi
jika melanggarnya.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian hukum tata negara beserta tujuan, fungsi, dan asas-asas
hukum tata negara
2. Untuk memaparkan lembaga-lembaga negara beserta fungsi, kewajiban, dan
kedudukannya
BAB II
PEMBAHASAN
Dapat didefinisikan bahwa hukum tata negara adalah sebuah aturan yang
bersangkutan dengan berbagai tindakan suatu negara. Biasa disebut sebagai Constitutional
Law dalam bahasa Inggris
Dan staatsrecht dalam bahasa Belanda. Ketiganya berbeda dari sisi penyebutannya
saja, namun dalam definisinya tetap sama. Meskipun dapat diartikan sebagai hal yang sama,
namun banyak para ahli yang memiliki definisi tersendiri untuk Hukum tata negara tersebut.
Salah satunya Scholten menurutnya HTN adalah suatu aturan yang mengatur organisasi
dalam negara. Ruang lingkupnya berupa seluruh organ negara, hak serta kewajiban,
hubungan, serta tugas masing-masing dalam melaksanakan tugas kenegaraan.
Negara adalah sebuah organisasi besar dimana di dalamnya ada pemerintah dan
rakyat. Diantara keduanya ada kekuasaan yang mengatur operasional negara.
Pembentukan HTN juga tidak sembarangan, melainkan dilandasi oleh berbagai tujuan,
seperti:
1. Mengejawantahkan berbagai pengertian dari Undang-undang Dasar 1945 setelah melalui
proses amandemen.
2. Memberikan pemahaman dan kesadaran bagi seluruh masyarakat Indonesia terkait hak
serta kewajiban selaku subjek HTN, sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945.
3. Memberikan bantuan pemahaman kepada para pemula dalam meresapi ruang lingkup
pengetahuan terkait hukum tata sebuah negara yang tepat.
4. Membuat seluruh masyarakat Indonesia akrab dengan teori dan implementasi HTN di
Indonesia.
5. Mendukung berbagai studi ilmiah yang bisa saja dikembangkan terus-menerus terkait
HTN.
Sebagai landasan yang mengatur hajat hidup banyak orang dan urusan, hukum tata
negara didasari oleh beberapa hal, diantaranya:
1. Asas Pancasila
Pancasila merupakan sumber hukum tertinggi dalam hal ini. Dimana pembentukan
UUD sendiri harus senada dengan kelima butir Pancasila. Berdasarkan kelima sila, nilai-nilai
yang terkandung secara garis besar meliputi:
Pada dasarnya kekuasaan tertinggi dalam negeri ada pada tangan rakyat, namun dalam
pelaksanaannya diwakilkan oleh MPR. MPR sendiri membagikan tugas lagi kepada badan-
badan dibawahnya, dimana semua harus patuh pada ketetapan hukum ini.
Sebuah negara di mana saja harus berdiri berlandaskan hukum untuk menciptakan
keadilan bagi seluruh rakyat. Seyogyanya wakil rakyat takut dan menjalankan amanah secara
baik demi terlaksananya kesejahteraan seluruh lapisan dan kalangan masyarakat tanah air.
4. Asas Pembagian Kekuasaan
Pemisahan kekuasaan dimaksudkan supaya kerja para wakil rakyat lebih fokus
sehingga tujuan semakin cepat tercapai. Contohnya di Indonesia ada tiga kekuasaan utama,
yakni legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Semuanya memiliki tugas serta tanggung jawab
sendiri.
Terakhir, asas ini dimanfaatkan untuk mempersatukan banyak orang dalam satu
tujuan dengan pedoman UUD 1945. Asas terakhir pembentuk hukum ini berperan penting
dalam menciptakan persatuan serta kesatuan seluruh rakyat Indonesia.
Kelima asas tersebut menjadi dasar dibentuknya HTN dan menjadi sebab kenapa
kebijakan di setiap negeri berbeda. Indonesia memiliki Pancasila sebagai ideologi, kemudian
turun penjabaran peraturan di dalam Kitab Undang-undang Dasar 1945.
2. Lembaga-Lembaga Negara
Menurut Hans Kelsen dalam bukunya General Theory of Law and State mengenai the
conceptof the state organ, ia mengatakan “ whoever fulfills a function determined by the legal
order is an organ”. Siapa saja yang menjalankan suatu fungsi yang ditentukan oleh suatu tata-
hukum (legal order) adalah suatu organ.
1. Lembaga Legislatif
2. Lembaga Eksekutif
3. Lembaga Yudikatif
4. Lembaga Negara pemegang kekuasaan Konstitutif, Eksaminatif, dan Moneter
5. Lembaga Negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang
1. Lembaga Legislatif
Lembaga atau dewan yang bertugas membuat atau merumuskan undang-undang
dalam suatu negara. Kekuasaan legislatif ini dapat dikatakan sebagai kekuasaany yang
diberikan kepada suatu badan untuk membuat dan merumuskan undang-undang dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
Fungsi utama dari lembaga ini adalah membuat undang-undang, adapun fungsi dari
keberadaan lembaga ini ada dua:
- Menentukan kebijakan (polity) dan membuat undang-undang juga memiliki hak untuk
mengadakan amandemen
- Mengontrol badan Eksekutif agar sesuai dengan peraturan yang ada, untuk itu
legislatif memiliki hak-hak kontrol khusus
2. Lembaga Eksekutif
Lembaga ini memiliki kekuasaan untuk melaksanakan peraturan yang dibuat oleh
legislatif dan tentunya diawasi juga oleh legislatif. Lembaga ini diisi oleh pegawai negeri
sipil dan militer, singkatnya pemerintah.
Yang termasuk dalam badan ini adalah : Presiden dan Wakil Presiden
3. Lembaga Yudikatif
Lembaga ini memiliki kekuasaan kehakiman dan peradilan untuk menegakkan hukum
yang ada. Fungsi dari lembaga ini adalah mengadili penyelewengan atas peraturan atau
undang-undang yang telah dibuat oleh legislatif.
Contohnya adalah :
1. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
2. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
3. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
4. Komisi Penyiaran Indonesia
5. Komisi Perlindungan Anak Indonesia
3. Studi Kasus
1. Studi Kasus Prima, Salah Kamar Proses Hukum Pemilu Dikhawatirkan Bablas
Sumber : https://www.msn.com/id-id/berita/other/kasus-prima-salah-kamar-proses-hukum-
pemilu-dikhawatirkan-bablas/ar-AA19p8dN
Kasus Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) yang mengajukan sengketa ke Pengadilan Negeri
(PN) Jakarta Pusat kembali disorot. Tindak lanjut yang tidak tegas bakal berimplikasi buruk.
"Kegelisahan terbesarnya, nanti pada tahap berikutnya ada sengketa administrasi lagi,
pengadilan negeri kita tarik ke rezim pemilu (pemilihan umum)," kata Direktur Jenderal
Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri Bahtiar dalam rapat kerja
dengan Komisi II DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Senin, 3 April 2023.
Bahtiar mengatakan pernyataan itu merupakan pandangan pribadi. Kementerian Dalam
Negeri (Kemendagri) sudah menyatakan menghormati putusan PN Jakarta Pusat.
"Namun saya salah satu bagian dari pemerintah pembentuk undang-undang pemilu agak
gelisah juga melihat proses ini karena akan berdampak pada tahap-tahap berikutnya," ujar
dia.
Bahtiar mengatakan sengketa terkait pemilu sudah ada koridornya. Yakni, di Komisi
Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Pengadilan Tata Usaha Negara
(PTUN), dan Mahkamah Konstitusi (MK).
"Kalau pengadilan negeri ditarik pada tahap berikutnya, bayangkan ujungnya proses pemilu
seperti apa," papar dia.
Bahtiar mengaku dirinya tidak pernah membayangkan ada sengketa pemilu yang diproses di
PN. Dia khawatir kasus Prima menimbulkan preseden buruk bahkan membawa dampak lebih
nyeleneh.
"Nanti Ombudsman bisa juga (dibawa ke urusan pemilu), Komite Informasi Publik,
pengadilan perikanan bisa juga gitu," ucap dia.
Diketahui, Prima menggunakan putusan PN Jakarta Pusat sebagai alas laporan ke Bawaslu.
Putusan PN sempat menghebohkan publik, karena secara implisit, salah satu amar
putusannya menghukum KPU untuk menunda tahapan Pemilu 2024 ke 2025.
Sebelum mengajukan gugatan perdata di PN Jakarta Pusat, Prima pernah menggunakan jalur
Bawaslu dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta supaya dapat
berkontestasi dalam Pemilu 2024. Namun, kedua upaya itu gagal.
Baca artikel detiknews, "Pimpinan DPR: Yang Menolak UU Ciptaker Bisa Gugat ke MK"
selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-6635638/pimpinan-dpr-yang-menolak-uu-
ciptaker-bisa-gugat-ke-mk.
Wakil Ketua DPR RI Dasco mengingatkan masyarakat yang menolak UU Cipta Kerja
(Ciptaker) bisa menempuh jalur hukum. Hal ini menindaklanjuti beragam respons dari
masyarakat terkait pengesahan Perppu Ciptaker menjadi undang-undang oleh DPR.
"Kan gini, bagi yang kemudian menolak perppu menjadi undang-undang kemudian
menggunakan hak konstitusionalnya, bisa kembali menggugat ke Mahkamah Konstitusi,"
kata Dasco di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (24/3/2023).
Dasco mengatakan belakangan ini melihat kejadian kurang mengenakkan terkait penolakan
Undang-Undang Ciptaker ini. Ia berharap penolakan bisa dilakukan melalui jalur konstitusi.
"Daripada kemudian ya, ada kita lihat beberapa kejadian yang menurut saya kurang enak
saja. Lebih baik kita lakukan sesuai konstitusi," ujar Dasco.
Rapat digelar di gedung Nusantara II, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa
(21/3/2023). Rapat dipimpin oleh Ketua DPR RI Puan Maharani.
Rapat paripurna dihadiri oleh Wakil Ketua DPR RI Dasco, Lodewijk F Paulus, dan Rachmat
Gobel. Terlihat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto turut hadir di
ruang sidang paripurna.
Pimpinan DPR RI kemudian meminta persetujuan kepada seluruh fraksi yang hadir untuk
mengesahkan Perppu Ciptaker menjadi undang-undang.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Sebagaimana pembahasan yang sudah kami paparkan, Hukum adalah sistem norma
dan aturan yang memandu perilaku orang. Adapun hukum tata negara adalah sebuah aturan
yang mengatur berbagai tindakan negara, dimana hukum tata negara Indonesia didasari oleh
asas pancasila, asas kedaulatan rakyat, asas negara hukum, asas pembagian kekuasaan, dan
asas negara kesatuan. Adapun lembaga-lembaga negara dibagi menjadi lima bagian, yaitu
lembaga legislatif, lembaga eksekutif, lembaga yudikatif, lembaga negara pemegang
kekuasaan konstitutif, eksaminatif, dan moneter, dan lembaga negara yang dibentuk
berdasarkan Undang-Undang.
b. Saran
Makalah adalah karya tulis yang menekankan topik tertentu. Dalam teknik penulisan,
makalah ditulis secara sistematis dan memperhatikan kaidah penulisan makalah. Walaupun
kami mengharapkan kesempurnaan dalam penyusunan artikel ini, ternyata masih banyak
kesalahan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan
kami. Kami harap para pembaca dapat mengetahui dan mengerti berbagai macam fungsi,
tujuan, dan kedudukan dalam hukum tata negara maupun lembaga-lembaga negara.
Daftar Pustaka
kehidupan umat manusia di sepanjang sejarah umat manusia. Ko. (n.d.). repo unpas.
Rahmawati, D. (2023, March 24). Pimpinan DPR: Yang Menolak UU Ciptaker Bisa
https://news.detik.com/berita/d-6635638/pimpinan-dpr-yang-menolak-uu-ciptaker-
bisa-gugat-ke-mk
https://www.msn.com/id-id/berita/other/kasus-prima-salah-kamar-proses-hukum-
pemilu-dikhawatirkan-bablas/ar-AA19p8dN