Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KLASIFIKASI DAN BENTUK NEGARA

Oleh Kelompok 6 :

1. Made Puspa Wahyuni ( 2314101068 )


2. Gabriel Rachelyta Tambunan ( 2314101069 )
3. I Komang Agus Murdana Yasa ( 2314101070 )
4. Ni Nyoman Hariasih Adhi Savitri ( 2314101071 )
5. Ni Luh Komang Manis Sankhya ( 2314101072 )
6. Rifenty Sihombing ( 2314101073 )

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berisikan tentang “Klasifikasi dan Bentuk Negara” tepat pada
waktunya. Makalah ini diharapkan bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi
para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses
pembelajaran. Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya
karena pengetahuan yang saya miliki cukup terbatas. Oleh karena itu, kami
berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih.

Singaraja, 31 Agustus
2023

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara merupakan insititusi yang dibentuk oleh kumpulan orang-orang


yang hidup dalam wilayah tertentu dengan tujuan sama yang terikat dan taat
terhadap perundang-undangan serta memiliki pemerintahan sendiri. Negara
dibentuk atas dasar kesepakatan bersama yang bertujuan untuk mengatur
kehidupan anggotanya dalam memperoleh hidup dan memenuhi kebutuhan
mereka. Untuk mengatur bagaimana anggota masyarakat dalam menjalankan
aktivitasnya sebagai warga negara, negara memberikan batasan-batasan dalam
wujud aturan dan hukum. Dan setiap negara memiliki bentuk-bentuk
tersendiri. Dalam kepustakaan Indonesia dikenal adanya istilah bentuk negara
dan bentuk pemerintahan, dalam kepustakaan belanda dikenal istilah
staatsvormen.
Dalam bahasa Indonesia perkataan staat diartikan sebagai negara,
sedangkan forme atau vorm berarti bentuk, dengan demikian staatsvormen
diartikan sebagai bentuk negara. Menurut Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 , Negara
Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Sri Soemantri
berpendapat sebaiknya menggunakan perkatan negara kesatuan sebagai bentuk
negara, dan republik serta monarkhi sebagai bentuk pemerintahan.153
Pemakaian “bentuk” itu ada kalanya dihubungkan dengan pengertian kesatuan
dan frederasi, sedangkan dalam hal lain pemakaian itu ditujukan kepada
pengertian republik. Untuk mencegah terjadinya salah pengertian maka perlu
dibedakan secara tegas penggunaan istilah bentuk yang ditujukan kepada
pengertian republik, sedangkan istilah “susunan” ditujukan kepada pengertian
kesatuan atau federasi.
Bentuk negara merupakan batas antara peninjauan secara sosiologis dan
peninjauan secara yuridis mengenai negara. Peninjauan secara sosiologis jika
negara dilihat secara keseluruhan (ganzhit) tanpa melihat isinya, sedangkan
secara yuridis jika negara atau peninjauan hanya dilihat dari isinya atau
strukturnya. Sedangkan secara yuridis jika negara atau peninjauan hanya
dilihat dari isinya atau strukturnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Klasifikasi Negara ?


2. Apa saja macam – macam Bentuk Negara ?
3. Apa itu Perserikatan Bangsa – bangsa ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengetahuan asal muasal hakikat dalam perkembangan


Negara
2. Untuk mengetahui macam – macam bentuk negara
3. Untuk mengetahui tujuan dari Perserikatan Bangsa - bangsa
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Klasifikasi Negara

Pengklasifikasian negara dapat dilakukan dengan kriteria yang berbeda


beda pula. Pengkasifikasian tersebut memunculkan klasifikasi negara berdasarkan
bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan. Pengklasifikasian
negara ke dalam 3 (tiga) pola klasifikasi tersebut penting dilakukan agar tidak
terjadi bias klasifikasi berkaitan dengan negara. Pada perkembangannya,
pengklasifikasian negara tersebut ada beberapa pendapat dari ahli yang belum
sepaham mengenai pengklasifikasian antara bentuk negara dan bentuk
pemerintahan. Misalnya, ada beberapa pendapat ahli yang mengklasifikasikan
bentuk negara (bukan bentuk pemerintahan) dengan monarki dan republik.
Dalam melakukan pengklasifikasian bentuk pemerintahan, terdapat perbedaan
pendapat para ahli dalam menggunakan kriteria pembedaan tersebut. Perbedaan
pendapat mengenai pengklasifikasian bentuk pemerintahan tersebut
dilatarbelakangi oleh perbedaan sudut pandang pemikiran dan aliran filsafat
pemikiran. Berikut ini akan dibahas lebih lanjut pengklasifikasian bentuk
pemerintahan menjadi monarki dan republic dengan melihat beberapa sudut
pandang para ahli pemikir negara.

2.2 Klasifikasi Negara Menurut Para Ahli

1) Klasifikasi Negara menurut Prof. Mr. R. Kranenburg


Kranenburg mendasarkan teorinya atas dasar : bagaimanakah sejarah
pertumbuhan masyarakat itu, yaitu yang semula hidup dengan bebas, tanpa
terikat oleh sesuatu aturan apapun, menjadi suatu negara di mana berlaku
beraneka peraturan-peraturan hukum yang mempunyai sifat mengikat, serta
ada sanksinya apabila peraturan- peraturan hukum itu tidak ditaati. Yang
berakibat kebebasan warga negara dibatasi oleh aturan-aturan tersebut, padahal
kebebasan adalah merupakan sesuatu hal yang mempunyai nilai pokok dalam
suatu negara. Kranenburg mengemukakan bahwa negara itu pada hakekatnya
adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh sekelompok manusia
yang disebut bangsa, dengan tujuan untuk menyelenggarakan kepentingan
mereka bersama. Yang primer adalah kelompok manusianya, sedangkan
organisasinya yaitu negara bersifat sekunder.

1) Klasifikasi Negara menurut Hans Kelsen


Hans Kelsen penganut ajaran Positivisme. Dalam ajaran Hans Kelsen negara
itu pada hakekatnya adalah merupakan Zwangsordnung, yaitu suatu tertib
hukum atau tertib masyarakat yang mempunyai sifat memaksa, yang
menimbulkan hak memerintah dan kewajiban tunduk. Jadi dalam hal ini ada
pembatasan terhadap kebebasan warga negara padahal menurut Hans Kelsen
kebebasan warga negara itu merupakan nilai yang fundamental atau pokok
dalam suatu negara. Menurut Hans Kelsen sifat kebebasan warga negara itu
ditentukan oleh dua hal, yaitu
a) Sifat mengikatnya peraturan-peraturan hukum yang dikeluarkan atau
dibuat olehpenguasa yang berwenang.
b) Sifat keleluasaan penguasa atau pemerintah dalam mencampuri atau
mengatur perikehidupan daripada warga negaranya.

2) Klasifikasi Negara Menurut R. M. Mac Iver


Mac Iver mengemukakan keberatan-keberatan atau kritikan yang dianggap
sebagai kelemahan sistem tersebut, yaitu pemerintahan pada negara-negara
bukan primitive pasti selalu berada pada tangan ruling-class, kelas atau
golongan yang memerintah.kalau kekuasaan tertinggi negara hanya dipegang
oleh satu orang saja, maka sesungguhnya telah memuat bentuk-bentuk
pemerintahan yang sangat berbeda sekali, sebab dapat meliputi monarki
kadang-kadang dapat juga sebagai dictator ataupun tyranni. Dalam
mengklasifikasikan negara tidak cukup kalau hanya mempergunakan satu
kriteria saja.a bi partite classification of state, Menurut Mac Iver perlu untuk
diketahui bahwa dalam proses perubahan politik pada setiap bentuk
pemerintahan atau negara sering didapatkan ciri-ciri yang sesuai atau sama
daripada beberapa bentuk negara.
2.3 Bentuk-bentuk negara

1 Bentuk Negara pada Zaman Yunani Kuno

Pada masa yunani kuno dahulu hanya dikenal adanya 3 bentuk pokok dari negara.
Adapun tiga bentuk pokok daripada negara pada masa yunani kuno tersebut ialah:
Monarchi, Oligarchi, dan Demokrasi. Dipergunakan sebagai ukuran untuk
membedakan bentukbentuk tersebut diatas yaitu: jumlah dari pemegang
kekuasaan. Jika yang memegang kekuasaan itu satu oarang aka bentuk negaranya
Monarchi (bahasa Yunani “monos” berarti “satu” sedangkan “archien” berarti
“memerintah”). Jika memegang pemeritahan itu beberapa orang maka bentuk
negaranya itu Oligarchi (bahasa Yunani “oligai” berarti “beberapa”). Jika yang
emegang pemerintahan rakyat maka bentuk negara nya disebut Demokrasi
(bahasa Yunani “Demos” bararti “rakyat”).
1) Menurut Plato
1.Aristokrasi yaitu pemerintah oleh Aristokrat (cendikiawan) sesuai dengan
pikiran orang lain.
2.Timokrasi yaitu pemerintaj olrh orang-orang yang ingin mencapai
kemasyhuran dan kehormatan.
3.Oligharkhi yaitu pemerintahan oleh para golongan hartawan yang
melahirkan milik partilkuli.
4.Demokrasi yaitu pemrintahan oleh rakyat miskin
5.Tirani yaitu pemerintahan oleh seorang penguasa yang bertindak dengan
sewenang –wenan
2) Menurut Aristoteles
1.Monarki yaitu pemerintahan oleh satu orang guna kepentingan seluruh
rakyat
2.Tirani yaitu oleh satu orang untuk kepentingannya sendiri
3.Aristokrasi yaitu pemerintah oleh sekelompok orang yaitu para cendikiawan
guna kepentingan seluruh rakyat
4.Oligarhki yaitu pemerintah oleh kelompok orang guna kepentingan
kelompok/golongan sendiri
5.Plutokrasi yaitu pemerintah oleh sekelompok orang kaya untuk kepentingan
orang kaay
6.Politea yaitu pemrintahan oleh seluruh orang guna kepentingan rakyat
7.Demokrasi yaitu pemerintahan dari orang yang tidak tahu sama sekali soal-
soal pemerinta
2 Bentuk Negara pada Zaman Pertengahan
Bentuk negara pada zaman pertengahan yaknu Republik dan bentuk negara
Kerajaan.Perbedaan Negara Republik dengan Kerajaan berdasarkan cara
pengangkatan kepala Negara,jika kepala negara ditunjuk secara keturunan,maka
disebut Monarkhi jika kepala negaranya dipilih disebut dengan Republik..

3 Bentuk Negara pada Zaman Moderan


1) Negara Kesatuan
Negara Kesatuan Negara kesatuan adalah bentuk suatu negara yang merdeka
dan berdaulat, dengan satu pemerintahan pusat yang berkuasa dan mengatur
seluruh daerah.
2) Negara Serikat
Negara serikat Negara serikat atau Federasi merupakan bentuk negara
gabungan yang terdiri dari beberapa negara bagian dari sebuah negara serikat.
Pada mulanya negara-negara bagian tersebut merupakan negara yang
merdeka, berdaulat dan berdiri sendiri.
4.Bentuk Negara
1) .Serikat Negara (konfedarasi): Adalah perserikatan beberapa negara yang
merdeka dan berdaulat penuh baik kedalam maupun keluar. Pada
umumnya Konfederasi dibentuk berdasarkan perjanjian untuk mengadakan
kerjasama dalam bidang tertentu,
2) Negara Domonion: Negara domonion ini ialah suatu negara yang tadinya
daerah jajahan Inggris, yang telah merdeka dan berdaulat, yang mengakui
raja Inggris sebagai rajanya, sebagai lambang persatuan mereka
3) Negara Protektorat: suatu negara yang berada dibawah lindungan negara
lain
4) Negaran Trustee (Perwalian):bentuk negara yang pemerintahannya berada
di bawah pengawasan Dewan Perwalian PBB. Tujuan Perwalian adalah
untuk meningkatkan kemajuan rakyat daerah trustee dibidang politik,
ekonomi, sosial, pendidikan serta perkembangan hak asasi manusia
menuju pemerintahan sendiri
5) 5)Negara Koloni atau jajahan: bentuk negara yang berada di bawah
kekuasaan negara lain.
6) Negara mandat: bentuk negara bekas jajahan negara–negara yang kalah
dalam Perang Dunia I, yang diletakkan dalam pemerintahan mandat dari
negara–negara yang menang perang di bawah pengawasan Dewan Mandat
Liga Bangsa–Bangsa.
7) Negara Uni: bentuk gabungan dua negara atau lebih yang dikepalai
seorang raja.

A. Perserikatan Bangsa – Bangsa

SEJARAH PBB

(PBB) adalah organisasi internasional pemerintah atau Intergovernmental


Organization (IGO) yang sudah beranggotakan 193 negara (United Nations,
2011). Nama "Perserikatan Bangsa-Bangsa", yang diciptakan oleh Presiden
Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt pertama kali digunakan dalam Deklarasi
Perserikatan Bangsa- Bangsa pada tanggal 1 Januari 1942, selama Perang Dunia
Kedua, ketika 26 negara menggabungkan pemerintahannya untuk bersama –
sama melawan musuh mereka yaitu Axis Powers, Jerman. Namun Perserikatan
Bangsa- Bangsa secara resmi mulai berlaku pada tanggal 24 Oktober 1945, ketika
Piagam tersebut telah diratifikasi oleh China, Prancis, Uni Soviet, Inggris,
Amerika Serikat dan oleh mayoritas penandatangan lainnya (United Nations
Publication, 2004, p. 3). Pelopor Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah Liga
Bangsa-Bangsa, sebuah organisasi yang dikandung dalam situasi yang sama
selama Perang Dunia pertama, dan didirikan pada tahun 1919 di bawah Perjanjian
Versailles
Tujuan PBB

Tujuan didirikannya Perserikatan Bangsa-Bangsa itu sendiri seperti yang


tercantum dalam Preambule yaitu :

1. Menyelamatkan generasi mendatang dari bencana perang;

2. Memperteguh kepercayaan pada hak-hak asasi manusia, harkat dan derajat diri

manusia dan persamaan hak bagi pria dan wanita, serta bagi semua bangsa baik

besar maupun kecil;

3. Menciptakan keadaan yang memungkinkan terpeliharanya keadilan dan

penghormatan kewajiban yang timbul dari perjanjian internasional dan sumber


hukum internasional yang lain; d. Mendorong kemajuan sosial dan tingkat
kehidupan yang lebih baik.

C. Fungsi PBB

Organisasi internasional seperti PBB dikategorikan sebagai organisasi yang


memiliki peranan amat kompleks .

1. Berfungsi sebagai Yudisial, artinya bahwa PBB menjalankan fungsi yudisial


melalui badan prinsipalnya yang terkenal yaitu the international Court of justice
(ICJ), demikian pula melalui the Administrative tribunal of the ILO yang dibentuk
berdasarkan pasal 37 Konstitusi ILO serta melalui suatu badan kuasi-yudisial
seperti the committee on freedom of Association yang bertindak sewaktu-waktu
atas nama governing Body dari ILO.

2. Berfungsi sebagai legislatif atau administratif, dikatakan demikian karena PBB


menjalankan fungsi legislatif atau administratif melalui resolusi-resolusi dan
keputusan- keputusan yang diambil dalam sidang majelis umum; demikian pula
melalui keputusan dan berbagai peraturan yang dibuat oleh Dewan Ekonomi
Sosial (the economic and social council), melalui beraneka ragam konvensi
(conventions), regulations dan procedures yang dihasilkan dalam Internasional
Labour Organization (ILO) dan lain- lain.
3. Berfungsi sebagai eksekutif atau politik, dikatakan demikian karena melalui
badan-badan prinsipalnya (principal organs) seperti Majelis Umum (General
Assembly) dan Dewan Keamanan (Security Council) dalam arti memelihara
perdamaian dan keamanan internasional, melalui “related agency” yang bukan
badan-badan khusus seperti Peranan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-
bangsa dalam Proses Penyelesaian Konflik Internasional the international atomic
energy agency (IAEA), bahkan seterusnya melalui ‘pasukan darurat PBB (United
Nations Emergency Force) yang pernah bertugas misalnya di Korea, Congo,
Cyprus, Timur Tengah dan sebagainya.

Fungsi-fungsi yang dikemukakan di atas menunjukkan betapa luas dan pelik


permasalahan yang ditangani PBB sebagai organisasi internasional. Mengingat
fungsi dan wewenangnya (competence) yang beraneka ragam itu, maka, PBB
tidak dapat di pandang hanya sebagai “subyek hukum internasional” atau
“lembaga hukum” (legal institution) belaka, tetapi harus dilihat sebagai suatu
“lembaga politik” (political institution) yang sangat dinamis dan berpengaruh
dalam tata kehidupan hubungan internasional.5

D. Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Resolusi Konflik

Ada banyak peranan PBB dalam proses perdamaian yang jejak rekamnya
meningkat pesat sejak berakhirnya Perang Dingin. Berdasarkandata dari Upsala
Conflict data project, catatan sejarah persetujuan perdamaian yang pernah
ditandatangani di dunia ini : 5 perjanjian damai antar negara, 17 persetujuan
perdamaian perang saudara, dan 15 perjanjian perdamaian konflik formasi negara.
Bila diasumsikan bahwa perjanjian tersebut adalah tahap awal dari proses resolusi
konflik maka dari seluruh perjanjian tersebut 25 adalah atas inisiatif PBB melalui
keterlibatan Dewan Keamanan, Majelis Umum, dan Sekretariat Jenderal.
Kemudian tahun 2012 hanya untuk kawasan Timur Tengah saja PBB sudah
melahirkan 5 perjanjian yang berkenaan dengan penggalangan perdamaian.

Hal ini membuktikan bahwa perhatian dan kontribusi PBB terhadap resolusi
konflik atau penggalangan perdamaian adalah sangat besar. PBB membedakan
beberapa
5 Danial “Peranan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Proses
Penyelesaian Konflik Internasional” jurnal ilmu dan budaya hal.

Implementasi Pembentukan Peraturan Daerah Berbasis Syariat Islam Dalam


Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

cara intervensi untuk mencapai perdamaian. Selain bantuan kemanusiaan atau


bantuan darurat yang dirancang untuk kebutuhan hidup bagi bangsa yang
menderita supaya mereka tetap bisa bertahan hidup, kategori-kategori utama
intervensi perdamaian PBB ada tiga:

1. Menciptakan perdamaian (Peacemaking); bentuk-bentuk intervensi untuk


mengakhiri permusuhan dan menghasilkan kesepakatan melalui cara-cara
diplomasi, politik dan bila diperlukan bisa menggunakan cara militer. Cara
diplomatik disini bisa negosiasi kesepakatan, konferensi perdamaian untuk
mengakhiri pertentangan.

2. Menjaga Perdamaian (Peacekeeping): Intervensi oleh pihak ketiga (PBB) untuk


memisahkan pihak yang berperang dan menjaga situasi supaya terhindar dari
segala bentuk kekerasan, kemudian memantau dan menegakan kesepakatan, bila
perlu dengan menggunakan kekerasan. Caranya mencakup pengawasan terhadap
dihormatinnya kesepakatan dan dilaksanakanya kegiatan-kegiatan pengembangan
diri yang disepakati.

3. Menggalang Perdamaian (Peacebuilding): adalah usaha untuk menciptakan


struktur perdamaian dalam kesetaraan dan keadilan bagi pihak-pihak yang
berperang yang nantinya akan mengentaskan penyebab dari peperangan dan
menyediakan beberapa alternatif penyelesaian. Disini, PBB melaksanakan
program-program yang dirancang untuk mengatasi penyebab konflik, penderitaan
dari masa lalu, meningkatkan kestabilan dan keadilan jangka panjang6

Sejak berakhirnya perang dunia kedua, hampir seluruh negara dan organisasi
internasional sepakat bahwa operasi perdamaian dalam penyelesaian konflik perlu
meliputi proyek Peacekeeping, Peacemaking dan Peacebuilding. Peacekeeping
secara esensial bertujuan untuk memfasilitasi transisi dari situasi konflik ke situasi
damai dengan meminimalisir kekerasan dan ancaman. Dalam pemahaman ini,
maka Peacekeeping diarahkan pada proyek penghentian kontak senjata seperti
kesepakatan gencatan senjata, dsb. Sementara Peacemaking merupakan proses
yang bertujuan membuka ruang sarana mediasi politik antar pihak
yang berkonflik.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa


klasifikasi bentuk negara meliputi negara kesatuan dan negara serikat,
serta jenis-jenis bentuk pemerintahan seperti monarki, oligarki, demokrasi,
republik, dan otokrasi. Adapun bahwa terdapat berbagai macam bentuk
negara dan pemerintahan yang dapat diadopsi oleh suatu negara,
tergantung pada kebutuhan dan kondisi masyarakatnya
DAFTAR PUSTKA

Anda mungkin juga menyukai