Disusun oleh:
Prodi : MANAJEMEN
BOJONEGORO
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
"Negara" dipakai dalam arti persekutuan rakyat, yaitu suatu bangsa yang
hidup di suatu daerah, dengan dibawah kekuasaan tertinggi menurut kaidah-
kaidah hukum yang sama.
Dari penafsiran diatas diketahui bahwa pengertian negara dibedakan menjadi dua
yaitu dalam arti formal dan dapat material.
Dalam arti formal, pengertian negara adalah suatu organisasi kekuasaan
dengan suatu pemerintahan pusat. Negara dalam pengertian diartikan seagai
pemerintah (staat-overheid). Karakteristik negara formal adalah kewenangan
pemerintah untuk menjalankan paksaan fisik secara legal.
a Wilayah Daratan
Wilayah daratan tidak sepenuhnya dapat dimiliki sendiri oleh suatu negara. Ini
berarti bahwa suatu negara harus berbagi suatu wilayah daratan dengan negara
lain. Hal itu jika negara-negara tersebut berada dalam suatu wilayah darat yang
sama, seperti benua atau pulau yang sama. Perbatasan wilayah suatu negara
umumnya disepakati melalui suatu perjanjian antarnegara (perjanjian
internasional). Perjanjian tersebut dapat berbentuk bilateral apabila hanya
menyangkut kepentingan dua negara, dan dapat pula berbentuk multilateral jika
perbatasan dengan negara lain itu melibatkan lebih dua negara. Batas-batas
daratan biasanya ditentukan dalam perjajian perbatasan dengan negara-negara
tetangga. Sebagai batas biasanya ditentukan ciri-ciri alamiah seperti gunung dan
sungai. Kadang-kadang batas "buatan" harus dibangun, misalnya dalam bentuk
tembok pembatas. Batas wilayah suatu negara dengan negara lain di darat dapat
berwujud :
Batas alamiah, yaitu batas suatu negara dengan negara lain yang terjadi
secara alamiah, seperti dalam bentuk sungai, pegunungan dan hutan
Batas buatan, batas suatu negara dengan bentuk negara lain yang sengaja
dibuat oleh manusia dalam bentuk pagar tembok, pos penjagaan, dan kawat
berduri
Batas secara geografis, yaitu batas wilayah suatu negara dengan negara
lain yang dapat ditentukan berdasarkan letak geografis yang melalui garis
lintang dan garis bujur. Misalnya, letak negara Indonesia secara geografis
berada pada 6LU - 11LS, 95BT- 141BT.
b. Wilayah Lautan
Tidak semua negara diberi anugerah memiliki laut, apalagi kalau negara tersebut
berada di tengah-tengah benua. Negara yang demikian disebut dengan
negara land-locked (negara yang tidak memili laut). Negara yang memiliki
wilayah laut patut bersyukur karen wilaya ini dapat dijadikan modal bagi
kesejahteraan rakyat dan negara. Sebagaimana wilayah daratan, wilayah laut pun
memiliki batas-batas. Pada mulanya ada dua konsep dasar mengenai wilayah
lautan, yaitu sebagai berikut..
Res nullius, yaitu konsepsi yang menyatakan bahwa laut dapat diambil dan
dimiliki oleh setiap negara. Konsep ini dikembangkan oleh John Sheldon (1584-
1654) dari Inggris dalam bukunya Mare Clausum- The Right and Dominion of
the Sea.
Res communis, yaitu konsepsi yang beranggapan bahwa laut adalah milik
masyarakat dunia, sehingga tidak dapat diambil atau dimiliki oleh setiap negara.
Konsep ini dikembangkan oleh Hugo de Groot dari Belanda (1608) dalam
bukunya Mare Liberum (laut bebas).
Saat ini, wilayah laut yang masuk ke dalam wilayah negara tertentu disebut
perairan wilayah atau laut teritorial. Di luar wilayah laut merupakan lautan bebas
atau perairan internasional (mare liberum). Mengenai wilayah laut Indonesia,
pada mulanya PBB menetapkannya sejauh 3 mil (1 mil = 1852 meter) dari pantai
pada waktu surut. Pada tanggal 10 desember 1982, PBB (UNCLOS)
menyelenggarakan Konferensi Hukum Laut Internasional III di Jamaika. Hasil
konferensi ini ditandatangani oleh 119 peserta. Sejumlah 117 peserta mewakili
negara dan dua peserta mewakili organisasi internasional. Konferensi ini
menetapkan bahwa wilayah laut terdiri atas hal-hal sebagai berikut..
Laut teritorial, yaitu wilayah yang menjadi hak kedaulatan penuh suatu
negara di laut. Lebaranya adalah 12 mil laut diukur dari pulau terluar kepulauan
suatu negara pada saat air surut.
Zona bersebelahan, yaitu wilayah yang laut yang lebarnya 12 mil dari laut
teritorial suatu negara. Jadi, kalau negara sudah memiliki wilayah teritorial
sejauh 12 mil, maka wilayahnya menjadi 24 mil laut diukur dari pantai
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yaitu wilayah laut suatu negara yang
lebarnya 200 mil ke laut bebas. Di zona ini, negara pantai berhak menggali dan
mengolah segala kekayaan alam untuk kegiatan ekonomi eksklusif negara
tersebut. Di dalam zona tersebut, negara pantai berhak menangkap nelayan
asing yang ditemukan sedang menangkap ikan.
Landas kontinen, yaitu daratan di bawah permukaan laut di luar laut
teritorial dengan kedalaman 200 m atau lebih.
Landas benua, yaitu wilayah laut suatu negara yang lebarnya lebih dari
200 mil laut. Di tempat ini, negara boleh mengelola kekayaan dengan kewajiban
membagi keuntungan dengan masyarakat Indonesia.
c. Wilayah Udara
Wilayah udara suatu negara dapat diklaim berdasarkan perjanjian internasional.
Perjanjian internasional yang pernah disepakati mengenai wilayah udara suatu
negara adalah konvensi Paris 1919 dan Konvensi Chicago 1944. Di Indonesia,
ketentuan wilayah udara suatu negara diatur dalam UU No. 20 tahun 1982.
Berdasarkan UU tersebut dinyatakan bahwa batas wilayah kedaulatan dirgantara
yang termasuk orbit geostasioner adalah setinggi 35. 761 km. Dalam Konvensi
Paris (1949) dinyatakan dalam bahwa negara-negara merdeka dan berdaulat
berhak mengadakan eksplorasi dan eksploitasi di wilayah udaranya, seperti untuk
kepentingan radio, penerbangan dan satelit.
Teori Konsep Wilayah Udara - Ada dua teori tentang konsepsi wilayah udara
yang dikenal saat ini, yaitu sebagai berikut..
1). Teori Udara Bebas (Air Freedom Theory) - Penganut teori udara bebas terbagi
dalam dua aliran antara lain sebagai berikut...
a). Aliran kebebasan ruang udara tanpa batas. Aliran ini berpendapat bahwa
ruang udara itu bebas dan dapat digunakan oleh siapapun. Tidak ada negara yang
mempunyai hak dan kedaulatan di ruang udara.
b). Aliran kebebasan udara terbatas. yang berpendapat bahwa :
setiap negara berhak mengambil tindakan tertentu untuk memelihata
keamanan dan keselamatannya dan
negara kolong (negara bawah, subjacent state) hanya mempunya hak
terhadap wilayah/zona teritorial.
2). Teorni Negara Berdaulat di Udara (The Air Sovereignty)
Teori kemanan. Teori yang menyatakan bahwa suatu negara mempunyai
kedaulatan atas wilayah udaranya sampai batas yang diperlukan untuk menjaga
kemananan negara itu.
Teori pengawasan Cooper adalah kedaulatan negara ditentukan oleh
kemampuan negara yang bersangkutan untuk mengawasi ruang udara yang ada
diatas wilayahnya secara fisik dan ilmiah.
Teori udara schacter adalah teori yang wilayah udara harus sampai suatu
ketinggian, di mana udara masih mengangkat (mengapungkan) balon dan
pesawat udara.
d. Wilayah Ekstrateritorial
Wilayah ekstrateritorial adalah wilayah suatu negara yang berada di luar wilayah
negara itu. Dengan kata lain, wilayah negara tersebut berada di wilayah negara
lain atau di luar wilayah teritorial suatu negara. Contoh untuk ini adalah kantor
kedutaan besar suatu negara di negara lain atau kapal asing yang berlayar di laut
bebas dengan berbendera suatu negara. Seorang dua besar memiliki hak
ekstrateritorial, selain itu kekebalan diplomatik (hak imunitas yang bersifat
pribadi), yaitu hak kedaulatan atas bangunan, gedung dan halaman keduataan
besar sampai sebatas pagar. Tak seorang pun boleh memasuki halaman kedutaan
besar tanpa izin dari negara atau kedutaan besar yang bersangkutan.
2.2.2 Rakyat
Rakyat secara devinitive sebagai sekumpulan manusia yang hidup disuatu
tempat yang dilawankan dengan makhluk- makhluk lain yang hidup didunia.
Beberapa istilah yang erat pengertiannaya dengan rakyat :
a) Rumpun (Ras)
b) Bangsa (Volks)
c) Nazi (Natie)
Natie juga sering disebut dengan bangsa akan tetapi mempunyai ciri yang
berbeda. Natie diartikan sebagai sekumpulan manusia yangmerupaka suatu
kesatuan karena mempunyai kesatuan politik yang sama, contoh: Swis karena
sebenarnya terdiri dari bangsa- bangsa yang berbeda bahasanya sehingga negara
itu disebut sebagai negara nasional karena negara itu didirikan atas keadaan
nasional.
Setelah diuraikan arti rumpun, bangsa dan natie maka rakyat itu mempunyai
arti yang netral dan rakyat sebagai salah satu unsur daripada negara harus
dihubungkan dengan ikatannya dengan negara karena itu rakyat harus
dimaksudkan sebagai warga negara yang dibedakan dengan orang asing.
Ikatan seseorang yang menjadi warga negara menimbulkan hak dan kewajiban
maka kedudukan seorang warga negara dapat disimpulkan dalam empat hal yang
disebut:
1 Status positif.
Memberi hak kepadanya untuk menuntut tindakan positif daripada negara
mengenai perlindungan atas jiwa , raga, milik, kemerdekaan dan sebagainya.
Untuk itu maka negara membentuk badan- badan penyenggaraan negara demi
kepentingan warganya.
2. Status negatif.
Status negatif seorang warga negara akan memberi jaminan kepadanya
bahwa negara tidak boleh mencampuri terhadap hak- hak asasi warga negaranya
terkecuali untuk kepentingan umum.
3.Status aktif.
Status pasif ini merupakan kewajiban bagi setiap warga negaranya untuk
mentaati dan tunduk terhadap segala perintah negaranya, contoh: wajib militer
saat terjadi perang.
DWIKEWARGANEGARAAN.
Menurut syarat kewarganegaraan Ingris seorang yang dilahirkan dalam
wilayah inggris dianggap sebagai British Citizen walaupun orang tuanya warga
negara Belanda dan menurut kewarganegaraan Belanda seorang yang diturunkan
oleh seorang belanda walaupun dilahirkan diluar negeri Belanda. Dengan
demikian maka timbul keadaan bahwa orang mempunyai itu mempunyai dua
macam kewarganegaraan.
TANPA KEWARGANEGARAAN.
Menurut syarat kewarganegaraan Inggris seorang yang dilahirkan diluar
wilayah United Kingdom dari keluarga British Citizen dan setelah umur 20 tahun
tidak melaporkan diri tentang kewarganegaraannya pada perwakilan Inggris
setempat dan batas waktu untuk melaporkan itu sudah lewat yaitu 12 bulan maka
orang itu akan kehilangan kewarganegaraannya sebagai British Citizen dan juga
tidak memiliki kewarganegaraan lain sehingga ia menjadi tanpa kewarganegaraan
atau a patide.
Teori ini pertama kali dikembangkan oleh beberapa ahli filsafat dengan tokoh
utamanya adalah Thomas Hobbes, Jhon Locke, dan JJ. Rosseau. Teori ini
mengemukakan bahwa negara didirikan atas dasar kesepakatan para anggota
masyarakat. Mereka kemudian menyerahkan hak-hak yang dimilikinya untuk
diatur oleh negara.
Jean Jacques Rosseau dalam bukunya yang terkenal Du Contract Social (1762),
meletakan dasar berdirinya sebuah negara, yakni dengan menge mengemukakan
paham kedaulatan rakyat. Yaitu adanya suatu perjanjian atau kesepakan untuk
membentuk negara, tetapi rakyat tidak sekaligus harus menyerahkan hak-hak yang
dimilikinya untuk diatur negara. Agar partisipasi rakyat dapat tersalurkan maka
rakyat wajib memilih wakil-wakilnya untuk duduk dalam pemerintahan yang
didirikan serta menyusun birokrasi pemerintah secara lebih partisipatif.
Teori pengalihan hak merupakan teori negara yang dipelopori oleh Sir Robert
Filmer dan Loyseau. Pengertian umumnya adalah bahwa hak yang dimiliki oleh
negara pada hakikatnya diperoleh setelah rakyat melepaskan sebagian hak yang
dimilikinya atau rakyat membiarkan berlakunya hak tersebut untuk dikelola oleh
negara. Pada umumnya pengalihan hak tepat diterapkan untuk mengkaji
terbentuknya negara monarkhi. Pengalihan hak ini dapat dianalogikan kepada
pembentukan negara sebagai hasil revolusi.
Teori penaklukan banyak dikemukakan oleh ilmuwan politik antara lain, Ludwig
Gumplowitz, Gustav Ratzenhover, Georg Simmel, dan Lester Frank Ward. Teori
ini erat kaitanya dengan doktrin kekuatan menimbulkan hak. Bahwa pihak atau
kelompok yang kuat, akan menaklukan pihak atau kelompok lainya, dan
selanjutnya mendirikan sebuah negara. Pembuktian dan penggunaan kekuatan
berlaku sebagai dasar terbentuknya negara.
Negara adalah suatu organisme. Negara lahir sebagai analogi kelahiran makhluk
hidup lainya. Jika ada embrionya dari masyarakat-masyarakat atau suku-suku
bangsa, maka perlahan-lahan berkembang masyarakat atau suku bangsa tersebut
menjadi sebuah negara. Teori organis mengenai lahirnya negara dapat
dianalogikan dengan teori historis atau teori evolusi. Negara tumbuh sebagai hasil
suatu evolusi yang memerlukan proses panjang.
Teori ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan ilmu sosiologi dan antropologi,
yang mendunia sejak awal abad 19 M, dengan tokohnya Henry S. Maine, Herbert
Spencer, dan Edward Jenks. Menurut teori ini negara dapat terbentuk dari
perkembangan suatu keluarga yang menjadi besar dan kemudian bersatu
membentu negara, sehingga negara yang terbentuk adakalanya manganut garis
kekeluargaan berdasarkan garis ayah (patriarkhal), dan bahkan adakalanya garis
ibu (matriarkhal).
Teori ini juga disebut sebagai teori perkembangan suku. Orang-orang yang
mempunyai hubungan darah (kekeluargaan) berkembang menjadi suatu suku,
kemudian berkembang secara lebih luas lagi sampai membentuk suatu negara.
3.1 KESIMPULAN
Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik
politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang
berada di wilayah tersebut.
Unsur- unsur pembentuk Negara terdiri atas Rakyat, Wilayah.Pemerintah yang
berdaulat dan pengakuan dari Negara lainBangsa adalah sekelompok manusia /
orang yang memiliki cita-cita bersama yang mengikat dan menjadi satu
kesatuan, perasaan senasib sepenanggungan, karakter yang sama, adat istiadat /
budaya yang sama, satu kesatan wilayah, teroganisir dalam satu wilayah
hukum.Istilah Negara merupakan terjemahan dari de staat (belanda), the
state (inggris), Ietat (prancis), statum (latin), lo stato (Italia), dan der
staat (jerman).Menurut bahasa sansekerta, nagari atau Negara, berarti kota,
sedangkan menurut bahasa suku-suku di Indonesia sering disebut negeri atau
Negara, yaitu tempat tinggal.Secara umum dikenal adanya 2 proses pembentukan
bangsa-negara, yaitu model ortodoks dan model mutakhir. Unsur-unsur negara
antara lain rakyat atau masyarakat, wilayah / daerah, meliputi udara, darat, dan
perairan (perairan bukan merupakan syarat mutlak) dan pemerintah yang
berdaulat.Beberapa teori terjadinya negara adalah Teori hukum alam, Teori
ketuhanan dan Teori perjanjian
3.2 SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain
akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.artikelsiana.com/2015/05/sifat-negara-hakikat-negara-
pengertian.html
http://www.tugassekolah.com/2016/01/penjelasan-unsur-unsur-negara-secara-
detail-dan-lengkap.html
http://agil-asshofie.blogspot.co.id/2011/11/teori-asal-mula-negara.html