Pengertian manusia : manusia berasal dari “manu” (dari bahasa Sansekerta), “sens” (dari
bahasa latin). Manusia sebagai makhluk individu artinya manusia merupakan ciptaan Tuhan.
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia memerlukan orang lain untuk bertahan hidup.
Bangsa adalah sekelompok orang yang memiliki kehendak untuk bersatu yang memiliki
persatuan senasib dan tinggal di wilayah tertentu, beberapa budaya yang sama, mitos leluhur
bersama. Pengertian bangsa menurut para ahli :
1. Ernest Renant, bangsa adalah suatu nyawa, suatu akal yang terjadi dari dua hal yaitu rakyat
yang harus menjalankan satu riwayat, dan rakyat yang kemudian harus memilikim kemauan,
keinginan untuk hidup menjadi satu.
2. Otto Bauer, bangsa adalah kelompok manusia yang memiliki kesamaan karakter yang
tumbuh karena kesamaan nasib.
3. F. Ratzel (Jerman), menyatakan bahwa bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu.
4. Hans Kohn (Jerman), menyatakan bahwa bangsa adalah buah hasil tenaga hidup manusia
dalam sejarah
Menurut Hans Kohn, kebanyakan bangsa terbentuk karena unsur atau faktor objektif
tertentu yang membedakannya dengan bangsa lain, seperti:
2. Wilayah.
3. Bahasa.
4. Adat-istiadat
6. Perasaan.
7. Agama.
Pengertian Negara
1. Secara etimologi kata Negara berasal dari kata state (Inggris), Staat (Belanda, Jerman),
E`tat (Prancis), Status, Statum (Latin) yang berarti meletakkan dalam keadaan berdiri,
menempatkan, atau membuat berdiri.
2. Kata Negara yang dipakai di Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta yanitu Negara atau
nagari yang artinya wilayah, kota, atau penguasa.
3. Menurut George Jellinek, Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia
yang mendiami wilayah tertentu.
4. Menurut R. Djokosoentono, Negara adalah organisasi manusia atau kumpulan manusia
yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.
A. George Jellinek menyatakan negara sebagai organisasi kekuasaan dan sekelompok manusia yang
mendiami wilayah tertentu
B. Mr. J.H.A Logeman menyatakan negara sebagai organisasi kemsyarakatan yang dengan
kekuasaanya bertujuan mengatur dan mengurus masyarakat tertentu.
C. G.W.F Hegel menyatakan negara sebagai organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari
kemerdekaan individual dan kemrdekaan universal.
E. Mr. Kranenburg menyatakan bahwa negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan
oleh suatu kelompok manusia yang disebut bangsa
B. Pendekatan teoritis.
Pendekatan teoritis adalah pendekatan berdasarkan pendapat para ahli yang masuk akal.
Menurut pendekatan teoritis, negara terbentuk berdasarkan teori :
1. Teori Ketuhanan
Menurut teori ini negara ada karena kehendak Tuhan.
2. Teori Perjanjian Masyarakat
Masing-masing individu mengadakan perjanjian untuk membentuk suatu negara
3. Teori Kekuasaan
Negara terbentuk atas dasar kekuasaan. Kekuasaan adalah ciptaan mereka yangg paling kuat dan
berkuasa.
4. Teori Kedaulatan
Kedaulatan Negara : Kekuasaan tertinggi berada pada suatu negara. bukan pada sekelompok orang
yang menguasai negara.
Kedaulatan Hukum : Hukum lebih tinggi daripada negara berdaulat !!
5. Teori Hukum Alam
Hukum alam bukan merupakan buatan negara tapi merupakan kekuasaan alam yang berlaku di
setiap tempat dan waktu.
C. Pendekatan Faktual
Adalah pendekatan yang didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang benar-benar terjadi yang
diungkapkan dalam sejarah.
Unsur terbentuknya Negara dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu unsur konstitutif dan
unsur deklaratif.
1. Unsur konstitutif adalah unsur yang mutlak harus ada di saat Negara tersebut didirikan seperti
rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat.
2. Unsur deklaratif adalah unsur yang tidak harus ada di saat Negara tersebut berdiri tetapi boleh
dipenuhi setelah Negara tersebut berdiri, misalnya pengakuan dari Negara lain.
UNSUR KONSTITUTIF
1. Unsur Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang secara nyata berada dalam wilayah suatu Negara yang
tunduk dan patuh terhadap peraturan Negara tersebut.
Rakyat dibedakan menjadi dua macam yaitu penduduk dan bukan penduduk.
1. Penduduk adalah orang yang berdomisili secara tetap dalam wilayah suatu Negara dalam
jangka waktu yang lama. Penduduk terdiri dari WNI dan WNA (pekerja asing yang tinggal
menetap di Indonesia). Penduduk juga dibedakan menjadi warga Negara dan bukan warga
Negara. Warga Negara adalah orang yang secara syah menurut hukum menjadi warga Negara,
yaitu penduduk asli dan WNI keturunan asing. Bukan warga Negara adalah orang yang
menurut hukum tidak menjadi warga suatu Negara atau WNA.
2. Bukan penduduk adalah mereka yang berada di wilayah suatu Negara tidak secara menetap
atau tionggal untuk sementara waktu. Contoh: turis asing yang sedang berlibur.
2. Unsur Wilayah
Wilayah adalah unsurr mutlak suatu Negara yang terdiri dari daratan, lautan, dan udara dan
terkadang suatu Negara hanya memiliki daratan dan udara saja karena Negara tersebtu terletak di
tengah benua jadi tidak memiliki lautan atau pantai. Indonesia memiliki ketiga wilayah tersebut.
Wilayah Daratan
Batas wilayah daratan suatu Negara dengan Negara lain dapat berupa:
Ada dua konsep dasar mengenai batas wilayah lautan, yaitu :
Res nullius, yaitu laut dapat diambil dan dimiliki oleh setiap Negara.
Res communis adalah laut adalah milik masyarakat dunia, sehingga tidak dapat diambil atau
dimilliki oleh suatu Negara.
Pada tanggal 10 Desember 1982, PBB menyeenggarakan konferensi Hukum Laut
Internasional III di Montigo Bay (Jamaika) yang bernama UNCLOS (United Nations Conference on
The Law of The Sea) ditandatangani 119 negara peserta, menetapkan tentang batas lautan suatu
Negara, yang terdiri dari :
Laut teritorial, adalah lebarnya 12 mil yang diukur dari pulau terluar suatu Negara disaat air
laut surut.
Zona bersebelahan, adalah wilayah laut yang lebarnya 12 mil dari laut teritorial suatu Negara
berarti lebarnya 24 mil laut dari pantai.
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), adalah wilayah laut suatu Negara yang lebarnya 200 mil ke
laut bebas, di zona ini negar tersebut berhak mengelola, dan menggali segala kekayaan alam
untuk kegiatan ekonomi Negara tersebut. Di wilayah ini Negara tersebut berhak menangkap
nelayan asing yang menangkap ikan.
Landas kontinen, adalah daratan di bawah permukaan laut di luar laut teritorial dengan
kedalaman 200 m atau lebih.
Landas benua, adalah wilayah laut suatu Negara yang lebarnya lebih 200 mil. Di zona ini
Negara boleh mengelola kekayaan dengan syarat membagi keuntungan dengan masyarakat
internasional
Wilayah Udara
Menurut UU No. 20 tahun 1982, dinyatakan bahwa batas wilayah kedaulatan dirgantara
suatu Negara yang termasuk orbit geostasioner adalah 35.761 km. Menurut konvensi paris tahun
1919 Negara merdeka dan berdaulat berhak mengadakan eksplorasi di wilayah udaranya untuk
kepentingan radio, satelit, dan penerbangan.
Teori udara bebas ada dua yaitu aliran kebebasan ruang udara tanpa batas dan aliran
kebebasan udara terbatas.
Teori Negara berdaulat di udara, yaitu teori keamanan untuk menjaga keamanan suatu
Negara.
Wilayah Ekstrateritorial
Wilayah ekstrateritorial adalah wilayah suatu Negara yang berada di luar wilayah Negara itu
atau wilayah Negara tersebut berada di wilayah Negara lain, seperti daerah perwakilan diplomatik di
suatu Negara dan kapal asing yang berlayar di laut bebas dengan berbendera suatu Negara.
1. Asli artinya kedaulatan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi.
2. Permanen artinya kekuasaan itu tetap ada selama Negara tetap berdiri.
3. Tunggal atau bulat artinya kekuasaan itu merupakan satu-satunya kekuasaan tertinggi dalam
Negara yang tidak dibagi-bagi kelembaga Negara lainnya.
4. Tidak terbatas artinya kekuasaan itu tidak dibatasi oleh kekuasaan lain. Bila ada yang
membatasi maka kekuasaan itu akan lenyap.
1. Berdaulat keluar artinya memiliki kedudukan sederajat dengan Negara-negara lain, sehingga
bebas dari campur tangan Negara-lain.
2. Berdaulat ke dalam artinya berwibawa, berwenang menentukan dan menegakkan hokum atas
warga dan wilayah negaranya.
UNSUR DEKLARATIF
Pengakuan dari negara lain ada dua jenis yaitu secara de facto dan de jure.
1. De facto adalah pengakuan atas fakta adanya suatu Negara telah terbentuk berdasarkan adanya
rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat.
Contoh pertama Belanda tidak mengakui Indonesia merdeka 17 Agustus 1945, seharusnya
Indonesia diserahkan kepada Belanda karena kemerdekaan Indonesia bertentangan dengan
hokum Internasional menurut Belanda, namun dalam usaha ini Belanda mengadakan
perundingan dengan pihak Indonesia, itu artinya Belanda telah mengakui keberadaan Negara
Indonesia secara de facto.
Contoh kedua disaat Inggris mau melucuti sisa tentara Jepang yang ada di Indonesia pada
akhir perang Dunia ke II pemerintah Inggris mengadakan perundingan dan kerjasama dengan
Republik Indonesia.
1. De facto bersifat tetap adalah pengakuan dari Negara lain terhadap suatu Negara yang
hanya menimbulkan hubungan di bidang perdagangan dan ekonomi.
2. De facto bersifat sementara adalah pengakuan dari Negara lain tanpa melihat
perkembangan Negara tersebut. Bila Negara tersebut bubar maka Negara lain akan
menarik pengakuannya.
2. De jure adalah pengakuan berdasarkan pernyataan resmi menurut hukum internasional, sehingga
suatu Negara mendapatkan hak-hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga nagsa-bangsa di
dunia.
Contoh Belanda mengakui Republik Indonesia secara de jure pada tanggal 27 Desember 1947,
Mesir mengakui Indonesia secara de jure tanggal 10 Juni 1947.
1. De jure bersifat tetap adalah pengakuan dari Negara lain yang berlaku selamanya karena
kenyataan menunjukkan pemerintahan yang stabil.
2. De jure bersifat penuh adalah taerjadinya hubungan antar Negara yang mengakui dan diakui
dalam hubungan dagang, ekonomi, dan diplomatik. Negara yang mengakui berhak membuka
konsulat, kedutaan di Negara yang diakui.
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang dibentuk berdasarkan semangat
kebangsaan (nasionlisme) oleh bangsa Indonesia yang bertujuan melindungi segenap bangsa dan
seluruh tampah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
1. Individualisme/ Liberalisme : menjaga keamanan dan ketertiban agar hak dan kebebasan individu
terjamin.
2. Negara hukum murni : menjaga dan menciptakan keamanan dan ketertiban.
3. Welfare state : tidak hanya menciptakan ketertiban saja tetapi secara aktif mewujudkan
kesejahteraan rakyatnya.
4. Komunisme : mebagai alat penindas/pemaksa dari kelas ekonomi yang kuat terhadap kelas
lainnya yang lebih lemah.
5. Anarkhisme : mewujudkan masyarakat yang bebas tanpa organisasi paksaan. Kaum anarkhis
tidak memerlukan negara dan pemerintah, sehingga fungsi negara dan pemerintah dilaksanakan oleh
kelompok yang dibentuk secara sukarela tanpa alat paksaan, polisi, hukum serta pengadilan.
BAB 2
FUNGSI DAN PERAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA
DAN BERNEGARA
h. Pancasila Sebagai Cita-cita dan Tujuan yang Ingin Dicapai Bangsa Indonesia
Tujuan bangsa Indonesia adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila. Dalam hal ini hendak diwujudkan oleh bangsa Indonesia adalah masyarakat yang adil dan
makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dalam wadah NKRI yang
merdeka, bersatu,berdaulatan rakyat dalam suasana peri-kehidupan bangsa yang aman,
tenteram,tertib dan dinamis,serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka,bersahabat dan
tentram. “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa …” pada kutipan alenia dapat disimpulkan
bahwa tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia adalah.
1. Untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Republik Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Melindungi segenap bangsa artinya adalah
pemerintah berupaya untuk melindungi seluruh bangsanya, dari segi internal maupun eksternal.
2. Tujuan nasional bangsa yang kedua adalah memajukan kesejateraan umum/bersama. Negara
Indonesia menginginkan situasi dan kondisi rakyat yang bahagia, makmur, adil, dan sentosa.
3. Tujuan Indonesia menurut UUD 1945 yang ketiga adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sebuah bangsa akan maju bila didukung oleh rakyatnya yang memiliki pengetahuan luas, pintar, dan
intelek.
4. Tujuan nasional Indonesia yang terakhir adalah ikut berperan aktif dan ikut serta dalam
melaksanakan ketertiban dunia yang berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi dan kedilan
sosial.
BAB 3
NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KERANGKA PRAKTIK
PENYELENGGARAAN KEKUASAAN NEGARA
4. Nilai Pancasila
Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 merupakan landasan bangsa
Indonesia yang mengandung tiga tata nilai utama, yaitu dimensi spiritual, dimensi kultural, dan
dimensi institusional. Dimensi spiritual mengandung makna bahwa Pancasila mengandung
nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan
keseluruhan nilai dalam falsafah negara.
Dimensi kultural mengandung makna bahwa Pancasila merupakan landasan falsafah negara,
pandangan hidup bernegara, dan sebagai dasar negara. Dimensi institusional mengandung
makna bahwa Pancasila harus sebagai landasan utama untuk mencapai cita-cita dan tujuan
bernegara, dan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Aktualisasi nilai spiritual dalam Pancasila
tergambar dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini berarti bahwa dalam praktik
penyelenggaraan pemerintahan tidak boleh meninggalkan prinsip keimanan dan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Nilai ini menunjukkan adanya pengakuan bahwa manusia,
terutama penyelenggara negara memiliki keterpautan hubungan dengan Sang Penciptanya.
Artinya, di dalam menjalankan tugas sebagai penyelenggara negara tidak hanya dituntut patuh
terhadap peraturan yang berkaitan dengan tugasnya, tetapi juga harus dilandasi oleh satu
pertanggungjawaban kelak kepada Tuhannya di dalam pelaksanaan tugasnya. Hubungan antara
manusia dan Tuhan yang tercermin dalam sila pertama sesungguhnya dapat memberikan
rambu-rambu agar tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran, terutama ketika seseorang harus
melakukan korupsi atau penyelewengan harta negara lainnya dan perilaku negatif lainnya. Nilai
spiritual inilah yang tidak ada dalam doktrin good governance yang selama ini menjadi panduan
dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Nilai spiritual dalam Pancasila ini
sekaligus menjadi nilai yang seharusnya dapat teraktualisasi dalam tata kelola pemerintahan.
Dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan, nilai falsafah termanifestasikan di setiap proses
perumusan kebijakan dan implementasinya. Nilai Pancasila harus dipandang sebagai satu
kesatuan utuh di setiap praktik penyelenggaraan pemerintahan khususnya dalam memberikan
pelayanan lepada masyarakat agar tidak terjadi perlakuan yang sewenang dan diskriminatif.
Selain itu, nilai spiritualitas menjadi pemandu bagi penyelenggaraan pemerintahan agar tidak
melakukan aktivitas-aktivitas di luar kewenangan dan ketentuan yang sudah digariskan.
BAB 4
KETENTUAN UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIC
INDONESIA TAHUN 1945 YANG MENGATUR TENTANG WILAYAH,
NEGARA, WARGA NEGARA DAN PENDUDUK, ADAMA DAN
KEPERCAYAAN, SERTA PERTAHANAN DAN KEAMANAN
Daerah atau lingkup yang menunjukan batas-batas suatu negara yang bersangkutan dapat
melaksanakan kekuasaannya, sehingga menjadi tempat berlindung bagi rakyat sekaligus sebagai
tempat bagi pemerintah untuk mengorganisir dan menyelenggarakan pemerintahannya.
Yang termasuk dalam wilayah negara meliputi: Daratan , Lautan , Udara & Ekstrateritorial
Penentuan batas-batas laut dapat kita ketahui dalam bentuk traktat multilateral sebagai berikut.
a. Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
ZEE merupakan wilayah laut dari suatu negara yang batsnya 200 mil laut dari garis pantai. Dalam
wilayah itu, Negara mempunyai hak untuk meggali kekayaan alam dan melakukan kegiatan
ekonomi. negara lain bebas berlayar dan melakukan penerbangan di atas wilayah itu serta bebas
memasang kabel dan pipa di bawah lautan tersebut. negara pantai yang bersangkutan berhak
menagkap nelayan asing yang ketahuan menangkap ikan dalam ZEE-nya.
b. Batas Laut Teritorial
Tiap-tiap negara mempunyai kekuasaan terhadap laut territorial hingga 12 mil dari garis pantai.
c. Batas Zona Bersebelahan
Penentuan batas zona bersebelahan adalah sejauh 12 mil laut di luar batas laut territorial atau 24 mil
lautdari garis pantai. Dalam wilayah ini, negara dapat menindak pihak-pihak yang melakukan
pelanggaran terhadap undang-undang imigrasi, fiscal, dan bea cukai.
d. Batas Landasan Benua
Batas landas benua yaitu sejauh lebih dari 200 mil laut. Dalam wilayah ini, negara dapat melakukan
eksplotasi dari ekplorasi dengan kewajiban membagi keuntungan dengan masyarakat Internasional.
Menurut UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia: Warga negara
adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Warga
negara Indonesia adalah setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau
berdasarkan peraturan pemerintah RI dengan negara lain sebelum undang-undang ini berlaku (UU
Nomor 12 /2006) sudah menjadi warga negara Indonesia.
Pengertian Penduduk
Mereka-mereka yang memang berdomisili atau bertempat tinggal (punya alamat di Indonesia).
Ketentaun Hukum/Pasal yang Mengatur Warga Negara
UUD 1945 perubahan keempat pada Pasal 26.
Pasal 4 UU No.12 tahun 2006, tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Penentuan Status Kewargaraan
Ius Soli. Contoh: Negara Amerika
Ius Sanguinis. Contoh: Negara Eropa dan Asia
Stelsel Aktif = hak opsi
Stelsel pasif = hak repudiasi
Pewarganegaraan
Tata cara bagi orang asing untuk memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia melalui
permohonan.
Berdasarkan ketentuan UU No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia.
Kedudukan Warga Negara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia serta lingkungannya.
Ketentuan/Pasal tentang Agama dan Kepercayaan
Ketentuan tentang agama dan kepercayaan diatur dalam UUD NRI 1945 yang bunyinya
sebagai berikut:
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa (Pasal 29 (1) )
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. (Pasal 29(2))
Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pengajaran,
pekerjaan, kewarganegaraan tempat tinggal wilayah negara dan meninggalkannya, serta
berhak kembali. (Pasal 28E (1))
Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran, sikap,
sesuai hati nuraninya . (Pasal 28E (2))
UU Nomor 3 Tahun 2002, pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan
kedaulatan Negara, keutuhan wilayah Negara Kesataun Republik Indonesia, dan keselamatan
segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Buku putih tannas , pertahanan negara pada hakikatnya merupakan segala upaya pertahanan bersifat
semesta, yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban seluruh
warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidup
bangsa dan negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Kesempatan mengandung makna
pelibatan seluruh rakyat dan segenap sumber daya nasioal, sarana dan prasarana nasional, serta
seluruh wilayah Negara sebagai satu kesatuan pertahanan yang utuh dan menyeluruh.
Ciri pertahanan negara yang bersifat negara:
Kerakyatan mengandung makna bahwa orientasi pertahanan diabdikan oleh dan untuk
kepentingan seluruh rakyat.
Kesemestaan mengandung makna bahwa seluruh sumber daya nasional didayaguanakan bagi
upaya pertahanan.
Kewilayahan merupakan gelar kekuatan pertahanan yang tersebar di seluruh wilayah NKRI
sesuai dengan kondisi geografi sebagai satu kesatuan pertahanan.
Dikemukakan juga bahwa penyelenggaraan pertahanan negara adalah segala kegiatan untuk
melaksanakan kebijakan pertahanan negara dengan komponen utamanya Tentara Nasional
Indonesia, dibantu komponen cadangan dan komponen pendukung dengan cara memanfaatkan
sumber daya nasional yang meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya
buatan.
BAB 5
SISTEM POLITIK DI INDONESIA
Bentuk perwujudan hak dan wewenang warga Indonesia dalam demokrasi Pancasila, antara lain
sebagai berikut :
a. Menadi anggota / pengurus ormas atau orpol sesuai dengan pasal 28 UUD 1945.
b. Memperoleh pendidikand an ikut menangani serta mengembangkan pendidikan sesuai
dengan pasal 31 UUD 1945.
c. Ikut aktif dalam kegiatan koperasi dan kegiatan ekonomi sesuai dengan pasal 33 UUD
1945.
B. Dengan demikian setiap warga negara Indonesia harus ikut bertanggung jawab dalam
pelaksanaan dan pengembangan demokrasi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
C. Proses Politik Di Indonesia
Sejarah Sistem politik Indonesia dilihat dari proses politiknya bisa dilihat dari masa-masa
berikut ini:
- Masa prakolonial
- Masa kolonial (penjajahan)
- Masa Demokrasi Liberal
- Masa Demokrasi terpimpin
- Masa Demokrasi Pancasila
- Masa Reformasi
Masing-masing masa tersebut kemudian dianalisis secara sistematis dari aspek :
- Penyaluran tuntutan
- Pemeliharaan nilai
- Kapabilitas
- Integrasi vertical
- Integrasi horizontal
- Gaya politik
- Kepemimpinan
- Partisipasi massa
- Keterlibatan militer
- Aparat Negara
- Stabilitas
Bila diuraikan kembali maka diperoleh analisis sebagai berikut :
6. Masa Reformasi
- Penyaluran tuntutan : tinggi dan terpenuhi
- Pemeliharaan nilai : Penghormatan HAM tinggi
- Kapabilitas : disesuaikan dengan Otonomi daerah
- Integrasi vertikal : dua arah, atas bawah dan bawah atas
- Integrasi horizontal : nampak, muncul kebebasan (euforia)
- Gaya politik : pragmatik
- Kepemimpinan : sipil, purnawiranan, politisi
- Partisipasi massa : tinggi
- Keterlibatan militer : dibatasi
- Aparat negara : harus loyal kepada negara bukan pemerintah
- Stabilitas : instabil
MODUL
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
KELAS X
SEMESTER GANJIL
SMK NEGERI 1 TEJAKULA