Anda di halaman 1dari 13

ETIKA PROFESI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu


pada Mata Kuliah Etika Profesi
CATATAN

Disusun Oleh :

Nama : Indra Trisna Wijaya


Nim : D412111004

PROGRAM STUDI D4
TEKNIK OTOMASI
INDUSTRI POLITEKNIK
TEDC BANDUNG
2023
Bab 1
Bangsa Dan Negara

A. Pengertian Bangsa
Bangsa merupakan kelompok manusia dengan kesamaan asal, keturunan, adat, bahasa,
dan sejarah. Ada dua pengertian utama dari bangsa:
a. Etnis Merupakan kelompok berdasarkan kesamaan ciri jasmani dan asal-usul.
Sering disamakan dengan ras atau keturunan.
b. Kultural Merupakan Kelompok yang berbagi kebudayaan yang sama, termasuk
bahasa, aksara, dan adat istiadat.
c. Bangsa dalam arti politis adalah kelompok manusia yang mendukung organisasi
kekuasaan tanpa mempertimbangkan asal-usul keturunannya.

Ada berbagai pendapat pakar mengenai pengertian bangsa:

- Ernest Renan
Bangsa dibentuk karena keinginan hidup bersama dengan perasaan setia kawan.

- Otto Bauer
Bangsa terdiri dari individu dengan persamaan karakter yang muncul dari
persamaan nasib.
- F. Ratzel
Bangsa dibentuk oleh hasrat bersatu yang muncul dari rasa kesatuan antara
manusia dan tempat tinggalnya.
- Hans Kohn
Bangsa adalah hasil dari tenaga hidup manusia sepanjang sejarah dan terdiri dari
berbagai unsur yang membedakannya dengan bangsa lain, seperti keturunan,
bahasa, politik, dan agama.
- Jalobsen dan Lipman
Bangsa adalah kesatuan budaya dan politik.

B. Pengertian Umum Negara


"Negara" dalam konteks ilmu kenegaraan di Indonesia diambil dari berbagai istilah
seperti state, staat, etat, dan Lo Stato. Istilah ini berasal dari abad ke-15, diambil dari Latin
"Status" yang berarti keadaan yang tetap atau sesuatu yang bersifat tetap dan tegak.
1. Definisi Negara
 Prof. Dr. J.H.A Logemann
Negara adalah organisasi kekuasaan atau kewibaan.
 Prof. R. Djokosoetono, S.H
Negara adalah organisasi manusia yang berada di bawah satu pemerintahan
yang sama.
 G. Pringgodigdo, S.H
Negara adalah organisasi kekuasaan yang harus memenuhi persyaratan
seperti adanya pemerintahan yang berdaulat, wilayah tertentu, dan rakyat
yang hidup teratur membentuk bangsa.

2. Pengertian Negara
Menurut Prof. Mr. L.J. van Apeldoorn istilah Negara sebagai "penguasa":
Menyatakan orang-orang yang melakukan kekuasaan tertinggi atas suatu
persekutuan rakyat di suatu daerah.
 Istilah Negara sebagai "persekutuan rakyat" Menyatakan bangsa yang
hidup di suatu daerah di bawah kekuasaan tertinggi dengan kaidah hukum
yang sama.
 Istilah Negara sebagai "wilayah tertentu" Menyatakan daerah di mana
bangsa hidup di bawah kekuasaan tertinggi.
 Istilah Negara sebagai "kas negara atau fiscus" Menyatakan harta yang
dipegang oleh penguasa untuk kepentingan umum.
Negara sebagai Organisasi Kekuasaan Tertinggi yang sah dan di taati Rakyat:

 Menurut ‘’Logemann’’ negara adalah organisasi kekuasaan yang


menyatukan kelompok manusia menjadi bangsa. Negara memiliki tugas
untuk memaksakan kehendaknya. Organisasi kekuasaan adalah unsur
primer dari negara, sementara bangsa adalah unsur sekunder.
 Negara sebagai organisasi politik Menurut **Roger H. Sultau**: Negara
adalah wewenang yang mengatur masalah-masalah bersama atas nama
masyarakat dan merupakan sarana untuk mewujudkan kesejahteraan serta
menyelesaikan konflik dalam masyarakat.Menurut Max Weber Negara
adalah masyarakat yang memiliki monopoli dalam penggunaan kekerasan
fisik secara sah. Kewenangannya untuk memonopoli kekerasan fisik
biasanya dibatasi oleh konstitusi.
 Negara sebagai organisasi kesusilaan Menurut Hegel Negara adalah
organisasi kesusilaan yang timbul dari perpaduan antara individu dan
Negara. Negara memiliki tanggung jawab menjaga kemerdekaan dan
ketertiban individu, memastikan tidak ada konflik kepentingan antar
individu.
3. Unsur-unsur terbentuknya negara
a. Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang menjadi penghuni suatu Negara Terdiri
Penduduk Orang yang telah memenuhi persyaratan hukum dan berniat menetap di
suatu negara.Bukan Penduduk Orang yang berada di wilayah negara namun tanpa
niat menetap, contoh: turis. Warga Negara Mereka yang diakui secara hukum
sebagai warga negara tertentu. Bukan Warga Negara Orang asing atau Warga
Negara Asing (WNA).
b. Wilayah Negara
Setiap negara memiliki wilayah tertentu dimana kekuasannya berlaku, yang
meliputi:

- Wilayah Daratan yaitu Batas wilayah daratan yang didefinisikan oleh batas
dengan negara lain.
- Wilayah Lautan/Maritim Yaitu Seluruh perairan laut dengan batasan yang
ditentukan menurut hukum internasional.
- Wilayah Udara/Dirgantara yaitu Area di atas daratan dan lautan negara yang
bersangkutan.

C. Bentuk Negara, Sistem Kekuasaan dan Sistem Pemerintahan


Negara dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk utama:
1. Negara Kesatuan (Unitaris)
Negara dengan satu Pemerintah Pusat yang berdaulat. Ada dua jenis
pelaksanaannya:
a. Sistem Sentralisasi**: Seluruh urusan negara diatur dan dikelola oleh
Pemerintah Pusat, sementara daerah-daerah hanya melaksanakannya.
b. Sistem Desentralisasi**: Kepala daerah diberikan otoritas untuk mengurus
urusan lokalnya, dikenal sebagai otonomi daerah atau swatantra.
2. Negara Serikat (Federasi)
Negara Serikat adalah gabungan dari beberapa negara bagian yang awalnya
berdaulat dan mandiri. Setelah bergabung, negara-negara bagian tersebut
menyerahkan sebagian kekuasaannya ke Negara Federasi secara limitatif. Dalam
struktur federasi, kekuasaan tertentu seperti hubungan luar negeri, pertahanan,
keuangan, dan urusan pos biasanya berada di tangan pemerintah pusat.
3. Sistem Kekuasaan
a. Negara Kerajaan
Negara di mana kepala negara (seperti raja atau kaisar) mendapatkan jabatan
melalui sistem pewarisan. Contoh: Jepang.
b. Negara Republik Negara di mana kepala negara (seperti presiden) dipilih,
biasanya melalui pemilihan langsung oleh rakyat. Contoh: Indonesia.
4. Sistem Pemerintahan
a. Pemerintahan Parlementer
Sistem yang memberikan peran utama kepada parlemen dalam menjalankan
pemerintahan. Kepala negara dan kepala pemerintahan adalah dua entitas
berbeda (misalnya, Raja/Presiden sebagai kepala negara dan Perdana Menteri
sebagai kepala pemerintahan).
b. Pemerintahan Presidensia
Sistem di mana kekuasaan eksekutif berada di tangan presiden. Dalam sistem
ini, Presiden berfungsi sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
D. Landasan Pokok Negara Indonesia

1. Pancasila
Pancasila merupakan ideologi dan dasar negara Indonesia yang tercermin dalam setiap
aspek kehidupan bangsa, termasuk dalam bidang ketatanegaraan, politik, ekonomi,
kebudayaan, dan pertahanan keamanan.
2. Proklamasi 17 Agustus
Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia adalah titik balik tekad bangsa untuk
merdeka setelah berabad-abad lamanya berada di bawah penjajahan. Dari perspektif
hukum, proklamasi menyatakan penghapusan hukum kolonial dan penggantiannya dengan
hukum nasional. Dari sudut pandang ideologi, proklamasi menandai pembebasan bangsa
Indonesia dari penjajahan dan pendirian negara yang bebas, merdeka, dan berdaulat penuh.
3. UUD 1945
UUD 1945 mencerminkan tujuan dan cita-cita proklamasi. Terdiri dari pembukaan
dan batang tubuh UUD. Pembukaan UUD 1945 merumuskan lima sila Pancasila sebagai
dasar filosofis negara Republik Indonesia (RI). Tujuan negara, seperti yang dinyatakan
dalam Pembukaan UUD 1945, meliputi perlindungan bangsa, peningkatan kesejahteraan
umum, pencerdasan bangsa, dan partisipasi dalam menciptakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Bab 2
HAK ASASI MANUSIA, HAK
DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

A. Pengertian Hak Asasi Manusia

Pengertian Hak Asasi Manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada setiap manusia
sejak lahir sebagai anugerah Tuhan. Hak asasi manusia harus dihormati, dijunjung tinggi,
dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap individu, untuk menjaga
martabat dan kehormatan manusia.

Hak asasi manusia mencakup kebebasan memeluk agama serta kesetaraan derajat dan
martabat semua manusia tanpa memandang perbedaan ras, agama, suku, bahasa, dll. Hak
asasi manusia juga memiliki dasar dalam kodrat manusia yang sama-sama martabat, serta
sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan yang sama.

Pengakuan terhadap HAM memiliki dua landasan, sebagai berikut:


a) Landasan yang langsung dan pertama, yakni kodrat manusia Kodrat manusia adalah
sama derajat dan martabatnya. Semua manusia adalah sederajat tanpa membedakan
ras, agama, suku bahasa dan sebagainya

b) Landasan yang kedua dan yang lebih dalam Tuhan menciptakan manusia Semua
manusia adalah makhluk dari pencipta yang sama yaitu Tuhan yang maha esa karna ini
di hadapan tuhan manusia adalah sama kecuali pada amalnya.

B. Perkembangan Hak Asasi Manusia


Perkembangan Hak Asasi Manusia dimulai pada tahun 1948, ketika Perserikatan Bangsa-
Bangsa merumuskan naskah "Universal Declaration of Human Rights" yang berisi pernyataan
sedunia tentang hak-hak asasi manusia. Deklarasi tersebut dijadikan sebagai standar minimum
untuk menjaga martabat dan hak yang sama bagi semua manusia tanpa terkecuali.
Deklarasi universal tersebut melambangkan komitmen moral dunia internasional pada hak
asasi manusia dan menjadi pedoman bagi negara-negara dalam menegakkan hak asasi manusia.
Dalam perkembangannya, negara-negara yang tergabung dalam berbagai organisasi dan kelompok
regional membuat komitmen mereka dalam menegakan hak Asasi manusia.
Berdasarkan perkembangannya, ada empat generasi hak asasi manusia yang telah
berkembang, Berikut beberapa generasi yang berkembang:

 Generasi pertama adalah Hak Sipil dan Politik yang berfokus pada hak individu
seperti hak hidup, kebebasan, dan kesetaraan di depan hukum.
 Generasi kedua adalah Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya yang menekankan
hak-hak sosial dan ekonomi seperti hak atas pekerjaan, penghasilan yang layak,
kesehatan, pendidikan, dan perumahan.
 Generasi ketiga adalah Hak Perdamaian dan Pembangunan yang
memperjuangkan hak-hak yang berkaitan dengan perdamaian dan kesejahteraan
sosial.
 Generasi keempat adalah Hak Asasi Manusia yang menyoroti peran negara
dalam proses pembangunan dan menjunjung tinggi keadilan sosial.

Generasi keempat mencakup struktural dan kewajiban asasi dalam upayanya untuk
menciptakan tatanan sosial yang adil dan berkeadilan bagi seluruh rakyat. Pemikiran
generasi keempat ini lebih maju dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

C. Hak Asasi Manusia Indonesia Dalam UUD

1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea Pertama Hak Asasi Manusia


sebenarnya sudah tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, bisa
dikatakan bahwa negara Indonesia sendiri sejak masa berdirinya, tidak bisa lepas
dari Hak Asasi Manusia itu sendiri. Hal ini dapat dilihat pada alinea pertama yang
berbunyi Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa
Berdasarkan hal ini, bangsa Indonesia mengakui adanya hak untuk merdeka atau
bebas dari penjajah
2. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea Keempat Pembukaan berbunyi,
"Kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa. Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."
3. Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945 rumusan hak tersebut mencakup hak
dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang tersebar dari Pasal 27
sampai dengan Pasal 34 UUD 1945 namun, rumusan-rumusan dalam konstitusi itu
amat terbatas jumlah dan dirumuskan secara singkat dan dalam garis besarnya saja.
Sampai pada berakhirnya era Orde Baru tahun 1998, pengakuan akan hak Asasi
Manusia di Indonesia Tidak banyak mengalami perkembangan dan tetap
berlandaskan pada rumusan yang ada dalam UUD 1945, yaitu tercantum pada hak
dan kewajiban warga negara. Rumusan baru tentang Hak Asasi Manusia tertuang
dalam Pasal 28 A-J UUD 1945 hasil amandemen pertama tahun 1999.

D. Penegakkan Hak Asasi Manusia Indonesia

Dalam rangka memberikan jaminan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia di


samping dibentuk aturan-aturan hukum, juga dibentuk manusia, kelembagaan yang
menangani masalah yang berkaitan dengan penegakkan Hak Asasi Manusia, antara lain:

1. Komisi Nasional

Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM didirikan berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 5 Tahun 1993 pada tanggal 7 Juni 1993 dan dikukuhkan melalui Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia1. Komnas HAM adalah
lembaga mandiri yang memiliki kedudukan setingkat dengan lembaga negara lainnya
dan bertujuan untuk melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan
mediasi dalam penegakan dan perlindungan Hak Asasi Manusia1.

Komnas HAM memiliki beberapa fungsi, yaitu pemantauan, penelitian, pengkajian,


penyuluhan, mediasi, investigasi, rekonsiliasi, pencegahan, dan penindakan pelanggaran
HAM, serta perlindungan terhadap saksi dan korban pelanggaran HAM. Komnas HAM
bekerja secara independen dan memiliki hak untuk meminta keterangan dari pihak-pihak
yang berkaitan dalam penyelidikan pelanggaran HAM

 Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaa Ha Asasi Manusia


sesuai dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Piagam Perserikatan
Bangsa-Bangsa, serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia,
 Meningkatkan perlindungan dan penegaka Ha AsasManusia guna
perkembangan pribadi manusia Indonesia kemampuannya berpartisipasi dalam
berbagai bidang kehidupan.

2. Pengadilan

Pengadilan Hak Asasi Manusia merupakan pengadilan khusus yang berada di


lingkungan Pengadilan Umum dan berkedudukan di daerah Kabupaten atau Kota
Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia
yang berat. Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus perkara
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat Pengadilan HAM juga berwenang
memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang
dilakukan di luar batas teritorial wilayah negara Republik Indonesia oleh warga negara
Indonesia.

3. Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc

Merupakan pengadilan dibentuk atas usul DPR berdasarkan peristiwa tertentu


dengan Keputusan Presiden untuk memeriksa dan memutuskan perkara pelanggara Ha
Asas Manusia yang berat yang terjadi sebelum diundangkannya Undang-Undang Nomor
26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.

4. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi

Undang-undang Nomor 26 Tahun 2000 menawarkan alternatif pengadilan di luar


Pengadilan Hak Asasi Manusia, seperti Kebenaran dan Rekonsiliasi yang dibentuk
berdasarkan undang-undang, untuk menyelesaikan pelanggaran Hak Asasi Manusia
yang berat.

Selain lembaga-lembaga yang diberi wewenang oleh negara, masyarakat juga dapat
berpartisipasi dalam menegakkan dan melindungi Hak Asasi Manusia melalui lembaga
swadaya masyarakat (LSM). LSM adalah organisasi atau lembaga yang dibentuk oleh
masyarakat dengan tugas khusus dalam perlindungan dan penegakan Hak Asasi
Manusia. LSM ini berfokus pada upaya-upaya penegakan dan perlindungan Hak Asasi
Manusia, seperti melindungi korban HAM, menuntut keadilan, dan lain sebagainya.

Beberapa contoh LSM di Indonesia antara lain Komnas HAM (Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia), LBH (Lembaga Bantuan Hukum), Imp

 KONTRAS (Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan)


 YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia)
 Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM), dan
 Human Right Watch (HRW)
E. Hak dan Kewajiban Warga Negara di Indonesia
1. Hak dan Kewajiban Warga Negara ditinjau dari Unsur-Unsur Dasar Negara
a. Hak Warga Negara

 Hak warg Negara pendekata wilayah untuk menjadikan ruang kehidupan.


 Hak warg Negara dari pendekatan penduduk untuk mendapatkan ruang hidup
dan kehidupan. Pengakuan penghormatan, penghargaan terhadap harkat dan
martabat manusia sebagai insan hamba Tuhan.
 Hak warg Negara dari pendekatan pemerintah untuk mendapatkan perlindungan
hukum.

b. Kewajiban Warga Negara


 Kewajiban warg Negara dari pendekatan wilayah untuk menjaga dan melestarikan ruang
wilayah sebagai hidup dan kehidupan.
 Kewajiban warga Negara dari pendekatan Penduduk untuk memberikan pengakuan
penghormatan penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai insan hamba
Tuhan.
 Kewajiban warga negara dari pendekataan pemerintahan untuk mentaati peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

2. Hak dan Kewajiban Warga Negara ditinjau dari Aspek Kehidupan Nasional

a) Hak-Hak Warga Negara

 Hak-Hak Dalam Lapangan Politik Kemerdekaan dan Berkumpul. mengeluarkan


pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-
undang
 Hak-Hak Dalam Lapangan Ekonomi. Tiap-tiap warga Negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
 Hak-Hak Dalam Lapangan Sosial. Fakir miskin, anak-anak terlantar dipelihara
oleh negara.
 Hak-Hak Dalam Lapangan Kebudayaan Negara. Tiap-tiap warga Negara berhak
mendapatkan pengajaran, pemerintah mengusahakan satu sistem pengajaran
nasional yang diatur dengan Undang-undang.
 Hak-Hak Dalam Kebebasan-Kebebasan Dasar. Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

b) Kewajiban Kewajiban Warga Negara


Disamping hak-hak dari Negara, warga Negara juga berkewajiban terhadap
Negara, antara lain:

 Tiap-tiap warg Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
Negara.
 Kewajiban patuh kepada Undang-Undang termasuk aturan- aturan hukum
yang tertulis dan juga kepada penguasa. Kewajiban membayar pajak bea
dan cukai menurut ketentuan yang ada.
 Kewajiban kepada hukum termasuk aturan-aturan hukum yang tertulis dan
juga kepada penguasa.
3. Hak Dan Kewajiban Warga Negara Sebagai Sosialisasi Bela Negara
Bela Negara adalah upaya seluruh bangsa untuk membela kepentingan nasional
dan menjaga tegaknya Negara serta keutuhan bangsa sesuai dengan filosofi bangsa
dan konstitusi UUD 1945. Konsep Bela Negara selalu disesuaikan dengan bentuk
ancaman yang dihadapi. Bela Negara juga mencakup pemberdayaan masyarakat, di
mana masyarakat turut serta dalam kehidupan nasional. Masyarakat merupakan
komponen dasar dalam suatu negara dan diperlukan dalam menghadapi setiap
ancaman terhadap keutuhan bangsa dan negara.

Ancaman yang dapat muncul di setiap negara dapat berupa ancaman fisik,
seperti invasi dari luar atau pemberontakan bersenjata dari dalam negeri. Ancaman
juga dapat berupa ancaman non-fisik, seperti gejolak sosial yang terjadi baik dari luar
maupun dari dalam negeri akibat ketidakpuasan dengan kondisi yang ada. Bahkan,
ancaman non-fisik ini dapat berkembang menjadi ancaman fisik dengan adanya
gabungan kekuatan dari luar dan dalam negeri. Dalam konsep Bela Negara,
masyarakat memiliki peran penting dalam menjaga dan mempertahankan keutuhan
bangsa dan negara. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat menjadi upaya yang
harus dilakukan agar masyarakat dapat aktif berpartisipasi dalam menjaga negara dan
mendukung ketahanan nasional.
Bab 3
Demokrasi dan Demokratis
A. Pengartian Demokratis

Demokrasi berasal dari kata "demos" yang berarti rakyat dan "kratos" yang berarti
pemerintahan. Ini adalah sistem di mana rakyat berpartisipasi dalam pemerintahan. Di Indonesia,
demokrasi telah berkembang tidak hanya dalam bidang politik, tetapi juga ekonomi, sosial, dan
kebudayaan. Demokrasi Pancasila, yang bersumber dari falsafah hidup bangsa Indonesia,
merupakan bentuk demokrasi yang diterapkan di Indonesia saat ini. Prinsip dasarnya adalah
kedaulatan rakyat sesuai dengan UUD 1945, dan inti dari demokrasi Pancasila terletak pada sila
keempat Pancasila tentang kerakyatan yang dipimpin dengan hikmat kebijaksanaan.
Demokrasi Pancasila menekankan peran rakyat sebagai pelaku utama dalam proses
pengambilan keputusan, memungkinkan mereka menentukan arah kebijakan dan pemimpin
nasional. Namun, dengan pertumbuhan populasi dan perkembangan zaman, penerapan demokrasi
secara langsung menjadi tantangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kapasitas tempat,
kesulitan dalam melaksanakan musyawarah dengan partisipasi besar, kesulitan mencapai
persetujuan bulat, serta kompleksitas masalah nasional yang memerlukan keahlian khusus untuk
penyelesaiannya.

 Tidak ada tempat yang menampung seluruh warga yang jumlahnya cukup banyak.
 Untuk melaksanakan musyawarah dengan baik dengan jumlah yang banyak sulit
dilakukan.
 Hasil persetujuan secara bulat mufakat sulit tercapai, karena sulitnya memungut suara
dari peserta yang hadir.
 Masalah yang dihadapi negara semakin kompleks dan rumit sehingga membutuhkan
orang-orang yang secara khusus berkecimpung dalam penyelesaian masalah tersebut.

Maka untuk menghindari kesulitan seperti di atas dan agar rakyat tetap memegang
kedaulatan tertinggi, dibentuklah badan perwakilan rakyat. Badan inilah yang menjalankan
demokrasi. Namun pada prinsipnya rakyat tetap merupakan pemegang kekuasaan tertinggi sehingga
mulailah dikenal "demokrasi tidak langsung" atau "demokrasi perwakilan". Jadi, demokrasi atas
dasar penyaluran kehendak rakyat ada dua macam, yaitu:

 Demokrasi langsung adalah paham demokrasi yang mengikutsertakan setiap warga


negaranya dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijaksanaan umum dan
undang-undang.
 Demokrasi tidak langsung adalah paham demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem
perwakilan.
Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan dilaksanakan melalui pemilihan
umum di banyak negara modern. Beberapa alasan penerapannya adalah:

 Bertambahnya jumlah penduduk membuat musyawarah langsung menjadi tidak


praktis.
 Meningkatnya kompleksitas masalah di negara tersebut karena banyaknya
kebutuhan dan tantangan yang muncul.
 Kebanyakan warga negara sibuk dengan kehidupan pribadi mereka, sehingga
masalah pemerintahan lebih baik diserahkan kepada individu yang memiliki
keahlian dan minat dalam bidang tersebut..

B. Pengertian Demokrasi Menurut Terminologi


Beberapa definisi demokrasi dari ahli politik adalah:

 Harris Soche
Demokrasi didefinisikan sebagai pemerintahan rakyat di mana kekuasaan melekat pada
rakyat. Rakyat memiliki hak untuk mengatur, mempertahankan, dan melindungi diri
mereka dari paksaan atau penyalahgunaan kekuasaan.

 Henry B. Mayo:
Demokrasi dilihat sebagai sistem politik dimana kebijaksanaan umum ditentukan
oleh mayoritas melalui wakil-wakil yang diawasi oleh rakyat. Pemilihan-pemilihan
dilaksanakan berdasarkan prinsip kesamaan politik dalam suasana yang mendukung
kebebasan politik.

 International Commision for Jurist


Definisi demokrasi menekankan pada hak warga negara untuk membuat keputusan
politik melalui wakil-wakil yang dipilih oleh mereka dalam pemilihan yang bebas.

Anda mungkin juga menyukai