Disusun oleh:
NUR ASIPA
F23122130
KELAS A
2. Bentuk-bentuk Negara
Bentuk negara adalah merupakan batas antara peninjauan secara sosiologis dan
secara yuridis mengenai negara. Peninjauan secara sosiologis yaitu apabila negara
keseluruhan tanpa melihat isinya.Peninjauan secara yuridis yaitu apabila negara
hanya dilihat dari isinya dan strukturnya.
Bentuk Negara Pada Zaman Pertengahan
Bentuk negara Republik dan bentuk negara Kerajaan. Menurut
Duguit,membedakan Negara Republik dengan Kerajaan berdasarkan cara
pengangkatan kepala Negara,jika kepala negara ditunjuk secara
keturunan,maka disebut Monarkhi jika kepala negaranya dipilih disebut
dengan Republik. Menurut Machiavelli,Negara kerajaan pembentukan
menurut kemauan seseorang/orang tertentu sedangkan negara berbentuk
republik kemauan negara berdasarkan hukum dan keinginan banyak
orang.
Bentuk Negara pada Masa Modern Sekarang.
Negara kesatuan adalah bentuk suatu negara yang merdeka dan berdaulat,
dengan satu pemerintahan pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh
daerah. Namun dalam pelaksanaannya, negara kesatuan ini terbagi
kedalam 2 macam sistem pemerintahan yaitu: Sentral dan
Otonomi.Negara Kesatuan,apabila kekuasaan pemerintahan pusat dan
pemerintahan daerah tidak sama dan tidak sederajat.
Negara serikat atau Federasi merupakan bentuk negara gabungan yang
terdiri dari beberapa negara bagian dari sebuah negara serikat. Pada
mulanya negara-negara bagian tersebut merupakan negara yang merdeka,
berdaulat dan berdiri sendiri. Setelah memnggabungkan dengan negara
serikat, dengan sendirinya negara tersebut melepaskan sebagian dari
kekuasaannya dan menyerahkannya kepada Negara Serikat. Penyerahan
kekuasaan dari negaranegara bagian kepada nagara serikat tersebut dikenal
dengan istilah limitatif (satu demui satu) dimana hanya kekuasaan yang
diberikan oleh negara-negara bagian saja (delagated powers) yang menjadi
kekuasaan Negara Serikat. Namun pada perkembangan selanjutnya,
negara serikat mengatur hal yang bersifat strategis seperti kebijakan politik
luar negeri, keamanan dan pertahanan negara.
2.2 AGAMA
1. Definisi Agama
Banyak definisi atau makna dari agama, dari berbagai tokoh dan pengamal
keagamaan. Dari sini maka akan diuraikan terlebih dahulu agama menurut bahasa
dan kemudian agama menurut istilah.
Adapun menurut istilah, agama adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata
kaidah–kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dengan manusia serta
lingkungannya. Agama sebagai sistem– sistem simbol, keyakinan, nilai, perilaku
yang terlambangkan, yang semuanya itu berpusat pada persoalan–persoalan paling
maknawi.
2. Hubungan Negara dan Agama Dalam Tinjauan Politik Islam
Hubungan agama dan negara dalam konteks Islam masih menjadi perdebatan yang
intensif dikalangan para pakar muslim hingga kini. Menurut Azyumardi Azra,
perdebatan itu sudah berlangsung sejak satu abad dan masih berlangsung hingga
kini. menurut Azra, ketegangan perdebatan tentang hubungan agama dan negara
dalam Islam disulut oleh hubungan yang agak canggung antara Islam sebagai agama
(din) dan politik (dawlah).
2.3 Negara Dengan Warga Negara
1. Warga Negara
Definisi warga negara menurut UUD 1945 dalam Pasal 26 yang dikatakan
menjadi warga negara adalah sebagai berikut :
Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orangorang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara.
Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia.
Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-
undang.
Warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa
lainyang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Mengenai
pengertian orang-orang bangsa Indonesia asli ada penafsiran bahwa orang
Indonesia asli adalah golongan-golongan orang-orang yang mendiami Bumi
Nusantara secara turun - temurun sejak zaman tandum.Pengertian warga
Negara secara umum adalah penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan
keturunan, tempat lahir dan sebagainya, yang memiliki kewajiban dan hak
penuh sebagai seorang warga negara dari negara itu.(Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1994 )