Anda di halaman 1dari 25

TUGAS 2

ILMU SOSIAL DASAR

Nama : Anggi Danun Saputro


NPM : 1A113145
Kelas : 4KA36

UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2013-2014
1. Definisi Negara

Definisi Negara dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa


Indonesia) adalah organisasi dalam suatu wilayah
yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan
ditaati oleh rakyat. Pengertian Negara lainnya yang
didefinisikan dalam KBBI adalah kelompok social
yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang
diorganisasi di bawah lembaga politik dan
pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan
politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya. Berikut ini beberapa
definisi Negara menurut para ahli :
1. Prof. Soenarko
Negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu, dimana
kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai souverien (kedaulatan).
2. O. Notohamidjojo
Negara adalah organisasi masyarakat yang bertujuan mengatur dan memelihara
masyarakat tertentu dengan kekuasaannya.
3. Prof. R. Djoko Soetono, SH
Negara adalah organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada dibawah
pemerintahan yang sama.
4. G. Pringgodigdo, SH
Negara adalah organisasi kekuasaan atau organisasi kewibawaan yang
memenuhi persyaratan tertentu yaitu harus ada : Pemerintah yang berdaulat,
wilayah tertentu dan rakyat yang hidup teratur sehingga merupakan suatu nation
(bangsa).
5. Harold J. Laski
Negara adalah persekutuan manusia yang mengikuti – jika perlu dengan
tindakan paksaan – suatu cara hidup tertentu.
6. G. Jellinek
Negara adalah organisasi dari sekelompok manusia yang telah berkediaman di
wilayah tertentu atau dengan kata lain negara merupakan ikatan orang–orang
yang bertempat tinggal di wilayah tertentu yang dilengkapi dengan kekuasaan
untuk memerintah.
7. Plato
Negara adalah persekutuan manusia yang muncul karena adanya keinginan
manusia dalam memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam.

Berikut beberapa pengertian Negara berdasarkan pengelompokannya :

Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 1


a. Pengertian negara ditinjau dari Organisasi Kekuasaan.
Pengertian ini dikemukakan oleh Logemann dan Harold J. Laski. Logemann
menyatakan bahwa negara adalah organisasi kekuasaan yang bertujuan
mengatur masyarakatnya dengan kekuasaannya itu. Negara sebagai
organisasi kekuasaan pada hakekatnya merupakan suatu tata kerja sama
untuk membuat suatu kelompok manusia berbuat atau bersikap sesuai
dengan kehendak negara itu.
b. Pengertian negara ditinjau dari organisasi Politik.
Dari sudut organisasi politik, negara merupakan integrasi dari kekuasaan
politik atau merupakan organisasi pokok dari kekuasaan politik. Sebagai
organisasi politik negara berfungsi sebagai alat dari masyarakat yang
mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan antar manusia dan
sekaligus menertibkan serta mengendalikan gejala–gejala kekuasaan yang
muncul dalam masyarakat. Pandangan tersebut nampak dalam pendapat
Roger H. Soltou dan Robert M Mac Iver. Dalam bukunya “The Modern
State”, Robert M Mac Iver menyatakan : “Negara ialah persekutuan manusia
(asosiasi) yang menyelenggarakan penertiban suatu masyarakat dalam suatu
wilayah berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh pemerintah
yang dilengkapi kekuasaan memaksa”.
Menurut RM Mac Iver, walaupun negara merupakan persekutuan manusia,
akan tetapi mempunyai ciri khas yang dapat digunakan untuk membedakan
antara negara dengan persekutuan manusia yang lainnya. Ciri khas tersebut
adalah : kedualatan dan keanggotaan negara bersifat mengikat dan memaksa.
c. Pengertian negara ditinjau dari Organisasi Kesusilaan.
Menurut Friedrich Hegel : Negara adalah suatu organisasi kesusilaan yang
timbul sebagai sintesa antara kemerdekaan universal dengan kemerdekaan
individu. Negara adalah organisme dimana setiap individu menjelmakan
dirinya, karena merupakan penjelmaan seluruh individu maka negara
memiliki kekuasaan tertinggi sehingga tidak ada kekuasaan lain yang lebih
tinggi dari negara.
d. Pengertian negara ditinjau dari Integritas antara Pemerintah dan
Rakyat.
Menurut Prof. Soepomo, ada 3 teori tentang pengertian negara :
1. Teori Perseorangan (Individualistik)
Negara adalah merupakan sauatu masyarakat hukum yang disusun
berdasarkan perjanjian antar individu yang menjadi anggota
masyarakat. Kegiatan negara diarahkan untuk mewujudkan
kepentingan dan kebebasan pribadi.
2. Teori Golongan (Kelas)
Negara adalah merupakan alat dari suatu golongan (kelas) yang
mempunyai kedudukan ekonomi yang paling kuat untuk menindas
golongan lain yang kedudukan ekonominya lebih lemah.
Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 2
3. Teori Intergralistik (Persatuan)
Negara adalah susunan masyarakat yang integral, yang erat antara
semua golongan, semua bagian dari seluruh anggota masyarakat
merupakan persatuan masyarakat yang organis. Negara integralistik
merupakan negara yang hendak mengatasi paham perseorangan dan
paham golongan dan negara mengutamakan kepentingan umum
sebagai satu kesatuan.

Jadi kesimpulan definisi negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang
kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh
pemerintahan yang berada di wilayah tersebut.

A. Warga Negara

Dahulu istilah warga negara seringkali disebut


hamba atau kawula negara yang dalam bahasa
inggris (object) berarti orang yang memiliki
dan mengabdi kepada pemiliknya. AS Hikam
mendifinisikan bahwa warga negara yang
merupakan terjemahan dari citizenship adalah
anggota dari sebuah komunitas yang
membentuk negara itu sendiri.
Sedangkan Koerniatmanto S, mendefinisikan warga negara dengan anggota
negara. Sebagai anggota negara, seorang warga negara mempunyai kedudukan yang
khusus terhadap negaranya.Ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat
timbal balik terhadap negaranya.
Dalam konteks Indonesia, istilah warga negara (sesuai dengan UUD 1945 pasal
26) dikhususkan untuk bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undang-
undang sebagai warga negara. Dalam pasal 1 UU No. 22/1958 bahwa warga negara
Republik Indonesia adalah orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan/atau
perjanjian-perjanjian dan/atau peraturan-peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17
Agustus 1945 sudah menjadi warga negara Republik Indonesia.
Siapakah sajakah yang Dimaksud dengan Warga Negara?
Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh UU
sebagai warga negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan diberikan Kartu
Tanda Penduduk (KTP), berdasarkan kabupaten atau (khusus DKI Jakarta) Provinsi,
tempat ia terdaftar sebagai penduduk/warga. Kepada orang ini akan diberikan nomor
identitas yang unik (Nomor Induk Kependudukan, NIK) apabila ia telah berusia 17

Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 3


tahun dan mencatatkan diri di kantor pemerintahan. Paspor diberikan oleh negara
kepada warga negaranya sebagai bukti identitas yang bersangkutan dalam tata hukum
internasional.
Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang menjadi
Warga Negara Indonesia (WNI) adalah :
1. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI

3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga
negara asing (WNA), atau sebaliknya

4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang
tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut

5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal
dunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI

6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI

7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh
seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak
tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin

8. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir
tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.

9. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui

10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya
tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya

11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu
WNI, yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan
memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan

12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

Selain itu, diakui pula sebagai WNI bagi:

Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 4


1. Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun dan
belum kawin, diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing
2. Anak WNI yang belum berusia lima tahun, yang diangkat secara sah sebagai
anak oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan

3. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat
tinggal di wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan
Indonesia

4. Anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah
menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI.

B. Tugas Negara

Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk


mengatur hubungan manusia dalam masyarakat, Negara mempunyai 2 tugas utama
yaitu :

1. Mengatur dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat yang


bertentangan satu dengan yang lainnya.
2. Mengatur dan menyatukan kegiatan-kegiatan manusia dan golongan untuk
menciptakan tujuan besama yang disesuaikan dan diarakan pada tujuan Negara.

Tugas Negara / kewajiban negara / fungsi negara secara garis besar sebagai berikut:

A. Melaksanakan Ketertiban
Melaksanakan ketertiban bermakna Negara mengatur ketertiban masyarakat
supaya tercipta kondisi yang stabil juga mencegah bentrokan-bentrokan yang
terjadi dalam masyarakat. Dengan tercipta ketertiban segala kegiatan yang akan
dilakukan oleh warga negara dapat dilaksanakan.
B. Kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya
Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya bermakna negara
berupaya agar masyarakat dapat hidup dan sejahtera, terutama dibidang ekonomi
dan sosial masyarakat. Hal ini juga merupakan salah satu tujuan dibentuknya
sebuah negara. Kesejahteraan dan kemakmuran rakyat sebuah negara dapat
meningktkan rasa patriotisme bangsa dan negara tersebut.
C. Fungsi Pertahanan
Fungsi pertahanan keamanan bermakna Negara berfungsi mempertahankan
kelangsungan hidup suatu bangsa dari setiap ancaman dan gangguan yang
timbul dari dalam maupun datang dari luar negeri. Ancaman dan gangguan
tersebut mungkin berupa serangan (Invasi) dari luar negeri maupun golongan-
golongan dari dalam negeri yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan
bangsa.
Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 5
D. Menegakkan keadilan,
Penegakan keadilan bermakna negara berfungsi menegakkan keadilan bagi
seluruh warganya meliputi seluruh aspek kehidupan (idiologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan hankam). Upaya yang dilakukan antara lain menegakkan
hukum melalui badan-badan peradilan.

C. Sifat Negara

Negara mempunyai sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan


yang dimilikinya dan yang hanya terdapat pada negara saja dan tidak terdapat pada
asosiasi atau organisasi lainnya. Umumnya dianggap bahwa setiap sifat negara
mempunyai sifat memaksa, sifat monopoli, dan sikap mencakup semua.

1. Negara itu bersifat memaksa


Sifat memaksa artinya bahwa negara mempunyai kekuatan fisik secara legal
agar tercapai ketertiban dalam masyarakat dan mencegah timbulnya anarkhi.
Denganditaatinya peraturan perundang-undangan, penertiban dalam kehidupan
bermasyarakatdapat tercapai serta dapat pula mencegah timbulnya anarki. Saran
dalam pencapaian haltersebut tidak luput dari kinerja polisi, tentara yang
bertugas menjaga pertahan dankeamanan serta alat penjamin hukum lainnya.
Organisasi dan asosiasi yang lain dari Negara juga mempunyai aturan-aturan
yang mengikat, akan tetapi aturan-aturan yang dikelurkan oleh Negara lebih
mengikat penduduknya.Dalam masyarakat yang bersifat homogen dan ada
consensus nasional yang kuatmengenai tujuan-tujuan bersama, biasanya sifat
paksaan itu tidak begitu menonjol, akan tetapi di Negara-negara baru yang
kebanyakan belum homogen dan konsensusnasionalnya kurang kuat, sering kalli
sifat paksaan ini akan lebih tampak. Dalam haliinegara demokratis tetap disadari
bahwa paksaan hendaknya dipakai seminimal mungkindan sedapat-dapatnya
dipakai persuasi (menyakinkan). Lagi pula pemakaian paksaansecara ketat,
selain memerlukan organisasi yang ketat, juga memerlukan biaya
yangtinggiContoh sifat memaksa antara lain adalah setiap warga wajib
membayar pajak, menaati peraturan lalu lintas serta peraturan hukum lainnya.
Jika mereka melanggar hokum danketentuan Negara, maka aparat Negara (polisi
dan kejaksaan) dapat memaksa warga Negara untuk tunduk pada hukum, baik
dengan memberikan sanksi pidana maupunkurungan ataupun penjara.
2. Negara memiliki hak monopoli
Monopoli berasal dari kata ³mono´ yang artinya satu dan ³poli´ yang artinya
penguasa, jika sifat monopoli dikaitkan dengan Negara adalah suatu hak tunggal

Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 6


yangdilakukan oleh negara untuk berbuat atau menguasai sesuatu untuk
kepentingan dantujuan bersama. Negara mempunyai monopoli dalam
menetapkan tujuan bersama dalamkehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini
Negara dapat menyatakan bahwa suatu alirankepercayaan atau aliran politik
tertentu dilarang hidup dan disebarkluaskan, oleh karenadianggap bertentangan
dengan tujuan masyarakat dan dapat membahayakan posisi suatukekuasaan.
Misalnya, Pemerintah mencanangkan Indonesia Sehat 2010. Itu berarti Warga
Negara Indonesia harus berpartisipasi agar tercapai.
3. Negara mencakup semuanya
Sifat untuk semua berarti semua peraturan perundang-undangan yang berlaku
(misalnyakeharusan membayar pajak) adalah untuk semua orang tanpa kecuali.
Keadaan demiianmemang perlu, sebab kalu seseorang dibiarkan berada di luar
lingkup aktivitas Negara,maka usaha Negara kea rah tercapainya masyarakat
yang dicita-citakan akan gagal, ataudapat menganggu cita-cita yang telah
tercapai. Lagi pula, menjadi warga negar tidak berdasarkan kemauan sendiri
(involuntary) dan hal ini berbeda dengan asosiasi di manakeanggotaan sukarela.
Misalnya, dalam Pasal 29 ayat 2 UUD 1945 berisi tentangkebebasan memilih
agama. Hal itu berarti, semua Warga Negara Indonesia berhak memilih agama
dan kepercayaannya masing-masing tanpa adanya paksaan. seperti contohya
semua warga negara wajib untuk membayar pajak.

D. Bentuk Negara

Bentuk negara ada dua macam yaitu negara kesatuan dan negara serikat. Bentuk
negara kesatuan memiliki ciri - ciri sebagai berikut :
 Terdapat pemerintah pusat yang memiliki kedaulatan baik ke dalam maupun ke
luar.
 Terdapat satu UUD yang berlaku untuk seluruh wilayah negara.
 Terdapat satu kepala negara atau pemerintahan.
 Terdapat satu badan perwakilan rakyat.
Sedangkan bentuk negara serikat merupakan negara yang terdiri dari beberapa
negara bagian dengan satu pemerintah pusat yang memiliki kedaulatan. Namun tiap
negara bagian punya kedaulatan ke dalam untuk mengatur wilayahnya masing - masing.
Tiap negara bagian punya UUD sendiri, kepala negara, dan badan perwakilan.
Kekuasaan pemerintah pusat menyangkut urusan luar negeri, pertahanan dan keamanan,
keuangan, dan peradilan.

 Negara Kesatuan (Unitaris)


Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk
mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat
memegang kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan
antara pemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara
langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala negara,
Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 7
satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula dengan
pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang memegang wewenang tertinggi
dalam segala aspek pemerintahan. Ciri utama negara kesatuan adalah
supremasi parlemen pusat dan tiadanya badan-badan lain yang berdaulat.
Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan
diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-
perintah dan peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak
berwewenang membuat peraturan-peraturan sendiri dan atau mengurus rumah
tangganya sendiri.

 Negara Serikat (Federasi)


Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara
bagian yang masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian
boleh memiliki konstitusi sendiri, kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan
kabinet sendiri, yang berdaulat dalam negara serikat adalah gabungan negara-
negara bagian yang disebut negara federal.
Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak
bertentangan dengan konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan dengan
negara lain) hanya dapat dilakukan oleh pemerintah federal. Dalam praktik
kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan kepala negara bagian (lazimnya
disebut gubernur negara bagian). Pembagian kekuasaan antara pemerintah
federal dengan negara bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga kegiatan
pemerintah federal adalah hal ikhwal kenegaraan selebihnya (residuary
power).

Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam negara serikat, antara lain:

1. Negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah


federal, dan kekuaasaan yang tidak terinci diserahkan kepada pemerintah negara
bagian. Contoh negara serikat semacam itu antara lain: Amerika Serikat,
Australia, RIS (1949);
2. Negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah
negara bagian, sedangkan sisanya diserahkan kepada pemerintah federal.
Contoh: Kanada dan India;
3. Negara serikat yang memberikan wewenang kepada mahkamah agung federal
dalam menyelesaikan perselisihan di antara pemerintah federal dengan
pemerintah negara bagian. Contoh: Amerika Serikat dan Australia;
4. Negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemen federal dalam
menyelesaikan perselisihan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara
bagian. Contoh: Swiss.

Selain negara serikat, ada pula yang disebut serikat negara (konfederasi). Tiap
negara yang menjadi anggota perserikatan itu ada yang berdaulat penuh, ada pula yang
Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 8
tidak. Perserikatan pada umumnya timbul karena adanya perjanjian berdasarkan
kesamaan politik, hubungan luar negeri, pertahanan dan keamanan atau kepentingan
bersama lainnya.

1. Perserikatan Negara
Perserikatan Negara pada hakikatnya bukanlah negara, melainkan suatu
perserikatan yang beranggotakan negara-negara yang masing-masing
berdaulat. Dalam menjalankan kerjasama di antara para anggotanya,
dibentuklah alat perlengkapan atau badan yang di dalamnya duduk para wakil
dari negara anggota. Contoh Perserikatan Negara yang pernah ada,
Perserikatan Amerika Utara (1776-1787), Negara Belanda (1579-1798),
Jerman (1815-1866).
2. Koloni atau Jajahan
Negara koloni atau jajahan adalah suatu daerah yang dijajah oleh bangsa lain.
Koloni biasanya merupakan bagian dari wilayah negara penjajah. Hampir
semua soal penting negara koloni diatur oleh pemerintah negara penjajah.
Karena terjajah, daerah/ negara jajahan tidak berhak menentukan nasibnya
sendiri. Dewasa ini tidak ada lagi koloni dalam arti sesungguhnya.
3. Trustee (Perwalian)
Negara Perwalian adalah suatu negara yang sesudah Perang Dunia II diurus
oleh beberapa negara di bawah Dewan Perwalian dari PBB. Konsep perwalian
ditekankan kepada negara-negara pelaksana administrasi. Menurut Piagam
PBB, pembentukan sistem perwalian internasional dimaksudkan untuk
mengawasi wilayah-wilayah perwalian yang ditempatkan di bawah PBB
melalui perjanjian-perjanjian tersendiri dengan negara-negara yang
melaksanakan perwalian tersebut.
4. Dominion
Bentuk kenegaraan ini hanya terdapat di dalam lingkungan Kerajaan Inggris.
Negara dominion semula adalah negara jajahan Inggris yang setelah merdeka
dan berdaulat tetap mengakui Raja/ Ratu Inggris sebagai lambang persatuan
mereka. Negara-negara itu tergabung dalam suatu perserikatan bernama “The
British Commonwealth of Nations” (Negara-negara Persemakmuran).
5. Uni
Bentuk kenegaraan Uni adalah gabungan dari dua negara atau lebih yang
merdeka dan berdaulat penuh, memiliki seorang kepala negara yang sama.
Pada umumnya Uni dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1) Uni Riil (Uni Nyata)
Yaitu suatu uni yang terjadi apabila negara-negara anggotanya memiliki
alat perlengkapan negara bersama yang telah ditentukan terlebih dulu.
Perlengkapan negara itu dibentuk untuk mengurus kepentingan bersama.
Uni sengaja dibentuk guna mewujudkan persatuan yang nyata di antara
negara-negara anggotanya. Contoh: Uni Austria – Hungaria (1867-1918),
Uni Swedia – Norwegia (1815-1905), Indonesia – Belanda (1949).
2) Uni Personil
Yaitu suatu uni yang memiliki seorang kepala negara, sedangkan segala
urusan dalam negeri maupun luar negeri diurus sendiri oleh negara-negara

Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 9


anggota. Contoh: Uni Belanda – Luxemburg (1839-1890), Swedia –
Norwegia (1814-1905), Inggris – Skotlandia (1603-1707;. Selain itu ada
yang dikenal dengan nama Uni Ius Generalis, yaitu bentuk gabungan
negara-negara yang tidak memiliki alat perlengkapan bersama. Tujuannya
adalah untuk bekerja sama dalam bidang hubungan luar negeri. Contoh:
Uni Indonesia – Belanda setelah KMB.
6. Protektorat
Sesuai namanya, negara protektorat adalah suatu negara yang ada di bawah
perlindungan negara lain yang lebih kuat. Negara protektorat tidak dianggap
sebagai negara merdeka karena tidak memiliki hak penuh untuk menggunakan
hukum nasionalnya. Contoh: Monaco sebagai protektorat Prancis.
Negara protektorat dibedakan menjadi dua (2) macam, yaitu:
 Protektorat Kolonial, jika urusan hubungan luar negeri, pertahanan dan
sebagian besar urusan dalam negeri yang penting diserahkan kepada negara
pelindung. Negara protektorat semacam ini tidak menjadi subyek hukum
internasional. Contoh: Brunei Darussalam sebelum merdeka adalah negara
protektorat Inggris.
 Protektorat Internasional, jika negara itu merupakan subyek hukum
internasional. Contoh: Mesir sebagai negara protektorat Turki (1917), Zanzibar
sebagai negara protektorat Inggris (1890) dan Albania sebagai negara
protektorat Italia (1936).
7. Mandat
Negara Mandat adalah suatu negara yang semula merupakan jajahan dari
negara yang kalah dalam Perang Dunia I dan diletakkan di bawah perlindungan
suatu negara yang menang perang dengan pengawasan dari Dewan Mandat
LBB. Ketentuan-ketentuan tentang pemerintahan
perwalian ini ditetapkan dalam suatu perjanjian
di Versailles. Contoh: Syria, Lebanon, Palestina
(Daerah Mandat A); Togo dan Kamerun (Daerah
Mandat B); Afrika Barat Daya (Daerah Mandat
C).

E. Hak & Kewajiban Negara

Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada dasarnya merupakan
kewajiban dan hak warga terhadap negara. Beberapa contoh kewajiban negara adalah
kewajiban negara untuk menjamin sistem hukum yang adil, kewajiban negara untuk
menjamin hak asasi warga negara , kewajiban negara untuk mengembangkan sistem
pendidikan nasional untuk rakyat, kewajiban negara memberi jaminan sosial, kewajiban
negara memberi kebebasan beribadah. Beberapa contoh hak negara adalah hak negara
untuk ditaati hukum dan pemerintahan , hak negara untuk dibela, hak negara untuk
menguasai bumi air dan kekeyaan untuk kepentingan rakyat. Dalam deretan pasal-pasal
beserta ayat-ayatnya UUD 1945 secara jelas mencantumkan hak serta kewajiban negara
atas rakyatnya yang secara jelas juga harus dipenuhi melalaui tangan-tangan trias

Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 10


politica ala Monteqeiu. Melalui tangan Legeslatif suara rakyat tersampaikan, melalui
tangan eksekutif kewajiban negara, hak rakyat, dipenuhi, dan di tangan yudikatif aturan-
aturan pelaksanaan hak dan kewajiban di jelaskan. Idealnya begitu, tapi apa daya
sampai sekarang boleh di hitung dengan sebelah tangan sedah berapa jauh negara
menjalankan kewajibannya. Boleh dihitung juga berapa banyak negara menuntut
haknya. Bukan hal yang aneh ketika sebagian rakyat menuntut kembali haknya yang
selama ini telah di berikan kepada negara sebagai jaminan negara akan menjaga serta
menjalankan kewajibannya. Negara sebagai sebuah entitas dimana meliputi sebuah
kawasan yang diakui (kedaulatan), mempunyai pemerintahan, serta mempunyai rakyat.
Rakyat kemudian memberikan sebagian hak-nya kepada negara sebagi ganti negara
akan melindunginya dari setiap mara bahaya. serta berkewajiban untuk mengatur
rakyatnya. Hak-hak rakyat tadi adalah kewajiban bagi sebuah negara. Hak untuk hidup,
hak untuk mendapatkan kerja serta hak-hak untuk mendapatkan pelayanan umu seperti
kesehatan, rumah,dan tentunya hak untuk mendapatkan pendidikan. Semuanya itu harus
mampu dipenuhi oleh negara, karena itulah tanggung jawab negara., kalau hal itu tak
bisa dipenuhi oleh sebuah negara maka tidak bisa disebut sebuah negara.
Dalam UU No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air misalnya, di bagian
menimbang sudah di jelaskan atas nama demokrasi, desentralisasi dan keterbukaan
maka pengolahan sumber daya air, masyarkat dapat berperan penuh. Artinya secara
tidak langsung sekelompok masyarakat atau satu orang, bisa kemudian memiliki sumber
daya air dan menggunakannya untuk kepentingannya sendiri. Padahal di pasal 33 UUD
1945 disebutkan bahwa segala macam sumber daya yang menyangkut kepentingan hajat
hidup orang banyak (air, udara, maupu sumber udara alam lainnya) dikuasai oleh negara
dan digunakan untuk kepentingan umum. Dapat dibayangkan jika nanti kita akan
membeli air yang mengalir di sampin rumah kita, atau bahkan tidak boleh menampung
air hujan karena itu adalah hasil penguapan sebuah danau yang telah dimiliki
sekelompok atau satu orang saja.
Adapun dalam hal kebutuhan pokok kolektif (pelayanan kesehatan, pendidikan,
dan keamanan), semua itu menjadi tanggung jawab negara, bukan tanggung jawab
setiap individu rakyat. Karena itu, tidak selayaknya Pemerintah membebankan
pemenuhan kebutuhan pokok terhadap pelayanan kesehatan, pendidikan, dan keamanan
kepada rakyat; baik pengusaha maupun buruh. Pengusaha tidak selayaknya dibebani
dengan kewajiban untuk menyediakan jaminan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan
keamanan-meskipun ia boleh melakukannya jika mau, apalagi jika itu telah menjadi
bagian dari akadnya dengan buruh. Yang terjadi saat ini, pengusaha justru sering
dibebani oleh beban-beban seperti di atas yang seharusnya menjadi tanggung jawab
Pemerintah.

F. Hak & Kewajiban Warga Negara

Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 11


Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi
terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga
negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi
pada kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam
menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi
lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat
itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk
memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan
antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan
sosial yang berkepanjangan.
Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara
mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan
kewajibannya. Seorang pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan
kewajibannya. Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang
berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat
akan aman sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang.
Apabila masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak akan
pernah merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini. Mereka lebih
memikirkan bagaimana mendapatkan materi daripada memikirkan rakyat, sampai saat
ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan haknya. Oleh karena itu, kita sebagai
warga negara yang berdemokrasi harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan
merubahnya untuk mendapatkan hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita
sebagai rakyat Indonesia.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang
menetapkan bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan
diatur dalam undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat
demokrasi. Pada para pejabat dan pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara dengan
kita. Harus menjunjung bangsa Indonesia ini kepada kehidupan yang lebih baik dan
maju. Yaitu dengan menjalankan hak-hak dan kewajiban dengan seimbang. Dengan
memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang selama ini kurang mendapat kepedulian dan
tidak mendapatkan hak-haknya.
Beberapa Hak Warga Negara Indonesia, antara lain :
1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan” (pasal
27 ayat 2).
2. Hak untuk hidup dan mempertahankan
kehidupan: “setiap orang berhak untuk
hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).

Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 12


3. Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1).
4. Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh, dan Berkembang”
5. Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi
kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)
6. Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal
28C ayat 2).
7. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
8. Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk
tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama,
hak untuk tidak diperbudak,
9. Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).

Beberapa Kewajiban Warga Negara Indonesia, antara lain :


1. Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
berbunyi, segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya.
2. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD
1945 menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara”.
3. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1
mengatakan, Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang
lain.
4. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30
ayat (1) UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”

Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 13


2. Definisi Hukum

Pengertian hukum mungkin tidak begitu


diketahui oleh sebagian orang meskipun kata ini sering didengar dan diucapkan oleh
banyak orang. Pengertian hukumadalah ketentuan-ketentuan yang menjadi peraturan
hidup suatu masyarakat yang bersifat kendalikan, mencegah, mengikat,
memaksa.Dinyatakan atau dianggap sebagai peraturan yang mengikat bagi sebagian
atau seluruh anggota masyarakat tertentu, dengan tujuan untuk mengadakan suatu tata
yang dikehendaki oleh penguasa tersebut.
Dengan kata lain Hukum merupakan serangkaian aturan yang berisi perintah
ataupun larangan yang sifatnya memaksa demi terciptanya suatu kondisi yang aman,
tertib, damai dan tentram,serta terdapat sanksi bagi siapapun yang melanggarnya.Tujuan
darinhukum mempunyai sifat universal seperti ketertiban, ketenteraman, kedamaian,
kesejahteraan dan kebahagiaan dalam tata kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya
hukum maka tiap perkara dapat di selesaikan melaui proses pengadilan dengan prantara
hakim berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku,selain itu Hukum bertujuan untuk
menjaga dan mencegah agar setiap orang tidak dapat menjadi hakim atas dirinya
sendiri. Berikut ini beberapa pengertian hukum menurut para ahli :
1. R. Soeroso SH
Hukum adalah himpunan peraturan yang dibuat oleh yang berwenang dengan
tujuan untuk mengatur tata kehidupan bermasyarakat yang mempunyai ciri
memerintah dan melarang serta mempunyai sifat memaksa dengan menjatuhkan
sanksi hukuman bagi yang melanggarnya.
2. Utrecht
Hukum merupakan himpunan petunjuk hidup – perintah dan larangan yang
mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh
seluruh anggota masyarakat oleh karena itu pelanggaran petunjuk hidup tersebut
dapat menimbulkan tindakan oleh pemerintah/penguasa itu.
3. C.T. Simorangkir, SH dan Woerjono Sastropranoto, SH
Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan
tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-
badan resmi yang berwajib.
4. Tullius Cicerco (Romawi) dala “ De Legibus”

Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 14


Hukum adala hakal tertinggi yang ditanamkan oleh alam dalam diri manusia
untuk menetapkan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan.

A. Sifat Hukum

Agar peraturan hidup kemasyarakatan agar benar-


benar dipatuhi dan di taati sehingga menjadi kaidah
hukum, peraturan hidup kemasyarakata itu harus
memiliki sifat mengatur dan memaksa. Bersifat memaksa
agar orang menaati tata tertib dalam masyarakaty serta memberikan sanksi yang tegas
(berupa hukuman) terhadap siapa yang tidak mau patuh menaatinya. Ia merupakan peraturan-
peraturan hidup kemasyarakatan yang dapat memaksa orang supaya mentaati tata-tertib
dalam masyarakat serta memberikan sanksi yang tegas (berupa hukuman) terhadap siapa saja
yang tidak mematuhinya. Ini harus diadakan bagi sebuah hukum agar kaedah-kaedah hukum
itu dapat ditaati, karena tidak semua orang hendak mentaati kaedah-kaedah hukum itu.
Dengan demikian, hukum itu mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Hukum
itu mengatur tingkah laku manusia dalam bermasyarakat. Hukum itu juga dapat
memaksa tiap-tiap orang untuk mematuhi tata tertib atau peraturan dalam
kemasyarakatan. Sehingga bila terdapat orang yang melanggarnya dapat dikenakan
sanksi yang tegas terhadap siapapun yang tidak menaatinya. Tetapi mungkin banyak
yang bertanya-tanya, mengapa masih banyak orang yang melanggar hukum tetapi tidak
dikenakan sanksi. Kami akan sedikit memberikan penjelasan mengenai hukum yang
berlaku di Indonesia saat ini.
Hukum di Indonesia ini terbentuk atau ada dengan mengadopsi sebagian besar
hukum Belanda. Hukum Belanda sendiri mengadopsi dari hukum di negara Perancis.
Hukum Perancis menjiplak Hukum yang berlaku di zaman Romawi terdahulu. Mungkin
Anda bertanya-tanya mengapa demikian. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari faktor
penjajahan oleh negara lain, yakni berlakulah azas konkordasi. Azas konkordasi adalah
azas yang menyatakan bahwa ketentuan perundang-undangan negara penjajah berlaku
pula di negara yang dijajahnya.
Tetapi bukankah kita telah lepas dari penjajahan Belanda, mengapa kita masih
mengadopsi hukum Belanda. Hal inilah yang sebenarnya menjadi tugas para ahli hukum
di Indonesia. Pendapat kami sementara ini adalah hukum di Indonesia yang mengadopsi
hukum Belanda adalah sebagian besar dari hukum yang ada di Indonesia. Misalnya
KUHPidana, KUHPerdata dan lain-lain. Dapat dikatakan tidaklah mudah untuk
mengubah suatu sistem yang berlaku begitu lama dengan waktu yang singkat. Akan
tetapi kami yakin suatu saat nanti hukum yang berlaku di Indonesia seperti hukum
pidana, perdata, dagang benar-benar dibuat oleh orang Indonesia sendiri.

Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 15


B. Ciri – Ciri Hukum

Hukum memiliki ciri-ciri tersendiri yang


membedakannya dengan yang lain. Misalnya, adanya
perintah atau larangan dan adanya keharusan untuk
mematuhi atau menaati hukum. Hukum sangat
diperlukan dalam kehidupan. Terlebih lagi dalam
kehidupan masyarakat yang majemuk seperti di
Indonesia. Masyarakat yang majemuk terdiri atas bermacam-macam agama, tradisi, adat
istiadat, dan norma. Hukum harus mampu mengatasi keanekaragaman yang terjadi
sehingga penegakan keadilan dapat diwujudkan dalam kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Hukum dibuat untuk mewujudkan tata kehidupan masyarakat yang tenang,
tenteram, dan damai. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran warga negara agar
mematuhi hukum yang berlaku. Kesadaran hukum adalah menaati aturan-aturan hukum
yang berlaku tanpa paksaan dari mana pun. Kesadaran hukum warga negara akan
berkembang dengan baik jika keadilan dalam penerapan hukum itu diutamakan. Dengan
demikian, pentingnya hukum adalah agar tercipta ketenangan dan ketenteraman hidup
dalam berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Menurut Mochtar
Kusumaatmadja, hukum adalah keseluruhan kaidah serta asas yang mengatur pergaulan
hidup dalam masyarakat yang bertujuan memelihara ketertiban serta meliputi lembaga
dan proses guna mewujudkan berlakunya kaidah itu sebagai kenyataan dalam
masyarakat. Melalui ciri yang ada pada hukum, maka setiap orang wajib bertindak
sesuai dengan tata tertib dalam masyarakat. Barang siapa dengan sengaja melanggar
suatu kaidah hukum akan dikenakan sanksi (sebagai akibat pelanggaran kaidah hukum)
yang berupa hukuman. Dari ciri-ciri hukum disebutkan bahwa sanksi terhadap
pelanggaran hukum adalah tegas, maka dari itu setiap orang wajib mentaati hukum, agar
senantiasa tercipta kehidupan yang aman dan damai.Ciri-ciri hukum, diantaranya adalah
:
1. Adanya perintah dan/ atau larangan
Bahwa hukum itu merupakan aturan yang berisi perintah atau larangan yang
ditujukan kepada objek hukum.
2. Perintah dan/ atau larangan itu harus dipatuhi oleh setiap orang.
Bahwa hukum itu harus dipatuhi setiap orang, karena telah menjadi kesepakatan
bersama di dalam kontrak social. Dan bagi objek hukum yang melanggarnya
akan mendapat sanksi berdasarkan hukum yang berlaku.

Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 16


C. Sumber – Sumber Hukum

Sumber Hukum adalah segala sesuatu yang


menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan
yang bersifat memaksa, yaitu apabila dilanggar akan
mengakibatkan timbulnya sanksi yang tegas dan nyata.
Sumber hukum dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi
materiil dan segi formal. Berikut penjelasan sumber hukum dari segi materiil dan segi
formal :
1. Sumber hukum materiil adalah faktor yg turut serta menentukan isi hukum.
Dapat ditinjau dari berbagai sudut misalnya sudut ekonomi, sejarah, sosiologi,
filsafat, agama, dll. Dalam kata lain sumber hukum materil adalah faktor-faktor
masyarakat yang mempengaruhi pembentukan hukum (pengaruh terhadap
pembuat UU, pengaruh terhadap keputusan hakim, dsb). Atau faktor yang ikut
mempengaruhi materi (isi) dari aturan-aturan hukum, atau tempat darimana
materi hukum tiu diambil. Sumber hukum materil ini merupakan faktor yang
membantu pembentukan hukum. Faktor tersebut adalah faktor idiil dan faktor
kemasyarakatan.
 Faktor idiil adalah patokan-patokan yang tetap mengenai keadilan yang
harus ditaati oleh para pembentuk UU ataupun para pembentuk hukum
yang lain dalam melaksanakan tugasnya.
 Faktor kemasyarakatan adalah hal-hal yang benar-benar hidup dalam
masyarakat dan tunduk pada aturan-aturan yang berlaku sebagai petunjuk
hidup masyarakat yang bersangkutan. Contohnya struktur ekonomi,
kebiasaan, adat istiadat, dan lain –lain.
Dalam berbagai kepustakan hukum ditemukan bahwa sumber hukum materil itu
terdiri dari tiga jenis yaitu (van Apeldoorn) :
1. Sumber hukum historis (rechtsbron in historischezin) yaitu tempat kita dapat
menemukan hukumnya dalam sejarah atau dari segi historis. Sumber hukum
ini dibagi menjadi :
a) Sumber hukum yg merupakan tempat dapat ditemukan atau dikenal
hukum secara historis : dokumen-dokumen kuno, lontar, dll.
b) Sumber hukum yg merupakan tempat pembentuk UU mengambil
hukumnya.
2. Sumber hukum sosiologis (rechtsbron in sociologischezin) yaitu Sumber
hukum dalam arti sosiologis yaitu merupakan faktor-faktor yang
menentukan isi hukum positif, seperti misalnya keadaan agama, pandangan
agama, kebudayaan dsb.
3. Sumber hukum filosofis (rechtsbron in filosofischezin) sumber hukum ini
dibagi lebih lanjut menjadi dua :
a) Sumber isi hukum; disini dinyatakan isi hukum asalnya darimana.
Ada tiga pandangan yang mencoba menjawab pertanyaan ini yaitu :
- pandangan theocratis, menurut pandangan ini hukum berasal dari Tuhan
- pandangan hukum kodrat; menurut pandangan ini isi hukum berasal dari
Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 17
akal manusia
- pandangan mazhab hostoris; menurut pandangan isi hukum berasal dari
kesadaran hukum.
b). Sumber kekuatan mengikat dari hukum yaitu mengapa hukum
mempuyai kekuatan mengikat, mengapa kita tunduk pada hukum Sumber
Hukum Formal berlawanan dengan kebiasaan itu dirasakan sebagai
pelanggaran perasaan hukum.
2. Sumber hukum formal
Sumber hukum formal adalah sumber hukum dengan bentuk tertentu yang
merupakan dasar berlakunya hukum secara formal. Jadi sumber hukum formal
merupakan dasar kekuatan mengikatnya peraturan-peraturan agar ditaati oleh
masyarakat maupun oleh penegak hukum. Berikut ini macam-macam sumber
hukum formal :
1. Undang-Undang (statute).
Undang-undang merupakan suatu peraturan negara yang memiliki kekuatan
hukum yang mengikat, diadakan dan dipelihara oleh penguasa negara.
2. Kebiasaan (costum).
Kebiasaan adalah perbuatan manusia yang dilakukan berulang-ulang dan
diterima oleh masyarakat. Sehingga perbuatan-perbuatan yang bertentangan
dengan kebiasaan tersebut dianggap sebagai pelanggaran terhadap perasaan
hukum yang terdapat di masyarakat.
3. Keputusan-keputusan hakim (jurisprudensi).
Kehadiran keputusan hakim atau yurisprudensi sebagai salah satu sumber
hukum di Indonesia dimulai pada masa Hindia Belanda. Pada masa tersebut
yang menjadi peraturan pokok adalah Algemene Bepalingen van Wetgeving
voor Indonesia atau yang disingkat AB. Pasal 23 AB menentukan bahwa
hakim yang menolak untuk menyelesaikan suatu perkara dengan alasan
bahwa peraturan perundangan yang bersangkutan tidak menyebutkan, tidak
jelas atau tidak lengkap, maka ia dapat dituntut untuk dihukum karena
menolak mengadili.
4. Traktat (treaty).
Apabila dua orang sepakat untuk melakukan sesuatu, maka mereka harus
tunduk pada kesepakatan yang telah mereka buat tersebut. Asas ini dikenal
dengan sebutan pacta sunt servanda. Pada tingkat yang lebih tinggi, yakni
tingkat negara asas tersebut juga berlaku. Apabila dua negara melakukan
perjanjian atau traktat, maka seluruh warga kedua negara tersebut harus
mentaati isi traktat tersebut.
5. Pendapat sarjana hukum (doktrin).
Doktrin berkaitan erat dengan jurisprudensi. Dalam memutus sebuah
perkara, hakim seringkali mengutip pendapat para sarjana yang dipandang
memiliki kemampuan dalam persoalan yang ditanganinya. Sehingga doktrin
atau pendapat para sarjana yang ternama mempengaruhi keputusan yang
diambil oleh hakim.

Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 18


3. Peramasalahan

A. Kesamaan Warga Negara Dalam Hukum

Masalah Sanksi Hukuman Antara Warga Kaya


Dan Warga Miskin

Kini hukum bisa dibeli dengan uang, lihat saja


contoh kasus- kasus hukum yang melibatkan pejabat
maupun tokoh masyarakat yang melakukan
pelanggaran hukum seperti kasus korupsi, narkotika
bahkan menghilangkan nyawa seseorang tak jarang mereka diberi hukuman yang
ringan dan tidak sepadan dengan apa yang mereka buat dalam hal pelanggaran hukum,
mereka juga mampu menyewa pengacara untuk meringankan sanksi hukuman yang
diberikan. Berebeda dengan warga yang kurang mampu / miskin apabila mereka
melakuka pelanggaran hukum mereka diberikan sanki yang berat bahkan hukuman
penjara seumur hidup, padahal kesalahan yang mereka buat hanya permasalahan kecil
yang seharusnya dapat diselesaikan secara kekeluargan, selain itu dalam hal bantuan
mereka warga miskin juga tidak ada yang membela / memberi bantuan lantaran tidak
adanya pengacara.
Perbedaan ini tak hanya pada sanksi yang diberikan saja, dulu kita pernah
melihat berita di televisi bahwa lapas tempat para napi yang berasal dari orang kaya
dan pejabat ruang tahanannya mewah seperti apartemen dan 1 ruangan hanya dihuni
oleh 1 napi, ruangan tahanan mewah lantaran telah dilengkapi peralatan seperti kulkas,
lcd tv lengkap dengan home theater bahkan telah dilengkapi dengan sofa sehingga
berbeda dengan ruangan tahanan lapas pada umumnya, mereka khususnya orang kaya
diberikan fasilitas yang mewah lantaran mereka membayar sejumlah uang kepada
petugas lapas tahanan agar tempat para napi pejabat lebih dari layak. Selain itu para
napi dari orang kaya atau pejabat diperlakukan secara manusiawai dan tidak
diperlakukan dengan kekerasan.
Sementara dengan warga miskin mereka yang terkena sanksi hukum
diperlakukan secara tidak manusiawi dan penuh kekerasan, maka tak jarang napi dari
golongan warga miskin meninggal disebabkan kekerasan yang dilakukan petugas napi.
Berbeda dengan napi kaya yang diberikan ruang tahanan yang mewah berbeda pula
dengan napi miskin mereka ditahan dan diberikan ruang tahanan yang isinya dicampur
dengan napi lainya dalam 1 ruangan sehingga sering terjadi pertengkaran antara napi
satu dengan yang lainnya dalam 1 ruang tahana.

Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 19


Tanggapan Mahasiswa Dari

Masalah Sanksi Hukuman Antara Warga Kaya Dan Warga Miskin

Hal ini tentu mencerminkan kurang adilnya hukum yang diberikan antar sesama
warga Negara, padahal kesamaan hukum di dalam agama semuanya sama tidak ada
perbedaan antara hukuman si kaya dan si miskin. Ya begitulah hukum di Negara kita
seperti kata pepatah “ada uang disayang tak da uang ditendang”. Seharusnya juga
hukuman bagi orang kaya juga disamakan dan dibuat perundang undangan mengenai
sanksi hukum antara golongan kaya dan golongan miskin disamakan dan mengenakan
sanksi kepada penugas napi yang bekerja sama dengan napi kaya dalam hal pemberian
fasilitas. Sebaiknya juga dibentuk suatu lembaga pembelaan kasus orang tidak mampu,
hal ini perlu lantaran orang miskin tidak memiliki bantuan dan tidak mampu menyewa
seorang pengacara yang membela mereka dalam sidang, sehingga mereka mudah
sekali terkena hukuman yang berlaku maupun hukuman berat. Padahal seharusnya
bantuan hukum merupakan jasa hukum yang khusus diberikan kepada fakir miskin
yang memerlukan pembelaan secara cuma-cuma, baik di luar maupun di dalam
pengadilan, secara pidana, perdata, dan tata usaha negara, dari seseorang yang mengerti
seluk beluk pembelaan hukum, asas-asas dan kaidah hukum, serta hak asasi manusia.
Selain itu aparat penegak hukum juga harus berani dalam menegakkan
supremasi hukum karena keadilan merupakan hak bagi semua golongan masyarakat
tanpa terkecuali dan jangan sampai uang membutakan mata hati para penegak hukum
hanya karena uang dan kepentingan pribadi. Jika dibiarkan terus menerus maka hukum
di Negara kita jadi tidak optimal dan terkesan tidak tegas mengingat semboyan warga
bahwa Negara Indonesia Negara hukum yang seharusnya menegakan hukum secara
tegas dan tidak membeda bedakan golongan tertentu.

B. Maraknya Pelanggaran Ham Di Indonesia

Kasus Pelanggaran Hukum di Indonesia

Berbagai kasus pelanggaran hukum di kian


hari kian bertambah sehinga tingkat kriminalitas
semakin tinggi. Begitu beragam jenis dan cara
penyelesaiannya. Sebut saja, kasus pelanggaran hukum
terkait dengan masalah perbankan, hak asasi manusia,
penipuan, peredaran narkoba, pembunuhan, dan yang paling besar adalah masalah
Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 20
korupsi. Penyelesaian masalah tersebut membutuhkan kerja keras aparat penegak
hukum. Tidak sedikit pelanggaran hukum yang tidak tuntas diproses oleh penegak
hukum. Hal itu pun mengundang kecurigaan dan prasangka buruk akan kinerja aparat
penegak hukum di Indonesia.
Kasus pelanggaran hukum yang baru ini ialah kasus dul anaknya Ahmad Dhani,
Dul jelas melanggar hukum lantaran berkendara mobil secara ugal-ugalan dan tidak
memiliki sim umurnya pun masih 13 tahun yang seharusnya belum boleh mengendarai
kendaraan roda 4. Selain itu Dul juga menyebakan hilangya nyawa seseorang akibat
kelalalianya sendiri. Kasus ini juga mulai terombang ambing lantaran pelakunya masih
dibawah umur dan mungkin pelakunya juga artis, sehingga aparat masih terkatung-
katung dalam menyeselaikan kasus tersebut.
Beberapa contoh pelanggaran hukum lainnya yang tidak jelas atau terkatung-
katung penyelesaiannya adalah kasus Bank Century, kematian buruh Marsinah tahun
1993 yang melegenda, dan sebagainya. Banyak faktor yang membuat penyelesaian
kasus tersendat atau tidak tuntasnya penanganan pelanggaran hukum oleh aparat
penegak hukum. Hal tersebut dapat disebabkan oleh keterbatasan jumlah dan
profesionalisme aparat. Jumlah pelanggaran hukum yang tidak seimbang dibandingkan
dengan sumber daya manusia (SDM) penegak hukum tentulah akan berdampak pada
penanganan pelanggaran hukum.
Selain itu, tidak semua aparat penegak hukum menjalankan tugas secara
profesional. Sebagian di antaranya memiliki sikap mental yang kurang terpuji. Maka
dari itu, seringkali muncul istilah negatif dalam menyikapi proses penegakan hukum,
seperti ”dipetieskan”, ”tebang pilih”, dan lain-lain.
Di samping itu, sarana dan prasarana pendukung yang masih jauh dari ideal.
Contohnya, keberadaan lembaga pemasyarakatan, baik secara kuantitas maupun
kualitas. Oleh karena itu, seringkali mencuat gurauan jika semua pelaku pelanggaran
hukum ditangani maka lembaga pemasyarakatan tidak akan mampu menampung
mereka. Namun demikian, kita juga cukup berbesar hati melihat semangat lembaga
aparatur penegak hukum seperti kepolisian, kejaksaan, dan kehakiman yang senantiasa
mendengung-dengungkan sikap profesionalisme kepada jajarannya.

Tanggapan Mahasiswa
Beragam Kasus Pelanggaran Hukum di Indonesia

Kita harus memahaminya bersama, bahwa penanganan terhadap pelanggaran


hukum merupakan sebuah proses yang perlu terus menerus ditingkatkan kualitasnya.
Hal ini akan berjalan seiring dengan peningkatan jumlah dan kesejahteraan aparat
penegak hukum. Hal lain yang perlu ditingkatkan adalah pembinaan dan pengawasan
terhadap aparatur penegak hukum dalam menjalankan tugasnya. Pemberian sanksi yang
tegas dan berat harus diambil untuk memberikan efek jera kepada aparat yang
melanggar aturan dalam menjalankan tugas. Sebaliknya, penghargaan wajib diberikan
Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 21
kepada aparat yang berprestasi. Sebaiknya aparat juga dalam menangan kasus
pelanggaran hukum juga tidak tersendat-sendat agar suatu kasus pelanggaran hukum
tidak terombang ambing seperti kasus bank century yang hingga kini belum
terselesaikan dan hilang tanpa kabar. Seharusnya juga aparat tidak membedakan
bedakan seseorang yang melanggar hukum entah itu dari pejabat maupun orang biasa
semuanya diberikan sanksi hukum yang sama, sehingga tidak timbul deskriminasi. Dari
contoh kasus pelanggaran hukum si Dul tersebut juga mungkin sulit untuk diselesaikan
lantaran si pelaku masih dibawah umur walaupun begitu hukuman yang diberikan juga
seharusnya diberikan ke ayahnya yaitu ahmad dhani karena telah membiarkan anaknya
berkendara di jalan raya yang dapat membahayakan orang lain. Tentunya aparat harus
bertindak secara tegas tidak peduli dia artis maupun tokoh masyarakat harus dihukum
seseuai dengan peraturan yang ada dan berlaku.

C. Korupsi

Permasalahan Kasus Korupsi

Banyak kasus korupsi yang sampai sekarang tidak


diketahui ujung pangkalnya. Salah satunya adalah kasus
korupsi yang dilakukan oleh seorang pegawai pajak
golongan IIIA, yang sempat menggegerkan Mabes
Polri, Gayus Tambunan. Keterkejutan semua orang
terhadap apa yang telah dilakukan oleh Gayus
Tambunan adalah suatu hal yang wajar. Karena apabila kita melihat dari statusnya yang
hanyalah seorang pegawai negeri biasa, tetapi memiliki tabungan yang begitu banyak
hingga miliyaran, hal ini menegaskan bahwa seorang Gayus Tambunan pasti telah
melakukan kecurangan yang dapat merugikan Negara dan masyarakat banyak Gayus
kemudian dituntut kepolisian dengan tiga pasal, yakni pasal penggelapan, pencucian
uang, dan korupsi. Namun pada persidangan itu Gayus hanya dituntut dengan pasal
penggelapan, divonis oleh hakim dengan hukuman 1 tahun percobaan, kemudian
dibebaskan. Terdapat berbagai kejanggalan di pengadilan Gayus saat itu, antara lain
soal ancaman hukuman yang ternyata lebih ringan dari ketentuan Undang-Undang. Hal
ini kemudian menjadi pertanyaan penting bagi kita semua. Ada apa dengan negeri ini?
Mengapa korupsi tetap saja dapat berjaya dan bersemayam di tubuh semua lembaga,
bahkan di lembaga yang seharusnya memiliki kewajiban untuk memberantas korupsi itu
sendiri. Ini menjadi tantangan bagi bangsa dan Negara dalam mengatur dan menata
kehidupannya.

Kenapa Banyak Korupsi Terjadi ?

Korupsi sering terjadi lantaran kurang puasnya seorang pegawai maupun pejabat
dengan gaji yang mereka terima sehingga mereka menggelapkan uang demi apa yang
mereka inginkan. Selain itu korupsi juga disebabkan oleh longgarnya peraturan yang
ada pada Negara sehingga mendorong mereka untuk berbuat korupsi karena sanksi
Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 22
hukum yang diberikan kurang berat, lihat saja dari kasus Gayus Tambunan diatas ia
hanya diberi hukuman pidana 1 tahun tidak sesuai apa yang ia perbuat yang telah
merugikan Negara. Korupsi dapat terjadi juga lantaran kurangnya kesadaran individu
dalam hal menjalankan tugas secara bijaksana dan lepas dari tanggung jawab. Korupsi.
Biaya politik menjadi penyebab korupsi, karena kompetisi politik yang tidak fair dan
jujur. Artinya, kampanye politik yang merupakan kemenangan politik, hanya
mengandalkan politik pencitraan (pengukuhan massal kepada publik) bahwa seorang
tokoh adalah hebat, padahal hanya diciptakan agar menjadi hebat, inilah yang menjadi
mahal karena harus membiayai melalui media massa dan media elektronik bahkan tak
sebagaian dari mereka menyogok warga hanya untuk menarik rasa simpati agar terpilih.
Terdesaknya suatu pejabat dalam hal terima suapan karena posisi terancam juga
mendorong mereka untuk melakukan korupsi.

Solusi Mengatasi Korupsi

Korupsi memang sulit dicegah jika tidak kesadaran dari individu itu sendiri,
salah satu pencegahan terjadinya korupsi dengan menciptakan semua aparat hukum
seperti kepolisian, kejaksaan, pengadilan yang bersih, jujur, disiplin, dan
bertanggungjawab serta memiliki komitmen yang tinggi dan berani melakukan
pemberantasan korupsi tanpa memandang status sosial untuk menegakkan hukum dan
keadilan. Ada baiknya para pejabat maupun pegawai yang melakukan korupsi dihukum
puluhan tahunataupun dihukum mati supaya memberikan efek jera karena berbuat
korupsi, karena dari kasus-kasus yang saya baca mereka hanya dikum ringan tidak
setimpal dengan apa yang mereka buat dan sebaiknya untuk tahanan kasus korupsi
diperlakukan sama dengan kasus tahanan lain tidak ada perbedaan istimewa terhadap
tahanan kasus korupsi. Sebaiknya juga baju untuk para tahanan kasus korupsi diberi
slogan saya seorang pencuri uang supaya mereka malua akan perbuatanya karena telah
melakukan korupsi. Menegaskan kepada lembaga KPK untuk lebih makasimal dan
menyelidiki hingga kedalam-dalam dalam menginvestigasi pejabat yang dicurigai
melakukan kasus korupsi dan tidak pandang bulu dalam menyeldiki pejabat yang
dicurigai melakukan tindakan korupsi. Untuk pejabat daerah maupun Negara sebaiknya
alat komunikasi mereka disadap supaya tau apa yang mereka lakukan dalam menerima
suapan maupun menyuap orang lain. Mengedakan bimbingan dan konserling pada
tingkat pendidikan maupun pemerintahan agar tidak korupsi termasuk mengenai akbat
dan sanksi yang diberikan jika melakukan korupsi.

Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 23


DAFTAR PUSTAKA

http://fisipunsil.blogspot.com/2010/04/pengertian-negara.html
http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-kreatif.definisi/pengertian-
negara.html
http://apriadianggisaputra.wordpress.com/2012/10/26/siapa-saja-yang-disebut-warga-
negara-indonesia-dan-bagaimana-cara-memperoleh-kewarganegaraan-ri/
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2160642-tugas-negara-kewajiban-
negara-fungsi/
http://indrahalim.blogspot.com/2011/04/tugas-pkn-hak-dan-kewajiban-negara.html
http://dania-putri.blogspot.com/2011/03/tugas-kewarganegaraan-hak-dan-
kewajiban.html
http://artikata.com/arti-330210-hukum.html
http://syamchalim.wordpress.com/2010/05/30/ciri-ciri-hukum/
http://rian-rifqhy.blogspot.com/2013/04/sumber-sumber-hukum-di-indonesia_23.html
http://www.bisosial.com/2012/11/macam-macam-sumber-hukum.html

Anggi Danun Saputro (1A113145) Page 24

Anda mungkin juga menyukai