Anda di halaman 1dari 30

ILMU NEGARA

HAFIZATUL ULUM,SH.,MH
ORGANISASI KEKUASAAN : J.H.A. Logeman, negara adalah suatu
organisasi kekuasaan yang bertujuan mengatur dan menyeleng-garakan
masyarakat dengan kekuasaan tersebut. Kranenburg, negara adalah
suatu organisasi kekuasaan yg diciptakan oleh sekelompok manusia yg
disebut bangsa.

ORGANISASI POLITIK : Robert Mc. Iver, negara adalah suatu organisasi


politik yang berbeda dengan organisasi lain, karena negara memiliki
kedaulatan tertinggi dan keanggotaannya bersifat mengikat semua
orang.
TINJAUAN
NEGARA
ORGANISASI KESUSILAAN : G.W.F. Hegel, negara adalah suatu organisasi
kesusilaan yang timbul dari sintesa antara kemerdekaan universal dengan
kemerdekaan individual.

INTEGRALISTIK : B. Spinoza, Adam Muller, dan Soepomo, negara mrp


suatu integritas antara pemerintah dengan rakyat. Negara mengatasi
seluruh golongan dalam masyarakat dan merupakan suatu kesatuan yang
organis.
1. Sifat Memaksa (negara memiliki
Sifat mempunyai kekuatan fisik secara legal.
Hakikat
2. Sifat Monopoli (yaitu dalam menetap-
Negara kan tujuan bersama masyarakat.
3. Sifat Mencakup Semua (All-
Embracing), yaitu semua peraturan
perundang-undangan yg berlaku adalah
untuk semua orang tanpa kecuali.

Sifat Hakekat negara berkaitan erat dgn dasar-dasar terbentuk-nya negara,


norma dasar (fundamental norm) yg menjadi tujuan, falsafah hidup yang
ingin diwujudkan, perjalanan sejarah dan tata nilai sosial-budaya yang telah
berkembang di dalam negara.
Terjadinya Negara

Secara Teoritis :
• Teori Ketuhanan (F. J. Stahl, Agustinus, Jean Bodin),
bahwa negara terjadi atas kehendak Tuhan.
• Teori Perjanjian (Thomas Hobbes, John Locke, J.J.
Rouseau, Montesquieu), bahwa negara terbentuk atas
perjanjian antar manusia atau masyarakat (du
Contracts social).
• Teori Kekuasaan (H.J. Laski, Leon Duguit, Karl Marx),
bahwa negara dibentuk oleh kekuasaan yg memaksa,
monopoli dan mencakup semua.
Pertumbuhan Primer dan Sekunder
Terjadinya negara menurut pakar sejarah meliputi primer dan
sekunder. Secara Primer meliputi : Suku – Kerajaan – Negara
(Staat) – Negara Demokrasi (ideal). Sedangkan secara Sekunder,
yaitu meliputi de fakto dan de jure.

Suku/Persekutuan
Masyarakat (genootschaft)

Kerajaan Negara Negara


(Rijk) Nasional Demokrasi
de fakto dan de jure.
De facto berasal dari bahasa Latin yang artinya
“berdasarkan kenyataannya” atau “pada kenyataannya.”
De facto merujuk pada situasi atau keadaan yang ada
dalam kenyataan, meskipun mungkin tidak diakui secara
resmi menurut hukum internasional
Indonesia sendiri mendapat pengakuan de facto sebagai
negara merdeka pada 17 Agustus 1945, saat Proklamasi
Kemerdekaan dibacakan oleh Soekarno dan Hatta.
Meskipun belum semua negara mengakui secara resmi,
banyak yang memberikan pengakuan berdasarkan
kenyataan terhadap kemerdekaan Indonesia.
de fakto dan de jure.
De jure merujuk pada pengakuan resmi suatu status, kedudukan, atau
keadaan oleh pihak yang berwenang menurut hukum dan norma
internasional. Ini berarti bahwa status atau kedudukan yang resmi
diakui secara sah menurut norma-norma hukum yang berlaku.
Pengakuan secara resmi ini berlaku dalam berbagai aspek, termasuk
hubungan diplomatik, ekonomi, perdagangan, dan politik.
Pada Negara Indonesia pengakuan kemerdekaan Indonesia secara de
jure tidak langsung diberikan oleh semua negara. Baru pada tanggal 27
Desember 1949, setelah penandatanganan perjanjian Renville antara
Indonesia dan Belanda, Indonesia secara resmi diakui sebagai negara
merdeka oleh Belanda
Kekuasaan konstitutif adalah kekuasaan untuk mengubah dan menetapkan Undang-
Undang Dasar. Di Indonesia, kekuasaan ini dijalankan oleh salah satu lembaga negara
sebagai bagian dari pelaksana kedaulatan rakyat.
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). MPR merupakan salah satu lembaga negara
yang berkedudukan sama dengan lembaga negara lainnya sebagaimana disebutkan
dalam UUD 1945 pasca amandemen
Dulu, MPR berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara sebagaimana tercantum
dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 sebelum amandemen, yang berbunyi, "Kedaulatan
adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat". Pada saat itu, tepatnya tahun 1972-1998 MPR menjadi puncak dari pelaksana
kedaulatan rakyat.
etelah amandemen, tepatnya pada perubahan yang ketiga, ditetapkan bahwa
kedaulatan rakyat berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-
Undang Dasar. Sementara itu, MPR menjadi lembaga negara yang setara
dengan lembaga lainnya.

Keanggotaan MPR terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang dipilih melalui pemilihan umum
yang selanjutnya diatur dalam undang-undang. Dalam kurun waktu lima tahun
b. Unsur-unsur Terbentuknya Negara

KONSTITUTIF MUTLAK

RAKYAT WILAYAH PEMERINTAH


BERDAULAT

UNSUR-UNSUR
TERBENTUKNYA DEKLARATIF TIDAK
NEGARA MUTLAK

DE FACTO DE JURE
Lanjutan ……………….

Menurut Oppenheimer dan Lauterpacht, suatu negara


harus memenuhi syarat: rakyat yg bersatu, wilayah,
pemerintah yg berdaulat & pengakuan dari negara lain.

Menurut Konvensi Montevideo 1933, negara harus


mempunyai empat unsur konstitutif :
1. Harus ada penghuni (rakyat, penduduk, warga
negara) atau bangsa (staatsvolk) ;
2. Harus ada wilayah atau lingkungan kekuasaan;
3. Harus ada kekuasaan tertinggi (penguasa yg
berdaulat) atau pemerintahan yang berdaulat; dan
4. Kesanggupan berhubungan dgn negara-negara lain.
Rakyat
WARGA NEGARA

RAKYAT PENDUDUK
BUKAN WARGA
NEGARA
BUKAN
PENDUDUK

Secara sosiologis, rakyat adalah sekumpulan manusia


yang dipersatukan oleh rasa persamaan, dan yang
bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.
Secara hukum, rakyat mrp warga negara dlm suatu
negara yg memiliki ikatan hukum dgn pemerintah.
Warga negara indonesia memiliki hak dan
kewajiban

Tinjauan Umum Tentang Rakyat :


• Secara politis, rakyat adalah semua orang yang berada dan
berdiam dalam suatu negara atau menjadi penghuni negara
yang tunduk pada kekuasaan negara itu.
• Secara sosiologis, rakyat adalah sekumpulan manusia yang
dipersatukan oleh rasa persamaan, dan yang bersama-sama
mendiami suatu wilayah tertentu.
• Secara hukum, rakyat merupakan warga negara dalam
suatu negara yg memiliki ikatan hukum dgn pemerintah.
• Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya
diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak
lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya..
• Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi
terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap
warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan
yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga negara yang belum
merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi
karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak
daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup hanya
memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri.
Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan antara hak dan
kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan sosial yang
berkepanjangan.
HAK DAN KEWAAJIBAN WARGA NEGARA :

• 1. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan


warga negara dan negara pada umumnya berupa peranan (role).
• 2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga
negara Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34
UUD 1945.
Hak asasi manusia diatur dalam pasal 27 sampai pasal 34 UUD 1945. Hak
asasi manusia untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan layak, di
mana ayat ini berbunyi “Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak atas kesejahteraan”
Hak Warga Negara Indonesia :
• – Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).
• – Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).
• – Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (pasal 28B
ayat 1).
• – Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
Berkembang”
• – Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak
mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demmeningkatkan kualitas
hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)
• – Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
• – Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang
sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
• – Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di
hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).
Kewajiban Warga Negara Indonesia :

• – Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi : segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
• – Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan : setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam Upaya pembelaan negara”.
• – Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan : Setiap orang wajib
menghormati hak asai manusia orang lain
• – Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat 2
menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.”
• – Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945.
menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.”
Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28,
dan 30, yaitu :

• 1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan
undang-undang.
• 2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat
(2), taip-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
• 3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan,
dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
• 4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan
negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.
Wilayah Daratan
Batas wilayah daratan suatu negara, dapat berupa :
1) Batas Alamiah, dalam bentuk : sungai, danau,
pegunungan, lembah, dan hutan.
2) Batas Buatan, dalam bentuk : pagar tembok, kawat
berduri, tiang tembok, pos penjagaan dan patok.
3) Batas secara Geografis, adanya garis lintang & bujur
dalam bola dunia. Misalnya letak negara Indonesia
secara geografis berada pd lintang 60 LU, 110 LS, 950
BB – 1410 BT.

Daratan Indonesia = 35 % terdiri dari  17508 pulau


besar & kecil, luas = 2.028.087 km2.
Wilayah Lautan

▪ Wilayah lautan berupa : samudra, laut, selat, danau &


sungai dalam batas wilayah negara.
▪ Berpedoman pd Hasil Konferensi Hukum Laut Internasio-nal
III 1982 di Montigo By oleh PBB, yaitu UNCLOS (United
Nations conference on The Law of The Sea).
▪ Ditandatangani tgl 10 Des 1982 oleh 119 negara peserta
(117 negara dan 2 organisasi kebangsaan di dunia).
▪ Sejak 16 Nov 1993 telah diratifikasi oleh 60 negara &
menjadi hukum positif sejak 16 Nov 1994.

Negara yg tidak memiliki lautan (land locked). Negara


yang memiliki wilayah lautan dengan pulau-pulau di
dalamnya (archipelago state).
Negara Republik Indonesia memiliki luas wilayah laut
65% dan panjang pantai 81.000 Km.
Perjuangan Wilayah Laut Indonesia :
❑ Sejak Proklamasi, 3 mil laut yaitu Territoriale Zee En
Maritieme Kringen Ordonantie (TZMKO 1939).
❑ Deklarasi Djuanda 13 Des 1957 (12 mil laut). UU No.
4/Prp Tahun 1960.
❑ Konferensi PBB tentang hukum laut tahun 1958. Ta-hun
1982, dicantumkan asas negara kepulauan da-lam
UNCLOS 82 (United Nations Conference on The Law of
The Sea) Indonesia meratifikasi melalui UU No. 17
Tahun 1985 – 31 Des 1985.
Perjanjian bilateral dan Perjanjian
Multilateral
perjanjian internasional dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu perjanjian
bilateral dan perjanjian multilateral. Perjanjian bilateral adalah perjanjian
yang dibuat oleh dua negara. Sedangkan perjanjian yang dilakukan lebih dari
dua negara yaitu perjanjian multilateral
Salah satu contoh perjanjian multilateral adalah contoh Perjanjian
Multilateral antara negara-negara kawasan ASEAN untuk bidang ekonomi dan
keamanan
jenis traktat yang diadakan oleh dua negara. Contohnya perjanjian
internasional antara Pemerintah Indonesia dengan Cina mengenai dwi-
kewarganegaraan
Traktat multilateral tentang batas laut : Laut
Teritorial (LT)12 mil, Zona Bersebelahan (ZB) 24 mil,
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 200 mil & Landas Benua
(LB) 400 mil.
Wilayah Udara

❖ Pasal 1 Konvensi Paris 1919 menyatakan bahwa


negara-negara merdeka dan berdaulat berhak
mengadakan eksplorasi dan eksploitasi di wila-yah
udaranya.
❖ Konvensi Chicago 1944 (Pasal 1) ” Bahwa setiap negara
mempunyai kedaulatan yg utuh dan ekslusif di ruang
udara di atas wilayahnya”.
❖ Berdasarkan UU Negara Indonesia No. 20 Tahun 1982,
batas wilayah kedaulatan dirgantara ter-masuk orbit
geo-stationer setinggi 35.671 km.
Dua Teori Tentang Konsepsi Wilayah Udara, yaitu :
1. Teori Udara Bebas (Air Freedom Theory)
a. Kebebasan ruang udara tanpa batas (wilayah
udara dapat digunakan oleh siapa pun).
b. Kebebasan udara terbatas (setiap negara berhak
mengambil tindakan tertentu untuk keamanan
dan keselamatannya.
2. Teori Negara Berdaulat di Udara (The Air
Sovereagnty)
a. Teori Keamanan (suatu negara mempunyai
kedaulatan yg diperlukan untuk menjaga
keamanannya.
b. Teori Pengawasan Cooper (Cooper’s Control
Theory), bahwa kedaulatan negara ditentukan
oleh kemampuan negara ybs untuk mengawasi
wilayah diatasnya secara fisik dan ilmiah.
c. Teori Udara (Schacter), bahwa wilayah udara itu
haruslah smp suatu ketinggian di mana udara
masih cukup mampu mengangkat /mengapung-
kan balon dan pesawat udara.
Wilayah Ekstrateritorial

Wilayah ekstrateritorial adalah wilayah suatu negara yang


berada di luar wilayah negara itu. Dasar Konggres Wina
(1815) dan Kongres Aachen (1818).

Daerah ekstrateritorial mencakup :


▪ Daerah perwakilan diplomatik di suatu
negara.
▪ Kapal yang berlayar di bawah bendera
suatu negara.
Pemerintah Yang Berdaulat

Kata kedaulatan atau “daulat” berasal dari kata daulah (Arab)


sovereignity (Inggris), souvereiniteit (Perancis), supremus
(Latin), dan souvranita ((Italia), yang berarti “kekuasaan
tertinggi”.

1. Kedaulatan adalah, kekuasaan tertinggi dalam suatu


negara yang berlaku terhadap seluruh wilayah dan
segenap rakyat negara itu.
2. Pemerintah berdaulat adalah pemerintah yang memiliki
kekuasaan tertinggi dalam mengatur rakyat dan
negaranya baik secara internal maupun eksternal.
Pemerintah adalah lembaga, atau orang yang bertugas
mengatur dan memajukan negara dengan rakyatnya.
▪ Pemerintah dalam arti sempit, (eksekutif)
▪ Pemerintah dalam arti luas, adalah keseluruhan alat
perlengkapan negara.

Kedaulatan pemerintah dapat


dibedakan :
✓ Kedaulatan ke dalam.
✓ Kedaulatan ke luar.
Beberapa teori tentang kedaulatan oleh para ahli :
1. Kedaulatan Tuhan (Agustinus, T. Aquinas, Marsillius), bahwa raja
atau penguasa memperoleh kekuasaan tertinggi dari Tuhan.
2. Kedaulatan Raja (N. Machiavelli, Jean Bodin, Thomas Hobbes),
Kedaulatan negara terletak di tangan raja sebagai penjelmaan
kehendak Tuhan.
3. Kedaulatan Negara (George Jellinek, Paul Laband), bahwa
kekuasaan pemerintah bersumber dari kedaulatan negara.
4. Kedaulatan Hukum (Krabbe, Immanuel Kant, Kranenburg), bahwa
kekuasaan hkm merupakan kekuasaan tertinggi di dalam negara.
5. Kedaulatan Rakyat (John Locke, Montesquieu, J.J. Rousseau), bahwa
rakyat merupakan kesatuan yang dibentuk oleh individu-individu
melalui perjanjian masyarakat (social contract).
Pengakuan Dari Negara Lain

Dasar Pertimbangan :
1. Adanya kekhawatiran akan kelangsungan hidupnya.
2. Ketentuan hukum alam.
UNSUR
DEKLARATIF

DE FACTO PENGAKUAN DARI DE JURE


NEGARA LAIN

BERSIFAT BERSIFAT TETAP


SEMENTARA

BERSIFAT TETAP BERSIFAT PENUH

Anda mungkin juga menyukai