Anda di halaman 1dari 50

NEGARA HUKUM DAN

HAM
OLEH:
ARIE SULISTYOKO, S.Sos, M.H
Pengertian Negara Hukum
Ubi societas ibi ius (dimana ada
masyarakat, disitu ada hukum).

Setiap negara di dunia memiliki hukumnya


sendiri, yakni hukum yg dibuat oleh masy
sendiri dan harus pula dipatuhi oleh masy
itu sendiri
Lanjutan
Negara Hukum adalah negara yang penyelenggaraan
kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum.
Karena itu pemerintah dan lembaga-lembaga lain dalam
melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh
hukum dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
Hukum sebagai dasar diwujudkan dalam peraturan
perundang-undangan yang berpuncak pada konstitusi
(berisi kesepakatan/konsensus bersama) atau hukum
dasar negara. Dengan demikian di dalam negara hukum,
kekuasaan negara berdasar atas hukum bukan
kekuasaan belaka serta pemerintahan negara
berdasarkan pada konstitusi. Negara berdasarkan atas
hukum menempatkan hukum sebagai hal yang tertinggi
sehingga ada istilah supremasi hukum.
Sejarah Pemahaman Negara Hukum
Plato pada abad 4 SM, merumuskan
bhw penyelenggaraan
pemerintahan yg baik ialah yg
diatur oleh hukum
Menurut Aristoteles
Negara yg baik ialah negara yg diperintah dgn konstitusi dan
berkedaulatan hukum.
Yg memerintah dlm negara bukanlah manusia melainkan
pikiran yg adil, dan berkesusilaan yg menentukan baik
buruknya suatu hukum. Manusia perlu dididik menjadi
warga yg baik, yg bersusila, yg akhirnya akan menjelmakan
manusia yg bersikap adil.
Apabila keadaan semacam itu telah terwujud, maka
terciptalah suatu “negara hukum”, karena tujuan negara
adalah keseempurnaan warganya yg didasarkan atas keadilan
Lanjutan
Niccolo Machiavelli: Il Principe, Kekuasaan Mutlak.
Shang Yang: Kekuasaan Mutlak, Negara yang kuat &
Berwibawa, Rakyat harus miskin & lemah.
Thomas Hobbes: Leviathan. Homo homini lupus,
bellum omnium contra omnes. Kekuasaan mutlak
negara karena adanya contract social (pactum
subjectionis). Status Naturalis: manusia vs. manusia =
kehancuran.
Pengertian Leviathan
Kegiatan agresif manusia hanya dapat
dikendalikan oleh peraturan dan wewenang
yang lebih tinggi yakni suatu pemerintahan
yang dicirikan oleh wewenang mutlak dan
itulah kedaulatan mutlak. Pandangan ini
dikemukakan oleh Thomas Hobbes
Lanjutan
Homo homini lupus (manusia adalah serigala
bagi sesamanya). Keadaan ini mendorong
terjadinya "perang semua melawan semua"
(bellum omnium contra omnes). Inilah
"keadaan alamiah" saat belum terbentuknya
negara.
Franz Magnis Suseno menyebut 5 (lima) ciri neg
hkm sbg salah satu ciri neg demokrasi.
a. fungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga yg
bersangkutan sesuai dgn ketetapan sebuah UUD
b. UUD menjamin HAM yg paling penting, krn tanpa
jaminan tersebut, hukum menjadi sarana
penindasan ;
c. badan-badan negara menjalankan kekuasaannya
dan hanya taat pada dasar hukum yg berlaku
d. terhadap tindakan badan negara, masyarakat
dapat mengadu ke pengadilan dan putusan
pengadilan dilaksanakan oleh badan negara
e. badan kehakiman yang bebas & tidak memihak.
Negara Hukum Menurut Supomo
Negara Hukum ialah negara akan
tunduk pada hukum, peraturan-
peraturan hukum berlaku pula bagi
segala badan dan alat-alat
perlengkapan negara
Bentuk-bentuk Negara Hukum
1. Negara hukum Formal
2. Negara hukum Material
Negara Hukum Formal (dalam arti sempit)
Suatu negara hukum di mana pemerintah dalam
berhubungan dengan warga negaranya bertindak
laksana penjaga malam. Maknanya, dalam negara
hukum ini, pemerintah tidak boleh intervensi
berkaitan dengan aspek kehidupan sosial dan
ekonominya sepanjang tidak terjadi konflik. Dalam
kaitannya dengan bidang ekonomi, pemerintah tidak
boleh melakukan monopoli.
Negara Hukum Material (dalam arti luas)
Suatu bentuk negara hukum di mana pemerintah tidak
saja berkewajiban melindungi warga negaranya, tetapi
juga aktif memajukan kesejahteraan sosial rakyatnya.
Pemerintah boleh melakukan monopoli dalam rangka
memajukan kesejahteraan sosial dan pemerataan
bidang ekonomi dan terhadap warga negaranya.
Negara Hukum Eropa Kontinental (Perancis, Jerman,
Belanda)
Tokohnya immanuel kant
Ide awalnya ditujukan utk menentang adanya kekuasaan
absolutisme dari para raja
Ciri negara hukum (rechtstaat):
 Adanya perlindungan terhadap HAM
 Adanya pemisahan kekuasaan dlm negara
 Pemerintahan berdasarkan UU
 Adanya Peradilan administrasi
Kekuasaan negara baru bertindak bila terdapat perselisihan
atau sengketa antar individu dlm masy (konsep negara hukum
penjaga malam atau negara polisi)
Negara Hukum Anglo Saxon
Berkembang di Inggris dan amerika serikat dikenal
sbg rule of law.
Ciri2 rule of law menurut A.V.Dicey:
Supremasi hukum/kekuasaan tertinggi dlm negara adl
hukum (supremacy of law)
Kesamaan di hadapan hukum (equality before the law)
dan
Perlindungan terhadap HAM
Perbedaan dan Persamaan antara Negara Hukum Eropa
Kontinental dengan Anglo Saxon
Persamaannya: adanya keinginan untuk memberikan
perlindungan dan penghormatan terhadap HAM.
Perbedaannya:
1. Anglo saxon lebih menekankan pada prinsip
persamaan didepan hukum
Eropa Kontinental adanya unsur PTUN
2. Anglo saxon memiliki sumber hukum tidak tertulis
dan yurisprudensi
Eropa kontinental mempunyai sumber hukum
tertulis
International Commission of Jurists
Rumusan syarat-syarat (ciri-ciri) pemerintahan yang demokratis di bawah
‘Rule of Law’ (yang dinamis)
 Perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin
hak-hak individu konstitusi harus pula menentukan cara
prosedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-
hak yang dijamin.
 Badan Kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
 Pemilihan Umum yang bebas.
 Kebebasan menyatakan pendapat.
 Kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi.
 Pendidikan kewarganegaraan
Landasan Yuridis Negara
Negara Hukum
Hukum Indonesia
Indonesia
Perwujudan Negara Hukum di
Indonesia

Hubungan Negara Hukum


dengan Demokrasi
Landasan Yuridis Negara
Hukum Indonesia

Dasar pijakan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum sekarang ini
tertuang dengan jelas pada pasal 1 ayat 3 UUD 1945 “Negara Indonesia adalah
negara hukum”. Landasan hukum Indonesia ditemukan dakam bagian Penjelasan
Umum UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan Negara, yaitu sebagai berikut :
- Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum (Reschtsstaat).
- Sistem Kontitusional. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum
dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).

Dasar lain yang dapat dijadikan landasan bahwa Indonesia adalah Negara hukum
dalam arti materiil terdapat dalam bagian pasal-pasal UUD 1945, sebagai berikut
:
- Pada Bab XIV tentang Perekonomian Negara dan Kesejahteraan Sosial Pasal 33
dan 34 UUD 1945
- Pada bagian penjelasan umum tentang pokok-pokok pikiran dalam pembukaan
juga dinyatakan perlunya turut serta dalam kesejahteraan rakyat.
Perwujudan Negara Hukum
di Indonesia
Adapun tata urutan perundangan menurut Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 adalah
sebagai berikut.
Undang-undang dasar 1945
Ketetepan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Undang-uundang
Peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perpu)
Peraturan pemerintah :
o Keputusan presiden
o Peraturan pemerintah

Peraturan perundang-undangan di Indonesia menurut Undang-Undang No.10 Tahun


2004 adalah sebagia berikut:
Undang-Undang Dasar 1945
Undang-undang (UU)
Peraturan Pemerintah Pengganti Pengganti Undang-Undang (perpu)
Peraturan pemerintah(PP)
Peraturan presiden
Peraturan daerah
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
1)  UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2)  Ketetapan MPR;
3) Undang-Undang / Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang (Perppu);
4)  Peraturan Pemerintah (PP)
5)  Peraturan Presiden;
6)  Peraturan Daerah Provinsi;
7)  Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. 
Hubungan Negara Hukum
dengan Demokrasi
Hubungan antara negara hukum dengan demokrasi dapat
dinyatakan bahwa negara demokrasi pada dasarnya adalah
negara hukum. Namun, hukum hanyalah satu ciri dari
negara demokrasi. Franz Magnis Suseno (1997) menyatakan
adanya 5 gugus ciri hakiki dari negara demokrasi, kelima ciri
tersebut yaitu:
•Negara hukum
•Pemerintah dibawah kontrol nyata masyarakat
•Pemilihan umum yang bebas
•Prinsip mayoritas
•Adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis
Penegakan Hukum
Menurut Sudikno, dalam menegakkan hukum ada tiga
hal, yaitu:
1. Kepastian hukum
2. Kemanfaatan
3. Keadilan
Menurut Soerjono Soekanto ada 5 faktor yang
mempengaruhi penegakan hukum
1. Faktor hukumnya
2. Faktor penegak hukum
3. Faktor sarana atau fasilitas
4. Faktor masyarakatnya
5. Faktor kebudayaannya
SEJARAH PERJUANGAN UMAT MANUSIA

Perjuangan:
Hak Asasi:
Pertentangan
Individu
Permusuhan
Kelompok (Bangsa)
Peperangan

Belum ada
penghargaan/pengakuan
Kesederajatan umat manusia
(penjajahan, perbudakan, penguasaan)

DEKLARASI UNIVERSAL
HAK ASASI MANUSIA
Piagam PBB
10 DESEMBER 1948
HAKIKAT HAK ASASI MANUSIA
Pengertian

HAM: HAK DASAR YG MELEKAT & DIMILIKI SETIAP MANUSIA SBG ANUGERAH
TUHAN YME

HAM: HAK-HAK DASAR YG DIBAWA MANUSIA SEJAK LAHIR YG MELEKAT PD


ESENSINYA SBG ANUGERAH ALLAH SWT (MUSTHAFA KEMAL PASHA)

HAM: HAK-HAK DASAR YG DIBAWA MANUSIA SEJAK LAHIR & MELEKAT DNG
POTENSINYA SBG MAKHLUK & WAKIL TUHAN (GAZALLI)

HAM: HAK-HAK DASAR YG DIBAWA MANUSIA SEJAK IA HIDUP YG MELEKAT


PD ESENSINYA SBG ANUGERAH ALLAH SWT

2 LANDASAN PENGAKUAN THD HAM:


a. LANDASAN PERTAMA & LANGSUNG : KODRAT MANUSIA
b. LANDASAN KEDUA & LBH DALAM : TUHAN MENCIPTAKAN MANUSIA  SAMA,
KECUALI AMALNYA.
HAKIKAT HAK ASASI MANUSIA
Pengertian
HAM:
-Natural right (John Locke, 1632-1704)  Hak-hak alamiah manusia
(hak untuk hidup, hak kemerdekaan, hak milik)
- Human right (Eleanor Roosevelt)

Piagam PBB ttg Deklarasi Universal of Human Rights 1948


a. Hak berpikir & mengeluarkan f. Hak utk kemerdekaan hidup
pendapat g. Hak utk memperoleh nama baik
b. Hak memiliki sesuatu h. Hak utk memperoleh pekerjaan
c. Hak mendapatkan pendidikan i. Hak utk mendapatkan
& pengajaran perlindungan hukum
d. Hak menganut aliran kepercayaan
atau agama
e. Hak utk hidup
UU 39/1999 ttg HAM f. Hak atas rasa aman
a. Hak utk hidup g. Hak atas kesejahteraan
b. Hak berkeluarga h. Hak turut serta dlm pem-an
c. Hak mengembangkan diri i. Hak wanita
d. Hak keadilan j. Hak anak
e. Hak kebebasan pribadi
HAKIKAT HAK ASASI MANUSIA
Pengertian

HAM meliputi bidang:

a. Hak asasi pribadi (personal rights)


 Hak kemerdekaan, Hak menyatakan pendapat, Hak memeluk agama.
b. Hak asasi politik (political rights)
 Hak utk diakui sbg warga negara  Hak memilih & dipilih, Hak
berserikat, Hak berkumpul.
c. Hak asasi ekonomi (property rights)
 Hak memiliki sesuatu, Hak mengadakan perjanjian, hak bekerja,
hak mendapat hidup layak.
d. Hak asasi sosial & kebudayaan (Social & cultural rights)
 Hak mendapatkan pendidikan, Hak mendapat santunan, Hak pensiun,
Hak mengembangkan kebudayaan, Hak berekspresi.
e. Hak utk mendapat perlakuan yg sama dlm hukum & pemerintahan
(Rights of Legal Equality)
f. Hak utk mendapat perlakuan yg sama dlm tata cara peradilan &
perlindungan (Procedural rights)
SEJARAH PERKEMBANGAN HAM
a. Perkembangan HAM masa sejarah
- Nabi Musa (6000 SM)  bebaskan umat yahudi dr perbudakan
- Hukum Hammurabi di Babylonia (2000 SM)  jaminan keadilan bg WN
- Socrates (469-399 SM), Plato (429-347 SM), Aristoteles (384-322 SM)  Ajaran utk
mengkritik pemerintah yg tdk berdasarkan keadilan, cita-cita, kebijaksanaan.
- Nabi Muhammad SAW (600 M)  Membebaskan bayi wanita & wanita dr
penindasan bangsa Quraisy.
b. Perkembangan HAM di Inggris
- Magna Charta – Piagam Agung (1215)  batasi kekuasaan Raja John: bertindak
sewenang2 thdp rakyat & pok bangsawan
- Petition of Rights (1628)  pertanyaan ttg hak2 rakyat & jaminannya: pajak &
pungutan hrs dng persetujuan, WN tdk boleh dipaksa terima tentara di rumah,
tentara tdk boleh gunakan hkm perang pd masa damai.
- Habeas Corpus Act (1679)  UU mengatur ttg penahanan seseorang: tahanan sgr
diperiksa dlm waktu 2 hari stlh ditahan, alasan penahanan hrs disertai bukti sah
mnrt hukum
- Bill of Right (1689)  UU yg diterima parlemen Inggris utk perlawanan thd Raja
James II: kebebasan dlm pemilihan anggt parlemen, kebebasan dlm berbicara &
mengeluarkan pendapat, pajak-uu- pembentukan tentara seijin parlemen, hak WN
memeluk agama & kepercayaan masing2, parlemen berhak mengubah keputusan
raja.
SEJARAH PERKEMBANGAN HAM
c. Perkembangan HAM di Amerika Serikat
- Didasari pemikiran John Locke :hak hidup (life), hak kebebasan (liberty), hak
milik (property)  Declaration of Independence of The United States
(4 Juli 1776)  Konstitusi negara.
- Perjuangan sebagai emigran Inggris.
d. Perkembangan HAM di Perancis
- Naskah awal revolusi Perancis (1789)  Declaration des Droits de L’ homme et Du
Citoyen (pernyataan ttg HAM & WN) : ketidakpuasan kaum borjuis & rakyat thdp
Raja Louis XVI  HAM adlh hak alamiah sesuai kodrat manusia & tdk dpt
dipisahkan, bersifat suci.
- Revolusi Perancis  perjuangan penegakan HAM di Eropa : Liberty, Egality,
Fraternity  Konstitusi Perancis (1791)
e. Atlantic Charter (1941)
- PD II  F.D. Roosevelt  The Four Freedom ( f of religion, f of speech & thought, f
of fear, f of want)
f. Pengakuan HAM PBB
- Deklarasi 10 Des 1948 10 Des : Hari HAM
- Pasal 1 : Sekalian orang dilahirkan merdeka & mempunyai martabat & hak2 yg
sama. Mereka dikaruniai akal & budi & dan hendaknya bergaul satu sama lain dlm
persaudaraan.
- Sidang Majelis umum PBB 1966  covenants on Human rights dlm hukum
internasional  diratifikasi negara-negara anggota PBB.
HAM DI INDONESIA
Pengakuan Bangsa Indonesia  HAM
a. Pembukaan UUD 1945 Alinea Pertama
“…Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa…”
b. Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat
“Kemudian daripada itu, …, Kemanusiaan yang adil dan beradab, …”  landasan
idiil pengakuan & jaminan HAM di Indonesia.
c. Batang Tubuh UUD 1945
- Pasal 28 A  Hak hidup, hak mempertahankan hidup & kehidupan
- Pasal 28 B  Hak membentuk keluarga & melanjutkan keturunan, Hak
kelangsungan hidup-tumbuh-berkembang utk anak, Hak perlindungan dr
kekerasan & diskriminasi
- Pasal 28 C  Hak mengembangkan diri, Hak mendapatkan pendidikan &
memperoleh manfaat iptek & seni budaya, Hak memajukan diri dlm perjuangkan
hak scr kolektif
- Pasal 28 D  Hak pengakuan-jaminan-perlindungan-kepastian hukum, Hak
perlakuan sama di hadapan hukum, Hak bekerja, Hak WN memperoleh
kesempatan sama dalam pemerintahan, Hak status WN
- Pasal 28 E  Hak beragama & beribadah, Hak memilih dikjar-pekerjaan-WN-
tempat tinggal, Hak kebebasan meyakini kepercayaan, Hak kebebasan berserikat-
berkumpul-mengeluarkan pendapat.
- Pasal 28 F  Hak berkomunikasi & memperoleh informasi, Hak mencari-
memperoleh-memiliki-menyimpan-mengolah-menyampaikan informasi
HAM DI INDONESIA
Pengakuan Bangsa Indonesia  HAM
- Pasal 28 G  Hak perlindungan, Hak rasa aman & perlindungan dr ancmn
ketakutan, Hak bebas dr penyiksaan/perlakuan merendahkan derajat martabat
manusia, Hak memperoleh suaka politik
- Pasal 28 H  Hak hidup sejahtera, Hak mendapat kemudahan & perlakuan khusus
utk peroleh kesempatan & manfaat sama capai persamaan & keadilan, Hak jaminan
sosial, Hak milik pribadi
- Pasal 28 I  Hak utk hidup, Hak tdk disiksa, Hak kemerdekaan pikiran-hati nurani,
Hak tdk dituntut atas dsr hukum yg berlaku surut, Hak bebas dr perlakuan
diskriminatif, Hak masyarakat tradisional dihormati
d. Ketetapan MPR
- Tap MPR Nomor XVII/MPR/1998 ttg HAM  Tlh dicabut dng Tap Nomor Tap MPR
Nomor I/MPR/2003. Macam-macam HAM dlm Tap Nomor XVII/MPR/1998: Hak utk
hidup, Hak berkeluarga & melanjutkan keturunan, Hak keadilan, Hak kemerdekaan,
Hak atas kebebasan informasi, Hak keamanan, Hak kesejahteraan, Kewajiban,
perlindungan & pemajuan.
e. UU 39/1999 ttg HAM + UU 26/2000 ttg Pengadilan HAM
- Ps 4  Hak utk hidup, Ps 10  Hak utk berkeluarga, Ps 11 s.d. 16  Hak utk
mengembangkan diri, Ps 17 s.d. 19  Hak utk memperoleh keadilan, Ps 20 s.d. 27 
Hak atas kebebasan pribadi, Ps 28 s.d. 35  Hak atas rasa aman, Ps 36 s.d. 42  Hak
atas kesejahteraan, Ps 43-44  Hak turut serta dlm pemerintahan, Ps 45 s.d. 51 
Hak wanita, Ps 52 s.d. 66  Hak anak
HAM DI INDONESIA
Bangsa Indonesia  Penegakan HAM

a. Pembentukan Lembaga
1. Komisi Nasional HAM [Dasar: Keppres No 5/93 tgl 7 Juni 1993  UU No 39/1999
ttg HAM]
 Lembaga mandiri, kedudukan setingkat lembaga negara yg lain.
 Fungsi: pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, mediasi HAM.
 Tujuan: Mengembangkan kond yg kondusif plaks HAM suai PS,
UUD 45, Piagam PBB, Deklarasi Universal HAM. Meningkatkan
perlindungan & penegakan HAM guna perkemb pribadi manusia Indonesia
seutuhnya & kemampuannya berpartisipasi dlm brbagai bid kehdupan.
2. Pengadilan HAM [Dasar: UU No 26/2000 ttg Pengadilan HAM]
 Pengadilan khusus di lingk pengadilan umum, berkedudukan di kab/kota.
 Khususbertugas & berwenangmemeriksa & memutus pelanggaran HAM
berat (termasuk di luar batas teritorial wil RI oleh WNI).
3. Pengadilan HAM Ad Hoc dibentuk atas usul DPR, dengan Keppres.
Peristiwa  Pelanggaran HAM berat sebelum terbit UU No. 26/2006
4. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, dibentuk berdasarkan undang-undang 
Alternatif penyelesaian di luar Pengadilan HAM.
HAM DI INDONESIA
5. Contoh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM):
 KONTRAS (Komisi untuk orang hilang dan tindak kekerasan)
 YLBHI (Yayasan lembaga bantuan hukum Indonesia)
 ELSAM (Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat)
 HRW (Human Right Watch)
b. Konvensi Internasional tentang HAM  wujud nyata keperdulian
masy internasional:
 The International on Civil & Political Rights (1966)
 The International Covenant on Economic, Social & Cultural Rights
(1966)
 Optional Protocol
 Declaration on the Rights of Peoples to Peace (1984)
 Declaration on the Rights to Development (1986)
 African Charter on Human & Peoples’ Rights (1981)
 Cairo Declaration on Human Rights in Islam (1990)
 Bangkok Declaration (1993)
 Deklarasi Wina (1993)
HAM DI INDONESIA
c. Keikutsertaan Indonesia dalam Konvensi Internasional
– Ratifikasi perjanjian: pengikatan diri suatu negara utk melaksanakan
ketentuan2 dlm perjanjian, & ketentuan2 itu mnjdi hukum nasionalnya.
– Konvensi internasional ttg HAM yg diratifikasi oleh Indonesia:
a. Konvensi Jenewa 12 Agust 1949 (UU No.59 th 1958)
b. Convention on the Political Rights of Woman (UU No.68 th 1958)
c. Convention of the Elimination of Discrimination Against Women (UU
No.7 th 1984)
d. Convention of the Rights of the Child (Keppres No.36 th 1990)
e. Convention on the Prohibition of the Development, Production and
Stockpiling of Bacteriological (Biological) and Toxic Weapons and on their
Destruction (Keppres No.58 th 1991)
f. International Convention Against Apartheid in Sports (UU No.48 th 1993)
g. Torture Convention (UU No.5 th 1998)
h. ILO Convention No.87 Concerning Freedom of Association and Protection
on the Rights to Organise (UU No.83 th 1998)
i. Convention on the Elimination of Racial Discrimination (UU No.29 th 1999)
 HAK ASASI MANUSIA dan DEMOKRASI
 Demokrasi: sistem politik yang dapat memberi penghargaan, menjamin
perlindungan dan penegakan atas hak-hak dasar manusia
 Unsur utama demokrasi:
 Kontrol rakyat atas proses pembuatan keputusan politis
 Kesamaan hak/kesetaraan politis dalam menjalankan kendali

 Konsep pokok demokrasi:


 Kebebasan/persamaan (freedom/equality)
 Kedaulatan rakyat (people’s sovereignty)

 Unsur pokok pemerintahan demokrasi:


 Pengakuan atas HAM

 Partisipasi rakyat dalam pemerintahan

Sehingga:
1. Keinginan negara demokrasi ratifikasi aturan HAM
2. HAM – demokrasi  persyaratan  hubungan internasional
3. Pelanggaran demokrasi – HAM  bukan urusan internal negara
Undang-Undang 39 Tahun 1999 Pasal 1 ayat 6
menyebutkan bahwa :
“pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan
seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara
baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian
yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi,
membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh
undang-undang ini, dan tidak mendapatkan, atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian
hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme
hukum yang berlaku”.
Dalam rangka menegakkan hak asasi manusia dan menjamin
perlindungan bagi semua orang maka diperlukan upaya-
upaya investigasi atau pencarian fakta manakala terjadi
pelanggaran hak asasi manusia.

Tujuan dari Investigasi atau pencarian fakta adalah:


1. Membantu menyembuhkan dan merehabilitasi korban
2. Pendampingan hukum (advokasi dan litigasi)
3. Mendorong perubahan kebijakan yang menghormati
dan melindungi hak asasi manusia
4. memantau kepatuhan pemerintah terhadap
persetujuan internasional di bidang HAM.
5. Sarana pendidikan publik
6. Bahan pelurusan sejarah
HAK AZASI MANUSIA

Menurut Undang-Undang No 39 tahun 1999 tentang


HAM dalam pasal 1

Hak Asasi Manusia adaläh :


seperangkat hak yang melekat pada hakikát dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang demikehormatan dan
perlindunganharkat dan martabat manusia.
Hak-hak asasi manusia itu dapat dibeda-bedakan Menjadi sebagai
berikut:
Hak-hak asasi pribadi (personal rights),
yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan
memeluk agama, dankebebasan bergerak
Hak-hak asasi ekonomi (property rights), yaitu hak untuk memiliki
sesuatu, membeli dan menjual serta memanfaatkannya.
Hák-hak asasi politik (political rights), yaltu hak untuk ikut serta
dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam suatu
pemilihan umum), dan hak untuk mendirikan partal politik.
Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam
hukum dan pemerintahan (rights of legal equality).
Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan (social and culture rights).
Misalnya hak untuk memilih pendidikan dan hak untuk
mengembangkan kebudayaan.
Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata-cara peradilan dan
perlindungan (procedural rights). Misalnya, peraturan dalam hal
penahanan, penangkapan, penggeledahan, dan peradilan.
Prinsip-prinsip Pelaksanaan HAM di Indonesia
1.Keseimbangan Antara Hak dan Kewajiban

2. Bersifat Relatif

3. Keterpaduan
4.Keseimbangan

5. Kerja Sama Internasional yang Saling Menghormati

6. Taat pada Peraturan


7. Keterkaitan Sistem Politik

8. Kesamaan Harkat dan Martabat

9. Prinsip Memperoleh & Menuntut Perlakuan yang Sama

10.Perlindüngan Masyarakat Adat

11.Mendahulukan Hukum Nasional


12.Tanggung Jawab Pemerintah
INSTRUMEN HUKUM HAM
1.Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia.
2.UU No. 5 Tahun 1998 tentang pengesahan Convention Against
Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment
or Punishment (Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan
atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau
Merendahkan Martabat Manusia).
3.Keppres No. 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasional Anti
Kekerasan Terhadap Perempuan.
4.Keppres No. 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional
Hak-Hak Asasi Manusia Indonesia.
5.Inpres No, 26 Tahun 1998 tentang Menghentikan Penggunaan
Istilah Pribumi dan Nonpribumi dalam Semua Perumusan dan
Penyelenggaraan Kebijakan, Perencanaan Pro­gram, ataupun
Pelaksanaan Kegiatan Penyelenggaraan Pemenintahan.
6.UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
7.UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. -
8.Amandemen kedua UUD 1945 (2000) Bab XA Pasal 28A — 28J
mengatur secara eksplisit Pengakuan dan Jaminan
Perlindungan Terhadap Hak Asasi Manusia.
2. Hambatan penegakkan HAM
a.Faktor Kondisi Sosial-Budaya.
b.Faktor Komunikasi dan Informasi,
1)Letak geografis Indonesia yang luas
2)Sarana dan prasarana komunikasi dan informasi yang belum
terbangun secara baik
3)Sistem informasi untuk kepentingan sosialisasi yang masih
sangat terbatas.
C.Faktor Kebijakan Pemerintah.
1) Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yang sama tentang
pentingnya jaminan hak asasi manusia.
2) Ada kalanya demi kepentingan stabilitas nasional, persoalan hak
asasi manusia sering diabaikan.
d.Faktor Perangkat Perundangan.
1)Pemerintahan tidak segera meratifikasi hasil-hasil konvensi
internasional tentang hak asasi manusia.
2)Kalaupun ada, peraturan perundang-undangannya masih sulit
untuk diimplementasikan.
e.Faktor Aparat dan Penindakannya (Law Enforcement).

1)Masih adanya oknum aparat yang secara institusi atau pribadi


mengabaikan prosedur kerja yang sesuai dengan hak
asasi manusia.
2)Tingkat pendidikan dan kesejahteraan sebagian aparat yang dinilai
masih belum layak sering membuka peluang ‘jalan
pintas’ untuk memperkaya diri.
3)Pelaksanaan tindakan pelanggaran oleh oknum aparat masih
diskriminatif, tidak konsekuen, dan tindakan
penyimpangan berupa KKN (Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme).
 
3.Pelanggaran HAM berat

Perihal pelanggaran berat yang dimaksudkan, sesuai


dengan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
Hak Asasi Manusia, mencakup Kejahatan Genosida
dan Kejahatan Kemanusiaan.
I) Kejahatan Genosida

Adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk


menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian
kelompok bangsa, ras, kelompok etnik, kelompok agama,
dengan cara:

a.membunuh anggota kelompok;

b.mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat


terhadap anggota-anggota kelompok;

c.menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan


mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau
sebagiannya;

d.memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah


kelahiran di dalam kelompok; atau

e.memindahkan secara paksa anak-anak dan kelompok tertentu ke


kelompok lain.
2)Kejahatan Terhadap Kemanusiaan

Adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dan serangan
yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut
ditujukan langsung terhadap penduduk sipil, berupa:
a.pembunuhan
b. pemusnahan
c. perbudakan;
d.pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
e.perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-
wenang f.penyiksaan;
g.perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan,
pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual
lain yang setara;
h.penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari
persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis
kelamin, tau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang
dilarang menurut hukum internasional;
i.penghilangan orang secara paksa; atau
j.kejahatan apartheid.
SANKSI INTERNASIONAL ATAS
PELANGGARAN HAM

1.Di berlakukannya travel warning terhadap warga


negaranya
2.pengalihan investasi atau penanaman modal asing
3.Pemutusan hubungan diplomatik
4.Pengurangan bantuan ekonomi
5.Pengurangan tingkat kerjasama
6.Pemboikotan produk eksport
7.Embargo Ekonomi
TEMA DISKUSI

1.Peristiwa Penembakan Misterius


1982-1985
2.Peristiwa Kerusuhan Mei 1998
3.Peristiwa Trisakti dan Semanggi I -
II 1998-1999
4.Peristiwa Pembunuhan Dukun Santet
1998-1999

Anda mungkin juga menyukai