Anda di halaman 1dari 8

Oleh:

DIO IVANNO O. PADANG


HERY RAMADHAN
MUSTAQIM BATUBARA
Negara Hukum adalah negara yang
penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya
didasarkan atas hukum. Karena itu pemerintah
dan lembaga-lembaga lain dalam melaksanakan
tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
Hukum sebagai dasar diwujudkan dalam
peraturan perundang-undangan yang berpuncak
pada konstitusi (berisi kesepakatan/konsensus
bersama) atau hukum dasar negara. Dengan
demikian di dalam negara hukum, kekuasaan
negara berdasar atas hukum bukan kekuasaan
belaka serta pemerintahan negara berdasarkan
pada konstitusi. Negara berdasarkan atas hukum
menempatkan hukum sebagai hal yang tertinggi
sehingga ada istilah supremasi hukum.
Negara hukum formal adalah negara yang membatasi ruang
geraknya dan bersifat pasif terhadap kepentingan rakyatnya.
Negara tidak campur tangan secara banyak terhadap urusan &
kepentingan warga negaranya. Urusan ekonomi diserahkan pada
warga negara, yang berarti warga negara dibiarkan untuk mengurus
kepentingan ekonominya sendiri maka dengan sendirinya
perekonomian negara akan sehat (machtstaat). Konsep ini terjadi
di Eropa sekitar abad ke 19 dan ternyata penerapannya
mengundang kecaman banyak warga negaranya terutama pasca
perang dunia ke 2 di mana negara dianggap lambat dan tidak
bertanggung jawab atas segala dampak ekonomi yang timbul pasca
perang tsb. Muncul gagasan baru yang disebut sebagai welfare
state, atau negara kesejahteraan. Negara kesejahteraan ini disebut
sebagai konsep negara hukum material. Pemerintah bisa bertindak
secara lebih luas dalam urusan dan kepentingan publik jauh
melebihi batas-batas yang pernah diatur dalam konsep negara
hukum formal. Pemerintah memiliki keleluasaan untuk turut
campur tangan dalam urusan warga negaranya dengan dasar bahwa
pemerintah ikut bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat
Frederich Julius Stahl ahli hukum Eropa
Kontinental memberikan ciri-ciri Rechtstaat:
a.Hak Asasi Manusia
b.Pemisahan/pembagian kekuasaan untuk
menjamin HAM yg biasa dikenal sebagai trias
politica
c.Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan
peradilan administrasi dalam perselisihan.

AV Dicey ahli hukum anglo saxon memberi ciri-ciri


Rule of Law sbb:
a.Supremasi hukum
b.Kedudukan yang sama di depan hukum
c.Terjaminnya HAM dlm UU / keputusan
pengadilan.
International Commision of Jurist di Bangkok
1965 merumuskan ciri-ciri negara demokratis
di bawah Rule of Law:
a.Perlindungan konstitusional, dlm arti bhw
konstitusi selain drpd menjamin hak-hak
individu harus menentukan pula cara
prosedural utk memperoleh perlindungan atas
hak-hak yg dijamin
b.Badan kehakiman yg bebas dan tidak
memihak
c.Kebebasan untuk menyatakan pendapat
d.Pemilihan umum yang bebas
e.Kebebasan untuk berorganisasi dan
beroposisif. pendidikan kewarganegaraan
Franz Magnis Suseno menyebut 5 (lima) ciri
negara hukum sebagai salah satu ciri neg
demokrasi:
a.Fungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga yg
bersangkutan sesuai dgn ketetapan sebuah UUD
b.UUD menjamin HAM yg paling penting, krn tanpa
jaminan tersebut, hukum menjadi sarana
penindasan
c.Badan-badan negara menjalankan kekuasaannya
dan hanya taat pada dasar hukum yg berlaku
d.Terhadap tindakan badan negara, masyarakat
dapat mengadu ke pengadilan dan putusan
pengadilan dilaksanakan oleh badan negara.
e.Badan kehakiman yang bebas & tidak memihak.
Hubungan Negara Hukum dengan Demokrasi
seperti dua sisi mata uang. Konsep negara
hukum material mensyaratkan adanya
demokrasi, begitupula demokrasi
mensyaratkan adanya wadah negara hukum
dalam pelaksaksanaannya.Negara Indonesia
yang dalam konstitusinya (pasal 1 ayat (3))
secara nyata menyatakan diri sebagai negara
hukum, dalam pasal lainnya (pasal 1 ayat (2))
dinyatakan kedaulatan ada di tangan rakyat
dan dilaksanakan menurut UUD
SEMANGAT PUASANYA

Anda mungkin juga menyukai