PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Negara Hukum haruslah memiliki ciri atau syarat mutlak bahwa negara itu
melindungi dan menjamin Hak Asasi Manusia setiap warganya. Dengan
demikian jelas sudah keterkaitan antara Negara hukum dan Hak Asasi
Manusia, dimana Negara Hukum wajib menjamin dan melindungi Hak Asasi
Manusia setiap warganya.
HAM adalah hak yang dimiliki manusia secara kodrati tanpa pengecualian
dan keistimewaan bagi golongan, kelompok, maupun tingkat sosial tertentu.
Hak-hak tersebut mencakup antara lain
kebebasan berpendapat dan bebas dari segala bentuk penindasan yang wajib
dijunjung tinggi, tidak saja dari setiap individu dari suatu negara yang
mengakui keberadaan dan menghargai HAM itu sendiri, namun harus pula
dijamin oleh negara tanpa ada pengecualian.
Pelanggaran hak asasi manusia ditakrifkan secara berbeda oleh
berbagai penulis dan telah lama menjadi perdebatan. Didalam wacana
tradisional, pelanggaran hak asasi manusia terutama dilihat sebagai tanggungjawab negara, di dalam konteks kewajibannya terhadap warga negara.
Berbagai ahli yang mendukung pendapat ini, antara lain menyatakan
bahwa: pelanggaran hak asasi manusia dilakukan oleh negara lewat agenagennya (Polisi, Angkatan Bersenjata dan setiap orang yang bertindak
dengan kewenangan dari negara) melawan individu. Satu kegagalan dari satu
negara atau pihak lain yang secara legal berkewajiban untuk patuh pada satu
norma/kaidah hak asasi manusia internasional. Kegagalan untuk menjalankan
kewajiban adalah pelanggaran atas kewajiban itu.Pelanggaran digunakan
secara bergantian dengan istilah Breach (pelanggaran hukum, aturan,
kewajiban, kesepakatan) atas satu kewajiban
Konferensi Dunia tentang Hak Asasi Manusia di Wiena pada tahun 1993
mengembangkan satu perspektif yang lebih luas atas hak asasi manusia, dan
akibatnya juga pada pelanggaran hak asasi manusia. Pengakuan kuat atas hak
asasi manusia yang terdiri dari hak-hak sipil, budaya, ekonomi, politik dan social
yang tidak bisa dipilah-pilah, saling berkaitan dan saling bergantungan juga
ditujukan pada tanggung jawab dari berbagai pelaku swasta, bukan hanya negara .
Indonesia nampak menerima perspektif yang lebih luas itu, sebagaimana yang
terlihat dari takrif pelanggaran hak asasi manusia yang diberikan oleh UU. No.
39/1999 membandingkan takrif itu dengan takrif tindakan kejahatan, yaitu: Satu
tindakan kejahatan (kriminal) adalah satu tindakan atau tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh seseorang atau lebih yang bersifat melukai atau merusak
masyarakat dan telah dilarang oleh hukum domestik negara.
Pelanggaran HAM di Indonesia billah Komnas HAM Pelanggaran hak
asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk
aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara
melawan hak hukum, mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut
hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh UndangUndang ini, dan tidak mendapat, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh
penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang
berlaku
1.2.
1.3.
Rumusan Masalah
Apa Pengertian Hukum?
Apa Tujuan Hukum?
Apa Ciri-ciri Hukum?
Bagaimana Pengelolaan Hukum?
Bagaimana Negara Hukum Indonesia?
Bagaimana Hakikat Hak asasi Manuia ?
Bagaimana Perkembangan Hak Asasi Manusia?
Tujuan
Mengetahui Pengertian Hukum
Mengetahui Tujuan Hukum
Mengetahui Ciri-ciri Hukum
Mengetahui Pengelolaan Hukum
Mengetahui Negara Hukum Indonesia
Mengetahui Hakikat Hak asasi Manuia
Mengetahui Perkembangan Hak Asasi Manusia
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian hukum
Hukum merupakan peraturan-peraturan hidup di dalam masyarakat yang
dapat memaksa orang supaya menaati tata tertib dalam masyarakat serta
memberikan sanksi yang tegas berupa hukuman terhadap yang tidak
mentaatinya. Beberapa pendapat dari pakar hukum antara lain sebagai berikut:
a. Drs. E. Utrecht, S.H.
Dalam bukunya yang berjudul Pengantar dalam Hukum Indonesia (1953),
beliau mencoba membuat suatu batasan sebagai pegangan bagi orang yang
bersangkutan
karena
pelanggaran
petunjuk
hidup
itu
dapat
lembaga-lembaga
dan
proses
guna
mewujudkan
berlakunya
anggota
masyarakat
itu.Untuk
menjamin
kelangsungan
keseimbangan dalam hubungan antara anggota masyarakat, diperlukan aturanaturan hukum yang diadakan atas kehendak dan kesadaran tiap-tiap anggota
masyarakat itu.Peraturan-peraturan hukum yang bersifat mengaturdan memaksa
anggota masyarakat untuk patuh mentaatinya, menyebabkan terdapatnya
keseimbangan dalam tiap perhubungan dalam masyarakat.Setiap hubungan
kemasyarakatan tak boleh bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam
peraturan hukum yang berlaku dalam masyarakat. Setiappelanggar hukum yang
ada akan dikenai sanksi berupa hukuman sebagaireaksi terhadap perbuatan yang
melanggar hukum.
Untuk menjaga agar peraturan-peraturan hukum itu dapat berlangsung terus dan
diterima oleh anggota masyarakat, maka peraturan-peraturan hukum yang ada
harus sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan asas-asas keadilan dari
masyarakat tersebut. Dengan demikian, hukum itu bertujuan untuk:
di masyarakat.
Menjamin ketertiban,
ketentraman,
kedamaian,
keadilan,
kemakmuran,
bahwa negara hukum merupakan terjemahan dari istilah Rechtsstaat atau Rule of
Law. Istilah Rechtsstaat diberikan oleh para ahli hukum Eropa Kontinental sedang
istilah Rule of Law diberikan oleh para ahli hukum Anglo Saxon.
Friedrich Julius Stahl dari kalangan ahli hukum Eropa Kontinental memberikan
ciri-ciri Rechtsstaat sebagai berikut :
a. Hak asasi manusia
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak asasi manusia yang
biasa dikenal sebagai Trias Politika
c. Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan
d. Peradilan administrasi dalam perselisihan
Adapun AV Dicey dari kalangan ahli hukum Anglo Saxon memberi ciriciri Rule of Law sebagai berikut :
a. Supremasi hukum, dalam arti tidak boleh ada kesewenang-wenangan, sehingga
seseorang hanya boleh dihukum jika melanggar hukum
b. Kedudukan yang sama di depan hukum, baik bagi rakyat biasa maupun bagi
pejabat
c. Terjaminnya
hak-hak
manusia
dalam
undang-undang
atau
keputusan
pengadilan
Ciri-ciri Rechtsstaat atau Rule of Law di atas masih dipengaruhi oleh
konsep negara hukum formil atau negara hukum dalam arti sempit. Dari pencirian
di atas terlihat bahwa peranan pemerintah hanya sedikit, karena ada dalil bahwa
pemerintah yang sedikit adalah pemerintah yang baik. Dengan munculnya
konsep negara hukum materiil pada abad ke-20 maka perumusan ciri-ciri negara
hukum sebagaimana dikemukakan oleh Stahl dan Dicey di atas kemudian ditinjau
lagi sehingga dapat menggambarkan perluasan tugas pemerintah yang tidak boleh
lagi bersifat pasif.
Sebuah komisi para juris yang tergabung dalam International Commission
of Jurits pada konferensinya di Bangkok tahun 1965 merumuskan ciri-ciri
pemerintahan yang demokratis di bawah Rule of Law yang dinamis.
Ciri-ciri tersebut adalah :
a. Perlindungan konstitusional, dalam arti bahwa konstitusi selain menjamin
hak-
b.
c.
d.
e.
keputusan oleh hakim. Ketika akan menetapkan apa yang akan menjadi dasar
keputusannya, hakim sering menyebut atau mengutip pendapat. Pendapa titu
menjadi dasar keputusan hakim tersebut.Doktrin bisa menjadi sumber hukum
formal apabila digunakan oleh para hakim dalam memutuskan perkara melalui
yurisprudensi di mana doktrin tersebut menjadi alasan atau dasar hakim dalam
10
Diakuinya yurisprudensi sebagai sumber hukum didasarkan pada bunyi Pasal 22B
Algemeene Bepalingenvan Wetgeving voor Indonesia (AB) atau ketentuanketentuan umum tentang peraturan perundangan untuk Indonesia yang
menyatakan bahwa hakim tidak boleh menolak untuk menyelesaikan suatu
perkara dengan alasan bahwa peraturan perundangan yang bersangkutan tidak
menyebutkan, tidak jelas atau tidak lengkap, maka ia dapat dituntut untuk
dihukum karena menolak mengadili. Hal itu sesuai dengan Pasal 16 ayat (1) UU
No. 4 tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman yang berbunyi: Pengadilan tidak
boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang
diajukan dengan dalih hanya hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib
tertutup
karena
hanya
melibatkan
dua
negara
11
2.
3.
Kewarganegaraan.
Hukum antargolongan, yaitu hukum yang mengatur untuk
kepentingan tertentu dengan golongan lain. Contohnya, UU No. 2/1958
tentang Dwi-Kewarganegaraan RI-RRC.
dan
yang
belum
dikodifikasikan.Kodifikasi
ialah
Hukum Acara
Hukum acara disebut juga hukum formal (pidana dan perdata).Hukum
acara atau hukum formal ini adalah rangkaian kaidah hukum yang mengatur cara-
12
cara-cara
mengajukan
ke
depan
pengadilan
perkara-perkara
kepidanaan, bagaimana cara-cara menjatuhkan hukuman oleh hakim, dan jika ada
orang yang disangka melanggar aturan hukum pidana yang telah ditetapkan
sebelum perbuatan melanggar hukum itu terjadi.
Adapun hukum acara perdata adalah rangkaian peraturan hukum yang
menentukan bagaimana cara-cara mengajukan ke depan pengadilan perkaraperkara keperdataan dalam arti luas.
negara.
Hukum administrasi negara
Hukum administrasi negara ialah peraturan yang mengatur ketentuan mengenai
hubungan antara alat perlengkapan negara serta kekuasaan negara maupun antara
warga negara serta perlengkapan negara.Jadi, hukum administrasi negara
mengatur mengenai hal-hal yang bersifat teknis dari negara.
Hukum pidana
Hukum pidana ialah hukum yang mengatur tentang pelanggaran serta
kejahatan terhadap kepentingan umum sehingga perbuatan tersebut diancam
dengan hukuman.Bentuk maupun jenis pelanggaran serta kejahatan tertuang
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).Pelanggaran ialah
13
Hukum privat
Pada pengertian luas, hukum privat (perdata) ialah rangkaian peraturan hukum
yang mengatur hubungan hukum antara orang yang satu dengan orang yang
lainnya, dengan menitikberatkan pada kepentingan perseorangan.Pembagian dan
1. Hukum benda, yakni hukum yang mengatur hak-hak kebendaan yang bersifat
mutlak. Artinya, hakterhadap benda diakui serta dihormati oleh setiap orang.
2. Hukum perikatan, yaitu hukum yang mengatur hubungan yang bersifat kehartaan
antara dua orang atau lebih. Pihak pertama berhak atas sesuatu prestasi
(pemenuhan sesuatu), sedangkan pihak lain wajib memberikan sesuatu. Pihak
yang wajib memenuhi perikatan tersebut disebut debitur, sedangkan pihak yang
berhak atas pemenuhan sesuatu perikatan disebut kreditur.Objek perikatan ialah
14
(PT, CV, Firma, dan sebagainya) merupakan pembawa hak atau sebagai subjek
hukum.
Hukum waris
Hukum yang mengatur benda atau kekayaan seseorang jika ia meninggal dunia
disebut hukum waris. Hukum ini mengatur akibat dari hubungan keluarga
terhadap harta peninggalan seseorang.Hukum waris mengatur pembagian harta
peninggalan, ahli waris, urutan penerima waris, hibah, serta wasiat.
Hukum keluarga
Hukum keluarga ialah hukum yang memuat rangkaian peraturan yang timbul dari
pergaulan hidup keluarga.Hubungan keluarga terjadi sebagai akibat adanya
perkawinan yang sah antara seorang laki-lakidan perempuan.
15
1. Hukum subjektif, yakni hukum yang timbul dari hukum objektif yang
dihubungkan dengan seseorang tertentu. Contohnya, UU No. 1/74 tentang
Perkawinan.
2. Hukum objektif, yaitu hukum dalam negara yang berlaku umum dan tidak
mengenal orang atau golongan tertentu. Contohnya, UU No. 14/92 tentang Lalu
Lintas.
lokal,
yaitu
hukum
yang
hanya
berlaku
di
suatu
daerah
yang
berwujud
perintah
dan
larangan
disebut
hukum
16
2.5.
negara
berdasar
atas
suatu
belaka;
konstitusi
dengan
Hal ini dapat kita ketahui dari perumusan mengenai tujuan bernegara
sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea IV.
17
(h) Dalam hal tujuan bernegara, negara bertugas dan bertanggung jawab tidak hanya
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia tetapi
juga memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
(i) Negara juga memiliki dasar dan sekaligus tujuan yaitu mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
(j) Dasar lain yang dapat dijadikan landasan bahwa Indonesia adalah negara hukum
dalam arti materiil terdapat dalam bagian pasal-pasal UUD 1945, sebagai berikut :
a. Pada bab XIV tentang Perekonomian Negara dan Kesejahteraan Sosial Pasal 33
dan 34 UUD 1945, yang menegaskan bahwa negara turut aktif dan bertanggung
jawab atas perekonomian negara dan kesejahteraan rakyat. Adapun rumusanrumusan tersebut sebagai berikut :
Pasal 33
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak yang dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip
kebersamaan,
efisiensi
berkeadilan,
berkelanjutan,
berwawasan
18
(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undangundang.
b. Pada bagian Penjelasan Umum tentang Pokok-pokok Pikiran dalam Pembukaan
juga dinyatakan perlunya turut serta dalam kesejahteraan rakyat. Rumusan
tersebut sebagai berikut :
1. Negara begitu bunyinya melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam pembukaan ini diterima
aliran pengertian negara persatuan, negara yang melindungi dan meliputi segenap
bangsa seluruhnya. Jadi, negara mengatasi segala paham golongan, mengatasi
segala paham perseorangan. Negara, menurut pengertian pembukaan itu
menghendaki persatuan, meliputi segenap bangsa Indonesia seluruhnya. Inilah
suatu dasar negara yang tidak boleh dilupakan.
2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
(k) Dengan demikian jelas bahwa secara konstitusional, negara Indonesia adalah
negara hukum yang dinamis (negara hukum materiil) atau negara kesejahteraan
(welfare state).
(l) Dalam negara hukum Indonesia yang dinamis dan luas ini para penyelenggara
negara dituntut untuk berperan luas demi kepentingan dan kesejahteraan rakyat.
2.5.2. Perwujudan Negara Hukum di Indonesia
a. Operasionalisasi dari konsep negara hukum Indonesia dituangkan dalam
konstitusi negara, yaitu UUD 1945.
b. UUD 1945 merupakan hukum dasar negara yang menempati posisi sebagai
hukum negara tertinggi dalam tertib hukum (legal order)Indonesia.
c. Di bawah UUD 1945 terdapat berbagai aturan hukum / peraturan perundangundangan yang bersumber dan berdasarkan pada UUD 1945.
d. Legal order yang merupakan satu kesatuan sistem hukum yang tersusun secara
tertib di Indonesia dituangkan dalam Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang
Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan.
19
e. Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa yang dimaksud sumber hukum adalah
sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan perundang-undangan.
f. Sumber hukum terdiri atas sumber hukum tertulis dan tidak tertulis.
g. Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana yang tertulis dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu :
1.
2.
3.
Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
6. Batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945.
h. Adapun tata urutan perundangan adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Dasar 1945
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
3. Undang-Undang
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)
5. Peraturan Pemerintah :
1. Keputusan Presiden
2. Peraturan Daerah
i. Penjelasan dari masing-masing aturan perundangan tersebut adalah sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
6.
7.
1.
2.
21
3.
4.
2.
3.
4.
5.
6.
22
23
9. Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia (Pasal 28 A-J
UUD 1945).
2.5.3. Hubungan Negara Hukum dengan Demokrasi
a. Hubungan antara negara hukum dengan demokrasi dapat dinyatakan bahwa
negara demokrasi pada dasarnya adalah negara hukum.
b. Namun, negara hukum belum tentu negara demokrasi.
c. Negara hukum hanyalah satu ciri dari negara demokrasi.
d. Franz Magnis Suseno (1997) menyatakan adanya 5 (lima) gugus ciri hakiki dari
negara demokrasi.
e. Kelima ciri negara demokrasi tersebut adalah :
1. Negara hukum
2. Pemerintah di bawah kontrol nyata masyarakat
3. Pemilihan umum yang bebas
4. Prinsip mayoritas
5. Adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis
f. Berdasarkan sejarah perkembangannya, tumbuhnya negara hukum, baik formal
maupun materiil bermula dari gagasan demokrasi konstitusional, yaitu negara
demokrasi yang berdasar atas konstitusi.
g. Gagasan demokrasi konstitusional abad ke-19 menghasilkan negara hukum klasik
(formil), sedang demokrasi konstitusional dalam abad ke-20 menghasilkan Rule
of Law yang dinamis (negara hukum materiil).
h. Demokrasi baik sebagai bentuk pemerintahan maupun suatu sistem politik
berjalan di atas dan tunduk pada koridor hukum yang disepakati bersama sebagai
aturan main demokrasi.
i. Adapun demokrasi sebagai sikap hidup ditunjukkan dengan adanya perilaku yang
taat pada aturan main yang telah disepakati bersama pula.
j. Aturan main itu umumnya dituangkan dalam bentuk norma hukum.
k. Dengan demikian di negara demokrasi, hukum menjadi sangat dibutuhkan sebagai
aturan dan prosedur demokrasi.
l. Tanpa aturan hukum, kebebasan dan kompetisi sebagai ciri demokrasi akan liar
tidak terkendalikan.
m. Jadi, negara demokrasi sangat membutuhkan hukum.
24
25
1) Landasan yang langsung dan pertama, yakni kodrat manusia. Kodrat manusia
adalah sama derajat dan martabatnya. Semua manusia adalah sederajat tanpa
membedakan ras, agama, suku, bahasa dan sebagainya.
2) Landasan yang kedua dan yang lebih dalam : Tuhan menciptakan manusia. Semua
manusia adalah makhluk dari pencipta yang sama yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Karena itu di hadapan Tuhan manusia adalah sama kecuali nanti pada amalnya.
Dengan demikian, kesadaran manusia akan hak asasi manusia itu ada,
karena pengakuan atas harkat dan martabat yang sama sebagai manusia. Selama
manusia belum mengakui adanya persamaan harkat dan martabat manusia maka
hak asasi manusia belum bisa ditegakkan. Hak dasar seseorang atau kelompok
tidak diakui dan dihargai selama mereka dianggap tidak memiliki harkat dan
derajat yang sama sebagai manusia. Bila hak asasi manusia belum dapat
ditegakkan maka akan terus terjadi pelanggaran dan penindasan atas hak asasi
manusia, baik oleh masyarakat, bangsa, dan pemerintah suatu negara. Pada masa
lalu, manusia banyak yang belum mengakui derajat manusia lain. Akibatnya
banyak terjadi penindasan manusia oleh manusia lain. Misalnya penjajahan,
perbudakan, dan penguasaan. Bangsa Indonesia dahulu pernah mengalami
penjajahan bangsa lain. Oleh karena itu, perjuangan menegakkan hak asasi
manusia harus terus-menerus dilakukan. Pada masa sekarang pun masih banyak
manusia atau bangsa, yang menindas manusia dan bangsa lain.
Hak asasi manusia wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia. Secara definitif, hak artinya kekuasaan atau
wewenang yang dimiliki seseorang atas sesuatu di luar dirinya (Suria Kusuma,
1986).
Kebalikan dari hak adalah kewajiban yang berarti tugas yang harus
dijalankan manusia untuk mengakui kekuasaan itu. Setiap orang memiliki hak
dasar memeluk agama, yang berarti kebebasan dan kewenangan dia untuk
menganut suatu agama sedangkan orang lain memiliki kewajiban untuk mengakui
kewenangan orang tersebut. Hubungan ini akan terjadi bilamana ada pengakuan
yang sama antar manusia itu sendiri. Istilah hak asasi manusia bermula dari Barat
yang dikenal dengan right of man untuk menggantikan natural right. Karena
26
istilah right of man tidak mencakup right of women maka oleh Eleanor Roosevelt
diganti dengan istilah human right yang lebih universal dan netral (Gazalli, 2004).
Istilah natural right berasal dari konsep John Locke (1632-1704) mengenai hakhak alamiah manusia. John Locke menggambarkan bahwa kehidupan manusia
yang asli sebelum bernegara (state of nature) memiliki hak-hak dasar perorangan
yang alami. Hak-hak alamiah itu meliputi hak untuk hidup, hak kemerdekaan,
dan hak milik. Setelah bernegara, hak-hak dasar itu tidak lenyap tetapi justru
harus dijamin dalam kehidupan bernegara.
2.6.2. Macam Hak Asasi Manusia
1.
2.
Hak asasi manusia tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. Hak asasi
manusia adalah bagian dari manusia secara otomatis.
Hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin,
asal usul, ras, agama, etnik, dan pandangan politik.
Hak asasi manusia tidak boleh dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap memiliki hak asasi
manusia meskipun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi
bahkan melanggar hak asasi manusia.
3. Hak asasi manusia merupakan hak dasar dari manusia.
4. Apa saja yang termasuk hak dasar manusia itu senantiasa berubah menurut
ukuran zaman dan perumusannya.
5. Beberapa contoh hak dasar tersebut sebagai berikut :
27
Hak berkomunikasi,
g. Hak keamanan,
h. Hak kesejahteraan, dan
i.
Hak perlindungan
6.
a. Hak asasi pribadi (Personal Rights), misal, hak kemerdekaan, hak menyatakan
pendapat, hak memeluk agama.
b. Hak asasi politik (Political Rights), yaitu hak untuk diakui sebagai warga negara.
Misalnya, memilih dan dipilih, hak berserikat, hak berkumpul.
c. Hak asasi ekonomi (Property Rights), misal, hak memiliki sesuatu, hak
mengadakan perjanjian, hak bekerja, hak mendapat hidup layak.
d. Hak asasi sosial dan kebudayaan (Social and Cultural Rights), misal,
mendapatkan
pendidikan,
hak
mendapat
santunan,
hak
pension,
hak
28
e. Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
(Rights of Legal Equality).
f. Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam tata cara peradilan dan
perlindungan (Procedural Rights).
2.7.
1) Tahun 1215, munculnya piagam Magna Charta atau Piagam Agung. Terjadi
pada pemerintahan Raja John, yang bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat
dan terhadap kelompok bangsawan. Tindakan Raja John tersebut mengakibatkan
29
rasa tidak puas kaum bangsawan yang kemudian berhasil membuat suatu
perjanjian yang disebut Magna Charta. Magna Charta membatasi kekuasaan Raja
John di Inggris.
2) Tahun 1628, keluarnya piagam Petition of Rights. Dokumen ini berisi
pertanyaan mengenai hak-hak rakyat beserta jaminannya. Hak-hak tersebut adalah
:
a)
b)
c)
3) Tahun 1679, munculnya Habeas Corpus Act. Dokumen ini merupakan undangundang yang mengatur tentang penahanan seseorang. Isinya adalah sebagai
berikut :
warga
masing-
negara
untuk
memeluk
agama
menurut
parlemen
kepercayaannya
masing
30
2) Dasar inilah yang kemudian dijadikan landasan bagi pengakuan hak-hak asasi
manusia yang terlihat dalam Declaration of Independence of The United States.
3) Di Amerika Serikat perjuangan hak-hak asasi manusia itu adalah karena rakyat
Amerika Serikat yang berasal dari Eropa sebagai emigrant merasa tertindas oleh
pemerintahan Inggris, yang pada waktu itu merupakan jajahan Inggris.
4) Amerika Serikat berhasil mencapai kemerdekaannya pada tanggal 4 Juli 1776.
5) Deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat dimasukkan dalam konstitusi negara
tersebut.
6) Dalam sejarah perjuangan hak asasi manusia, negara Amerika Serikat dapat
dikatakan sebagai negara pertama yang menetapkan dan melindungi hak asasi
manusia dalam konstitusinya.
2.7.1.4.
1) Perjuangan hak asasi manusia di Prancis dirumuskan dalam suatu naskah pada
awal Revolusi Prancis pada tahun 1789, sebagai pernyataan tidak puas dari kaum
borjuis dan rakyat terhadap kesewenang-wenangan Raja Louis XVI.
2) Naskah tersebut dikenal dengan Declaration des Droits de L home et Du Citoyen
(pernyataan mengenai hak-hak asasi manusia dan warga negara).
3) Deklarasi ini menyatakan bahwa hak asasi manusia ialah hak-hak alamiah yang
dimiliki manusia menurut kodratnya, yang tidak dapat dipisahkan daripada
hakikatnya dan karena itu bersifat suci.
4) Revolusi Prancis ini terkenal sebagai perjuangan penegakkan HAM di Eropa.
5) Dalam revolusi ini, muncul semboyan Liberty, Egality, dan Fraternity
(Kebebasan, Persamaan, dan Persaudaraan).
6) Pada tahun 1791, deklarasi ini dimasukkan dalam konstitusi Prancis.
2.7.1.5.
31
2.
3.
4.
Deklarasi universal ini menjadi pedoman sekaligus standar minimum yang dicitacitakan umat manusia untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan damai.
5.
6.
Setiap negara pun juga mulai menunjukkan jaminan hak asasi manusia dalam
konstitusi atau undang-undang dasarnya.
2.7.1.7. Hasil Sidang Majelis Umum PBB Tahun 1966
1. Tahun 1966, dalam siding Majelis Umum PBB, telah diakui covenants on
Human Rights dalam hukum Internasional dan diratifikasi oleh negara-negara
anggota PBB. Covenants tersebut antara lain :
32
1.
The International on Civil and Political Rights, yaitu tentang hak sipil dan hak
politik (konvensi tentang hak sipil dan politik, 1966);
2.
The International Covenant of Economic, Social, and Cultural Rights, yaitu berisi
syarat-syarat dan nilai-nilai bagi sistem demokrasi ekonomi, sosial, dan budaya
(konvensi tentang hak ekonomi, sosial, dan budaya, 1966);
3.
African Charter on Human and Peoples Rights (Banjul Charter) oleh negara
Afrika yang tergabung dalam Persatuan Afrika (OAU) pada tahun 1981.
Deklarasi Wina tahun 1993 yang merupakan deklarasi universal dari negaranegara yang tergabung dalam PBB.
3. Berdasarkan sejarah perkembangannya, ada 3 (tiga) generasi hak asasi
manusia, sebagai berikut :
Generasi pertama adalah Hak Sipil dan Politik yang bermula di dunia
Barat (Eropa), contohnya : hak atas hidup, hak atas kebebasan dan
keamanan, hak atas kesamaan di muka peradilan, hak kebebasan berpikir
dan berpendapat, hak beragama, hak berkumpul dan hak untuk berserikat.
33
pekerja, hak atas pangan, kesehatan, hak atas perumahan, pendidikan, dan
hak atas jaminan sosial.
34
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Tegaknya HAM selalu mempunyai hubungan korelasional positif
dengan tegaknya negara hukum. Sehingga dengan dibentuknya KOMNAS
HAM dan Pengadilan HAM, regulasi hukum HAM dengan ditetapkannya
UU No. 39 Tahun 1999 dan UU No. 26 Tahun 2000 serta dipilihnya para
hakim ad hoc, akan lebih menyegarkan iklim penegakkan hukum yang sehat.
Artinya kebenaran hukum dan keadilan harus dapat dinikmati oleh setiap
warganegara secara egaliter. Disadari atau tidak, dengan adanya political
will dari pemerintah terhadap penegakkan HAM, hal itu akan berimplikasi
terhadap budaya politik yang lebih sehat dan proses demokratisasi yang lebih
cerah. Dan harus disadari pula bahwa kebutuhan terhadap tegaknya HAM dan
keadilan itu memang memerlukan proses dan tuntutan konsistensi politik.
Begitu pula keberadaan budaya hukum dari aparat pemerintah dan tokoh
masyarakat
merupakan
faktor
mendukung
tegaknya HAM.
Kenyataan menunjukkan bahwa masalah HAM di indonesia selalu
menjadi sorotan tajam dan bahan perbincangan terus-menerus, baik karena
konsep dasarnya yang bersumber dari UUD 1945 maupun dalam realita
praktisnya di lapangan ditengarai penuh dengan pelanggaran-pelanggaran.
Sebab-sebab pelanggaran HAM antara lain adanya arogansi kewenangan dan
kekuasaan yang dimiliki seorang pejabat yang berkuasa, yang mengakibatkan
sulit mengendalikan dirinya sendiri sehingga terjadi pelanggaran terhadap
hak-hak orang lain. Perkembangan dan perjuangan dalam mewujudkan
tegaknya HAM di Indonesia terutama terjadi setelah adanya perlawanan
terhadap penjajahan bangsa asing, sehingga tidak bisa dilihat sebagai
pertentangan yang hanya mewakili kepentingan suatu golongan tertentu saja,
35
Dewasa
kemajuan. Hal ini terlihat dengan adanya regulasi hukum HAM melalui
peraturan perundang-undangan. Di samping itu telah dibentuknya Pengadilan
HAM dalam upaya menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran HAM berat
yang terjadi.
3.2. Saran
Pengawalan penegakkan HAM kian berat. Tak semudah membalik
telapak tangan. Buktinya di bangsa yang berumur 71 tahun ini belum bisa
sepenuhnya menancapkannya. Walau masih bangsa muda dibandingkan
dengan Negara-negara barat, namun waktu seperti itu bukanlah sempit bagi
pemerintah kita untuk mewujudkannya. Namun mari kembali lagi pada
kenyataannya. Bangsa Indonesia belum menjamin HAM warganya. Di
butuhkan keseriusan pemerintah untuk mempelopori penegakkan HAM di
Indonesia. Tentu saja itu tidak cukup, hanya pemerintah namun,partisipasi
dan kerja sama warga nemasih sangat dibutuhkan kerjasama warna Negara
Indonesia yang semoga baik-baik saja. Kemudian secara sinergi merongrong
Negara Indonesia yang adil. Kita sebagai mahasiswa dan generasi penerus
bangsa, sudah semestinya membantu pemerintah untuk terus menegakkan
HAM di Indonesia. Kondisi HAM di Indonesia sudah saatnya dibenahi dan
ditata ulang agar terbentuk good goverment. Segala jenis hambatan dan
tantangan yang dapat mengganggu terwujudnya pelaksanaan HAM harus
segera dihilangkan.
36
DAFTAR PUSTAKA
37