Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 1 (materi 5)

Pengertian Negara Hukum


Sri Soemantri berpendapat bahwa tidak ada satu negara pun di dunia yang tidak memiliki konstitusi atau
undang-undang dasar. Sebab, negara dan konstitusi adalah 2 (dua) lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lain. Negara hukum identik dengan negara yang berkonstitusional atau negara yang menjadikan
konstitusi sebagai pedoman dalam kehidupan kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan.Kemudian,
Budiono Kusumohamidjojo mengemukakan bahwa sangat sulit untuk membayangkan negara tidak sebagai
negara hukum. Karena, setiap negara yang tidak mau dkucilkan dari pergaulan masyarakat internasional
menjelang abad ke-21 memaklumkan dirinya sebagai negara hukum. Selain itu, hukum juga menjadi jalan
keluar penyelesaian berbagai macam sengketa, termasuk perselisihan politik.

 Ada beberapa istilah yang sering digunakan secara bergantian dengan negara hukum. Di Amerika istilah
“goverment under law” lebih umum, di Jerman “der Rechtsstaat” dan di Perancis istilah “Le Principe de la
legalite”. Istilah "rule of law" digunakan oleh Anglo-Saxon, yang kemudian menjadi populer di negara-negara
di seluruh dunia. Istilah “rule of law” mulai populer setelah istilah tersebut dimasukkan dalam Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia yang diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 10 Desember 1948. 

 Dalam Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, amandemen keempat 2002,
konsepsi negara hukum atau "rechtstaat", yang sebelumnya hanya tercantum dalam Penjelasan UUD 1945,
dirumuskan dengan tegas dalam Pasal 1 ayat (3). Dalam konsep negara hukum, hukumlah yang harus dijadikan
panglima dalam dinamika kehidupan kenegaraan, bukan politik atau ekonomi.

 Negara Hukum adalah negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan bagi seluruh warga
negara.dengan adanya keadilan dalam masyarakat,maka akan mencapai kebahagiaan dalam masyarakat
itu.untuk mendasari keadilan tersebut kepada setiap warga negara perlu diajarkan norma-norma sosial agar
mereka menjadi warga negara yang baik.demikian pula peraturan hukum yang sesungguhnya itu hanya ada
apabila peraturan dimaksud mencerminkan keadilan dalam pergaulan hidup antar warga negaranya (  dan
Sunarto, 1990).

 Dalam buku "over den Rechtstaat" yang menyebutkan adanya dua ciri negara hukum. ciri yang utama adalah
"er is recht tegenover den staat" maksudnya Kawula negara itu mempunyai hak terhadap negara,individu
mempunyai hak terhadap masyarakat. menurut Notohamidjojo (1970) asas ini meliputi dua segi yaitu : 
a. manusia itu mempunyai suasana tersendiri yang pada asasnya terletak diluar wewenang negara,dan 
b. pembatasan suasana manusia itu hanya dapat dilakukan dengan ketentuan undang-undang dengan peraturan
peraturan umum.

 ciri kedua negara hukum adalah " er is scheiding van machten" yang artinya bahwa dalam negara hukum ada
pemisahan kekuasaan. dengan pemisahan kekuasaan ada satu hal yang penting untuk diperhatikan yaitu bahwa
rakyat Ingin turun mengambil bagian dalam perundang-undangan.

Unsur Negara Hukum


Terdapat beberapa unsur dalam suatu negara hukum,. Unsur-unsur tersebut antara lain adalah:
1. Setiap manusia memiliki hak untuk dihargai sesuai dengan harkat dan martabatnya.
2. Untuk menjamin hak-hak tersebut terdapat pemisah atau pembagian kekuasaan.
3. Pemerintahan dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
4. Perselisihan antara rakyat dengan pemerintahannya menyebabkan hadirnya peradilan administrasi.
5. Perlindungan hak-hak asasi manusia;
6. Pemerintahan berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan; dan
7. Peradilan administrasi dalam perselisihan.

Sekilas Konsep Negara Hukum


Konsep negara hukum berangkat dari hasil perenungan dua filsuf Yunani, yakni Plato(429SM) serta muridnya,
Aristotles(384SM). Plato pada salah satu karya  besarnya yang bertajuk “Nomoi",  memberikan perhatian besar
terhadap hukum. Ia menyatakan bahwa penyelenggaraan pemerintah yang baik adalah Pemerintah yang diatur
oleh hukum. Pandangan Plato tersebut selanjutnya dikembangkan oleh  muridnya,Aristotles. Ia mempertegas
makna substansial pandangan gurunya tersebut dengan menyatakan bahwa negara yang baik adalah negarayang
diperintah dengan konstitusi serta berkedaulatan hukum. Untuk menjadi pemerintahan yang diperintah dengan
konstitusi tersebut terdapat tiga  unsur yang  harus terpenuhi oleh negara tersebut, yakni:
a. Pemerintahan dilaksanakan untuk kepentingan umum
b. Pemerintahan dilaksanakan menurut hukum yang berdasar pada ketentuan-ketentuan umum, dan bukan
hukum yang dibuat secara sewenang-wenang yang menyampingkan konvensi dan konstitusi.
c. Pemerintahan dilaksanakan atas kehendak rakyat, dan bukan paksaan seperti yang dilaksanakan
pemerintahan despotis (pemerintahan yang berkuasa dengan kekuatan politik absolut)

Pengertian Hak Asasi Manusia


 Hak asasi manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada diri seseorang yang bersifat mendasar, seperti hak
hidup, hak berbicara dan mengemukakan pendapat, serta hak mendapatkan perlindungan. Hak asasi manusia
atau sering disingkat HAM dikenal juga dengan nama human rights dan fundamental rights.
 Hak asasi manusia adalah hak sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang melekat pada diri manusia,bersifat
kodrati,universal,terkait dengan harkat dan martabat manusia (Tap.MPR RI NO.XVII/MPR/1998 Tentang
HAM). hak asasi manusia HAM juga berarti seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan yang maha esa dan merupakan anugerahnya yang wajib dihormati,dijunjung tinggi oleh
negara,hukum,pemerintah serta perlindungan harkat martabat manusia (UU no 39 tahun 1999 tentang HAM).

Hak asasi manusia yang termaktub di dalam UUD RI 1945 cukup banyak yaitu yang terdapat pada pasal 28
tentang kemerdekaan berserikat dan berkumpul,mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
ditetapkan dengan undang-undang pasal 28 a sampai dengan pasal 28 J juga mengatur hak asasi manusia yang
meliputi: 

1. hak untuk hidup serta mempertahankan hidup dan kehidupan 


2. hak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah 
3. hak kelangsungan hidup tumbuh dan berkembang serta perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi bagi
anak
4. hak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya mendapatkan pendidikan dan memperoleh
manfaat ilmu pengetahuan teknologi seni dan budaya, 
5. hak memajukan dirinya dalam memperjuangkan hak secara kolektif untuk membangun masyarakat bangsa
dan negaranya 
6. hak atas pengakuan, jaminan perlindungan dan kepastian hukum Yang Adil serta perlakuan yang sama
dihadapan hukum dan sebagainya. secara lebih lengkap ada pada rumusan HAM adalah UUD 1945.
Penegakan HAM di Indonesia
 Banyaknya pelanggaran HAM menurut analisis chamim (2003) terutama disebabkan oleh lemahnya sistem
penegakan hukum terhadap pihak pelanggar dan lemahnya nya Political will pemerintah dalam
mengimplementasikan norma-norma HAM. Kekerasan dan Represif negara dimanfaatkan oleh penguasa
sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan. sebab lainnya karena rendahnya tingkat kesadaran hukum dari
warga masyarakat itu sendiri.
 Adanya suatu kewajiban yaitu kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan tanpa ada kecualinya
pasal 27 ayat (1) undang-undang dasar negara RI tahun 1945. Perumusan ini secara Principal telah membuka
suatu sistem perlindungan hak asasi yang berlainan sekali dengan sistem perumusan "hukum rights" di negara-
negara barat yang yang umumnya hanya menyebutkan hak asasi tanpa adanya kewajiban di sampingnya.

Upaya Penegakan HAM di Indonesia


1. Bekerja sama dengan pihak internasional dalam upaya menegakkan HAM di seluruh dunia dan Indonesia
sangat merespon pelanggaran HAM internasional yang dibuktikan dengan sikap Presiden.
2. Membentuk lembaga yang berkaitan dengan HAM sebagai wujud prioritas pembangunan Nasional.
Indonesia memiliki Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang tugasnya untuk
meningkatkan perlindungan HAM dalam rangka mendukung pembangunan nasional
3. Mengeluarkan UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan berbagai UU terkait yang
menyangkut penegakan hak asasi manusia.
4. Melakukan supremasi hukum dan demokrasi untuk memenuhi kewajiban kepada masyarakat dan agar upaya
represif yang terjadi sebelum Reformasi tidak terulang kembali.
5. Menyebarluaskan prinsip-prinsip dan nilai-nilai hak asasi manusia yang diintensifkan melalui jalur
pendidikan dan pelatihan, yakni dengan pemuatan HAM dalam kurikulum pendidikan dan pelatihan aparat
penegak hukum.
6. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antara kelompok dan golongan dalam masyarakat supaya mampu
saling memahami dan menghormati.
7. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
8. Menegakkan hukum secara adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif serta memperkuat konsolidasi
demokrasi.
9. Membentuk Rencana Aksi Nasional HAM (RANHAM) dan menegakkan HAM melalui ratifikasi.
10. Melakukan penegakan HAM melalui pencegahan dan penindakan terhadap pelanggaran HAM

Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia


 Chamim (2003) terkait negara hukum dan mengatakan bahwa salah satu syarat untuk mewujudkan negara
hukum dan menegakkan hak asasi manusia adalah tegaknya keadilan dan supremasi hukum dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara. keadilan dimaksudkan untuk mewujudkan keseimbangan dan
pembagian yang profesional terhadap hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup seluruh aspek
kehidupannya
 masyarakat memiliki hak yang sama dalam memperoleh kebijakan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah
“penguasa”, dalam rangka penegakan HAM sangat diperlukan supremasi hukum. sedangkan supremasi hukum
akan terwujud apabila setiap warga negara baik yang duduk dalam pemerintahan  maupun sebagai rakyat
biasa,semua tunduk kepada hukum, karena supremasi hukum akan memberikan jaminan dan perlindungan
terhadap segala bentuk penindasan individu dan kelompok yang melanggar norma,yang melanggar norma-
norma hukum
KESIMPULAN
 Dalam rangka perjuangan untuk memperoleh dan mewujudkan hak serta kebebasan antara warga negara
kepada pemerintah,atau warga negara harus dilakukan dengan cara-cara damai,santun,serta sesuai dengan
hukum yang berlaku.

 konsep negara hukum pada intinya menempatkan ide perlindungan HAM sebagai salah satu elemen terpenting.
Dengan mempertimbangkan urgensi perlindungan HAM, maka konstitusi wajib memuat pengaturan HAM
agar hak-hak warga negara dijamin oleh negara. Hubungan HAM dan negara hukum juga dapat dilihat secara
formal dan materil. Secara formal terlihat dari perlindungan HAM sebagai ciri utama konsep negara hukum.
Sedangkan hubungan secara materil berkaitan dengan tindakan pemerintah yang berpedoman dengan hukum
sebagai asas legalitas.

KELOMPOK 2 (materi 4)
Konsep Dasar Demokrasi
Secara etimologis istilah demokrasi yang merupakan terjemahan kata "democracy" (bahasa Inggris), berasal
dari Khazanah bahasa Yunani menurut HeukenSJ dkk (1988,)
istilah demokrasi merupakan terjemahan dari istilah demokratia. Istilah itu muncul di Yunani pada abad ke-5
sebelum masehi yang waktu itu digunakan untuk menamakan Suatu bentuk pemerintahan di salah satu negara
kota (city state). Yaitu negara Athena, ketika itu sistem demokrasinya merupakan demokrasi langsung (direct
democracy )yaitu suatu bentuk pemerintahan di mana hak mutlak membuat keputusan-keputusan politik
dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara yang bertindak berdasarkan prosedur mayoritas
( Budiardjo 2008).
Menurut Rawney, Istilah demokrasi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu Demos yang berarti rakyat,
dan Kratos yang berarti "ruling power"atau kekuasaan memerintah. dengan demikian, dari asal-usul katanya
Demokrasi adalah pola pemerintahan di mana kekuasaan mutlak pemerintah ada ditangan rakyat. Dengan
demikian ada dua subjek dalam pemerintahan demokrasi yaitu, rakyat dan pemerintah yang saling terhubung
satu sama lain dalam menjalankan pemerintahan.

Prinsip-Prinsip Dan Indikator Demokrasi


1. Prinsip-prinsip demokrasi Menurut Rawney (1982)
a. Prinsip Kedaulatan Rakyat
Rakyat adalah Pemegang kedaulatan tertinggi. hak memerintah yang dimiliki pemerintah adalah berasal dari
rakyat. dalam negara demokrasi rakyat mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada para anggota badan
legislatif, pejabat eksekutif, dan para hakim. Pelaksanaan kekuasaan yudikatif untuk mengatur kehidupan
bernegara. Meskipun begitu rakyat tetap berdaulat. karena rakyat tetap berkuasa menentukan persoalan apa
saja yang pengambilan keputusannya akan ikan, kepada siapa delegasi akan diberikan,syarat-syarat dan
mekanisme pertanggungjawaban seperti yang harus dilakukan wakil rakyat serta berapa lama delegasi
kekuasaan itu diberikan. Contoh: melalui pemilu rakyat menentukan sendiri siapa orang atau orang-orang yang
akan mereka beri delegasi kekuasaan baik selaku anggota DPR, DPRD ,presiden dan sejenisnya.

b. Persamaan Politik
Dalam negara demokrasi setiap warga negara mempunyai kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam
proses politik. persamaan politik berarti persamaan kesempatan partisipasi bukan persamaan partisipasi nyata
warga masyarakat. tidak ada kesamaan tingkat partisipasi warg negara dalam kehidupan demokrasi. karena
kemampuan dan kemauan warga negara dalam memanfaatkan kesempatan berpartisipasi politik itu berbeda
satu dengan yang lainnya. asalkan setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi
sesuai dengan kehendak. kaum minoritas kelompok mayoritas harus bertindak cermat dan adil agar kesatuan
bangsa tetap di pertahankan walau terdapat perbedaan.

2. Indikator Demokrasi
Mengenai indikator demokrasi Ada pendapat yang berbeda-beda diantara para ahli. Franz magnis Suseno
(1995) menyatakan bahwa sebuah negara hanya dapat disebut negara demokrasi apabila memenuhi syarat
pertama negara hukum dengan indikator :
(a)fungsi-fungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga yang bersangkutan sesuai dengan ketetapan ketetapan
sebuah undang-undang dasar
(b) undang-undang dasar menjamin hak asasi manusia yang paling penting
(c)badan-badan negara menjalankan kekuasaan masing-masing .selalu dan hanya atas dasar hukum yang
berlaku
(d) terhadap tindakan badan negara masyarakat dapat mengadu ke pengadilan dan putusan pengadilan
dilaksanakan oleh badan negara, dan
(e)badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak

kedua, pemerintah di bawah yang nyata masyarakat,dengan indikator


a) pemerintah wajib mempertanggungjawabkan kebijakan-kebijakan yang diambil
b) pemerintah berada serta bersedia berada di bawah sorotan terus-menerus baik badan perwakilan maupun
masyarakat langsung, khususnya pers dan media lain.
c) para wakil rakyat bebas menyatakan pendapat mereka menuntut pertanggungjawaban dan mengkritik serta
menolak usulan kebijakan pemerintah
d) pemerintah tidak dapat membuat undang-undang atau menciptakan norma hukum sekurang-kurangnya
tidak tanpa persetujuan badan perwakilan rakyat dan
e) pemerintah diangkat dan diberhentikan secara damai oleh rakyat atau badan perwakilan rakyat dalam
kaitan dengan hasil pemilihan umum.

Ketiga, pemilihan umum yang bebas dengan indikator :


(a) ada pilihan antara sekurang-kurangnya dua kandidat atau partai
(b) secara efektif bagian terbesar warga negara berhak dan mampu ikut memilih
(c) kebanyakan warga negara berhak mencalonkan diri untuk dipilih dan
(d) melalui pemilihan umum itu dipilih badan perwakilan rakyat yang mempunyai hak legislatif sendiri atau
bersama dengan pemerintah, serta hak dan kemampuan untuk mengontrol pemerintah.

Keempat, prinsip mayoritas maksudnya adalah bahwa badan perwakilan rakyat mengambil keputusan
keputusannya secara sepakat atau kalau kesepakatan tidak tercapai dengan suara terbanyak.

Kelima, adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis dengan indikator :


(a) adanya hak untuk menyatakan pendapat serta untuk mengkritik pemerintah baik secara lisan maupun
tertulis
(b) adanya hak untuk mencari informasi alternatif terhadap informasi yang disajikan pemerintah
(c) adanya hak berkumpul dan
(d) adanya hak untuk membentuk Serikat termasuk hak mendirikan partai politik dan hak berasosiasi.
C. Perkembangan Demokrasi Di Indonesia
Sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam lima periode waktu yaitu
(1) demokrasi di awal kemerdekaan RI
(2) demokrasi parlementer di masa berlakunya konstitusi RIS dan UUDS 1950
(3) demokrasi terpimpin
(4) demokrasi di masa orde baru dan
(5) demokrasi pada masa reformasi sampai sekarang.

1. Demokrasi Di Awal Kemerdekaan RI


Pada awal kemerdekaan RI para pendiri negara telah memiliki komitmen yang kuat untuk mewujudkan
demokrasi politik di Indonesia,sekalipun implementasi demokrasi ketika itu baru terbatas pada interaksi politik
di parlemen dan berfungsinya pers yang mendukung reformasi kemerdekaan (Ghaffar 2002)
Upaya mewujudkan demokrasi juga sudah dilakukan selain untuk mengubah kesan bahwa, pemerintah
Indonesia bersifat fasisme. tetapi juga mencerminkan usaha bangsa Indonesia untuk mewujudkan demokrasi.
Kuatnya keyakinan para pemimpin ketika itu,sehingga walaupun UUD 1945 tetap dipertahankan sebagai
hukum dasar negara,tetapi praktik praktik kenegaraan ketika itu menunjukkan bahwa UUD 1945 diabaikan.
pengabaian ini diawali dengan pemberian wewenang kepada KNIP untuk menjalankan fungsi legislatif DPR.
pemberian kekuasaan itu dilakukan melalui maklumat Wakil Presiden Nomor x tanggal 16 Oktober
1945.Sejak saat itu KNIP bukan sekedar berfungsi sebagai pembantu presiden melainkan telah menjadi dewan
perwakilan rakyat (parlemen).langkah ini ditempuh untuk menghapus kesan bahwa pemerintah Indonesia
sebagai Fasisme yang bersifat diktator karena waktu itu selain menjadi kepala negara dan kepala pemerintahan
presiden juga melaksanakan kekuasaan MPR, DPR, dan DPD dengan bantuan KNIP.

2. Demokrasi Parlementer (27-12-1949 s/d 5-7-1959)


Setelah berubah menjadi negara serikat pada tanggal 27 Desember 1949,pada tanggal 17 Agustus 1950 bangsa
Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan. Selama masa berlakunya konstitusi RIS dan UUD 1950 itu
Indonesia menjalankan sistem demokrasi parlementer,karena pada masa itu merupakan kejayaan parlemen
dalam sejarah politik Indonesia (gaffar, 2002). Cara kerja sistem pemerintahan parlementer adalah sebagai
berikut ;
a) kekuasaan legislatif dijalankan oleh DPR yang dibentuk melalui pemilu multipartai. partai
b) politik yang menguasai mayoritas kursi DPR membentuk kabinet Sebagai penyelenggara pemerintah
negara,
c) kekuasaan eksekutif dijalankan oleh kabinet /dewan menteri yang dipimpin oleh seorang perdana menteri.
kabinet dibentuk dan bertanggung jawab kepada DPR
d) presiden hanya berperan sebagai kepala negara tidak menjadi kepala pemerintahan karena kepala
pemerintahan dijabat oleh perdana menteri
e) kekuasaan yudikatif dijalankan oleh badan pengadilan yang bebas
f) jika DPR menilai menteri/beberapa menteri/kabinet tidak menjalankan pemerintahan dengan baik, DPR
dapat memberi misi tidak percaya kepada seorang atau beberapa apa menteri bahkan kabinet secara
keseluruhan. jika diberi mosi tidak percaya menteri para menteri atau Kabinet itu harus
mengundurkan/membubarkan diri
g) jika kabinet bubar, Presiden akan menunjuk formatur kabinet untuk menyusun kabinet baru, dan
h) jika kabinet baru itu mendapat mosi tidak percaya lagi dari DPR, maka DPR dibubarkan dan diadakan
pemilihan umum.
3. Demokrasi Terpimpin (5 Juli 1959 s/d 11 Maret 1966)
Demokrasi terpimpin mulai dijalankan sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959,yang yang memberlakukan kembali
UUD 1945.Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya kemudian demokrasi terpimpin justru menyimpang
dari prinsip negara hukum dan negara demokrasi berdasarkan UUD 1945.

ciri demokrasi terpimpin adalah dominasi dari Presiden, terbatasnya peranan partai politik, berkembangnya
pengaruh komunis, dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik (Budiardjo 2008).

4. Demokrasi Di Masa Orde Baru (11 Maret 1966 S/d 21 Mei 1998)
Belajar dari berbagai penyimpangan yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin (yang kemudian dikenal
sebagai orde lama) , maka semangat yang menjiwai kelahiran Orde Baru adalah tekad untuk melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.seluruh kegiatan atau penyelenggaraan pemerintahan
negara,maupun kegiatan hidup bermasyarakat dan berbangsa,dinyatakan harus sesuai dengan tata aturan yang
bersumber pada Pancasila maupun UUD 1945.
Menurut Mahfud MD ( 2000) pemerintah Orde Baru memulai pemerintahannya dengan pluralistik, dalam arti
memulai dengan langkah demokratis mengakomodasi berbagai aspirasi dalam masyarakat. namun langkah
tersebut hanyalah Strategi awal untuk mencari bentuk pemantapan legitimasi karena yang kemudian terjadi
orde baru semakin menjelmakan diri sebagai negara organis yang kuat dan mengatasi segala kekuatan yang
ada di dalam masyarakat.

5. Demokrasi Pada Masa Reformasi (22 Mei 1998 sampai sekarang)


Tumbangnya Orde Baru membuka peluang Terjadinya reformasi politik dan
demokrasi. sejumlah langkah demokrasi dilakukan dalam orde reformasi ( Budiardjo 2008). pertama
mempersiapkan dan melaksanakan Pemilu. UU politik yang meliputi UU partai politik, UU pemilu, dan UU
susunan dan kedudukan MPR, DPR, dan DPRD yang baru disahkan pada awal 1999. UU politik ini jauh lebih
demokratis dibanding dengan UU politik sebelumnya sehingga Pemilu 1999 yang diikuti oleh 48 partai politik
menjadi Pemilu yang relatif lebih demokratis dan tertib yang diakui oleh dunia internasional.

Langkah demokratis kedua berupa penghapusan dwifungsi ABRI, sehingga fungsi sosial politik ABRI
(sekarang TNI) di hilangkan. Fungsi pertahanan menjadi fungsi satu-satunya yang dimiliki TNI semenjak
reformasi internal TNI tersebut.

Langkah ketiga, mengamandemen UUD 1945 yang dilakukan oleh MPR hasil pemilu 1999 dalam empat tahap
selama 4 tahun (1999-2002).melalui amandemen itu kehidupan ketatanegaraan RI ditata agar lebih sesuai
dengan cita-cita pemerintahan demokrasi.

Beberapa perubahan penting dilakukan terhadap UUD 1945,yakni peranan DPR sebagai lembaga legislatif
diperkuat semua anggota DPR dipilih dalam pemilu,pengawasan terhadap presiden lebih diperkuat, pemilihan
presiden dan wakil presiden secara langsung, dan hak asasi manusia Memperoleh jaminan yang semakin kuat.

Langkah demokrasi berikutnya adalah pemilihan umum untuk memilih kepala daerah secara langsung yang
diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pilkada bertujuan untuk menjadikan
pemerintah daerah lebih demokratis dengan diberikan hak bagi rakyat untuk menentukan kepala daerah. hal ini
berbeda dengan pemilihan kepala daerah sebelumnya yang bersifat tidak langsung karena dipilih oleh DPRD.
KESIMPULAN
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak yang sama untuk
pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara ikut serta
baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.

KELOMPOK 7 (materi 1)
Pengertian
Identitas berasal dari bahasa Inggris “identity” diartikan ciri-ciri, tanda- tanda atau jati diri yang melekat pada
seseorang atau sesuatu yang membedakan dengan orang lain. Identitas Nasional berasal dari kata “National
Identity” diartikan sebagai kepribadian nasional atau jati diri nasional. Kepribadian nasional atau jati diri
nasional adalah jati diri yang dimiliki oleh suatu bangsa. Jika ada orang yang mengatakan bahwa Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang beradab, bangsa yang berbudaya, bangsa yang beretika, Maka itulah yang kita
katakan kepribadian atau jati diri nasional bangsa Indonesia.

Unsur pembentuk identitas nasional


Unsur pembentuk identitas nasional menurut Rosyad 2003 ada 4 yaitu:
 Suku bangsa
 Agama
 Kebudayaan
 Bahasa

Di dalam UUD RI tahun 1945 telah terdapat pasal-pasal yang menunjukkan


lambang-lambang identitas nasional dan sekaligus sebagai salah satu sarana
integritas bangsa Indonesia antara lain:
a) Pasal 35: bendera negara Indonesia ialah sang merah putih. b) Pasal 36: bahasa negara ialah bahasa
Indonesia. c) Pasal 36 a : lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan
Bhineka Tunggal Ika. d) Pasal 36 B: lagu kebangsaan ialah Indonesia Raya. e) Pasal 37 (5) : khusus mengenai
bentuk negara adalah negara kesatuan
Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan.

Nasionalisme Kebangsaan
Nasionalisme atau paham kebangsaan (Suseno, 2004) adalah situasi kejiwaan kesetiaan seseorang yang secara
total diabdikan kepada negara bangsa atas nama sebuah bangsa. Nasionalisme terbukti menjadi fektif sebagai
alat perjuangan merebut kemerdekaan dari cengkeraman kolonial penjajah, sebagai metode perlawanan.
Nasionalisme atau jiwa dan semangat kebangsaan menjadi alat perjuangan pengikutnya pada akhirnya
membuat rakyat yakin bahwa persamaan cita-cita dapat diwujudkan dalam sebuah identitas politik atau
kepentingan bersama dalam wadah yang disebut bangsa (nation). Bangsa merupakan wadah yang di dalamnya
terhimpun orang-orang yang mempunyai persamaan. Unsur persamaan tersebut dapat dijadikan sebagai
identitas politik bersama.

Identitas nasional sebagai karakter bangsa


• Pengertian karakter
Karakter berasal dari bahasa latin "kharakter", "kharassion" dan "kharax" yang makananya "tools for making",
"to engrave" dan pointed seake yang dalam bahasa prancis menjadi "charactere" yang kemudian dalam bahasa
inggrris menjadi "Character". sedangkan dalam bahasa indonesia di kenal dengan "karakter" karakter juga
dapat diartikan sifat-sifat kejiwaan akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain.
hakikat watak berkarakter berbakti, mempunyai tabiat, mempunyai kepribadian, berwatak. Takim (1996)

Sila-sila Pancasila sebagai karakter bangsa


Effendi (1995), menegaskan bahwa, Pancasila memang harus merupakan falsafah, pandangan hidup bangsa,
pegangan, atau petunjuk dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan dalam
kehidupan masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya. yang berarti bahwa, setiap caran dari semua sila
dalam Pancasila.

Reaktualisasi nilai-nilai perjuangan melalui PKN


Menurut Joyomartono (1990), bahwa berdasarkan santiaji Pancasila tahun 1949 nilai-nilai yang dikembangkan
ialah nilai yang paling baik bagi bangsa Indonesia. Yang menggambarkan aktivitasnya. Nilai nilai yang
dimaksudkan adalah nilai-nilai bersumber pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, yang
merupakan titik kulminasi perjuangan bangsa Indonesia. Yang merupakan pantulan tekad bangsa Indonesia
untuk merdeka. Cetusan jiwa dan semangat Pancasila yang telah berabad-abad lamanya tertindas oleh penjajah
nilai-nilai tersebut meliputi : nilai rela berkorban, nilai persatuan, nilai harga menghargai, nilai kerjasama dan
nilai bangga sebagai bangsa Indonesia

KESIMPULAN
Bisa diambil dari penjelasan yang sudah ada tadi bahwa identitas nasional sangatlah penting apalagi untuk
karakter nasional agar kita bisa berkarakter selayaknya warga Indonesia yang berbahasa, berkebudayaan dan
bersuku bangsa seperti yang disebutkan di unsur pembentukan nasional tadi.

KELOMPOK 8 (materi 6)
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA
 PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA
Secara etimologi, Wawasan Nusantara berasal dari dua kata, yaitu wawasan dan nusantara. Wawasan dari kata
wawas (bahasa Jawa) yang artinya pandangan. Sementara kata “nusantara” artinya kepulauan atau bangsa.
"Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya,
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.
Wawasan nusantara disebut juga sebagai wawasan nasional. Wawasan Nasional merupakan cara pandang suatu
bangsa tentang diri dan lingkungan nya yang didasarkan pada falsafah dan ideologi yang di antaranya, sebagai
wawasan nasional bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara.

KARAKTERISTIK ATAU CIRI NEGARA INDONESIA BERDASARKAN KONSEP WAWASAN


NUSANTARA
Manunggal (keserasian dan keseimbangan) dan Utuh menyeluruh (satu kesatuan yang bulat atau tidak dapat
dipecah-pecah)
1. Negara kepulauan yang pengertiannya adalah suatu wilayah lautan yang dikelilingi pulau-pulau besar dan
kecil.
2. Konsep utamanya adalah manunggalnya wilayah laut, darat, dengan wilayah udara.
3. Laut atau perairan merupakan wilayah pokok, bukan merupakan pelengkap.

GEOPOLITIK
Secara tradisional geopolitik didefinisikan sebagai studi tentang "pengaruh faktor geografis pada tindakan
politik”.
Geopolitik artinya ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah –masalah
geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa.
Istilah geopolitik pertama kali diartikan oleh Frederich Ratzel sebagai ilmu bumi politik (political geography)
yang kemudian diperluas oleh Rudolf Kjellen menjadi geographical politic.
Selain Frederich Ratzel (1844-1904), para ahli yang mengemukakan tentang konsep geopolitik diantaranya
Rudolf Kjellen ( 1864-1922), Karl Haushofer (1896-1946), Harfold Mackinder(1861-1947), Alfred Thayer
Mahan( 1840-1914), Guilio Douhet, Wiliam Mitchel, Sversky, JFC Fuller, dan Nicholas J. Spijkman

MENGAPA WAWASAN NUSANTARA ITU PENTING


Paham geopolitik bangsa Indonesia terumuskan dalam Konsepsi Wawasan Nusantara, dan dilatarbelakangi oleh
latar belakang sejarah, sosiologis dan politik bangsa Indonesia itu sendiri. 
1. Aspek Historis : Indonesia merupakan wilayah yang terpisah:
 Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie (TZMKO 1939) atau dikenal Ordonansi bahwa laut
teritorial yaitu 3 mil dihitung dengan cara menarik garis pangkal berdasarkan garis air pasang surut atau
countour pulau/darat. 
 Isi pokok deklarasi djuanda 13 Desember 1957, bahwa lebar laut teritorial Indonesia 12 mil yang dihitung
dari garis yang menghubungkan pulau terluar Indonesia.
 “The United Nation Convention on the Law of the Sea” (UNCLOS) pada 30 April 1982 bahwa Indonesia
diakui dan diterima sebagai negara kepulauan(Archipelagic State) yaitu ZEE 200 mil (belum termasuk
landas kontinen.

2. Segi Geografis dan Sosial Budaya


 Dalam rumusan GBHN 1998 dikatakan Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
 Konsep semangat dan kesatuan kebangsaan sudah tumbuh dalam diri bangsa, bahkan sebelum deklarasi
djuanda. Semangat kebangsaan inilah yang berhasil membentuk satu bangsa merdeka.

3. Segi Geopolitis dan Kepentingan Nasional


 Cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea II adalah
untuk mewujudkan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur sedangkan tujuan
nasional Indonesia  tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV yaitu melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

ESENSI DAN URGENSI WAWASAN NUSANTARA


 Hakikat atau esensi wawasan nusantara adalah “persatuan bangsa dan kesatuan wilayah”. 
 Karakteristik kesatuan berdasarkan persatuan bangsa : memiliki keragaman suku, memiliki jumlah
penduduk besar, memiliki keragaman ras, agama, kebudayaan, sebagai konsekuensi dari keragaman suku
bangsa.
 Karakteristik kesatuan wilayah : wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memiliki keunikan antara lain:
bercirikan negara kepulauan (Archipelago State) dengan jumlah 17.508 pulau, luas wilayah 5.192 juta km2 ,
jarak utara selatan 1.888 km dan jarak timur barat 5.110 km, terletak diantara dua benua dan dua samudra
(posisi silang), terletak pada garis katulistiwa, berada pada iklim tropis dengan dua musim, menjadi
pertemuan dua jalur pegunungan yaitu Mediterania dan Sirkum Pasifik, berada pada 60 LU- 110 LS dan 950
BT – 1410 BT, wilayah yang subur dan habittable (dapat dihuni), kaya akan flora, fauna, dan sumberdaya
alam

PENGIMPLEMENTASIAN KONSEP WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI PENERAPAN


GEOPOLITIK
 Dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis.
Dalam wujud pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan
kedaulatan rakyat,
 Dalam kehidupan ekonomi, menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat secara adil dan merata,
 Dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui segala
bentuk perbedaan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia Tuhan.
 Dalam kehidupan pertahanan dan keamanan akan menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa,
kemudian akan membentuk sikap bela negara pada tiap warga negara Indonesia.

KESIMPULAN

Wawasan Nusantara adalah pandangan untuk menjadi bangsa yang satu dan utuh dalam satu kesatuan republik
Indonesia. Untuk mencapai tujuan nasional maka diperlukan suatu paham geopolitik dan dikembangkan
menjadi wawasan nusantara serta diwujudkan sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan
keamanan. 
Kesatuan wawasan nusantara ini dilakukan dengan cara desentralisasi (penyerahan kewenangan dalam 
penyelenggaraan pemerintahan
 

KELOMPOK 5 (materi 2)
Negara ialah suatu organisasi diantara sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ceraca bersama-sama
mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata
tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada diwilayahnya.

Beberapa elemen atau unsur yang membentuk pengertian negara.


1. Rakyat
karena orang / manusia sebagai individu dan anggota masyarakat yang pertama-tama berkepentingan agar
organisasi negara berjalan baik. 
2. Wilayah (teritorial)
Apabila mengeluarkan peraturan perundang-undangan pada prinsipnya hanya berlaku bagi orang-orang
yang berada di wilayahnya sendiri
3. Pemerintahan
Ciri khusus dari pemerintahan dalam negara adalah pemerintahan memiliki kekuasaan atas semua anggota
masyarakat yang merupakan penduduk suatu negara dan berada dalam wilayah negara

UNSUR-UNSUR KONSTITUSI
Unsur-unsur Konstitusi Di dalam sebuah negara, pastilah terdapat konstitusi karena konstitusi adalah hal paling
fundamental yang mengatur jalan nya sebuah pemerintahan. Selain itu konstitusi juga mengatur tugas atau
pembagian wewenang/kekuasaan diantara legislatif, eksekutif dan yudikatif. Indonesia memiliki konstitusi yaitu
Undang Undang Dasar tahun 1945, maka undang undang 1945 inilah yang menjadi landasan atau acuan dalam
menjalankan kegiatan pemerintahan. Selain itu undang undang 1945 ini adalah sumber hukum tertinggi dari
negara Indonesia. Undang-undang dasar atau konstitusi negara tidak hanya berfungsi membatasi kekuasaan
pemerintah, akan tetapi juga menggambarkan struktur pemerintahan suatu negara.

Kata “Konstitusi” berarti pembentukan, yang berasal dari bahasa Prancis yaitu “constituer”. Belanda
menggunakan istilah “Grondwet” yang berarti suatu Undang-Undang yang menjadi dasar (grond) dari segala
hukum bentuk organisasi yang pada umumnya berbentuk naskah yang sering disebut dengan Konstitusi atau
Undang-Undang Dasar. Dahulu konstitusi digunakan sebagai penunjuk hukum penting yang dikeluarkan oleh
kaisar atau raja yang digunakan secara luas dalam hukum kanon untuk menandakan keputusan substitusi
tertentu.

Substansi konstitusi secara umum.


 Bentuk negara & bentuk pemerintahan
 Alat-alat dan tugas alat kelengkapan negara
 Hubungan tata kerja alat kelengkapan negara
 Hak dan kewajiban warga negara
 Pembagian kekuasaan negara
 Sistem pemerintahan negara

Konstitusi dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu :


1. Konstitusi tertulis, yaitu suatu naskah yang menjabarkan (menjelaskan) kerangka dan tugas-tugas pokok
dari badan-badan pemerintahan serta menentukan cara kerja dari badan-badan pemerintahan tersebut.
Konstitusi tertulis ini dikenal dengan sebutan undang-undang dasar.
2. Konstitusi tidak tertulis, merupakan suatu aturan yang tidak tertulis yang ada dan dipelihara dalam praktik
penyelenggaraan negara di suatu negara. Konstitusi tidak tertulis ini dikenal dengan sebutan konvensi. 

Hubungan negara dan konstitusi


Negara dan konstitusi memiliki hubungan yang sangat erat, dimana konstitusi merupakan Dasar Negara. Dasar
Negara memuat norma-norma ideal, yang penjabarannya dirumuskan dalam pasal-pasal yang terdapat pada
UUD (Konstitusi) yang merupakan satu kesatuan utuh, dimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dengan
dasar Negara Pancasila. Melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar Negara. 

KELOMPOK 3 (materi 3)
Hak Warga Negara
Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga
negara sejak masih berada dalam kandungan. Hak pada umumnya didapat dengan cara diperjuangkan melalui
pertanggungjawaban atas kewajiban. Hak juga dapat diartikan wewenang menurut hukum.
Menurut Samidjo (1986), hak terdiri dari hak mutlak dan hak relatif :
 Hak mutlak adalah hak yang memberikan kewenangan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu
perbuatan. disebut hak mutlak karena dapat dipertahankan terhadap siapapun dan sebaliknya siapa pun harus
menghormati hak tersebut.
 Hak relatif adalah hak yang memberikan wewenang kepada seseorang atau beberapa orang tertentu,
menuntut agar seseorang atau beberapa orang lain tertentu memberikan sesuatu melakukan sesuatu atau
tidak melakukan sesuatu.

HAK WARGA NEGARA MENURUT UUD NKRI 1945


Secara secara garis besar hak warga negara sepanjang yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 adalah:
 Sama kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan. <pasal 27 ayat ( 1)>
 Berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. <pasal 27 ayat (2)>
 Berhak ikut serta dalam upaya pembelaan negara. <pasal 27 ayat (3)>
 Hak atas Kemerdekaan berserikat, dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan. <pasal 28>
 Hak untuk memeluk agama masing-masing, dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya.
<pasal 29 ayat (2)>
 Hak untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. <pasal 30 ayat (1)>
 Hak untuk mendapatkan pendidikan. <pasal 31 ayat (1)>
 Memelihara dan mengembangkan nilai-nilai kebudayaan. <pasal 32 ayat (1)>
 Hak khusus fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. <Pasal 34 ayat (1)>
 Hak mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. <Pasal 34 ayat ( 3)>

HAK WARGA NEGARA BERDASARKAN PANCASILA


Sila Ke-1 :
 Berhak memeluk agama dan kepercayaan sesuai pilihan dan keyakinan masing-masing.
 Berhak beribadah sesuai agama dan kepercayaan yang dipilih.
Sila Ke-2 :
 Berhak mendapatkan keadilan di mata hukum.
 Berhak mendapatkan kehidupan yang layak dan diperlakukan secara adil di masyarakat.
Sila Ke-3 :
 Berhak ikut serta dalam bela negara.
 Berhak untuk menjadi abdi negara.
Sila Ke-4 :
 Berhak mengeluarkan pendapat.
 Berhak mengikuti pemilihan umum jika sudah memenuhi syarat.
Sila Ke-5 :
 Berhak mendapatkan pengayoman dari orang lain dan pemerintah.
 Berhak mendapatkan kesejahteraan di berbagai hal.

KEWAJIBAB WARGA NEGARA


Warga negara merupakan salah satu unsur hakiki dan unsur pokok dari suatu negara yang memiliki hak dan
kewajiban yang perlu dilindungi dan dijamin pelaksanaannya. Secara yuridis, kewarganegaraan diatur dalam
Undang-undang (UU) No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan yang bukan warga negara adalah mereka yang berada pada suatu negara, tetapi secara hukum tidak
menjadi anggota negara yang bersangkutan dan tunduk pada pemerintahan dimana mereka berada.
Sesuai Pasal 2 UU No.12/2006, yang menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.

KEWAJIBAN WARGA NEGARA BERDASARKAN PANCASILA


Sila Ke-1 :
 Wajib memberikan orang lain kebebasan dalam memilih agama dan kepercayaannya.
 Wajib memberikan kebebasan orang lain untuk beribadah.
 Wajib menghormati kepercayaan agama lain.
Sila Ke-2 :
 Wajib bersikap adil dan membela kebenaran.
 Wajib menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan tenggang rasa.
Sila Ke-3 :
 Wajib memupuk persatuan berdasarkan Bhinneka Tunggal Ika.
 Wajib menghargai dan menghormati segala perbedaan yang ada di Indonesia.
Sila Ke-4 :
 Wajib menghargai pendapat dan masukan dari orang lain.
 Wajib menghormati hasil keputusan yang sudah diambil dalam musyawarah.
Sila Ke-5 :
 Wajib mengikuti kegiatan gotong royong di masyarakat.
 Wajib mengikuti kegiatan negara dalam rangka mewujudkan keadilan sosial.

KEWAJIBAN WARGA NEGARA BERDASARKAN KONSTITUSI


Hak asasi diseimbangkan dengan adanya kewajiban asasi. Kewajiban asasi maksudnya adalah seperangkat
kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, HAM tidak mungkin terlaksana dan ditegakkan.
kewajiban warga negara Indonesia secara umum adalah sebagai berikut:
1. Menaati hukum dan pemerintahan.
2. Menghormati HAM orang lain.
3. Tunduk kepada undang-undang.

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ASING DI Indonesia


Bagi warga negara asing (WNA) yang mendapat izin tinggal juga menerima hak dan kewajiban selama berada
di Indonesia antara lain:
a. Kewajiban untuk tunduk dan patuh kepada peraturan perundang-undangan.
b. Hak untuk menerima perlindungan atas diri dan hartanya.
c. Tidak memiliki hak untuk dipilih dan memilih.
d. Tidak mempunyai hak dan kewajiban untuk beda agama.

KESIMPULAN
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terkait satu sama lain, sehingga dalam praktiknya harus
dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh
individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan
suatu keharusan atau kewajiban bagi individu dalam melaksanakan perannya sebagai anggota warga negara
guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.
Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara seimbang dalam praktik kehidupan, akan terjadi suatu
permasalahan yang akan menimbulkan gejola masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu, baik dalam
kehidupan masyarakat, berbangsa, maupun bernegara.

Anda mungkin juga menyukai