Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN HAK ASASI MENUSIA DENGAN NEGARA HUKUM

Oleh: Ach. Jalaludin, Moh, Kamil, Muzammil


E-Mail: achmadjalaluddinqodir@gmail.com
Artikel ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliyah
Pendidikan Kewarganegaraan dengan dosen pengampu: Zainol Fara, M.S.E

Abstrak

Negara Indonesia adalah negara hukum tidak hanya berdasarkan pada kekuasaan belaka,
selain itu juga berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Hal ini berarti
Negara Indonesia menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dan menjamin segala warga
negaranya bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan, serta wajib
menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu tanpa ada kecualinya. Pernyataan bahwa
Indonesia merupakan negara hukum juga mempunyai konsekuensi, bahwa Negara Indonesia
menerapkan hukum sebagai ideologi untuk menciptakan ketertiban, keamanan, keadilan
serta kesejahteraan bagi warga negara, sehingga hukum itu bersifat mengikat bagi setiap
tindakan yang dilakukan oleh warga negaranya.
Oleh karena itu untuk lebih Indonesia sebagai Negara hukum mempunyai kewajiban untuk
melindungi hak asasi. Maka pada tulisan ini akan kami uraikan tentang apa itu Hak Asasi
manusia?; apa itu Negara hukum?; dan bagaimana hubungan HAM dan Negara hukum.

Keywords: HAM. hukum, undang-undang


PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara Hukum

Ada sebuah ungkapan, "Ubi societas ibi ius", dimana ada masyarakat ,disitu ada hukum.
Setiap negara pasti memiliki hukumnya masing-masing, hukum itu dibuat
oleh masyarakatnya sendiri dan harus dipatuhi oleh masyarakat itu pula. Pada abad ke-4
sebelum Masehi, Plato didalam bukunya yang berjudul Nomoi  telah merusmuskan bahwa
penyelenggaraan pemerintah yang baik ialah pemerintahan yang diatur oleh hukum.

Sementara itu Aristoteles didalam bukunya yang berjudul Politica  telah pula dirumuskan
bahwa suatu negara yang baik ialah negara yang diperintah dengan konstitusi dan
berkedaulatan hukum. Bagi Aristoteles, yang memerintah dalam negara bukanlah
manusianya melainkan pikiran yang adil, dan kesusilaanlah yang menentukan baik buruknya
suatu hukum. Apabila telah tercapai manusia yang bersikap adil dan bersusila, maka
terciptalah suatu negara hukum, karena tujuan negara hukum adalah kesempurnaan warganya
yang berdasarkan atas keadilan..1

1 Abu Daud Busroh dan Abu Bakar Busro. Asas-asas Hukum Tata Negara. (Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983), 384.
Dalam berbagai kepustakaan ditemukan secara jelas pengertian  negara hukum yang
diberikan oleh para sarjana, antara lain; Wiryono Projodikoro (1971:10), memberikan
pengertian negara hukum sebagai negara dimana para penguasa atau pemerintah sebagai
penyelenggara negara dalam melaksanakan tugas kenegaraan terikat pada peraturan hukum
yang berlaku. Muhammad Yamin (1925:74) mendefinisikan negara hukum sebagai suatu
negara  yang menjalankan pemerintahan yang tidak menurut kemauan orang-orang yang
memegang kekuasaan, melainkan melalui aturan tertulis yang dibuat oleh badan-badan
perwakilan rakyat yang terbentuk secara sah, sesuai dengan asas “the laws and not menshall
govern”

Dari berbagi pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa negara hukum adalah
negara yang memberikan perlindungan hukum bagi warga negaranya berdasarkan pada
undang-undang yang telah disepakati bersama untuk mewujudkan keadilah pagi seluruh
rakyatnya..

Setidaknya ada beberapa unsur mengenai negara hukum:

1. Hak Asasi Manusia (HAM) dihargai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia
2. Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak tersebut.
3. Pemerintahan dijalankan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
4. Adanya peradilan administrasi dalam perselisihan antara rakyat dengan pemerintahan.
B. Pengertian Hak Asasi Manusia

Pengertian hak asasi manusia sering dipahami sebagai hak kodrati yang dibawa oleh manusia
sejak manusia lahir ke dunia. Pemahaman terhadap hak asasi yang demikian ini merupakan
pemahaman yang sangat umum dengan tanpa membedakan secara akademik hak-hak yang
dimaksud serta tanpa mempersoalkan asal-usul atau sumber diperolehnya hak tersebut.

Setiap manusia yang ada di dunia ini memiliki hak dan kewajiban yang harus di jalankan.
Pada zaman semakin berkembang maka muncullah istilah hak asasi manusia. Pengertian
HAM dapat dibagi menjadi hak, asasi dan manusia. Hak adalah kepunyaan atau kepemilikan.
Untuk asasi sendiri memiliki arti hal mendasar.

Berdasarkan pengertian-pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Hak
Asasi Manusia adalah kekuasaan atau wewenang moral yang dimilki seseorang berdasarkan
martabatnya sebagai manusia. Kekuasaan atau wewenang tersebut bersifat moral karena
kekuasaan atau wewenang atas nilai-nilai tersebut menunjukan kebaikan atau martabat
manusia sebagai manusia.2

Berdasarkan pengertian Hak Asasi Manusia di atas, terdapat bebrapa ciri pokok dan sifat
(dasar) Hak Asasi Manusia, beberapa ciri pokok, yaitu:

a. Hak Asasi itu tidak dberikan atau diwariskan melainkan melekat pada martabat kita
sebagai manusia.
b. Hak Asasi itu berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, asal-usul,
ras, agama, etnik, dan pandangan politik.
c. Hak Asasi itu tidak boleh dilanggar. Tidak seorang pun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap memiliki hak asasi manusia
meskipun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi bahkan melanggar
hak asasi manusia.
d. Beberapa sifat (dasar) Hak Asasi Manusia, yaitu:
e. Individual : ‘melekat erat pada kemanusiaan seseorang’, bukan kelompok. (General
keempat HAM cenderung ke arah penekanan pada hak kelompok/hak kolektif).
f. Universal : dimiliki oleh setiap orang lepas suku, ras, agama, negara, dan jenis
kelamin yang dimiliki seseorang.
g. Supralegal : tidak tergantung pada negara, pemerintah, atau undang-undang yang
mengatur hak-hak ini.
h. Kodrati : Hak Asasi Manusia bersumber dari kodrat manusia.
i. Kesamaan derajat : kesamaan sebagai ciptaan Tuhan maka harkat dan martabat
manusia pun sama.
C. Hubungan Negara Hukum dengan Hak Asasi Manusia

Kita sudah ketahui bersama pengertia dari hak asasi manusia dan Negara huku, sekarang kita
coba benturkan keduanya, yaitu seperti apa hubungan Negara hukum dan hak asasi manusia?
Hak asasi manusia sebagai mana kita pahami di atas adalah hak yang melekat pada diri setiap
orang yang telah kami berikan ciri-cirinya.

Adapun Negara hukum adalah Negara yang yang menjalankan hukum yang sudah disepakati
guna mewujudkan keadilah bersama, dan di antara cirinya adalah melindungi hak asasi
manusia. Artinya, Negara hukum dengan hak asasi tidak bisa dipisahkan, karena melindungi
hak asasi adalah bagian dari ciri Negara hukum tu sendiri.
2 Ubaidillah, Abdul Rozak dkk,. Pendidikan Kewarganegaraan (Demokrasi, HAM & Masyarakat Madani), (Jakarta: IAIN Jakarta Press,
2000), 273.
Setiap orang dapat menuntut atau mengajukan gugatan kepada negara, bila negara melakukan
suatu perbuatan yang melawan hukum (onrechtmatigadaad), bahwa seorang dapat
melakukan gugatan terhadap penguasa, jika putusan pejabat yang berwenang dirasa tidak
adil. Banyak peraturan-peraturan yang member jaminan kepada para warga negara, untuk
menggunakan hak-haknya mengajukan tuntutan-tuntutan di muka pengadilan, bila hak-hak
dasarnya atau kebebasannya dilanggar.3

Dalam pengkajian indonesia, penekanan negara hukum akan diletakan pada pemikiran bahwa
kekuasaan kehakiman indonesia juga tunduk pada hukum. Pemikiran demikian angat penting
untuk mengantarkan persepsi, bahwa tunduknya kekuasaan kehakiman pada hukum
menyebabkan munculnya pemahaman akanadanya batas-batas kebebasan kekuasaan
kehakiman, dalam memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia. Sehingga dari apa
yang diuraikan diatas sangat jelas hubungan antara negara hukum dengan hak asasi manusia.

Perlindungan terhadap hak asasi manusia tersebut dimasyarakatkan secara luas dalam rangka
mempromosikan penghormatan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia, sebagai
ciri yang penting suatu negara hukum yang demokratis. Terbentuknya negara dan demikian
pula penyelenggaraan kekuasaan suatu negara, tidak boleh mengurangi arti atau makna
kebebasan dan hak-hak asasi kemanusiaan itu, oleh karena itu adanya perlindungan dan
penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia merupakan pilar yang sangat penting dalam
setiap negara yang disebut sebagai negara hukum. Jika dalam suatu negara hak asasi manusia
terabaikan atau dilanggar dengan sengaja dan penderitaan yang ditimbulkannya tidak dapat
diatasi secara adil, negara yang bersangkutan tidak dapat disebut sebagai negara huku dalam
arti sesungguhnya.

Untuk melihat lebih lanjut hubungan negara hukum dengan hak asasi manusia, dapat dikaji
dari sudut pandang demokrasi, sebab hak asasi manusia dan demokrasi merupakan konsepsi
kemanusiaan dan relasi social yang dilahirkan dari sejarah peradaban manusia diseluruh
penjuru dunia. Hak asasi manusia dan demokrasi juga dapat dimakna sebagai hasil
perjuangan manusia, untuk mempertahankan dan mencapai harkat kemanusiaannya, sebab
hingga saat ini hanya konsepsi hak asasi manusia dan demokrasi yang terbuktipaling
mengakui dan menjamin harkat kemanusiaan.

Sebagaimana telah dirumuskan dalam naskah perubahan kedua UUD Tahun 1945, ketentuan
mengenai hak-hak asasi manusia telah mendapatkan jaminan konstitusional yang sangat kuat

3 Wirjono Prodjodikoro.. Asas-asas Ilmu Negara dan Politik. (Bandung, Eresco, 1971), 324.
dalam Undang-Undang Dasar. Sebagian besar materi UUD ini sebenarnya berasal dari
rumusan Undang-Undang yang telah disahkan sebelumnya, yaitu Undang-Undang No.39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Ketentuan-ketentuan yang memberikan jaminan
konstitusional terhadap hak-hak asasi manusia sangat penting dan bahkan dianggap
merupakan salah satu ciri pokok dianutnya prinsip negara hukum di suatu negara.4

KESIMPULAN

Hak Asasi Manusia adalah kekuasaan atau wewenang moral yang dimilki seseorang
berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Kekuasaan atau wewenang tersebut bersifat moral
karena kekuasaan atau wewenang atas nilai-nilai tersebut menunjukan kebaikan atau martabat
manusia sebagai manusia. Hak Asasi Manusia memiliki sifat dasar yang melekat seperti
individual, universal, supralegal, kodrati, dan kesamaan derajat.

Dari uraian diatas terlihat jelas hubungan antara negara hukum dan hak asasi manusia,
hubungan mana bukan hanya dalam bentuk formal semata-mata, dalam arti bahwa
perlindungan hak asasi manusia merupakan cirri utama konsep negara hukum, tapi juga
hubungan tersebut dilihat secara materil. Hubungan secara materil ini dilukiskan atau
digambarkan dengan setiap sikap tindak penyelenggara negara harus bertumpuh pada aturan
hukum sebagai asas legalitas. Konstruksi yang demikian ini menunjukan pada hakekatnya
semua kebijakan dan sikap tindak penguasa bertujuan untuk melindungi hak asasi manusia.
Pada sisi lain, kekuasaan kehakiman yang bebas dan merdeka, tanpa dipengaruhi oleh
kekuasaan manapun, merupakan wujud perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi
manusia dalam negara hukum.

4 Jimly Asshiddiqie, , Demokrasi dan Hak Asasi Manusia, (Mahkamah Konstitusi Jakarta 2005), 193-194.
DAFTAR PUSTAKA

Abu Daud Busroh dan Abu Bakar Busro. 1983. Asas-asas Hukum Tata Negara.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Asshiddiqie, Jimly. 2005. Demokrasi dan Hak Asasi Manusia. Jakarta: Mahkamah

Konstitusi.

Ubaidillah, Abdul Rozak dkk, 2000. Pendidikan Kewarganegaraan (Demokrasi,

  HAM & Masyarakat Madani). Jakarta: IAIN Jakarta Press.

Wirjono Prodjodikoro. 1971. Asas-asas Ilmu Negara dan Politik. BanduG Eresco.

Anda mungkin juga menyukai