SEBAGAI DASAR
NEGARA
Pendahuluan
Pancasila sebagai dasar negara yang autentik termaktub dalam
Pembukaan UUD 1945
Oleh sebab itu peraturan perundang-undangan yang mengatur
organisasi negara, mekanisme penyelenggaraan negara, hubungan
warga Negara dengan Negara yang semua itu harus sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila.
Inti esensi nilai-nilai Pancasila tersebut, yaitu Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan sosial.
Bangsa Indonesia semestinya telah dapat mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat sebagaimana yang dicita-
citakan, tetapi dalam kenyataannya belum sesuai dengan
harapan
Pendahuluan
Munculnya negara tidak dapat dilepaskan dari
keberadaan manusia sebagai makhluk sosial
Dalam masyarakat dijumpai berbagai-bagai macam
organisasi, dari organisasi politilik, organisasi sosial,
organisasi profesi, organisasi keagamaan, dan
sebagainya.
Salah satu bentuk organisasi dalam kehidupan
masyarakat adalah organisasi yang dinamakan negara.
Namun perlu dinyatakan bahwa organisasi yang
dinamakan negara ini memiliki karakteristik atau sifat-
sifat yang khusus yang membedakan dengan organisasi-
organisasi lainnya.
Definisi Negara
Aristoteles: Negara (polis) ialah” persekutuan daripada keluarga dan
desa guna memperoleh hidup yang sebaik-baiknya”.
Jean Bodin: Negara itu adalah “suatu persekutuan daripada keluarga-
keluarga dengan segala kepentingannya yang dipimpin oleh akal dari
suatu kuasa yangberdaulat”
Woodrow Wilson: Negara merupakan “rakyat yang terorganisasi
untuk hukum dalam wilayah tertentu (a people organized for law
within a definite territory)
Hugo de Groot/Grotius: Negara merupakan “suatu persekutuan yang
sempurna daripada orang-orang yang merdeka untuk memperoleh
perlindungan hukum”
Bluntschli: mengartikan Negara sebagai “diri rakyat yang disusun
dalam suatu organisasi politik di suatu daerah tertentu
Hansen Kelsen: Negara adalah suatu “susunan pergaulan hidup
bersama dengan tata-paksa”
Harrold Laski: Negara sebagai suatu organisasi paksaan (coercive
instrument)
Tugas dari Negara :
Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang
asocial, yakni bertentangan satu sama lain supaya tidak
menjadi antagonis yang membahayakan;
seluruh individu yang mempunyai ikatan hukum dengan
Negara tertentu
Batas wilayah negara Indonesia ditetapkan dalam perjanjian dengan
negara lain yang berbatasan.
atribut negara merupakan ciri khusus dari sebuah negara. Kedaulatan
merupakan kekuasaan yang mutlak dan abadi, tidak terbatas dan tidak dapat
dibagi-bagi. Menurutnya tidak ada kekuasaan lain yang lebih tinggi yang
dapat membatasi kekuasaan negara. Kedaulatan membawakan sifat-sifat:
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan setiap negara adalah
mewujudkan kebahagiaan bagi rakyatnya.
pemeliharaan ketertiban,
memajukan kesejahteraan umum
dan mempertinggi moralitas.
Fungsi Pelaksanaan cita-cita itu dalam kenyataan, meliputi :
fungsi esensial diperlukan demi kelanjutan /mempertahankan
eksistensi negara : fungsi pertahanan; fungsi keamanan); fungsi
peradilan; hu fungsi mengadakan hubungan luar negeri dan fungsi
perpajakan
fungsi jasa : fungsi yang tidak ada apabila tidak dilaksanakan oleh
Negara : terutama fungsi pelayanan kepada masyarakat adalah
pembangunan sarana dan prasarana umum
fungsi perniagaan : fungsi yang dapat diselenggarakan oleh
individu dengan motif untuk memperoleh laba, apabila Negara
menyelenggarakan fungsi ini karena didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan tertentu umpamanya modal swasta
yang terbatas
Bentuk dan Susunan Negara :bentuk Negara
dibagi menjadi dua yaitu monarki dan Republik
Monarki
Republik
George Jellinek : Jika kehendak Negara itu Ditentukan oleh banyak
mengunakan kriteria ditentukan oleh satu orang orang yang merupakan
bagaimana caranya suatu majis,
kehendak Negara
ditentukan
Teori Ketuhanan doktrin ketuhanan sebagai alasan, dikatakan bahwa raja
bertahta berasal dari Tuhan, untuk memerintah dan
bertahta sebagai raja (devine rights of kings), maka raja
dan pemimpin Negara hanya bertanggung jawab kepada
Tuhan tidak pada siapapun.
Jean Jacques Manusia dalam keadaan Pactum Unionis Penyerahan sedikit hak
Rousseau Bebas sederajat (Negara dikontrol oleh masyarakat)
Bds Hukum akal (law of reason) Negara
Demokratis
KONSEP DASAR NEGARA
Secara etimologis, istilah dasar negara maknanya
identik dengan istilah :
1) grundnorm (norma dasar),
2) rechtsidee (cita hukum),
3) staatsidee (cita negara),
4) philosophische grondslag (dasar filsafat negara).
Banyaknya istilah Dasar Negara dalam kosa kata
bahasa asing menunjukkan bahwa dasar Negara
bersifat universal, dalam arti setiap negara memiliki
dasar negara
Secara teoretik, istilah dasar negara, mengacu kepada
pendapat Hans Kelsen, disebut a basic norm atau
Grundnorm (Kelsen, 1970: 8).
Norma dasar ini merupakan norma tertinggi yang
mendasari kesatuan-kesatuan sistem norma dalam
masyarakat yang teratur termasuk di dalamnya negara
yang sifatnya tidak berubah
Kedudukan dasar negara berbeda dengan kedudukan
peraturan perundang-undangan karena dasar negara
merupakan sumber dari peraturan perundang-undangan
Dasar negara merupakan suatu norma dasar dalam
penyelenggaraan bernegara yang menjadi sumber dari
segala sumber hukum sekaligus sebagai cita hukum
(rechtsidee), baik tertulis maupun tidak tertulis dalam
suatu negara
Prinsip bahwa norma hukum itu bertingkat dan
berjenjang, termanifestasikan dalam Undang-Undang
Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan yang tercermin pada
pasal 7 yang menyebutkan jenis dan hierarki Peraturan
Perundang-undangan, yaitu sebagai berikut:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
3) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang;
4) Peraturan Pemerintah;
5) Peraturan Presiden;
6) Peraturan Daerah Provinsi; dan
7) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Kenapa pancasila dijadikan Dasar Negara ?
Pancasila merupakan pandangan hidup dan kepribadian
bangsa yang nilai-nilainya bersifat nasional yang mendasari
kebudayaan bangsa, maka nilai-nilai tersebut merupakan
perwujudan dari aspirasi (citacita hidup bangsa)
(Muzayin,1992: 16)
Dengan peraturan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila,
maka perasaan adil dan tidak adil dapat diminimalkan. Hal
tersebut dikarenakan Pancasila sebagai dasar negara
menaungi dan memberikan gambaran yang jelas tentang
peraturan tersebut berlaku untuk semua tanpa ada perlakuan
diskriminatif bagi siapapun.
Oleh karena itulah, Pancasila memberikan arah tentang
hukum harus menciptakan keadaan negara yang lebih baik
dengan berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Sumber-Sumber Pancasila Sebagai Dasar
Negara
1) Sumber Yuridis
2)
3)
Sumber Historis
Sumber Sosiologis
4) Sumber Politis
Dinamika dan Tantangan Pancasila
sebagai dasar negara
Dinamika Pancasila sebagai Dasar Negara :
1) Pancasila disuarakan menjadi dasar negara yang diresmikan pada 18 Agustus
1945 dengan dimasukkannya sila-sila Pancasila dalam Pembukaan
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
2) Sejak November 1945 sampai menjelang ditetapkannya Dekrit Presiden pada
5 Juli 1959, pemerintah Indonesia mempraktikkan sistem demokrasi liberal.
3) Setelah dilaksanakan Dekrit Presiden, Indonesia kembali diganggu dengan
munculnya paham lain. Pada saat itu, sistem demokrasi liberal ditinggalkan,
perdebatan tentang dasar negara di Konstituante berakhir dan kedudukan
Pancasila di perkuat, tetapi keadaan tersebut dimanfaatkan oleh mereka yang
menghendaki berkembangnya paham haluan kiri (komunis). Puncaknya
adalah peristiwa pemberontakan G30S PKI 1965. Peristiwa ini menjadi
pemicu berakhirnya pemerintahan Presiden Soekarno yang digantikan oleh
pemerintahan Presiden Soeharto.
5) Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, ditegaskan bahwa
Pancasila sebagai dasar negara akan dilaksanakan secara murni
dan konsekuen.Menyusul kemudian diterbitkan Ketetapan
MPR No.II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P-4). Namun, pemerintahan Presiden
Soeharto pun akhirnya dianggap menyimpang dari garis
politik Pancasila dan UUD 1945. Beliau dianggap cenderung
melakukanpraktik liberalisme-kapitalisme dalam mengelola
negara.
6) Pada tahun 1998 muncul gerakan reformasi yang
mengakibatkan PresidenSoeharto menyatakan berhenti dari
jabatan Presiden. Namun, sampai saat ininampaknya reformasi
belum membawa angin segar bagi dihayati dan diamalkannya
Pancasila secara konsekuen oleh seluruh elemen bangsa. Halini
dapat dilihat dari abainya para politisi terhadap fatsoen politik
yangberdasarkan nilai-nilai Pancasila dan perilaku anarkis
segelintir masyarakat yang suka memaksakan kehendak
kepada pihak lain.