KEWARGANEGARAAN
OLEH
Nama : Yunita Tali Tael
Nim : 171402721
Kelas : A/III
Prodi : S1 Keperawatan
Tugas : Kewarganegaraan
Topik : Negara Dan Konstitusi
Dosen Pengampuh : Ibu Lanny Koroh
Terdapat beberapa elemen yang berperan dalam membentuk suatu negara. Elemen-
elemen tersebut adalah:
1. Masyarakat merupakan unsur terpenting dalam tatanan suatu negara. Masyarakat atau
rakyat merupakan suatu individu yang berkepentingan dalam suksesnya suatu tatanan
dalam pemerintahan. Pentingnya unsur rakyat dalam suatu negara tidak hanya diperlukan
dalam ilmu kenegaraan tetapi perlu juga perlu melahirkan apa yang disebut ilmu
kemasyarakatan suatu ilmu pengetahuan baru yang khusus menyelidiki, mempelajari
hidup kemasyarakatan.
2. Wilayah (teritorial) adalah daerah yang menjadi kekuasaan Negara serta menjadi tempat
tinggal bagi rakyat Negara. Wilayah Negara meliputi wilayah darat, laut, dan udara.
Suatu negara tidak dapat berdiri tanpa adanya suatu wilayah. Disamping pentingnya
unsur wilayah dengan batas-batas yang jelas, penting pula keadaan khusus wilayah yang
bersangkutan, artinya apakah layak suatu wilayah itu masuk suatu negara tertentu atau
sebaliknya dipecah menjadi wilayah berbagai negara. Apabila mengeluarkan peraturan
perundang-undangan pada prinsipnya hanya berlaku bagi orang-orang yang berada di
wilayahnya sendiri. Orang akan segera sadar berada dalam suatu negara tertentu apabila
melampaui batas-batas wilayahnya setelah berhadapan dengan aparat (imigrasi negara)
untuk memenuhi berbagai kewajiban yang ditentukan.
3. Pemerintahan adalah organisasi yang bertindak atas nama Negara dan
menyelenggarakan keputusan Negara. Ciri khusus dari pemerintahan dalam Negara
adalah pemerintahan memiliki kekuasaan atas semua anggota masyarakat yang
merupakan penduduk suatu negara dan berada dalam wilayah negara.
4. Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat undang-undang dan
melaksanakannya dengan semua cara yang tersedia.
Ada empat macam teori mengenai suatu kedaulatan, yaitu :
a. Teori kedaulatan Tuhan (Gods souvereiniteit) meyatakan atau menganggap kekuasaan
pemerintah suatu negara diberikan oleh Tuhan. Misalnya kerajaan Belanda, Raja atau
ratu secara resmi menamakan dirinya Raja atas kehendak Tuhan “bij de Gratie Gods”,
atau Ethiopia (Raja Haile Selasi) dinamakan “Singa Penakluk dari suku Yuda yang
terpilih Tuhan menjadi Raja di Ethiopia”.
b. Teori kedaulatan Negara (Staats souvereiniteit) menganggap sebagai suatu axioma
yang tidak dapat dibantah, artinya dalam suatu wilayah negara, negaralah yang
berdaulat. Inilah inti pokok dari semua kekuasaan yang ada dalam wilayah suatu
negara.
c. Teori kedaulatan hukum (Rechts souvereiniteit) menyatakan semua kekuasaan dalam
negara berdasar atas hukum. Pelopor teori ini adalah H. Krabbe dalam buku Die
Moderne Staats Idee.
d. Teori Kedaulatan Rakyat (Volks aouvereiniteit), semua kekuasaan dalam suatu negara
didasarkan pada kekuasaan rakyat (bersama). J.J. Rousseau (Perancis) menyatakan
apa yang dikenal dengan “kontrak sosial”, suatu perjanjian antara seluruh rakyat yang
menyetujui Pemerintah mempunyai kekuasaan dalam suatu negara.
5. Pengakuan dari Negara lain meskipun bukan merupakan unsur pembentuk , namun
dalam tata hubungan internasional sangat diperlukan, sebab dalam tata hubungan
internasional status Negara merdeka merupakan prasyarat yang harus dipenuhi. Suatu
Negara yang baru merdeka memerlukan pengakuan dari Negara lain karena beberapa
pertimbangan yaitu :
1. Adanya kekhawatiran akan kelangsungan hidup baik karena ancaman dari dalam
(kudeta) maupun karena intervensi dari Negara lain.
2. Ketentuan hukum alam yang tidak bias dielakkan bahwa suatu Negara tidak dapat
bertahan hidup tanpa bantuan dan kerjasama dengan bangsa lain.
B. Definisi Konstitusi
Konstitusi (Latin constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan
hukum bentukan pada pemerintahan negara – biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen
tertulis – Dalam kasus bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip
entitas politik dan hukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi
nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam
bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada
umumnya, Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga
masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang
mendefinisikan fungsi pemerintahan negara. Dalam bentukan organisasi konstitusi
menjelaskan bentuk, struktur, aktivitas, karakter, dan aturan dasar organisasi tersebut.
Konstitusi dapat menunjuk ke hukum penting, biasanya dikeluarkan oleh kaisar atau raja
dan digunakan secara luas dalam hukum kanon untuk menandakan keputusan subsitusi
tertentu terutama dari Paus. konstitusi adalah mengatur hak-hak dasar.
Constitution juga dapat berarti the fundamental law of the state, containing the
principles upon which government is founded, regulating the division of the sovereign
powers and directing to what persons each of these powers is to be exercised” (hukum
dasar dari suatu negara yang berisi prinsip-prinsip sebuah pemerintahan dibentuk,
pengaturan pembagian kekuasaan, dan pedoman pengujian terhadap kekuasaan-kekuasaan
tersebut). Konstitusi ada sebelum sebuah negara terbentuk. Konstitusi memiliki fungsi
menetapkan aturan-aturan dasar yang harus dipatuhi oleh pemerintah dan warga negara
pada suatu negara. Peran konstitusi bagi suatu negara sangat penting bagi terselenggaranya
kehidupan ketatanegaraan yang demokratis dan efektif.
1. Konstitusi dalam arti absolut mempunyai 4 sub pengertian yaitu; o Konstitusi sebagai
kesatuan organisasi yang mencakup hukum dan semua organisasi yang ada didalam
negara. o Konstitusi sebagai bentuk negara o Konstitusi sebagai faktor integrasi o
Konstitusi sebagai sistem tertutup dari norma hukum yang tertinggi didalam negara
2. Konstitusi dalam arti relatif dibagi menjadi 2 pengertian yaitu konstitusi sebagai
tuntyutan dari golongan borjuis agar haknya dapat dijamin oleh penguasa dan konstitusi
sebagai sebuah konstitusi dalam arti formil (konstitrusi dapat berupa terttulis) dan
konstitusi dalam arti materiil (konstitusi yang dilihat dari segi isinya)
3. konstitusi dalam arti positif adalah sebagai sebuah keputusan politik yang tertinggi
sehingga mampu merubah tatanan kehidupan kenegaraan
4. Konstitusi dalam arti ideal yaitu konstitusi yang memuat adanya jaminan atas hak asasi
serta perlindungannya
1. Nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima oleh suatu bangsa dan bagi
mereka konstitusi itu tidak hanya berlaku dalam arti hukum (legal), tetapi juga nyata
berlaku dalam masyarakat dalam arti berlaku efgektif dan dilaksanakan secara murni dan
konsekuen.
2. Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang menurut hukum berlaku, tetrapi tidak
sempurna. Ketidak sempurnaan itu disebabkan pasal – pasal tertentu tidak berlaku /
tidsak seluruh pasal – pasal yang terdapat dalam UUD itu berlaku bagi seluruh wilayah
negara.
3. Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk kepentingan penguasa
saja. Dalam memobilisasi kekuasaan, penguasa menggunakan konstitusi sebagai alat
untuk melaksanakan kekuasaan politik.
Konstitusi pada umumnya bersikat kodifikasi yaitu sebuah dokumen yang berisian aturan-
aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara, namun dalam pengertian
ini, konstitusi harus diartikan dalam artian tidak semuanya berupa dokumen tertulis
(formal). namun menurut para ahli ilmu hukum maupun ilmu politik konstitusi harus
diterjemahkan termasuk kesepakatan politik, negara, kekuasaan, pengambilan keputusan,
kebijakan dan distibusi maupun alokasi , Konstitusi bagi organisasi pemerintahan negara
yang dimaksud terdapat beragam bentuk dan kompleksitas strukturnya, terdapat konstitusi
politik atau hukum akan tetapi mengandung pula arti konstitusi ekonomi
Dewasa ini, istilah konstitusi sering di identikkan dengan suatu kodifikasi atas dokumen yang
tertulis dan di Inggris memiliki konstitusi tidak dalam bentuk kodifikasi akan tetapi
berdasarkan pada yurisprudensi dalam ketatanegaraan negara Inggris dan mana pula juga
Konstitusi Istilah konstitusi berasal dari bahasa inggris yaitu “Constitution” dan berasal dari
bahasa belanda “constitue” dalam bahasa latin (contitutio,constituere) dalam bahasa prancis
yaitu “constiture” dalam bahsa jerman “vertassung” dalam ketatanegaraan RI diartikan sama
dengan Undang – undang dasar. Konstitusi / UUD dapat diartikan peraturan dasar dan yang
memuat ketentuan – ketentuan pokok dan menjadi satu sumber perundang- undangan.
1. Konstitusi politik adalah berisi tentang norma- norma dalam penyelenggaraan negara,
hubungan rakyat dengan pemerintah, hubuyngan antar lembaga negara.
2. Konstitusi sosial adalah konstitusi yang mengandung cita – cita sosial bangsa, rumusan
filosofis negara, sistem sosial, sistem ekonomi, dan sistem politik yang ingin
dikembangkan bangsa itu.
1. Flexible / luwes apabila konstitusi / undang undang dasar memungkinkan untuk berubah
sesuai dengan perkembangan.
2. Rigid / kaku apabila konstitusi / undang undang dasar jika sulit untuk diubah.
Sejak Indonesia merdeka sistem ketatanegaraan selalu mencari bentuk yang sesuai dengan
kondisi sosial dan politik masyarakat dan negara yang sedang tumbuh dan berkembang.
Pergantian konstitusi selalu mengiringi peristiwa penting yang ada di Indonesia. Peristiwa
politik dan pergantian kepemimpinan juga ikut berperanan penting dalam terjadi perbuhan
konstitusi yang sedang berjalan dilakukan.
UUD 1945 Negara Republik Indonesia merupakan konstitusi yang pertama dan
ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.
Tahun 1949-1950 Konstitusi Republik Indonesia Serikat
Tahun 1950-1959 dengan Undang-Undang Dasar Sementara 1950
Undang-Undang Dasar 1945 diberlakukan kembali pada tanggal 5 Juli 1959 melalui
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 150 Tahun 1959.
Tahun 1999 sampai dengan 2002 dilakukan perubahan UUD 1945 secara periodik
melalui Perubahan Pertama (1999), Perubahan Kedua (2000), Perubahan Ketiga (2001),
dan Perubahan Keempat (2002).
Mencermati kronologis sejarah konstitusi Indonesia tersebut maka ada hal penting patut dicatat.
Konstitusi boleh berganti berkali-kali tetapi yang menarik hal yang tidak pernah berubah adalah
nilai-nilai Pancasila selalu tetap diterapkan sebagai pembukaan. Pengalaman itu dapat lebih
diyajini bahwa secara tidak disadari sejarah telah memberi pelajaran bahwa terdapat
kesepakatan nasional bangsa Indonesia dalam menata kehidupan ketatanegaraannya. Tampaknya
Pancasila masih tetap diajukan sebagai syarat utama untuk pedoman bagi pengaturan lebih jauh
dalam pasal-pasal konstitusi. Fenomena ini jugalah yang harus menjadi perhatian bagi para unsur
pemerintahan dan institusi yang lain dalam melaksanakan dan memelihatra konstitusi di
Indonesia.
C. Hubungan Negara dengan Konstitusi
Berhubungan sangat erat, konstitusi lahir merupakan usaha untuk melaksanakan dasar
negara. Dasar negara memuat norma-norma ideal, yang penjabarannya dirumuskan dalam
pasal-pasal oleh UUD (Konstitusi) Merupakan satu kesatuan utuh, dimana dalam
Pembukaan UUD 1945 tercantum dasar negara Pancasila, melaksanakan konstitusi pada
dasarnya juga melaksanakan dasar Negara. Menurut Walton H. Hamilton dengan paham
konstitualisme. Konstitusi untuk pengaturan negara, sehingga dinamika kekuasaan dan
proses pemerintahan dapat dibatasi dan dikendalikan