OLEH
KELOMPOK 2
1. YUNITA TALI TAEL
2. SHAFITRI WULANSARI OEMAR
3. CINDI GLORITA MOI
4. MAGELHAENS RAGA
5. ISAK YAKUB DIMU LULU
6. MARIA FON
7. MARIA SERAN
8. RASTIN BRIA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang
diridhoi Allah SWT.
Maksud penulis membuat karya tulis ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN yang diamanatkan oleh
dosen penulis. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini
banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun dalam isi.
Mudah-mudahan karya tulis ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis
yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini, untuk menambah
pengetahuan tentang KOMUNIKASI EFEKTIF/BAIK.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................
B. Rumusan masalah......................................................................................
C. Tujuan penulisan........................................................................................
D. Manfaat penulisan......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian komunikasi efektif...................................................................
B. Syarat – syarat komunikasi efektif............................................................
C. Hukum komunikasi efektif........................................................................
D. Ciri – ciri komunikasi efektif.....................................................................
E. Kiat Sukses Berkomunikasi.......................................................................
BAB IIIKESIMPULAN
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan
hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara
umum. Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita
semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi.
Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang
kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi
secara drastis.
Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka,
melainkan bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang
membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang
sama. Diterimanya pengertian yang sama adalah merupakan kunci dalam
komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan pengertian yang sama, maka
yang terjadi adalah “dialog antara orang satu”.
Organisasi atau Organization bersumber dari kata kerja bahasa latin
Organizare “to form as or into a whole consisting of interdependent or
coordinated parts (membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-
bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi). Organisasi adalah sarana
dimana manajemen mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya
manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Tujuan organisasi tidak akan tercapai apabila tanpa manajemen dan
komunikasi. Manajemen tidak akan mungkin ada tanpa organisasi.
Manajemen ada, jika ada tujuan yang akan dicapai dan diselesaikan. Korelasi
antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang
terfokus pada manusia-manusia yng terlibat dalam mencapai tujuan
organisasi.
Tujuan organisasi juga tidak terlepas dari peran pemimpin. Pemimpin
yang baik adalah pemimpin yang mampu menguasai komunikasi dengan baik
pula. Dengan penguasaan komunikasi yang baik seorang pemimpin memiliki
nilai tambah, baik dalam kehidupannya secara umum, maupun dalam
mengkontribusikan dirinya di tempat kerja, sehingga lebih produktif.
Komunikasi juga dikatakan sebagai inti dari kepemimpinan.
Kepemimpinan yang efektif dapat dicapai melalui proses komunikasi yang
dilakukan oleh pemimpin kepada anggotanya. Visi pemimpin bisa saja bagus,
namun tanpa komunikasi yang efektif, maka visi tersebut tidak akan pernah
bisa terwujud. Dalam mengkomunikasikan visi, maka pemimpin harus bisa
menyampaikan suatu gambaran di masa depan yang mendorong antusiasme
serta komitmen orang lain.
B. Rumusan masalah
Masalah yang dapat dirumuskan dalam makalah ini adalah “Apakah yang
harus diperhatikan agar terwujud komunikasi yang efektif?”
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui hal – hal yang harus diperhatikan agar mencapai komunikasi
efektif.
2. Mengidentifikasi faktor – faktor dalam komunikasi efektif.
D. Manfaat penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk menambah wawasan kita tentang cara berkomunikasi yang efektif.
2. Dapat mengetahui hal – hal yang dapat menambah wawasan dalam
berkomunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Hukum 2: Empathy
Empathy adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita
pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain. Salah satu prasyarat
utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk
mendengarkan dan mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau
dimengerti orang lain. Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk
mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat
efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti:
“Seek First to Understand –understand then be understood to build the
skills of empathetic listening that inspires openness and trust”, kata
Covey. Inilah yang disebutnya dengan komunikasi Empatik. Dengan
memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat
membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam
membangun kerja sama atau kinerja dengan orang lain. Rasa empati akan
memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan
cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver)
menerimanya. Oleh karena itu dalam ilmu pemasaran (marketing)
memahami perilaku konsumen (consumer’s behavior) merupakan
keharusan. Dengan memahami perilaku konsumen, maka kita dapat
empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat, harapan
dan kesenangan dari konsumen.
Demikian halnya dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya
komunikasi dalam membentuk kerja sama tim. Kita perlu saling
memahami dan mengerti keberadaan orang lain dalam tim kita. Rasa
empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan
membangun kepercayaan yang merupakan unsure utama dalam
membangun team work. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau
mengirimkan pesan , kita perlu mengerti dan memahami dengan empati
calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat
tersampaikan tanpa ada halangan psikologi atau penolakan penerima.
Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan
berikan perseptif atau siap menerima masukan atau pun umpan balik
apapun dengan sikap yang posotif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau
mendengar saran, masukan, apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi
dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan
efektif manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus
balik dari penerima pesan. Oleh karena itu dalam kegiatan komunikasi
pemasaran above the lines (mass media advertising) diperlukan
kemampuan untuk mendengar dan menangkap umpan balik dari audiensi
atau penerima pesan.
3. Hukum 3: Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti
dengan baik. Jika empati kita harus mendengar terlebih dahulu atau pun
mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan
yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini
mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery
channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima
pesan. Hukum ini mengacup ada kemampuan kita untuk menggunakan
berbagai media maupun perlengkapan atau alat Bantu audio visual yang
akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima
dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan
disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima
pesan.
4. Hukum 4: Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka
hokum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu
sendiri sehingga tidak menimbulkan multi inter prestasi atau berbagai
penafsiran yang berlainan. Ketika saya bekerja di Sekretariat Negara, hal
ini merupakan hukum yang paling utama dalam menyiapkan
korespondensi tingkat tinggi. Karena kesalahan penafsiran atau pesan
yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak
yang tidak sederhana. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan
trasparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap
terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat
menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim
kita. Karena tanpa keterbukaan akan menimbulkan sikap saling curiga dan
pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok
atau tim kita.
5. Hukum 5: Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah
sikap rendah hati. Rendah hati tidak sama dengan rendah diri. Sikap ini
merupakan unsur yang terkait dengan hukum yang pertama untuk
membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap
rendah hati yang kita miliki. Sikap rendah hati pada intinya mencakup
pengertian:
a. Sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First
Attitude);
b. Sikap menghargai;
c. Mau mendengar dan menerima kritik;
d. Tidak sombong dan tidak memandang rendah orang lain;
e. Berani mengakui kesalahan;
f. Rela memaafkan;
g. Lemah lembut dan penuh pengendalian diri;
h. Mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
A. Kesimpulan
Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses
transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik
kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan
sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah wawasan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku
menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang paling bertanggungjawab
terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam pembelajaran,
sehingga dosen sebagai pengajar dituntut memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang
efektif.
B. Saran
Dalam berkomunikasi sebaiknya dilakukan oleh dua orang atau lebih
dengan menggunakan bahasa yang baik,sopan dan apabila menggunakan
bahasa tubuh,gunakan bahasa tubuh yang sopan dan tidak membuat teman
yang berkomunikasi kita tersinggung dengan perkataan dan gerak tubuh kita.
DAFTAR PUSTAKA