Oleh :
Kelas A Semester 2
Kelompok 4
1. Moh. Amin Mosi
2. Filsa Husain
3. Parida Luawo
4. Sumiyati Moo
5. Hairunnisa Gobel
6. Widya Puspa Molou
7. Niwayan Sukariani
8. Rahmatia Kadir
9. Anggi Abdullah
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini terwujud berkat partisispasi berbagai pihak. Oleh Karena
itu, kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Tak ada gading yang tak retak begitu juga kami menyadari bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran yang
bersifat membangun agar kami menjadi lebih baik lagi. Adapun harapan kami
semoga makalah ini dapat diterima dengan semestinya dan bermanfaat bagi kita
semua dan semoga Allah SWT meridhai kami. Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
1.3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Komunikasi Secara Efektif
3
yang tersampaikan dengan benar dan tepat sesuai keinginan sang komunikator,
menunjukkan bahwa komunikasi dapat berjalan secara efektif.
Dengan demikian dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa
komunikasi efektif adalah saling bertukar informasi, ide, perasaan dan sikap
antara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai harapan dan dapat
mengahsilkan perubahan sikap pada orang yang terlibat komunikasi.
4
1. Keinginan berkomunikasi. Seorang komunikator mempunyai keinginan
untuk berbagi gagasan dengan orang lain.
2. Encoding oleh komunikator. Encoding merupakan tindakan
memformulasikan isi pikiran atau gagasan ke dalam simbol- simbol, kata-
kata, dan sebagainya sehingga komunikator merasa yakin dengan pesan yang
disusun dan cara penyampaiannya.
3. Pengiriman pesan. Untuk mengirim pesan kepada orang yang dikehendaki,
komunikator memilih saluran komunikasi seperti telepon, SMS, e-mail, surat,
ataupun secara tatap muka. Pilihan atas saluran yang akan digunakan tersebut
bergantung pada karakteristik pesan, lokasi penerima, media yang tersedia,
kebutuhan tentang kecepatan penyampaian pesan, karakteristik komunikan.
4. Penerimaan pesan. Pesan yang dikirim oleh komunikator telah diterima oleh
komunikan.
5. Decoding oleh komunikan. Decoding merupakan kegiatan internal dalam diri
penerima. Melalui indera, penerima mendapatkan macam- macam data dalam
bentuk “mentah”, berupa kata- kata dan simbol- simbol yang harus diubah ke
dalam pengalaman- pengalaman yang mengandung makna. Dengan demikian,
decoding adalah proses memahami pesan.
6. Umpan balik. Setelah penerima pesan dan memahaminya, komunikan
memberikan respon atau umpan balik. Dengan umpan balik ini, komunikator
dapat mengevaluasi efektifitas komunikasi. Umpan balik ini biasanya juga
merupakan awal dimulainya suatu siklus proses komunikasi baru, sehingga
proses komunikasi berlangsung secara berkelanjutan.
5
kecenderungan untuk tergantung pada teknologi komunikasi, serta beragam
kepentingan yang ikut muncul. Keterampilan yang harus dimiliki dalam
melakukan komunikasi efektif adalah keterampilan mendengarkan dan bertanya.
Dalam proses berkomunikasi, seseorang harus mampu mendengarkan dan
memahaminya dengan baik. Kemudian mengajukan pertanyaan pertanyaan yang
saling memiliki keterkaitan dan mengarah pada suatu solusi atau ketenangan
untuk masing-masing pihak. Sehingga tujuan utama dalam komunikasi yang
efektif adalah sebuah solusi. Tak ada satupun orang yang mau disalahkan, inilah
konsep dasar dari komunikasi efektif.
Komunikasi akan dapat berjalan dengan efektif manakala ada beberapa
aturan dan kaidah yang diikuti, yaitu:
7. Komunikator menghargai setiap individu, orang maupun kelompok yang
dijadikan sasaran komunikasi.
Hal ini mensyaratkan bahwa seseorang yang melakukan komunikasi bisa
menempatkan diri, tidak menganggap dirinya sebagai orang yang paling tahu
dan paling benar.
8. Komunikator harus mampu menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang
dihadapi orang lain.
Setiap orang yang melakukan komunikasi harus mampu mendengar dan
dan siap menerima masukan apapun dengan sikap yang positif. Hal ini akan
sangat sulit dilakukan manakala orang tersebut tidak dapat dikritik atau tidak
siap menerima kritik. Menerima kritik memang tidak mudah. Tetapi
kemampuan untuk menerima apapun masukan dengan sikap baik akan
membawa pengaruh positif pada orang tersebut.
9. Pesan diterima oleh penerima pesan dan dapat didengarkan dengan baik.
Hal ini berkaitan dengan media yang digunakan. Seringkali orang
melakukan komunikasi dengan individu maupun kelompok, tetapi pesan tidak
dapat dipahami karena media atau alat yang digunakan tidak mendukung.
Misalnya, suara di telepon putus-putus, atau microphon yang mendengung,
atau suara di telepon yang terlalu lemah. Beberapa hal tersebut
mengakibatkan penerima pesan kesulitan memahami isi pesan. Akibatnya
6
selain tidak respon, pemberi pesan justru tidak akan didengarkan atau
diperhatikan.
10. Kejelasan pesan sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi.
Hampir mirip efeknya dengan permasalahan media yang rusak, maka
bagian ini berkaitan dengan kejelasan isi pesan itu sendiri. Misalnya apabila
pemberi pesan menggunakan istilah-istilah yang sulit dipahami oleh penerima
pesan, maka jelas akan sulit bagi penerima pesan untuk memahami isi pesan
dan akhirnya umpan balik juga tidak akan muncul. Demikian juga bila
pemberi pesan tidak jelas dalam menyampaikan pesan akibat penggunaan
bahasa yang tidak sesuai dengan latar belakang penerima pesan, maka akan
muncul berbagai interpretasi. Akhirnya isi pesan akan bergeser, dan
komunikasi tidak dapat mencapai tujuannya.
11. Berkaitan dengan sikap rendah hati dan mau mendengarkan orang lain.
Hal ini berkaitan dengan karakter dan sikap individu masing-masing, baik
pemberi maupun penerima pesan. Termasuk di dalam sikap dan sifat ini
adalah kerelaan untuk rendah hati, menghargai, dan mau mendengarkan orang
lain.
Cara penyampaian pesan memang berpengaruh terhadap keefektifan
proses komunikasi. Cara penyampaian yang baik, akan memudahkan
komunikan dalam menerima dan memahaminya.
7
kualifikasi atau tingkat keahlian seseorang. Contoh, seorang dokter dianggap
mempunyai kredibilitas ketika ia menyampaikan hal-hal tentang kesehatan.
2. Context
Konteks berupa kondisi yang mendukung ketika berlangsungnya
komunikasi. Supaya komunikasi berjalan efektif, konteks yang tepat menjadi hal
yang menarik perhatian komunikan.
3. Content
Isi pesan merupakan bahan atau ,materi inti dari apa yang hendak
disampaikan kepada audiens. Komunikasi menjadi efektif apabila isi pesan
mengandung sesuatu yang berarti dan penting untuk diketahui oleh komunikan.
4. Clarity
Pesan yang jelas alias tidak menimbulkan penafsiran yang bermacam-
macam adalah kunci keberhasilan komunikasi. Kejelasan informasi adalah hal
penting yang bisa mengurangi dan menghindari risiko kesalahpahaman pada
komunikan.
5. Continuity dan Consistency
Agar komunikasi berhasil, maka pesan atau informasi perlu disampaikan
secara berkesinambungan atau kontinyu. Misalnya, pesan pemerintah yang
menganjurkan masyarakat untuk menggunakan kendaraan umum dibandingkan
kendaraan pribadi harus selalu disampaikan melalui berbagai media secara terus
menerus supaya pesan itu dapat tertanam dalam benak dan mempengaruhi
perilaku masyarakat.
6. Capability of Audience
Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila sang penerima pesan
memahami dan melakukan apa yang terdapat pada isi pesan. Dalam hal ini,
tingkat pemahaman seseorang bisa berbeda-beda tergantung beberapa faktor,
contohnya latar belakang pendidikan, usia ataupun status sosial.
7. Channels of Distribution
Selain berbicara secara langsung kepada audiens, ada cara lain untuk
berkomunikasi, yaitu menggunakan media. Bentuk-bentuk media komunikasi
yang biasa digunakan saat ini adalah media cetak ataupun elektronik.
8
Pertimbangkan secara matang pemilihan media yang sesuai dan tepat sasaran agar
tidak terjadi komunikasi yang sia-sia.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi efektif dapat dilakukan oleh setiap orang. Jika ada yang merasa
tidak mampu, hal ini lebih karena masalah pembiasaan saja. Walaupun sepintas
mudah, hal ini dapat membantu setiap individu untuk mencapai sebuah
kesuksesan baik di dalam kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan
karirnya. Keterampilan yang harus dimiliki dalam melakukan komunikasi efektif
adalah keterampilan mendengarkan dan bertanya. Pada akhirnya komunikasi
hanya akan berjalan dengan efektif ketika semua unsure dalam komunikasi
berfungsi dan berjalan dengan baik. Karena pada dasarnya fungsi komunikasi
tidak sekedar membujuk orang lain untuk mengikuti dan menyetujui, tetapi bisa
juga komunikasi dilakukan untuk sekedar menyampaikan informasi tanpa
bermaksud menggurui.
Cara penyampaian pesan memang berpengaruh terhadap keefektifan proses
komunikasi. Cara penyampaian yang baik, akan memudahkan komunikan dalam
menerima dan memahaminya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Komunikasi menjadi efektif antara lain:
Credibility, Context, Content, Clarity, Continuity dan Consistency, Capability of
Audience, Channels of Distribution.
3.2 Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
11