Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

KOMUNIKASI DAN INTERPERSONAL SKILL

DOSEN PEMBIMBING :
Raihany Sholihatul M.,S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh :
Alfrian Wirastya .B Ak.1.17.194
Cita Nurhayati Ak.1.17.053
David Makmur .S Ak.1.17.054
Destianti Agustin N.A Ak.1.17.056
Ellysa Dwi Hartini Ak.1.17.059
Elsa Savira Yuliani Ak.1.17.060
Fajar Aditya Ak.1.17.064
Irma Gustiarni Ak.1.17.068
Lusi Hari Setia .N Ak.1.17.069

Kelas “B” TK.3


Kelompok 4
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI
KENCANA BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan Hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang diberi judul
“KOMUNIKASI DAN INTERPERSONAL SKILL” tepat pada waktunya. Makalah ini
kami buat berdasarkan tugas yang diberikan.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak sekali
kekurangnnya, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari
pembaca sekalian yang bersifat membangun.
Kami juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami
pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bandung, 09 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi ............................................................................... 3
2.2 Pengertian Komunikasi Interpersonal ......................................................... 4
2.3 Komponen Komunikasi .............................................................................. 4
2.4 Tujuan Dan Fungsi Komunikasi ................................................................. 10
2.5 Kegunaan Mempelajari Ilmu Komunikasi ................................................... 12
2.6 Komunikasi Dalam Organisasi.................................................................... 14
2.7 Teknik Presentasi ....................................................................................... 22
2.8 Persiapan Presentasi ................................................................................... 25
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 29
3.2 Saran .......................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang
paling banyak dilakukan oleh manusia sebagai makhluk sosial. Sehingga
kemampuan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang paling
mendasar. Komunikasi interpersonal telah melingkupi aspek kehidupan yang
luas dan dapat meluas jangkauannya. Komunikasi interpersonal dapat
mencakup semua jenis hubungan manusia mulai dari hubungan yang paling
singkat, sederhana dan biasa, yang seringkali diwarnai oleh kesan pertama,
hingga hubungan yang paling mendalam dan relatif permanen.
Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses penyampaian pesan
dari seseorang kepada orang lain atau pihak lain. Menurut pemahaman seperti
ini, komunikasi dikaitkan dengan pertukaran informasi yang bermakna dan
harus membawa hasil di antara orang-orang yang berkomunikasi. Komunikasi
interpersonal menghendaki informasi atau pesan dapat tersampaikan dan
hubungan di antara orang yang berkomunikasi dapat terjalin. Oleh karena itu
setiap orang apapun tujuan mereka, dituntut memiliki keterampilan
komunikasi interpersonal agar mereka bisa berbagi informasi, bergaul dan
menjalin kerjasama untuk bisa bertahan hidup.
Akan tetapi, dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami hambatan
berupa perbedaan pendapat, ketidaknyamanan situasi atau bahkan terjadi
konflik yang disebabkan oleh kesalahfahaman dalam berkomunikasi secara
interpersonal. Menghadapi situasi seperti ini, maka kita perlu memiliki
pengetahuan mengenai cara berkomunikasi yang baik dan efektif.
Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat
diperlukan agar kita dapat menjalin interaksi dan melaksanakan aktivitas
dengan lancar. Terutama ketika seseorang melakukan aktivitas dalam situasi
formal. Lebih penting lagi ketika aktivitas di dalam lingkungan pekerjaan

1
dimana sebagian besar kegiatannya merupakan kegiatan komunikasi
interpersonal.
Maka dari itu, kemampuan atau soft skill komunikasi interpersonal
sangatlah penting. Untuk bisa meningkatkan kemampuan komunikasi
interpersonal, tentunya kita harus paham dan mengerti apa dan bagaimana
sesungguhnya komunikasi interpersonal itu. Sehingga, penulis tertarik untuk
menyusun sebuah makalah dengan judul “Komunikasi Interpersonal”.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Jelaskan Pengertian Komunikasi ?
2. Jelaskan Pengertian Komunikasi interpersonal ?
3. Jelaskan Komponen Komunikasi ?
4. Jelaskan Tujuan Dan Fungsi Komunikasi ?
5. Jelaskan Kegunaan Mempelajari Ilmu Komunikasi ?
6. Jelaskan Komunikasi Dalam Organisasi ?
7. Jelaskan Teknik Presentasi ?
8. Jelaskan Persiapan Presentasi ?

1.3. TUJUAN PENULISAN


1. Mengetahui Pengertian Komunikasi
2. Mengetahui Pengertian Komunikasi interpersonal
3. Mengetahui Komponen Komunikasi
4. Mengetahui Tujuan Dan Fungsi Komunikasi
5. Mengetahui Kegunaan Mempelajari Ilmu Komunikasi
6. Mengetahui Komunikasi Dalam Organisasi
7. Mengetahui Teknik Presentasi
8. Mengetahui Persiapan Presentasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN KOMUNIKASI


Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia
akan tampak hampa apabila tidak ada komunikasi, karena tanpa komunikasi,
interaksi antar manusia secara perorangan, kelompok ataupun organisasi, tidak
mungkin dapat terjadi.
Komunikasi secara etimologis atau menurut kata asalnya berasal dari
bahasa latin yaitu yang berarti communication, yang berarti sama makna
mengenai suatu hal. Jadi berlangsungnya proses komunikasi terjadi apabila
terdapat kesamaan mengenai hal-hal yang dikomunikasikan ataupun
kepentingan tertentu. Komunikasi dapat berlangsung apabila ada pesan yang
akan disampaikan dan terdapat pula umpan balik dari penerima pesan yang
dapat diterima langsung oleh penyampai pesan. Selain itu komunikasi
merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberi tahu, merubah sikap, pendapat atau perilaku baik langsung secara
lisan maupun tak langsung melalui media. Dalam komunikasi ini memerlukan
adanya hubungan timbal balik antara penyampain pesan dan penerimanya yaitu
komunikator dan komunikan.
Komunikasi merupakan suatu proses yang berkembang, yaitu dari yang
bersifat impersonal menjadi interpersonal. Artinya, adanya peningkatan
hubungan di antara para pelaku komunikasi. Seringkali pertemuan
interpersonal diawali dengan pembicaraan pada masalah-masalah yang bersifat
umum, seperti: umur, tempat tinggal, pendidikan, asal daerah dan sebagainya,
pada akhirnya pembicaraan tersebut berkembang pada masalah-masalah yang
lebih spesifik, seperti: kebiasaan dan kesukaan, situasi tersebut menunjukkan
adanya komunikasi interpersonal.

3
2.2. PENGERTIAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah
komunikasi antara orang – orang secara tatap muka, yang memungkinkan
setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal
maupun nonverbal
Komunikasi itu menunjukkan bahwa pihak-pihak yang berkomunikasi
berada dalam jarak yang dekat dan mereka saling mengirim dan menerima
pesan baik verbal ataupun non-verbal secara simultan dan spontan.
Komunikasi interpersonal juga berperan untuk saling mengubah dan
mengembangkan. Dan perubahan tersebut melalui interaksi dalam komunikasi,
pihak-pihak yang terlibat untuk memberi inspirasi, semangat, dan dorongan
agar dapat merubah pemikiran, perasaan, dan sikap sesuai dengan topik yang
dikaji bersama.

2.3. KOMPONEN KOMUNIKASI


Menurut Wwilbur Schramm, dalam suatu proses komunikasi paling sedikit
harus terdiri dari 3 komponen yaitu:
1. Sumber
2. Pesan
3. Penerima
Sementara menurut Harold Lasswell, komponen-komponen komunikasi
dan proses komunikasi dalam suatu kalimat tanya:
Who says what in which channel to whom with what effect.
Berdasarkan pada formula Lasswell di atas, maka komponen
komunikasinya adalah :
Sumber = Who
Pesan = says what
Saluran = in which
channel
Penerima = to whom

4
Efek = with what
effect
2.3.1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan
pesan kepada pihak lain.
2.3.2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh
suatu pihak kepada pihak lain.
2.3.3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada
komunikan. Dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran
dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
2.3.4. Penerima (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.
2.3.5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerima pesan atas isi
pesan yang disampaikannya. Aturan yang disepakati para pelaku
komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan
(“protokol”).
Secara umum komponen-komponen komunikasi adalah sebagai berikut:
2.3.1. Sumber (source)
Adalah seorang atau organisasi/lembaga yang mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi atau memutuskan untuk
berkomunikasi dengan menyampaikan informasi, gagasan, sikap dan
perasaannya kepada orang lain.
2.3.2. Pesan (message)
Merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh
komunikator. Menurut CS. Pierce, tanda-tanda dapat digolongkan
menjadi tiga kelompok yaitu: ikon, indeks dan simbol atau lambang.
1. Ikon adalah tanda yang memiliki kesamaan dengan objek yang
digambarkan.
2. Indeks adalah tanda-tanda yang memiliki hubungan langsung
dengan keberadaan realitas atau objek yang ditunjuknya.
3. Simbol merupakan tanda yang hubungannya dengan realitas yang
diungkapkan tidak dekat, melainkan berdasarkan kesepakatan
masyarakat dan budaya yang menggunakannya.

5
2.3.3. Saluran Komunikasi (channel/media)
Merupakan alat atau sarana untuk menyampaikan pesan dari
sumber kepada penerima. Lambang/simbol merupakan media primer
dalam komunikasi. Lambang berupa bahasa, baik bahasa tulis maupun
bahasa lisan paling banyak digunakan karena dianggap paling mampu
menterjemahkan perasaan dan pikiran kepada orang lain.
Sedang media sekunder dalam komunikasi dapat dibedakan
menjadi media nir massa dan media massa. Media nir massa antara lain
telepon, surat, telegram. Sedang media massa berupa suratkabar, radio,
televisi, film, buku, majalah, dll.
2.3.4. Penerima (Komunikan)
Seseorang atau sejumlah orang yang menerima pesan dan sumber.
Dilihat dari jumlahnya maka bisa seseorang, sekelompok orang atau
sekelompok besar orang yang tidak terhitung jumlahnya (massa).
2.3.5. Umpan Balik (Feedback)
Merupakan informasi yang memberitahu sumber bagaimana
penerima menginterpretasikan pesan yang diterimanya. Informasi-
infonmasi ini disampaikan penerima sebagai tanggapan atas pesan yang
disampaikan sumber kepadanya. Informasi tersebut dapat digunakan
sebagai sumber untuk menilai keefektifan pesan yang disampaikannya,
sehingga sumber dapat melakukan perbaikan-perbaikan atau
penyesuaian-penyesuaian dalam berkomunikasi berikutnya. Umpan
balik ini dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Umpan balik positif dan umpan balik negatif.
2. Umpan balik internal dan umpan balik eksternal.
3. Umpan balik langsung dan umpan balik tertunda.
2.3.6. Hambatan (Barier)
Merupakan faktor-faktor yang menghambat dalam proses
komunikasi, sehingga pesan yang disampaikan tidak cukup jelas dan
terjadi destrosi dalam komunikasi. Ada beberapa hambatan
komunikasi, antara lain :

6
1. Hambatan mekanis
Yaitu faktor-faktor yang menghambat jalannya pesan secara
fisik, biasanya terdapat pada media yang dipakai dalam
menyampaikan pesan.
2. Hambatan semantic
Yaitu hambatan yang berhubungan dengan bahasa yang
digunakan dalam penyampaian pesan, sehingga terjadi perbedaan
penafsiran atau salah pengertian terhadap suatu pesan yang pada
akhirnya terjadi salah komunikasi diantara pihak-pihak yang
berkomunikasi.
3. Hambatan psikologis
Merupakan faktor-faktor dalam diri komunikan/penerima
(kondisi kejiwaan seseorang) yang dapat menghambat jalanya
komunikasi, seperti perasaan marah, sedih, kecewa, bingung atau
prasangka terhadap orang lain yang berkomunikasi dengannya.
2.3.7. Gangguan (Noise)
Merupakan sesuatu yang mempengaruhi jalannya suatu pesan,
terhalangnya proses penyampaian pesan atau yang mengganggu
kamampuan pengiriman atau penerimaan pesan, sehingga pesan yang
diterima komunikan berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh
sumber/komunikator. Gangguan-gangguan dalam komunikasi antara
lain :
1. Gangguan teknis
Yaltu faktor-faktor yang mengganggu komunikasi, sehigga
penerima merasakan perubahan dalam informasi atau stimulus
yang sampai kepadanya.
2. Gangguan statis
Yaitu gangguan-gangguan yang sifatnya selalu tetap, tidak
dapat ditolak dan dikontrol oleh sumber atau komunikator.
Misalnya : cuaca, hujan, petir dan lain-lain.

7
2.3.8. Pengaruh (efek, akibat, influence)
Merupakan dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan
sumber/komunikator ke penerima. Komunikasi yang efektif tentu
menimbulkan dampak pada penerima yang sesuai dengan tujuan dan
harapan dari sumber/komunikator. Efek atau pengaruh yang
ditimbulkan antara lain :
1. Efek kognitif
Yaitu pengaruh pada komunikan berupa perubahan atau
penambahan pengetahuan tertentu.
2. Efek efektif
Yaitu pengaruh pada komuikan berupa perubahan sikap dan
perasaan terhadap sesuatu.
3. Efek konotif/psikomotorik
Yaitu pengaruh pada komunikan/penerima berupa perubahan
perilaku.
2.3.9. Lingkungan komunikasi
Lingkungan (konteks) komunikasi setidak-tidaknya memiliki tiga
dimensi, yaitu :
1. Fisik, adalah ruang dimana komunikasi berlangsung yang nyata
atau berwujud.
2. Sosial-psikologi, meliputi tata hubungan status di antara mereka
yang terlibat, peran yang dijalankan orang, serta aturan budaya
masyarakat di mana mereka berkomunikasi. Lingkungan atau
konteks ini juga mencakup rasa persahabatan atau permusuhan,
formalitas atau informalitas, serius atau senda gurau.
3. Temporal (waktu), mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau
sejarah dimana komunikasi berlangsung.
Ketiga dimensi lingkungan ini saling berinteraksi, masing-masing
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain. Sebagai contoh,
terlambat memenuhi janji dengan seseorang (dimensi temporal), dapat
mengakibatkan berubahnya suasana persahabatan-permusuhan

8
(dimensi sosial-psikologi), yang kemudian dapat menyebabkan
perubahan kedekatan fisik dan pemilihan rumah makan untuk makan
malam (dimensi fisik). Perubahan-perubahan tersebut dapat
menimbulkan banyak perubahan lain. Proses komunikasi tidak pernah
statis.
2.3.10. Enkoding-Dekoding
Encoding adalaah proses mengambil pesan dan mengirim pesan ke
dalam sebuah bentuk yang dapat dibagi dengan pihak lain. Informasi
yang akan disampaikan harus dapat di-encode atau dipersiapkan dengan
baik. Sebuah pesan harus dapat dikirimkan dalam bentuk dimana
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran mampu
melakukan decode atau pesan tidak akan dapat dikirimkan.
Untuk dapat melakukan encode sebuah pesan, maka sebagai
komunikator harus memikirkan apa yang komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran butuhkan agar dapat memahami atau
melakukan decode sebuah pesan. Harus menggunakan bahasa yang
dapat dengan mudah dimengerti dan konteks yang dikenal baik oleh
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Orang yang
melakukan encode disebut dengan encoder.
Sedangkan decoding terjadi ketika komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran menerima pesan yang telah dikirimkan.
Dibutuhkan keterampilan komunikasi untuk melakukan decode sebuah
pesan dengan baik, kemampuan membaca secara menyeluruh,
mendengarkan secara aktif, atau menanyakan atau mengkonfirmasi
ketika dibutuhkan.
Jika sebagai komunikator menemui orang yang mengalami
kesulitan atau kelemahan dalam keterampilan komunikasi, maka perlu
untuk mengirim ulang pesan dengan cara berbeda. Atau, dapat
membantu komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran untuk
memahami pesan dengan cara memberikan informasi tambahan yang

9
bersifat menjelaskan atau mengklarifikasi. Orang yang menerima pesan
disebut dengan decoder.

2.4. TUJUAN DAN FUNGSI KOMUNIKASI


2.4.1. Tujuan komunikasi
Upaya komunikasi yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan
tertentu, tujuan yang dimaksud disini menunjuk pada hasil atau
akibat pelaku komunikasi. Tujuan komunikasi dapat dilihat dari
dua perspektif, yaitu :
1. Kepentigan sumber/ pengirim/ komunikator
2. Kepentingan penerima/ komunkan
Dengan demikian dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Memberikan informasi : kita sebagai komunikator memberikan
informasi dan berperan aktif dalam menjelaskan kepada
komunikan/ penerima dengan sebaik-baiknya dan sehingga
mereka dapat mengerti apa yang kita maksudkan.
2. Mendidik : Menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu,
menggerakkan sesuatu dapat bermacam-macam, mungkin
berupa kegiatan, kegiatan yang dimaksud disini adalah kegiatan
yang lebih banyak mendoronf, namun yang harus diingat adalah
bagaimana cara yang baik untuk melakukannya.
3. Menyenangkan/ menghibur : peran komunikator adalah
memahami orang lain, kita sebagai komunikator harus mengerti
benar aspirasi masyarakat tentang apa yang di inginkan, jangan
mereka menginginkan kemauannya.
2.4.2. Fungsi komunikasi
Selanjutnya untuk Fungsi Komunikasi adalah sebagai
penyampai pesan dari seseorang kepada orang lain menggunakan
lambang sebagai media, diantaranya adalah :
1. Pengamatan terhadap lingkungan(the surveillence of the
environment), penyingkapan ancaman, dan kesempatan yang

10
mempengaruhi nilai masyarakat dan bagian unsur-unsur di
dalamnya.
2. Korelasi unsur-unsur masyarakat ketika menanggapi
lingkungan.
3. Penyebaran warisan sosial
Adapun secara lengkap, Fungsi Komunikasi meliputi 7 fungsi
yaitu:
1. Informasi, yakni pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan,
fakta, pesan, yang dibutuhkan orang agar dapat mengerti dan
bereaksi secara jelas dengan kondisi internasional, lingkungan,
dan orang lain, dan agar mengambil keputusan dengan tepat.
2. Sosialisasi, atau pemasyarakatan.
3. Motivasi, yakni menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka
pendek maupun jangka panjang dan mendorong orang
menentukan pilihannya, dan mendorong kegiatan individu dan
kelompok berdasarkan tujuannya.
4. Perdebatan atau diskusi, yakni menyediakan ruang dialog dan
saling tukar pendapat untuk pemecahan problem.
5. Pendidikan, yakni transformasi ilmu pengetahuan sehingga
mendorong pengembangan intelektual, watak, dan
ketrampilan maupun sikap yang diperlukan dalam kehidupan.
6. Memajukan kebudayaan, yakni penyebarluasan hasil budaya
dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu,
memperluas horizon seseorang, dan membangun imajinasi dan
mendorong kreativitas serta kebutuhan estetika.
7. Hiburan, yakni penyebarluasan sinyal, simbol, gambar, suara,
dari drama, tari, sastra, olahraga, dan sebagainya untuk rekreasi
dan kesenangan.

11
2.5. KEGUNAAN MEMPELAJARI ILMU KOMUNIKASI
2.5.1. Komunikasi adalah fundamental dalam kehidupan kita.
Dalam kehidupan kita sehari-hari komunikasi memegang peranan
yang sangat penting. Kita tidak bisa tidak berkomunikasi. tidak ada
aktifitas yang dilakukan tanpa komunikasi, dikarenakan kita dapat
membuat beberapa perbedaan yang esensial manakala kita
berkomunikasi dengan orang lain.
Demikian pula sebaliknya, orang lain akan berkomunikasi dengan
kita,baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Cara kita
berhubungan satu dengan lainnya, bagimana suatu hubungan kita
bentuk, bagaimana cara kita memberikan kontribusi sebagai anggota
keluarga, kelompok, komunitas, organisasi dan masyarakat secara luas
membutuhkan suatu komunikasi.Sehingga menjadikan komunikasi
tersebut menjadi hal yang sangat fundamental dalam kehidupan kita.
2.5.2. Komunikasi adalah merupakan suatu aktifitas komplek.
Komunikasi adalah suatu aktifitas yang komplek dan menantang.
Dalam hal ini ternyata aktifitas komunikasi bukanlah suatu aktifitas
yang mudah. Untuk mencapai kompetensi komunikasi memerlukan
understanding dan suatu ketrampilan sehingga komunikasi yang kita
lakukan menjadi efektif. Ellen langer dalam Ruben&Stewat( 2005:3)
menyebut konsep mindfulness akan terjadi ketika kita memberikan
perhatian pada situasi dan konteks, kita terbuka dengan informasi baru
dan kita menyadari bahwa ada banyak perspektif tidak hanya satu
persepektif di kehidupan manusia.
2.5.3. Komunikasi adalah vital untuk suatu kedudukan/posisi yang efektif.
Karir dalam bisnis, pemerintah, atau pendidikan memerlukan
kemampuan dalam memahami situasi komunikasi,
mengembangkan strategi komunikasi efektif, memerlukan kerjasama
antara satu dengan yang lain, dan dapat menerima atas kehadiran ide-
ide yang efektif melalui saluran saluran komunikasi. Untuk mencapai
kesuksesan dari suatu kedudukan/ posisi tertentu dalam

12
mencapaikompetensi komunikasi antara lain melalui kemampuan
secara personal dan sikap, kemampuan interpersonal, kemampuan
dalam melakukan komunikasi oral dan tulisan dan lain sebagainya.
2.5.4. Suatu pendidikan yang tinggi tidak menjamin kompetensi komunikasi
yang baik.
Kadang-kadang kita menganggap bahwa komunikasi itu hanyalah
suatu yang bersifat common sensedan setiap orang pasti mengetahui
bagaimana berkomunikasi. Padahal sesungguhnya banyak yang tidak
memilki ketrampilan berkomunikasi yang baik karena ternyata banyak
pesan-pesan dalam komunikasi manusia itu yang disampaikan tidak
hanya dalam bentuk verbal tetapi juga nonverbal, ada ketrampilan
komunikasi dalam bentuk tulisan dan oral, ada ketrampilan
berkomunikasi secara interpersonal, ataupun secara kelompok sehingga
kita dapat berkolaborasi sebagai anggota dengan baik, dan lain-lain.
Kadang-kadang kita juga mengalami kegagalan dalam berkomunikasi.
Banyak yang berpendidikan tinggi tetapi tidak memilki ketrampilan
berkomunikasi secara baik dan memadai sehingga mengakibatkan
kegagalan dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. Sehingga
komunikasi itu perlu kita pelajari.
2.5.5. Komunikasi adalah populer.
Komunikasi adalah suatu bidang yang dikatakan sebagai popular.
Banyak bidang-bidang komunikasi modern sekarang ini yang
memfokuskan pada studi tentang pesan, ada juga tentang hubungan
antara komunikasi dengan bidang profesiponal lainnya termasuk
hukum, bisnis, informasi, pendidikan, ilmu computer, dan lain-lain.
Sehingga sekarang ini komunikasi sebagai ilmu social/perileku dan
suatu seni yang diaplikasikan. Disiplin ini bersifat multidisiplin, yang
berkaitan dengan ilmu-ilmu lain seperti psikologi, sosiologi, antroplogi,
politik, dan lain sebagainya

13
2.6. KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
2.6.1. Pengertian Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan
adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang
lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan
seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka
untuk membina hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan
bawahan perlulah membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.
Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada
si pengirim berita (sender) maupun si penerima berita(receiver). Solusi-
solusi yang diberikan pun tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada
penyaringan dan seleksi, manakah solusi yang terbaik yang akan
diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar
mencapai tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.
2.6.2. Pola Komunikasi Bisnis
1. Saluran Komunikasi Formal
Dalam struktur organisasi, garis, fungsional, maupun matriks,
akan tampak berbagai macam posisi atau kedudukan masing-
masing sesuai dengan batas tanggung jawab dan wewenangnya.
Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari
manajer kepada bawahan, pola transformasi informasinya dapat
berbentuk 4 pola yaitu:
a. Komunikasi dari atas ke bawah
Komunikasi dari atas ke bawah (top-down)merupakan
jalur komunikasi yang berasal dari atas (manajer) ke bawah
(karyawan) merupakan penyampaian pesan yang dapat
berbentuk perintah, instruksi, maupun prosedur untuk
dijalankan para bawahan dengan sebaik-baiknya. Menurut
Katz dan Kahn, komunikasi ke bawah mempunyai 5 tujuan
pokok yaitu:

14
1) Memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu,
2) Memberikan informasi kenapa pekerjaan itu harus
dilaksanakan,
3) Memberikan informasi tentang prosedur dan praktik
organisasional,
4) Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para
karyawan,
5) Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam
membantu organisasi menanamkan pengertian tentang
tujuan yang ingin dicapai.
b. Komunikasi dari bawah ke atas
Atau disebut buttom-up communicatin berarti alur pesan
yang disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju ke
atas (manajer). Pesan mula-mula berasal dari para karyawan
yang selanjutnya disampaikan ke jalur yang lebih tinggi.
c. Komunikasi Horizontal
Atau horizontal communication atau sering disebut
komunikasi lateral (lateral communication) adalah komunikasi
yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar
atau sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi
horizontal antara lain untuk melakukan persuasi,
mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian
atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar.
d. Komunikasi Diagonal
Atau diagonal communication melibatkan komunikasi
antara dua tingkat (level) organisasi yang berbeda. Contohnya
adalah komunikasi formal antara manager pemasaran dengan
bagian pabrik, antara manager produksi dengan bagian
promosi, antara manager produksi dengan bagian akuntansi
dan lain sebagainya.

15
2. Saluran Komunikasi Informal
Dalam jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada
dalam suatu organisasi, tanpa mempedulikan jenjang hierarki,
pangkat, dan kedudukan atau jabatan, dapat berkomunikasi secara
luas. Meskipun hal-hal yang mereka perbincangkan biasanya
bersifat umum, seperti mengobrol tentang humor yang baru di
dengar, keluarga, anak-anak, dunia olahraga, musik, acara film,
dan sinetron tv, dan kadang kala mereka juga membicarakan hal-
hal yang berkaitan dengan situasi kerja yang ada dalam
organisasinya.
2.6.3. Mengelola Komunikasi Bisnis
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola komunikasi,
yaitu :
1. Penanganan pesan-pesan yang bersifat rutin
Untuk dapat memaksimalkan manfaat dan meminimalkan
biaya, seorang manajer perlu memperhatikan hal berikut ini:
a. Mengurangi jumlah pesan
b. Instruksi yang jelas
c. Mendelegasikan tanggung jawab
d. Melatih petugas
2. Penanganan Krisis Komunikasi
Cara penanganan krisis di suatu perusahaan tentu berbeda
dengan perusahaan lain. Namun, munculnya krisis dalam suatu
perusahaan dapat mempunyai pengaruh terhadap masa depan
produk maupun reputasi perusahaan bersangkutan. Dalam
kaitannya dengan krisis komunikasi tersebut, ada 2 falsafah dalam
komunikasi yaitu:
a. Bersikap diam, tidak mengatakan sesuatu, atau
b. Katakan apa yang terjadi dan segera
Namun, beberapa ahli hubungan masyarakat (public relation)
menyarankan agar perusahaan menangkis rumor yang beredar

16
dalam masyarakat dengan cara menjelaskan dengan cara apa yang
menjadi masalahnya secara terbuka tanpa ditutup-tutupi kepada
public (masyarakat umum) dan karyawan-karyawannya. Pada saat
yang sama, perusahaan harus mencari sumber masalahnya dan
berusaha mengendalikannya. Satu hal yang paling penting dalam
menangani setiap kasus adalah mengusahakan agar pikiran tetap
dalam kondisi tenag, kalem, dan tidak gegabah. Tenang dalam
artian bahwa penanganan suatu kasus perlu pemikiran jernih dan
tidak dalam kondisi emosional. Suatu tanggapan yang rasional
akan membantu memberikan inspirasi untuk mempertinggi rasa
percaya diri.
Dalam situasi krisis ekonomi, ada beberapa hal yang dapat
dilakukan seperti:
a. Siapkan tim yang terampil atau cekatan dalam penanganan
krisis
b. Usahakan agar manajemen puncak segera bertindak pada saat
krisis terjadi
c. Ciptakan sebuah pusat informasi sebagai representasi
perusahaan yang dilengkapi dengan berbagai peralatan
elektronik komunikasi
d. Ceritakan suatu kejadian secara menyeluruh, terbuka, dan
jujur. Jika memang ada yang salah segera mohon maaf
e. Tunjukkan keseriusahan perusahaan, bukan saja dalam
pernyataan tetapi dalam wujud nyata.
2.6.4. Masalah Komunikasi Dalam Organisasi
1. Hambatan Teknis
Hambatan ini timbul karena lingkungan dan memberikan
dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan
penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas
dan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan
adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi dan sistem

17
informasi, sehingga saluran komunikasi dan media komunikasi
dapat diandalkan serta lebih efisien.
2. Hambatan Semantik
Gangguan ini menjadi hambatan dalam proses
penyampaian pengertian atau ide secara efektif. Definisi
semantik disini adalah studi atas pengertian yang diungkapkan
lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas akan tetap menjadi
tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi. Untuk
menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang
komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai
dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan
mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda
terhadap kata-kata yang digunakannya
3. Hambatan Manusiawi
Hambatan ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang
dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam komunikasi,
baik komunikator maupun komunikan. Menurut Cruden dan
Sherman, hambatan ini mencakup:
a. Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia,
seperti perbedaan persepsi, umur, keadaan emosi, status,
keterampilan mendengarkan , pencarian informasi, dan
penyaringan informasi.
b. Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam
organisasi atau lingkungan sosial dan budaya, seperti suasana
dan iklim kerja serta tata nilai yang dianut. Ditinjau dari aspek
bisnis, organisasi adalah sarana manajemen (dilihat dari aspek
kegiatannya). Korelasi antara Ilmu Komunikasi dengan
Organisasi terletak pada peninjauannya yang berfokus kepada
manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan
organisasi.

18
Dalam lingkup organisasi tujuan utama komunikasi adalah
memperbaiki organisasi, yang ditafsirkan sebagai upaya yang
dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan manajemen. Komunikasi
organisasi terjadi setiap saat dan dapat didefinisikan sebagai
pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi
yang merupakan bagian dari suatu organisasi. Suatu organisasi
terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarchies
anatara satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.
Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi
untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam
struktur (jenjang/level) dan sistem organisasi yang kondusif.
Dalam kegiatan organisasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya
sekedar informatif, yaitu agar pihak lain mengerti dan tahu, tetapi
juga haruslah persuasif, agarpihak lain bersedia menerima suatu
paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau
kegiatan.
Dalam proses komunikasi, semua pesan atau informasi yang
dikirim akan diterima dengan berbagai perbedaan oleh penerima
pesan/informasi , baik karena perbedaan latar belakang, persepsi,
budaya maupun hal lainnya. Untuk itu, suatu pesan atau informasi
yang disampaikan hendaknya memenuhi 7 syarat atau dikenal juga
dengan 7 C, yaitu :
a. Completeness (Lengkap)
Suatu pesan atau informasi dapat dikatakan lengkap, bila
berisi semua materi yang diperlukan agar penerima pesan
dapatmemberikan tanggapan yang sesuai dengan harapan
pengirim pesan.
b. Conciseness (Singkat)
Suatu pesan dikatakan concise bila dapat mengutarakan
gagasannya dalam jumlah kata sekecil mungkin (singkat,

19
padat tetapi jelas) tanpa mengurangi makna, namun tetep
menonjolkan gagasannya.
c. Consideration (Pertimbangan)
Penyampaian pesan hendaknya menerapkan empati
dengan pertimbangan dan mengutamakan penerima pesan.
d. Concreteness (Konkrit)
Penyampaian pesan hendaknya disampaikan dengan
bahasa yang gamblang, pasti, dan jelas
e. Clarity (Kejelasan)
Pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang
mudah dimengerti dan mudah diinterpretasikan serta memiliki
makna yang jelas.
f. Courtessy (Kesopanan)
Pesan disampaikan dengan gaya bahasa dan nada yang
sopan, akan memupuk hubungan baikdalam komunikasi
bisnis.
g. Correctness (Ketelitian)
Pesan hendaknya dibuat dengan teliti dan menggunakan
tata bahasa, tanda baca, dan ejaan yang benar (formal atau
resmi).
2.6.5. Solusi Dari Masalah Komunikasi Dalam Organisasi
Beberapa solusi yang dapat ditawarkan dalam mengatasi
kendala-kendala yang muncul dalam proses komunikasi
organisasiantara lain.
1. Hubungan Antar Pesona
Menciptakan hubungan intim yang dimiliki dengan orang-
orang lain dalam tingkat pribadi, antar teman, sesame sebaya
ataupun dengan atasan, biasanya disebut hubungan antar
pesona. Suatu analisis khusus tentang hubungan antar pesona
menyatakan bahwa kita akan berhasil menciptakan komunikasi
dalam organisasi bila melakukan hal-hal berikut :

20
a. Menjaga kontak pribadi yang akrab tanpa menumbuhkan
perasaan bermusuhan.
b. Menetapkan dan menegaskan identitas kita dalam hubungan
dengan orang lain tanpa membesar-besarkan
ketidaksepakatan.
c. Menyampaikan informasi kepada orang lain tanpa
menimbulkan kebingungan kesalahpahaman,
penyimpangan,atau perubahan lainnya yang disengaja.
d. Terlibat dalam pemecahan masalah yang terbuka tanpa
menimbulkan sikap bertahan atau mengehentikan proses.
e. Membantu orang-orang lainnya untuk mengembangkan gaya
hubungan persona dan antar pesona yang efektif.
f. Ikut serta dalam interaksi social informal tanpa terlibat dalam
muslihat.
Hubungan antar persona cenderung menjadi lebih baik bila
kedua belah pihak melakukan hal-hal berikut yaitu menyampaikan
perasaan secara langsung dan dengan cara yang hangat dan
ekspresif, menyampaikan apa yang terjadi dalam lingkungan
pribadi mereka melaluli penyingkapan diri, menympaikan
pemahaman yang positif, hangat kepada satu sama lainnya dengan
memberikan respons-respons yang relevan dan enuh pengertian,
bersikap tulus kepada satu sama lain dengan menunjukan sikap
menerima secara verbal maupun non verbal, selalu menyampaikan
pandangan positif tanpa syarat terhadap satu sama lainnya dalam
perbincangan yang yang tidakmenghakimi dan ramah, berterus-
terang mengapa menjadi sulit atau bahkan mustahil untuk sepakat
satu sama lainnya dalam perbincangan yang tidak menghakimi,
cermat,jujur, dan membangun.
2. Hubungan Posisional
Hubungan posisional ditentukan dengan pendekatan struktur
dan tugas tugas fungsional anggota organisasi. menurut koontz dan

21
o’donnel ( 1968 ) untuk mengatasi kesalahan umum yang
merintangi kinerja efektif dan efisien individu dalam organisasi
yang disebabkan ketidaklancaran proses komunikasi di organisasi
adalah:
a. Merencanakan penempatan/ pengaturan jabatan secara benar
Sebagian dari kegagalan untuk merencanakan dengan
benar lebih banyak terletak pada pengaturan orang-orang dari
jabatan yang diberikan dari atasan sehingga pada akhirnya
terjadi kegagalan dalam komunikasi horizontal dan vertical
yang ada dalam organisasi
b. Berusaha menjernihkan hubungan
Kegagalan untuk menjernihkan hubungan organisasi
menimbulkan kecemburuan , percekcokan ketidakamanan,
ketidak efisienan dan pelepasan tanggung jawab lebih banyak
dari kesalahan lainnya dalam pengorganisasian
c. Hubungan berurutan
Informasi disampaikan keseluruh organisasi formal oleh
suatu peroses : dalam peruses ini orang puncak hierarki
mengirimkan pesan : kepada orang kedua yang kemudian
mengirimkannya lagi kepada orang ketiga.

2.7. TEKNIK PRESENTASI


Slide presentasi juga berperan dalam penyampaian isi materi, selain
dikemas dengan lebih singkat dan menarik, slide dapat menjadi fasilitas untuk
memaparkan hasil penelitian. Kekoherensian (kepaduan/hubungan) slide akan
mendukung kelancaraan presentasi dan menarik perhatian audiens, karena jika
tidak adanya dukungan dari audiens dapat mengganggu kelancaran dalam
presentasi. Misalnya audiens berbicara sendiri, gaduh, jenuh, hingga tidur.
Selain itu slide juga dipengaruhi oleh software yang digunakan.

22
Terdapat beberapa pilihan perangkat lunak (software) yang dapat
digunakan dalam presentasi yaitu: microssoft power point, open office impress,
flash point, macromedia flash, macromedia captivate.
Teknik presentasi dipengarhi :
2.7.1. Pembuatan slide presentasi
Berikut ini adalah teknik presentasi yang perlu diperhatikan saat
pembuatan slide presentasi, yaitu:
1. Pilih tema desain yang relevan
Sebuah slide yang baik akan mampu menjelaskan ide dan
gagasan yang ingin disampaikan oleh seorang presenter. Dengan
demikian, audiens akan terbantu ketika melihat slide yang
ditampilkan dan presenter lebih mudah dalam menjelaskan apa
makna yang dikandung oleh slide tersebut. Tipe desain harus
mengikuti prinsip relevansi artinya memiliki kesesuaian dengan
topik yang dibicarakan misalnya presentasi ternak sapi dengan
slide bergambar sapi.
2. Hindari sajian teks panjang
Pemakaian teks yang terlalu panjang dapat membuat slide
tidak dapat terbaca oleh audiens. Apabila belum jelas, audien dapat
membaca print out karya ilmiah tersebut, jika belum paham,
audiens dapat bertanya pada sesi tanya jawab. Beberapa ahli
presentasi menyarankan maksimum lima baris teks dalam sebuah
slide. Dengan demikian jika Anda harus menampilkan teks dalam
bentuk daftar, pastikan tidak lebih dari lima baris.
3. Alur yang teratur
Slide yang baik memiliki alur yang teratur, dari pendahuluan,
penjelasan/isi, hingga penutup. Slide yang isinya melompat-lompat
dari satu topik ke topik yang lain tanpa alur yang jelas akan
menyulitkan audiens untuk memahaminya.
4. Berikan multimedia yang relevan

23
Untuk menambah daya tarik, slide dapat ditambahkan
multimedia yang relevan, seperti gambar, animasi, audio, video.
Kesesuaian multimedia dengan topik pembicaraan harus saling
mendukung, bukan malah membingungkan audiens.
5. Satu slide, berisi satu pesan
Slide presentasi yang baik hanya terfokus pada satu pesan.
Tiap slide sebaiknya mewakili sebuah ide yang ingin dijelaskan.
Jangan mencampur beberapa ide berbeda ke dalam satu slide.
Audiens akan bingung dan sulit mencernanya.
6. Perhatikan karakter huruf dan ukuran huruf
Karakter huruf dan ukuran huruf dalam slide harus
proporsional dan sesuai dengan ilustrasi, tidak terlalu besar dan
tidak terlalu kecil.
2.7.2. Penyampaian presentasi
Berikut ini adalah teknik presentasi yang perlu diperhatikan saat
akan menyampaikan presentasi, yaitu:
1. Persiapkan Diri
a. Sering latihan
Semakin banyak melakukan latihan, maka akan semakin
mahir dalam presentasi. Suatu kebolehan atau skill bisa
didapatkan jika sering berlatih.
b. Penampilan
Menjaga penampilan pada saat presentasi juga sangat
penting. Penampilan seseorang dapat meningkatkan rasa
percaya diri.
2. Persiapkan Materi dan Bahan
a. Tentukan point-point penting (bukan slide yang penuh tulisan)
b. Kuasai materi (menjabarkan secara lisan point tersebut)
c. Siapkan contoh pendukung
d. Susun materi dengan terstruktur

24
3. Cara Penyampaian
a. Santai, sopan, dan tidak terburu-buru
b. Intonasi dan bahasa tubuh
c. Interaksi
d. Bahasa yang mudah
e. Selipkan selingan atau humor
2.7.3. Struktur Presentasi
1. Pembuka
Pembuka sangat penting karena di sinilah kesempatan untuk
menarik perhatian audiens tentang apa yang akan disampaikan,
membangun kredibilitas Anda sebagai presenter bahwa Anda
adalah orang tepat dan patut didengarkan, dan menyampaikan
garis-garis besar presentasi.
2. Isi
Isi dari presentasi yang sudah dipersiapkan akan memudahkan
dalam menyusun pembuka dan penutupnya. Dari topik yang ingin
disampaikan cobalah untuk menguraikannya dalam beberapa poin
utama. Kemudian dari poin-poin itu kembangkan lagi menjadi sub-
poin. Jangan lupa untuk memperhitungkan lama atau waktu yang
ingin digunakan untuk presentasi, kira-kira berapa menit yang
dibutuhkan untuk menyampaikan satu poin utama.
3. Penutup
Untuk menimbulkan kesan yang menarik, maka penutup harus
menimbulkan kesan terakhir yang mendalam sehingga akan diingat
oleh audiens.

2.8. PERSIAPAN PRESENTASI


Sebelum melakukan presentasi, terdapat beberapa persiapan yang
wajib kamu lakukan agar terhindar dari gangguan secara teknikal maupun
kendala-kendala dari diri sendiri (seperti panik dan lupa materi). Maka dari

25
itu, yuk simak kegiatan-kegiatan apa saja yang harus kamu lakukan
sebelum melakukan presentasi.
2.8.1 Periksa semua materi
Sebelum kamu memulai presentasi, kamu wajib memeriksa
kembali bahan presentasi kamu. Kamu harus memastikan bahwa
sudah tidak ada poin-poin penting yang tertinggal. Selain itu,
pastikan pula apakah semua poin-poin sudah relevan dengan topik
yang akan kamu presentasikan.
2.8.2 Periksa Semua Peralatan
Sebelum datangnya audience, kamu wajib memeriksa semua
peralatan, mulai dari apakah kabel penghubung laptop dengan
proyektor berjalan dengan baik, apakah video atau foto nya bisa
ditayangkan, sampai apakah sound system-nya berjalan dengan
baik.
Persiapan ini sering kali tertinggal karena kita sudah sibuk
dengan materi yang akan kita bicarakan. Namun sesungguhnya,
persiapan ini penting dilakukan. Kamu tidak mau kan presentasimu
terganggu karena ternyata sound system rusak atau ternyata kabel
konektor tidak cocok dengan laptop?
2.8.3 Membuat Catatan Kecil
2.8.4 Latihan
“Latihan, latihan, latihan”. Untuk bisa presentasi dengan baik
dan percaya diri, diperlukan latihan yang sering agar kepercayaan
diri kita bertambah. Semakin banyak kita berlatih dan mengulang
materi, semakin yakin pula bahwa diri kita benar-benar memahami
topiknya. Kamu bisa melakukan latihan dengan cara seperti ini:
1. Latihan Depan Cermin
Dengan melihat diri sendiri, kita menjadi tahu bagaimana
body language dan mimik wajah yang akan kita gunakan saat
presentasi.

26
2. Latihan dengan Perekam
Latihan dengan merekam suara sendiri bisa berguna untuk
mengetahui seberapa lama kita berbicara, jadi kita bisa
menyesuaikan durasi yang dibutuhkan. Selain itu dengan
merekam, kita akan menjadi tahu bagaimana intonasi dan
artikulasi kita saat berbicara, apakah sudah cukup jelas atau
masih harus diperbaiki.
3. Latihan dengan Orang lain
Meminta pendapat orang lain juga penting dilakukan.
Dengan orang mendengarkan kamu berbicara, kamu bisa tahu
apakah cara penjelasan kamu sudah cukup baik atau masih
tidak jelas. Selain itu, kamu bisa menanyakan pendapat
langsung terhadap orang tersebut tentang apa yang masih
kurang dan apa yang perlu diperbaiki.
2.8.5. Melakukan Pemanasan
Saat sebelum presentasi, kita membutuhkan pemanasan tubuh
dan suara agar mengurangi rasa panik dan membiasakan diri saat
memulai presentasi. Dikutip dari artikel di write-out-loud.com, kita
membutuhkan pemanasan tubuh, nafas dan suara.
1. Pemanasan untuk Tubuh
Untuk pemanasan tubuh, kita bisa menggerak-gerakan
leher, bahu dan tangan. Kita juga bisa melakukan senam muka
dengan membuka mulut lebar-lebar, melemaskan otot-otot di
muka dan mengeluarkan lidah dan digerak-gerakan.
2. Pemanasan untuk Nafas
Untuk melatih nafas, kita bisa berdiri dengan santai,
meletakkan tangan di perut, lalu menarik nafas dari hidung
selama lima detik dan mengeluarkannya dari mulut dalam
hitungan lima detik.

27
3. Pemanasan untuk Suara
Untuk melatih suara kita bisa melakukan latihan dengan
mengeluarkan bunyi ‘hummmmm’, mengucapkan huruf vokal
(A-I-U-E-O) dan huruf konsonan (b, b, b, b, atau c, c, c, c)
dengan membuka mulut yang lebar.

28
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah
komunikasi antara orang – orang secara tatap muka, yang memungkinkan
setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal
maupun nonverbal. komponen-komponen komunikasi adalah sebagai berikut :
Sumber, Pesan, Saluran Komunikasi, Penerima, Umpan Balik, Hambatan,
Gangguan, Pengaruh, Lingkungan komunikasi dan Enkoding-Dekoding.
Tujuan komunikasi : Memberikan informasi, Mendidik dan Menyenangkan/
menghibur. Sedangkan Fungsi komunikasi : Informasi, Sosialisasi, Motivasi,
Perdebatan atau diskusi, Pendidikan, Memajukan kebudayaan, dan Hiburan.
Kegunaan mempelajari ilmu komunikasi : sebagai fundamental, aktifitas
komplek, vital untuk suatu kedudukan
Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya
komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling
bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau
menjalani kehidupan sehari-hari. Pola Komunikasi Bisnis : Saluran
Komunikasi Formal dan Saluran Komunikasi Informal.
Teknik presentasi : Pembuatan slide presentasi, Penyampaian presentasi,
dan Struktur Presentasi.Persiapan presentasi : Periksa semua materi, Periksa
Semua Peralatan, Membuat Catatan Kecil, Latihan, dan Melakukan Pemanasan

3.2. SARAN
Dengan disusunnya makalah ini, maka pembaca atau mahasiswa dapat
mengerti dan memahami pentingnya arti komunikasi dalam organisasi,
didalam kehidupan berorganisasi atau dikehidupan sehri-hari yang
membutuhkan komunikasi.

29
DAFTAR PUSTAKA

Candra, Hafied. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada
Cangara, H. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada
Dr. Ani Muhammad. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara
Mulyana, D. 2005. Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Purwanto, D. 2011. Komunikasi Bisnis Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga

30

Anda mungkin juga menyukai