KONSEP BEBAN
Disajikan Pada Materi Ajar
Teori Akuntansi
Dosen Pengajar
Andry Tonaya, SE, M.Ak
Kelompok 5 :
AHMAD DAUD HASIBUAN (13622294)
AULIYA SHAQINAH (13622032)
EFENDI (13622092)
IIN FARLINA (13622125)
MARYANTO (13622113)
RISYA TRINURMANTI (13622153)
TRI SURYANTO (13622069)
TITIN WULAN SARI (14622342)
KATA PENGATAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis Dapat menyusun dan Menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Tanjungpinang,
Desember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGATAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................... 01
PEMBAHASAN.......................................................................... 02
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemahaman terhadap konsep beban (expense) memerlukan analisis yang hati-hati
terhadap karakteristik dari transaksi yang berkaitan dengan beban. Ada elemen laporan lain
yang sifatnya hampir sama dengan beban namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai
komponen beban. Karakteristik beban dapat dipahami dengan mengenali batasan atau
pengertian yang berkaian dengan beban.Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang
berkaitan dengan beban dapat dengan mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan
benar dalam laporan keuangan.
Pada umumnya, konsep beban (expense) dalam akuntansi sering disamakan dengan
biaya (cost).Padahal kedua konsep ini sangat jauh perbedaannya baik dari segi pencatatan,
penyajian maupun pelaporan dalam laporan keuangan.Dalam makalah ini akan membahas
tentang beban sebagai dasar pencatatan nilai dalam akuntansi.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memahami definisi beban (expense) dalam akuntansi.
2. Untuk dapat memahami karakteristik beban dalam akuntansi.
3. Untuk dapat memahami jenis-jenis beban dalam akuntansi.
4. Agar dapat mengetahui dan memahami pengakuan, pengukuran dan pencatatan
beban dalam akuntansi.
5. Untuk dapat menggambarkan penyajian beban dalam laporan keuangan.
1.3. Manfaat
1. Menambah wawasan mahasiswa tentang beban dalam akuntansi.
2. Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan teori tentang beban baik itu yang berkaitan
dengan pencatatan, penyajian maupun pengakuan beban.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Beban
Pada umumnya beban (expense) sering dijadikan sinonim kata dengan biaya (cost),
tetapi menurut Soemarso (2013:29), beban dapat didefinisikan sebagai aliran keluar terukur
dari barang atau jasa, yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan
laba atau sebagai penurunan dalam aktiva bersih sebagai akibat dari penggunaan jasa
ekonomis dalam menciptakan pendapatan atau pengenaan pajak oleh badan pemerintah.
Beban dalam arti luas termasuk semua biaya yang sudah habis masa berlakunya yang
dapat dikurangkan dari pendapatan.Beban itu sendiri terjadi karena dua sebab, pertama yang
berasal dari cost yang sudah expired (melampaui masanya) dan yang kedua karena
penggunaan maksudnya beban itu hadir kalau kita sudah melakukan pemakaian tertentu atau
utilitas.
Menurut IAI dalam bukunya Standar Akuntansi Keuangan (2007:19), mendefinisikan
beban atau expenses adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam
modal.
Sebagaimana sudah kita ketahui bahwa cost itu mempunyai pengertian bahwa kita
mempunyai sumber daya perusahaan yang terbatas dan untuk mendapatkannya diperlukan
sejumlah pengorbanan atau pengeluaran tertentu.
Akuntan telah mendefinisikan biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan
untuk memperoleh manfaat (Cartery usry, 2006:29).
Sebagai contoh pembelian bahan baku secara tunai, karena aktiva bersih tidak
terpengaruh tidak ada beban yang diakui. Sumber daya perusahaan hanya diubah dari kas
menjadi persediaan bahan baku. Bahan baku tersebut dibeli dengan biaya tertentu, tetapi
belum menjadi beban. Ketika perusahaan kemudian menjual bahan baku tersebut yang sudah
diolah menjadi barang jadi, biaya dari bahan baku dibukukan sebagai beban dilaporan Laba
Rugi. Setiap beban adalah biaya, tetapi tidak semua biaya adalah beban.Contoh : aktiva
adalah biaya, tetapi bukan (belum menjadi) beban.
pengiriman barang atau diberikan perusahaan sehingga tidak merasakan lagi manfaat
ekonomi aktiva tersebut. Pemakaian bahan baku yang barangnya belum terjual belum
lagi bisa dikatakan beban tetapi biaya, apabila sudah terjual baru dapat dikatakan
beban karena pemakaian aktiva yang digunakan untuk segala keperluan barang
tersebut.
2. Operasi utama yang berkesinambungan
Tidak semua penurunan aktiva dapat menjadi beban, agar terjadi maka harus
berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan yang continue. Kegiatan utama
perusahaan adalah yang berkaitan dengan proses produksi dan pengiriman barang.
Sebagaimana berlaku untuk pendapatan, pengertian operasi menunjuk kegiatan
operasi yang merupakan elemen statemen aliran kas yaitu : operasi (operating),
investasi (investing), dan pendanaan (financing). Sedangkan beban adalah penurunan
aset yang berkaitan dengan operasi dan bukan dengan investasi dan pendanaan.
3. Kenaikan kewajiban
Definisi FASB yang menyatakan beban sebagai kewajiban cukup tepat karena
secara konseptual semua hal yang dikeluarkan untuk kepentingan proses produksi dan
pengiriman perusahaan secara terus-menerus dinyatakan sebagai beban.
Kewajiban terdapat suatu keadaan dimana perusahaan telah memanfaatkan
barang dan jasa namun sebelumnya tidak mengakuinya sebagai aset atau belum
mengakui kewajiban atas penggunaan barang dan jasa yang dikuasai pihak lain. Hal
tersebut menimbulkan keharusan perusahaan untuk membayar ataumelakukan
pengorbanan ekonomik di masa datang sehingga timbulkewajiban.Misalnya jasa
pengiriman barang yang belum dibayar oleh perusahaan namun jasa pengirimannya
telah dinikmati perusahaan danmenimbulkan pendapatan.Dengan demikian beban
(untuk pengiriman) harustimbul dengan kenaikan kewajiban.
(other expenses) atau beban non-usaha (non operating expenses). Beban bunga
merupakan salah satu contoh dari beban ini, kadang-kadang karena beban bunga
timbul sebagai akibat dari kegiatan perusahaan untuk memperoleh dana
(pembelanjaan), maka disebut beban pembelanjaan (financing expenses). Contoh lain:
kerugian dari penjualan aktiva tetap dalam laporan laba rugi, pendapatan dan beban
lain-lain kadang-kadang digabung.
Jenis-jenis beban dapat diklasifikasikan juga berdasarkan jenis perusahaan yang
bersangkutan, seperti perusahaan jasa, dagang dan manufaktur. Tetapi secara keseluruhan
jenis beban pada setiap perusahaan itu sama, hanya terdapat beberapa jenis beban yang yang
tidak ada pada perusahaan lain.
1) Perusahaan Jasa
Pada perusahaan jasa jenis beban hanya satu yaitu beban usaha, tetapi beban
usaha ini terbagi pada beberapa jenis juga, yaitu sebagai berikut:
1. Beban gaji : beban yang berasal dari pemakaian jasa karyawan atau buruh yang
diperkerjakan dalam perusahaan.
Beban ini diakui dalam laporan laba rugi karena terjadi penurunan aktiva akibat
pembayaran gaji pada karyawan.Selanjutnya dicatat sebesar kas yang keluar atau
yang dibayarkan pada karyawan yang bersangkutan.
Contoh : Membayar gaji karyawan selama bulan Maret sebesar Rp 10.000.000,00
Merupakan pengeluaran perusahaan atau beban yang dicatat dilaporan laba rugi
dengan saldo normal di debet, jurnal:
Beban Gaji
Rp 10.000.000,00
Kas
Rp 10.000.000,00
2. Beban Sewa : beban yang timbul karena terjadi sewa atau pemakaian sesuatu yang
bersifat sewa.
3. Beban perlengkapan : beban yang timbul karena pemakaian perlengkapan atau
bahan pembantu dalam operasional perusahaan.
4. Beban bunga (interest expenses) : beban yang timbul karena peminjaman uang
pada Bank yang dikenai bunga.
5. Beban serba-serbi (miscellaneous expenses): beban yang terdiri dari bermacammacam transaksi yang jumlahya kecil, tidak sering terjadi dan tidak tertampung
dalam salah satu akun beban yang ada dalam bagian akun.
Beberapa jenis beban ini pengakuan, penyajian maupun pengukuran pada
dasarnya sama yaitu beban diakui dalam laporan rugi laba kalau penurunan
manfaatekonomi masa datang yang berkaitan dengan penurunan aktiva ataukenaikan
kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
2) Perusahaan dagang
Pada perusahaan dagang karena terjadi penjualan maka terdapat beban yang
berhubungan dengan penjualan atau kegiatan utama perusahaan :
1. Beban penjualan (selling expenses) : beban yang terjadi dalam hubungannya
dengan kegiatan menjual dan memasarkan barang.
2. Beban administrasi dan umum : beban yang terjadi dalam hubungannya dengan
kegiatan perusahaan secara keseluruhan dan beban yang bersifat umum yang
Dapat juga dikatakan beban dibayar dimuka atau pengeluaran yang telah dibayarkan
tapi belum dirasakan manfaat ekonomisnya.
6. Beban yang masih harus dibayar (accrued expenses) : disebut juga dengan accrued
liabilities yaitu biaya-biaya yang sudah merupakan beban walaupun utang yang
bersangkutan belum saatnya merupakan kewajiban.
2.4
dapat diukur denganbeberapa cara setelah pengakuannya (seperti model biaya perolehan atau
modelpenilaian) dan beberapa pilihan alternatif untuk depresiasi (seperti metode garislurus,
nilai menurun dan jumlah unit).
Sejalan dengan penilaian aktiva, beban dapat diukur atas dasar jumlahrupiah yang
digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu,pengukuran beban dapat
didasarkan pada:
1.
Kos Historis
Kos historis merupakan jumlah rupiah kas atau setaranya yangdikorbankan untuk
memperoleh aktiva. Pengukuran beban atas dasar koshistoris dapat digunakan untuk
jenis aktiva seperti gedung, peralatan, dan sebagainya.
2.
Kos Pengganti / Kos Masukan Terkini (Replacement Cost /
Curent Input Cost )
Kos masukkan terkini menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran yangharus
dikorbankan sekarang oleh suatu entitas untuk memperoleh aktivayang sejenis dalam
kondisi yang sama. Contohnya, penilaian untuk persediaan.
3.
Setara Kas (Cash Equivalent )
Setara kas adalah jumlah rupiah kas yang dapat direalisir dengan caramenjual setiap jenis
aktiva di pasar bebas dalam kondisi perusahaannormal.Meskipun pada prakteknya
metode pengukuran yang masih banyak digunakan adalahhistorical cost, namun dengan
mulai diadopsinya IFRS diindonesia, maka pengukuran yang sesuai standar adalah
dengan menggunakan metodefair value. Dengan demikian, untuk pencatatan beban
sebagai akibat daridepresiasi (penyusutan), nilai yang dicantumkan dalam beban adalah
nilai selisihantara nilai wajar dengan nilai buku (apabila nilai wajar lebih kecil dari
nilaibukunya).
Salah satu cara untuk mengukur beban adalah dengan mengalokasikanbeban-beban
tersebut ke periode-periode dimana beban tersebut dinikmati. Hal inibiasanya disebut dengan
matching concept.
Konsep tersebut memperlakukan kosdengan mengalokasikan kos yang sudah
kadaluarsa (beban) ke periode-periodedimana beban tersebut terjadi. Namun, pengalokasian
tersebut hanya bersifatestimasi.Dalam akuntansi, pencocokan antara beban dan pendapatan
merupakanfungsi utama, namun hal tersebut tetap saja sulit untuk dilakukan
karenaberhubungan dengan penilaian akuntan tersebut.Akuntan harus mengidentifikasimana
aset yang telah digunakan (kadaluarsa) dan jumlah yang harus ditulissebagai tandingan
pendapatan pada periode tersebut.
2.6
Penyajian Beban
Penyajian beban tidak dapat dilepaskan dari penyajian pendapatan dan saran untuk itu
adalah statemen laba rugi (Winwin : 66).
Laporan laba-rugi dapat disusun dalam dua langkah :
1. Single Step (langkah tunggal)
Penyajiannya semua pendapatan dijumlahkan menjadi satu dikurangi seluruh
beban yang ada pada periode laporan.
2. Multi Step (langkah ganda)
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Konsep beban dalam akuntansi selalu mengarah pada pendapatan, karena hasil
pendapat bersih yang diterima oleh perusahaan tergantung berapa banya beban yang
dikeluarkan.Beberapa ahli telah menyatakan beban itu penurunan manfaat ekonomis suatu
perusahaan karena ada sesuatu yang dikorbankan dalam mendapatkan aktiva tersebut yang
disebut dengan beban.
Setiap perusahaan memiliki beban yang berbeda tergantung apa yang dibutuhkanya,
tetapi dari segi kolektif, beban-beban dalam setiap perusahaan itu sama.
Oleh karena itu, konsep beban dalam akuntansi itu penting karena menyangkut laba
ruginya suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan atau usahanya.Semakin tinggi beban
semakin rendah laba yang diterima, sebaliknya semakin rendah beban yang dikeluarkan oleh
perusahaan semakin tinggi laba yang diterima.
3.2. Saran
Berdasarkan makalah yang kami buat diharapkan dapat menjadi acuan dimasa sekarang
maupun yang akan datang serta dapat mengaplikasikan teori yang dipelajari.
DAFTAR PUSTAKA
Soemarso S.R. 2013. Akuntansi : Suatu Pengantar. Buku Satu Edisi Lima. Jakarta : Salemba
Empat
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Edisi 2007. Jakarta : Penerbit
Salemba Empat
Yadiati, Winwin. 2007. Teori Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group
Carter dan Usry. 2006. Akuntansi Biaya, Edisi Ketigabelas, Jilid I. Jakarta : Penerbit Salemba
Empat