“ BEBAN (EXPENSES)”
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi yang diampu oleh
Drs. Haerial M.Si, AK.,CA.
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Ririn A31114008
Irma Suryani A31114032
Bilqis Ratu Zhabrina A31114326
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016
Page 1 of 21
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat hidayah-Nya yang berupa kesehatan kepada kita semua sehingga Makalah
yang berjudul Biaya (Expenses) ini dapat disusun dengan baik.
Makalah yang ini ditulis dalam upaya menyelesaikan tugas kuliah, dan lebih
dari itu sesungguhnya makalah ini jauh dari kesempurnaan. Dalam makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan kemampuan
dan pengetahuan pada diri penulis.
Dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari berbagai hambatan dan
rintangan, akan tetapi berkat kerjasama tim dan bantuan dari beberapa referensi maka
segala macam hambatan dapat teratasi.
Penulis berharap bahwa makalah ini dapat digunakan dan dimanfatkan bagi
pembaca yang budiman. Dan penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna seperti yang pembaca harapkan, maka penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 4
Page 2 of 21
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
Page 3 of 21
BAB I
PENDAHULUAN
Page 4 of 21
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat diketahui rumusan masalah sebagai
berikut.
a) Apa pengertiaan biaya menurut IAI dan FASB ?
b) Bagaimanakah pengukuran dan pengakuan biaya ?
c) Bagaimanakah konsep perbandingan dalam biaya ?
d) Bagaimanakah hubungan sebab akibat dalam konsep perbandingan
biaya?
1.3 Tujuan
Dari latar belakang dan rumusan masalah tersebut di atas, maka dapat
dirumuskan tujuan penulisan makalah, yaitu:
a) Mengetahui pengertian, pengukuran serta pengakuan biaya.
b) Memahami hubungan konsep sebab akibat perbandingan biaya.
Page 5 of 21
BAB II
PEMBAHASAN
FASB dan IAI memiliki sudut pandang yang berbeda dalam mendefinisikan
beban. IAI mendefinisikan biaya dari sudut pandang peristiwa moneter seperti
penurunan aktiva, kenaikan hutang atau ekuitas. Sedangkan FASB memiliki sudut
pandang sebagai berikut:
1. Tidak menunjukkan dengan jelas peristiwa moneter dan fisik. FASB lebih
menekankan pada peristiwa fisik yaitu penjualan barang atau produk yang
dihasilkan.
2. Pemakaian aktiva harus menunjukkan suatu Cost yang dinyatakan keluar sebagai
biaya.
3. Apabila dilihat dari sudut pandang tradisional definisi yang dikemukakan FASB
menunjukkan bahwa beban hanya dihasilkan dari pemakaian aktiva untuk tujuan
menghasilkan pendapatan pada periode yang berjalan.
IAI dan FASB membedakan Cost menjadi beban dan rugi, sedangkan IAI
tidak. IAI dan FASB memang mempertimbangkan pendapatan dalam
mengklasifikasi apakah Cost tersebut termasuk ke dalam beban ataukah rugi.
Apabila Cost tersebut tidak menghasilkan pendapatan, baik secara langsung maupun
tidak langsung, maka Cost tersebut akan dianggap sebagai rugi (misalnya pemberian
Page 6 of 21
donasi, pembayaran pajak, dan lain-lain). Sedangkan IAI membedakan Cost hanya
dari kadaluarsanya. Cost yang sudah kadaluarsa akan dialui sebagai beban,
sedangkan yang belum sebagai aset. Perbedaan tersebut dijelaskan oleh gambar di
bawah ini.
Page 7 of 21
penurunan aset yang berkaitan dengan operasi dan bukan dengan investasi dan
pendanaan.
3. Kenaikan kewajiban
Terdapat suatu keadaan dimana perusahaan telah memanfaatkan barang dan
jasa namun sebelumnya tidak mengakuinya sebagai aset atau belum mengakui
kewajiban atas penggunaan barang dan jasa yang dikuasai pihak lain. Hal
tersebut menimbulkan keharusan perusahaan untuk membayar atau melakukan
pengorbanan ekonomik di masa datang sehingga timbul kewajiban. Misalnya
jasa pengiriman barang yang belum dibayar oleh perusahaan namun jasa
pengirimannya telah dinikmati perusahaan dan menimbulkan pendapatan.
Dengan demikian beban (untuk pengiriman) harus timbul dengan kenaikan
kewajiban.
4. Penurunan ekuitas
Dalam operasi sentral perusahaan, dengan adanya penurunan aset atau
kenaikan kewajiban akan mengubah ekuitas atau menurunkan ekuitas. Namun,
penurunan ekuitas merupakan karakteristik pendukung karena tidak setiap
penurunan aset mengakibatkan penurunan ekuitas. Misalnya pembagian deviden
yang menyebabkan penurunan aset tetapi tidak disebut sebagai beban.
Page 8 of 21
2.1.1 Cost dan Beban
“Dengan landasan konsep dasar kontinuitas usaha serta upaya dan hasil,
masalah teoritis dalam tahap pembebanan adalah pemecahan aliran Cost yang telah
diakui sebagai aset menjadi bagian yang merupakan biaya perioda berjalan dalam
rangka penentuan biaya periodik dan bagian yang baru akan menjadi biaya dalam
perioda-perioda berikutnya.” (Suwardjono, Edisi Ketiga:397)
Selain itu terdapat pula definisi mengenai hubungan Cost dan beban menurut
American Accounting Association (AAA) pada tahun 1957 sebagai:
“beban adalah biaya yang telah kadaluarsa, secara langsung maupun tidak
langsung pada periode fiskal, dari aliran barang atau jasa ke pasar dan operasi
yang berhubungan”
Menurut Suwardjono (Edisi Ketiga, Hlm. 9) terdapat tiga kata kunci pada
pengertian rugi yaitu penurunan ekuitas, bukan merupakan transaksi ke pemilik, dan
transaksi periferal atau insidental. Dalam hal ini yang membedakan biaya dan rugi
Page 9 of 21
adalah mengenai transaksi periferal atau insidental atau di luar kendali manajemen.
Berbeda dengan beban yang timbul akibat dari kendali manajemen yaitu aktivitas
penggunaan aset (barang dan jasa).
Namun, dari definisi yang terdapat dalam Konsep Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan, IAI (1994) tidak memisahkan biaya dengan rugi. Jadi
semua potensi jasa baik yang digunakan secara langsung ataupun tidak langsung
untuk memperoleh pendapatan disebut dengan biaya. IAI (1994) bahkan secara
spesifik menyebutkan hal tersebut seperti yang tertulis pada paragraf 78 berikut ini :
kerugian termasuk dalam kelompok beban. Pada dasarnya pembedaan antara beban
dan rugi hanya untuk kepentingan pengungkapan seperti pada pendapatan dan
untung.
Berdasarkan KDPPLK paragraf 94, beban diakui dalam laporan laba rugi
kalau penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan
aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini
berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban
atau penurunan aktiva (misalnya, akrual hak karyawan atau penyusunan aktiva
tetap). Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara
biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh (matching of cost
with revenue). Misalnya, berbagai komponen beban yang membentuk beban pokok
penjualan (cost or expense of goods sold) diakui pada saat yang sama sebagai
penghasilan yang diperoleh dari penjualan barang.
Page 10 of 21
Pengakuan beban menurut kerangka kerja IASB terdiri dari dua kriteria
utama yaitu :
Page 11 of 21
penilaian) dan beberapa pilihan alternatif untuk depresiasi (seperti metode garis
lurus, nilai menurun dan jumlah unit).
Sejalan dengan penilaian aktiva, biaya dapat diukur atas dasar jumlah rupiah
yang digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu, pengukuran
biaya dapat didasarkan pada:
Cost Historis
Cost historis merupakan jumlah rupiah kas atau setaranya yang dikorbankan
untuk memperoleh aktiva. Pengukuran beban atas dasar Cost historis dapat
digunakan untuk jenis aktiva seperti gedung, peralatan, dan sebagainya.
Salah satu cara untuk mengukur beban adalah dengan mengalokasikan beban-
beban tersebut ke periode-periode dimana beban tersebut dinikmati. Hal ini biasanya
disebut dengan matching concept. Konsep tersebut memperlakukan Cost dengan
mengalokasikan Cost yang sudah kadaluarsa (beban) ke periode-periode dimana
beban tersebut terjadi. Namun, pengalokasian tersebut hanya bersifat estimasi.
Page 12 of 21
Dalam akuntansi, pencocokan antara beban dan pendapatan merupakan fungsi utama,
namun hal tersebut tetap saja sulit untuk dilakukan karena berhubungan dengan
penilaian akuntan tersebut. Akuntan harus mengidentifikasi mana aset yang telah
digunakan (kadaluarsa) dan jumlah yang harus ditulis sebagai tandingan pendapatan
pada periode tersebut.
Matching Concept adalah hal yang paling penting dalam akuntansi biaya
historis. Cost yang sudah kadaluarsa akan menjadi beban dan disajikan dalam
laporan laba rugi, sedangkan Cost yang belum kadaluarsa akan dicatat sebagai aset
dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. Untuk mengatasi masalah penentuan
dan pengukuran Cost menjadi beban, terdapat tiga metode dari matching Cost yang
sering digunakan, yaitu:
Page 13 of 21
pendapatan diakui, melainkan diakui sebagai aset. Apabila pendapatan telah
diakui maka Cost atau beban pun akan diakui. Namun dalam prakteknya hal
tersebut susah untuk dilaksanakan. Misalnya, pendapatan sebesar Rp 100.000
dihasilkan dari beban Rp 60.000. Dari jumlah beban tersebut, Rp 15.000
merupakan beban gaji. Bila menggunakan konsep sebab akibat beban berupa gaji
sebesar Rp 15.000 tersebut dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp 25.000
dari total pendapatan tersebut. Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat
dinilai dan tidak dapat dibuktikan secara pasti.
Banyak jenis beban yang berkaitan secara tidak langsung dengan pendapatan
periode berjalan sehingga akan lebih tepat jika dialokasikan berdasar periode
yang menikmati beban tersebut.
Page 14 of 21
Dalam banyak hal, tidak mudah menghubungkan beban-beban tertentu dengan
pendapatan. Misalnya beban perawatan medis pegawai.
Apabila terdapat beban yang tidak dapat dikaitkan dengan manfaat ekonomi di
periode berjalan ataupun periode selanjutnya, maka tidak ada alasan penundaan
pencatatan beban tersebut.
Beban untuk kegiatan atau kejadian yang sifatnya normal dan berulang-ulang
serta jumlahnya relatif konstan, maka pengalokasian beban tersebut tidak
menggambarkan penandingan yang sempurna karena beban tersebut sebenarnya
berkaitan dengan periode sebelum atau sesudahnya. Namun hal tersebut tidak
mempengaruhi laba secara material.
Seringkali suatu beban terdiri dari berbagai komponen beban lainnya (misalnya
beban penjualan yang terdiri dari beban angkut, potongan penjualan, dan lain-
lain) dan sulit untuk menelusuri dampak pendapatan dari masing-masing beban
tersebut. Namun pengalokasian beban tersebut pada periode berjalan tetap harus
dicatat.
Page 15 of 21
kritera aset. Oleh karena itu biaya iklan dan penelitian harus dicatat sebagai
beban.
Terdapat kritik pada praktik akuntansi saat ini yang sebagian besar
didasarkan pada alokasi. Menurut Thomas dalam buku Teori Akuntansi (Godfrey,
1994) alokasi tersebut secara teoritis tidak tepat. Terdapat tiga krtiteria untuk
menyesuaikan alokasi yaitu :
Aditivitas
Apabila alokasi diambil dari total nilai, maka jumlah dari pengalokasian
tersebut harus sama dari total nilai sebelum alokasi, tidak kurang tidak lebih.
Misalnya, alokasi beban penyusutan kendaraan tiap tahun maka jumlah
alokasi untuk setiap tahun tersebut harus sama dengan nilai kendaraan
sebelum alokasi.
Tidak ambigu
Pengalokasian harus dilakukan dengan cara yang jelas sesuai dengan
metode yang dipilih.
Pertahanan
Akuntan yang telah memilih suatu metode akuntansi harus dapat
menyediakan pernyataan yang meyakinkan pilihannya dan
mempertahankannya dari kemungkinan adanya metode alternatif lainnya.
Dari ketiga kriteria tersebut dalam pratik nyata hampir tidak mungkin metode
alokasi yang digunakan oleh perusahaan dapat memenuhi ketiga kriteria tersebut.
Seringkali perusahaan menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai dengan
tujuan perusahaan.
Page 16 of 21
Namun, dari alokasi tersebut akuntan tidak dapat menunjukkan aliran kas
atau pendapatan yang didapat oleh perusahaan. Misalnya, untuk alokasi beban
penyusutan kendaraan yang menunjukkan penggunaan kendaraan sebesar alokasi
tersebut selama periode berjalan. Namun, tidak terdapat bukti bahwa perusahaan
mengkonsumsi kendaraan sebesar nilai alokasi tersebut.
Salah satu alasan yang sangat kuat yang dapat mendukung metode alokasi
adalah objektifitasnya. Alokasi memang merupakan jalan tengah yang tidak mutlak
benar, namun metode tersebut mengalokasikan nilai yang memang terjadi (harga
perolehan) ke dalam periode-periode yang diestimasikan telah mengkonsumsi Cost
tersebut. Dengan demikian meskipun prinsip alokasi cenderung masih menggunakan
estimasi, namun yang dialokasikan tetap berdasarkan transaksi yang memang terjadi
dan terdapat bukti transaksi yang menguatkan objektivitasnya.
Selain itu, metode alokasi juga merupakan salah satu jalan keluar untuk Cost-
Cost yang sulit untuk dicari pasarnya sehingga sangat sulit untuk menggunakan nilai
wajar (fair value).
2.4.1 Penandingan
Tugas untuk pembuat standar adalah membuat aturan agar laporan posisi
keuangan dan laporan laba rugi menyajikan informasi yang relevan dan representatif.
Dalam hal ini, konsep penandingan tidak dapat digunakan untuk mengakui item-item
Page 17 of 21
pada laporan posisi keuangan yang tidak memenuhi kriteria aset dan kewajiban.
Misalnya hal tersebut terjadi pada goodwill, tenaga kerja, dan kekayaan intelektual
2.4.2 Konservatisme
Pengakuan dan pengukuran beban haruslah sesuai dengan definisi dan kriteria
beban itu sendiri. Tidak berlakunya lagi konsep penandingan dan konsep
konservatisme harus dipahami betul oleh auditor. Auditor harus memahami secara
mendalam mengenai definisi dan kriteria beban karena hal tersebut merupakan
pedoman untuk menentukan apakah perusahaan yang diaudit telah mencatat transaksi
sesuai standar yang telah ditentukan atau tidak.
Page 18 of 21
karena dianggap memiliki manfaat ekonomi yang besar bagi perusahaan.
Pembayaran Cost tersebut mencerminkan aliran keluar aset yang harus ditandingkan
dengan pendapatan yang dihasilkan dari penempatan jasa telepon dan internet kepada
konsumen di periode yang sama. Hal tersebut mengakibatkan pencatatan laba yang
terlalu tinggi.
Selain itu auditor juga harus teliti dalam menganalisa pencatatan beban yang
terlalu rendah. Hal ini biasanya terjadi agar laba perusahaan terlihat tinggi. Contoh
kasus yang terjadi yaitu pengakuan aset hasil akuisisi oleh perusahaan yang dicatat
terlau rendah. Dengan demikian beban penyusutan untuk periode-periode selanjutnya
pun akan lebih rendah sehingga laba akan terlihat lebih besar. Praktek pencatatan
biaya sekaligus yang terlalu tinggi yang timbul karena akuisisi atau restrukturisasi
dikenal sebagai akuntansi “big bath”. Selain itu terdapat pula praktek yang dikenal
sebagai “cookie-jar” yang menghitung beban masa depan yang diekspektasi
perusahaan sekaligus pada saat akuisisi.
Page 19 of 21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
IAI dan FASB membedakan Cost menjadi beban dan rugi, sedangkan IAI
tidak. IAI dan FASB memang mempertimbangkan pendapatan dalam
mengklasifikasi apakah Cost tersebut termasuk ke dalam beban ataukah rugi. Apabila
Cost tersebut tidak menghasilkan pendapatan, baik secara langsung maupun tidak
langsung, maka Cost tersebut akan dianggap sebagai rugi (misalnya pemberian
donasi, pembayaran pajak, dan lain-lain). Sedangkan IAI membedakan Cost hanya
dari kadaluarsanya. Cost yang sudah kadaluarsa akan dialui sebagai beban,
sedangkan yang belum sebagai aset.
Beban harus diakui dalam laporan laba rugi ketika penurunan keuntungan
ekonomi di masa depan berhubungan dengan penurunan aset atau peningkatan
kewajiban dapat diukur secara reliabel.
Akuntan beranggapan laporan keuangan lebih berguna bagi pembaca dengan
adanya alokasi beban. Namun, pada kenyataannya alokasi tersebut tidak
mencerminkan nilai yang sebenarnya pada laporan keuangan. Pada kenyataannya
penggunaan konsep alokasi pada umumnya untuk menghindari beban yang timbul
dari penggunaan jasa appraisal dalam penyusunan laporan keuangan.
Auditor harus teliti dalam menganalisa pencatatan beban yang terlalu rendah.
Hal ini biasanya terjadi agar laba perusahaan terlihat tinggi. Contoh kasus yang
terjadi yaitu pengakuan aset hasil akuisisi oleh perusahaan yang dicatat terlau rendah.
Dengan demikian beban penyusutan untuk periode-periode selanjutnya pun akan
lebih rendah sehingga laba akan terlihat lebih besar. Praktek pencatatan biaya
sekaligus yang terlalu tinggi yang timbul karena akuisisi atau restrukturisasi dikenal
sebagai akuntansi “big bath”. Selain itu terdapat pula praktek yang dikenal sebagai
“cookie-jar” yang menghitung beban masa depan yang diekspektasi perusahaan
sekaligus pada saat akuisisi. Masalah lain yang memerlukan ketelitian auditor adalah
pencatatan beban lainnya yang menggunakan estimasi.
Page 20 of 21
DAFTAR PUSTAKA
Chairiri, Anis dan Imam Ghozali. 2001. Teori Akuntansi Edisi Pertama. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro
Godfrey, J., et.al. 1994. Accounting Theory 7th Edition. Sydney: John Wiley and Sons
Empat
Yogyakarta: BPFE
Page 21 of 21