Disusun Oleh:
A31114326
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
AUDIT SIKLUS JASA PERSONALIA
Tujuan Audit
Tujuan khusus audit untuk siklus personalia adalah sebagai berikut :
Asersi Tujuan Audit Kelompok Tujuan Audit Saldo
Transaksi Rekening
Keberadaan Biaya gaji dan upah serta Saldo utang gaji dan upah
atau keterjadian biaya PPh karyawan dalam serta utang PPh karyawan
pembukuan berkaitan dengan mencerminkan jumlah yang
kompensasi atas jasa yang terutang per tanggal neraca
diberikan selama periode
yang diaudit
Kelengkapan Biaya gaji dan upah serta
Utang gaji dan upah serta
biaya PPh karyawan
utang PPh karyawan
mencakup semua biaya yang
mencakup semua utang
terjadi untuk jasa personalia
kepada karyawan dan utang
selama periode yang diaudit
kepada Negara per tanggal
neraca
Hak dan Utang gaji dan upah serta
Kewajiban utang PPh karyawan adalah
kewajiban perusahaan klien
Penilaian atau Biaya gaji dan upah serta Utang gaji dan upah serta
Pengalokasian biaya PPh karyawa telah utang PPh karyawan telah
dihitung dengan teliti dan dihitung dengan teliti dan
telah dicatat telah dicatat.Distribusi biaya
tenaga kerja pabrik telah
dihitung dan dicatat dengan
benar
Penyajian dan Biaya gaji dan upah serta Utang gaji dan upah serta
Pengungkapan biaya PPh karyawan telah utang PPh karyawan telah
diidentifikasi dan diidentifikasi dengan benar
dikelompokkan dengan dalam neraca.Laporan
benar dalam laporan rugi- keuangan telah memuat
laba pengungkapan yang tepat
tentang program pension
dan program benefit lainnya
Jika kompensasi suatu entitas terutama didasarkan atas gaji dan menunjukkan
hubungan yang dapat diprediksi dengan pemberian jasa, maka auditor dapat
menekankan pada prosedur analitis dalam pengembangan strategi audit. Jika beban
kompensasi didasarkan atas upah per jam dan menunjukkan tingkat variabilitas yang
tinggi sepanjang periode berjalan, maka auditor dapat menekankan pendekatan
penilaian tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah.
2. Risko Bawaan
Auditor umunya tidak begitu khawatir dengan asersi kelengkapan pada siklus
personalia, karena kebanyakan pegawai akan segera beraksi untuk menagih kepada
majikannya jika mereka tidak dibayar tepat pada waktunya. Namun kecurangan (asersi
keberadaan atau keterjadian) merupakan masalah besar bagi auditor. Volume transaksi
pembayaran tenaga kerja bisa cukup tinggi. Pada perusahaan manufaktur, dasar
perhitungan upah kotor bisa berupa waktu dan atau jumlah hasil kerja. Oleh karena itu,
perhitungan bisa menjadi masalah yang kompleks dan risiko bawaan untuk asersi
penilaian dan pengalokasian bisa menjadi tinggi. Sebagai kesimpulan dapat dikatakan
bahawa risiko bawaan cukup tinggi untuk asersi keberadaan atau keterjadian, penilaian
atau pengalokasian,serta penyajian dan pengungkapan.
3. Prosedur Analitis
Prosedur analitis sangat bermanfaat dalam mengidentifikasi kecurangan
potensial seperti misalnya apabila gaji atau upah kotor pegawai lebih tinggi dari jumlah
yang diperkirakan auditor. Prosedur ini akan sangat efektif apabila auditor bisa
menggunakan pernagkat lunak audit digeneralisasi, mengelompokkan pegawa berdasar
kategori pegawai, dan kemudian menganalisis gaji atau upah rata-rata per kategori
pegawai.