Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN MATERI KULIAH

AUDIT SIKLUS PRODUKSI: Audit Siklus Persediaan dan


Pergudangan

Disusun Oleh:

BILQIS RATU ZHABRINA

A31114326

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
AUDIT SIKLUS PRODUKSI: Audit Siklus Persediaan dan Pergudangan

A. Fungsi Bisnis Dalam Siklus Serta Dokumen Dan Catatan Terkait


Persediaan memiliki banyak bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat
bisnisnya. Untuk bisnis ritel atau grosir, akun terbesar dalam laporan keuangan sering
kali berupa persediaan barang dagang yang tersedia untuk dijual. Siklus persediaan dan
pergudangan dapat dianggap sebagai terdiri dari dua sistem terpisah tetapi terkait erat,
di mana yang satu melibatkan arus fisik bang dan yang lainnnya dengan biaya terkait.
Enam fungsi bisnis akan membentuk siklus persediaan dan pergudangan.
1. Memroses Pesanan Pembelian
Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan baku untuk
produksi. Pengendalian yang memadai terhadap pembelian harus diselenggarakan
apakah pembelian persediaan adalah berupa bahan baku suatu perusahaan
manufaktur atau barang jadi bagi perusahaan ritel. Permintaan pembelian adalah
formulir yang digunakan untuk meminta departemen pembelian untuk memesan
persediaan.
2. Menerima Bahan Baku
Penerimaan bahan baku yang dipesan, yang juga merupakan bagian dari siklus
akuisisi dan pembayaran, melibatkan inspeksi atas bahan yang diterima menyangkut
kuantitas dan kualitasnya. Departemen penerimaan akan membuat laporan
penerimaan yang menjadi bagian dari dokumentasi sebelum pembayaran dilakukan.
Setelah inspeksi, bahan itu dikirim ke ruang penyimpanan dan slinan dokumen
penerimaan, atau pemebritahuan atau notifikasi elektronik mengenai penerimaan
barang, biasanya diserahkan ke bagian pembelian, ruang penyimpanan, dan utang
usaha..
3. Menyimpan Bahan Baku
Setelah diterima, bahan itu biasanya disimpan diruang penyimpanan. Ketika
departemen lainnya memerlukan bahan untuk produksi, personil ruang penyimpanan
menyerahkan permintaan bahan yang telah disetujui secara layak, mengerjakan
pesanan, atau dokumen serupa atau pemberitahuan elektronik yang mengindikasikan
jenis dan kuantitas bahan yang diperlukan.
4. Memroses Barang
Pemrosesan persediaan sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan.
Perusahaan menentukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat berdasarkan
pesanan khusus dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat persediaan barang jadi
yang telah ditentukan sebelumnya, dan operasi produksi yang ekonomis..
5. Barang Jadi
Ketika barang jadi telah selesai, barang itu ditempatkan diruang penyimoanan
menunggu dikirim. Dalamperusahaan yang memiliki pengendalian internal yang
baik, barang jadi disimpan dibawah pengendalian fisik yang terpisah, disuatu area
dengan akses terbatas. Pengendalian barang sering kali dianggap sebagai bagian dari
siklus penjualan dan penagihan.
6. Mengirimkan Barang Jadi
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
Pengiriman actual barang kepada pelanggan dalam pertukaran dengan kas atau
aktiva lainnya, seperti piutang usaha, menciptakan pertukaran aktiva yang diperlukan
untuk memenuhi criteria pengakuan pendapatan.
7. File Induk Persediaan Perpetual
Catatan perpetual yang terpisah biasanya disimpan untuk bahan baku dan barang
jadi. Sebagian besar perusahaan tidak menggunakan sistem perpetual untuk barang
dalam proses. File induk persediaan yang diakuisisi, dijual, dana da ditangan.

B. Bagaimana E-Commerce Mempengaruhi Manajemen Persediaan


Internet memiliki kegunaan khusus dalam pengelolaan persediaan, dari sini dapat
diketahui informasi lengkap berbasis real time yang dibutuhkan oleh rekan bisnis
(pemasok dan pelanggan). Informasi yang biasanya terseedia didalamnya, seperti
jumlah stok yang disimpan, lokasi produk, dan berbagai informasi lainnya yang
diperlukan manajemen untuk meegawwasi aliran persediaan.
Selain kegunaannya yang penting, internet juga dapat meenimbulkan resiko
bisnis. Penggunaannya dalam E-Commerce akan meningkatkan resiko bisnis jika
pengendalian untuk mengopeerasikannya kurang memadai. Seperti pembetasan
penggunaan password, firewalls, dan peengendalian teknologi manajemen lainnya. Hal
tersebut akan memunculkan kecurangan/keesempatan untuk mengubah jumlah
persediaan yang telah ada.

C. Bagian Dari Audit Persediaan


Tujuan dalaam auditsiklus perssediaan dan pergudangan adalah menyediakan
kepastian bahwa laporan keuangan menyajikan informasi bahan baku, barang setengah
jadi, persediaan barang jadi, dan harga pokok penjualan secara wajar.
Audit atas siklus perediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi 5 (lima)
aktifitas yang berbeda, yaitu :
1. Akuisisi dan pencatatan bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead.
Pada bagian ini, audit memiliki 3 (tiga) fungsi, yaitu pemrosesan atas pembelian
pesanan, penerimaan bahan baku, dan penyimpanan bahan baku (table 2). Auditor
mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal atas ketiga fungsi tersebut
dan kemudian melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi, baik transaksi siklus akuisisi dan pembayaran serta siklus penggajian dan
personalia.
2. Perpindahan internal atas asset dan biaya.
Pemindahan internal dalam persediaan meliputi fungsi ke 4 (empat), yaitu
pemrosesan barang dan pentimpanan barang jadi (table 2). Klien membukukan
aktivitasnya dalam pencatatan akuntansi biaya, yang independen dari siklus lain dan
diuji sebagai bagian dari audit siklus persediaan dan pergudangan.
3. Pengiriman barang dan pencatatan pendapatan dan biaya.
Pencatatan pengiriman dan biaya terkait merupakn fungsi terakhir (table 2).
Proses ini merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan, maka auditor
harus mendapatkan pemahaman dan pengujian pengendalian internal atas pencatatan
pengiriman sebagai bagian dari audit siklus ini, termasuk prosedur dalam verifikasi
akurasi kredit atas persediaan yang dicatat daalam berkas utama persediaan
perpetual.
4. Pengamanan fisik atas persediaan.
Auditor harus mengamati klien dalam menghitung persediaan fisik untuk
menentukan apakah persediaan yang tercatat memang ada pada tanggal neraca dan
dihitung dengan benar oleh klien. Pemeriksaan fisik merupakan jenis bukti penting
yang dapat digunakan utuk melakukan verifikasi terhadap keberadaan dan
perhitungan persediaan.
5. Penempatan harga dan kompilasi persediaan.
Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji untuk menentuan
apakah klien mengikuti metode prsediaan yang sesuai dengaan SAK dan konsisten
dengan tahun-tahun sebelumnya. Prosedur yang digunakan auditor untuk melakukan
verifikasi biaya ini disebut pengujian harga.

D. Audit Atas Akuntansi Biaya


Sistem dan pengendalian tas akuntansi biaya bervariasi di setiap perusahaan.
Lebih bervariasi dibandingkan dengan wilayah audit lainnya, karea jenis persediaan dan
tingkat kemutahiran yang diinginkan manajemen sangat bervariasi.
1. Pengendalian Akuntansi Biaya
Pengendalian akuntansi biaya, adalah proses yang mempengaruhi persediaan
fisik dan penelusuran biaya terkait sejak bahan bakudipesan ssampai barang selesai
diproduksi dan dipindaahkan kepeyimpanan. Jenis pengendalian ini dipisahkan
menjadi 2 (dua) kategori :
a) Pengendalian fisik atas bahan baku, barang setengah jadi, dan persediaan barang
jadi.
b) Pengendalian atas biaya terkait
2. Pengujian atas Akuntansi Biaya
Metodologi yang perlu diikuti auditor dalam memutuskan jenis pengujian yang
akan dilaksanakan. Auditor perlu memperhatikan empat aspek dalam akuntansi
biaya, yaitu:
a) Pengendalian fisik atas persediaan
b) Dokumen dan pencatatan dalam pemindahan persediaan
c) Berkas utama persediaan perpetual
d) Pencatatan biaya per unit
3. Pengendalian fisik
Pengujian auditor atas pengendalian fisik bahan baku, barang setengah jadi, dan
barang jadi hanya terbatas pada tindakan pengamatan dan tanya jawab. Diamati
apakah gudang dikunci dan ditangani oleh pegawai yang kompeten. Auditor dapat
meminta pengawas persediaan untuk menjelaskan tugas mereka terkait dengan
pengawas persediaan. Jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian fisik tidak
memadai dan persediaan akan sulit dihitung secara akurat, maka auditor harus
memperluas pengamatan ke pengujian persediaan fisik untuk memastikan bahwa
penghitungannya memadai.
4. Dokumen dan Catatan Pemindahan Persediaan
Perhatian utama auditor dalam hal pemindahan persediaan ialah apakah
pemindahan yang dicatat benar terjadi, pemindahan yang terjadi telah dicatat, jumlah
diskripsi dan tanggal transaksi dicatat dengan tepat. Pertama auditor memahami
internal control, kemudian pengujian melalui pemeriksaan terhadap catatan dan
dokumen dilakukan.
5. Berkas Induk Persediaan Perpetual
Pengujian atas berkas induk persediaan perpetual untuk mengurangi pengujian
fisik atau mengubah sat pelaksanaannya dilakukan dengan pemeriksaan dokumen,
yaitu dokumen untuk verifikasi pembelian bahan yang mendukung pengurangan
persediaan bahan dan peningkatan barang jadi, pengurangan persediaan barang jadi.
6. Catatan Biaya Per Unit
Pencatatan akuntansi biaya yang memadai harus diintegrasikan dengan catatan
produksi dan catatan akuntansi lain untuk mendapatkan biaya yang akurat untuk
semua produk. Auditor harus memahami internal control, dan pengujian dilakukan
sebagai bagian dari pengujian terhadap perolehan, penjualan dan penggajian.
Pengalokasian overhead juga harus dievaluasi.
E. Prosedur Analitis
Prosedur analitis adalah hal yang penting dalam audit persediaan dan pergudangan,
saperti halnya dalam siklus lain. Dalam melakukan prosedur analitis yang menguji
hubungan antara saldo akun persediaan dan akun laporan keuangan lainnya. Auditor
sering menggunakan informasi non-keuangan untuk menilai kewajaran saldo terkait
persediaan.
1. Metodologi Desain Pengujian Perincian Saldo
Persediaan jenisnya bervariasi disetiap perusahaan, oleh karena itu pemahaman
atas industri dan bisnis klien lebih penting dalam persediaan dibandingkan dalam
area lainnya.
2. Pengamatan Fisik Atas Persediaan
PSA 07 (SA 331) sekarang, mensyaratkan auditor untuk memeriksa efektifitas
metode klien dalam perhitungan persediaan dan mendapatkan keyakinan dari klien
atas kuantitas dan kondisi fisik persediaan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut,
auditor harus :
Hadir pada saat klien menghitung persediaan untuk menentukan saldo akhir
tahun.
Mengamati prosedur perhitungan klien.

Melakukan tanya jawab kepada klien tentang prosedur perhitungan mereka.


Melakukan mengujian terpisah saat perhitungan fisik.
3. Pengendalian Atas Perhitungan Fisik
Terlepas dari metode pencatatan persediaan, klien harus melakukan perhitungan
fisik secara periodik atas persediaan, tetapi tidak perlu setiap tahun. Perhitungan fisik
dapat dilakukan mendekati tanggal neraca, tanggal interim, atau berbasis siklus
sepanjang tahun. Dua pendekatan terakhir dapat dilakukan jika terdapat
pengendalian internal memadai atas berkas utama persediaan perpetual.
4. Keputusan Audit
Keputusan audit atas pengamatan fisik persediaan sama dengan yang dilakukan
pada area audit lainnya. Keputusan ini mencangkup dengan prosedur audit,
penetapan waktu dilaksanakannya prosedur, penentuan jumlah sampel, dan
pemilihan sampel untuk diuji. Tiga keputusan terakhir akan dibahas berikut ini,
dengan membahas prosedur audit yang memadai untuk itu.
5. Penetapan waktu
Auditor menutuskan apakah perhitungan fisik dapat dilakukan sebelum akhir
tahun, terutama dengan dasar akurasi berkas utama persediaan perpetual. Saat klien
melakukan perhitungan interim, yang disetujui auditor bila pengendalian internal
efektif, auditor pada saat itu melakukan pengamatan atas prhitungan persediaan dan
menguji transaksi yang tercatat dalam pencatatan persediaan dari tanggal
perhitungan hingga akhir tahun.
6. Jumlah sampel
Jumlah jenis persediaan yang harus dihitung auditor sering kali sulit ditentukan
karena auditor harus berkonsentrasi untuk mengamati prosedur klien agar
memudahkan jumlah sampel dalam pengamatan fisik dapat diambil dari jumlah total
jam yang dihabiskan, bukan jumlah jenis persediaan yang dihitung.
7. Pemilihan sampel
Saat auditor melakukan pengamatan atas perhitungan persediaan, mereka harus
berhati-hati dalam :
Mengamati perhitungan atas jenis persediaan yang signifikan dan sampel dari
jenis persediaan tertentu.
Melakukan tanya jawab atas jenis yang mungkin usang atau rusak.
Mendiskusikan dengan manajemen alasan tidak dimasukkannya persediaan
tertentu.
8. Pengujian Atas Pengamatan Fisik
Bagian terpenting dalam pengamatan persediaan adalah menentukan apakah
perhitungan fisik yang dilakukan sesuai dengan intruksi klien. Agar dapat dilakukan
secara efektif, maka auditor perlu hadir pada saat perhitungan dilakukan.

F. Audit Penetapan Harga Dan Kompilasi


1. Pengendalian Harga dan Kompilasi
Pengendalian biaya per unit yang terintegrasi dengan produksi memberikan
kepastian bahwa klien menggunakan penetapan biaya yang wajar untuk menilai
persediaan akhir. Pencatatan biaya standar berguna untuk mengevaluasi kewajaran
biaya produksi jika manajemen selalu memperbarui prosedur terkait perubahan
dalam produksi dan biaya.
2. Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi
Prosedur penetapan harga dan kompilasi bertujuan untuk pisah batas yang
dilakukan sebagai bagian dari penjualan dan akuisisi. Auditor dapat menggunakan
informasi yang diperolah dari klien sebagai kerangka referensi, termasuk deskripsi
masing-masing persediaan, jumlah, harga per unit, dan nilai perluasannya. Adapun
tujuan audit dan pengujian terkait atas penetapan harga dan kompilasi persediaan,
3. Penilaian Persediaan
Auditor harus memperhatikan tiga hal, Pertama, metodenya harus sesuai dengan
SAK. Kedua, penerapan metode harus konsisten dari tahun ke tahun. Ketiga, biaya
persediaan versus harga pasar harus dioertimbangkan. Dalam verifikasi penetapan
harga persediaan bergantung pada barang yang dibeli atau diproduksi.
4. Penetapan Harga atas Persediaan yang Dibeli
Dalam penilaian persediaan yang dibeli, auditor harus menetukan apakah klien
menggunakan LIFO, FIFO, rata-rata tertimbang, atau metode penilaian lainnya.
Auditor harus menentukan biaya-biaya yang dimasukkan dalam penilaian suatu jenis
persediaan. Setelah itu, auditor harus berfokus pada persediaan dengan nilai besar
dan produk yang harganya berfluktuasi. Auditor juga harus mendata jenis persediaan
untuk diverifikasi atas penetapan harga dan meminta faktur vendor kepada kliaen,
lalu memeriksa faktur yang memadai untuk memperhitungkan seluruh akun
persediaan atas jenis yang diuji, terutama yang menggunakan metode penilaian
FIFO. Terakhir, auditor harus menguji biaya per unit tercatat dalam pencatatan
perpetual ke faktur vendor sebagai bagian dari pengujian transaksi siklus dan
pembayaran.
5. Penetapan Harga Persediaan yang Diproduksi
Dalam menetapkan harga persediaan yang diproduksi, auditor harus
mempertimbangkan biaya per unit atas bahan baku dan jumlah unit yang diperlukan
dalam memproduksi setiap unit output. Auditor juga harus memeriksa faktur vendor
atas berkas utama persediaan perpetual, lalu memeriksa spesifikasi rancangan,
memeriksa produk yang selesai dibuat, atau menemukan metode sejenis untuk
menentukan jumlah unit yang diperlukan untuk membuat satu unit produk.
6. Biaya Perolehan atau Harga Pasar
Dalam menetukan biaya Harga Perolehan Persediaan, auditor harus
mempertimbangkan nilai realisasi bersih yang lebih kecil daripada biaya historis.
Lalu, auditor dapat menguji biaya penggantian dengan memeriksa faktur vendor
pada periode jeda atau faktur terakhir yang jika tidak terdapat pembeliaan persediaan
setelah akhir tahun. Auditor pun harus mempertimbangkan nilai penjualan
persediaan dan kemungkinan dampak fluktuasi harga untuk menemukan nilai
realisasi, dimana kemungkinan keusangan saat mengevaluasi persediaan.

Anda mungkin juga menyukai