Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

WAWASAN IPTEKS
“SENI DAN KEINDAHAN”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VIII
( Akuntansi B )

ROMLI AMRULLAH

ACHMAD FATRI G

MITHA KHUMAERAH AZZAHRA

BILQIS RATU ZHABRINA

MATA KULIAH UMUM


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah dengan tema “Seni dan Keindahan”. Tanpa pertolongan-Nya
mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan
salam semoga terlimpah kepada baginda tercinta kita Nabi Muhammad SAW.

Terselesainya makalah ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak yang telah
memberikan kepada penulis berupa motivasi, baik materi maupun moril, serta segenap
anggota kelompok yang dengan semangat dan usahanya berusaha untuk menyelesaikan
makalah ini. Oleh karena itu, penulis bermaksud mengucapkan banyak terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum mencapai kesempurnaan,
sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari berbagai
pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 7 Oktober 2014

Kelompok VIII

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................................ii
BAB I ................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
I.1 Latar Belakang ........................................................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 2
I.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................................................... 2
I.4 Manfaat Penulisan .................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 3
II.1 Konsep Seni dan Keindahan ..................................................................................................... 3
II.2 Sejarah Perkembangan Kesenian ............................................................................................. 5
a.perkembangan kesenian atas dasar waktu ............................................................................. 5
b.perkembangan kesenian atas dasar tempat atau lokasi......................................................... 5
II.3 Fungsi Seni Dalam Aspek Kehidupan Manusia ......................................................................... 7
1. Seni untuk Memenuhi Kebutuhan Individu ...................................................................... 7
2. Seni untuk memenuhi kebutuhan sosial ............................................................................ 8
II.4 Filosofi Seni dan Keindahan dalam Kehidupan Manusia ......................................................... 9
II.5 Apresiasi Pesona Seni dan Keindahan dalam Kehidupan Manusia ........................................ 11
II.6 Menumbuhkan Kesadaran Berkesenian pada Diri Manusia .................................................. 11
BAB III ............................................................................................................................................... 13
PENUTUP .......................................................................................................................................... 13
III.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 13
III.2 Saran...................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Setiap manusia dalam kebutuhan hidupnya akan senantiasa memenuhinya.
Kebutuhan ini tentu saja berbeda-beda baik kualitas maupun kuantitasnya, juga
berdasarkan pengalaman hidup dan perhatian yang berbeda, baik manusia sebagai
makhluk pribadi atau manusia sebagai bagian dari masyarakat. Dari sedemikian
banyak kebutuhan manusia, salah satu kebutuhan yang selalu melekat dalam
kehidupan sehari-hari manusia adalah seni.

Dalam kehidupan sehari-hari, di sadari atau tidak, kita tidak dapat lepas dari
seni. Konsepsi seni ini melekat pada diri manusia dan seluruh aspek kehidupan
manusia, bahkan lahirnya manusia sendiri merupakan suatu konsepsi seni yang luar
biasa, sehingga seni akan selalu ada dan bersamaan dengan kebutuhan manusia.

Dalam perkembangannya, pada umumnya seni manusia bersifat maju atau


berkembang dari wujud yang sederhana ke wujud yang megah, namun ada kalanya
juga bersifat regresif atau kembali ke wujud seni yang primitive. Misalnya
dipergunakannya kembali gaya lama yang tradisional setelah orang jenuh dengan gaya
baru yang modern.

Sedangkan keindahan sendiri adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita rasa
senang bila melihatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan
sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan
dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah
“kecantikan yang ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang
dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.

Sebagai contoh bagaimana keindahan di dalam alam dan budaya kehidupan dan
penghidupan masyarakat itu membekas dalam diri seorang seniman, sehingga timbul
proses peniruan alam dalam dirinya, dan dalam rangka berkomunikasi dengan
sesamanya, maka terciptalah seni lukis, seni pahat, seni sastra, seni musik dan
sejumlah seni lainnya.

1
Akan tetapi, keindahan bagi masing-masing orang berbeda, terkadang
apresiasinya bergantung pada pribadi yang bersangkutan, oleh karena sesuatu yang di
anggap indah namun orang lain menganggapnya tidak indah, demikian pula
sebaliknya.

Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui tentang bagaimana konsep
seni dan keindahan dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu penulis berusaha untuk
memberikan pemahaman tentang pertanyaan tersebut dalam makalah ini. Semoga
makalah ini dapat menjadi jawaban dan memberikan pemahaman terkait pertanyaan
yang dikaji.

I.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas dapat di ambil rumusan permasalahan yaitu:

a) Bagaimana konsep seni dan keindahan dalam kehidupan manusia?


b) Bagaimana sejarah perkembangan kesenian?
c) Bagaimana seni memiliki fungsi dalam aspek kehidupan manusia?
d) Bagaimana filosofi seni dan keindahan dalam kehidupan manusia?
e) Bagaimana manusia mengapresiasi pesona sini dan keindahan?
f) Bagaimana menumbuhkan kesadaran berkesenian pada diri manusia?

I.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu :
a) Untuk mengetahui konsep seni dan keindahan dalam kehidupan manusia.
b) Untuk mengetahui sejarah perkembangan kesenian.
c) Untuk mengetahui fungsi seni dalam aspek kehidupan manusia.
d) Untuk mengetahui filosofi seni dan keindahan dalam kehidupan manusia.
e) Untuk mengetahui apresiasi pesona sini dan keindahan dalam kehidupan manusia.
f) Untuk mengetahui bagaimana menumbuhkan kesadaran berkesenian pada diri
manusia.

I.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :
a) Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai seni dan
keindahan dalam kehidupan manusia.
b) Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran di dalam penulisan makalah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Konsep Seni dan Keindahan


Seni dalam bahasa sansekerta di sebut “cilpa” sebagai kata sifat yang berarti
berwarna, dan berubah menjadi “su-cilpa” yang berarti sesuatu yang berwarna dan di
lengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau di hiasi dengan indah. Dalam bahasa
latin, seni di sebut “Ars, artes, dan artista”. “Ars” adalah teknik atau craftsmanship,
yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu. “Artes” berarti kelompok
orang yang memiliki ketangkasan atau kemahiran, dan “Artista” adalah anggota yang
ada dalam kelompok tersebut.

Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan
sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi
dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan
manusia yang mengandung unsur keindahan.

Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Bahwa masing-masing
individu memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya, masih bisa
dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set
peraturan untuk penggunaan medium itu. Suatu set nilai-nilai yang menentukan apa
yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik
kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk
medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain
masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap
gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermakna
kematian dan mawar merah yang berarti cinta).

Setiap manusia memiliki sensibilitas keharuan dan getar hati yang dapat di
iringi dengan genangan dan linangan air matakeharuan yang merupakan puncak
kebahagiaan dalam bentuk immaterial. Keadaan keharuan ini banyak kita temukan
dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya pada seniman tetapi juga pada tokoh-tokoh
dalam aktifitas keagamaan.

3
Peristiwa keharuan ini bukan murni wilayah intelektualitas dan moralitas,
namun memiliki wilayah otritas tersendiri, walaupun sebenarnya tetap bersinergi
dengan wilayah intelektualitas dan moralitas, yang disepakati sebagai manifestasi
batin seseorang yang sekarang di sebut seni. Katakanah orang-orang yang tinggal di
daerah pedesaan bahkan yang terisolasi dari informasi sekalipun, mereka juga pasti
memiliki jiwa seni ketika berinteraksi dengan obyek di luar dirinya.

Bahkan kita sering melihat orang berwisata dalam rangka memenuhi


kebutuhan hidupnya. Sebagai contoh, banyak orang melakukan perjalanan atau
kunjungan ke tempat-tempat tertentu di suatu negara atu ke daerah alam terbuka untuk
kepuasan tersendiri.

Disadari ataupun tidak, dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat lepas dari
seni. Konsepsi seni ini melekat pada seluruh sapek kehidupan manusia. Karenanya
gerak seni selalu dinamis dan berkembang mengikuti laju perkembamgan manusia dan
pergantian zaman sehingga banyak sekali pengertian dari beberapa tokoh, diantaranya:

1. Schopenhauer
Seni adalah usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan.
2. Sudarmadji
Segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunkan media garis,
bidang, warna, tekstur, volume, gelap-terang.
3. Ensiklopedia Indonesia
Penciptaan segala hal atau benda yang karena keindahannya orang senang
melihatnya atau mendengarnya.
4. Ki Hajar Dewantara
Segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah
hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia.
5. Suwaji Bustami
Aktifitas batin dengan pengalaman estetik yang dinyatakan dalam bentuk agung
yang mempunyai daya membangkitkan rasa takjub dan baru.
6. Wiyoso Yudoseputro
Seni adalah manifestasi artistik hidup manusia dengan lingkungannya.
7. Prof. Hamka
Seni yang setinggi-tingginya adalah ketika telah berkumpul kedalamnya kebenaran

4
Dari ketujuh definisi seni di atas, secara garis besar seni dapat kita golongkan
atas dua, yaitu golongan seni obyektif-pragmatis dan golongan seni normatif. Orang
yang menganut faham obyektif-prgmatis akan mengakomodasi semua suku-suku
tradisional bangsa kita sebagai kekayaan yang bernilai seni dan

II.2 Sejarah Perkembangan Kesenian

a.perkembangan kesenian atas dasar waktu


Perkembangan kesenian atas dasar waktu,pada umumnya dapat dibedakan atas tiga
zaman,yaitu zamankuno,tengah,dan modern.
1) Zaman kuno
Zaman kuno memiliki ciri dan sifat sebagai berikut:-meniru alam-adanya
keselarasan yang bersifat statis-semboyan yang umum adalah I’art pour I”art
2) Zaman tengah
Zaman tengah memiliki sifat peralihan antara zaman tengah dan
modern,sehingga memiliki ciri di antarakedua zaman tesebut.
3) Zaman modern
Zaman modern memiliki sifat kntemporer bercirikan sifat sebgai berikut:
-merupakan ekspresi manusia
-ada kekuatan yang dinamik
-semboyan yang umum adalah I’art pour I home

Dalam perkembangannya,pada umumnya sejarah budaya atau seni manusia


bersifat maju atau berkembang dari wujud yang sederhana ke wujud yang megah,
namun ada kalanya juga bersifat regresif atau kembali kewujud seni yang primitive,
misalnya dipergunakannya kembali gaya lama yang tradisional setelah orang jenuh
dengan gaya baru.

b.perkembangan kesenian atas dasar tempat atau lokasi


perkembangan kesenian menurut tempat atau lokasi juga dapat membedakan satu
kesenian dengan kesenian yang lain. Namun perbedaan ini sebenarnya juga tidak
terlepas dari factor waktu. Sehingga perkembangan menurut tempat dapat juga

5
menggambarkan perkembangan waktu. Secara umum, perkembangan kesenian ini
dapat dibedakan atas kesenian rakyat, kraton, dan kota.
1. kesenian rakyat
kesenian rakyat yang merupakan seni tertua di Indonesia disebut sebagai
seni tradisional. Seni ini sifatnyamasih asli sehingga disebut juga kesenian
daerah. Beberapa ciri kesenian rakyat adalah sebagai berikut:
a. Kesenian rakyat merupakan ekspresi– kolektif masyarakat tingkat rendah.
b. Kesenian rakyat keadaannya sangat sederhana karna pendukungnya
memang memiliki tingkat kehidupan dankemampuan yang rendah walau
belum tentu dapat dikatakan miskin.
c. Arena yang dipergunakan untuk kesenian rakyat adalah lapangan terbuka.
d. Kesenian rakyat bersifat spontan.sehingga dalam kesenian rakyat tidak di
butuhkan naskah.
e. Pada pertunjukan kesenian rakyat, antara permainan dan penonton dapat
dengan mudah terjadi komunikasi.
f. Yang diutamakan dalam suatu pertunjukan kesenian rakyat adalah jalan
pertunjukan harus mengikuti cerita sebagaimana lazimnya.

Walaupun kesenian rakyat dikatakan sederhana karena lahir dari


masyarakat yang memang sederhana,tetapi memiliki beberapa fungsi yaitu :
a.untuk memberikan hiburan.
b.untuk keperluan suatu upacara adat.
c.sebagai media pendidikan yang sifatnya informal.
d.kesenian rakyat dapat memberikan kesempatan orang untuk mengekspresikan
jiwanya.
2.kesenian keraton
Kesenian keraton merupakan kesenian yang berkembang di keraton istana
raja, pendukukungnya adalah raja dan bangsawan, bendoro dalam bahasa jawa.
Berapa cirinya adalah sebagai berikut :
a.arena yang di pergunakan adalah pendopo
b.penyajiannya serba megah
c.keraton sebagai makro kosmos dan rakyatnya sebagai mikro kosmos.
d.cerita yang sering di mainkan erat hubungannya dengan masalah
pemerintahan.

6
e.penontonnya cukup beradab.
3.kesenian kota
Kesenian atau teater kota merupakan kesenian yang berkembang di kota
terutama setelah kota-kota diIndonesia menjadi pusat kegiatan perdagangan
maupun pemerintahan.Beberapa ciri keseniat kota adalah sebagai berikut :
a.arena yagn di pergunakan adalah gedung pertunjukan.
b.penyajian yang serba kontemporer.
c.materi yang di sajikan umumnya adalah cerita hidup dalam masyarakat.
d.antara pemain dan penonton tidak terdapat komunikasi.
Teater kota memiliki prospek yang cerah dibandingkan kedua teater yang
telah di kemukakan sebelumnya.sifatmodern dari teater kota menyebabkan
kedua teater sebelumnya jadi bersifat tradisional.

II.3 Fungsi Seni Dalam Aspek Kehidupan Manusia


setiap manusia memiliki kebutuhan seni yang berbeda baik kualitas maupun
kuantitasnya, juga berdasarkan pengalaman hidup dan perhatian yang berbeda, baik
manusia sebagai makhluk indvidu maupun manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam aspek kehidupan manusia, seni memiliki berbagai fungsi sebagai
berikut :

1. Seni untuk Memenuhi Kebutuhan Individu


 Kebutuhan Fisik
Sejarah membuktikan bahwa perkembangan seni selalu seiring
dengan perkembangan peradaban manusia. Sejak dahulu perabot rumah
tangga atau benda-benda yang di ciptakan manusia untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, diciptakan dengan selalu mempertimbakan nilai
seni. Misalnya perkembangan model kursi dari Zaman Romawi, Dinasti
Cina, sampai gaya konterpoler, atau perkembangan alat transportasi mulai
dari sado, sepeda, mobil, kereta api, pesawat ulang alik.
Semuanya itu di buat untuk memenuhi kebutuhan fisik manusia yang
didalamnya selalu memperhatikan segi keindahan.

7
 Kebutuhan Emosional
Manusia juga mempunyai kebutuhan emosional yang harus di
penuhi. Emosi seseorang muncul karena adanya hubungan atau interaksi
dengan horang lain atau sesuatu hal yang akhirnya menimbulkan perasaan
sedih, susah, gembira dan sebagainya.
Melalui seni seseorang dapat mengungkapkan perasaan dan
menyalurkan daya imajinasinya atau menikmati seni tersebut untuk
menghibur hatinya. Untuk itulah orang seringkali melukis, membuat puisi,
mendengarkan lagu atau menonton, semua sebagai apresiasi seni.
Seni tidak hanya semata-mata dikuasai oleh seniman saja, tetapi
setiap individu memiliki bakat dan naluri atau jiwa seni dan dapat di
salurkan walaupun dengan kapasitas yang berbeda-beda oleh karena bakat,
naluri atau jiwa seni ini bersifat alamiah.
Seniman atau masyarakat harus berinteraksi dalam membicarakan
dan mengapresiasikan masalah kesehariannya dalam ruang lingup seni.
Masyarakat di harapkan dapat berbicara dan memberikan masukan kepada
seniman karena seniman dalam menciptkan sebuah karya, disamping
untuk memenuhi kebutuhan pribadi juga untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, sehingga pada akhirnya suatu karya seni yang di hasilkan
dapat lebih baik.

2. Seni untuk memenuhi kebutuhan sosial


 Fungsi Sosial Seni di Bidang Agama
Pada bidang agama seni dapat memiliki fungsi sosial terutama yang
berkaitan dengan tempat pribadatan. Faktor artistik pada tempat-tempat
peribadatan sangat di perlukan, salah satunya untuk memberi suasana sejuk,
damai, indah, beribawa, agung, suci agar dapatmembuat umat beragama
lebih betah dan lebih nikmat untuk beribadah.
 Fungsi Sosial Seni di Bidang Pendidikan
Setiap pemimpin selalu berupaya dan mengharapkan masyarakatnya
mempunyai budi pekerti yang luhur yang terpancar dari lubuk hati dengan
8
penuh ketulusan. Salah satu cara pencapaiannya adalah melalui pendidikan
seni, baik secara formal mauun non formal, oleh karena pendidikan seni
dapat memberikan fungsi sosial bagi seseorang manakala nilai tersebut di
aktualisasikan di tengah masyarakat.
 Fungsi Sosial Seni di Bidang Komunikasi
Proses interaksi antara dua pihak dapat terjadi melalui komunikasi.
Artinya pada umumnya orang yang berkomuniasi dengan menggunakan
bahasa sebagai alat komunukasi, karena bahasa merupakan alat yang paling
sederhana dan mudah untuk di mengerti. Namun seni juga dapat di gunakan
sebagai alt komunikasi, misalnya seni musik dapat berkomunikasi melalui
rangkaian nada yang indah, seni rupa dapat berkomunikasi menyampaikan
pesan-pesan alam maupun bentuk rupa bendayan dituangkan dalam
karyanya kepada semua orang, dan lain-lain.
 Fungsi Sosial Seni di Bidang Rekreasi
Dalam kesibukan pekerjaan rutinitas sehari-hari terkadang manusia
di serang rasa jenuh,apalagi seseoran yang beerja dengan benda
matisehingga tidak jarang orang mencari suasana baru untuk
menyegarkan diri. Untuk memenuhi hasrat tersebut, masing-masing
orang melakukan berbagai hal sesuai dengan kondisi individu
tersebut. Salah satu yang paling sesuai adalah mencari tempat
rekreasi yang bernuansa seni, yang dapat membuat hati menjadi
tentram karena adanya sentuhan seni dari benda atau obyek yang ita
kunjungi.

II.4 Filosofi Seni dan Keindahan dalam Kehidupan Manusia


Keindahan (beauty) mengisi beragam dunia mulai dari mikrokosmos sampai
pada makrokosmos. Tema “kosmo” mengandung pengertian tertib sebagai lawan kata
“chaos”. R.E. Brennan (1959) menyatakan bahwa seni keindahanitu berada pada
keterbitannya, pada pesona susunan dari seluruh bagiannya, dan pada sifat
kegenapannya. Keindahan itu berada pada deburan ombak yang memecah, berada
pada gemerciknya air mengalir, berada pada kelap-kelipnya bintang, dan contoh-
contioh lain yang tidak terhingga banyaknya.

9
Keindahan dapat mengundang keharuan, betapa tidak, setiap yang indah
memiliki ketertiban, setiapyang tertib penuh dengan informasi, sesuatu yang penuh
dengan informasi akan memiliki spektrum yang luas untuk berkmunikasi dengan
manusia melalui sensibilitas yang di milikinya. Dalam diri manusia telah terakumulasi
sejumlah memori dari yang manis sampai yang pahit, asin sampai hambar,panas
sampai dingin, susah sampai senang,memuaskan sampai mengecewakan,
menyelamatkan sampai mencelakakan dan space-space lainnya berdasarkan spektrum
pengalaman hidupnya.
Selain memori memori tersebut, dalam diri manusia tersimpan pula angan-angan
yang sementara di perjuangkan dalam kehidupannya. Apabila terjadi persesuaian
dalam bentuk koherensi dalam obyek seni dengan memori atau angan-angan dari
subyek sebagai penikmat seni, maka gejala penyesuaian itu membangkitkan resonasi
dalam diri manusia.
Gejala resonansi ini terbangkit karena frekuensi getar dari obyek seni yang
persis sama dengan penikmat seni, maka melalui empati dan simpati, dapat saja
siapapun yang mendengarkan cerita bersambung dari radio, atau melihat sinetron dari
televisi, atau menghayati cerita sinrilik atau cerita heroik, dan lain-lain yang
mengindang keharuan atau semangat.
Akan tetapi keindahan bagi setiap orang berbeda apresiasinya, tergantung pada
pribadi yang bersangkutan, oleh karena di sebabkan sesuatu yang di apresiasi dapat di
katakan indah namun orang lain menganggapnya tidak indah, demikian pula
sebaliknya.
Misalnya orang yang melukis melalui bahan berbentuk powder berwarna lau dia
memakan atau memasukkan ke dalam perutnya secara teratur dan dikocok dengan
caranya sendiri lalu kemudian dimuntahkannya dan muntahan itu diatur dan ditata
sedemikian rupa sampai membentuk suatu karya lukisan yang indah, dan ini bagi
orang lain jarang atau sulit untuk melakukannya. Dari segi lukisannya jelas memiliki
keindahan demikian juga dari proses menghcukup unik dihasilkan karya itu juga
cukup unik dan itulah keindahan seni membuat karya lukisan yang dilakukannya.
Pada kondisi ini orang dapat bertanya dimana nilai seninya?. Bagi yang
membuat karya lukisan ini terlepas dari bahan dasar yang dipakainya melukis,
menurutnya hasil karyanya indah bahkan lain dar pada yaasan tng lain dan baginya
ada kepuasan tersendiri, namun bagi orang lain mungkin malah menjijikkan
sehinmenigga untuk melihat saja tidak mau apalagi menikmat nilai seninya.

10
Pertyaannya bagaimana dengan anda jika seandainya menemukan cara unik dalam
menghasilkan suatu karya seni, itu tentu kembali kepada masing-masing pribadi
apalagi jika seni yang dimaksud adalah dalam arti luas, pasti akan sangat beragam
karya seni yang dapat dihasilkan.

II.5 Apresiasi Pesona Seni dan Keindahan dalam Kehidupan Manusia


Apresiasi pesona seni tidak hanya bagaimana menangkap makna atau pesan
yang di smpaikan oleh karya seni, akan lebih jauh lagi adalah menghayati dan
mengambil makna dari makna yang terserap. Untk dapat mengapresiasi karya seni
diperlukan sejumlah perangkat lunak yang telah di instalkan terlebih dahulu di dalm
jiwa pengapresiasi. Di antaranya adalah kepekaan analisis dan sintesis dari sensibilitas,
intelektualitas dan moralitas, yang dapat mengukur keindahan (seni), kebenaran
(sains), dan kebaikan (teknologi). Sumber inspirasi karya seni berada pada keindahn
alam dan budaya (pemikiran) manusia, sedangkan seni hanya merupakan upaya
seniman untuk mengapresiasikan hasil tiruannya.
Realitas karya seni secara umum tampil berupa pemikiran, tutur kata, tulisan,
dan perilaku. Karya seni yang bersifat material seperti likisan, ukiran, pahatan,
bangunan, dan karya-karya seni yang bersifat dinamikseperti musik, holografi,tiruan
air terjun, tiruan air mancur, panggung pentas lakon,sandiwara, drama, sinetron, dan
termasuk pentas olah raga. Semakin dekat tiruan keindahan itu dengan alam dan
budaya manusia yang sebenarnya, maka karya seni tersebut semakin memperlihatkan
harmoni, bahwa satu komponen dengan komponen yang lainnya tidak saling
meniadakan, tetapi saling memperkuat pesan yang ingin di sampaukan. Itulah karya
seni yang bernilai seni atau bahkan tidak ternilai bagi seseorang. Untuk sampai pada
tingkat seperti itu, maka seniman harus memiliki kreatifitas gagasan, alasan dan ikhtiar
dalam rangka mewujudkan tiruannya itu agar memikat pesona elegan karena
kedekatannya itu dengan keindahan yang ada di alam dan budaya manusia.

II.6 Menumbuhkan Kesadaran Berkesenian pada Diri Manusia


kehendak seseorang manusia adalah suatu sistem ilmu raga, di kendalikan oleh
tingkat kesadaran yang terbentuk dalam otak besar (cerebrum) dan otak kecil
(cerebellum), bermuara pada tindakan atau kegiatan, dan mewujud dalam buah
karyanya, yaitu karya seni (artwork). Kesadaran merupakan hasil antara dirinya

11
dengan lingkungannya melalui rangsangan dari luar dirinya berupa arus
denyutsensoris seperti arus informasi optik, akustik, termik, elektrik, magnetik dan
mekanik. Berangkat dari kesadaran yang telah terbentuk, lewat arus denyut motorik
terhadap berbagai otot dan kelenjar dalam membentuk suatu tindakan.

Tidak mengherankan apabila ahli jiwa, ahli saraf dan ahli faal telah memasuki
faese pembelajaran bersama mengenai dnia seni keindahan dan kemudian berfikir
secara interdisiplinary. Hal ini karena pemahaman holistis tentang keindahan,
kebaikan dan kebenaran memerlukan peahaman yang mendalam, meluas, dan salng
berkaitan antara yang satu dengan tang lain. Ketiganya tidak akan memiliki batas yang
tegas, sehingga yang benar itu indah, yang indah itu baik dan begitu pula senaliknya.

Jika tujuan seni untuk mencapai kebahagiaan hidup, maka indikatornya adalah
bagaimana kebahagiaan tersebut telah terealisasi, bukan gelak tawa atau bersenang-
senang karena keriangan, akan tetapi lebih kepada pencariancara untuk memahami
kebutuhanalam dan segala isinya. Akhirnya kondisi ini dapat mangandung rasa syukur
karena telah secara sadar menemukan dirinya sendiri di aktara berbagai kepribadian
duniawi. Wujud karya seni terlahir dan di picu oleh kesadaran berkehendak untuk
mengekspresikan dunia batin ke dalam sebuah hasil karya seni.

Di tinjau dari segi kualitas, dapat saja suatu karya seni tidak terlalu ekspresif
dengan pesan diri sendiri dari dalam batin, tetapi lebih berupaya kepada penataan
dekoratif yang mempesona. Karya seni yang ekspresif maupun dekoratif terlahir
karena sang seniman telah menyelami ketertiban ala, sehingga wujud karya seninya
dapat memuat pesan mulia, berkualitas syukur (ekspresif) atau bermuatan epresiatif
terhadap ketertiban alam, itu semua hanya dimiliki oleh seseorang yang memiliki
sensibilitas yang tinggi.

Peristiwa yang paling indah akan terjadi apabila pesan dari seniman berimpit
dengan wilayah yang kesan sang penikmat. Tetapi tentu saja terdapat wilayah pesan
yang tidak terjangkau oleh kesan dan akan terdapat wilayah kesan yang bukan pesan.
Dengan demikian terdapat karya seni akan menjadi suatu realita yang dianggap
penting untuk disadari, diperbaiki, diperhatikan, dinikmati atau dicita-citaka. Pertama,
upaya untuk menyadari sistim nilai yang sedang berlaku. Kedua, sebagai upaya
proyeksisistem nilai-nilai baru yag dianggap lebih baik di masa depan.

12
Dengan demikian karya seni merupakan alat komunikasi ekspresif yang darinya
akan terpancar sinar ketertiban bagi semua penikmat yang berada pada panggung
kehidupan. Sinar ketertiban yang terpancar dari karya seni, merupakan sumber
kesehatan, sehingga tidak jarang pada kamar-kamar opname di rumah sakit sering
terpampang buah karya seni lukis, dan karya-karya seni lainnya. Penggunaan terapi
seni pengganti terapi medis saat ini ternyata dapat di lakukan agar dapat melahirkan
suasana kondusif yang mengundang suasana penderita sakit untuk dapat keluar dari
kemelut dan kekacauan yang terjadi dalam tubuhnya sebagai manifestasi agar dapat
kembali menjadi tertib atau normal.

BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Seni dalam bahasa sansekerta di sebut “cilpa” sebagai kata sifat yang berarti
berwarna, dan berubah menjadi “su-cilpa” yang berarti sesuatu yang berwarna
dan di lengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau di hiasi dengan indah.
Dalam bahasa latin, seni di sebut “Ars, artes, dan artista”. “Ars” adalah teknik
atau craftsmanship, yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu.
“Artes” berarti kelompok orang yang memiliki ketangkasan atau kemahiran, dan
“Artista” adalah anggota yang ada dalam kelompok tersebut.

2. Secara garis besar seni dapat kita golongkan atas dua, yaitu golongan seni
obyektif-pragmatis dan golongan seni normatif.

3. Dalam aspek kehidupan manusia seni memiliki beberapa fungsi, di antaranya


adalah untuk memenuhi kebutuhan individu, seperti kebutuhan fisik dan
kebutuhan emosional. Kemudian fungsi seni untuk memenuhi kebutuhan sosial,

13
seperti di bidang agama, bidang pendidikan, bidang komunikasi, dan bidang
rekreasi.

4. Keindahan bagi setiap orang berbeda apresiasinya, tergantung pada pribadi yang
bersangkutan, oleh karena di sebabkan sesuatu yang di apresiasi dapat di katakan
indah namun orang lain menganggapnya tidak indah, demikian pula sebaliknya.

5. kehendak seseorang manusia adalah suatu sistem ilmu raga, di kendalikan oleh
tingkat kesadaran yang terbentuk dalam otak besar (cerebrum) dan otak kecil
(cerebellum), bermuara pada tindakan atau kegiatan, dan mewujud dalam buah
karyanya, yaitu karya seni (artwork).

III.2 Saran
Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-
rekan mahasiswa agar lebih meningkatkan kesadaran akan seni dan keindahan sebagai
bagian dari kehidupan. Dan sekiranya ada dari rekan-rekan mahasiswa yang memiliki
bakat di bidang seni agar lebih mengasah bakatnya, demi pelestarian, pengembangan,
serta pencitaan seni-seni baru untuk menghiasi ragam seni di masa yang akan datang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pengajar Wawsan ipteks Universitas Hasanuddin. 2014.Himpunan Materi Kuliah


Wawasan Ipteks. Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum, Universitas
Hasanuddin, Makassar.

http://www.slideshare.net/MaRNi_FKM/presentation1-123

https://www.scribd.com/doc/132467372/Seni-Dan-Keindahan

http://mentarib1ru.blogspot.com/2012/04/seni-dan-keindahan.html

15

Anda mungkin juga menyukai