Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

KONSEP BIAYA DAN ALOKASI BIAYA

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Biaya

Dosen Pengempu : Edward Fazri, M. Ak.

Disusun Oleh :

NUR KHOLISOH

NIM : 20623021015

POLITEKNIK PIKSI INPUT SERANG

PRODI S1 AKUNTANSI PERPAJAKAN

2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puja hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Berkat limpahan karunia nikmatNya saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Konsep Biaya Dan Alokasi Biaya” dengan lancar. Penyusunan makalah
ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah yang diampu oleh Bapak Edward
Fazri, M.Ak

Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan
dari berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih atas segala
partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini

Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan


kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa
maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran
positif dari pembaca.

Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.

Tangerang 12 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 4


1.2 Pokok – pokok bahasan........................................................................ 5
1.3 Tujuan penulisan................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Biaya .................................................................................. 6


B. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi Perusahaan.......................... 7
C. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Periode Penandingan....................... 9
D. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Dapat Ditelusurinya Objek Biaya.... 10
E. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perubahan Volume Kegiatan.......... 11
F. Alokasi Biaya.................................................................................. 11
G. Jenis – Jenis Dasar Alokasi........................................................... 12
H. Jenis – Jenis Departemen.............................................................. 12
I. Tujuan Alokasi Biaya...................................................................... 13
J. Biaya Overhead Pabrik Dan Karakteristiknya................................. 14
K. Alokasi Biaya Joint Product............................................................ 19
L. Alokasi Biaya Pemasaran Dan Administrasi................................... 21
M. Keterbatasan Alokasi Biaya Tradisional......................................... 24

BAB III PENUTUP

3.A Kesimpulan........................................................................................ 30
3.B Saran................................................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 32

BAB I

3
PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Pemahaman terhadap konsep biaya memerlukan analisis yang hati-hati


terhadap karakteristik dan transaksi yang berkaitan dengan biaya. Ada elemen
laporan lain yang sifatnya hampir sama dengan biaya namun sebaiknya tidak
dimasukkan sebagai komponen biaya. Karakteristik biaya dapat dipahami
dengan mengenali batasan atau pengertian yang berkaitan dengan biaya.
Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan biaya
dapat dengan mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan benar
dalam laporan keuangan. Dalam makalah ini akan membahas tentang cost yang
sebagai dasar pencatatan nilai dalam akuntansi pada tahap pembebanan serta
Alokasi Biaya untuk menentukan, mengidentifikasi, dan menetapkan biaya
pada objek biaya. Konsep dasar yang melandasi pembebanan cost adalah
konsep upaya dan hasil (efforts and accomplishment).
Atas dasar konsep tersebut cost dapat dipisah menjadi dua yaitu : cost
yang masih menjadi potensi jasa (melekat pada aktiva), dan cost yang potensi
jasanya dianggap sudah habis dalam rangka menghasilkan pendapatan.
Pembebanan cost satu periode akuntansi di dasarkan pada kriteria penentuan
habisnya manfaat cost tersebut.
Sedangkan Melakukan alokasi biaya pada bisnis adalah hal yang penting
untuk memastikan setiap nilai pengeluaran pada usaha terencana dengan
efisien.
Masih banyak pebisnis yang belum mengetahui pentingnya alokasi
biaya, cara dan fungsinya sehingga banyak bisnis yang mengalami kerugian
akibat pengeluaran yang boros dan tidak terencana. Konsep Biaya dan Alokasi
Biaya adalah dua elemen yang tidak dapat terpisahkan, karena ketika kita
memiliki Konsep untuk pembiayaan dalam perusahaan maka akan terbentuk
pula Alokasi Biaya yang akan mempermudah dalam perjalanan pembiayaan
perusahaan.

4
2. Pokok – Pokok Pembahasan
A. Apa Yang Dimaksud Dengan Konsep Biaya?
B. Bagaimana Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi Perusahaan?
C. Bagaimana Klasifikasi Biaya Berdasarkan Periode Penandingan?
D. Bagaimana Klasifikasi Biaya Berdasarkan Dapat Ditelusurinya Ke
Objek Biaya?
E. Bagaimana Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perubahan Volume
Kegiatan?
F. Apa Yang Dimaksud Dengan Alokasi Biaya?
G. Apa Yang Dimaksud Dengan Jenis – Jenis Dasar Alokasi?
H. Apa Saja Jenis – Jenis Departemen?
I. Apasajakah Tujuan Alokasi Biaya?
J. Apa Definisi Biaya Overhead Pabrik Dan Karakteristiknya?
K. Apa Yang Dimaksud Dengan Alokasi Biaya Joint Product?
L. Apa Yang Dimaksud Dengan Alokasi Biaya Pemasaran Dan
Administrasi?
M. Bagaimana Keterbatasan Alokasi Biaya Tradisional?

3. Tujuan Penulisan
A. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Konsep Biaya
B. Untuk Mengetahui Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi Perusahaan
C. Untuk Mengetahui Klasifikasi Biaya Berdasarkan Periode Penandingan
D. Untuk Mengetahui Klasifikasi Biaya Berdasarkan Dapat Ditelusurinya
Ke Objek Biaya
E. Untuk Mengetahui Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perubahan Volume
Kegiatan
F. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Alokasi Biaya
G. Untuk Mengetahui Jenis – Jenis Dasar Alokasi
H. Untuk Mengetahui Apa Saja Jenis – Jenis Departemen
I. Untuk Mengetahui Apasajakah Tujuan Alokasi Biaya

5
J. Untuk Mengetahui Apa Definisi Biaya Overhead Pabrik Dan
Karakteristiknya
K. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Alokasi Biaya Joint
Product
L. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Alokasi Biaya
Pemasaran Dan Administrasi
M. Untuk Mengetahui Bagaimana Keterbatasan Alokasi Biaya Tradisional.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Biaya

Biaya (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk
memperoleh barang dan jasa yang diharapkan akan membawa manfaat sekarang
atau masa depan bagi organisasi (Mulyadi, 2007). Biaya juga didefinisikan sebagai
pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi
atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan organisasi, termasuk harga
pokok yang dikorbankan di dalam usaha untuk memperoleh penghasilan
(Sumarsan, 2013). Dari dua definisi tersebut dapat diketahui unsur-unsur pokok
dalam biaya adalah :

• Merupakan pengorbanan sumber ekonomi setara kas


• Diukur dengan satuan uang
• Yang telah terjadi atau yang akan terjadi
• Untuk tujuan organisasi baik sekarang atau masa depan

Konsep biaya merupakan konsep yang terpenting dalam akuntansi


manajemen dan akuntansi biaya. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya
digunakan untuk proses perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan.
Tujuan lain mengapa kita harus memahami konsep dan definisi biaya karena ada
beberapa istilah yang menyerupai biaya dalam konteks cost, ada pula beban

6
(expenses) dan kerugian (loss), keduanya juga merupakan pengorbanan sumber
ekonomi namun untuk lebih jelasnya dipilah kembali bahwa beban (expenses)
adalah bagian dari cost sedangkan kerugian (loss) adalah pengorbanan sumber daya
namun tidak menghasilkan pendapatan atau tidak mencapai tujuan yang ingin
dicapai organisasi/ perusahaan.

Biaya (cost) merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang bertujuan


memperoleh aktiva, maka akan dicatat sebagai cost aktiva (Harga Pokok Aktiva),
sedangkan beban (expense) merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang
bertujuan untuk memperoleh pendapatan (revenue) maka akan ditandingkan
dengan pendapatan untuk menentukan laba.

B. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi Perusahaan


Untuk menjalankan usaha dengan baik, perusahaan membagi-bagi kegiatan
berdasarkan fungsi-fungsi pokok. Pada perusahaan pemanufakturan, fungsi
kegiatannya dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Fungsi produksi
Fungsi produksi bertugas dan bertanggungjawab untuk
memproduksi barang dengan kualitas tertentu. Tempat untuk memproduksi
barang disebut pabrik, yang mengolah bahan baku dengan bantuan tenaga
manusia dan mesin/peralatan menjadi produk selesai.
2) Fungsi non produksi
Fungsi non produksi disebut juga fungsi komersial yang terdiri dari
:
a. Fungsi administrasi yaitu melakukan kegiatan-kegiatan akuntansi,
personalia, pengkajian, dan lain sebagainya.
b. Fungsi pemasaran yaitu bertugas melakukan kegiatan dalam rangka
memasarkan hasil produksi. Misalnya mengiklankan hasil produksi,

7
melakukan promosi penjualan, melakukan penjualan barang, dan
menentukan saluran distribusi.
Fungsi-fungsi yang ada pada perusahaan pemanufakturan, biaya
dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1. Biaya produksi
Biaya produksi adalah biaya yang diperlukan untuk memperoleh bahan
baku (mentah) dari pemasok dan mengubahnya menjadi produk selesai yang siap
dijual.
Elemen biaya produksi terdiri atas :
a. Bahan baku yaitu bahan yang digunakan untuk membuat produk
selesai. Bahan baku dapat diidentifikasi ke produk dan merupakan bagian
integral dari produk tersebut. Contoh : kayu yang digunakan untuk membuat
daun pintu dan jendela, kertas yang digunakan untuk membiuat buku, dll.
b. Tenaga kerja langsung yaitu tenaga yang langsung menangani proses
produksi. Oleh karena itu dapat diidentifikasi ke produk. Gaji atau upah tenaga
kerja langsung merupakan elemen biaya produksi. Contoh : operator mesin
fotokopi, penjahit, tukang las, pembuat daun pintu dan jendela, serta tukang
batu.
c. Overhead pabrik yaitu biaya-biaya selain dari bahan baku dan tenaga
kerja langsung yang diperlukan untuk memproduksi barang. Yang termasuk
dalam klasifikasi overhead pabrik adalah bahan taklangsung, upah tak langsung,
penyusutan mesin dan peralatan pabrik, penyusutan gendung pabrik, bahan
habis pakai untuk pabrik, pajak bumi dan bangunan (PBB) untuk gedung pabrik,
biaya pemeliharaan mesin-mesin dan peralatan pabrik, dan biaya listrik untuk
penerangan dan pembangkit tenaga pabrik.
2. Biaya pemasaran
Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan
produk selesai, termasuk biaya iklan, biaya gaji para pramuniaga, dan biaya
angkut barang-barang yang dijual.
3. Biaya administrasi

8
Biaya administrasi adalah biaya yang diperlukan untuk administrasi
secara umum, seperti gaji para eksekutif, biaya penyelenggaraan akuntansi, gaji
pegawai bagian administrasi, dan biaya bahan habis pakai.
Biasanya biaya pemasaran dan biaya administrasi secara bersama-sama
disebut biaya non produksi.
Pada perusahaan dagang tidak terdapat biaya produksi karena
perusahaan tersebut tidak menjual barang dari hasil kegiatan produksinya
sendiri, melainkan dari pembelian barang dalam bentuk sudah jadi. Pada
perusahaan jasa juga tidak terdapat biaya produksi.

C. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Periode Penandingan


Akuntansi (keuangan) menggunakan konsep preper matching costs against
revenues. Agar konsep penandingan biaya terhadap pendapatan diterapkan secara
wajar, maka perlu pembagian biaya yaitu :
➢ Biaya produk
Biaya produk adalah biaya untuk memperoleh atau membuat
barang/produk. Biaya ini dipertemukan (ditandingkan) dengan pendapatan pada
periode penjualan produk. Biaya produk pada perusahaan pemanufakturan
adalah biaya baik langsung maupun taklangsung yang dikeluarkan untuk
membuat barang/produk. Pada perusahaan dagang, biaya produk terdiri atas
biaya untuk memperoleh barang dagangan, yang meliputi harga beli dan biaya
pengangkutan.
Biaya produk baik pada perusahaan dagang maupun pada perusahaan
pemanufakturan disebut juga inventoriable cost, artinya biaya yang dapat
dilekatkan kepada persediaan (inventory).
➢ Biaya perioda
Biaya perioda adalah biaya yang diidentifikasi dengan interval waktu
tertentu karena tidak diperlukan untuk memperoleh barang/produk yang akan
dijual. Biaya perioda diakui sebagai beban atau expense pada perioda

9
terjadinya. Artinya, ia ditandingkan dengan pendapatan ketika biaya itu terjadi.
Biaya ini tidak boleh dimasukkan sebagai elemen biaya persediaan karena itu
disebut juga non-inventoriable cost.
Contoh : gaji manager pemasaran, gaji direktur, penyusutan gedung
kantor administrasi, biaya iklan, dll.
Biaya perioda dibebankan ke perioda dikeluarkannya biaya tersebut.
Dengan begitu akan kita jumpai beban gaji, beban telepon, beban administrasi,
dll.
D. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Dapat Ditelusurinya Ke Objek Biaya
Objek biaya adalah apapun yang menjadi sasaran biaya. Objek biaya
dapat berupa produk, dapartemen, atau kegiatan. Untuk penilaian persediaan
dalam perusahaan pemanufakturan, misalnya objek biayanya adalah produk
selesai atau produk yang sedang diproses.
Akuntansi manajemen menggunakan beberapa objek biaya dengan
pemilihan spesifik, bergantung pada sifat bisnis dan kehendak manajemen. Jika
objek biayanya adalah produk maka dikenal biaya langsung produk dan biaya
tak langsung produk. Jika objek biayanya adalah dapartemen maka dikenal
biaya langsung departemen dan biaya tak langsung departemen.
Pembagian yang objek biayanya adalah produk yaitu sebagai berikut :
1. Biaya langsung (direct cost) yaitu biaya yang dapat ditelusur atau
diidentifikasi ke suatu objek biaya tertentu karena hanya dikeluarkan untuk
manfaat objek biaya itu sendiri.
2. Biaya tak langsung (indirect cost) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
lebih dari satu objek biaya dan tidak dapat ditelusuri secara langsung ke salah
satu objek biaya tertentu. Oleh karena itu biaya tersebut bersifat umum dan
disebut common cost.
Biaya tak langsung tidak dapat ditelusur ke objek biaya secara
individual, pembebanan biayanya ke berbagai objek biaya tersebut
menggunakan proses pengalokasian. Pengalokasian ini berguna untuk
menentukan porsi biaya yang dinikmati oleh masing-masing objek biaya.

10
Contoh : biaya iklan untuk berbagai macam produk dialokasi ke
masing-masing produk berdasarkan nilai jual relatif produk-produk tersebut,
sewa gedung yang digunakan oleh beberapa departemen dialokasi ke masing-
masing departemen berdasar luas lantai yang dinikmati oleh masing-masing
departemen.
Metode apapun yang dipakai sebenarnya bersifat sembarang atau arbitrary.

E. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perubahan Volume Kegiatan


Ditinjau dari hubungannya dengan perubahan voluma kegiatan biaya
dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
➢ Biaya tetap (fixed cost)
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap, tidak berubah untuk
suatu perioda tertentu. Biaya ini tidak akan naik atau turun meskipun voluma
kegiatannya bervariasi.
Contoh : Jika jumlah kilometer yang ditempuh dianggap dalam perioda sebulan
tidak akan memengaruhi jumlah sewa. Biaya tetap per unit berbanding terbalik
dengan voluma kegiatan. Misalnya yaitu sewa kendaraan sebulan sebesar Rp
300.000. Bila kendaraan menempuh 300 kilometer dalam sebulan, maka biaya
per kilometernya adalah Rp 1.000; bila 200 kilometer maka Rp 1.500 dan bila
100 kilometer maka Rp 3.000. Semakin besar volume kegiatan, semakin kecil
biaya tetap per unitnya. Sebaliknya, semakin kecil volume kegiatan, semakin
besar biaya tetap per unitnya.
➢ Biaya variabel (variabel cost)
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya bervariasi secara
proporsional dengan variasi volume kegiatan, tetapi jumlah per unitnya tetap.
Contoh : upah tenaga kerja langsung sebesar Rp 1.000 untuk setiap unit produk
yang dihasilkan. Upah adalah Rp 1.000 bila hanya satu unit yang dapat

11
diproduksi; Rp 5.000 bila 5 unit yang diproduksi; dan Rp 10.000 bila 10 unit
yang diproduksi.
Dari contoh tersebut bahwa upah total berubah-ubah sesuai dengan jumlah
produk yang dihasilkan, akan tetapi upah per unitnya konstan.

F. Alokasi Biaya
Merupakan biaya – biaya yang memberikan manfaat bersama, yang
terjadi ketika sumber daya yang sama digunakan dalam keluaran dua atau lebih
jasa atau produk, disebut sebagai biaya bersama (commont cost). Contohnya
upah yang dibayarkan pada penjaga keamanan di suatu pabrik merupakan biaya
bersama semua produk berbeda yang diproduksi di pabrik tersebut. Manfaat
keamanan dapat dirasakan oleh semua produk, tetapi pembebanaan biaya
keamanan kesetiap produk adalah arbitrer.

G. Jenis – Jenis Dasar Alokasi


Departemen produksi membutuhkan jasa pendukung oleh sebab itu,
biaya departemen pendukung ditimbulkan oleh aktivitas departemen produksi.
Faktor – faktor penyebabnya adalah variabel atau aktivitas dalam departemen
produksi, yang menyebabkan munculnya biaya jasa pendukung. Dalam
memilih dasar pengalokasian biaya departemen pendukung, berbagai usaha
harus dilakukan untuk mengidentifikasi faktor penyebab yang sesuai
(penggerak biaya). Menggunakan faktor penyebab akan menghasilkan biaya
produk yang lebih akurat. Selanjutnya, jika faktor penyebab diketahui, para
manajer dapat mengontrol konsumsi jasa pendukung dengan lebih baik.

12
H. Jenis – Jenis Departemen
Dalam model fungsi di perusahaan, obyek biaya adalah departemen.
Terdapat dua kategori departemen yaitu : Departemen produksi dan departemen
pendukung. Departemen produksi secara langsung bertanggung jawab pada
pembuatan produk atau jasa yang dijual pada pelanggan.
Departemen produksi adalah departemen secara langsung mengerjakan
produksi yang diproduksi. Contoh, departemen pengesahan dan perakitan.
Departemen pendukung menyediakan pelayanan pendukung yang diperlukan
oleh departemen produksi. Departemen ini berhubungan secara tidak langsung
dengan suatu jasa atau produk organisasi tersebut, misalnya : pemeliharaan,
pemesanan.

Dalam perusahaan jasa dapat dibagi menjadi departemen produksi dan


departemen pendukung. Pabrik pembuat furnitur dapat dibagi dua departemen
produksi (perakitan dan penyelesaian) serta empat departemen pendukung
(ruang penyimpanan bahan baku, kafetaria, pemeliharaan, general factory).

I. Tujuan Alokasi Biaya

Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen


pendukung ke departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu :

1. Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang menguntungkan.


2. Untuk menghitung probilitas lini produk.
3. Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan
pengendalian
4. Untuk menilai persediaan.
5. Bentuk memotivasi para manajer.

13
Jika biaya tidak dialokasikan dengan akurat, biaya beberapa dapat
terlalu tinggi, hingga mengakibatkan penawaran yang terlalu tinggi dan
hilangnya potensi bisnis, sebaliknya, jika biaya terlalu rendah dan
mengakibatkan kerugian pada jasa ini. Hal yang berhubungan dekat dengan
penentuan harga adalah laba. Dengan menilai laba berbagai jasa, seseorang
manajer dapat mengevaluasi bauran jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
Tentu saja biaya yang akurat adalah hal yang penting untuk menentukan laba.

Alokasi dapat digunakan untuk memotivasi para manajer. Jika biaya


departemen pendukung tidak di alokasikan ke departemen produksi, para
manajer dapat memperlakukan jasa ini seakan – akan jasa tersebut gratis. Tentu
saja, pada kenyataannya, biaya marginal sebuah jasa lebih besar dari nol.
Dengan mengalokasikan biaya dan meminta para manejer departemen produksi
bertanggung jawab atas kinerja ekonomi unit mereka, suatu organisasi dapat
memastikan bahwa para manajer akan menggunakan suatu jasa hingga manfaat
marginal duatu jasa sama dengan biaya marginalnya. Jadi, mengalokasikan
biaya jasa membantu tiap departemen produksi memilih tingkat konsumsi yang
benar.

J. Alokasi Biaya Overhead Pabrik Dan Karakteristiknya

Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi selain bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik didefinisikan sebagai
bahan tidak langsung, buruh tidak langsung, dan biaya-biaya lainnya yang tidak
secara mudah diidentifikasikan atau dibebankan langsung pada suatu pekerjaan,
hasil produksi, atau tujuan akhir biaya tertentu seperti kontrak-kontrak
pemerintah.

14
Overhead pabrik memiliki dua karakteristik yang harus
dipertimbangkan dalam pembebanannya sebagai hasil produksi secara layak.
Karakteristik ini menyangkut hubungan khusus antara overhead pabrik dengan
(Carter dan Usry, 2006: 411) :

➢ Produk itu sendiri


Karakteristik pertama dalam hubungannya dengan produk itu sendiri.
Berbeda dengan bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead pabrik merupakan bagian yang tidak berwujud dari barang jadi. Tidak
ada surat permintaan bahan ataupun kartu jam tenaga kerja yang dipergunakan
untuk menyatakan jumlah biaya overhead pabrik seperti pada perlengkapan
pabrik atau tenaga kerja tidak langsung yang diperhitungkan dalam suatu
pekerjaan atau produk
➢ Jumlah volume produksi

Karakteristik kedua menyangkut perubahan sebagian unsur biaya


overhead karena adanya perubahan volume produksi yaitu overhead bisa
bersifat tetap, variabel atau semi variabel. Biaya overhead tetap secara relatif
tetap konstan, biarpun ada perubahan dalam volume produksi, sedangkan
overhead tetap per unit output akan bervariasi berlawanan dengan volume
produksi. Overhead variabel variasi secara sebanding dengan output produksi.
Overhead semi variabel bervariasi, tetapi tidak sebanding dengan unit yang
diproduksi. Apabila volume produksi berubah, efek gabungan dari berbagai
pola overhead yang berbeda ini dapat mengakibatkan biaya pabrikasi per unit
berfluktuasi besar.

a) Penggolongan Biaya Overhead Pabrik

Penggolongan biaya overhead pabrik dapat digolongkan dengan tiga


cara, yaitu (Mulyadi, 1990: 55-57): 1.

15
1. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya

Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya


overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung. Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya
overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golongan berikut ini:

a. Biaya Bahan Penolong.


Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi
atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif
kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produk tersebut. Dalam
perusahaan percetakan misalnya, yang termasuk dalam bahan penolong antara
lain adalah: bahan perekat, tinta koreksi dan pita mesin ketik

b. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan.

Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang (spareparts),


biaya bahan habis pakai (factory supplies) dan harga perolehan jasa dari pihak
luar perusahaan untuk keperluan perbaikan atau pemeliharaan emplasemen,
perumahan, bangunan pabrik, mesin-mesin dan ekuipmen, kendaraan, perkakas
laboratorium dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.

c. Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung.

Tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya
tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan
tertentu. Biaya ini terdiri dari upah, tunjangan dan biaya kesejahteraan yang
dikeluarkan untuk tenaga kerja tak langsung tersebut. Tenaga kerja tidak
langsung terdiri dari:

16
Karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu, seperti departemen –
departemen pembangkit tenaga listrik, uap, bengkel dan departemen gudang.

Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi, seperti kepala


departemen produksi, karyawan administrasi pabrik dan mandor.

d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap.

Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya
depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin dan ekuipmen,
perkakas laboratorium, alat kerja dan aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik.

e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu.

Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-
biayaasuransi gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan ekuipmen, asuransi
kendaraan,asuransi kecelakaan karyawan, dan biaya amortisasi kerugian trial-
run.

f. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan


pengeluaran uang tunai.

Biaya overhead yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya
reparasiyang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan
sebagainya.

2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungan


dengan perubahan volume produksi.

17
Ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya overhead pabrik dapat
dibagi menjadi tiga golongan :

• Biaya Overhead Pabrik Tetap, adalah biaya overhead pabrik yang tidak
berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu.

• Biaya Overhead Pabrik Variabel, adalah biaya overhead pabrik yang


berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

• Biaya Overhead Pabrik Semi variabel, adalah biaya overhead pabrik


yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

Untuk keperluan penentuan tarif biaya overhead pabrik dan untuk


pengendalian biaya, biaya overhead pabrik yang bersifat semi variabel dipecah
menjadi dua unsur: biaya tetap dan biaya variabel.

3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan


departemen.

Jika di samping memiliki departemen produksi, perusahaan juga


memiliki departemen pembantu (seperti misalnya departemen pembangkit
tenaga listrik, departemen bengkel dan departemen air). Ditinjau dari
hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik, biaya
overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok:

a) Biaya overhead pabrik langsung departemen (direct departemental


overhead expenses),adalah biaya overhead pabrik yang terjadi dalam

18
departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen
tersebut.

b) Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen (indirect


departemental Overhead expenses), adalah biaya overhead pabrik yang
manfaatnya dinikmati oleh lebih satu departemen.

• Metode Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik


Dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik,
perusahaan perlu memperhatikan jumlah tarif biaya overhead
pabrik yang akan digunakan. Ada tiga alternatif yang dapat
digunakan yaitu :

1. Plantwide Rate / Tarif Tunggal

Perusahaan hanya menggunakan tarif biaya overhead


pabrik untuk pembebanan biaya Overhead pabrik ke pesanan
maupun produknya dari awal proses sampai akhir.

2. Departemental Rate / Tarif Departementalisasi

Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik


untuk setiap tahapan atau departemen produksi yang ada di
perusahaan. Jumlah tarif biaya overhead pabrik tergantung
dari tahapan atau departemen produksi yang ada.

3. Activity Rate / Tarif Setiap Aktivitas

19
Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik
untuk setiap aktivitas yang terjadi dalam pembuatan
produknya. Cara ini dikenal dengan Activity Based Costing
(ABC).

K. Alokasi Biaya Joint Product

Joint Product atau Produk bersama adalah beberapa produk yang


diproduksi secara bersamaan dengan menggunakan bahan baku, tenaga kerja,
dan overhead pabrik dan akan menghasilkan jenis-jenis produk bersama dalam
perbandingan-perbandingan tertentu. Produk sampingan adalah produk yang
dihasilkan dari proses produk bersama tetapi produk ini nilainya relatif lebih
rendah dibanding produk utama.

Biaya bersama ialah biaya overhead bersama yang harus dialokasikan


ke berbagai departemen, baik dalam perusahaan yang kegiatan produksinya
berdasarkan pesanan maupun massal. Biaya produk bersama adalah biaya yang
dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan baku diolah sampai dengan saat
berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya.

Pengertian pertama biaya bersama tersebut disebut biaya bergabung.


Biaya bergabung adalah biaya-biaya untuk memproduksi dua/lebih produk
yang terpisah dengan fasilitas sama pada saat yang bersamaan. Biaya bergabung
tidak meliputi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan
pengertian kedua disebut biaya bersama.

20
Biaya bergabung dan biaya bersama dapat dibedakan ditinjau dari sudut
alokasinya. Dasar yang dipakai untuk mengalokasikan biaya bergabung harus
menggambarkan aliran biaya tersebut dalam proses produksi / kepada produk.
Dalam alokasi biaya bersama, dasar yang dipakai untuk alokasi tidak
menggambarkan aliran biaya bersama tersebut ke dalam produk.

Biaya bersama dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi


berbagai macam produk yang dapat berupa :

➢ Produk bersama (joint product) : dua produk atau lebih yang diproduksi
secara serentak dengan serangkaian proses atau dengan proses
gabungan.

➢ Produk sampingan (by-product) : satu produk atau lebih yang nilai


jualnya relatif rendah,yang diproduksi bersama dengan produk lain yang
nilai jualnya tinggi.
➢ Produk sekutu (co-product) : dua produk atau lebih yang
diproduksi pada waktu yang bersamaan, tetapi tidak dari kegiatan
pengolahanyang sama atau tidak berasal dari bahan baku yang sama.

➢ Karakteristik Joint product ( Produk Bersama ) :

a) .Merupakan produk-produk utama yang dihasilkan dengan


sengaja sesuai dengan tujuan produksi, melalui suatu proses
atau serangkaian proses dan dilakukan secara simultan.

b) Nilai penjualan adalah relatif lebih besar bila dibandingkan


dengan produk-produk sampingan yang dihasilkan, dan relatif
sama diantara produk-produk umum.

21
c) Biasanya dihasilkan dalam jumlah unit atau kuantitas yang
besar.

d) Sering kali memerlukan pengolahan lebih lanjut dan


pembungkusan.

e) Salah satu produk tidak dapat dihasilkan tanpa memproduksi


yang lain.

• Akuntansi Produk Bersama

Perusahaan yang menghasilkan produk bersama pada umumnya


menghadapi masalah pemasaran produknya, karena masing-masing produk
memiliki masalah pemasaran dan harga jual yang berbeda. Manajemen
biasanya ingin mengetahui kontribusi masing-masing produk terhadap
pendapatan perusahaan. Untuk itu, perlu diketahui seteliti mungkin bagian dari
seluruh biaya produksi yang dibebankan kepada masing-masing produk
bersama.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengalokasikan


biaya bersama kepada tiap-tiap produk bersama, antara lain :
1. Metode Nilai Jual Relatif

Metode ini menggunakan dasar pemikiran bahwa harga jual


suatu produk merupaka perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan
dalam mengolah produk tersebut. Jika salah satu produk terjual lebih
tinggi daripada produk lain, hal ini karena biaya yang dikeluarkan oleh
produk tersebut lebih banyak bila dibandingkan dengan produk lain.

22
Variasi penggunaan metode nilai jual relatif seperti apabila satu
atau beberapa produk bersama memerlukan biaya pengolahan
tambahan setelah saat terpisah (split-off).Nilai jual diketahui setelah
produk diolah lebih lanjut. Namun, pada saat terpisah produk bersama
belum memiliki nilai jual. Untuk itu, perlu dihitung nilai jual hipotesis
yaitu mengurangi nilai jual produk bersama yang telah diolah lebih
lanjut dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan produk saat
terpisah.

2. Metode Satuan Fisik

Metode satuan fisik mencoba menentukan harga pokok produk


bersama sesuai dengan manfaat yang ditentukan oleh masing-masing
produk akhir. Metode ini menghendaki bahwa produk bersama yang
dihasilkan harus dapat diukur dengan satuan ukuran pokok yang sama.
Jika produk bersama mempunyai satuan ukuran yang berbeda, harus
ditentukan koefisien ekuivalensi yang digunakan untuk mengubah
berbagai satuan tersebut menjadi satuan yang sama.

3. Metode Rata-Rata Biaya per Satuan

Metode ini hanya dapat digunakan bila produk bersama yang


dihasilkan diukur dalam satuan yang sama. Pokok pikiran yang
mendasari pemakaian metode ini adalah karena semua produk dari
proses yang sama, harga pokok masing-masing produk dihitung sesuai
dengan proporsi kuantitas yang diproduksi.

4. Metode Rata-Rata Tertimbang

23
Dalam metode ini kuantitas produksi dikalikan dengan
angka penimbang dan hasil kalinya baru dipakai sebagai dasar alokasi.
Angka penimbangnya berdasarkan jumlah bahan yang dipakai, sulitnya
pembuatan produk, waktu yang dikonsumsi dan pembedaanjenis tenaga
kerja yang dipakai tiap jenis produk.

L. Alokasi Biaya Pemasaran Dan Administrasi


• Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah
biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke
gudang pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan
kegiatan pemasaran, biaya contoh (sample).

• Biaya Administrasi dan Umum, merupakan biaya-biaya untuk


mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh
biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi
personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan
akuntan, biaya photocopy.

M. Keterbatasan Alokasi Biaya Tradisional.

Sistem akuntansi biaya tradisional membuat distorsi biaya sering terjadi


sehingga keputusan yang diambil manajemen menjadi tidak tepat, hal ini
disebabkan karena :

24
➢ Penggunaan jam kerja langsung satu-satunya alat untuk dasar alokasi
biaya overhead pada produk.
➢ Margin laba sulit dijelaskan.
➢ Titik berat hanya pada fase produksi, tidak termasuk desain dan
distribusi.
➢ Biaya fase desain dan distribusi masuk pada biaya periode.

ACTIVITY BASED COSTING

Definisi Activity Based Costing Menurut Mulyadi (2007:40) : Activity


based cost system adalah sistem informasi biaya berbasis aktivitas yang
didesain untuk memotivasi personel dalam melakukan pengurangan biaya
dalam jangka panjang melalui pengelolaan aktivitas.

Menurut Supriyono (2002: 230) : Activity based costing merupakan


sistem yang terdiri dari 2 tahap yaitu pertama melacak biaya pada berbagai
aktivitas, dan kemudian kedua adalah melacak biaya ke berbagai produk.

Menurut Brimson (1991:47) :“…is a process of accumulating and


tracing cost and performance and to a firm’s activities and providing feed back
of actual result agains the planned cost to initiated corrective action where
required.”

“… adalah proses pengumpulan dan penelusuran data biaya dan kinerja


aktivitas aktivitas perusahaan dan pengujian informasi umpan balik antara biaya
yang sesungguhnya dengan biaya yang direncanakan untuk membuat tindakan
korelasi yang diperlukan.”

25
Berdasarkan beberapa pengertian tentang ABC System, dapat
disimpulkan bahwa ABC System adalah sistem akuntansi biaya dengan cara
mengumpulkan biaya dari aktivitas yang terjadi lalu membebankan biaya
aktivitas tersebut ke produk/jasa. Informasi biaya tersebut akan digunakan oleh
manajemen untuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.

• Tahapan ABC System

ABC System adalah aktivitas yang terdiri dari 2 tahap yaitu pertama
melacak biaya pada berbagai aktivitas dan kemudian ke berbagai produk.

Menurut Supriyono
(2002:231) ada 2 tahap pada ABC System, tahap pertama terdiri dari 4
langkah yakni penggolongan ke berbagai aktivitas, pengasosiasian berbagai
biaya dengan berbagai aktivitas, penentuan kelompok biaya yang homogen
(cost pool) dan penentuan tarif kelompok (pool rate). Sedangkan pada tahap
kedua meliputi pelacakan biaya ke berbagai produk.

• Asumsi Dasar ABC System


Menurut Cooper dan Kaplan (1991:212) ada 2 asumsi dasar yang mendasari
ABC System yakni :

1. Kegiatan menyebabkan timbulnya biaya


ABC System dimulai dari anggapan bahwa sumber daya tidak langsung
menyediakan kemampuan untuk melakukan aktivitas bukan hanya sekedar
menyebabkan timbulnya biaya yang harus dialokasikan.

26
2. Produk dan pelanggan menyebabkan munculnya permintaan dan aktivitas
Untuk membuat produk diperlukan berbagai aktivitas dan tiap aktivitas
perlusumber daya dalam pelaksanaannya.

• Kondisi Dalam Penerapan ABC System


Kondisi yang mendasari penerapan ABC System, dalam
perusahaan manufaktur dan juga perusahaan jasa menurut
Supriyono (2002:247) adalah sebagai berikut :

1.Perusahaan menghasilkan lebih dari satu produk jual.


2.Biaya yang berbasis non unit harus merupakan prosentase signifikan
dari biaya overhead.
3.Rasio konsumsi masing-masing aktivitas dari tiap produk yang
dijual berbeda.

• Manfaat Penerapan ABC System


Menurut Supriyono (2002: 247) ada beberapa manfaat dari penerapan
ABC System di perusahaan yakni :
1. Sebagai penentu harga pokok produk yang lebih akurat.
2. Meningkatkan mutu pembuatan keputusan.
3. Menyempurnakan perencanaan strategik.

Meningkatkan kemampuan yang lebih baik dalam mengelola aktivitas yang


Melalui penyempurnaan yang berkesinambungan.
Selain itu menurut Mulyadi (2007:195) kekuatan ABC System sesungguhnya
terletak pada 2 hal yakni :
A. Informing
ABC System mampu menyediakan informasi untuk memantau kinerja personel.
B. Empowering

27
Informasi yang dihasilkan ABC System mampu memberdayakan
manajemen dan karyawan dalam pengurangan biaya dan memberi perkiraan
biaya yang handal.

• Kegagalan Penerapan ABC System


ABC System telah banyak digunakan oleh perusahaan di Amerika
namun dalam penerapannya di perusahaan pernah terjadi sebuah kegagalan,
kegagalan ini terjadi karena banyak perusahaan hanya menekankan pada desain
arsitektur dan perangkat lunak ABC System namun kurang memperhatikan
faktor perilaku manusia dan organisasi. Menurut Supriyono (2002:248) ABC
System dapat berhasil jika memperhatikan aspek letak, maksudnya apa arti
ABC System dalam hubungannya dengan manajemen biaya dan tujuan
organisasi. Aspek ini mencakup : bagaimana ABC System digunakan, siapa
pengguna ABC System

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Konsep biaya merupakan konsep yang terpenting dalam


akuntansi biaya dan akuntansi manajemen.
2. Objek biaya atau tujuan biaya adalah sebagai suatu item
atau aktivitas yang biayanya diakumulasi dan di ukur.
3. Klasifikasi biaya diperlukan untuk menentukan metode
yang tepat untuk menghimpun dan mengalokasi biaya.
4. Biaya yang dialokasikan ke unit peroduksi bisa berupa
biaya aktual atau biaya standar.

28
5. Sitem biaya yang akan digunakan bisa juga berdasarkan
job costing yang ada

Sedangkan Alokasi Biaya adalah


1. Biaya produk bersama muncul dari produksi secara
simultan atas berbagai produk dalam proses yang
sama. Ketika dua atau tiga produk di produksi dari
sumber daya yang sama maka akan terbentuk biaya
gabungan. Biaya gabungan terjadi sebelum titik
pisah (split-off). Titik pisah adalah saat
dihasilkannya dua atau lebih produk bersama,
dimana pada saat itu produk bersama bisa langsung
dijual atau diproses lebih lanjut.
2. Pengakuan adanya produk sampingan ini
menyangkut perlakuan terhadap harga pokok produk
sampingan, biaya untuk memproses produk
sampingan, dan hasil penjualan produk sampingan.
Alokasi biaya bersama kepada produk utama dan
produk sampingan pada umumnya dianggap tidak
perlu, karena nilai produk sampingan relatif rendah
bila dibandingkan dengan produk utama.

B. SARAN
Biaya Produk bersama juga bisa diartikan sebagai biaya yang
dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan baku diolah sampai dengan saat
berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya. Hal ini
menjadikan masalah baru bagi perusahaan dalam perhitungan
akuntansinya jika sesuatu perusahaan tidak memahami hal ini, Oleh

29
sebab itu sangat penting untuk bias memahai makalah ini karena
makalah ini sudah membahas tentang Biaya Produk bersama dan Produk
Sampingan.

DAFTAR PUSTAKA

https://risaristanti.blogspot.com/2016/04/makalah-harga-pokok-produk-bersama-
dan.html
https://www.academia.edu/10013829/Makalah_Biaya_Overhead_Pabrik
https://www.academia.edu/33049120/BAB_II_AKUNTANSI_MANAJEMEN_K
ONSEP_BIAYA
http://herryakmen.blogspot.com/2011/09/konsep-biaya.html
http://yusuflife.blogspot.com/2012/12/objek-biaya.htm?m=1

http://matematikaakuntansi.blogspot.com/2017/05/pengertian-objek-biaya-
keterlacakan-dan-penelusuran-akuntasi-manajemen.html?m=1
http://ilmu700.blogspot.com/2016/02/aliran-biaya-dalam-perusahaan-
manufaktur.html

30
31

Anda mungkin juga menyukai