Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

AKUNTANSI BIAYA

(Konsep Biaya)

Dosen Pengampu Dr. Anggita Langgeng Wijaya, S.E., M.Si., Ak. C.A

Di susun oleh:
1. Afina Lutfi Fadhilah (2103102264)
2. Lucky Hanada Aulia Rohman (2103102266)
3. Risandi Indra Sarneo (2103102269)
4. Welmina Detha Ivoatmaja (2103102272)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Biaya oleh Bapak Dr.
Anggita Langgeng Wijaya, S.E., M.Si., Ak. C.A. Selain itu, juga dapat bertujuan untuk
menambah pengetahuan dan wawasan kepada banyak orang terkait materi pembelajaran mata
kuliah Akuntansi Biaya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Anggita Langgeng Wijaya, S.E.,
M.Si., Ak. C.A selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Biaya yang akan membimbing
dan memberikan materi pembelajaran kedepannya. Tak lupa juga, kami mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang terlibat dalam proses pembuatan tugas makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan
tugas ini. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran untuk membangun tugas ini menjadi
lebih baik. Serta, harapan kami dapat memberikan manfaat bagi semua orang.

Madiun, 28 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Biaya dan Kos .................................................................................................. 3
2.2 Objek Biaya ................................................................................................................... 3
2.3 Klasifikasi Biaya ............................................................................................................ 4
2.4 Aliran Biaya ................................................................................................................... 7
2.5 Sistem Penentuan Biaya................................................................................................. 9
2.6 Akumulasi Biaya.......................................................................................................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 12
3.2 Saran ............................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari saat ini, tidak akan pernah lepas dari sesuatu hal yang
berhubungan erat dengan biaya, mulai dari pembelian, penjualan, menabung, dan lain
sebagainya. Biaya sangat berhubungan dan berkaitan dalam sisi kehidupan masing-
masing. Situasi kehidupan masyarakat menjadi berubah dari segala aspek. Di sisi lain, jenis
dan jumlah kebutuhan hidup menjadi semakin tidak terbatas karena adanya suatu
dorongan. Barang-barang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup tidak dapat
lagi diambil langsung dari alam, tetapi harus melalui proses produksi terlebih dahulu yang
nantinya akan dapat dikonsumsi oleh seorang konsumen. Hal tersebut juga akan
mempengaruhi pengeluaran yang akan dihabiskan dalam beberapa waktu terakhir. Untuk
dapat mengelola keuangan atau finansial maka harus memahami definisi dari biaya itu
sendiri. Tidak hanya dalam lingkungan sekitar kita, sebuah organisasi atau perusahaan juga
tidak akan pernah lepas dari biaya. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi
atau perusahaan akan membutuhkan biaya, mulai dari akuisisi asset, produksi, penjualan,
bahkan manajerial.
Istilah biaya dapat dikatakan sebagai bentuk pengeluaran yang dilakukan oleh suatu
pihak, baik secara individu maupun organisasi atau perusahaan untuk mendapatkan sebuah
manfaat lebih dari tindakan tersebut. Biasanya, konsep dari biaya berkaitan dengan tingkat
harga dari suatu barang yang harus dibayar. Pemahaman terhadap konsep biaya akan
memerlukan sebuah analisis terhadap karakteristik dari transaksi yang berhubungan
dengan biaya. Terdapat elemen laporan lain yang sifatnya hampir sama dengan biaya
namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai komponen biaya. Karakteristik biaya dapat
dipahami dengan memahami batasan atau pengertian yang berkaitan dengan biaya. Bahkan
setiap orang setidaknya harus mampu memahami definisi dari biaya agar tidak mudah
tertipu dalam beberapa proses transaksi terutama pada laporan keuangan. Setiap
perusahaan akan membuat laporan keuangan setiap apapun kegiatan keuangan yang telah
dilakukan setiap harinya, seperti membayar sewa gedung, gaji karyawan, bahan baku, dan
lain sebagainya. Selain itu, dalam kegiatan bisnis juga tidak akan lepas dengan adanya
biaya.
Istilah akuntansi biaya muncul sejak di perusahaan manufaktur karena adanya
kebutuhan untuk menilai persediaan suatu barang dalam proses dan barang jadi yang

1
bertujuan untuk laporan keuangan. Sistem tersebut memberikan data mentah yang dapat
dengan mudah diadaptasi untuk digunakan dalam menetapkan harga jual dan untuk tujuan
lainnya. Banyak organisasi atau perusahaan tidak memiliki dorongan yang sama
mengembangkan data biaya. Penggunaan mereka atas data biaya produk dan data
akuntansi manajemen lainnya adalah baru-baru dalam waktu dekat, terutama sejak perang
dunia II.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana definisi dari biaya dan kos dalam akuntansi biaya?
b. Bagaimana pengertian dari objek biaya dalam akuntansi biaya?
c. Bagaimana dan apa saja klasifikasi biaya dalam akuntansi biaya?
d. Bagaimana aliran biaya dalam perusahaan manufaktur yang terdapat pada akuntansi
biaya?
e. Bagaimana sistem penentuan biaya dalam akuntansi biaya?
f. Bagaimana akumulasi biaya dalam akuntansi biaya?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi dari biaya dan kos dalam akuntansi biaya
b. Untuk mengetahui pengertian dari objek biaya dalam akuntansi biaya
c. Untuk mengetahui klasifikasi biaya berdasarkan dengan hubungannya masing-masing
dalam akuntansi biaya
d. Untuk mengetahui aliran biaya dalam perusahaan manufaktur yang terdapat pada
akuntansi biaya
e. Untuk mengetahui sistem penentuan biaya dalam akuntansi biaya
f. Untuk mengetahui akumulasi biaya dalam akuntansi biaya.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Biaya dan Kos
Akuntansi biaya yang berasal dari Amerika mengenal dua istilah yang berhubungan
dengan biaya, yaitu cost dan expense. Di Indonesia, cost dan expense diterjemahkan ke
dalam beberapa istilah. Cost diterjemahkan menjadi harga perolehan atau kos. Sedangkan
expense diterjemahkan menjadi biaya atau beban.
Kos adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang atau jasa yang
diharapkan memberi manfaat sekarang atau masa yang akan dating. Kos diukur dengan
satuan mata uang, sebesar pengurangan asset dan/atau penambahan utang. Pada saat
barang dan jasa dimanfaatkan, kos akan menjadi biaya. Kos yang belum dimanfaatkan
dikelompokkan sebagat aset.
Biaya adalah kos barang atau jasa yang telah memberikan manfaat yang digunakan
untuk memperoleh pendapatan. Biaya akan dikurangkan dari pendapatan untuk
menentukan laba atau rugi pada suatu periode sehingga biaya akan dicantumkan laporan
laba rugi. Sedangkan pendapatan adalah nilai barang yang dijual atau jasa yang telah
diberikan.
Rugi menggambarkan biaya barang atau jasa yang tidak memberikan manfaat. Dalam
keadaan tertentu, barang atau jasa yang dibeli oleh suatu organisasi atau perusahaan
menjadi tidak berharga sebelum memberi manfaat. Kos barang atau jasa ini disebut sebagai
rugi. Istilah rugi juga digunakan untuk pendapatan yang lebih rendah dari biaya. Dalam
laporan laba rugi, rugi akan mengurangi pendapatan pada periode terjadinya kerugian
tersebut. Baik biaya maupun rugi akan sama-sama mengurangi pendapatan tetapi
diletakkan di tempat yang berbeda dalam laporan laba rugi.
2.2 Objek Biaya
Objek biaya (cost object), merupakan konsep yang penting, adalah penentuan biaya
produk, pembuatan keputusan, dan evaluasi kinerja. Objek biaya untuk penentuan biaya
produk yang pada biasanya dibahas di dalam buku-buku cost accounting sedangkan objek
biaya dalam pembuatan keputusan dan pengevaluasian kinerja dijabarkan atau dibahas di
dalam buku-buku managerial accounting.
Objek biaya merupakan unsur berupa apa pun yang kepadanya biaya diukur dan
dibebankan. Objek biaya dapat berupa produk, pelanggan, departemen, dan aktivitas.
Apabila kita ingin menentukan biaya sebuah barang maka objek biayanya adalah barang

3
tersebut. Demikian juga ketika hendak menentukan biaya yang dikonsumsi sebuah
aktivitas maka objek biayanya adalah aktivitas. Untuk mengukur kinerja dengan tepat,
maka manajemen harus dapat memilih objek biaya yang sesuai.
Apabila manajemen telah memilih objek biaya tertentu, maka pengukuran biaya akan
tergantung pada penelusuran biaya kepada objek biaya. Apabila penelusuran biaya dapat
dilakukan dengan jelas, maka informasi mengenai biaya akan menjadi lebih akurat.
Informasi yang akurat dapat digunakan oleh manajemen untuk menyusun rencana dan
membuat keputusan yang lebih baik.
2.3 Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya memiliki pengertian sebagai sebuah pengelompokan dan elemen
biaya secara sistematis dalam penggolongan tertentu. Pengklasifikasian biaya secara
berbeda diperlukan untuk memberikan informasi biaya yang berbeda untuk melayani
kebutuhan manajerial yang berbeda pula. Pada dasarnya biaya dapat diklasifikasi
berdasarkan hal-hal berikut ini:
a. Berdasarkan hubungan biaya dengan produk
Biaya erat hubungannya dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Biaya yang
terjadi ada yang dapat dengan mudah ditelusur ke suatu produk dan ada yang sulit.
Berdasarkan hubungannya dengan produk, biaya dapat digolongkan menjadi dua, yakni
• Biaya langsung (direct cost)
Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusur ke produk. Contoh biaya langsung
adalah biaya bahan baku. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli
bahan baku, dapat dengan mudah ditelusur ke dalam produk.
• Biaya tidak langsung (indirect cost)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat secara langsung ditelusur ke
produk. Contoh biaya tidak langsung adalah sewa peralatan pabrik.
b. Berdasarkan hubungan biaya dengan volume kegiatan
Volume kegiatan perusahaan dapat berubah-ubah disesuaikan dengan permintaan pasar
dan kemampuan perusahaan. Pada saat permintaan meningkat dan perusahaan mampu
memenuhi kebutuhan tersebut, perusahaan akan menaikkan volume produksinya. Bila
permintaan turun, perusahaan akan mengurangi volume produksinya. Perubahan
volume ini dapat memengaruhi biaya yang terjadi. Berdasarkan hubungannya dengan
perubahan kegiatan ini, biaya diklasifikasi menjadi tiga, yakni
• Biaya variabel (variable cost)

4
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah proporsional dengan
perubahan volume kegiatan atau produksi tetapi jumlah per unitnya tidak berubah.
Karena terpengaruh oleh volume kegiatan, biaya variabel akan menjadi nol bila
volume kegiatan juga nol. Biaya bahan baku adalah biaya variabel. Contoh lain dari
biaya variabel adalah upah tenaga kerja dan upah lembur.
• Biaya tetap (fixed cost)
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tidak terpengaruh oleh volume
kegiatan dalam kisaran volume tertentu. Contoh biaya tetap adalah biaya sewa
bangunan kantor atau pabrik.
• Biaya campuran (mixed cost)
Biaya campuran adalah biaya yang jumlahnya terpengaruh oleh volume kegiatan
perusahaan tetapi tidak secara proporsional. Bila tidak ada kegiatan-atau volume
kegiatan nol-biaya campuran tidak akan menjadi nol, tetapi bila volume kegiatan
bertambah banyak, biaya campuran akan bertambah banyak. Contoh biaya campuran
adalah tagihan listrik.
c. Berdasarkan elemen biaya produksi
Fungsi pokok perusahaan manufaktur terdiri atas fungsi produksi, fungsi pemasaran,
serta fungsi administrasi dan umum. Fungsi produksi terdiri atas berbagai kegiatan
untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Fungsi pemasaran adalah berbagai
kegiatan untuk memasarkan produk kepada pembeli. Fungsi administrasi terdiri atas
berbagai kegiatan untuk mendukung fungsi lainnya. Biaya produksi adalah biaya yang
terjadi untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Apabila biaya diklasifikasi
berdasarkan elemen biaya produksi, maka biaya dibagi menjadi tiga, yaitu:
• Biaya bahan baku (raw material cost)
Biaya bahan baku adalah besarnya nilai bahan baku yang dimasukkan ke dalam
proses produksi untuk diubah menjadi barang jadi. Biaya bahan baku merupakan
bagian penting biaya barang yang digunakan untuk memproduksi barang jadi.
• Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja adalah besarnya biaya yang terjadi untuk menggunakan tenaga
karyawan dalam mengerjakan proses produksi. Biaya tenaga kerja dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Biaya tenaga kerja langsung, adalah biaya tenaga kerja yang secara langsung
berhubungan dengan produksi barang jadi. Contoh dari biaya tenaga kerja

5
langsung adalah upah pemotong kain di perusahaan pakaian, upah karyawan
bagian produksi, dan upah karyawan pembungkus akhir barang jadi.
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung, adalah upah atau gaji tenaga kerja yang tidak
berhubungan langsung dengan produksi barang jadi. Biaya tenaga kerja tidak
langsung dikelompokkan sebagai biaya overhead pabrik. Contoh dari biaya
tenaga kerja tidak langsung adalah gaji mandor dan gaji kepala bagian produksi.
• Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya yang terjadi di pabrik selain biaya bahan
baku maupun biaya tenaga kerja langsung. Biaya penolong dan biaya tenaga kerja
tidak langsung adalah biaya overhead pabrik. Contoh lain dari biaya overhead pabrik
adalah sewa pabrik, depresiasi peralatan pabrik, dan asuransi pabrik. Biaya overhead
pabrik sulit ditelusur ke suatu produk.
d. Berdasarkan fungsi pokok perusahaan
Berdasarkan fungsi pokok perusahaan, biaya dapat diklasifikasi menjadi tiga, yaitu:
• Biaya produksi (production cost)
Biaya produksi terdiri atas tiga jenis biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, dan biaya overhead pabrik.
• Biaya administrasi dan umum (general and administrative expense)
Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang terjadi dalam rangka mengarahkan,
menjalankan, dan mengendalikan perusahaan untuk memproduksi barang jadi.
Biaya administrasi dan umum meliputi biaya gaji pegawai, biaya perlengkapan,
biaya ultilitas.
• Biaya pemasaran (marketing expense)
Biaya pemasaran meliputi berbagai biaya yang terjadi untuk memasarkan produk
atau jasa. Contoh biaya pemasaran adalah biaya gaji pegawai pemasaran dan biaya
iklan.
e. Berdasarkan hubungan biaya dengan proses pokok manajerial
Proses pokok manajerial meliputi perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja.
Berikut ini beberapa istilah yang sering digunakan dalam rangka melaksanakan funsi
pokok manajerial, yaitu:
• Biaya standar (standard cost), adalah biaya ditentukan di muka yang seharusnya
dikeluarkan untuk membuat suatu produk atau melaksanakan suatu kegiatan.

6
• Biaya aktual (actual cost), adalah biaya yang sesungguhnya terjadi untuk membuat
suatu produk atau melaksanakan suatu kegiatan.
• Biaya terkendali (controllable cost), adalah biaya yang secara langsung dapat
dipengaruhi oleh seorang manajer tingkatan tertentu.
• Biaya tidak terkendali (uncontrollable cost), adalah biaya yang tidak secara langsung
dapat dipengaruhi oleh seorang manajer tingkatan tertentu.
• Biaya komitan (committed cost), adalah biaya yang terjadi dalam upaya
mempertahankan kapasitas atau kemampuan organisasi dalam kegiatan produksi,
pemasaran, dan administrasi.
• Biaya diskresioner (discretionary cost), adalah biaya yang besar kecilnya tergantung
pada kebijakan manjemen.
• Biaya relevan (relevant cost), adalah biaya masa depan yang berbeda antara satu
alternatif dan alternatif lainnya.
• Biaya kesempatan (opportunity cost), adalah manfaat yang dikorbankan pada saat
satu alternatif keputusan dipilih dan mengabaikan alternatif lain.
2.4 Aliran Biaya
Akuntansi biaya menekanakan pada pengukuran dan pencatatan elemen biaya yang
terjadi dalam proses produksi sejak bahan diperoleh sampai produk jadi selesai diproduksi.
Terdapat enam akun pokok dalam aliran biaya, yaitu:
a. Bahan
Sebelum melakukan produksi, perusahaan terlebih dulu menyediakan bahan, baik
bahan baku maupun bahan penolong. Akun bahan didebit pada waktu bahan dibeli,
sedangkan akun bahan dikredit pada waktu bahan digunakan untuk produksi.
b. Tenaga kerja
Bahan diolah oleh tenaga kerja menjadi barang jadi. Tenaga kerja yang mengolah bahan
bisa meliputi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja
diebit pada saat tenaga kerja digunakan, biaya tenaga kerja dikredit pada saat tenaga
kerja didistribusikan. Distribusi tenaga kerja kepada produksi dicatat menjadi bagian
proses produksi dan didebitkan ke akun Barang Dalam Proses.
c. Overhead pabrik
Dalam rangka mengkonversi bahan menjadi barang jadi, perusahaan juga
membutuhkan overhead pabrik. Overhead pabrik yang sesungguhnya dicatat oleh
perusahaan dengan mendebit biaya overhead pabrik sesungghnya. Biaya overhead

7
pabrik yang dibebankan ke produk adalah biaya yang ditentukan berdasarkan tarif.
Biaya overhead pabrik dibebankan dikredit pada waktu pembebanan overhead terhadap
produk dilakukan. Overhead pabrik yang didbebankan dicatatat dengan mendebit
barang dalam proses.
d. Barang dalam proses
Akun barang dalam proses berasal dari bahan, tenaga kerja, dan overhead pabrik yang
dijumlahkan. Akun barang dalam proses didebit pada saat bahan, tenaga kerja, dan
overhead pabrik digunakan dalam proses produksi dan berada pada kredit pada waktu
barang jadi selesai diproduksi.
e. Barang jadi
Jumlah barang jadi pada debit berasal dari pemindahan barang dalam proses yang sudah
jadi atau sudah selesai diproduksi dan dikredit pada waktu barang sudah terjual.
f. Harga pokok penjualan
Jumlah nilai dari barang yang terjual dalam suatu periode. Akun harga pokok penjualan
didebit pada waktu terjadi penjualan.
Dalam penulisan Laporan Harga Pokok Produksi dapat dihitung secara matematis
sebagai berikut:
• Biaya produk = biaya bahan baku + biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead
pabrik.
• Biaya pembelian bahan baku = pembelian bersih bahan baku + biaya angkut
pembelian bahan baku.
• Pembelian bersih bahan baku = pembelian – potongan pembelian – retur pembelian.
• Biaya produksi barang yang diproses = barang dalam proses awal + biaya produksi.
• Harga pokok produksi = barang dalam proses awal + biaya produksi – barang dalam
proses akhir.
Setelah penentuan harga pokok produksi diketahui maka langkah selanjutnya adalah
menyusun laporan laba rugi. Berikut ini berbagai perhitungan metematis dari laporan
laba rugi.
• Barang tersedia dijual = barang jadi awal + harga pokok produksi.
• Harga pokok penjualan = barang jadi awal + harga pokok produksi – barang jadi
akhir.
• Laba kotor = penjualan - harga pokok penjualan.
• Biaya operasi = biaya administrasi dan umum + biaya pemasaran.

8
• Laba bersih sebelum pajak = laba kotor – biaya operasi.
2.5 Sistem Penentuan Biaya
Sistem penentuan biaya merupakan suatu sistem untuk mengalokasi biaya ke produk,
melalui perhitungan biaya. Terdapat kemungkinan yang timbul, yaitu dasar biaya yang
digunakan dan metode penentuan biaya produk. Kedua kemungkinan ini menimbulkan
kemungkinan baru, yaitu mengalokasi biaya dengan metode hibrid.
a. Dasar biaya yang digunakan yaitu biaya sesungguhnya dan biaya standar
Biaya dapat dialokasi ke produk dengan menggunakan biaya sesunguhnya atau biaya
standar. Dalam sistem biaya sesungguhnya (atau disebut juga sistem biaya historis),
biaya produksi dikumpulkan pada saat terjadinya, tetapi pelaporannya ditandai sampai
semua kegiatan produksi dalam periode akuntansi yang bersangkutan selesai
dikerjakan. Apabila perusahaan menggunakan sistem biaya standart, biaya biaya
produk, operasi, dan proses yang dihitung berdasarkan unit dan tarif yang sudah
ditentukan sebelumnya. Biaya sesungguhnya juga dicatatat dan dibandingkan dengan
biaya yang sudah ditetapkan sebelumnya. Perbedaan dari kedua biaya tersebut ditulis
dalam satu akun sendiri, yaitu aku selisih.
b. Metode penentuan biaya terdapat dua macam yaitu penentuan biaya penuh dan biaya
variabel
Metode penentuan biaya penuh (full absorption coanting) adalah penentuan biaya
produk dengan cara menjumlahkan semua unsur biaya, baik biaya variable maupun
tetap. Untuk penyajian laporan kepada pihak luar, perusahaan harus menggunakan
metode penentuan biaya penuh. Metode penentuan biaya variable (variable costing)
yang sering disebut dengan penentuan biaya lagsung (direct costing) yaitu penentuan
biaya dengan cara memasukan semua biaya variable saja. Metode ini tidak dapat
digunakan untuk pelaporan kepada pihak luar tetapi berguna untuk pembuatan
keputusan oleh manajemen. Apabila dua metode penentuan biaya di atas digabung,
akan muncul beberapa kemungkinan perencanaan biaya, yaitu:
• Mendasarkan pengakuan biaya sebesar jumlah sesungguhnya dengan metode
penentuan biaya penuh.
• Mendasarkan pengakun biaya sebesar jumlah standar dengan penentuan biaya
penuh.
• Mendasarkan pengakuan biaya sebesar jumlah sesungguhnya menggunakan metode
penentuan biaya variabel.

9
• Mendasarkan pengakuan biaya sebesar jumlah standar dengan menggunakan metode
penentuan variabel.
c. Metode hibrid
Kemungkinan yang terakhir menggunakann metode gabungan antara metode historis
dan standar. Dalam metode ini, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dibukakan
dengan metode historis dan biaya overhead dengan tarif standar.
2.6 Akumulasi Biaya
Berbagai sistem penentuan biaya dapat digunakan untuk penentuan biaya pesanan
maupun biaya proses. Kedua penentuan biaya tersebut akan digunakan dalam
mengakumulasi biaya. Meskipun keduanya memiliki persamaan terutama objek biayanya
adalah unit produk, tetapi terdapat perbedaan yang mencolok, yaitu pendekatan yang
digunakan oleh kedua metode ini dalam menelusuri biaya. Dalam penentuan biaya
pesanan, biaya ditelusur ke setiap pesanan. Sedangkan, dalam penentuan biaya proses,
biaya ditelusur ke departemen, operasi, atau bagian dalam perusahaan. Berikut
pembahasan terkait dengan sistem penentuan biaya, yaitu:
a. Penentuan biaya pesanan
Perusahaan dapat bekerja berdasarkan pesanan dari pembeli atau bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan persediaan dalam jumlah terbatas. Dalam metode ini, biaya
diakumulasi per pesanan. Metode biaya pesanan cocok digunakan bila produk yang
dibuat dalam suatu departemen atau pusat biaya yang sifatnya heterogen dan
perusahaan dapat mengidentifikasi hubungan antara biaya dan produk. Catatan rinci
yang menunjukkan biaya setiap pesanan dapat dijadikan akun pembantu untuk akun
barang dalam proses. Contoh perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan adalah
perusahaan percetakan, perusahaan kontraktor, dan perusahaan mebel. Dalam bidang
jasa adalah jasa arsitek, dokter, bantuan hukum, dan kantor akuntan publik.
Apabila perusahaan memproduksi barang dalam jumlah terbatas, metode
penentuan biaya pesanan dapat digunakan untuk mengukur biaya setiap produk.
Apabila perusahaan memproduksi barang berdasarkan pesanan pelanggan, metode
penentuan biaya pesanan dapat sekaligus digunakan untuk menghitung laba rugi setiap
pesanan. Biaya diakumulasi setelah produk berjalan, dengan kata lain setelah pesanan
diterima dan disetujui sehingga metode biaya pesanan dapat digunakan sebagai alat
untuk mengendalikan biaya dan mengevaluasi untung-rugi setiap pesanan, kontrak,
produk, atau lini produksi. Banyak perusahaan manufaktur yang sudah menggunakan
mesin otomatis dan robot. Tenaga manusia memerlukan waktu untuk belajar,
10
sedangkan mesin dapat diprogram terlebih dahulu sehingga tidak memerlukan waktu
belajar. Apabila perusahaan sudah menerapkan sistem otomatis seperti ini, produksi
unit yang paling awal sama efisiennya dengan unit yang paling akhir. Meskipun
perusahaan memproduksi berbagai macam produk, apabila dapat menelusur biaya
untuk tiap produk, perusahaan tersebut dapat menerapkan metode penentuan biaya
pesanan.
b. Penentuan biaya proses
Biaya proses adalah penentuan biaya dengan cara mengumpulkan biaya
berdasarkan proses produksi atau berdasarkan departemen. Metode ini tepat digunakan
oleh perusahaan atau organisasi yang bekerja berdasarkan proses. Perusahaan yang
bekerja berdasarkan proses meliputi perusahaan yang produknya bersifat homogen,
atau perusahaan yang produknya tidak perlu dibedakan berdasarkan unitnya atau
memang tidak praktis untuk membedakan berdasarkan unitnya. Dalam metode biaya
proses, semua biaya suatu proses yang dikeluarkan dalam suatu periode, dibagi dengan
unit yang diproduksi sehingga terdapat biaya per unit. Bila produk suatu departemen
akan diproses lebih lanjut di departemen berikutnya, biaya per unitnya harus dihitung
pada setiap proses.
Meskipun banyak kepustakaan akuntansi biaya menekankan penentuan biaya
pesanan dan biaya proses pada perusahaan manufaktur, tetapi sesungguhnya kedua
jenis penentuan biaya tersebut juga dapat diterapkan pada perusahaan jasa. Ada
kalanya, suatu perusahaan menggunakan kedua metode penentuan biaya secara
bersamaan. Hal ini dimungkinkan apabila kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan ada
yang bersifat kontinu dan ada yang bersifat pesanan. Sebagai contoh adalah perusahaan
pembuat mobil. Kegiatan utama pabrik mobil adalah membuat mobil untuk mengisi
pangsa pasar (metode biaya proses) dan pada saat tertentu perusahaan memenuhi
permintaan konsumen untuk membuat kendaraan dengan spesifikasi yang tidak bisa
dikerjakan dengan proses rutin (metode biaya pesanan).

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan materi di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam sebuah
akuntansi biaya, pastinya tidak akan lepas untuk memahami terkait dengan konsep biaya.
Akuntansi biaya mengenal dua istilah yang saling berhubungan yang berasal dari Amerika,
yaitu kos atau harga perolehan dan biaya atau beban. Kos atau harga perolehan merupakan
pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh suatu barang atau jasa yang diharapkan
dapat memberikan manfaat baik sekarang maupun masa yang akan datang. Sedangkan
biaya atau beban merupakan kos barang atau jasa yang telah memberikan manfaat yang
digunakan untuk memperoleh sebuah pendapatan. Biaya atau beban juga memiliki dua
karakteristik utama yaitu aliran atau penurunan aset atau kenaikan kewajiban dan berkaitan
dengan operasi utama yang menerus.
Pada dasarnya, biaya atau beban juga diklasifikasikan berdasarkan hubungan biaya
dengan produk, hubungan biaya dengan volume kegiatan, elemen biaya produksi, fungsi
pokok perusahaan, dan hubungan biaya dengan proses pokok manajerial. Klasifikasi biaya
tersebut bertujuan dalam menentukan sebuah metode yang tepat untuk menghimpun dan
mengalokasikan biaya. Secara umum, konsep-konsep biaya menunjukkan hubungan
antara fungsi biaya dengan fungsi produksi dan beberapa hubungan jangka pendek maupun
jangka panjang. Sehingga jenis biaya akan saling berhubungan erat satu sama lain dalam
menghasilkan suatu tujuan yang kompleks untuk membantu dalam pengelolaan dari suatu
organisasi atau perusahaan.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran yang dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam sebuah organisasi atau perusahaan yaitu organisasi
atau perusahaan sebaiknya melakukan perhitungan biaya sesuai dengan konsep akuntansi
biaya agar perhitungan biaya dapat lebih akurat dan dapat digunakan atau membantu
dalam pengendalian serta pengambilan keputusan maupun informasi bagi seorang
pemimpin atau manajer dari sebuah organisasi atau perusahaan. Selain itu, dengan adanya
konsep biaya dan sistem akuntansi biaya dalam suatu organisasi atau perusahaan
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja dalam meningkatkan
produktivitas dari suatu organisasi atau perusahaan tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Siregar, B., Suripto, B., Hapsoro, D., Herowati, E., Kusumasari, L., & Nurofik. (2016).
Akuntansi Biaya EDISI 2. Jakarta: Salemba Empat.

13

Anda mungkin juga menyukai