Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

BIAYA PRODUKSI
Untuk Memenuhi tugas Ilmu Ekonomi

Dosen Pengampu : Bagus Setiawan, M.Pd.

Disusun oleh kelompok 3 TIPS 3C:

1. Khisni Kholifatun Nisa’ (12209193035)


2. Aliffia Rina Wati (12209193036)
3. Neni Zakiatul Fitria (12209193094)
4. Rohmatul Hidayati M (12209193098)
5. Ahmad Harisul Muzaki (12209193129)

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 3C

FAKULTAS TARBIAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT karena telah memberikan
kelancaran dan kemurahan-Nya terhadap kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah “Ilmu Ekonomi” dalam bentuk makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam
semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabiyullah Muhammad SAW.
Sehubungan dengan terselesainya penulisan makalah ini, kami mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku rektor IAIN Tulungagung
2. Ibu Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dekan FTIK
3. Ibu Dr. Dwi Astuti Wahyu Nurhayati,S.S.,M.Pd. selaku Kajur Tadris IPS
4. Bapak Bagus Setiawan, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Ekonomi.
5. Teman-teman kelas Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial 3C
Semoga semua pihak yang telah membantu mendapat balasan dari Allah SWT. Kami
menyadari bahwa sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, maka
makalah yang berjudul “Biaya Produksi” ini, masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini, kami berharap dari makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi kami maupun pembaca. Aamiin.
Wassalamualaikum Wr.Wb

VDR, 13 September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii

BAB I....................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.................................................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1

C. Tujuhan Masalah.......................................................................................................................1

BAB II...................................................................................................................................................2

PEMBAHASAN...................................................................................................................................2

A. Konsep Biaya Produksi..............................................................................................................2

B. Biaya Produksi...........................................................................................................................2

C. Produksi.....................................................................................................................................4

D. Produktivitas..............................................................................................................................8

E. Biaya Produksi Jangka Pendek....................................................................................................12

F. Biaya Produksi Jangka Panjang...............................................................................................16

BAB III................................................................................................................................................20

PENUTUPAN.....................................................................................................................................20

A. Kesimpulan..............................................................................................................................20

B. Saran........................................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia ekonomi modern terutama mengenai makna biaya dan produksi
menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan yang tidak dapat dipisakan layaknya uang
kepingan logam yang memiliki dua muka yang berbeda namun dalam satu kesatuhan.
Manusia tidak bisa terlepas dari kegiatan ekonomi dalam menjalankan kehidupan sehari-
hari. Seorang konsumen perlu belajar tentang bagaimana caranya mengatur pengeluaran
agar pengeluaran tersebut tidak melebihi pendapatan sehingga kebutuhan tersebut
terpenuhi. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang biaya produksi. Biaya
produksi tersebut berkaitan dengan perusahaan dala, memperoleh faktor-faktor produksi
dan perhitungan tentang pengaturan.
Biaya produksi adalah semua pengeluaran produsen yang digunakan untuk
menghasilkan sebuah produksi baik dalam bentuk jasa maupun barang dan memiliki
peran penting dalam perusahaan. Supaya perusahaan bisa memahami tentang perhitungan
biaya-biaya apa saja yang akan diperlukan untuk menghasilkan suatu barang serta
perusahaan dapat menentukan harga suatu ontput barang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep biaya produksi ?
2. Apa yang dimaksud dengan biaya produksi ?
3. Apa yang dimaksud dengan produksi ?
4. Apa yang dimaksud dengan produktifitas?
5. Apa yang dimaksud dengan biaya jangka pendek?
6. Apa yang dimaksud dengan biaya jangka panjang ?
C. Tujuhan Masalah
1. Untuk mengetahui konsep biaya produksi
2. Untuk mengetahui biaya produksi
3. Untuk mengetahui produksi
4. Untuk mengetahui produktifitas
5. Untuk mengetahui biaya produsi jarak pendek
6. Untuk mengetahui produksi jarak panjang

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep Biaya Produksi.
Biaya produksi merupakan salah satu klasifikasi biaya dalam akuntansi yang
biayanya berdasarkan fungsi manajemen. Akuntansi biaya adalah salah satu cabang
akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi
biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.
Laporan biaya tersebut diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan yang
meliputi perencanaan dan pengendalian laba, penentuan harga pokok produk atau jasa,
dan mengambilan keputusan oleh manajemen. Pada dasarnya terdapat dua konsep biaya
produksi yaitu sebagai berikut:1
1. Biaya produksi implicit
Biaya ini merupakan biaya produksi yang tidak terlihat dalam laporan
keuangan, contoh biaya implisit adalah biaya kesempatan.
2. Biaya eksplisit
Biaya ini merupakan biaya produksi yang terlihat dalam laporan keuangan,
contoh biaya eksplisit adalah biaya akutansi dan biaya ekonomi.

Biaya produksi dapat meliputi berbagai unsur seperti bahan baku, bahan-bahan
pembantu, upah tenaga kerja, penyusutan peralatan produksi, uang modal, biaya
penunjang, biaya pemasaran, pajak.

B. Biaya Produksi
Menurut Abdul Halim biaya merupakan pengeluaran yang sudah terjadi
(expired) yang digunakan dalam memproses produk yang dihasilkan. 2 Sedangkan biaya
dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang
yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dalam arti
sempit, biaya merupakan sumber ekonomi untuk memperoleh harga pokok. Biaya
dalam perspektif konsumen adalah pengorbanan yang harus dikeluarkan untuk
mengkonsumsi sejumlah produk baik barang ataupun jasa. Sedangkan, biaya dalam
perspektif produsen atau supplier adalah semua beban yang harus ditanggung oleh
produsen untuk menghasilkan suatu produksi

1
Ari Darmawan. Analisis Biaya Produksi. Modul. Malang : Universitas Brawijaya, 2012. Hal
2
Abdul Halim. Dasar-dasar Akuntansi Biaya, Edisi 3, Yogyakarta: Penerbit BPFE, 1988. Hal 3

2
Dalam ekonomi mikro, produksi adalah mengubah input menjadi output atau
bisa didefinisikan sebagai proses ekonomi yang menggunakan sumber daya untuk
menciptakan sebuah komoditas yang cocok untuk pertukaran. 3 Produksi juga
merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau
menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.

Biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan produsen untuk membeli
faktor-faktor yang digunakan untuk produksi dengan tujuan menghasilkan produk.
Faktor-faktor produsi sendiri adalah barang ekonomis, sehingga untuk mendapatkannya
membutuhkan pembelian dengan uang.

Biaya produksi dengan menggunakan metode variable costing yang merupakan


metode penentuan kos produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang
berperilaku variabel ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Dengan demikian harga
pokok produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi, yang
dapat membantu perusahaan dalam menghitung biaya produksi dimana metode
variable costing memisahkan antara biaya-biaya produksi dan non produksi. Dimana
biaya yang dihasilkan dapat mengurangi biaya produksi yang ada dalam perusahaan
tersebut, dan menghasilkan laba yang tinggi.4

Faktor biaya produksi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan atau


disediakan unutk memproduksi suatu produk. Faktor yang dapat digunakan sebagai
faktor produksi adalah sebagai berikut :
1. Sumber Daya Alam
Sumber daya ini adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat
dimanfaatkan manusia atau perusahaan untuk memenuhi kebutuhan.
2. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia atau tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan
manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi
untuk menghasilkan barang atau jasa.
3. Sumber Daya Modal

3
Algifari. Ekonomi Mikro Teori dan Kasus. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi. Yogyakarta:YKPM, 2003.
Hal 10
4
Amelia. 2013. Analisis Perhitungan Biaya produksi Menggunakan Metode Variable Costing PT.Tropica Cocoprima.
Manado : Universitas Sam Ratulangi, 2013. Hal 7

3
Modal menurut pengertian ekonomi adalah segala barang atau hasil produksi
yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut.
4. Sumber Daya Pengusaha
Sumber daya ini disebut juga kewirausahaan. Pengusaha yang berperan
mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka
meningkatkan kegunan barang atau jasa secara efesien.

Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan adalah


tingkat produksi yang ingin dicapai.

C. Produksi
Pengertian Produksi adalah kegiatan mengolah barang baku, baik berupa mentah
maupun setengah jadi menjadi sebuah benda yang memiliki nilai guna tertentu.
Produksi juga bisa diartikan sebagai pembuatan suatu barang atau jasa sehingga nilainya
bisa bertambah daripada bahan bakunya. Pelaku yang mengusahakan kegiatan produksi
disebut produsen. Sedangkan, barang hasil produksi disebut produk. Sebelum sampai ke
konsumen, umumnya produk barang atau jasa akan diproses dengan berbagai tahapan
yang berbeda. Misalnya, sebelum menjadi nasi yang terhidang di meja Anda, petani
akan mengambil alih peran produksi dari benih menjadi beras. Setelah itu, tengkulak
mengumpulkan hasil pertanian menjadi produk siap konsumsi dengan kemasan serta
informasi tentang keamanan pangan. Setelah itu, pedagang eceran akan mengambil alih
fungsi jasa distribusi. Pedagang eceran adalah rantai terakhir proses produksi yang akan
mengantarkan produk sampai pada konsumen kecil.
Tujuan kegiatan produksi secara harfiah adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Walaupun pada realitanya, kegiatan produksi di masa kini didasari dengan berbagai
tujuan. Kegiatan produksi dengan tujuan memenuhi kebutuhan manusia adalah salah
satu sektor yang menjanjikan. Manusia membutuhkan berbagai sarana untuk
menjalankan kehidupan secara baik. Produk kesehatan hingga kebersihan dibuat untuk
memudahkan manusia dalam memodifikasi lingkungan tempat tinggalnya agar nyaman
untuk ditinggali.
Berikut ini adalah beberapa tujuan dalam kegiatan produksi selain untuk memenuhi
kebutuhan manusia5.
1. Mendapatkan Keuntungan

5
Suparto. Ekonomi, Jakarta: Permata, 2006 . hal 25

4
Produsen menghasilkan keuntungan dengan proses jual beli produk yang
dibuat. Melalui kegiatan produksi, proses distribusi menjadi salah satu
komponen yang penting dalam mencari profit di banyak pihak yang terlibat.
2. Menciptakan dan Menambah Nilai Guna Suatu Barang atau Jasa
Kegiatan produksi juga dilakukan untuk meningkatkan suatu fungsi barang
dan jasa atau menciptakannya dengan fungsi yang baru. Contohnya adalah
produksi makanan seperti mi instan.Dengan adanya mi instan, Anda tidak
hanya bisa menemukan nilai nikmatnya saja sebagai makanan, tetapi juga
bisa menemukan nilai tambahan berupa praktis dan kemudahanProduksi 
dengan tujuan menciptakan nilai fungsi yang baru dapat digunakan dilihat
pada proses pembangunan sebuah rumah.
 Dengan kombinasi berbagai bahan seperti kayu, semen, batu bata, pasir, dan lainnya
dapat menghasilkan sebuah benda bernama rumah dengan fungsi sebagai tempat
tinggal. Kegiatan produksi dapat dibedakan berdasarkan hasil produknya. Berikut ini
beberapa jenis produksi berdasarkan hasil produknya.
1. Produksi Agraris
Kegiatan produksi yang memanfaatkan sumber daya alam sebagai sumber
utama untuk menghasilkan sebuah produk adalah produksi agraris. kegiatan
produksi agraris misalnya adalah kegiatan menanam padi. Seorang petani
yang menanam padi menggunakan sawah untuk menghasilkan produk berupa
beras. Setelah itu, petani akan menjual produk beras tersebut kepada
pedagang untuk menghasilkan keuntungan dan memenuhi kebutuhan
manusia.
2. Produksi Industri
Produksi industri adalah kegiatan yang menghasilkan sebuah barang baku
menjadi barang setengah jadi maupun barang yang siap konsumsi melalui
suatu badan usaha.
3. Produksi Ekstraktif
Kegiatan produksi ekstraktif adalah produksi yang mengutamakan sumber
daya alam untuk diambil produknya secara langsung. Contoh kegiatan
produksi ekstraktif adalah kegiatan tambang, baik itu dalam bentuk minyak
bumi, batu-bara, maupun logam.
4. Produksi Jasa

5
Kegiatan produksi jasa adalah kegiatan untuk menjual jasa berupa keahlian
khusus untuk memenuhi kebutuhan manusia lainnya. Contoh kegiatan
produksi jasa adalah layanan perawatan tubuh dan wajah.
5. Produksi Pengangkutan
Kegiatan produksi pengangkutan adalah kegiatan produksi yang memiliki
fungsi untuk memindahkan suatu barang dari satu tempat ke tempat yang
lain. Contoh kegiatan produksi pengangkutan adalah proses pengantaran
bahan bakar kendaraan bermotor.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyusun kegiatan produksi.
1. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah salah satu faktor produksi utama yang mesti dimiliki
produsen sebelum memutuskan untuk membuat suatu usaha kegiatan produksi.
Sumber daya alam dapat berupa gedung, pabrik, toko, tanah dan segala benda
yang tersedia di alam. 
2. Tenaga kerja
Ketika faktor sumber daya alam yang mendukung kegiatan produksi sudah
diperoleh, maka faktor selanjutnya yang diperlukan adalah manusia untuk
mengelolanya. Pengelolaan kegiatan produksi memerlukan tenaga manusia
yang terampil dan telaten agar bisa berkesinambungan. Ada beberapa jenis
tenaga kerja manusia yang dibagi berdasarkan sifat dan tingkat kemampuannya.
Berdasarkan sifatnya, ada dua jenis tenaga kerja manusia yakni tenaga kerja
jasmani dan rohani. Tenaga kerja jasmani banyak menuntut kegiatan fisik
seperti mencangkul pada profesi petani. Sedangkan, tenaga kerja rohani adalah
pekerjaan seperti guru. Berdasarkan kemampuannya tenaga kerja manusia
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tenaga kerja terdidik, terampil, dan tidak terdidik
maupun terampil. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang membutuhkan
pendidikan yang sesuai pada keprofesiannya, seperti guru, dosen, ataupun
tenaga medis. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang membutuhkan
pengalaman khusus yang sesuai pada bidangnya. Contoh tenaga kerja terampil
adalah profesi make up artist. Sedangkan, tenaga kerja tidak terampil dan tidak
terdidik adalah pekerjaan kasar seperti buruh di pelabuhan.
3. Modal
Pengertian modal itu sendiri adalah harta benda yang dapat digunakan untuk
melakukan sesuatu seperti kegiatan produksi. Jenis-jenis modal dapat

6
dibedakan  berdasarkan sumber modal, wujud, dan fungsi. Modal berdasarkan
sumbernya memiliki dua jenis yaitu modal internal dan modal eksternal. Modal
internal adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri. Modal internal
biasanya diambil dari keuntungan perusahaan yang dipakai untuk
mengembangkan kegiatan produksi. Sedangkan, modal eksternal adalah modal
yang berasal dari luar perusahaan misalnya kreditur, bank, atau investor.
Keterbatasan modal internal dapat diatasi dengan adanya modal eksternal yang
tidak terbatas. Berdasarkan fungsinya, modal dibagi menjadi dua yaitu modal
perorangan dan modal sosial. Modal perorangan adalah modal yang berasal dari
seseorang yang dapat memudahkan kegiatan produksi, namun memberikan
keuntungan sebagai gantinya, misalnya saham. Modal sosial adalah modal yang
berasal dari masyarakat dan memberikan keuntungan secara umum kepada
masyarakat berupa fasilitas, misalnya pembangunan jalan raya dan bandara.
Berdasarkan wujudnya modal dibedakan menjadi dua yaitu modal konkret dan
modal abstrak. Modal konkret adalah modal yang memiliki wujud seperti
gedung perkantoran atau barang-barang yang mendukung kegiatan produksi.
Sedangkan, modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki wujud, seperti
keterampilan dan hak cipta.
4. Skill Kewirausahaan
Proses produksi memerlukan manusia untuk mengatur kegiatan produksi agar
dapat berlangsung dalam jangka panjang. Berikut ini adalah hal pokok yang
harus dimiliki seorang pengusaha dalam melakukan kegiatan produksi.

 Perencanaan -> Seorang pengusaha harus memikirkan strategi, visi misi,


kepastian modal, dan tujuan yang pasti agar kegiatan produksi dapat
berlangsung secara efisien.
 Organizing.  -> Kemampuan untuk mengorganisasikan segala faktor modal
yang sudah ada, juga cukup penting untuk dimiliki oleh pengusaha. Dengan
adanya kemampuan berorganisasi, perusahaan akan memiliki sistem yang jelas
dan terstruktur.

 Actuating ->Ini adalah kemampuan pengusaha untuk selalu memberikan


motivasi serta keterampilan pada karyawannya.

7
 Controlling ->Controlling adalah kemampuan pengusaha untuk selalu
melakukan pengawasan pada segala faktor produksi yang ada, baik pada
karyawan atau tenaga kerja,maupun faktor lainnya seperti keuangan.

Pengertian Proses produksi adalah aktivitas menggabungkan segala faktor produksi


yang sudah ada untuk menghasilkan suatu produk secara efektif dan efisien. Proses
produksi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan cara pelaksanaannya6. 

1. Produksi jangka pendek.


Ini adalah proses untuk memproduksi barang yang langsung dapat dikonsumsi
seperti makanan dan minuman.
2. Produksi jangka panjang
Ini adalah proses produksi yang memerlukan waktu yang cukup lama sampai
bisa dikonsumsi oleh konsumen, misalnya proses pembuatan barang produksi
berupa beras.
3. Produksi terus menerus.
Ini adalah proses produksi yang umumnya terjadi dalam suatu pabrik, misalnya
pabrik gula.
4. Produksi berselingan.
Produksi berselingan adalah kegiatan untuk menggabungkan beberapa bahan
baku menjadi suatu barang jadi misalnya adalah perusahaan perakitan motor
dan mobil.
Contoh kegiatan produksi dapat dilihat dari ikan sarden kalengan yang biasa anda
konsumsi sehari-hari. Pada proses awal, nelayan yang mengambil peran mengumpulkan
ikan segar dari lautan untuk dijual kepada pengepul. Kemudian, ikan-ikan tersebut akan
dijual lagi kepada pihak pabrik untuk diproses lebih lanjut.
D. Produktifitas
Menurut Sukirno (2012:185) teori produktifitas adalah ukuran efisiensi dan
efektifitas atau dengan kata lain dapat menjadi pengertian prinsip rasionalisasi secara
bisnis prinsip efisiensi penggunaan sumberdaya. Produktifitas dan pengukurannya
dibagi menjadi dua macam: Phsycal productivity, pengukuran produktifitas secara
kualitatif seperti ukuran panjang, banyaknya unit, berat serta waktu dan banyaknya

6
Anonym, 2011. http://bunglog11.blogspot.com/2012/01/teori-produksi.html. diakses tanggal 15 Oktober
2020.

8
tenaga kerja dan Value Product, Pengukuran produktifitas dengan ukuran nilai uang
yang dinyatakan dalam rupiah dan mata uang lainnya.
Pengukuran produktifitas tenaga kerja merupakan efisiensi penggunaan sumberdaya
manusia dalam menghasilkan output tertentu. Pengukuran produktifitas tenaga kerja
hanya memfokuskan sepenuhnya pada hubungan mata rantai mengenai aktivitas
secarafisik dan sejauh mana sumberdaya yang digunakan dalam system produksi.
Difinisi kerja, produktifitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai
(output) dengan seluruh sumberdaya yang digunakan (input) per satuan waktu. Secara
teknis operasional peningkatan produktifitas diwujudkan dalam: Pertama, Jumlah
produksi yang sama diperoleh dengan menggunakan sumberdaya yang kurang. Kedua,
Jumlah produksi yang lebih besar diperoleh dengan menggunakan sumberdaya yang
kurang. Ketiga, jumlah produksi yang lebih besar diperoleh dengan pertambahan
sumberdaya yang relative kecil.
Pengertian produktivitas kerja menurut pusat produktivitas nasional Departemen
Tenaga Kerja (2006) adalah produktifitas kerja adalah salah satu sikap mental yang
selalu berusaha dan mempunyai pandangan bahwa suatu kehidupan hari ini lebih baik
dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. 7Dalam kegiatan proses produksi,
tenaga kerja merupakan salah satu factor produksi yang sangat penting. Hal ini
disebabkan karena tenaga kerja mempunyai fungsi untuk mengkombinasikan faktor-
faktor produksi lain dalam menghasilkan sejumlah output untuk melihat kemajuan dari
kualitas tingkat industry dapat dilihat dari besar kecilnya nilai produktifitas tenaga kerja
tersebut. Penggunaan produktifitas diperlukan untuk melihat sejauh mana kondisi
tenaga kerja dalam melakukan proses produksi dan tingat efisiensi penggunaan tenaga
kerja dalam proses produksi.
Produktivitas diartikan sebagai hubungan antara keluaran (barang atau jasa) dengan
masukan (tenaga kerja, bahan, uang). Produktifitas adalah ukuran efisiensi produktif.
Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan. Masukan sering dibatasi dengan
tenaga kerja sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik, bentuk dan nilai
(Sutrisno, 2015:99).
Secara teknis produktifitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dan
keseluruhan sumberdaya yang dipergunakan, produktifitas tenaga kerja merupakan
perbandingan antara hasil yang dicapai dengan pasar tenaga kerja per satuan waktu dan

7
Thian Apriza Pratama,” Pengaruh Produktifitas dan Biaya Madya Terhadap Nilai Tambah Industri Furniture
Dari Kayu di Indonesia”, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 12 No. 2 (Desember 2014) Hal : 118-128

9
sebagai tolak ukur jika ekspansi dan aktifitas dari sikap sumber yang digunakan selama
produktifitas berlangsung dengan membandingkan jumlah yang dihasilkan dengan
setiap sumber yang digunakan.
Menurut Sunyoto (2012:41) secara filosofi, produktifitas merupakan sikap mental
yang selalu berusaha dan mempunyai pandangan bahwa suatu kehidupan hari ini lebih
baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.
Menurut Umar (2005:25) produktifitas adalah sikap mental yang selalu
berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan
hari esok lebih baik dari hari ini. Upaya Peningkatan Produktifitas Bahwa peningkatan
produktifitas kerja dapat dilihat sebagaima salah keperilakuan, tetapi juga dapat
mengandung aspel-aspek teknis.
Faktor-faktor penentu keberhasilan meningkatkan produktifitas kerja. Adapun faktor-
faktor tersebut menurut Sutrisno(2015:105) adalah sebagai berikut:
1. Perbaikan terus menerus. Dalam upaya meningkatkan produktifitas kerja, salah
satu implikasinya ialah bahwa seluruh komponen organisasi harus melakukan
perbaikan secara terus menerus8.
2. Peningkatan mutu hasil pekerjaan. Berkaitan erat dengan upaya melakukan
perbaikan secara terus menerus ialah peningkatan mutu hasil pekerjaan oleh
semua orang dan segala komponen organisasi.
3. Pemberdayaan sumberdaya manusia. Bahwa sumberdaya manusia merupakan
unsure yang paling strategis dalam organisasi. Karena itu memberdayakan SDM
merupakan etos kerja yang sangat mendasar yang harus dipegang teguh oleh
manajemen dalam hierarki organisasi.

Menurut Sutrisno, indikator produktifitas kerja adalah sebagai berikut :

1. Kemampuan.
Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang
karyawan sangat bergantung pada keterampilan dimiliki serta profesionalisme
mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk menyelesaikan tugas-tugas
yang diembannya kepada mereka.
2. Meningkatkan hasil yang dicapai.

8
Sudarmin Manik, Nova syafrina. “faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas kerja karyawan pada
bank danamo simpan pinjam” Jurnal Kajian Ekonomi Islam. Vol. 3 No. 1 (juni). Hal. 60

10
Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu
yang dapat dirasakan oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil
pekerjaan tersebut. Jadi, upaya memanfaatkan produktivitas kerja bagi masing-
masing yang terlibat dalam suatu pekerjaan.
3. Semangat kerja.
Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat
dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian
dibandingkan dengan hasil sebelumnya9.
4. Pengembangan diri.
Mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja. Pengembangan
diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang
akan dihadapi. Sebab semakin kuat tantangannya, pengembangan diri mutlak
dilakukan10. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan
sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan kemampuan.
5. Mutu. Berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari masa lalu.
Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja
seorang pegawai. Jadi, meningkatkan mutu untuk memberikan hasil yang
terbaik yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya
sendiri.
6. Efisiensi.
Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumberdaya yang
digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas yang
memberikan pengaruh yang signifikan bagi karyawan.
Menurut Sutrisno (2015:103) ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas
kerja karyawan, yaitu:
1. Pelatihan. Latihan kerja dimaksudkan untuk melengkapi karyawan dengan
keterampilan dan cara yang tepat untuk menggunakan peralatan kerja. Untukitu,
latihan kerja diperlukan bukan saja sebagai pelengkap akan tetapi sekaligus
untuk memberikan dasar-dasar pengetahuan.
2. Mental dan kemampuan fisik karyawan. Keadaan mental dan fisik karyawan
merupakan hal yang sangat penting untuk menjadi perhatian bagi organisasi

9
Thian Apriza Pratama,”Pengaruh Produktifitas dan Biaya Madya Terhadap Nilai Tambahan Industri
Furnute dari Kayu di Indonesia” Jurnal Ekonomi Pengembangan, Vol.13 No. 2 (Desember 2014). Hal. 118
10
Ibid, hal. 118

11
sebab keadaan fisik dan mental mempunyai hubungan yang erat dengan
produktivitas kerja karyawan.
3. Hubungan antara atasan dan bawahan. Hubungan atasan dan bawahan akan
mempengarauhi kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Bagaimana pandagan
atasan terhadap karyawan, sejauh mana karyawan diikut sertakan dalam
penentuan tujuan.
Menurut Sunyoto, (2012:42) :
1. Pendidikan.
Pendidikan adalah suatu upaya mengembangkan potensi manusia, sehingga
mempunyai kemampuan untuk mengelola sumberdaya alam yang tersedia untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat (Notoatmodjo, 2009:2)11.
2. Pelatihan.
Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada
suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggungjawabnya. Supaya
efektif, pelatihan harus mencukupi pengalaman belajar, aktivitas-aktivitas yang
terencana dan didesain sebagai jawaban atas kebutuhan yang berhasil
diidentifikasikan. Pelatihan sering dianggap sebagai aktivitas yang paling dapat
dilihat dan paling umum dari semua aktivitas kepegawaian. Para majikan
menyokong pelatihan karena melalui pelatihan para pegawai akan menjadi lebih
terampil, dan karenanya lebih produktif.
3. Motivasi
Motivasiter bentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja.
Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah
untuk mencapai tujuan organisasi. Sikap mental seorang pegawai harus sikap
mental yang siap secara psikofisik (siap secara mental, fisik, tujuan dan
istimewa).
E. Biaya Produksi Jangka Pendek

Biaya Produksi Jangka Pendek yaitu jangka waktu dimana perusahaan telah dapat
menambah faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Atau juga
bisa disebut biaya yang menunjukkan sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah

11
Sudarmin Manik, Nova syafrina. “faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas kerja karyawan pada
bank danamo simpan pinjam” Jurnal Kajian Ekonomi Islam. Vol. 3 No. 1 (juni). Hal. 60

12
jumlahnya. Dalam biaya produksi jangka pendek ditinjau dari hubungannya dengan
produksi di bagi menjadi 2 yaitu12:

1. Dalam hubungannya dengan tujuan biaya


a. Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara
langsung pada suatu proses tertentu ataupun output tertentu. Sebagai contoh
adalah biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Begitu juga dengan supervise, listrik, dan biaya overhead
lainnya yang dapat langsung ditelusuri pada departemen tertentu.
b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat
diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu atau output
tertentu, misalnya biaya lampu penerangan dan Air Conditioning pada suatu
fasilitas.
2. Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan
a. Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost/FC)
Biaya Tetap Total adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun
perusahaan tidak berproduksi. Biaya tetap merupakan biaya setiap unit
waktu untuk pembelian input tetap. Misalnya : gaji pegawai, biaya
pembuatan gedung, pembelian mesin-mesin, sewa tanah dan lain-lain. Biaya
tetap dapat dihitung sama seperti biaya variabel, yaitu dari penurunan rumus
menghitung biaya total. Penurunan rumus tersebut, adalah:

TC = FC + VC

FC = TC – VC

Keterangan: TC = Biaya total (Total Cost)

FC = Biaya tetap (Fixed Cost)

VC = Biaya Variabel (Variable Cost)

12
Suherman Rosyidi Pengantar Teori Ekonomi. Surabaya : PT Rajagrafindo Persada, 2005. Hal 36.

13
Biaya tetap (FC) adalah biaya yang besarnya tidak berubah seiring dengan
berubahnya jumlah produksi (Q). Berapapun jumlah produksi apakan mengalami
kenaikan atau penurunan, maka jumlah biaya (P) yang dikeluarkan adalah tetap.

b. Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost/VC)


Biaya Variabel Total adalah biaya yang dikeluarkan apabila berproduksi dan
besar kecilnya tergantung pada banyak sedikitnya barang yang diproduksi.
Semakin banyak barang yang diproduksi biaya variabelnya semakin besar,
begitu juga sebaliknya. Biaya variabel rata-rata dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu:

VC = TC – FC

Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besarnya berubah searah dengan
berubahnya jumlah produksi. Itulah sebabnya kurva VC ini mengarah ke kanan
atas.

c. Biaya Total (Total Cost/TC)


Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan
perusahaan yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Dengan kata
lain, biaya total adalah jumlah biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

TC = FC + VC

Biaya variabel merupakan unsur biaya total karena biaya total memiliki sifat
yang juga dimiliki oleh biaya variabel, yaitu bahwa besarnya biaya total itu
berubah-ubah seiring dengan berubah-ubahnya jumlah output yang
dihasilkan.

Biaya Total (TC) adalah penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel. Kurva
TC memiliki bentuk yang persis sama dengan bentuk kurva Variabel Cost
(VC), serta antara keduanya terpisah oleh suatu jarak vertikal yang selalu
sama.

d. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost/AFC)


Biaya Tetap Rata-Rata adalah hasil bagi antara biaya tetap total dan jumlah
barang yang dihasilkan. Rumus :

14
AFC = FC/Q
Keterangan: FC = Biaya Tetap Total

Q = Kuantitas

e. Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variabel Cost/AVC)


Biaya variabel rata-rata adalah biaya variable satuan unit produksi.
Rumusnya: AVC = VC/Q
keterangan: VC = Biaya Variabel Total
Q = Kuantitas
f. Biaya Total Rata-Rata (Average Cost/AC)
Average Cost adalah biaya total rata-rata yang dapat dihitung dari Total
Cost dibagi banyaknya jumlah barang tertentu (Q). Nilainya dihitung
menggunakan rumus di bawah ini:

AC= TC /Q atau (VC+FC)/Q

AC= AVC+AFC

* Biaya Tetap Rata-Rata (AFC)

Kurva AFC merupakan sebuah garis lengkung yang mengarah ke kanan


bawah. Hal itu dikarenakan kedua ujung kurva AFC tidak pernah
menyinggung ataupun memotong sumbu-sumbunya. Semakin tinggi jumlah
output, semakin rendah nilai AFC.

*Biaya Variabel Rata-Rata(AVC)

Biaya variabel rata-rata adalah biaya per satuan output. Bentuk kurvanya
menyerupai huruf U. Kurva AVC akan menurun karena tergantung kepada
besar kecilnya output(Q).

*Biaya Total Rata-Rata (AC)

Biaya total rata-rata adalah biaya total per satuan output. Bentuk kurvanya
juga menyerupai huruf U, namun memiliki perbedaan dengan biaya variabel.
Bedanya adalah AC turun dengan cepat tetapi naik dengan perlahan-lahan,
atau dengan perkataan lain, bagian kiri kurva itu lebih curam dibanding
dengan bagian kanannya.

15
g. Biaya Marginal (Marginal Cost/MC)
Biaya Marginal adalah tambahan biaya yang disebabkan karena tambahan
satu unit produksi. Biaya marginal diperoleh dari selisih Total Cost dan
selisih kuantitas dari barang yang diproduksi. Sehingga dapat dirumuskan:

MC = dTC/dQ Atau MC = TCn – TCn-1

Oleh karena tambahan produksi satu unit output tidak akan menambah
ataumengurangi biaya produksi tetap (FC), maka tambahan biaya marginal
iniakan menambah biaya variable total (VC).

*Biaya Marginal (MC)

Kurva biaya marginal juga menyerupai huruf U. Titik-titik yang dilalui oleh
kurva MC tidak tepat berada pada suatu tingkat output tertentu melainkan
berada diantara dua titik output.

h. Hubungan Antar Kurva-Kurva Biaya


Berkaitan dengan hal itu, antara kurva biaya marginal dengan kurva biaya
rata-rata maupun dengan kurva biaya variabel rata-rata terdapat hubungan
tertentu. Hubungan itu adalah:
1) Apabila MC < AVC, maka nilai AVC menurun (berarti kalau kurva MC
dibawah kurva AVC, maka kurva AVC sedang menurun).
2) Apabila MC > AVC maka nilai AVC akan semakin besar (berarti kalau
kurva MC diatas AVC, maka kurva AVC sedang menaik).

Sebagai akibat keadaan yang dinyatakan dalam (1) dan (2) maka kurva AVC
dipotong oleh kurva MC dititik terendah dari kurva AVC. Dengan cara yang
sama dapat dibuktikan bahwa kurva AC dipotong oleh kurva MC pada titik
terendah kurva AC.

Secara singkat, hubungan itu dapat dikatakan bahwa kurva biaya marginal
senantiasa memotong kurva biaya rata-rata dari bawah dan tepat melalui titiknya
yang terendah.

16
F. Biaya Produksi Jangka Panjang

Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input
yang akan digunakan. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan dengan
biaya tetap dan biaya berubah. Dalam jangka panjang semua biaya adalah variabel.
Karena itu biaya yang relevan dalam jangka panjang adalah biaya total, biaya variabel,
biaya rata-rata dan biaya marjinal. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan
biaya variabel dan sama dengan biaya marjinal.13

Cara meminimumkan biaya dalam jangka panjang dapat memperluas kapasitas


produksinya, ia harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (plan size) yang akan
meminimumkan biaya produksi dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik dapat
digambarkan kurva biaya rata-rata. (AC). Sehingga analisis mengenai bagaimana
produsen menganalisis kegiatan produksinya dalam usaha meminimumkan biaya dapat
dilakukan dengan memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda.

Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan yaitu tingkat produksi
yang akan dicapaiserta sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia.

1. Biaya Rata-Rata Jangka Panjang (Long-run Average Cost/LAC)


Biaya total rata-rata jangka panjang adalah biaya total dibagi jumlah output.
LAC = LTC/Q
Keterangan : LAC = Biaya rata-rata jangka panjang

Q = Jumlah output

Kurva LAC menunjukkan biaya produksi per-unit terendah untuk setiap output
pada setiap skala pabrik yang dapat dibangun. LAC menyinggung semua kurva
biaya rata-rata jangka pendek Short-run Average Cost (SAC) yang mencerminkan
semua alternatif perencanaan skala yang dapat dibangun oleh nperusahaan dalam
jangka panjang.

Kurva LAC bukanlah dibentuk berdasarkan kepada beberapa kurva AC saja,


tetapi berdasarkan kurva AC yang tidak terhingga banyaknya. Oleh karena kurva
AC banyak jumlahnya maka kurva LAC adalah suatu kurva yang berupa garis
lengkung yang berbentuk U. Kurva LAC tersebut merupakan kurva yang

13
Walter Aicholas. Teori Mikro Ekonomi. Jakarta Barat: Bima Pusaka Aksara, 1995. Hal 22

17
menyinggung berbagai kurva AC jangka pendek. Titik-titik persinggungan
tersebut merupakan biaya produksi yang paling optimum/minimum untuk
berbagai tingkat produksi yang akan dicapai pengusaha didalam jangak panjang.

2. Biaya Marginal Jangka Panjang (Long-run Marginal Cost/LMC)


Biaya marginal jangka panjang adalah tambahan biaya karena menambah
produksi sebanyak satu unit. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan
biaya variabel. Biaya marginal jangka panjang dapat dihitung dengan rumus:
LMC = ∂LTC/ ∂Q
Keterangan: LMC = Biaya marginal jangka panjang

∂LTC = Perubahan biaya total jangka panjang

∂Q = Perubahan output.

Kurva biaya marginal jangka panjang (LMC) mengukur perubahan biaya total
jangka panjang (LTC) per unit perubahan output. LTC untuk setiap tingkat output
dapat diperoleh dengan mengalikan output dengan LAC untuk setiap tingkat
output tersebut. Dengan menerakan nilai-nilai LMC pada pertengahan antara
tingkat output yang berurutan dan menghubungkan titik-titiknya, maka akan
diperoleh kurva LMC. Kurva ini berbentuk U dan mencapai titik minimum
sebelum kurva LAC mencapai titik minimumnya. Disamping itu, bagian kurva
LMC yang menarik akan melalui titik terendah kurva LAC tersebut.

3. Biaya Total Jangka Panjang (Long-run Total Cost/LTC)

Biaya total jangka panjang adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
seluruh output dan semuanya bersifat variabel. Biaya total jagka panjang dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:

LTC = LVC
Keterangan: LTC = Biaya total jangka panjang

LVC = Biaya Variabel jangka panjang

LTC untuk tiap tingkat output dapat kita peroleh dengan mengalikan output
dengan biaya rata-rata jangka panjang (LAC) pada tingkat output. Dengan
menerakan nilai LTC untuk berbagai tingkat output dan menghubungkan titik-

18
titiknya, maka akan didapat kurva LTC. Kurva LTC menunjukkan biaya total
minimum guna memproduksi tiap tingkat output pada skala operasi yang
diinginkan. Kurva LTC juga dinyatakan oleh kurva yang menyinggung semua
kurva biaya total jangka pendek (STC).

19
BAB III

PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan produksen untuk membeli faktor-
faktor yang digunakan untuk memproduksi dengan bertujuan untuk menghasilan
produksi. Terdapat dua konsep biaya produksi yaitu biaya produksi imlpicit dan biaya
ekspslisit. Produksi merupakan kegiatan kegiatan untuk mengelolah bahan baku baik
bahan tersebut mentah atau setengah jadi maupun barang yang jadi untuk menjadikan
sebuah benda yang memiliki nilai guna. Adapun tujuhan produksi adalah untuk
memenuhi kebutuhan konsumen atau manusia. Proses produksi dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis cara pelaksaksanaan yaitu produktifitas jangka pendek, produksi
jangka panjang, produksi terus menerus dan produksi berselingan.
Menurut Sukirno teori produktifitas adalah ukuran efisiensi dan efektifitas atau
dengan kata lain dapat menjadi pengertian prinsip rasionalisasi secara bisnis / prinsip
efisiensi penggunaan sumberdaya. Ada beberapa faktor-faktor yang menentukan
keberhasilan untuk meningkatkan produktifitas kerja yaitu dengan perbaikan yang terus
menerus, peningkatan mutu hasil pekerjaan,dan pemberdayaan sumberdaya manusia.
Adapun indikator kerja produktifitas adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas,
meningkatkan hasil yang telah dicapai, semangat dalam bekerja, pengembangan diri,
meningkatkan mutu yang lebih baik dari masa lalu, serta efesiensi.
Biaya produksi jangka pendek adalah jangka waktu dimana perusahaan telah dapat
untuk menambah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Biaya
produksi di tinjau dari hubungan dengan produksi dibagi menjadi dua yaitu dalam
hubungannya dengan tujuhan biaya (hubungan langung dan tidak langsung) dan
hubungan dengan perubahan volume kegiatan. Biaya jangka panjang adalah jangka
waktu diman perusahaan dapat menambah semua faktor produksi yang akan digunakan.
B. Saran
Banyak sekali kekurangan dalam makalah ini maka dari itu kami sangat
membutuhkan saran dan kritikan dari kalian semua, untuk menyempurnakan makalah
ini agar dapat menjadi bermanfaat bagi pembaca dan mendapatkan berkah allah swt.
Terimakasih.

20
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Ari. 2012. Analisis Biaya Produksi. Modul. Universitas Brawijaya.


Halim, Abdul. 1988. Dasar-dasar Akuntansi Biaya, Edisi 3. Penerbit BPFE: Yogyakarta.
Algifari. 2003. Ekonomi Mikro Teori dan Kasus. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPM:
Yogyakarta.
Amelia. 2013. Analisis Perhitungan Biaya produksi Menggunakan Metode Variable
Costing PT.Tropica Cocoprima. Universitas Sam Ratulangi: Manado.
Muhayani, Novita. 2016. Teori Biaya Produksi.
Soparto. 2006. Ekonomi. Permata : Jakarta.
Anonym, 2011. http://bunglog11.blogspot.com/2012/01/teori-produksi.html. diakses
tanggal 15 Oktober 2020
Thian Apriza Pratama, (2014)”Pengaruh Produktifitas dan Biaya Madya Terhadap Nilai
Tambahan Industri Furnute dari Kayu di Indonesia” Jurnal Ekonomi
Pengembangan, 13(2) .118
Sudarmin Manik, Nova syafrina. “faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas kerja
karyawan pada bank danamo simpan pinjam” Jurnal Kajian Ekonomi Islam. 3(1)
60.
Rosyidi, Suherman. 2005. Pengantar Teori Ekonomi. PT Rajagrafindo Persada:
Surabaya.
Aicholas, Walter. 1995. Teori Mikro Ekonomi. Bima Pusara Aksara: Jakarta Barat.

21

Anda mungkin juga menyukai