Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (APBN) DAN PERAN


PEMERINTAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia

Dosen Pengampu :

Bagus Setiawan, M. Pd

Disusun oleh kelompok 7 :

1. Prilia Nurdiah Ayu. F (12209193037)


2. Adimas Wijang Guritno (12209193085)
3. Lilik Utami (12209193087)
4. Khoirul Imam Hanafi (12209193088)

TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

DESEMBER 2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Penulis
mengucapkan syukur, atas nikmat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan pembuatan
makalah ini dengan judul “ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (APBN)
DAN PERAN PEMERINTAH” tepat pada waktunya.

Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu,
hingga dapat disusunya makalah ini. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada :

1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku rektor IAIN Tulungagung.


2. Ibu Dr. Hj. Binti Maunah, M. Pd. I selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Tulungagung
3. Dr. Dwi Astuti Wahyu Nurhayati. M.Pd. selaku ketua jurusan Tadris IPS di IAIN
Tulungagung.
4. Bapak Bagus Setiawan, M. Pd sebagai dosen Perekonomian Indonesia
5. Teman-teman kelas Tadris IPS 3-C
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Dalam hal ini
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, untuk dapat lebih
sempurnanya pembuatan makalah dalam masa mendatan. Penulis berharap dengan adnya
makalah ini dapat membantu proses pembelajara, khususnya dalam mata kuliah Perekonomian
Indonesia.

VDR, November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................................5
C. Tujuan...............................................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................................................6
A. Pengertian dan Ruang Lingkup APBN.........................................................................................................6
1. Pengertian APBN..........................................................................................................................................6
2. Ruang Lingkup APBN..................................................................................................................................7
B. Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).......................................................................8
C. Prinsip Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)....................................................................10
a. Prinsip Anggaran Defisit.............................................................................................................................10
b.  Prinsip Anggaran Dinamis..............................................................................................................................11
c.  Prinsip Anggaran Fungsional..........................................................................................................................11
D. Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).....................................................................12
a. Pendapatan Negara dan Hibah....................................................................................................................12
b. Belanja Negara............................................................................................................................................13
c. Pembiayaan.................................................................................................................................................16
d. Keseimbangan primer APBN......................................................................................................................16
e. Surplus atau defisit anggaran......................................................................................................................16
E. Proses penyusunan dan siklus APBN...............................................................................................................17
F. Peran pemerintah terhadap APBN.................................................................................................................18
G. Perkembangan dana pembangunan Indonesia...............................................................................................20
H. Perkiraan penerimaan negara.........................................................................................................................21
I. Dasar Perhitungan perkiraan penerimaan negara..........................................................................................22
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................................................24
A. Kesimpulan.....................................................................................................................................................24
B. Saran...............................................................................................................................................................25
DAFTAR RUJUKAN.................................................................................................................................................26

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan instrumen kebijakan
fiskal yang digunakan oleh pemerintah untuk menjalankan fungsinya dalam mengatur dan
mengarahkan perekonomian serta untuk menjalakan roda pemerintahan dengan cara
mengatur pengeluaran dan pendapatan negara. Dalam APBN 2017 dan jangka menengah
2018-2020, kebijakan yang akan ditempuh oleh pemerintah adalah kebijakan fiskal
bersifat ekspansif dengan target defisit yang semakin terkendali dan menurun pada tahun
2020. Kebijakan tersebut diarahkan untuk kegiatan produktif dalam rangka mengurangi
kemiskinan, mengatasi kesenjangan, menurunkan tingkat pengangguran, dan
meningkatkan kapasitas produksi melalui pembangunan infrastruktur terarah dengan tetap
menjaga keseimbangan makro.
Belanja negara dapat dikatakan berkualitas apabila efisien baik dari sisi alokasi,
teknis maupun ekonomi. Efisiensi alokasi terkait dengan alokasi belanja yang disesuaikan
dengan kebutuha n, tepat sasaran pada sektor-sektor kunci dan mendukung fungsi-fungsi
pokok. Efisiensi teknis merefleksikan bahwa belanja dilaksanakan dengan mekanisme
dan proses bisnis yang sederhana oleh birokrasi yang efisien sehingga dapat mempercepat
penyerapan. Efisiensi ekonomi berkaitan dengan peran belanja dapat menjaga stabilitas
ekonomi makro, mendukung pembangunan infrastruktur yang memadai guna mendukung
daya saing.
Kualitas belanja dapat diukur dari sejauh mana belanja tersebut bisa meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang tampak dari adanya output dan outcome yang produktif,
penggunaan yang memberikan manfaat yang optimal, dan nilai tambah positif yang
ditimbulkan. Masalah utama penganggaran selama ini karena penekanan diberikan pada
kontrol terhadap input bukan pada pencapaian output dan outcomes. Pendekatan
penganggaran ini disebut pendekatan tradisional yaitu pengalokasian menggunakan
konsep inkremental dan penyusunan berdasarkan pos belanja bukan berdasarkan kinerja

4
yang akan dicapai sehingga hal tersebut menimbulkan pengalokasian sumber daya yang
jumlahnya terbatas tidak efisien.
Reformasi dalam bidang pengelolaan keuangan negara dimulai sejak
dikeluarkannya paket kebijakan undang-undang keuangan negara, yang terdiri dari
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-undang Nomor 15 Tahun
2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, dan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional. Hal ini telah menandai dimulainya era baru dalam pengelolaan keuangan
negara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan ruang lingkup Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN)?
2. Apa fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ?
3. Bagaimana prinsip-prinsip Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ?
4. Bagaimana struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ?
5. Bagaimana proses penyusunan dan siklus APBN ?
6. Bagaimana peran pemerintah terhadap APBN?
7. Bagaimana perkembangan dana pembangunan indonesia?
8. Bagaimana dasar perhitungan perhitungan penerimaan negara?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan ruang lingkup APBN
2. Mengetahui fungsi APBN
3. Mengetahui prinsip APBN
4. Mengetahui struktur APBN
5. Mengetahui proses penyusunan dan siklus APBN
6. Mengetahui peran pemerintah terhadap APBN
7. Mengetahui perkembangan dan pembangunan indonesia
8. Mengetahui dasar perhitungan penerimaan negara

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Ruang Lingkup APBN


1. Pengertian APBN
APBN merupakan bagian dari keuangan negara. Dalam teori anggaran terdapat
beberapa pendapat mengenai anggaran. Misalnya Burkhead and Winer mendefinisikan
anggaran sebagai rencana pengeluaran dan penerimaan negara untuk tahun mendatang
yang dihubungkan dengan rencana dan proyek-proyek untuk jangka waktu yang lebih
lama. Sedangkan Welsch memberikan definisi anggaran belanja negara sebagai
pedoman untuk membiayai tugas-tugas negara disegala bidang termasuk belanja
pegawai untuk jangka waktu tertentu, lazimnya satu tahun mendatang. Tugas-tugas
negara diselenggarakan demi kepentingan masyarakat (rakyat). Jadi masyarakat
dibebani biayai untuk penyelenggaraan tugas-tugas itu. Itulah sebabnya masyarakat
dikenakan pungutan-pungutan berupa pajak-pajak, bea dan cukai dan lain-lain
pungutan. Untuk memperkirakan berapa besarnya iuran-iuran (pungutan) itu maka
direncanakan anggaran pendapatan. Dari pendapat tersebut maka secara umum
pengertian terhadap anggaran negara adalah:
a. Mewujudkan suatu rencana keuangan negara/pemerintah
b. Mewujudkan suatu rencana pembangunan nasional
c. Mewujudkan suatu rencana anggaran belanja negara
d. Mewujudkan suatu rencana anggaran pendapatan negara
e. Berlaku selama satu tahun anggaran.
Pengertian secara khusus, dalam arti yang digunakan dalam praktek kenegaraan di
Indonesia, maka pengertian anggaran negara yang selanjutnya disebut APBN dapat
mengacu pada Pasal 23 Ayat 1 UUD 1945 (Perubahan), dimana dinyatakan bahwa,
”Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan
negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara
terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Pengertian pasal tersebut terdapat lima unsur dari APBN, yaitu:

6
1. APBN sebagai pengeloaan keuangan negara
2. APBN ditetapkan setiap tahun, yang berarti APBN berlaku untuk satu tahun
3. APBN ditetapkan dengan undang-undang
4. APBN dilaksanakan secara terbuka dan bertanggungjawab
5. APBN ditujukan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat(Ini menunjukan peran
ekonomi politik APBN).
Lebih lanjut pengertian APBN dijabarkan dalam UU No.17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, yang dimaksud dengan APBN adalah:
1. Rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR (Pasal
1, Angka 7).
2. Terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan (Pasal
11,Ayat2).
3. Meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31
Desember (Pasal 4).
4. Ditetapkan tiap tahun dengan undang-undang (Pasal 11,Ayat 1).
5. Mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan
stabilisasi (Pasal 3,Ayat 4).

2. Ruang Lingkup APBN


APBN mencakup seluruh penerimaan dan pengeluaran. Penerimaan berasal dari
perpajakan maupun non perpajakan, termasuk hibah yang diterima oleh pemerintah.
Pengeluaran atau belanja adalah belanja pemerintah pusat dan daerah. Jika terjadi
defisit, yaitu pengeluaran lebih besar dari penerimaan, maka dicari pembiayaannya
baik yang bersumber dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Seluruh penerimaan
dan pengeluaran tersebut ditampung dalam satu rekening yang disebut rekening
Benharawan Umum Negara (BUN) di Bank indonesia (BI). Pada dasarnya, semua
penerimaan dan pengeluaran pemerintah harus dimasukkan dalam rekening tersebut.
Sebagai pengecualian, pemerintah membuka beberapa rekening khusus di BI atau
bank pemerintah karena alasan-alasan sebagai berikut:
1. Untuk pengelola pinjaman luar negeri untuk proyek tertentu sebagaimana
disyaratkan oleh pemberi pinjaman.

7
2. Untuk mengadministrasikan dan mengelola dana-dana tertentu (seperti Dana
Cadangan, Dana Penjaminan Deposito).
3. Untuk mengadministrasikan penerimaan dan pengeluaran lainnya yang
dianggap perlu untuk dipisahkan dari rekening BUN, dimana suatu penerimaan
harus digunakan untuk tujuan tertentu.
Terkait dengan pengelolaan APBN, semua penerimaan dan pengeluaran harus
tercakup dalam APBN. Dengan kata lain pada saat pertanggungjawaban APBN, semua
realisasi penerimaan dan pengeluaran dalam rekening-rekening khusus harus
dikonsolidasikan ke dalam rekening BUN. Semua penerimaan dan pengeluaran yang
telah dimasukkan dalam rekening BUN adalah merupakan penerimaan dan
pengeluaran yang on-budget.

B. Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)


APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara
dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan,
mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabitas
perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum. APBN
mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban negara
dalam suatu tahun anggaran harus dimasukkan dalam APBN. Surplus penerimaan negara
dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran negara tahun anggaran berikutnya.

1. Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa APBN menjadi dasar untuk


melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
2. Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa APBN menjadi pedoman bagi
manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
3. Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa APBN menjadi pedoman untuk
menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan.

8
4. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa APBN harus diarahkan untuk
menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber
daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
5. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan APBN harus memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan.
6. Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa APBN menjadi alat untuk memelihara
dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian negara.

Dalam melaksanakan fungsi alokasi, pemerintah menyediakan barang-barang publik


yang ditujukan untuk mengalokasikan sumber daya yang ada untuk memenuhi
kepentingan bersama. Hal yang dilakukan yaitu dengan melakukan pendanaan untuk
berbagai program dan kegiatan dan investasi, seperti belanja untuk penyediaan berbagai
infrastruktur, maupun untuk membiayai berbagai pengeluaran atau belanja barang dan
jasa (konsumsi) pemerintah. Dalam menjalankan fungsi distributif negara berperan dalam
mengatur distribusi pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang slah satunya
diwujudkan dalam bentuk pajak. Hal yang dilakukan yaitu dengan pemberdayaan
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah, kurang beruntung atau
berkemampuan ekonomi terbatas dengan membentuk program-program pemberdayaan
maupun program bantuan. Program bantuan misalnya berupa Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Gerakan
Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), dan
lain-lain. Kemudian dalam fungsi stabilisasi pemerintah menjaga stabilitas ekonomi
melalui keseimbangan antara uang dan barang maupun jasa yang beredar. Hal yang
dilakukan pemerintah yaitu dalam bentuk melakukan subsidi terhadap beberapa
kebutuhan pokok masyarakat, misalnya subsidi kebutuhan sembilan bahan pokok
(sembako) dan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM)1.

C. Prinsip Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)


a. Prinsip Anggaran Defisit
Prinsip anggaran defisit adalah sebuah prinsip anggaran dengan pengeluaran
negara lebih besar daripada penerimaan negara. Intinya pemerintah rutin dan
1
APBN dan Peran Pemerintah di Indonesia

9
penerimaan pembangunan tidak mencukupi untuk membiayai seluruh pengeluaran
pemerintah. Dengan kata lain defisit APBN terjadi apabila pemerintah harus
meminjam dari bank sentral atau harus mencetak uang baru untuk membiayai
pembangunan. 2
Bedanya dengan prinsip anggaran berimbang adalah bahwa pada anggaran defisit
ditentukan :
1)  Pinjaman LN tidak dicatat sebagai sumber penerimaan melainkan sebagai
sumber pembiayaan.
2)  Defisit anggaran ditutup dengan sumber pembiayaan DN + sumber
pembiayaan LN (bersih)

 Rumus anggaran defisit


PNH – BN = DA
DAP = AP – TP
PbDN = PkDN + Non-Pk DN
PbLN = PPLN – PC PULN
Keterangan :
PNH : Pendapatan negara dan hibah
BN : Belanja negara
DA : Defisit Anggaran
PbDN : Pembiayaan DN
PkDN : Perbankan DN
Non-PkDN : Non-Perbankan DN
PbLN : Pembiayaan LN
PPLN : Penerimaan pinjaman LN
PCPULN : Pembayaran cicilan pokok Utang luar Negeri
BLN : Bantuan luar negeri
 Rumus Anggaran Berimbang
PDN – PR = TP
DAP = AP – TP

2
Dumairy. 1997. EKONOMI INDONESIA. Jakarta: Erlangga

10
Keterangan :
PDN : Pendapatan DN
PR : Pengeluaran Rutin
TP : Tabungan Pemerintah
DAP : Defisit Anggaran Pembangunan
AP : Anggaran Pembangunan
b.  Prinsip Anggaran Dinamis
Anggaran dinamis adalah prinsip anggaran yang selalu meningkat dibandingkan
anggaran tahun sebelumnya. Selain itu diusahakan meningkatkan pendapatan dan
penghematan dalam pengeluarannya, sehingga dapat meningkatkan tabungan
pemerintaha atau negara untuk kemakmuran masyarakat. 3 Anggaran dinamis dibagi
menjadi dua yaitu anggaran dinamis absolut dan anggaran dinamis relatif. Anggaran
bersifat dinamis absolut apabila Tabungan Pemerintah (TP) dari tahun ke tahun terus
meningkat atau dengan kata lain peningkatan jumlah tabungan pemerintah dari tahun
ke tahun sehingga kemampuan menggali sumber dalam negeri bagi pembiayaan
pembangunan dapat tercapai. Sedangakan Anggaran bersifat dinamis relatif apabila
prosentase kenaikan TP (DTP) terus meningkat atau prosentase ketergantungan
pembiayaan pembangunan dari pinjaman luar negeri terus menurun atau dengan lkata
lain semakin kecilnya persentase ketergantungan pembiayaan terhadap pinjaman luar
negeri.
c.  Prinsip Anggaran Fungsional
Anggaran fungsional berarti bahwa bantuan atau pinjaman LN hanya berfungsi
untuk membiayai anggaran belanja pembangunan (pengeluaran pembangunan) dan
bukan untuk membiayai anggaran belanja rutin. Prinsip ini sesuai dengan azas
“bantuan luar negeri hanya sebagai pelengkap” dalam pembiayaan pembangunan.
Artinya semakin kecil sumbangan bantuan/ pinjaman luar negeri terhadap pembiayaan
anggaran pembangunan, maka makin besar fungsionalitas anggaran. Semakin dinamis
anggaran dalam pengertian relatif, semakin baik tingkat fungsionalitas terhadap
pinjaman luar negeri.

3
Arsyad, liconlin. 1992. MIKROEKONOMI.Yogyakarta: BPFE-U

11
D. Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Struktur APBN dituangkan dalam suatu format yang disebut I-account. Dalam beberapa
hal, isi dari I-account sering disebut postur APBN. 4 Beberapa faktor penentu postur APBN
antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pendapatan Negara dan Hibah


Pendapatan Negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai
kekaya5an bersih. Pendapatan Negara terdiri atas Penerimaan Perpajakan, Penerimaan
Negara Bukan Pajak, dan Penerimaan Hibah. Besaran pendapatan negara dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain: indikator ekonomi makro yang tercermin pada asumsi
dasar makro ekonomi, kebijakan pendapatan negara, kebijakan pembangunan ekonomi,
perkembangan pemungutan pendapatan negara secara umum, kondisi dan kebijakan
lainnya. Contohnya, target penerimaan negara dari SDA migas turut dipengaruhi oleh
besaran asumsi lifting minyak bumi, lifting gas, ICP, dan asumsi nilai tukar. Target
penerimaan perpajakan ditentukan oleh target inflasi serta kebijakan pemerintah terkait
perpajakan seperti perubahan besaran pendapatan tidak kena pajak (PTKP), upaya
ekstensifikasi peningkatan jumlah wajib pajak dan lainnya.
1.) Penerimaan perpajakan
Penerimaan perpajakan adalah semua penerimaan yang terdiri dari pajak dalam
negeri dan pajak perdagangan internasional. Pajak dalam negeri adalah semua
penerimaan negara yang berasal dari pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai
barang dan jasa, pajak penjualan atas barang mewah, pajak bumi dan bangunan
bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, cukai, dan pajak lainnya. Pajak
perdagangan internasional adalah semua penerimaan negara yang berasal dari bea
masuk dan pajak/pungutan ekspor. Hingga saat ini struktur pendapatan negara
masih didominasi oleh penerimaan perpajakan, terutama penerimaan pajak dalam
negeri dari sektor nonmigas.
2.) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) merupakan lingkup keuangan negara
yang dikelola dan dipertanggungjawabkan sehingga badan pemeriksa keuangan
4
Hhtp://kholifahmimbarmaulanis.wordpress.com/2017/04/11/makalah-anggaran- pendapatan- dan-belanja-
negara-apbn/
5
APBN dan Peran Pemerintah di Indonesia

12
(BPK) sebagai lembaga audit yang bebas dan mandiri turut melakukan
pemeriksaan atas komponen yang mempengaruhi pendapatan negara dan
merupakan penerimaan negara sesuai dengan undang-undang. Laporan hasil
pemeriksaan BPK kemudian diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR), dewan perwakilan daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD).

b. Belanja Negara
Belanja negara adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih. Belanja negara terdiri atas belanja pemerintah pusat, dan transfer ke
daerah. Besaran belanja negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: asumsi
dasar makro ekonomi, kebutuhan penyelenggaraan negara, kebijakan pembangunan,
risiko (bencana alam, dampak krisis global) kondisi dan kebijakan lainnya. Contohnya,
besaran belanja subsidi energi dipengaruhi oleh asumsi ICP, nilai tukar, serta target
volume BBM bersubsidi.
1.) Belanja pemerintah pusat
Belanja pemerintah pusat adalah belanja yang digunakan untuk membiayai
kegiatan pembangunan pemerintah pusat, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di
daerah (dekonsentrasi dan tugas pembantuan). Belanja pemerintah pusat dapat
dikelompokkan menjadi: belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, pembiayaan
bunga utang, subsidi BBM dan subsidi non-BBM, belanja hibah, belanja sosial
(termasuk penanggulangan bencana), dan belanja lainnya. Belanja pemerintah pusat
menurut fungsi adalah sebagai fungsi pelayanan umum, fungsi pertahanan, fungsi
ketertiban dan keamanan, fungsi ekonomi, fungsi lingkungan hidup, fungsi
perumahan dan fasilitas umum, fungsi kesehatan, fungsi pariwisata, fungsi agama,
fungsi pendidikan, dan fungsi perlindungan sosial.
a) Belanja pegawai adalah kompensasi baik dalam bentuk uang atau barang,yang
harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah baik di dalam maupun luar neger
sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan
yang berkaitan dengan pembentukan modal. Pengeluaran rutin pegawai
meliputi: gaji dan pensiun, tunjagan beras, uang makan dan lauk pauk, lain-lain
belanja pegawai dalam negeri, dan belanja pegawai luar negeri. • Belanja

13
barang: belanja dalam negeri dan luar negeri. • Subsidi daerah otonom: belanja
pegawai dan non pegawai. • Bunga cicilan utang: utang dalam negeri dan luar
negeri. • Pengeluaran rutin lainnya: subsidi bahan bakar minyak dan lain-lain.
APBN dan Peran Pemerintah di Indonesia
b) Belanja barang dalam negeri dan luar negeri adalah pembelian barang dan jasa
yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun
yang tidak dipasarkan, termasuk biaya pemeliharaan serta biaya perjalanan.
c) Belanja modal adalah pengeluaran/belanja yang dikeluarkan dalam rangka
pembentukan modal, yang terdiri dari tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, jaringan, belanja modal lainnya, dan belanja modal non-fisik.
d) Pembayaran bunga utang adalah pembayaran atas biaya pinjaman yang
dihitung berdasarkan posisi pinjaman.
e) Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan pemerintah kepada perusahaan
atau lembaga yang memproduksi, menjual, mengekspor, atau mengimpor
barang dan jasa.
f) Belanja hibah adalah transfer rutin/modal yang sifatnya tidak wajib dari
pemerintah pusat kepada negara lain dan kepada organisasi internasional.
g) Bantuan sosial adalah transfer uang/barang yang diberikan kepada masyarakat
guna melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial.
2.) Transfer ke Daerah
Transfer ke daerah adalah dana yang dialokasikan untuk mengurangi ketimpangan
sumber pendanaan antara pusat dan daerah, mengurangi kesenjangan pendanaan
urusan pemerintahan antar daerah, mengurangi kesenjangan layanan publik antar
daerah, mendanai pelaksanaan otonomi khusus dan keistimewaan daerah.
Dalam kebijakan transfer ke daerah terdapat 4 alokasi dana, yaitu:
 Dana perimbangan
Merupakan dana yang bersumber dari pendapatan dalam APBN yang dialokasikan
untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. dana
yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan ke daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi yang terdiri
atas: Dana bagi hasil, yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang

14
dialokasikan ke daerah berdasarkan persentase tertentu demi mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
1. dana alokasi umum (DAU) yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi. dana yang bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan ke daerah dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antar daerah demi mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi. DAU tersebut dialokasikan dalam bentuk block
grant, yang penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada daerah;
2. Dana bagi hasil (DBH) yang dialokasikam kepada daerah berdasarkan angka
presentase untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan
Desentralisasi. DBH tersebut mencakup penyelesaian kurang bayar Rp.
11,9T.
3. Dana alokasi khusus bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan
khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
 Dana otonomi khusus
Dana yang diberikan kepada daerah daerah yang menjalankan otonomi khusus yaitu
provinsi papua, provinsi papua barat, dan provinsi aceh.
 Dana Penyesuaian, yaitu dana yang dialokasikan untuk membantu daerah dalam
rangka melaksanakan kebijakan pemerintah pusat dan membantu mendukung
percepatan pembangunan di daerah.
 Dana transfer lainnya merupakan dana yang dialokasikan kepada daerah untuk
melaksanakan kebijakan tertentu berdasarkan undang undang.

c. Pembiayaan
Besaran pembiayaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: asumsi dasar
makro ekonomi, kebijakan pembiayaan, kondisi, dan kebijakan lainnya.
 Pembiayaan Dalam Negeri meliputi: pembiayaan perbankan dalam negeri,
pembiayaan non perbankan dalam negeri, hasil pengelolaan aset, surat

15
berharga negara neto, pinjaman dalam negeri neto, dana investasi pemerintah,
dan kewajiban penjaminan.
 Pembiayaan Luar Negeri meliputi: Penarikan Pinjaman Luar Negeri, terdiri
atas Pinjaman Program dan Pinjaman Proyek, Penerusan pinjaman, dan
Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri (terdiri atas Jatuh Tempo dan
Moratorium).

d. Keseimbangan primer APBN


Keseimbangan primer merupakan selisih dari total pendapatan negara dikurangi
belanja negara diluar pembayaran bunga utang. Jika total pendapatan negara lebih
besar dari pada belanja negara di luar pembayaran bunga utang maka keseimbangan
primer akan positif, yang berarti masih tersedia dana yang cukup untuk membayar
bunga utang. Sebaliknya, jika total pendapatan negara lebih kecil dari pada belanja
negara di luar pembayaran bunga utang maka keseimbangan primer akan negatif,
yang berarti sudah tidak tersedia dana untuk membayar bunga utang. Dengan kata
lain, sebagian atau seluruh bunga utang dibayar dengan penambahan utang baru.6

e. Surplus atau defisit anggaran


Defisit atau surplus anggaran yaitu selisih antara penerimaan pemerintah dengan
pengeluaran pemerintah.Defisit anggaran terjadi apabila pengeluaran pemerintah
lebih besar daripada penerimaan pemerintah, dalam hal ini pengeluaran rutin lebih
besar dari tabungan yang dimiliki pemerintah. Pemerintah memiliki dua cara untuk
membiayai defisit anggaran, pertama pemerintah menaikkan penerimaan pemerintah
atau cara kedua pemerintah melakukan pinjaman luar negeri. Selain kedua cara
tersebut pemerintah sebenarnya juga dapat melakukan pencetakan uang baru untuk
membiayai defisit anggaran, tetapi pencetakan uang baru yang tidak terkendali dapat
menyebabkan inflasi7.

6
Postur APBN Indonesia 2014
7
“Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Defisit APBN Indonesia”. S. Ratnah.Jurnal Ekonomi Volume 3
Nomor 3.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pembangunan Indonesia Makassar.

16
E. Proses penyusunan dan siklus APBN
Terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam proses penyusunan RAPBN,
antara lain siklus APBN, kondisi ekonomi domestik dan internasional yang tercermin dalam
asumsi dasar ekonomi makro, berbagai kebijakan APBN dan pembangunan, parameter
konsumsi komoditas bersubsidi, kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan negara. resiko
fiscal dan kinerja pelaksanaan APBN dari tahun ke tahun. Siklus adalah putaran waktu yang
berisi rangkaian kegiatan secara berulang dengan tetap dan teratur. Oleh karena itu, Siklus
APBN dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang berawal dari perencanaan dan
penganggaran sampai dengan pertanggungjawaban APBN yang berulang dengan tetap dan
teratur setiap tahun anggaran. Secara ringkas, penggambaran siklus APBN disajikan pada
Siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Siklus APBN diawali dengan
tahapan kegiatan perencanaan dan penganggaran APBN.

Terkait penyusunan rencana anggaran (kapasitas fiskal), Pemerintah, BPS, Bank Indonesia
mempersiapkan asumsi dasar ekonomi makro yang akan digunakan sebagai acuan
penyusunan kapasitas fiskal oleh Pemerintah. Selain itu juga disiapkan konsep pokok-pokok
kebijakan fiskal dan ekonomi makro. Dalam tahapan ini, terdapat dua kegiatan penting yaitu:
perencanaan kegiatan (Perencanaan) dan perencanaan anggaran (Penganggaran). Dalam
perencanaan, para pemangku kepentingan terutama Kementerian Negara/Lembaga (K/L)
menjalankan perannya untuk mempersiapkan RKP/RKAKL yang mencerminkan prioritas
pembangunan yang telah ditetapkan oleh Presiden dan mendapat persetujuan DPR.

Setelah melalui pembahasan antara K/L selaku chief of operation officer (COO )dengan
Menteri Keuangan selaku chieffinancial officer(CFO) dan Menteri Perencanaan, dihasilkan
Rancangan Undang-Undang APBN yang bersama Nota Keuangan kemudian disampaikan
kepada DPR. 8
Setelah dilakukan pembahasan antara Pemerintah dan DPR, dengan
mempertimbangkan masukan 9 DPD, DPR memberikan persetujuan dan pengesahan sehingga
menjadi Undang-undang APBN, di mana tahapan kegiatan ini disebut penetapan APBN. Pada
tahapan selanjutnya, pelaksanaan APBN dilakukan oleh K/L dan Bendahara Umum Negara
dengan mengacu pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebagai alat pelaksanaan

8
Pokok-Pokok Siklus APBN Di Indonesia Penyusunan Konsep Kebijakan dan Kapasitas Fiskal Sebagai
LangkahAwal. Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat Jenderal Anggaran. 2014

17
APBN. Bersamaan dengan tahapan pelaksanaan APBN, K/L dan Bendahara Umum Negara
melakukan pelaporan dan pencatatan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
sehingga menghasilkan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang terdiri atas
Laporan Realisasi Anggaran(LRA), Neraca, Laporan Arus Kas(LAK), dan Catatan Atas
Laporan Keuangan(CALK). Atas LKPP tersebut, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
melakukan pemeriksaan,dan LKPP yang telah diaudit oleh BPK tersebut disampaikan oleh
Presiden kepada DPR dalam bentuk rancangan undang-undang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN untuk dibahas dan disetujui.

Di setiap tahapan siklus APBN, terdapat rangkaian aktivitas yang melibatkan masing-
masing pemangku kepentingan pengelolaan APBN. Proses pengelolaan APBN juga dibatasi
oleh jadwal atau time frame yang disepakati bersama oleh Pemerintah dan DPR. Dari setiap
rangkaian aktivitas yang dilakukan oleh setiap pemangku kepentingan pada setiap jadwal
yang telah ditetapkan tersebut dihasilkan keluaran (output) yang menjadi dasar penetapan
output untuk setiap tahapan berikutnya sehingga menjadi APBN.

F. Peran pemerintah terhadap APBN


Untuk mencapai tujuan nasional dalam rangka pelaksanaan pembangunan, pemerintah
harus melaksanakan kegiatan-kegiatan. Kegiatan pemerintah yang beragam dan kompleks itu
harus dilakukan berdasarkan suatu rencana kerja yang lengkap disertai dengan rencana
keuangan. Yang dimaksud dengan rencana keuangan adalah rencana kerja yang telah
diperhitungkan dengan uang. Suparmoko (2002) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
anggaran ialah suatu alat perencanaan tentang penerimaan dan pengeluaran di masa yang akan
datang, umumnya disusun dalam jangka waktu satu tahun. Sedangkan menurut Departemen
Keuangan (2004), Pasal 1 ayat (7) UU Nomor 17 Tahun 2003, APBN adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR. APBN merupakan
instrumen untuk membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabilitas
perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.

Murni (2006) mengatakan pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi suatu negara
mempunyai peran sebagai berikut:

18
 Mengatur kegiatan ekonomi melalui perundang-undangan dan peradilan.
 .Mengendalikan kestabilan ekonomi dalam arti mengendalikan ketersediaan barang
kebutuhan masyarakat.
 Menjaga keamanan dan ketahanan suatu negara baik dari dalam negeri maupun dari
luar negeri.
 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Agar peranan pemerintah tersebut dapat terwujud, pemerintah harus menyelenggarakan
beberapa fungsi yaitu berupa fungsi alokasi, fungsi distribusi dan fungsi stabilisasi. Fungsi
alokasi berkaitan dengan tugas pemerintah untuk mengalokasikan sumber daya yang ada
dalam suatu negara agar ketersediaan barang kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Fungsi
distribusi merupakan tugas pemerintah mengadakan penataan dan penyesuaian terhadap
distribusi pendapatan dan kekayaan masyarakat pada suatu keadaan yang adil dan merata.
Fungsi stabilisasi merupakan tugas pemerintah untuk menjaga kondisi perekonomian yang
stabil. Misalnya tingkat harga yang relatif stabil, ketersediaan barang kebutuhan dan
kesempatan kerja yang berimbang sesuai dengan kebutuhan. Peranan pemerintah di Indonesia
diwujudkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui
oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat
rencana penerimaan dan pengeluaran Negara selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31
Desember). APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara
dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabilitas
perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.9

G. Perkembangan dana pembangunan Indonesia


Dari segi prencanaan pembangunan Indonesia, APBN adalah merupakan konsep
perencanaan pembangunan yang memiliki jangka pendek, karena itulah APBN selalu disusun
setiap tahun. Seperti namanya, maka secara garis besar APBN terdiri dari pos-pos seperti
dibawah ini : Dari sisi penerimaan, terdiri dari pos penerimaan dalam negeri dan oenerimaan
pembangunan Sedangkan dari sisi pengeluaran terdiri dari pos pengeluaran ruin dan
9
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara279 ROWLAND B. F. PASARIBU

19
pengeluaran pembangunan APBN disusun agar pengalokasian dana pembangunan dapar
berjalan dengan memperhatikan prinsip berimbang dan dinamis. Hal tersebut perlu
diperhatikan mengingat tabungan pemerintah yang berasal dari selisih antara penerimaan
dalam negeri dengan pengeluaran rutin, belum sepenuhnya menutupi kebutuhan biaya
pembangunan Indonesia.
Meskipun dari PELITA ke PELITA jumlah tabungan pemerintah sebagai sumber
pembiayan pembangunan terbesar, terus mengalami peningkatan namun kontribusinya
terhadap keseluruhan dana pembangunan yang dibutuhkan masih jauh yang diharapkan.
Dengan kata lain ketergantungan dana pembangunan terhadap sumber lain, dalam hal ini
pinjaman luar negeri, masih cukup besar. Namun demikian mulai tahun terakhir PELITA I,
prosentase tabungan pemerintah sudah mulai besar dibanding pinjaman luar negeri. Hal ini
tidak terlepas dari peranan sektor migas yang saat itu sangat dominan, serta dengan dukungan
beberapa kebijaksanaan pemerintah dalam masalah perpajakan dan uapaya peningkatan
penerimaan negara lainnya.
Untuk menghindari terjadinya defisit anggaran pembangunan, Indonesia masih
mengupayakan sumber daya dari luar negeri, dan meskipun IGGI ( Inter Govermmental
Group On Indonesia) bukan lagi menjadi forum internasional yang secara formal membantu
pembiayaan pembangunan di Indonesia, namun dengan lahirnya CGI (Consoltative Group On
Indonesia) kebutuhan pinjaman luar negeri sebagai dana pembangunan masih dapat
diharapkan.10

H. Perkiraan penerimaan negara


Anggaran Pendapatan dan Belanja negara Secara garis besar sumber penerimaan negara
berasal dari :
1. Penerimaan dalam negeri Pertama,
penerimaan dalam negeri, untuk tahun-tahun awal setelah masa pemerintahan Orde
Baru masih cukup menggantungkan pada penerimaan dari ekspor minyak bumi dan
gas alam. Namun dengan mulai tidak menentukannya harga minyak dunia maka
mulai disadari bahwa ketergantungan penerimaan dari sekto migas perlu dikurangi.
Untuk keperluan itu, maka pemerintah menempuh beberapa kebijaksanaan
diantaranya:
10
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara286ROWLAND B. F. PASARI
20
- Deregulasi Bidang Perbankan (1 Juni 1983), yakni dengan mengurangi peran
bank sentral, serta lebih memberi hak kepada bank pemerintah maupun swasta
untuk menentukkan suku bunga deposito dan pinjaman sendiri. Dampak dari
deregulasi ini adalah meningkatkan tabugan masyarakat.
- Deregulasi Bidang Perpajakan (UU baru, 1 Januari 1984), untuk memperbaiki
penerimaan negara.
- Kebijaksanaan kebijaksanaan selanjutnya dapat menciptakan iklim usaha yang
lebih sehat dan mantap.
2. Penerimaan Pembangunan Meskipun telah ditempuh berbagai upaya untuk
meningkatkan tabungan pemerintah, namun karena laju pembangunan yang demikian
cepat, maka dana tersebut masih perlu dilengkapi dengan dan ditunjang dengan dana
yang berasal dari luar negeri (hutang bagi Indonesia) tersbut makin meningkat
jumlahnya, namun selalu diupayakan suatu mekanisme pemanfaatan dengan
perioritas sektor – sektor yang lebih produktif. Dengan demikian bantuan luar negeri
tersebut dapat dikelola dengan baik (terutama dalam hal pengembalian cicilan pokok
dan bunganya)
3. Perkiraan pengeluaran negara
Secara garis besar pengeluaran negara dikelompokan menjadi 2 yakni:
- Pengeluaran Rutin Pengeluaran rutin negara, adalah pengeluaran yang dapat
dikatakan selalu adalah dan telah terencana sebelumnya secara rutin,
diantaranya : a)Pengeluaran untuk belanja pegawai
b)Pengeluaran untuk belanja barang
c)Pengeluaran subsidi daerah otonom
d)Pengeluaran untuk membayar bunga dan cicilan hutange)
e) Pengeluaran lainnya
- Pengeluaran pembangunan Secara garis besar, yang termasuk dalam
pengeluaran pembangunan diantaranya adalah :
a) Pengeluaran pembangunan untuk berbagai departemen / lembaga negara,
diantaranya untuk membiayai proyek
b) proyek pembangunan sektoral yang menjadi tanggung jawab masing –
masing departemen / negara bersangkutan.

21
c) Pengeluaran pembangunan untuk anggaran pembangunan daerah (Dati I
dan II)
d) pengeluaran pembangunan lainnya

I. Dasar Perhitungan perkiraan penerimaan negara


Untuk memperoleh hasil perkiraan penerimaan negara, ada beberapa hal pokok yang
harus diperhatikan. Hal – hal tersebut adalah 11:
1. Penerimaan Dalam Negeri Dari Migas Faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah
Produksi minyak rata-rata perhari dan Harga rata-rata ekspor minyak mentah
2. Penerimaan Dalam Negeri Diluar Migas Faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah :
•Pajak penghasilan •Pajak pertambahan nilai •Bea masuk •Cukai •Pajak ekspor •Pajak
bumi dan banguan •Bea materai •Pajak lainnya •Penerimaan bukan pajak
•Penerimaan dari hasil penjualan BBM
3. Penerimaan Pembangunan
Terdiri dari penerimaan bantuan program dan bantuan proyek.
 Perkiraan penerimaan negara
Secara garis besar sumber penerimaan Negara berasal dari Penerimaan dalam
negeri dan Penerimaan pembangunan.
 Penerimaan dalam negeri
Pertama,penerimaan dalam negeri untuk tahun-tahun awal setelah masa
pemerintahan Orde baru masih cukup menguntungkan pada penerimaan dari
ekspor minyak bumi dan gas alam. Namun dengan mulai tidak menentunya
harga minyak dunia,maka mulai disadari bahwa ketergantungan penerimaan
dari sector migas perlu dikurangi.Untuk keperluan itu ,maka pemerintah
menempuh beberapa kebijaksanaan diantaranya :
-Deregulasi bidang perbankan (1 Juni 1983) yakni dengan mengurangi
peran bank sentral serta lebih memberi hak kepada bank pemerintah
maupun swasta untuk menentukan suku bunga deposito dan pinjaman
sendiri. Dampak dari deregulasi adalah meningkatnya tebungan
masyarakat.

11
APBN dan Peran Pemerintah di Indonesia

22
-Deregulasi bidang perpajakan (UU baru, 1 Januari 1984), untuk
memperbaiki penerimaan Negara
-Kebijaksanaan-kebijaksanaan lain yang selanjutnya dapat menciptakan
iklim usaha yang lebih sehat dan mantap.
 Penerimaan Pembangunan
Meskipun telah ditempuh berbagai upaya untuk meningkatkan tabungan
pemerintah, namun karena laju pembangunan yang demikian cepat, maka
dana tersebut masih perlu dilengkapi dengan dan ditunjang dengan dana yang
berasal dari luar negeri. Meskipun untuk selanjutnya bantuan luar negeri
(hutang bagi Indonesia) tersebut makin meningkatnya jumlahnya, namun
selalu diupayakan suatu mekanisme pemanfaatan dengan prioritas sektor-
sektor yang lebih produktif. Dengan demikian bantuan luar negeri tersebut
dapat dikelola dengan baik (terutama dalam hal pengembalian cicilan pokok
dan
bunganya).

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penejelasan diatas dapat disimpulkan:
1. Anggaran pendapatan dan belanja negara adalah suatu daftar yang memuat rincian
pendapatan dan pengeluaran negara untuk waktu tertentu, biasanya berjangka satu
tahun.
2. APBN memiliki beberapa fungsi seperti fungsi otoritas, fungsi perencanaan, fungsi
pengawasan, fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi stabilisasi
3. APBN disusun untuk mempertahankan prinsip anggaran berimbang, prinsip dinamis,
dan prinsip fungsional.
4. Struktur APBN meliputi pendapatan negara dan hibah, belanja negara, keseimbangan
primer APBN, pembiayaan, surplus atau defisit anggaran.
5. Proses penyusunan dan siklus APBN meliputi: 1. review kerangkan pengangguran
jangka Panjang (long-termbudget framework-LTBF), kerangka pengangguran jangka
menengah (medium termbudget framework- MTBF) dan rencana pembangunan
jangka menengah rasioanal(RPJMN). 2. Penyusunan konsep arahan presiden yang
kemudian akan menjadi konsep kebijakan fiskal (APBN). 3. Perumusan usulan
asumsi dasar ekonomi makro dan parameter APBN, 4. Perumusan usulan besaran
APBN (defisit, pendapatan,belanja, dan pembiayaan)
6. Peran pemerintah meliputi Mengatur kegiatan ekonomi melalui perundang-undangan
dan peradilan, Mengendalikan kestabilan ekonomi dalam arti mengendalikan
ketersediaan barang kebutuhan masyarakat, Menjaga keamanan dan ketahanan suatu
negara baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, Meningkatkan pertumbuhan
ekonomi.
7. Dari segi prencanaan pembangunan Indonesia, APBN adalah merupakan konsep
perencanaan pembangunan yang memiliki jangka pendek, karena itulah APBN selalu
disusun setiap tahun. Seperti namanya, maka secara garis besar APBN terdiri dari
pos-pos seperti dibawah ini : Dari sisi penerimaan, terdiri dari pos penerimaan dalam
negeri dan oenerimaan pembangunan Sedangkan dari sisi pengeluaran terdiri dari pos

24
pengeluaran ruin dan pengeluaran pembangunan APBN disusun agar pengalokasian
dana pembangunan dapar berjalan dengan memperhatikan prinsip berimbang dan
dinamis
8. Perkiraan penerimaan negara dapat dilihat melalui 3 hal yakni penerimaan dalam
negeri pertama, penerimaan pembangunan, dan perkiraan pengeluaran negara
9. Dasar perhitungan perkiraan penerimaan negara meliputi Penerimaan Dalam Negeri
Dari migas, Penerimaan Dalam Negeri Diluar Migas, Penerimaan Pembangunan

B. Saran
Demikian makalah yang kami sajikan, penulis menyadari mungkin jauh dari kata
sempurna. Akan tetapi bukan berarti makalah ini tidak berguna. Besar harapan yang
terpendam dalam hati semoga makalah ini dapat bermanfaaat bagi pembaca dan dapat
menjadi referensi serta menambah pengetahuan bagi kita sebagai pelajar.

25
DAFTAR RUJUKAN

APBN dan Peran Pemerintah di Indonesia

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara286ROWLAND B. F. PASARI

Pokok-Pokok Siklus APBN Di Indonesia Penyusunan Konsep Kebijakan dan


Kapasitas Fiskal Sebagai LangkahAwal. Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat
Jenderal Anggaran

Postur APBN Indonesia 2014

“Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Defisit APBN Indonesia”. S.


Ratnah.Jurnal Ekonomi Volume 3 Nomor 3.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Pembangunan Indonesia Makassar.

Hhtp://kholifahmimbarmaulanis.wordpress.com/2017/04/11/makalah-anggaran-
pendapatan- dan-belanja-negara-apbn/

Arsyad, liconlin. 1992. MIKROEKONOMI.Yogyakarta: BPFE-U

Dumairy. 1997. EKONOMI INDONESIA. Jakarta: Erlangga

26

Anda mungkin juga menyukai