Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL


Diajukan untuk memenuhi tugas Pengantar Ekonomi Dan Bisnis

DOSEN PEMBINA :

IR.ISTIQOMAH, MM

DISUSUN OLEH :

1. NAFIZA PUTRI RIFLYN (222124987)


2. WINDY EKA PRASASTI (222125298)
3. AHMAD ABDUL BASID (222125097)

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS WIDYA GAMA LUMAJANG


PROGRAM STUDI MANAJEMEN

TAHUN AJARAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya sehingga makalah yang berjudul “Perhitungan Pendapatan
Nasional” dapat tersusun dengan baik. Kami juga mengucapkan banyak terima
kasih atas dukungan dari dosen pembimbing dan teman teman semuanya.

Makalah kami ini sedikit banyak mengambarkan apa itu pendapatan nasional
dan juga bagaimana cara menghitung pendapatan nasional itu.  Semoga makalah
ini bisa menjawab mengenai sedikit banyaknya tentang pendapatan nasional itu.
Kami sangat menyadari makalah ini jauh dari kata kesempurnaan, maka dari
itu kritik dan saran dari segala pihak baik dosen pembimbing maupun teman –
teman sekalian sangat saya butuhkan demi untuk menyempurnakan makalah ini

Akhir kata atas segala perhatian kami ucapkan terima kasih.


Wassalamualaikum Wr.Wb

Lumajang, Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I ...........................................................................................................................................................
PENDAHULUAN........................................................................................................................................

1.1  LATAR BELAKANG MASALAH..............................................................................................


1.2  RUMUSAN MASALAH ..............................................................................................................
1.3  MAKSUD DAN TUJUAN ...........................................................................................................

BAB II..........................................................................................................................................................
PEMBAHASAN...........................................................................................................................................

2.1  DEFINISI PENDAPATAN NASIONAL.....................................................................................


2.2  PENDAPATAN NASIONAL MENURUT BEBERAPA AHLI ................................................
2.3  KONSEP PENDAPATAN NASIONAL......................................................................................

A.  Produk Domestik Bruto (GDP).....................................................................................................


B.  Produk Nasional Bruto (GNP) .....................................................................................................
C.  Pendapatan Nasional Neto (NNI)..................................................................................................
D.  Pendapatan Perseorangan (PI).....................................................................................................
E.  Pendapatan Disposibel/Disposible Income (DI)...........................................................................

2.4  TIGA TIPE PENDEKATAN NEGARA.....................................................................................

1.  PENDEKATAN PENDAPATAN...................................................................................................
2.  PENDEKATAN PRODUKSI.........................................................................................................
3.  PENDEKATAN PENGELUARAN...............................................................................................

CONTOH PENDAPATAN NASIONAL...................................................................................................

2.5  FAKTOR-FAKTOR PENDEKATAN NASIONAL...................................................................


2.6  PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL (Y) .................................................................

1.    PERHITUNGAN PENDEKATAN DUA SEKTOR...................................................................


2.    PERHITUNGAN PENDEKATAN TIGA SEKTOR..................................................................
3.    PERHITUNGAN PENDEKATAN EMPAT SEKTOR..............................................................

2.7  PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA (K)..........................................................................

1.  PER HITUNGAN ANGKA PENGGANDA DUA SEKTOR.......................................................


2.  PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA TIGA SEKTOR......................................................
3.  PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA EMPAT SEKTOR..................................................

2.8  MANFAAT PENDEKATAN NASIONAL..................................................................................

BAB III.........................................................................................................................................................
PENUTUP....................................................................................................................................................

3.1  KESIMPULAN.............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1      LATAR BELAKANG MASALAH

Sebagai seorang manusia pasti akan membutuhkan materi (uang) untuk kelangsungan hidupnya.
Materi atau uang sangat berhubungan erat dengan pendapatan. Dalam hal ini adalah uang. Uang
adalah salah satu bentuk pendapatan. Lalu apa itu pendapatan ? pendapatan adalah salah satu
bentuk pencarian uang dengan cara bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi
pendapatan memegang peranan yang sangat penting untuk kehidupan manusia. Dengan adanya
pendapatan yang berupa uang manusia dapat membeli, memiliki sesuatu sesuai keinginannya.
Pendapatan nasional suatu negara merupakan satu hal yang sangat penting untuk kesejahteraan
warga negaranya. Di indonesia ini sudah banyak sektor sektor seperti pertanian, perkebunan, ,
industri, pariwisata, perbankan dan masih banyak sektor yang lain berlomba-lomba
menghasilkan pendapatan yang tinggi guna menghidupi usaha yang mereka jalani agar tetap bisa
bertahan. Di lain sisi, kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh berbagai sektor tersebut juga
akan memberikan pendapatan nasional bagi Negara.
Berbicara tentang aspek penting untuk kemajuan bangsa adalah pendapatan nasionalnya. Ketika
pendapatan nasional suatu negara tinggi maka menunjukkan bahwa sumber daya manusia yang
dimiliki produktif, dengan begitu maka kemajuan suatu negara akan mudah tercapai. Dengan
begitu kehidupan masyarakat serta devisa negara akan tetap terjaga dan tidak akan terjadi
gangguan atau halangan dari pihak lain untuk meraih kesejahteraan dan kemakmuran.
           
1.2   RUMUSAN MASALAH
1.      Pengertian dan definisi pendapatan nasional
2.      Pengertian pendapatan nasional menurut beberapa ahli
3.      Konsep pendapatan nasional
4.      Tiga tipe pendekatan negara
5.      Faktor –faktor yang mempengaruhi pendekatan nasional
6.      Perhitungan pendapatan nasional
7.      perhitungan angka pengganda
8.      manfaat pendekatan nasional

1.3    MAKSUD DAN TUJUAN


Tujuan dari makalah ini adalah
1.      Untuk mengetahui pengertian dan definisi pendapatan nasional
2 Untuk mengetahui pengertian Maksud dari makalah ini adalah untuk memberikan
penjelasan secara rinci  mengenai pendapatan nasional agar para membaca dapat memahami
secara keseluruhan tentang pendapatan nassional
3.      pendapatan nasional menutut beberapa ahli
4.      Untuk mengetahui bagaimana konsep-konsep pendapatan nasional
5.      Untuk mengetahui tiga tipe pendekatan nasional
6.      Untuk mengetahui berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi pendekatan nasional
7.      Untuk mengetahui cara menghitung pendapatan nasional
8.      Untuk mengetahui cara menghitung angka pengganda
9.      Untuk mengetahui manfaat pendekatan nasional
BAB II

PEMBAHASAN
2.1  DEFINISI PENDAPATAN NASIONAL

Pada dasarnya pendapatan nasional terdiri dari dua kata yakni pendapatan dan nasional.
Pendapatan merupakan segala sesuatu yang dihasilkan dan diterima oleh setiap individu baik dari
kerja ataupun usahanya. Sedangkan nasional berarti suatu negara. Bila diartikan dari gabungan
dua kata dasar tersebut pendapatan nasional diartikan sebagai nilai atau jumlah dari setiap hal
yang bisa dihasilkan atau diciptakan oleh sebuah negara.

Namun jika diartikan secara lengkap pendapatan nasional adalah jumlah total dari semua
nilai produk suatu negara baik yang berbentuk barang atupun jasa yang dihasilkan ataupun
diperoleh dari segala sektor diantaranya sektor ekonomi, masyarakat maupun sektor ekonomi
pemerintahan dalam kurun waktu 1 tahun.

2.2   PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL MENURUT BEBERAPA AHLI

 Menurut Sadono Sukirno

Dalam bukunya "Teori Pengantar Makroekonomi" edisi 3,hal.17

Pendapatan nasional menggambarkan tingkat produksi negara yang dicapai dalam suatu tahun
tertentu dan perubahannya dari tahun ke tahun.

 Menurut Soediyono Reksopryitno

Dalam bukunya "Pengantar Ekonomi Makro" edisi 6

Pendapatan nasional adalah jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh


perekonomian suatu negara.

 Menurut N. Gregory Mankiw

Dalam bukunya "Pengantar Ekonomi Makro" edisi 3,hal.9

Pendapatan nasional (national income) adalah total pendapatan yang diperoleh penduduk suatu
negara dalam produksi barang dan jasa. Pendapatan nasional tidak menghitung pajak usaha tidak
langsung (seperti pajak penjualan) dan tidak menghitung subsidi usaha.

 Menurut Faried Wijaya

Pendapatan nasional adalah total nilai barang akhir dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara
dalam kurum waktu tertentu (1 tahun).
2.3   KONSEP PENDAPATAN NASIONAL

1. Produk Domestik Bruto (GDP)

Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan
jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara atau domestik
selama satu tahun.

GDP = Pendapatan Masyarakat DN (dalam negeri) + Pendapatan Asing DN

Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan
maupun instansi asing yang terkait, asalkan wilayah nya masih dalam wilayah suatu negara atau
domestik tersebut. Contohnya : seperti perusahaan X dari Jepang, yang mempunyai cabang di
Indonesia, hasil berupa barang dan jasa tersebut termasuk kedalam GDP. Barang yang
dihasilkan termasuk modal yang belum diperhitungkan, makanya bersifat bruto atau/kotor.

2. Produk Nasional Bruto (GNP)

Produk Nasional Bruto (Gross National Product) merupakan nilai produk berupa barang dan jasa
yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun, termasuk yang
dihasilkan oleh warga Negara tersebut yang dihasilkan diluar negeri. Contohnya
seperti seseorang pria dari Indonesia yang menjual pakaian di Malaisya, hasil berupa barang dan
jasanya termasuk dalam GNP.

GNP = Pendapatan WNI DN + Pendapatan WNI LN (luar negeri) – Pendapatan Asing


DN Produk Nasional Netto (NNP) NNP = GNP – depresiasi (penyusutan barang modal)

Penyusutan adalah penggantian barang modal bagi peralatan produksi yang dipakai dalam proses
produksi umumnya bersifat taksiran, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan meskipun relatif
kecil.

3. Net National Product (NNP)

Net National Product (NNP) adalah GNP dengan memperhitungkan adanya penyusutan. Kalau
GNP tadi kan kita hitung semuanya tuh, tanpa penyusutan, nah kalau di NNP, kita hitung juga
penyusutannya. Sehingga rumus NNP menjadi:

NNP = GNP – Penyusutan barang modal

NNP merupakan konsep pendapatan nasional yang dilihat hanya dari laba yang diperoleh, karena
tujuan dari NNP adalah untuk mencari netto atau nilai bersih dari suatu produksi. Berbeda
dengan GNP yang tujuannya adalah untuk mencari nilai brutonya
4. Pendapatan Nasional Neto (NNI)

Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) merupakan pendapatan yang dihitung menurut
jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.

NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung

Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti
pajak hadiah, pajak penjualan, dll.

5.Pendapatan Perseorangan (PI)

Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap
orang dalam masyarakat , temasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.
Misalnya gaji seorang pegawai negeri, maupun pendapatan pengusaha yang didapatkan secara
berantai.

PI = NNI – Pajak Perusahaan – Iuran – Laba Ditahan + Transfer Payment

Transfer Payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi,


melainkan diambil sebagian dari pendapatan nasional tahun lalu. Seperti pembayaran dana
pensiunan, tunjangan pengangguran, dan sebagainya. Pendapatan yang siap dibelanjakan Disebut
juga dengan Disposible Income yaitu pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli
barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.

DI = PI – Pajak Langsung

Pajak langsung adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, seperti
pajak pendapatan.

6. Pendapatan Disposibel/Disposible Income (DI)

Disposible Income adalah Personal Income setelah dikurangi pajak langsung (misalnya pajak
bumi dan bangunan, pajak kendaraan bermotor dan sebagainya). Disposible income merupakan
pendapatan yang siap digunakan, baik untuk keperluan konsumsi maupun ditabung.

Rumusan untuk menghitung DI adalah :  DI = PI - Pajak Langsung

Tabungan (saving) yang disimpan di lembaga keuangan resmi (Bank) akan dapat menambah
pendapatan nasional karena, saving ini akan dimanfaatkan untuk investasi, lewat investasi inilah
pendapatan nasional dapat meningkat.

Jika penjelasan tentang pendapatan nasional kita buat urutan akan terlihat seperti di bawah ini:

GDP > GNP > NNP > NNI > PI > DI


2.4  TIGA TIPE PENDEKATAN NEGARA

1. PENDEKATAN PENDAPATAN

Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa,


bunga,dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode
tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.

Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas jasa
atas factor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Kemampuan entrepreneur ialah
kemampuan dan keberanian mengombinasikan tenaga kerja, barang modal, dan uang untuk
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Balas jasa untuk tenaga kerja adalah
upah atau gaji. Untuk barang modal adalah pendapatan sewa. Untuk pemilik uang/aset finansial
adalah pendapatan bunga. Sedangkan untuk pengusaha adalah keuntungan. Total balas jasa atas
seluruh faktor

produksi disebut Pendapatan Nasional (PN).

Y=R+W+I+P

Ket :

Y = pendapatan nasional

R = rent = sewa

W = wage = upah/gaji

I = interest = bunga modal

P = profit = laba

2. PENDEKATAN PRODUKSI

Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu
negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai
produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan
bahan mentah atau barang setengah jadi).

Menurut metode ini, PDB adalah total output (produksi) yang dihasilkan oleh suatu
perekonomian. Cara penghitungan dalam praktik adalah dengan membagi- bagi perekonomian
menjadi beberapa sektor produksi (industrial origin). Jumlah output masing-masing
sector merupakan jumlah output seluruh perekonomian. Hanya saja, ada kemungkinan bahwa
output yang dihasilkan suatu sektor perekonomian berasal dari output sector lain. Atau bisa juga
merupakan input bagi sektor ekonomi

yang lain lagi. Dengan kata lain, jika tidak berhati-hati akan terjadi penghitungan ganda (double
counting) atau bahkan multiple counting. Akibatnya angka PDB bias menggelembung beberapa
kali lipat dari angka yang sebenarnya. Untuk menghindari hal tersebut, maka dalam perhitungan
PDB dengan metode produksi, yang dijumlahkan adalah nilai tambah (value added)
masing- masing sektor.

Y = (PXQ)1 + (PXQ)2 +.....(PXQ)n

Ket:

Y = Pendapatan Nasional

P = harga

Q = kuantitas

3. PENDEKATAN PENGELUARAN

Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk


membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu Negara selama satu periode tertentu.
Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan
oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga
(Consumption),pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara
nilai ekspor dikurangi impor ( )

Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :

g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%

g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun

sekarang PDBk = PDB riil tahun kemarin

   
 Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total dalam perekonomian
selama periode tertentu. Menurut metode ini ada beberapa jenis agregat dalam suatu
perekonomian:

1. Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption) 

Pengeluaran sektor rumah tangga dipakai untuk konsumsi akhir, baik barang dan jasa yang habis
dalam tempo setahun atau kurang (durable goods) maupun barang yang dapat dipakai lebih dari
setahun/barang tahan lama (non-durable goods).

2.        Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)

Yang masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah adalah pengeluaran-pengeluaran


pemerintah yang digunakan untuk membeli barang dan jasa akhir (government expenditure).
Sedangkan pengeluaran- pengeluaran untuk tunjangan-tunjangan sosial tidak masuk dalam
perhitungan konsumsi pemerintah.

3.          Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure)

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) merupakan pengeluaran sektor dunia


usaha. Yang termasuk dalam PMTDB adalah perubahan stok, baik berupa barang jadi maupun
barang setengah jadi.

4.        Ekspor Neto (Net Export)

Yang dimaksud dengan ekspor bersih adalah selisih antara nilai ekspor dengan impor. Ekspor
neto yang positif menunjukkan bahwa ekspor lebih besar daipada impor. Perhitungan ekspor
neto dilakukan bila perekonomian melakukan transaksi dengan perekonomian lain (dunia).

Y = C + I + G + (X - M)

Ket :

Y = Pendapatan Nasional

C = konsumsi masyarakat

I = investasi

G = pengeluaran pemerintah

X = ekspor

M = impor
CONTOH SOAL PENDAPATAN NASIONAL

1). Suatu negara mempunyai pendapatan nasional sebagai berikut:

Konsumsi masyarakat Rp. 80.000.000

pendapatan laba usaha Rp. 40.000.000

pengeluaran negara Rp. 250.000.000

pendapatan sewa Rp. 25.000.000

Pengeluaran Investasi Rp. 75.000.000

Ekspor Rp. 50.000.000

Impor Rp. 35.000.000

dari diatas hitunglah pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran .....?

jawab:

Rumus pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran :

Y = C + I + G + (X - M)

Y = 80.000.000 + 75.000.000 + 250.000.000 +

(50.000.000 - 35.000.000)

Y = 405.000.000 + 15.000.000

Y = 420.000.000

Keterangan :

Y = Pendapatan Nasional

C = Pengeluaran konsumsi Rumah Tangga Konsumen (RTK)

I = Pengeluaran Investasi Rumah Tangga Produsen (RTP)

G = Pengeluaran pemerintah dari Rumah Tangga

Pemerintah (RTG)
X = Ekspor

M = Impor

Jadi jumlah pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pengeluaran adalah 

Rp. 420 juta

2). Jika diketahui Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2004 adalah Rp
131.101,6 Miliar. Pendapatan/Produk neto terhadap Luar Negeri Rp 4.955,7 Miliar, Pajak tidak
Langsung Rp 8.945,6 Miliar, Penyusutan Rp 6.557,8 Miliar, Iuran Asuransi Rp 2,0 Miliar, Laba
ditahan Rp 5,4 Miliar, Transfer Payment Rp 6,2 Miliar dan Pajak Langsung Rp 12,0 Miliar.
Hitunglah :

a). GNP

b). NNP

c). NI

d). PI

e). DI

Jawab ;

a.        GNP  = GDP + Produk Neto terhadap Luar Negeri = Rp 131.101,6 Miliar + Rp 4.955,7
Miliar = Rp 136.057,3 Miliar

b.      NNP  =  GNP – Penyusutan = Rp 136.057,3 Miliar – Rp 6.557,8 Miliar = Rp 129.499,5


Miliar

c.       NI = NNP – Pajak tidak Langsung= Rp 129.499,5 Miliar – Rp 8.945,6 Miliar  = Rp


120.553,9 Miliar

d.     PI = (NI + Transfer Payment) – (iuran asuransi + iuran jaminan sosial + Laba di tahan +
Pajak Perseorangan)= (Rp 120.553,9 Miliar + Rp 6,2 Miliar) – (Rp 2,0 Miliar + Rp 5,4 Miliar)

= Rp 120.560,1 Miliar – Rp 7,4Miliar = Rp 120.552,7 Miliar

e.        DI = PI – Pajak Langsung = Rp 120.552,7 Miliar – Rp 12,0 Miliar = Rp 120.540,7 Miliar


2.5  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDEKATAN NASIONAL

1.     Kualitas Sumber Daya Manusia : Sudah kita ketahui bahwa untuk menghitung besarnya
pendapatan nasional, yaitu dengan pendekatan pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor
produksi. Salah satu komponen di dalam pendekatan tersebut adalah upah (W) yang diterima
oleh

pemilik faktor produksi tenaga kerja. Tenaga kerja yang unggul dan juga memiliki kompetensi
sesuai bidang pekerjaannya bisa menerima upah yang lebih besar dibandingkan dengan tenaga
kerja yang memiliki kemampuan rendah, hingga bisa memberikan kontribusi yang lebih besar
terhadap pendapatan nasional. Kualitas tenaga kerja yang tinggi itu bisa diperoleh melalui
proses pendidikan formal maupun juga pelatihan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin memungkin kan pula untuk memperoleh jabatan pekerjaan yang lebih
tinggi dan menghasilkan gaji yang besar atau semakin terlatih seseorang tenaga kerja maka akan
semakin besar pula upah yang diterima.

2.     Keadaan Sumber Daya Alam : Keadaan alam suatu negara akan mempengaruhi pendapatan
nasional Negara tersebut. Keadaan alam meliputi keadaan geografis, sumber daya alam yang
tersedia dan iklim suatu negara. Semakin banyak sumber daya alam di suatu negara
dan digunakan untuk berproduksi maka akan semakin menghasilkan keuntungan yang banyak.
Begitu juga dengan kondisi geografis dan iklim yang stabil (jarang terjadi bencana) memberikan
peluang yang lebih besar untuk bisa menarik investor agar menanamkan modalnya di negara
tersebut. Dengan kata lain, kondisi alam yang kondusif akan membantu meningkatkan
pendapatan nasional.

3.     Ketersediaan Modal : Modal memiliki andil yang sangat besar untuk meningkatkan


pendapatan nasional. Suatu negara yang memiliki modal yang besar untuk mengolah sumber
daya dan melakukan produksi maka bias dipastikan pendapatan nasionalnya akan tinggi,
sementara negara yang kekurangan modal sehingga tidak bias melakukan kegiatan produksi
maka pendapatan nasionalnya akan rendah.

4.     Stabilisasi dan Kebijakan Yang Mantap : Kebijakan pemerintah harus lah jelas, adil dan
tegas karena bila tidak maka akan menghambat jalannya roda perekonomian. Kebijakan yang
baik harus di dukung juga oleh aparatur negara yang berkualitas agar pelaksanaan kebijakan bisa
dilakukan oleh semua pihak dengan penuh rasa tanggung jawab.

5.     Kesejahteraan Masyarakat : Masyarakat yang sejahtera akan memiliki daya beli yang tinggi,
tingkat menabung dan investasi yang tinggi pula hingga bias menggulirkan roda perekonomian
dan juga meningkatkan pendapatan nasional suatu negara.
2.6    PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL (Y)

1.    PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN DUA SEKTOR

Perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) dan investasi
(I).

Y=C+I

è (C = a + by)

Y = (a + by) + I

Y = a + by + I

Y – by = a + I

(1 – b)Y = a + I

Y = a + I

       1 – b

Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya
investasi (I) = 10, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah
sebagai berikut.

Jawab:

Y = a + I

       1 – b

   = 20 + 10

       1– 0,75

   =  30

      0,25

  = 120 milyar rupiah

2.    PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN TIGA SEKTOR

Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi (I),
pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) dan pembayaran transfer (Tr).
Y=C+I+G

è (C = a + byd)

Y = a + b (y – Tx +Tr) + I + G

Y = a + by – bTx + bTr + I + G

Y – by = a – bTx + bTr + I + G

(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G

Y = a – bTx + bTr + I + G

                    1 – b

Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya
investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6 dan pembayaran transfer (Tr)
= 5, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut.

Jawab:

Y = a – bTx + bTr + I + G

                    1 – b

   = 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8

                    1 – 0,75

   = 149 milyar rupiah

3.    PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN EMPAT SEKTOR

Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi (I),
pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) pembayaran transfer (Tr), ekspor (X) dan impor (M).

Y = C + I + G (X – M)

è (C = a + bYd => Yd = Y – Tx + Tr)

Y = a + b (Y – Tx + Tr) + I + G + (X – M)

Y = a + bY – bTx + bTr + I + G + (X– M)

Y – bY = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)


(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)

Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)

                            1 – b

Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya
investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6, pembayaran transfer (Tr) = 5,
ekspor (X) = 4 dan impor (M) = 3, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 3
sektor adalah sebagai berikut.

Jawab:

Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)

                            1 – b

 = 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8 + (4-3)

                          1 – 0,75

 = 153 milyar rupiah        

2.7     PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA (K)

Uraian mengenai proses multiplier dengan menggunakan contoh angka dapat


menerangkan bagaimana proses tersebut wujud, tetapi tidak menerangkan secara jelas bagaimana
menentukan besarnya nilai multiplier. Penghitungan nilai multiplier dapat dengan lebih mudah
dilakukan dengan menggunakan aljabar.

Dalam perekonomian tiga sektor, perubahan perbelanjaan agregat bukan saja diakibatkan
oleh perubahan dalam investasi, tetapi juga oleh pajak dan pengeluran pemerintah. Besarnya
nilai multiplier dari perubahan berbagai faktor tersebut akan diterangkan dalam uraian berikut
ini.

Empat jenis multiplier akan ditentukan besarnya, yaitu: multiplier investasi, pengeluaran


pemerintah, pajak dan anggaran belanja seimbang. Penghitungan nilai multiplier yang akan
diterangkan menggunakan pemisalan-pemisalan di bawah ini:

1. Fungsi konsumsi adalah C = a + bYd.

2. Dua bentuk sistem pajak akan digunakan. Dalam contoh yang pertama pajaknya adalah
pajak tetap, yaitu T = Tx, sedangkan dalam contoh kedua pajaknya adalah pajak
proporsional, yaitu: T = tY.
3. Fungsi investasi yang asal adalah I dan fungsi pengeluaran pemerintah yang asal adalah
G.

Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

∆Y          = K . ∆I

Dimana K adalah angka pengganda.

1.    PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN DUA SEKTOR

Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya
investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan
investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:

Jawab:

∆Y    = K . ∆I

∆Y = 4 . 2 = 8

Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah

2.    PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN TIGA SEKTOR 

Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya
investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6 dan pembayaran transfer: (Tr)
= 5.

Ditanya:

1. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pajak sebesar 2.

2. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pembayaran transfer


sebesar 2.

3. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2.

4. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah


sebesar 2.

Jawab:

1. Apabila terdapat tambahan pajak


∆Y    = K . ∆I

∆Y    = (-3) . 2 = -6

Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang  = 120 + (-6) = 114 milyar rupiah

1. Apabila terdapat tambahan pembayaran transfer

∆Y    = K . ∆I

∆Y    = 3 . 2 = 6

Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang  = 120 + 6 = 126 milyar rupiah

1. Apabila terdapat tambahan investasi

∆Y    = K . ∆I

∆Y    = 4 . 2 = 8

Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah

1. Apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah

∆Y    = K . ∆I

∆Y    = 4 . 2 = 8

Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah

3.    PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN EMPAT SEKTOR

Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi: C = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi
(I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6, pembayaran transfer (Tr) = 5, ekspor
(X) = 4 dan impor (M) = 3.

Ditanya:

1. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pajak sebesar 2.


2. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pembayaran transfer
sebesar 2.

3. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2.

4. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah


sebesar 2.

5. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan ekspor sebesar 2.

6. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan impor sebesar 2.

Jawab:

1. Apabila terdapat tambahan pajak

∆Y    = K . ∆I

∆Y    = (-3) . 2 = -6

Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang  = 120 + (-6) = 114 milyar rupiah

1. Apabila terdapat tambahan pembayaran transfer

∆Y    = K . ∆I

∆Y    = 3 . 2 = 6

Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang  = 120 + 6 = 126 milyar rupiah

1. Apabila terdapat tambahan investasi

∆Y    = K . ∆I

∆Y    = 4 . 2 = 8

Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah

1. Apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah

∆Y    = K . ∆I

∆Y    = 4 . 2 = 8
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah

1. Apabila terdapat tambahan ekspor

∆Y    = K . ∆I

∆Y    = 4 . 2 = 8

Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah

1. Apabila terdapat tambahan impor

∆Y    = K . ∆I

∆Y    = (-4) . 2 = -8

Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang  = 120 + (-8) = 112 milyar rupiah

2.8  MANFAAT PENDEKATAN NASIONAL

 Menilai perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu

Dari sini kita dapat membandingkan peranan suatu pemimpin atau penggerak ekonomi bangsa,
juga untuk mengetahui kelemahan atau kesalahan yang pernah terjadi dari segi ekonomi untuk
dikoreksi di masa selanjutnya.

 Menilai prestasi ekonomi suatu bangsa

Pendapatan nasional menjadi tolak ukur kesuksesan dan kemakmuran suatu bangsa. Yang
menjadi penghargaan ketika pendapatan nasional suatu negara itu tinggi.

 Membandingkan perekonomian dengan negara lain

Di samping mencari celah untuk meningkatkan perekonomian negara


sendiri,membandingkan perekonomian dengan negara lain juga merupakan suatu kebanggaan
tersendiri ketika perekonomian di Negara sendiri mempunyai peringkat yang lebih tinggi.
 Menerangkan struktur perekonomian negara

Jenis-jenis pendapatan nasional dapat menjadi tolak ukur untuk mengetahui dimana kelemahan
perekonomian yang perlu di evaluasi. Hal ini juga dapat menyatakan persentase pendapatan
nasional berdasarkan jenis pendapatan (income) maupun produksi (product)

 Mengetahui pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita

Pentingnya melakukan evaluasi terhadap perekonomian negara agar perekonomian mengalami


peningkatan setiap tahunnya.

 Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah

Pentingnya elemen-elemen yang melakukan pergerakan dari bawah, untuk menyadarkan


pemerintah seberapa pentingnya perekonomian suatu negara. Masyarakat dapat beropini,
memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas perekonomian.
BAB III

PENUTUP

3.1      KESIMPULAN

1.      Pengertian pendapatan nasional merupakan  jumlah total dari semua nilai produk suatu


negara baik yang berbentuk barang atupun jasa yang dihasilkan ataupun diperoleh dari segala
sektor diantaranya sektor ekonomi, masyarakat maupun sektor ekonomi pemerintahan dalam
kurun waktu 1 tahun.

2.      Pendapat  ahli dari pendapatan nasional adalah

 Sadono Sukirno
  Soediyono Reksopryitno.
 N. Gregory Mankiw
 Faried Wijaya

3.      Konsep pendapatan nasional adalah sebagai berikut produk domestik bruto (GDP), produk
sasional bruto (GNP), pendapatan nasional netto (NNI), pendapatan perseorangan (PI),
Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI).

4.      Tiga tipe pendekatan adalah pendekatan pendapatan, pendekatan produksi, dan pendekatan
pengeluaran

5.      Faktor – faktor yang mempengaruhi pendekatan nasional adalah Kualitas Sumber Daya


Manusia,  Keadaan Sumber Daya Alam, Ketersediaan Modal, Stabilisasi dan Kebijakan Yang
Mantap, Kesejahteraan Masyarakat

6.      Perhitungan pendapatan nasional terdiri dari

 Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan dua sector


 Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan tiga sector
 Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan empat sektor

7.      Hitungan angka pengganda terdiri dari

 Perhitungan angka pengganda dengan pendekatan dua sector


  Perhitungan angka pengganda dengan pendekatan tiga sector
  Perhitungan angka pengganda dengan pendekatan empat sektor
8.      Manfaat-manfaat pendekatan nasional

 Menilai perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu


 Menilai prestasi ekonomi suatu bangsa
 Membandingkan perekonomian dengan negara lain
  Menerangkan struktur perekonomian Negara
 Mengetahui pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita
 Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah
DAFTAR PUSTAKA

https://febrihidayatullah.wordpress.com/2012/04/24/pengertian-pendapatan-nasional/

http://stevanimanuhutu.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-pendapatan-nasional.html/

http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/pengertian-konsep-pendapatan-nasional.html

http://www.softilmu.com/2015/11/pengertian-konsep-manfaat-pehitungan-pendapatan-nasional-
adalah.html

http://pelita-dunia27.blogspot.co.id/2013/03/manfaat-pendapatan-nasional.html

http://pengayaan.com/5-faktor-yang-mempengaruhi-pendapatan-nasional/

https://gatrickflash.wordpress.com/2012/11/18/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pendapatan-
nasional/

http://dhauslaode.blogspot.com/2013/02/rumus-menghitung-pendapatan-nasional.html

rosihan.lecture.ub.ac.id/files/…/makro_04_pendapatannasional.ppt3232

elearning.upnjatim.ac.id/courses/TEORIEKONOMI/…/BAB_IXPratama Raharja dan Mandala  

Manurung, Teori Ekonomi makro, FE Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai