Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
Aprina Ika Nurrahmi 1611216062
Haryati Putri Hasibuan 1611216057
Titit Kurnia 1611216058
Delfi Rahayu 16112160
Nefi Hidayeti 16112160
Novariyanti 16112160
Winastasya Demona 16112160
Ratih Alfadhia Putri 16112160
Wenny Wardani 16112160
Lola Kurnia 16112160
Isniati 16112160
Kelompok
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3. Tujuan Penulisan .............................................................................. 2
1.4. Metode Penulisan ............................................................................. 2
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama hampir setengah abad, perhatian utama masyarakat perekonomian dunia
tertuju pada cara-cara untuk mempercepat tingkat pertumbuhan pendapatan nasional.
Para ekonom dan politisi dari semua negara, baik negara-negara kaya maupun miskin,
yang menganut sistem kapitalis, sosialis maupun campuran, semuanya sangat
mendambakan dan menomorsatukan pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pada
setiap akhir tahun, masing-masing negara selalu mengumpulkan data-data statistiknya
yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP relatifnya, dan dengan penuh harap
mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan yang membesarkan hati.
Pendapatan Nasional dan Pertumbuhan ekonomi merupakan tema sentral dalam
kehidupan ekonomi semua negara di dunia dewasa ini.
Pendapatan nasional merupakan tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu Negara
meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Pertumbuhan ekonomi adalah proses
kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional Suatu Negara. Mengingat konsep pertumbuhan ekonomi
sebagai tolak ukur penilaian Pendapatan Nasional dan Pertumbuhan ekonomi nasional
sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara luas, maka kita tidak boleh ketinggalan
dan mau tidak mau juga harus berusaha mempelajari hakekat dan sumber-sumber
pertumbuhan ekonomi tersebut.
1
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi
2. Mengetahui sumber-sumber pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi
3. Mengetahui hubugan pendapatan perkapita dengan kesejahteraan masyarakat
4. Mengetahui dampak pertumbuhan ekonomi terhadap kesehatan masyarakat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
dengan menghitung pendapatan nasional, menghitung produk nasional, dan menghitung
jumlah pengeluaran nasional. Apabila dihitung, baik pendapatan, produksi, maupun
pengeluaran nasional, jumlah atau nilainya akan sama, karena ketiganya berada dalam
diagram arus perputaran yang sama.
Pendapatan nasional juga dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang
dihasilkan dalam suatu negara. Pengertian berbeda juga didefinisikan dimana
Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor produksi yang
digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu (Sukirno,
2008).
Menurut Soediyono Reksopryitno dalam bukunya "Pengantar Ekonomi Makro"
edisi 6 Pendapatan nasional adalah jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan
oleh perekonomian suatu negara. Menurut N. Gregory Mankiw dalam bukunya
"Pengantar Ekonomi Makro" edisi 3, Pendapatan nasional (national income) adalah
total pendapatan yang diperoleh penduduk suatu negara dalam produksi barang dan jasa.
Pendapatan nasional tidak menghitung pajak usaha tidak langsung (seperti pajak
penjualan) dan tidak menghitung subsidi usaha. Menurut Faried Wijaya Pendapatan
nasional adalah total nilai barang akhir dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara
dalam kurum waktu tertentu (1 tahun).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan pendapatan nasional merupakan
seluruh pendapatan yang diterima oleh seluruh anggota masyarakat atau seluruh rumah
tangga keluarga (RTK) dalam suatu negara dalam kurun waktu tertentu, biasanya dalam
waktu satu tahun.
4
modal yang belum diperhitungkan, makanya bersifat bruto atau/kotor.
GDP = Pendapatan Masyarakat DN (dalam negeri) + Pendapatan Asing DN
5
oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah
dengan transfer payment. Transfer Payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan
merupakan balas jasa produksi, melainkan diambil sebagian dari pendapatan nasional
tahun lalu. Seperti pembayaran dana pensiunan, tunjangan pengangguran, dan
sebagainya.
PI = NNI Pajak Perusahaan Iuran Laba Ditahan + Transfer Payment
Pajak langsung adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain,
seperti pajak pendapatan.
6
2.1.4 Perhitungan Pendapatan Nasional
a. Pendekatan Pendapatan
Pendekatan pendapatan adalah metode penghitungan pendapatan nasional dengan
menghitung jumlah seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, laba) yang diterima rumah
tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu, sebagai imbalan atas
faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan (tenaga kerja, tanah,
modal, skill).
b. Pendekatan Produksi
Pendekatan produksi adalah metode penghitungan pendapatan nasional dengan
menghitung jumlah nilai seluruh produk (barang dan jasa) yang dihasilkan dalam suatu
negara selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini
adalah nilai jasa dan barang jadi. Ini dilakukan agar tidak terjadi perhitungan ganda
(double counting). Sebagai contoh, untuk produk roti yang berasal dari gandum,
kemudian tepung terigu, lalu menjadi roti, kita tidak menghitung nilai gandum yang
dijual kepada pabrik tepung, dan nilai tepung yang dijual ke pabrik roti.
Untuk menghindari terjadinya penghitungan ganda ini, dapat digunakan metode
penghitungan nilai tambah, pada setiap tahap produksi suatu barang, yang dihitung
hanya nilai tambah terhadap barang tersebut. Misalnya, harga gandum (per kg) Rp5000.
Harga tepung (per kg) Rp7000. Maka nilai tambah tepung terigu adalah 7000-5000 =
2000.
c. Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan pengeluaran adalah metode penghitungan pendapatan nasional dengan
menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang
diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan
pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat
pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: rumah tangga, pemerintah, perusahaan, dan
masyarakat luar negeri. Jenis pengeluaran dari masing-masing pelaku tersebut yaitu:
1. Pembelian atau belanja oleh rumah tangga
2. Pengeluaran konsumsi oleh pemerintah
3. Pengeluaran investasi oleh perusahaan
7
4. Pembelian barang dan jasa ekspor oleh masyarakat luar negeri (nilai ekspor dikurangi
nilai impor).
8
6. Pajak lainnya
7. Bea masuk
8. Pajak/punguntan ekspor.
9
pemerintah yang dapatdipastikan perolehannya. Tergantung kerelaan dari pihak yang
memberi sumbangan, hadiah dan hibah.
10
b. Kelompok negara berpendapatan menengah bawah (lower middle income
economies), yaitu negara-negara yang memiliki PNB perkapita sekitar US$1740.
c. Kelompok negara berpendapatan menengah (middle income economies), yaitu
negara-negara yang memiliki PNB perkapita sekitar US$2990.
d. Kelompok negara berpendapatan menengah atas (uppermidle income economies),
yaitu negara-negara yang memiliki PNB perkapita sekitat US$4870.
e. Kelompok negara berpendapatan tinggi (high income economies), yaitu negara-
negara yang mempunyai PNB perkapita sekitar US$25.480.
11
perkapita meningkat, maka dapat dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat
meningkat. Namun, untuk memastikan apakah kesejahteraan masyarakat memang
benar-benar meningkat, kita harus memperhitungkan pendapatan perkapita secara riil,
yaitu peningkatan pendapatan perkapita dibandingkan dengan tingkat kenaikan harga
atau inflasi.
Sebagai contoh, misalkan pendapatan perkapita negara A pada suatu periode
sebesar Rp. 100 milyar. Pada periode berikutnya meningkat 50 persen, menjadi Rp.150
milyar. Namun dalam periode yang sama, ternyata inflasi juga meningkat 50 persen.
Katakanlah harga sebuah barang yang pada periode sebelumnya Rp100 ribu sekarang
menjadi Rp150 ribu. Peningkatan pendapatan perkapita tersebut menjadi tidak ada
artinya karena daya beli masyarakat tidak bertambah. Sehingga dapat dikatakan bahwa
dibandingkan dengan tingkat harga periode sebelumnya, secara riil pendapatan
perkapita negara A tidak berubah.
3. Pembanding Tingkat Kemakmuran Antarnegara
Selain sebagai pembanding tingkat kemakmuran suatu negara dari tahun ke
tahun, pendapatan perkapita juga umum digunakan sebagai pembanding tingkat
kemakmuran antar negara yang satu dengan lainnya. Dengan menetapkan standar
pendapatan perkapita, maka negara-negara di dunia dapat dikelompokkan ke dalam
negara berpendapatan rendah, menengah, atau tinggi.
Secara ringkas, kita dapat menyimpulkan beberapa manfaat dari perhitungan
pendapatan perkapita, yaitu:
a. Mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara dari waktu ke waktu.
b. Membandingkan tingkat kesejahteraan antar negara satu dengan lainnya.
c. Sebagai pedoman bagi pemerintah dalam membuat kebijakan ekonomi.
d. Mengelompokkan berbagai negara ke dalam beberapa tingkat pendapatan.
12
ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan
faktor-faktor
Produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang
dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar
dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi
adalah lebih lambat dari potensinya (Sadono Sukirno, 1994;10).
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu
negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode
tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dimana meningkatnya pendapatan
tanpa mengaitkannya dengan tingkat pertumbuhan penduduk, tingkat pertumbuhan
penduduk umumnya sering dikaitkan dengan pembangunan ekonomi. Atau definisi
pertumbuhan ekonomi yang lainnya adalah bertambahnya pendapatan nasional dalam
periode tertentu misalnya dalam satu tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi menunjukan
peningkatan dari kapasitas produksi maupun jasa dalam kurun waktu tertentu.
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan
pendapatan yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah produksi barang dan jasa.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang pesat yaitu: Output yang meningkat, perkembangan teknologi,
Penyesuaian dan inovasi dalam bidang sosial. Setelah mengetahui pengertian
pertumbuhan ekonomi, tentunya seluruh negara menginginkan terjadinya pertumbuhan
ekonomi yang tinggi pada setiap tahunnya. Maka, negara-negara tersebut perlu
melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan jumlah produksi barang dan jasa.
13
2.2.2 Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDPriil per
kapita. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar
keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa
akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang
berlokasi di dalam sebuah negara. Kenaikan GDP dapat muncul melalui:
1. Kenaikan penawaran tenaga kerja
Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih
banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung
akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.
2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh
kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja
maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber
daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.
3. Kenaikan produktivitas
Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu
memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan
ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326)
Sumber pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu wilayah dapat dilihat
atau diukur dari tiga pendekatan yaitu, pendekatan faktor produksi (Neo Klasik),
pendekatan sektoral dan pendekatan pengeluaran yang meliputi konsumsi, investasi,
pengeluaran pemerintah dan selisih ekspor dengan impor.
Dalam pendekatan faktor produksi, sumber pertumbuhan ekonomi dilihat dari
faktor-faktor produksi yaitu modal (capital), tenaga kerja (man power) dan kemajuan
teknologi (technology progress). Selanjutnya, untuk melihat sumber pertumbuhan
ekonomi dari pendekatan sektoral yaitu dilihat dari sektor-sektor ekonomi. Sektor
ekonomi dalam hal ini dapat dibagi dalam 3 sektor saja yaitu sektor primer (pertanian
dan pertambangan), sektor sekunder dan kontruksi serta sektor tersier (jasa-jasa).
14
2.2.3 Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi
1. Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga
dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam
proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh
mana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang
memadai untuk melaksanakan proses pembangunan dengan membangun infrastruktur di
daerah-daerah.
2. Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam
melaksanakan proses pembangunannya. Namun, sumber daya alam saja tidak menjamin
keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun
sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber
daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong
adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula
menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada
aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi
yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan
perekonomian.
4. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi
yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses
pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat
mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan
sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya
sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
15
5. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat
penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-
barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
16
GDP US$ 750-1500 - 3.4 1.1 -0.7
GDP US$ 1500-3000 5.9 1.8 1.1 2.5
GDP US$ 3000-6000 2.8 1.7 0.3 -
GDP > US$ 6000 1.9 -0.5 - -
17
b. Perbaikan dalam status gizi dan kesehatan tenaga kerja akan meningkatkan efisiensi
kerja melalui peningkatan kemampuan individualnya. Pengaruh dari program
kesehatan serta gizi terhadap penduduk usia muda akan terlihat pada peningkatan
GNP( Gross National Product) melalui pertumbuhan ekonomi, yakni dengan
bertambahnya tingkat partisipasi angkatan kerja dan secara tidak langsung melalui
tingkat partisipasi dalam dunia pendidikan.
Pendapatan perkapita penduduk juga dapat mempengaruhi status gizi karena jika
pendapatan yang tinggi maka status gizi menjadi baik sehingga menurunkan angka
kesakitan dan kematian. Sebaliknya. pendapatan yang rendah akan menimbulkan status
gizi yang buruk sehingga meningkatnya angka kesakitan dan kematian biasanya hal ini
terjadi pada penduduk miskin.
Kemiskinan merupakan salah satu faktor yang menghambat dalam
pembangunan ekonomi dan kesehatan. Penduduk miskin memiliki beban penyakit yang
tinggi karena terbatasnya akses terhadap air bersih dan sanitasi serta kecukupan gizi.
Selain itu biaya yang cukup tinggi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan membuat
penduduk miskin lebih memilih pengobatan alternatif serta rendahnya pendidikan
membuat keterbatasan pengetahuan dalam menghadapi suatu penyakit. Komunikasi
kesehatan adalah suatu cara yang dilakukan pelayanan kesehatan untuk mengajak
penduduk miskin untuk merubah perilaku dan memperbaiki kesehatan mereka.
Contoh kasus :
The biggest enemy of health in the developing world is poverty Kofi Annan
Saya tentu tidak bisa lupa bagaimana seorang balita di tempat tugas saya harus
meregang nyawa hanya karena penyakit diare. Penyakit yang sebenarnya sangat
mudah untuk ditangani. Akan tetapi bisa fatal akibatnya jika tidak segera mendapatkan
penanganan yang benar. Apa masalahnya? Ketika saya tanya, keluarga harus kumpul
uang dulu pak Dok untuk beli BBM
Daerah yang sangat jauh dari pusat layanan kesehatan ditambah dengan tidak
adanya uang untuk membeli BBM untuk bisa menjalankan mesin perahu menjadi salah
satu penyebab keterlambatan penanganan. Tentunya kurangnya pengetahuan juga
menjadi penyebab terjadinya kematian ini.
18
Jamak diketahui bagaimana kondisi daerah-daerah terpencil di Papua. Potret
kemiskinan, kurangnya pendidikan, masih buruknya kondisi kesehatan, infrastruktur,
(mungkin) diskriminasi, dan masalah keamanan menjadi hal yang nampak sulit untuk di
hilangkan. Life with dignity, free from fear and free from wants sebagai tujuan utama
pemenuhan hak asasi manusia tampaknya masih jauh dari capaian. Dan kemiskinan
menjadi musuh utama, seperti penyakit gula yang menggerogoti seluruh organ-organ
pada manusia.
Kembali kepada hubungan kemiskinan dengan status kesehatan manusia.
Apakah semakin tinggi pendapatan maka orang tersebut akan semakin sehat ?
Nyatanya iya berdasarkan banyak bukti. Kecenderungan si miskin untuk lack of care
karena sudah takut melihat angka-angka yang mungkin muncul dalam nota resep dokter
ataupun kebutuhan lainnya. Meskipun saat ini dengan adanya kartu-kartu sakti sudah
sangat membantu masyarakat yang tergolong miskin. Tapi bagaimana dengan
masyarakat yang masuk kategori near-poor , tidak mendapatkan jaminan kesehatan
melalui sistem JKN tapi terlalu berat untuk meng-ongkosi sendiri, membayar premi
untuk dirinya dan anggota keluarganya yang biasanya merupakan keluarga besar. Atau
golongan-golongan terlupakan karena tidak memiliki kartu identitas.
19
4. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi
perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur
daya (tenaga kerja dan modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-65
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendapatan nasional merupakan seluruh pendapatan yang diterima oleh seluruh
anggota masyarakat atau seluruh rumah tangga keluarga (RTK) dalam suatu negara
dalam kurun waktu tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun. Sumber sumber
pendapatan Negara secara umum dibagi menjadi dua, yaitu pendapatan pajak dan
pendapatan non pajak.
Jenis pendapatan pajak yaitu: pajak penghasilan yang terdiri dari migas dan
nonmigas, pajak pertambahan nilai (PPN), pajak bumi dan bangunan (PBB), bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB), cukai (tembakau, minyak, gula pasir,
alkohol), pajak lainnya, bea masuk, pajak/punguntan ekspor. Realisasi Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) berasal dari: Penerimaan Sumber daya alam ( pendapatan
minyak bumi, pendapatan gas alam, pendapatan pertambangan umum, pendapatan
kehutanan,pendapatan perikanan), bagian Pemerintah atas laba BUMN, penerimaan
Negara bukan pajak lainnya.
Pendapatan Perkapita (per capita income/PCI) adalah pendapatan rata-rata untuk
masing-masing penduduk dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan
pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dibagi menjadi jumlah penduduk.
Pendapatan perkapita dan pendapatan nasional (faktor yang memacu pertumbuhan
ekonomi) merupakan indikator terpenting dalam mengukur tingkat kesejahteraan rakyat
suatu negara. Sebuah negara dikatakan makmur jika rakyatnya memiliki pendapatan
perkapita yang tinggi.
Pertumbuhan ekonomi disetiap negara pun berbeda beda tergantung dengan
pendapatan perkapita itu sendiri dan tergantung dengan pendapatan penduduknya.
Semakin tinggi pendapatan penduduknya maka akan semakin tinggi pula pertumbuhan
ekonomi di Negara tersebut dan sebaliknya dengan rendah nya pendapatan penduduk itu
sendiri maka akan berdampak pada rendahnya pendapatan nasional pada Negara itu
sendiri. Pertumbuhan ekonomi pada zaman sekarang ini berdampak pada kehidupan
penduduk suatu Negara dan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Semua
berpengaruh pada kesejahteraan rakyat banyak. Oleh karena itu Negara pun terus
21
memajukan pendapatan nasional mereka dengan menaikkan harga-harga kebutuhan
pokok dengan menjadikan pendapatan nasional yang akan lebih baik dan tingkat
perekonomian kita pun semakin baik
3.1 Saran
Dengan terbentuknya makalah ini, kelompok mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun bagi pembaca umumnya dan dosen pembimbing khususnya
sehingga kelompok dapat memahami dan mempelajarinya lebih dalam lagi
22
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. 2011. Makroekonomi Teori Pengantar. PT Raja Grafindo Persada:
Jakarta
Tjiptoherijanto, Prijono. (1994). Ekonomi Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.