Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH EKONOMI KESEHATAN

PENDAPATAN NASIONAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

DOSEN PEMBIMBING : Sosmiarti, SE, MSi.

Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
Aprina Ika Nurrahmi 1611216062
Haryati Putri Hasibuan 1611216057
Titit Kurnia 1611216058
Delfi Rahayu 16112160
Nefi Hidayeti 16112160
Novariyanti 16112160
Winastasya Demona 16112160
Ratih Alfadhia Putri 16112160
Wenny Wardani 16112160
Lola Kurnia 16112160
Isniati 16112160

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kelompok
berkat, rahmat, kesehatan, kesempatan, dan kemauan hingga kelompok dapat menyelesaikan
makalah ini. Sholawat dan salam tidak lupa kelompok kirimkan ke junjungan Nabi besar
Muhammad SAW Nabi yang telah membawa kita kembali ke jalan Allah SWT hingga kita
dapat menikmati indahnya dunia sekarang ini.
Makalah ini dibuat sehubungan dengan tugas mata kuliah Ekonomi Kesehatan tentang
Pendapatan Nasional dan Pertumbuhan Ekonomi yang diberikan oleh ibu dosen
bersangkutan. Terlepas dari itu semua, kelompok menyadari bahwa kelompok adalah manusia
yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal.
Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sempurna dalam makalah
ini. Kelompok melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kelompok miliki.
Maka dari itu, kelompok bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian. Akhirnya
kelompok mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah Pendapatan Nasional dan Pertumbuhan Ekonomi
ini bermanfaat bagi teman-teman dan pembaca khususnya di bidang Kesehatan.

Padang, 8 Mei 2017

Kelompok

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3. Tujuan Penulisan .............................................................................. 2
1.4. Metode Penulisan ............................................................................. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3


2.1 Pendapatan Nasional......................................................................... 3
2.1.1 Definisi Pendapatan Nasional. ......................................................... 3
2.1.2 Konsep Pendapatan Nasional. .......................................................... 4
2.1.3 Tujuan Dan Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional. ................. 6
2.1.4 Perhitungan Pendapatan Nasional. ................................................... 7
2.1.5 Sumber-sumber Pendapatan Nasional. ............................................. 8
2.1.6 Pendapatan Perkapita Menjadi Ukuran Kesejahteraan Masy. 10
2.2 Pertumbuhan Ekonomi. .......................................................... 12
2.2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi.......................................... 12
2.2.2 Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi. ............................. 14
2.2.3 Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi. ................................... 15
2.2.4 Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kesehatan Masy. 16
2.2.5 Manfaat Pertumbuhan Ekonomi. ............................................ 19

BAB 3 PENUTUP .................................................................................................... 21


3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 21
3.2 Saran .................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama hampir setengah abad, perhatian utama masyarakat perekonomian dunia
tertuju pada cara-cara untuk mempercepat tingkat pertumbuhan pendapatan nasional.
Para ekonom dan politisi dari semua negara, baik negara-negara kaya maupun miskin,
yang menganut sistem kapitalis, sosialis maupun campuran, semuanya sangat
mendambakan dan menomorsatukan pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pada
setiap akhir tahun, masing-masing negara selalu mengumpulkan data-data statistiknya
yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP relatifnya, dan dengan penuh harap
mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan yang membesarkan hati.
Pendapatan Nasional dan Pertumbuhan ekonomi merupakan tema sentral dalam
kehidupan ekonomi semua negara di dunia dewasa ini.
Pendapatan nasional merupakan tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu Negara
meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Pertumbuhan ekonomi adalah proses
kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional Suatu Negara. Mengingat konsep pertumbuhan ekonomi
sebagai tolak ukur penilaian Pendapatan Nasional dan Pertumbuhan ekonomi nasional
sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara luas, maka kita tidak boleh ketinggalan
dan mau tidak mau juga harus berusaha mempelajari hakekat dan sumber-sumber
pertumbuhan ekonomi tersebut.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi?
2. Apa saja sumber-sumber pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi?
3. Mengapa pendapatan perkapita menjadi ukuran kesejahteraan masyarakat?
4. Bagaimana dampak pertumbuhan ekonomi terhadap kesehatan masyarakat?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi
2. Mengetahui sumber-sumber pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi
3. Mengetahui hubugan pendapatan perkapita dengan kesejahteraan masyarakat
4. Mengetahui dampak pertumbuhan ekonomi terhadap kesehatan masyarakat

1.4 Metode Penulisan


Adapun metode penulisan makalah ini adalah kami menggunakan metode study
pustaka yaitu dalam sumber pembuatan makalah ini menggunakan referensi buku-buku
teks dan informasi dari internet yang berkaitan dengan pendapatan nasional dan
pertumbuhan ekonomi.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendapatan Nasional


2.1.1 Definisi Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional dapat didefinisikan dengan tiga cara:
1. Nilai seluruh produk (barang dan jasa) yang diproduksi dalam suatu negara selama
satu periode tertentu.
2. Jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh faktor produksi dalam suatu negara
selama satu periode tertentu.
3. Jumlah pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu
negara selama satu periode tertentu.

Gambar 1. Arus Kegiatan Ekonomi


Gambar di atas menunjukkan arus kegiatan ekonomi dalam suatu negara secara
sederhana. Kita mengetahui pelaku-pelaku ekonominya, yaitu rumah tangga
(konsumen) dan perusahaan (produsen). Rumah tangga menyalurkan faktor-faktor
produksi kepada perusahaan, untuk itu mereka memperoleh pendapatan. Dengan
menggunakan faktor-faktor produksi tersebut, perusahaan memproduksi berbagai
produk (barang dan jasa) yang kemudian dijual kepada konsumen. Biaya yang
dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa tersebut dinamakan
pengeluaran.
Inilah asal-usul ketiga definisi pendapatan nasional di atas, sehingga menjadi
jelas bahwa pendapatan nasional dapat dihitung dengan tiga cara atau pendekatan, yaitu

3
dengan menghitung pendapatan nasional, menghitung produk nasional, dan menghitung
jumlah pengeluaran nasional. Apabila dihitung, baik pendapatan, produksi, maupun
pengeluaran nasional, jumlah atau nilainya akan sama, karena ketiganya berada dalam
diagram arus perputaran yang sama.
Pendapatan nasional juga dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang
dihasilkan dalam suatu negara. Pengertian berbeda juga didefinisikan dimana
Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor produksi yang
digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu (Sukirno,
2008).
Menurut Soediyono Reksopryitno dalam bukunya "Pengantar Ekonomi Makro"
edisi 6 Pendapatan nasional adalah jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan
oleh perekonomian suatu negara. Menurut N. Gregory Mankiw dalam bukunya
"Pengantar Ekonomi Makro" edisi 3, Pendapatan nasional (national income) adalah
total pendapatan yang diperoleh penduduk suatu negara dalam produksi barang dan jasa.
Pendapatan nasional tidak menghitung pajak usaha tidak langsung (seperti pajak
penjualan) dan tidak menghitung subsidi usaha. Menurut Faried Wijaya Pendapatan
nasional adalah total nilai barang akhir dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara
dalam kurum waktu tertentu (1 tahun).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan pendapatan nasional merupakan
seluruh pendapatan yang diterima oleh seluruh anggota masyarakat atau seluruh rumah
tangga keluarga (RTK) dalam suatu negara dalam kurun waktu tertentu, biasanya dalam
waktu satu tahun.

2.1.2 Konsep Pendapatan Nasional


1. Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama satu
tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan. Contohnya
seperti perusahaan X dari Jepang, yang mempunyai cabang di Indonesia, hasil berupa
barang dan jasa tersebut termasuk kedalam GDP. Barang yang dihasilkan termasuk

4
modal yang belum diperhitungkan, makanya bersifat bruto atau/kotor.
GDP = Pendapatan Masyarakat DN (dalam negeri) + Pendapatan Asing DN

2. Produk Nasional Bruto (GNP)


Produk Nasional Bruto (Gross National Product) merupakan nilai produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama
satu tahun, termasuk yang dihasilkan oleh warga negara tersebut yang dihasilkan diluar
negeri. Contohnya seperti seseorang pria dari Indonesia yang menjual pakaian di
Malaisya, hasil berupa barang dan jasanya termasuk dalam GNP.
GNP = Pendapatan WNI DN + Pendapatan WNI LN (luar negeri) Produk Netto
terhadap luar negri

3. Produk Nasional Netto (NNP)


NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam
periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.
Penyusutan adalah penggantian barang modal bagi peralatan produksi yang dipakai
dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran, sehingga dapat menimbulkan
kekeliruan meskipun relatif kecil.
NNP = GNP depresiasi (penyusutan barang modal)

4. Pendapatan Nasional Neto (NNI)


Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) merupakan pendapatan yang dihitung
menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi. NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh masyarakat setelah
dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax). Pajak tidak langsung adalah pajak yang
bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak hadiah, pajak penjualan, dll.
NNI = NNP Pajak Tidak Langsung

5. Pendapatan Perseorangan (PI)


Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah seluruh penerimaan yang
diterima masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi

5
oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah
dengan transfer payment. Transfer Payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan
merupakan balas jasa produksi, melainkan diambil sebagian dari pendapatan nasional
tahun lalu. Seperti pembayaran dana pensiunan, tunjangan pengangguran, dan
sebagainya.
PI = NNI Pajak Perusahaan Iuran Laba Ditahan + Transfer Payment

6. DI (Disposible Income) / Pendapatan yang siap dibelanjakan


Disebut juga dengan Disposible Income yaitu pendapatan yang siap untuk
dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
DI = PI Pajak Langsung

Pajak langsung adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain,
seperti pajak pendapatan.

2.1.3 Tujuan Dan Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional


Tujuan mempelajari pendapatan nasional:
1. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara
2. Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan
masyarakat dalam satu tahun
3. Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan yang
berjangka.
Manfaat mempelajari pendapatan nasional:
1. Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara
2. Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah
atau antar propinsi
3. Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara
4. Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.
3. Perhitungan Pendapatan Nasional

6
2.1.4 Perhitungan Pendapatan Nasional
a. Pendekatan Pendapatan
Pendekatan pendapatan adalah metode penghitungan pendapatan nasional dengan
menghitung jumlah seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, laba) yang diterima rumah
tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu, sebagai imbalan atas
faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan (tenaga kerja, tanah,
modal, skill).
b. Pendekatan Produksi
Pendekatan produksi adalah metode penghitungan pendapatan nasional dengan
menghitung jumlah nilai seluruh produk (barang dan jasa) yang dihasilkan dalam suatu
negara selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini
adalah nilai jasa dan barang jadi. Ini dilakukan agar tidak terjadi perhitungan ganda
(double counting). Sebagai contoh, untuk produk roti yang berasal dari gandum,
kemudian tepung terigu, lalu menjadi roti, kita tidak menghitung nilai gandum yang
dijual kepada pabrik tepung, dan nilai tepung yang dijual ke pabrik roti.
Untuk menghindari terjadinya penghitungan ganda ini, dapat digunakan metode
penghitungan nilai tambah, pada setiap tahap produksi suatu barang, yang dihitung
hanya nilai tambah terhadap barang tersebut. Misalnya, harga gandum (per kg) Rp5000.
Harga tepung (per kg) Rp7000. Maka nilai tambah tepung terigu adalah 7000-5000 =
2000.
c. Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan pengeluaran adalah metode penghitungan pendapatan nasional dengan
menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang
diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan
pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat
pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: rumah tangga, pemerintah, perusahaan, dan
masyarakat luar negeri. Jenis pengeluaran dari masing-masing pelaku tersebut yaitu:
1. Pembelian atau belanja oleh rumah tangga
2. Pengeluaran konsumsi oleh pemerintah
3. Pengeluaran investasi oleh perusahaan

7
4. Pembelian barang dan jasa ekspor oleh masyarakat luar negeri (nilai ekspor dikurangi
nilai impor).

2.1.5 Sumber-sumber Pendapatan Nasional


Sumber sumber pendapatan Negara secara umum dibagi menjadi dua, yaitu
pendapatan pajak dan pendapatan non pajak.
2.1.5.1 Pendapatan Pajak
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak
dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi
barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.
Pajak dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber daya dari
sektor privat kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan gambaran bahwa
adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah. Pertama, berkurangnya
kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk kepentingan penguasaan
barang dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan keuangan negara dalam penyediaan
barang dan jasa publik yang merupakan kebutuhan masyarakat.
Sementara pemahaman pajak dari perspektif hukum menurut Soemitro
merupakan suatu perikatan yang timbul karena adanya undang-undang yang
menyebabkan timbulnya kewajiban warga negara untuk menyetorkan sejumlah
penghasilan tertentu kepada negara, negara mempunyai kekuatan untuk memaksa dan
uang pajak tersebut harus dipergunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan. Dari
pendekatan hukum ini memperlihatkan bahwa pajak yang dipungut harus berdsarkan
undang-undang sehingga menjamin adanya kepastian hukum, baik bagi fiskus sebagai
pengumpul pajak maupun wajib pajak sebagai pembayar pajak. Berikut ini jenis
pendapatan pajak yaitu:
1. Pajak penghasilan yang terdiri dari migas dan nonmigas
2. Pajak pertambahan nilai (PPN)
3. Pajak bumi dan bangunan (PBB)
4. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB)
5. Cukai (tembakau, minyak, gula pasir, alkohol)

8
6. Pajak lainnya
7. Bea masuk
8. Pajak/punguntan ekspor.

2.1.5.2 Pendapatan Non Pajak


Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berasal dari:
- Penerimaan Sumber daya alam ( pendapatan minyak bumi, pendapatan gas alam,
pendapatan pertambangan umum, pendapatan kehutanan,pendapatan perikanan).
- Bagian Pemerintah atas laba BUMN
- Penerimaan Negara bukan pajak lainnya
a. Retribusi
Retribusi merupakan pungutan yang dilakukan oleh pemerintah (pusat / daerah)
berdasarkan undang-undang (pemungutannya tidak dipaksakan) di mana pemerintah
memberikan imbalan langsung bagi pembayarnya.
Contoh: Pelayanan medis di rumah sakit milik pemerintah, pelayanan parkiran oleh
pemerintah, pembayaran uang sekolah, dan lain-lain
b. Keuntungan BUMN / BUMD
Sebagai pemilik BUMN, pemerintah pusat berhak memperoleh bagian laba yang
diperoleh BUMN. Demikian pula dengan BUMD, pemerintah daerah sebagai pemilik
BUMD berhak memperoleh bagian laba BUMD.
c. Denda dan Sita
Pemerintah berhak memungut denda atau menyita asset millik masyarakat,
apabila masyarakat (individu / pemerintah / organisasi) diketahui telah melanggar
peraturan pemerintah. Contoh : denda pelanggaran lalulintas, denda ketentuan peraturan
perpajakan, penyitaan barang-barang illegal, penyitaan jaminan atas hutang yang tidak
tertagih, dan lain-lain.
d. Sumbangan, Hadiah dan Hibah
Sumbangan, hadiah, dan hibah dapat diperoleh pemerintah dari individu,
institusi, atau pemerintah. Sumbangan, hadiah dan hibah dapat diperoleh dari dalam
maupun luar negeri. Tidak ada kewajiban pemerintah untuk mengembalikan
sumbangan, hadiah dan hibah. Sumbangan, hadiah dan hibah bukan penerimaan

9
pemerintah yang dapatdipastikan perolehannya. Tergantung kerelaan dari pihak yang
memberi sumbangan, hadiah dan hibah.

2.1.6 Pendapatan Perkapita Menjadi Ukuran Kesejahteraan Masyarakat


Pendapatan Perkapita (per capita income/PCI) adalah pendapatan rata-rata untuk
masing-masing penduduk dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan
pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dibagi menjadi jumlah penduduk.
Pendapatan perkapita dan pendapatan nasional (faktor yang memacu pertumbuhan
ekonomi) merupakan indikator terpenting dalam mengukur tingkat kesejahteraan rakyat
suatu negara. Sebuah negara dikatakan makmur jika rakyatnya memiliki pendapatan
perkapita yang tinggi. Sehingga dapat di simpulkan bahwa kemakmuran suatu Negara
dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang diterima Negara , akan tetapi
pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum menentukan kemakmuran suatu Negara tanpa
melihat kondisi ekonomi masyarakat atau penduduk Negara tersebut.
Suatu Negara dapat dikatakan makmur apabila dapat mengatasi masalah
ekonomi Negara dan masyarakatnya yang berhubungan dengan pendapatan nasional,
kemiskinan, serta penggangguran. Karna pendapatan nasional merupakan pendapatan
dari suatu negara selama setahun, sedangkan pendapatan per kapita merupakan
pendapatan dari penduduk suatu negara. Pendapatan nasional dan pendapatan per kapita
memiliki hubungan yang searah dengan tingkat kemakmuran dan kesejahteraan suatu
negara. Artinya, semakin tinggi pendapatan nasional dan pendapatan per kapita suatu
negara, maka tingkat kemakmuran dan kesejahteraan negara tersebut akan semakin
tinggi pula. Begitu pula dengan sebaliknya. Tetapi pendapatan nasional yang tinggi
tidak dapat menjamin pendapatan per kapita akan tinggi juga. Untuk menaikkan
pendapatan per kapita, sebuah negara harus menaikkan pendapatan nasional dan
memperkecil laju pertumbuhan penduduk.
Bank Dunia (World Bank) pada tahun 2001 telah mengelompokkan negara-
negara di seluruh dunia menjadi lima kelompok berdasarkan pendapatan perkapitanya,
yaitu:
a. Kelompok negara berpendapatan rendah (low income economies), yaitu orang-orang
yang memiliki PNB perkapita US$520 atau kurang.

10
b. Kelompok negara berpendapatan menengah bawah (lower middle income
economies), yaitu negara-negara yang memiliki PNB perkapita sekitar US$1740.
c. Kelompok negara berpendapatan menengah (middle income economies), yaitu
negara-negara yang memiliki PNB perkapita sekitar US$2990.
d. Kelompok negara berpendapatan menengah atas (uppermidle income economies),
yaitu negara-negara yang memiliki PNB perkapita sekitat US$4870.
e. Kelompok negara berpendapatan tinggi (high income economies), yaitu negara-
negara yang mempunyai PNB perkapita sekitar US$25.480.

Dalam Pendapatan Perkapita akan dibahas mengenai Indikator Kesejahteraan


Negara, Standar Pertumbuhan Kemakmuran Negara, Pembanding Tingkat Kemakmuran
Antarnegara, dan Menghitung Pendapatan Perkapita. Untuk lebih jelasnya, pembahasan
mengenai Pendapatan Perkapita yaitu sebagai berikut.

1. Indikator Kesejahteraan Negara


Angka pendapatan perkapita merupakan ukuran yang paling dapat diandalkan
untuk melihat tingkat kesejahteraan suatu negara. Ini disebabkan karena pendapatan
perkapita telah mencakup faktor jumlah penduduk sehingga secara langsung
menunjukkan tingkat kemakmuran, sementara komponen pendapatan nasional lainnya
seperti GNP, GDP, dan sebagainya belum menunjukkan tingkat kemakmuran
masyarakat secara langsung karena tidak memperhitungkan faktor jumlah penduduk.
Misalkan pendapatan nasional negara A dengan negara B adalah sama, yaitu Rp. 100
milyar. Namun negara A mempunyai penduduk 5 juta sedangkan negara B mempunyai
penduduk 10 juta. Terlihat jelas bahwa tingkat kemakmuran negara A tidak sama
dengan negara B, karena negara B penduduknya dua kali lebih banyak, meskipun
pendapatan nasional kedua negara tersebut sama. Apabila dibagi dengan jumlah
penduduknya, pendapatan penduduk negara A jauh lebih besar daripada pendapatan
penduduk negara B.
2. Standar Pertumbuhan Kemakmuran Negara
Pendapatan perkapita merupakan standar umum untuk membandingkan tingkat
kemakmuran atau kesejahteraan suatu negara dari tahun ke tahun. Apbila pendapatan

11
perkapita meningkat, maka dapat dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat
meningkat. Namun, untuk memastikan apakah kesejahteraan masyarakat memang
benar-benar meningkat, kita harus memperhitungkan pendapatan perkapita secara riil,
yaitu peningkatan pendapatan perkapita dibandingkan dengan tingkat kenaikan harga
atau inflasi.
Sebagai contoh, misalkan pendapatan perkapita negara A pada suatu periode
sebesar Rp. 100 milyar. Pada periode berikutnya meningkat 50 persen, menjadi Rp.150
milyar. Namun dalam periode yang sama, ternyata inflasi juga meningkat 50 persen.
Katakanlah harga sebuah barang yang pada periode sebelumnya Rp100 ribu sekarang
menjadi Rp150 ribu. Peningkatan pendapatan perkapita tersebut menjadi tidak ada
artinya karena daya beli masyarakat tidak bertambah. Sehingga dapat dikatakan bahwa
dibandingkan dengan tingkat harga periode sebelumnya, secara riil pendapatan
perkapita negara A tidak berubah.
3. Pembanding Tingkat Kemakmuran Antarnegara
Selain sebagai pembanding tingkat kemakmuran suatu negara dari tahun ke
tahun, pendapatan perkapita juga umum digunakan sebagai pembanding tingkat
kemakmuran antar negara yang satu dengan lainnya. Dengan menetapkan standar
pendapatan perkapita, maka negara-negara di dunia dapat dikelompokkan ke dalam
negara berpendapatan rendah, menengah, atau tinggi.
Secara ringkas, kita dapat menyimpulkan beberapa manfaat dari perhitungan
pendapatan perkapita, yaitu:
a. Mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara dari waktu ke waktu.
b. Membandingkan tingkat kesejahteraan antar negara satu dengan lainnya.
c. Sebagai pedoman bagi pemerintah dalam membuat kebijakan ekonomi.
d. Mengelompokkan berbagai negara ke dalam beberapa tingkat pendapatan.

2.2 Pertumbuhan Ekonomi


2.2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam
masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan

12
ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan
faktor-faktor
Produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang
dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar
dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi
adalah lebih lambat dari potensinya (Sadono Sukirno, 1994;10).
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu
negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode
tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dimana meningkatnya pendapatan
tanpa mengaitkannya dengan tingkat pertumbuhan penduduk, tingkat pertumbuhan
penduduk umumnya sering dikaitkan dengan pembangunan ekonomi. Atau definisi
pertumbuhan ekonomi yang lainnya adalah bertambahnya pendapatan nasional dalam
periode tertentu misalnya dalam satu tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi menunjukan
peningkatan dari kapasitas produksi maupun jasa dalam kurun waktu tertentu.
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan
pendapatan yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah produksi barang dan jasa.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang pesat yaitu: Output yang meningkat, perkembangan teknologi,
Penyesuaian dan inovasi dalam bidang sosial. Setelah mengetahui pengertian
pertumbuhan ekonomi, tentunya seluruh negara menginginkan terjadinya pertumbuhan
ekonomi yang tinggi pada setiap tahunnya. Maka, negara-negara tersebut perlu
melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan jumlah produksi barang dan jasa.

13
2.2.2 Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDPriil per
kapita. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar
keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa
akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang
berlokasi di dalam sebuah negara. Kenaikan GDP dapat muncul melalui:
1. Kenaikan penawaran tenaga kerja
Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih
banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung
akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.
2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh
kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja
maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber
daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.
3. Kenaikan produktivitas
Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu
memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan
ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326)
Sumber pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu wilayah dapat dilihat
atau diukur dari tiga pendekatan yaitu, pendekatan faktor produksi (Neo Klasik),
pendekatan sektoral dan pendekatan pengeluaran yang meliputi konsumsi, investasi,
pengeluaran pemerintah dan selisih ekspor dengan impor.
Dalam pendekatan faktor produksi, sumber pertumbuhan ekonomi dilihat dari
faktor-faktor produksi yaitu modal (capital), tenaga kerja (man power) dan kemajuan
teknologi (technology progress). Selanjutnya, untuk melihat sumber pertumbuhan
ekonomi dari pendekatan sektoral yaitu dilihat dari sektor-sektor ekonomi. Sektor
ekonomi dalam hal ini dapat dibagi dalam 3 sektor saja yaitu sektor primer (pertanian
dan pertambangan), sektor sekunder dan kontruksi serta sektor tersier (jasa-jasa).

14
2.2.3 Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi
1. Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga
dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam
proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh
mana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang
memadai untuk melaksanakan proses pembangunan dengan membangun infrastruktur di
daerah-daerah.
2. Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam
melaksanakan proses pembangunannya. Namun, sumber daya alam saja tidak menjamin
keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun
sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber
daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong
adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula
menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada
aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi
yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan
perekonomian.
4. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi
yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses
pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat
mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan
sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya
sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

15
5. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat
penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-
barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

2.2.4 Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kesehatan Masyarakat


Informasi yang paling mengagumkan adalah penelusuran sejarah yang dilakukan
oleh Prof. Robert Fogel, yang menyatakan bahwa peningkatan ketersediaan jumlah
kalori untuk bekerja, selama 200 tahun yang lalu mempunyai kontribusi terhadap
pertumbuhan pendapatan per kapita seperti terjadi di Perancis dan Inggris. Melalui
peningkatan produktivitas tenaga kerja dan pemberian kalori yang cukup, Fogel
memperkirakan bahwa perbaikan gizi memberikan kontribusi sebanyak 30% terhadap
pertumbuhan pendapatan per kapita di Inggris.
Bukti-bukti makroekonomi menjelaskan bahwa negara-negara dengan kondisi
kesehatan dan pendidikan yang rendah, mengahadapi tantangan yang lebih berat untuk
mencapai pertumbuhan berkelanjutan jika dibandingkan dengan negara yang lebih baik
keadaan kesehatan dan pendidikannya. Pada Tabel dibawah ini ditunjukkan tingkat
pertumbuhan dari beberapa negara sedang berkembang pada periode 1965-1994.
Pengelompokan negara-negara tersebut didasarkan atas tingkat pendapatan dan angka
kematian bayi (sebagai proksi dari seluruh keadaan penyakit pada tahun 1965). Tabel
tersebut menjelaskan di negara-negara dengan tingkat angka kematian bayi yang rendah
menikmati tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada periode tertentu.

Tingkat Pertumbuhan Pendapatan Per Kapita, 1965-1994 ( Didasarkan atas


Pendapatan dan Angka Kematian Bayi, 1965)

Angka Kematian AKB AKB AKB AKB


Bayi (AKB),1965 < 50 50-100 100-150 > 150
Tahun Dasar Pendapatan, 1965
GDP < US$ 750 - 3.7 1.0 0.1

16
GDP US$ 750-1500 - 3.4 1.1 -0.7
GDP US$ 1500-3000 5.9 1.8 1.1 2.5
GDP US$ 3000-6000 2.8 1.7 0.3 -
GDP > US$ 6000 1.9 -0.5 - -

Sumber: WHO-SEAR, 2002


Terdapat korelasi yang kuat antara tingkat kesehatan yang baik dengan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Secara statistik diperkirakan bahwa setiap
peningkatan 10% dari angka harapan hidup (AHH) waktu lahir akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi minimal 0.30.4% pertahun, jika faktor-faktor pertumbuhan
lainnya tetap. Dengan demikian, perbedaan tingkat pertumbuhan tahunan antara
negara-negara maju yang mempunyai AHH tinggi (77 tahun) dengan negara-negara
sedang berkembang dengan AHH rendah (49 tahun) adalah sekitar 1.6%, dan pengaruh
ini akan terakumulasi terus menerus.
Peningkatan kesejahteraan ekonomi sebagai akibat dari bertambah panjangnya
usia sangatlah penting. Dalam membandingkan tingkat kesejahteraan antar kelompok
masyarakat, sangatlah penting untuk melihat angka harapan hidup, seperti halnya
dengan tingkat pendapatan tahunan. Di negara-negara yang tingkat kesehatannya lebih
baik, setiap individu memiliki rata-rata hidup lebih lama, dengan demikian secara
ekonomis mempunyai peluang untuk untuk memperoleh pendapatan lebih tinggi.
Keluarga yang usia harapan hidupnya lebih panjang, cenderung untuk menginvestasikan
pendapatannya di bidang pendidikan dan menabung. Dengan demikian, tabungan
nasional dan investasi akan meningkat, dan pada gilirannya akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
Cesario, Simon dan Kinne 1980 (dalam Tjiptoherijanto, 1993) menjelaskan
hubungan antara program gizi dan pertumbuhan ekonomi, menyatakan bahwa :
a. Perbaikan di dalam status gizi akan menurunkan tingkat kematian dan kesakitan,
khususnya bagi penduduk usia kerja, sehingga dapat meningkatkan partisipasi bagi
yang belum kerja dan meningkatkan hari kerja bagi yang sedang melakukan
kegiatan kerja.

17
b. Perbaikan dalam status gizi dan kesehatan tenaga kerja akan meningkatkan efisiensi
kerja melalui peningkatan kemampuan individualnya. Pengaruh dari program
kesehatan serta gizi terhadap penduduk usia muda akan terlihat pada peningkatan
GNP( Gross National Product) melalui pertumbuhan ekonomi, yakni dengan
bertambahnya tingkat partisipasi angkatan kerja dan secara tidak langsung melalui
tingkat partisipasi dalam dunia pendidikan.
Pendapatan perkapita penduduk juga dapat mempengaruhi status gizi karena jika
pendapatan yang tinggi maka status gizi menjadi baik sehingga menurunkan angka
kesakitan dan kematian. Sebaliknya. pendapatan yang rendah akan menimbulkan status
gizi yang buruk sehingga meningkatnya angka kesakitan dan kematian biasanya hal ini
terjadi pada penduduk miskin.
Kemiskinan merupakan salah satu faktor yang menghambat dalam
pembangunan ekonomi dan kesehatan. Penduduk miskin memiliki beban penyakit yang
tinggi karena terbatasnya akses terhadap air bersih dan sanitasi serta kecukupan gizi.
Selain itu biaya yang cukup tinggi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan membuat
penduduk miskin lebih memilih pengobatan alternatif serta rendahnya pendidikan
membuat keterbatasan pengetahuan dalam menghadapi suatu penyakit. Komunikasi
kesehatan adalah suatu cara yang dilakukan pelayanan kesehatan untuk mengajak
penduduk miskin untuk merubah perilaku dan memperbaiki kesehatan mereka.
Contoh kasus :
The biggest enemy of health in the developing world is poverty Kofi Annan
Saya tentu tidak bisa lupa bagaimana seorang balita di tempat tugas saya harus
meregang nyawa hanya karena penyakit diare. Penyakit yang sebenarnya sangat
mudah untuk ditangani. Akan tetapi bisa fatal akibatnya jika tidak segera mendapatkan
penanganan yang benar. Apa masalahnya? Ketika saya tanya, keluarga harus kumpul
uang dulu pak Dok untuk beli BBM
Daerah yang sangat jauh dari pusat layanan kesehatan ditambah dengan tidak
adanya uang untuk membeli BBM untuk bisa menjalankan mesin perahu menjadi salah
satu penyebab keterlambatan penanganan. Tentunya kurangnya pengetahuan juga
menjadi penyebab terjadinya kematian ini.

18
Jamak diketahui bagaimana kondisi daerah-daerah terpencil di Papua. Potret
kemiskinan, kurangnya pendidikan, masih buruknya kondisi kesehatan, infrastruktur,
(mungkin) diskriminasi, dan masalah keamanan menjadi hal yang nampak sulit untuk di
hilangkan. Life with dignity, free from fear and free from wants sebagai tujuan utama
pemenuhan hak asasi manusia tampaknya masih jauh dari capaian. Dan kemiskinan
menjadi musuh utama, seperti penyakit gula yang menggerogoti seluruh organ-organ
pada manusia.
Kembali kepada hubungan kemiskinan dengan status kesehatan manusia.
Apakah semakin tinggi pendapatan maka orang tersebut akan semakin sehat ?
Nyatanya iya berdasarkan banyak bukti. Kecenderungan si miskin untuk lack of care
karena sudah takut melihat angka-angka yang mungkin muncul dalam nota resep dokter
ataupun kebutuhan lainnya. Meskipun saat ini dengan adanya kartu-kartu sakti sudah
sangat membantu masyarakat yang tergolong miskin. Tapi bagaimana dengan
masyarakat yang masuk kategori near-poor , tidak mendapatkan jaminan kesehatan
melalui sistem JKN tapi terlalu berat untuk meng-ongkosi sendiri, membayar premi
untuk dirinya dan anggota keluarganya yang biasanya merupakan keluarga besar. Atau
golongan-golongan terlupakan karena tidak memiliki kartu identitas.

2.2.5 Manfaat Pertumbuhan Ekonomi


Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:
1. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil
pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur
tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita
dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga
produktivitasnya.
2. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk
perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional.
3. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia
atau lembaga internasional lainnya.

19
4. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi
perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur
daya (tenaga kerja dan modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-65

20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendapatan nasional merupakan seluruh pendapatan yang diterima oleh seluruh
anggota masyarakat atau seluruh rumah tangga keluarga (RTK) dalam suatu negara
dalam kurun waktu tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun. Sumber sumber
pendapatan Negara secara umum dibagi menjadi dua, yaitu pendapatan pajak dan
pendapatan non pajak.
Jenis pendapatan pajak yaitu: pajak penghasilan yang terdiri dari migas dan
nonmigas, pajak pertambahan nilai (PPN), pajak bumi dan bangunan (PBB), bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB), cukai (tembakau, minyak, gula pasir,
alkohol), pajak lainnya, bea masuk, pajak/punguntan ekspor. Realisasi Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) berasal dari: Penerimaan Sumber daya alam ( pendapatan
minyak bumi, pendapatan gas alam, pendapatan pertambangan umum, pendapatan
kehutanan,pendapatan perikanan), bagian Pemerintah atas laba BUMN, penerimaan
Negara bukan pajak lainnya.
Pendapatan Perkapita (per capita income/PCI) adalah pendapatan rata-rata untuk
masing-masing penduduk dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan
pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dibagi menjadi jumlah penduduk.
Pendapatan perkapita dan pendapatan nasional (faktor yang memacu pertumbuhan
ekonomi) merupakan indikator terpenting dalam mengukur tingkat kesejahteraan rakyat
suatu negara. Sebuah negara dikatakan makmur jika rakyatnya memiliki pendapatan
perkapita yang tinggi.
Pertumbuhan ekonomi disetiap negara pun berbeda beda tergantung dengan
pendapatan perkapita itu sendiri dan tergantung dengan pendapatan penduduknya.
Semakin tinggi pendapatan penduduknya maka akan semakin tinggi pula pertumbuhan
ekonomi di Negara tersebut dan sebaliknya dengan rendah nya pendapatan penduduk itu
sendiri maka akan berdampak pada rendahnya pendapatan nasional pada Negara itu
sendiri. Pertumbuhan ekonomi pada zaman sekarang ini berdampak pada kehidupan
penduduk suatu Negara dan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Semua
berpengaruh pada kesejahteraan rakyat banyak. Oleh karena itu Negara pun terus

21
memajukan pendapatan nasional mereka dengan menaikkan harga-harga kebutuhan
pokok dengan menjadikan pendapatan nasional yang akan lebih baik dan tingkat
perekonomian kita pun semakin baik

3.1 Saran
Dengan terbentuknya makalah ini, kelompok mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun bagi pembaca umumnya dan dosen pembimbing khususnya
sehingga kelompok dapat memahami dan mempelajarinya lebih dalam lagi

22
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. 2011. Makroekonomi Teori Pengantar. PT Raja Grafindo Persada:
Jakarta
Tjiptoherijanto, Prijono. (1994). Ekonomi Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai