Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH EKONOMI MAKRO ISLAM

PENDAPATAN NASIONAL

DOSEN PENGAMPU :

MUH. ALIM FASIEH, M.E

KELOMPOK 2 :

ANDI NURFADILAH 2020203862201043

MIFTAHUL MUTIAH 2020203862201058

RAHMAWATI 2020203862201019

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE

2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulilahi Rabbil’alamin, kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT. Tuhan
semesta alam yang telah melimpahkan karuniaNya kepada kita semua, sehingga dengan
berkat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam tak lupa pula kami kirimkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang
terang benderang yang dihiasi oleh imam, islam dan ihsan.

Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada ibu yang telah
memberi kami tugas untuk membuat makalah ini.Saya berharap makalah ini dapat

memberi manfaat bagi saya dan kita semua. Makalah ini berisikan tentang Pendapatan
Nasional Saya menyadari sepenuhnya banyak kekurangan dan keterbasan, meskipun
telah disertai dengan usaha yang maksimal sesuai dengan kemampuam yang telah saya
miliki. Oleh karena itu, segala saran kritik yang membangun sangat di harapkan untuk
perbaikan makalah yang akan datang. Dengan ini saya berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin ya Rabbil’alamin.

Parepare, 9 mei 2022

KELOMPOK 2

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN..........................................................................................5
BAB II....................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................6
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Pendapatan Nasional.........................................6
B. Sejarah Pendapatan Nasional...............................................................................7
C. Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional.........................................................8
D. Faktor yang Memengharui Pendapatan Nasional..............................................10
E. Pendapatan Nasional dalam Islam.....................................................................11
F. Jenis – jenis pendapatan Nasioanal....................................................................15
G. Penentuan Pendapatan Nasioanal......................................................................16
H. Istilah – Istilah Pendapatan Nasional.................................................................18
BAB III.................................................................................................................................20
PENUTUPAN......................................................................................................................20
A. KESIMPULAN.....................................................................................................20
B. SARAN..............................................................................................................20
.DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendapatan nasional adalah suatu tolak ukur yang digunakan untuk
memperhitungkan suatu perekonomian negara untuk memperoleh gambaran tentang
perekonomian yang sudah dicapai dan nilai pengeluaran yang diproduksi. Data pendapatan
nasional yang sudah diperoleh dapat digunakan untuk mebuat perkiraan tentang
perekonomian negara tersebut pada masa yang akan datang. Perkiraan ini dapat digunakan
untuk seseorang yang ingin melakukan bisnis untuk merencanakan kegiatan ekonomi di
masa yang akan datang dan untuk merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan
pembangunan di masa yang datang.

Tujuan mendalami pendapatan nasional yaitu untuk menilai tingkat kemajuan dan
pertumbuhan suatu negara, untuk memperoleh pemikiran yang maksimal nilai barang dan
jasa yang dihasilkan rakyat dalam kurun waktu satu tahun, dan untuk membuat konsep
program pembangunan yang berjangka panjang. Manfaat mendalami pendapatan nasional
adalah untuk mengetahui tentang susunan dalam perekonomian suatu negara, dapat
membandingkan kondisi perekonomian suatu negara, dapat membangdingkan
perekonomian antar daerah atau antar provinsi, dan juga dapat membandingkan kondisi
perekonomian negara satu dengan negara lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan pengertian dan ruang lingkup pendapatan nasional !
2. Jelaskan Sejarah pendapatan Nasional !
3. Apa saja Manfaat Pendapatan Nasional ?
4. Faktor – faktor apa saja yang memengharui pendapatan nasional ?
5. Jelaskan pendapatan nasional dalam islam !
6. Jelaskan jenis – jenis pendapatan nasional !
7. Jelaskan penentuan pendapatan nasional !
8. Jelaskan istilah pendapatan nasional !

4
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk Mengetahui pengertian dan ruang lingkup pendapatan nasional
2. Untuk Mengetahui Sejarah pendapatan Nasional
3. Untuk Mengetahui Manfaat Pendapatan Nasional
4. Untuk Mengetahui Faktor – faktor \ yang memengharui pendapatan nasional
5. Untuk Mengetahui pendapatan nasional dalam islam
6. Untuk Mengetahui jenis – jenis pendapatan nasional
7. Untuk Mengetahui penentuan pendapatan nasional
8. Untuk Mengetahui istilah pendapatan nasional
1.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Pendapatan Nasional


Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh Masyarakat
suatu Negara dalam kurun waktu tertentu yang biasanya satu tahun. Konsep pendapatan
nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusahan
menaksir pendapatan negaranya pada tahun 1665. Namun pendapat tersebut tidak
disepakati oleh ahli ekonomi modern karena Menurut ahli ekonomi modern, alat utama
untuk mengukur kegiatan Perekonomian adalah suatu jumlah barang atau jasa yang
dihasilkan setiap tahun Oleh suatu negara. Oleh karena itu pengertian pendapatan nasional
adalah ukuran Dari nilai total barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam
kurun Waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan uang. Salah satu tolak ukur yang
Digunakan untuk menilai kondisi perekonomian suatu negara adalah pendapatan Nasional

Pendapatan Nasional Menurut Para Ahli

Selain pengertian dari Pendapatan Nasional secara umum, ada beberapa


pengertian dari National Income yang diungkapkan oleh beberapa para ahli, diantaranya
adalah :

 Arthur Cecil, Pendapatan nasional merupakan bagian dari pendapatan objektif


orang-orang yang ada di suatu negara, termasuk pendapatan dari luar negeri, yang
dapat diukur kedalam bentuk tunai.
 Irving Fisher, Pendapatan nasional adalah sebuah pendapatan dasar yang
dikonsumsi langsung pada tahun yang sama.
 Alfred Marshall, Pendapatan nasional dapat digambarkan sebagai pekerjaan dan
modal dari suatu negara yang memproses sumber daya alamnya agar dapat
menghasilkan jumlah bersih dalam bentuk material dan juga inmaterial, termasuk
jasa dan lain sebagainya.

Secara sederhana pendapatan nasional dapat diartikan sebagai jumlah barang dan
jasa yang dihasilkansuatu negara pada periode tertentu biasanya satu tahun. Istilah yang
terkait dengan pendapatan nasional beragam antara lain: Produk Domestic Bruto (Gross

6
Domestic Product/GDP), Produk Nasional Bruto (Gross National Product/GNP), serta
Produk Nasional Neto (Net National roduct/NNP).

Perhitungan pendapatan nasional akan memberikan perkiraan GDP secara teratur


yang merupakan ukuran dasar dari performansi perekonomian dalam memproduksi barang
dan jasa. Selain itu perhitungan pendapatan nasional juga berguna untuk menerangkan
kerangka kerja hubungan antara variabel makroekonomi, yaitu; output, pendapatan, dan
pengeluaran.

Pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan merupakan hasil penjumlahan


dari seluruh penerimaan (rent, wage, interest, profit) yang diterima oleh pemilik faktor
produksi dalam suatu negara selama satu periode. Ditinjau dari pendekatan pendapatan,
penghitungan pendapatan nasional dilakukan dengan cara mengumpulkan data pendapatan
yang diperoleh oleh rumah tangga keluarga. Atau dengan cara menjumlahkan pendapatan
yang diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu masyarakat selama satu tahun.
Pendapatan ini berupa sewa, upah dan gaji, bunga, dan laba usaha.Perhitungan pendapatan
nasional dengan pendekatan Pendapatan dapat menggunakan rumus

Y=R+W+I+P

Dimana Y: Pendapatan nasional

R : Rent (sewa)

W : Wages (upah)

I : Interest (bunga)

P : Profit (laba)

B. Sejarah Pendapatan Nasional


pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris
yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam
perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan
penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak
disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi
modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional.

7
Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk
Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada
suatu negara.

C. Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional


1. Untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi nasional
Dengan adanya data pendapatan nasional, negara bisa tau apakah ada peningkatan
dari laju pertumbuhan ekonomi negara dari tahun ke tahun, mengalami kemajuan
atau kemunduran. Sehingga, bisa dilakukan evaluasi ke depannya.
2. Untuk membandingkan kemajuan perekonomian antar negara.
dari sini bisa dilihat mana saja negara yang masuk kategori negara maju dan
berkembang. Semakin tinggi pendapatan nasionalnya, berarti negara tersebut
semakin maju.
3. Untuk mengetahui struktur perekonomian suatu negara
Kita bisa lihat suatu negara mendapatkan pendapatan paling tinggi dari sektor
mana, apakah pertanian atau industri.
4. Menjadi landasan perumusan kebijakan pemerintah
Setelah pemerintah mengetahui tingkat perekonomian negaranya, maka bisa
dilakukan evaluasi terkait dengan kebijakan agar bisa ditingkatkan lagi.
5. Mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional
Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara
menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan
perhitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara
pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk
negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya.
6. Menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekonomian terhadap
pendapatan nasional
misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdagangan, jasa, dan
sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan
perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara
atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.
7. Mendapat Informasi Soal Tingkat Kemakmuran Masyarakat

8
Kalau ingin tahu seperti apa tingkat kemakmuran masyarakat suatu negara,
pemerintah suatu negara lazimnya akan melakukan perhitungan pendapatan
nasional. Mengetahui tingkat kemakmuran dapat membuat pemerintah negara
tersebut mendapat informasi-informasi lain yang mempengaruhi tingkat ekonomi
tersebut, seperti: kualitas hidup masyarakat, serta standar hidup yang berlaku di
lingkungan masyarakat tersebut.
8. Membantu Pemerintah untuk Melakukan Evaluasi dan mengukur Perubahan yang
Terjadi
Setelah melakukan perhitungan pendapatan nasional, maka pemerintah suatu
negara akan langsung tahu bagaimana tingkat kemakmuran rakyatnya. Ini tentu
akan membantu pemerintahan negara tersebut, terutama saat melakukan evaluasi
nanti. Adapun evaluasi yang dilakukan biasanya menyangkut kebijakan ekonomi
yang sudah mereka lakukan selama ini.

Tak sampai di situ, perhitungan pendapatan nasional juga membantu pemerintah


melihat perubahan yang terjadi di negaranya, terutama di sektor ekonomi. Hasil
perhitungan pendapatan nasional akan menunjukan grafik perubahan ekonomi suatu negara
dari waktu ke waktu. Itulah mengapa pemerintah bisa melihat perubahan ekonomi di
negaranya dengan mudah.

Jadi secara ringkasnya pendapatan Nasional bermanfaat untuk :


1. Mengetahui perkembangan suatu negara, terutama dari faktor ekonomi,
2. Meningkatkan tingkat kemakmuran suatu negara,
3. Mengevaluasi kinerja perekonomian dalam skala tertentu,
4. Mengukur perubahan perekonomian suatu negara secara berkala,
5. Memudahkan dalam membandingkan kinerja ekonomi dari setiap sektor,
6. Sebagai indikator kualitas hidup masyarakat di suatu negara,
7. Sebagai indikator perbandingan kinerja antar negara,
8. Sebagai indikator perbandingan kualitas standar hidup antar negara,
9. Sebagai indikator dan perbandingan tingkat pertumbuhan ekonomi dari waktu
ke waktu dan
10. Sebagai indikator dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dan kekayaan dari
suatu negara.

9
11. Dengan adanya pendapatan nasional juga, sebuah negara dapat membuat
kebijakan serta strategi yang tepat untuk meningkatkan kinerja.

D. Faktor yang Memengharui Pendapatan Nasional


Pendapatan nasional adalah nilai total output akhir suatu negara dari semua barang
dan jasa baru yang diproduksi dalam satu tahun. Pencatatan pendapatan nasional
merupakan sistem pembukuan yang digunakan pemerintah untuk mengukur tingkat
kegiatan ekonomi negara dalam periode waktu tertentu.

Catatan akuntansi seperti ini mencakup data mengenai total pendapatan yang
diperoleh perusahaan domestik, upah yang dibayarkan kepada pekerja asing dan
domestik, dan jumlah yang dihabiskan untuk pajak penjualan dan pendapatan oleh
perusahaan dan individu yang tinggal di negara tersebut.

1. Konsumsi dan Tabungan


Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa
dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun),
sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak
dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan
sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang
dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah laku
masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.

2. Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari
pengeluaran agregat. Investasi adalah aktivitas menempatkan modal baik
berupa uang atau aset berharga lainnya ke dalam suatu benda, lembaga, atau
suatu pihak dengan harapan pemodal atau investor kelak akan mendapatkan
keuntungan setelah kurun waktu tertentu.
Karena harapan mendapatkan keuntungan di kemudian hari inilah investasi
disebut juga sebagai penanaman modal. Istilah investasi sendiri berasal dari
kata Bahasa Italia, investire yang berarti memakai atau menggunakan.
Umumnya, dana atau aset yang ditanamkan oleh seorang investor akan
dikembangkan oleh badan atau pihak yang mengelola.

10
Keuntungan dari hasil pengembangan tersebut nantinya akan dibagikan kepada
investor sebagai imbal balik sesuai dengan ketentuan antara kedua pihak.
Secara ekonomi, dalam investasi, pemodal akan membeli sesuatu yang tidak
akan dipergunakan sekarang. Sesuatu yang dibeli tersebut disimpan sebagai
harta yang setelah melewati masa tertentu dapat mengalami perubahan nilai.
Investasi tidak selalu berujung menghasilkan keuntungan. Terdapat risiko
kerugian juga dalam berinvestasi. Maka dari itu, penting sekali memahami
jenis-jenis investasi dan risikonya. Dalam mempelajari berbagai hal mengenai
investasi, Grameds dapat membaca buku Investing Is Easy oleh Raymond
Budiman.

3. Permintaan dan Penawaran Agregat


Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan
terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga.
Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang
akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan
penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran
barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan
tingkat harga tertentu.
Konsumsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan
nasional Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka
perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat
harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan
tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan
mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat
cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional
(pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.

E. Pendapatan Nasional dalam Islam


Pendekatan ekonomi konvensional menyatakan GDP atau GNP riil dapat dijadikan
sebagai suatu ukuran kesejahteraan ekonomi atau kesejahteraan pada suatu negara. Pada
waktu GNP naik, maka diasumsikan bahwa rakyat secara materi bertambah baik posisinya
dan sebaliknya, tentunya setelah dibagi dengan jumlah penduduk (GNP per kapita).

11
Ekonomi Islam mengkritisi perhitungan GDP rill per kapita yang dijadikan
sebagai indikator bagi kesejahteraan suatu negara. Satu hal yang membedakan sistem
ekonomi Islam dan sistem ekonomi lainnya adalah penggunaan parameter falah. Falah
adalah kesejahteraan yang hakiki, kesejahteraan yang sebenar-benarnya, dimana komponen
rohaniah masuk dalam pengertian falah. Al falah dalam pengertian Islam mengacu pada
konsep Islam tentang manusia itu sendiri. Selain harus memasukkan unsur falah dalam
menganalisis kesejahteraan, perhitungan pendapatan nasional berdasarkan Islam juga harus
mampu mengenali bagaimana interaksi instrumen-instrumen wakaf, zakat, dan sedekah
dalam meningkatkan kesejahteraan umat.

Dalam Islam, esensi manusia ada pada ruhaniahnya. Karena itu, seluruh kegiatan
duniawi termasuk dalam aspek ekonomi diarahkan tidak saja untuk memenuhi tuntutan
fisik jasadiyah melainkan juga memenuhi kebutuhan rohani dimana roh merupakan esensi
manusia.Pada intinya, ekonomi Islam harus mampu menyediakan suatu cara untuk
mengukur kesejahteraan ekonomi dan kesejahteraan sosial berdasarkan sistem moral dan
sosial Islam. Setidaknya ada empat hal yang semestinya bisa diukur dengan pendekatan
pendapatan nasional berdasarkan ekonomi Islam, sehingga tingkat kesejahteraan bisa
dilihat secara lebih jernih dan tidak biasa . Empat hal tersebut adalah:

1. Pendapatan nasional harus dapat mengukur peyebaran pendapatan individu rumah


tangga
Kendati GNP dikatakan dapat mengukur kinerja kegiatan Ekonomi yang terjadi
dipasar, GNP tidak dapat menjelaskan komposisi Dan distribusi nyata dari output
perkapita. Semestinya pengitungan Pendapatan nasional Islami harus dapat
mengenali penyebaran alamiah Dari output perkapita tersebut, karena dari sinilah
nilai-nilai sosial dan Ekonomi Islam bisa masuk. Jika penyebaran pendapatan
individu Secara nasional bisa dideteksi secara akurat, maka akan dengan mudah
dikenali seberapa besar rakyat yang masaih hidup dibawah garis kemiskinan.

Hal ini terjadi saat pemerintah Indonesia saat itu kemiskinan Bantuan Langsung
Tunai (BLT) kepada rakyat miskin. Namun nyatanya banyak terjadi ketidakpuasan,
karena daftar yang nyata dari rakyat miskin sesungguhnya sangat tidak akurat.
Perhitungan dari BPS didasarkan pada survei yang kurang mencerminkan
kenyataan sesungguhnya, sementara angka GNP memang tidak bisa digunakan
untuk mengetahui jumlah penduduk miskin. Demikian pula GNP tidak

12
mampu mendeteksi kegiatan produksi yang tidak ditransaksikan dipasar. Itu artinya
kegiatan produktif keluarga yang langsung dikonsumsi dan tidak memasuki ke
pasar tidak dicatat dalam GNP. Padahal kenyataan ini sangat mempengaruhi
kesejahteraan individu.

Persoalan lainnya adalah, didalam penghitungan GNP konvensional, produksi


barang-barang mewah memiliki bobot yang sama dengan produksi barang-barang
kebutuhan pokok. Maka untuk lebih mendekatkan pada ukuran kesejahteraan,
ekonomi Islam menyarankan agar produksi kebutuhan pokok memiliki bobot yang
lebih berat ketimbang produksi barang-barang mewah.

2. Pendapatan Nasional Harus Dapat Mengukur Produksi di Sektor Pedesaaan.


Sangat disadari bahwa bukan hal yang mudah untuk mengukur secara akurat
produksi komoditas subsistem, namun bagaimanapun juga perlu satu kesepakatan
untuk memasukkan angka produksi komoditas yang dikelola secara subsistem
kedalam penghitungan GNP. Komoditas subsistem mini khususnya pangan,
sangatlah penting di negara-negara muslim yang baru dalam beberapa dekade ini
masuk dalam percaturan ekonomi dunia. Sebagai satu contoh, betapa tidak
sempurnanya perkiraan produksi komoditas subsiste mini. Oleh karena itu, kita juga
tidak mengetahui sekarang ini kondisinya apakah sedang naik atau bahkan sedang
turun. Padahal hal ini sangat dibutuhkan oleh pembuat kebijakan untuk mengambil
keputusan, khususnya yang berkaitan dengan tingkat kesejahteraan rakyat lapisan
bawah yang secara masa memiliki jumlah terbesar. Untuk mengetahui tingkat
produksi komoditas subsisten ini, harus diketahui terlebih dahulu tingkat harga
yang digunakan. Pada umunya ada dua jenis harga pasar, yakni harga yang secara
nyata diterima oleh petani atau diharapkan diterima oleh petani, dan satu set harga
lainnya adalah nilai yang dibayar konsumen dipasar eceran. Peningkatan produksi
ditingkat rakyat pedesaan, umumnya justru mencerminkan penurunan produk-
produk pangan ditingkat konsumen, atau sekaligus mencerminkan peningkatan
pendapatan para pedagang perantara, yang posisinya ada diantara petani dan
konsumen. Ketidakmampuan mendeteksi secara aktual pendapatan dari sektor
subsisten ini jelas satu kelemahan yang harus diatasi. Karena disektor ini

13
bergantung nafkah rakyat dalam jumlah besar, dan dsinilah inti masalah dari
distribusi pendapatan.

3. Pendapatan Nasional Harus Dapat Mengukur Kesejahteraan Ekonomi Islami


Kita sudah melihat bahwa angka rata-rata perkapita tidak menyediakan kepada kita
informasi yang cukup untuk mengukur kesejahteraan yang sesungguhnya. Adalah
sangat penting untuk mengekspresikan kebutuhan efektif atau kebutuhan dasar akan
barang dan jasa, sebagai presentasi total konsumsi. Hal itu perlu dilakukan karena
kemampuan untuk menyediakan kebutuhan dasar seperti pangan, perumahan,
pelayanan kesehatan, pendidikan, air bersih, dan pelayanan publik lainnya
sesungguhnya bisa menjadi ukuran bagaimana tingkat kesejahteraan dari suatu
negara atau bangsa.Jika dikaitkan dengan konsep MEW (Measures for Economics
Welfare) yang dilakukan oleh Nordhaus dan Tobin dalam konteks ekonomi barat.
Kalau GNP mengukur hasil, maka MEW merupakan ukuran dari konsumsi rumah
tangga yang memberi kontribusi kepada kesejahteraan manusia. Perkiraan MEW
didasarkan pada asumsi bahwa kesejahteraan rumah tangga yang merupakan ujung
akhir dari seluruh kegiatan ekonomi sesungguhnya sangat bergantung pada tingkat
konsumsinya. Kedua profesor tersebut membagi konsumsi kedalam tiga kategori :
a. Belanja untuk keperluan publik, seperti membuat jalan, jembatan, dan fasilitas
umum lainnya.
b. Belanja berbagai keperluan rumah tangga
c. Memperkirakan berkurangnya kesejahteraan sebagai akibat urbanisasi, polusi
dan masalah kemacetan. Meski MEW ini diukur dalam konteks barat, konsep
ini sebenarnya menyediakan petujuk-petunjuk yang berharga untuk
memperkirakan level kebutuhan hidup minimum secara Islami
4. Perhitungan Pendapatan Nasional Sebagai Ukuran dari Kesejahteraan Sosial Islami
Melalui Pendugaan Nilai Satuan Antar Saudara dan Sedekah
Seperti kita ketahui bahwa GNP adalah ukuran moneter dan tidak memasukkan
transfer payment seperti sedekah. Namun harus disadari, bahwa sedekah bukan
memiliki peran signifikan didalam masyarakat Islam. Dan ini bukan sekedar
pemberian secara sukarela kepada orang lain namun merupakan bagian dari
kepatuhan dalam menjalankan kehidupan beragama. Di dalam masyarakat Islam,
terdapat kewajiban untuk menyantuni kerabat yang mengalami kesulitan ekonomi
5. Sebagai Ukuran Dari Kesejahteraan Sosial

14
F. Jenis – jenis pendapatan Nasioanal
Terdapat enam jenis pendapatan nasional sebagaimana dijelaskan dalam buku
Perekonomian dan Bisnis Indonesia (2021). Jenis-jenis pendapatan nasional
dibedakan sebagai berikut.
1. Produk Domestik Bruto (PDB)/Gross Domestic Product (GDP)
Produk domestik bruto (PDB) merupakan jumlah produk berupa barang dan
jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu
negara (domestik) selama satu tahun, termasuk hasil produksi barang dan jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan orang asing yang beroperasi di wilayah negara
yang bersangkutan.
PDB dianggap bersifat bruto/kotor. Dengan demikian, pendapatan yang
diperoleh dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu
negara yang berada di luar negeri tidak turut diperhitungkan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB)/Gross Regional Domestic Product (GRDP) adalah
menghitung pendapatan nasional dalam lingkup wilayah atau daerah.

2. Produk Nasional Bruto (PNB)/Gross National Product (GNP)


Produk nasional bruto (PNB) adalah jumlah seluruh produk barang dan jasa
suatu negara dalam satu tahun, yang meliputi barang dan jasa yang dihasilkan
oleh seluruh warga negara (nasional) baik yang berada di dalam negeri maupun
di luar negeri. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan asing yang
berada di dalam negeri tidak diperhitungkan.

3. Produk Nasional Neto atau Net National Product (NNP)


Produk nasional neto adalah nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan dalam
satu tahun. Untuk menghitung NNP adalah Produk Nasional Bruto (PNB)
dikurangi dengan penyusutan (depreciation). Penyusutan di sini artinya
penyusutan barang-barang yang digunakan dalam proses produksi atau barang
modal.

4. Nasional Bersih atau Net National Income (NNI)

15
Terdapat dua sisi pendapatan nasional bersih, yaitu: Dari sisi pendapatan, yaitu
pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh
masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
Dari sisi produksi, yaitu sejumlah nilai bersih barang dan jasa yang dihasilkan
oleh suatu negara. Untuk mengetahui besarnya NNI yaitu NNP dikurangi
dengan pajak tidak langsung. Pajak tidak langsung adalah pajak yang
pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain, misalnya Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

5. Pendapatan Orang Pribadi/Personal Income (PI)


Pendapatan orang pribadi adalah seluruh pendapatan yang benar-benar diterima
oleh masyarakat, termasuk pendapatan yang didapatkan tanpa memberikan
suatu kegiatan yang lainnya.

6. Pendapatan yang Siap Dibelanjakan/Disposable Income


Pendapatan yang siap dibelanjakan adalah pendapatan yang siap untuk
dibelanjakan atau dimanfaatkan. Pendapatan ini diperoleh dari penghasilan
orang pribadi setelah dikurangi dengan pajak langsung.

G. Penentuan Pendapatan Nasioanal


Terdapat tiga pendekatan untuk mengukur pendapatan nasional, yaitu pendekatan
produksi (production approach), pendekatan pendapatan (income approach), dan
pendekatan pengeluaran (expenditure approach).

1) Pendekatan produksi (production approach)


Pendekatan yang pertama adalah pendekatan produksi. Nah, pendekatan ini
menekankan pada kegiatan yang menciptakan nilai tambah (value added). Maka
dari itu, perhitungan hanya mencakup perhitungan nilai tambah pada sektor
produksi. Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Y = (Q1 x P1) + (Q2 x P2) + (Q3 x P3) + …. + (Qn x Pn)
Keterangan:
Y = pendapatan nasional
P1 = harga barang ke-1

16
Pn = harga barang ke-n
Q1 = jenis barang ke-1
Qn = jenis barang ke-n

2) Pendekatan pendapatan (income approach)


Pendekatan kedua yang digunakan untuk menghitung pendapatan nasional
adalah pendekatan pendapatan. Berdasarkan pendekatan pendapatan, pendapatan
nasional dihitung dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima
masyarakat (pemilik faktor produksi) sebagai balas jasa yang mereka terima
dalam proses produksi meliputi:
1. Upah/gaji (w) = balas jasa pemilik tenaga kerja
2. Sewa (r) = balas jasa pemilik tanah
3. Bunga (i) = balas jasa pemilik modal
4. Keuntungan (profit/p) = balas jasa pengusaha
Jadi secara matematis, menurut pendekatan pendapatan, pendapatan nasional
dirumuskan sebagai berikut:
Y=w+r+i+p
Keterangan:
Y = pendapatan nasional
R = pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya
W = pendapatan bersih dari sewa
I = pendapatan dari bunga
P = pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan

3) Pendekatan pengeluaran (expenditure approach)


Terakhir adalah pendekatan pengeluaran. Nah, pada pendekatan ini pendapatan
nasional dihitung dengan cara menjumlahkan permintaan akhir dari para pelaku
ekonomi (konsumen, produsen, dan pemerintah) dalam suatu negara, meliputi:
Pengeluaran konsumsi rumah tangga (consumption/c).
Investasi domestik bruto (investment/i).
Pengeluaran konsumsi pemerintah (government expenditure/g).
Ekspor neto atau nilai ekspor (export/x) dikurangi impor (import/i) → (x–m).
Secara matematis dituliskan sebagai berikut.
Y = c + g + i + (x-m)

17
Keterangan :
Y = pendapatan nasional
C = consumption ( konsumsi rumah tangga )
I = investment ( investasi )
G = government expenditure ( pengeluaran pemerintah )
X = ekspor
M = impor

H. Istilah – Istilah Pendapatan Nasional


1. Produk Domestik Bruto (GDP): Adalah jumlah produk yang dihasilkan oleh unit-
unit produksi dalam bentuk barang atau jasa di dalam batas wilayah tertentu pada
suatu negara selama setahun.

Produk domestik bruto (PDB) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa
yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara
(domestik) selama satu tahun, termasuk hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang
bersangkutan.

PDB dianggap bersifat bruto/kotor. Dengan demikian, pendapatan yang diperoleh


dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara yang
berada di luar negeri tidak turut diperhitungkan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB)/Gross Regional Domestic Product (GRDP) adalah menghitung pendapatan
nasional dalam lingkup wilayah atau daerah.

GDP = Pendapatan Masyarakat DN (dalam negeri) + Pendapatan Asing DN


2. Produk Nasional Bruto (GNP): Merupakan nilai produk berupa barang atau jasa
yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara dalam satu tahun, yang meliputi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh warga negara (nasional) baik yang
berada di dalam negeri maupun di luar negeri. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan asing yang berada di dalam negeri tidak diperhitungkan.
GNP = Pendapatan WNI DN + Pendapatan WNI LN (luar negeri) – Pendapatan
Asing DN
3. Produk Nasional Netto (NNP): Nilai produk yang dihitung dengan cara mengurangi
GNP dengan depresiasi atau penyusutan barang modal. Produk nasional neto adalah

18
nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu tahun. Untuk menghitung
NNP adalah Produk Nasional Bruto (PNB) dikurangi dengan penyusutan
(depreciation). Penyusutan di sini artinya penyusutan barang-barang yang
digunakan dalam proses produksi atau barang modal.
NNP = GNP – depresiasi
4. Pendapatan Nasional Netto (NNI): merupakan pendapatan nasional yang dihitung
berdasarkan jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik
faktor produksi.Terdapat dua sisi pendapatan nasional bersih, yaitu: Dari sisi
pendapatan, yaitu pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang
diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Dari sisi produksi, yaitu
sejumlah nilai bersih barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara. Untuk
mengetahui besarnya NNI yaitu NNP dikurangi dengan pajak tidak langsung. Pajak
tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak
lain, misalnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah (ppnbm).
NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung
5. Pendapatan Perseorangan (PI): Merupakan pendapatan yang diterima oleh setiap
orang dalam suatu masyarakat negara, misalnya seperti gaji karyawan.
PI = NNI – Pajak Perusahaan – Iuran – Laba Ditahan + Transfer Payment
6. Pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income) : Adalah pendapatan yang
siap digunakan untuk membeli barang atau jasa konsumsi, dan sisanya digunakan
untuk menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Pendapatan ini sering
juga disebut sebagai disposable income.
DI = PI – Pajak Langsung

19
BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Secara sederhana pendapatan nasional dapat diartikan sebagai jumlah barang dan jasa
yang dihasilkansuatu negara pada periode tertentu biasanya satu tahun. Istilah yang terkait
dengan pendapatan nasional beragam antara lain: Produk Domestic Bruto (Gross Domestic
Product/GDP), Produk Nasional Bruto (Gross National Product/GNP), serta Produk
Nasional Neto (Net National roduct/NNP).

Metode perhitungan pendapatan nasional yaitu: Pendekatan pendapatan,


Pendekatan produksi dan Pendekatan pengeluaran

Ada empat hal yang semestinya bisa diukur dengan pendekatan pendapatan nasional
berdasarkan ekonomi Islam, sehingga tingkat kesejahteraan bisa dilihat secara lebih jernih
dan tidak biasa . Empat hal tersebut adalah:

1. Pendapatan nasional harus dapat mengukur peyebaran pendapatan individu rumah


tangga
2. Pendapatan Nasional Harus Dapat Mengukur Produksi di Sektor Pedesaaan.
3. Pendapatan Nasional Harus Dapat Mengukur Kesejahteraan Ekonomi Islami
4. Penghitungan Pendapatan Nasiona
5. Sebagai Ukuran Dari Kesejahteraan Sosial

Adapun istilah istilah dalam pendapatan nasiaonal yaitu :

1. Produk Domestik Bruto (GDP)


2. Produk Nasional Bruto (GNP)
3. Produk Nasional Netto (NNP)
4. Pendapatan Nasional Netto (NNI)
5. Pendapatan Perseorangan (PI)
6. Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)

B. SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Kami sadar makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami

20
harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya. Kami minta maaf apabila ada kesalahan
dalam penulisan dan isi makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin.

21
.DAFTAR PUSTAKA

Agung Andana Yoshanda (2020), “Pendaptan Nasional”, Universitas Muhammadiyah


sidioarjo, Jawa Timur Sidoarjoo

https://ekonomi.bunghatta.ac.id/index.php/en/article/910-komponen-pendapatan-nasional-
pengertian-menurut-para-ahli-jenis-rumus-dan-tujuan-menghitungnya

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional

https://www.gramedia.com/literasi/pendapatan-nasional/

https://katadata.co.id/intan/berita/620f11815d57c/pendapatan-nasional-jenis-rumus-
manfaat-dan-faktor-pengaruhnya.

https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/pendapatan-nasional-pengertian-cara-menghitung-
rumus-metode-dan-manfaatnya\

https://osf.io/67rqh/download/?format=pdf

https://osf.io/xcujg/download

http://eprints.umsida.ac.id

https://kamus.tokopedia.com

22

Anda mungkin juga menyukai