Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH EKONOMI MAKRO

PENDAPATAN NASIONAL

DOSEN PENGAMPU: BQ. FEBRIANA DWI MULIATI ,SE, MM

KELOMPOK III

REZA MAS’AD

RIZAL MARDIAN

ROHMATUL AVINA

SITIHAR TINA

SERLI SAFIRA AMANDA

TURMUZI ADNAN

FAKULTAS EKONOMI SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM QAMARUL HUDA BAGU LOMBOK


TENGAH 2022-2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh…….

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat mengerjakan makalah
Studi Hukum Islam ini dengan tepat waktu.

Melalui makalah ini, kami menyampaikan sebuah materi tentang


PENDAPATAAN NASIONAL. Pada proses penyusunan makalah ini kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi penyusunan
bahasannya maupun dari segi lainnya. Olehh karna itu, kami mohon maaf sebesar
– besarnya atas kesalahan tersebut. Kami mengucapkan trimakasih kepada dosen
yang telah memberi bimbingan dan kesempatan pada kami sehingga kami dapat
menyusun makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran, baik dari dosen
pembimbing maupun teman-teman. Semoga makalah ini dapat memberikan yang
lebih luas kepada kita semua, dan semoga dengan adanya tugas ini Allah SWT
meridhoinya dan akhirnya membawa hikmah untuk kita semua aamiin yarabbal
alamin.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahu Wabarokatuh………..

2
DAFTAR ISI

Cover....................................................................................................................................
Kata Penganta......................................................................................................................

Daftar isi..............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar belakang.........................................................................................................
B. Rumusan masalah....................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Pengertian pendapatan nasional..............................................................................
B. Konsep pendapatan nasional...................................................................................
C. Metode pendapatan nasional....................................................................................
D. Manfaat penghitugan pendapataan nasional...........................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................


Kesimpulan..........................................................................................................................

Daftar Pustaka......................................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar


pada suatu negara. Pendapatan nasional adalah jumlah
pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga
(RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam
satu periode, biasanya selama satu tahun.

Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh


Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan
nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam
perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan
nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama
setahun.

Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli


ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi
modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan
pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai
pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto
(Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan
jasa yang dihasilkan tiap tahun

B. Rumusan masalah

a) Untuk mengetahui pengertian pendapatan nasional


b) Untuk mengetahui konsep pendapatan nasional
c) Untuk mengetahui metode pendapatan nasional
d) Untuk mengetahui manfaat penghitugan pendapataan nasional

C. Tujuan
a) Agar mengetahui pengertian pendapatan nasional
b) Agar mengetahui konsep pendapatan nasional
c) Agar mengetahui metode pendapatan nasional
d) Agar mengetahui manfaat penghitugan pendapataan nasional

4
BAB II
PEMBAHASAAN

1) Pengertian Pendapatan Nasional

Pendapatan menurut KBBI adalah hasil kerja (usaha). Bila dihubungkan


dengan ilmu ekonomi, pendapatan adalah sesuatu yang diterima
seseorang sebagai hasil kerja (usaha) dan imbalan atas penyediaan
faktor-faktor produksi yang dapat berupa gaji, upah, sewa, bunga, atau
laba. Bila setiap individu, keluarga atau perusahaan mempunyai
pendapatan, negara juga memiliki pendapatan, yang dikenal dengan
istilah pendapatan nasional. Besarnya pendapatan nasional yang
diperoleh pemerintah digunakan sebagai alat ukur kemakmuran negara
tersebut dari waktu ke waktu. Selain itu, pendapatan nasional juga dapat
digunakan sebagai pembanding tingkat perekonomian dengan negara
lain.

Pendapatan nasional menggambarkan tingkat produksi barang dan jasa


yang dihasilkan oleh suatu negara dalam kurun waktu satu tahun tertentu.
Dengan demikian pendapatan nasional mempunyai peran penting dalam
menggambarkan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai serta perubahan
dan pertumbuhannya dari tahun ke tahun. Kegiatan perekonomian negara
dalam menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat,
merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat. Aktivitas tersebut melibatkan individu, keseluruhan
masyarakat baik pemerintah, swasta, dan rumah tangga. Setiap negara
akan mengumpulkan berbagai informasi mengenai kegiatan ekonominya
agar secara kontinu dapat diperhatikan perubahan-perubahan tingkat dan
corak kegiatan ekonomi yang berlaku.

Salah satu informasi penting yang akan dikumpulkan adalah data


mengenai pendapatan nasionalnya. Setiap negara akan mewujudkan
suatu sistem penghitungan pendapatan nasional yang dinamakan national
income accounting system atau sistem penghitungan pendapatan
nasional.

2) Konsep Pendapatan Nasional

Dalam menjelaskan konsep pendapatan nasional akan ditemui beberapa


istilah yang dianggap sama meskipun sebenarnya tidak demikian. Istilah
yang paling dominan tentang pendapatan nasional antara lain istilah PDB,
GNP, dan NNI, kemudian istilah lain yang sekarang ini sering muncul

5
adalah PDRB. Keempatnya merupakan istilah yang menunjukkan
pendapatan nasional suatu negara, namun demikian instrumen yang
digunakan untuk masing-masing negara berbeda sehingga akan memiliki
arti yang berbeda pula untuk penggunaan istilah-istilah tersebut. Selain
istilah di atas, ada istilah lain yang merupakan penggambaran konsep
pendapatan nasional, antara lain NNP, PI, dan DI. Ada perbedaan yang
mendasar dari istilah-istilah tersebut di atas. Di bawah ini akan dibahas
tentang perbedaan di antara istilah-istilah pendapatan nasional, sebagai
berikut.

a) Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)

Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) adalah
jumlah dari seluruh produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu
negara selama satu tahun termasuk di dalamnya barang dan jasa yang
dihasilkan oleh orang asing dan perusahaan asing yang beroperasi di
dalam negeri. Tetapi tidak termasuk hasil barang dan jasa yang dihasilkan
oleh masyarakat Negara tersebut yang bekerja di luar negeri (misal untuk
Indonesia TKI atau TKW yang bekerja di Luar negeri). Ada sembilan
lapangan usaha yang masuk dalam perhitungan Produk Domestik Bruto
(PDB), antara lain:

 Pertanian;

 Pertambangan dan penggalian;

 Industri;

 Listrik, gas, dan air bersih;

 Bangunan atau konstruksi;

 Perdagangan, hotel, dan restoran;

 Pengangkutan dan komunikasi;

 Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan;

 Jasa-jasa lainnya, misalkan jasa konsultan, pengacara, dll.


b) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah produk berupa


barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang ada di
daerah selama 1 (satu) tahun. Dalam perhitungan PDRB ini juga termasuk
produk yang dihasilkan oleh perusahaan asing yang beroperasi di daerah
tersebut. Keberadaan perusahaan-perusahaan baik nasional maupun
multi nasional yang menghasilkan nilai barang/jasa akhir secara tidak

6
langsung juga akan membawa pengaruh bagi perolehan pendapatan
suatu daerah. Struktur perekonomian suatu daerah baik provinsi atau
kabupaten akan mempengaruhi atau juga dipengaruhi oleh jumlah
perusahaan-perusahaan yang beroperasi di daerah yang bersangkutan.

Semakin tinggi nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan perusahaan-
perusahaan yang ada di daerah-daerah provinsi atau kabupaten maka
akan semakin tinggi pula perolehan PDRB-nya dan nantinya pertumbuhan
ekonomi suatu daerah juga akan mengalami peningkatan. Peningkatan
pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan PDRB akan memacu
peningkatan pertumbuhan perekonomian nasional.

c) Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP)

Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) adalah
jumlah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat selama satu
tahun termasuk di dalamnya jumlah barang dan jasa yang dihasilkan
masyarakat Negara tersebut yang bekerja di luar negeri tetapi tidak
diperhitungkan barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat asing yang
bekerja di dalam negeri. Jika dirumuskan sebagai berikut:

GNP = GDP – Pendapatan Neto terhadap Luar Negeri

Ada tingkat perbandingan yang bisa dilakukan antara GDP dan GNP
untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu negara, antara lain:

 Bila GDP lebih besar dari menuPNB menujukkan bahwa


perekonomian negara tersebut belum maju, karena akan terjadi net

factor income to abroud (pendapatan neto ke luar negeri) artinya

investasi negara tersebut di luar negeri lebih kecil dari pada

investasi asing di dalam negeri.

 Bila GDP lebih kecil dari pada PNB menunjukkan bahwa

perekonomian negara tersebut sudah maju, karena negara tersebut

mampu menanamkan investasinya di luar negeri lebih besar

dibandingkan investasi asing di dalam negeri.


d) Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP)

Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP) adalah
produksi nasional kotor (GNP) dikurangi penyusutan barang-barang

7
modal. NNP ini sama dengan pendapatan nasional (PN) atau national
income (NI). NNP dan NI ini dihitung berdasarkan harga pasar yang sering
dirumuskan:

NNP = GNP – Penyusutan Barang – Barang Modal

e) Pendapatan Nasional Neto (PNN) atau Net National Income (NNI)

Pendapatan Nasional Neto (PNN) atau Net National Income (NNI) adalah
produksi nasional neto dikurangi dengan pajak tidak langsung. Pajak tidak
langsung merupakan unsur pembentuk harga pasar, tetapi tidak termasuk
dalam biaya faktor produksi. Pajak ini dapat dialihkan kepada pihak lain,
yang termasuk dalam kategori pajak tidak langsung adalah pajak
penjualan , PPN, bea masuk, dan cukai.

NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung

f) Pendapatan Perseorangan (PI) atau Personal Income (PI)

Pendapatan Perseorangan (PI) atau Personal Income (PI) adalah


Pendapatan yang berhak diterima oleh seseorang sebagai bentuk balas
jasa atas keikutsertaannya dalam proses produksi. Tidak semua
pendapatan ini sampai ke tangan pemilik faktor produksi (perseorangan) ,
karena masih dikurangi laba yang tidak dibagikan, pajak perseorangan,
asuransi, jaminan sosial dan ditambah dengan pindahan atau transfer
(transfer payment) misalnya dana pensiun, iuran sosial, tunjangan bekas
pejuang, bantuan korban bencana, bea siswa, subsidi pemerintah atau
bantuan pada panti asuhan dan sebagainya. Pendapatan ini dirumuskan
sebagai berikut:

PI = (NNI + Transfer Payment) – (Laba yang Tidak Dibagikan + Pajak


Perseroan + Asuransi + Jaminan Sosial)

g) Pendapatan Bebas (PB) atau Disposible Income (DI)

Pendapatan Bebas (PB) atau Disposible Income (DI) adalah pendapatan


dari seseorang yang siap digunakan baik untuk keperluan konsumsi
maupun untuk ditabung Pendapatan bebas (DI) secara langsung akan
mempengaruhi permintaan karena sebagian digunakan untuk konsumsi
dan sebagian lagi digunakan untuk tabungan sebagai unsur pembentuk
modal. Besarnya pendapatan bebas ini adalah pendapatan perseorangan
dikurangi dengan pajak langsung (misal pajak penghasilan). Pendapatan
ini dirumuskan sebagai berikut:

DI = PI – Pajak Langsung

8
Berdasarkan arus kegiatan ekonomi negara, penghitungan pendapatan
nasional dapat dilakukan dengan tiga (3) metode pendekatan, antara lain.

 Metode Pendekatan Pendapatan

Dalam metode ini cara yang dilakukan adalah dengan menjumlahkan


seluruh pendapatan yang diterima masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi atas penyerahan faktor produksinya kepada perusahaan.

Faktor Produksi Pendapatan Simbol

Tanah Sewa r (rent)

Tenaga kerja Upah/gaji w (wages)

Modal Bunga i (interest)

Skill Laba p (profit)

Untuk mencari besarnya pendapatan nasional dirumuskan:

Y=r+w+i+p

 Metode Pendekatan Produksi

Perhitungan pendapatan nasional dengan metode produksi dilakukan


dengan cara menjumlahkan nilai tambah (value added) yang diwujudkan
oleh berbagai sektor dalam perekonomian, antara lain:

 Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan

 Pertambangan dan penggalian;

 Industri pengolahan;

 Listrik, gas, dan air bersih;

 Bangunan;

 Perdagangan, restoran, dan hotel;

9
 Pengangkutan dan komunikasi;

 Keuangan, persewaan bangunan, dan jasa perusahaan; serta

 Jasa-jasa.

Sebagai contoh, untuk memproduksi kemeja harus diproduksi terlebih


dahulu kain, benang, dan kapas. Jika menjumlahkan nilai akhir produksi
tiap-tiap komponen maka akan terjadi penghitungan ganda (double
accounting). Hal ini disebabkan karena dalam nilai akhir kemeja sudah
terkandung nilai kain, dalam nilai akhir kain sudah terkandung nilai akhir
benang, dan seterusnya. Oleh karena itulah untuk memperoleh total
produk yang dihasilkan suatu negara harus dilihat dari nilai tambahnya.
Dengan adanya perhitungan nilai tambah tersebut maka akan terhindar
dari adanya perhitungan ganda. Dengan demikian metode ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Y = NTB1 + NTB2 + NTB3 + ……… NTBn

Keterangan:

Y = Pendapatan nasional

NTB = Nilai tambah dari tiap-tiap sektor ekonomi

 Metode Pendekatan Pengeluaran

Untuk mengetahui besarnya pendapatan nasional dengan metode ini


maka dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran
masyarakat dari tiap-tiap rumah tangga yang ada. Adapun pengeluaran
yang dihitung bukan berasal dari nilai transaksi barang jadi, hal ini
dimaksudkan untuk menghindari perhitungan ganda. Empat sektor Rumah
tangga sebagai pelaku ekonomi yang digunakan sebagai acuan dalam
menghitung pengeluaran adalah:

a. Rumah Tangga Konsumen

Nilai belanja atau pengeluaran yang dilakukan rumah tangga konsumen


untuk membeli berbagai jenis kebutuhan dalam satu tahun tertentu
disebut pengeluaran konsumsi rumah tangga dan ditulis dengan huruf C
(consumption).

b. Rumah Tangga Produsen atau Perusahaan

10
Pengeluaran pada rumah tangga ini dilakukan sebagai pembentukan
barang dan jasa yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa
lebih lanjut atau yang diistilahkan dengan investasi (I).

c. Rumah Tangga Pemerintah

Pengeluaran investasi oleh pemerintah maupun swasta nantinya oleh


pemerintah dimasukkan dalam komponen pembentukan modal tetap
domestik bruto dan komponen perubahan stok yang diistilahkan
goverment expenditure (G).

d. Rumah Tangga Luar Negeri/Ekspor Bersih

Pengeluaran untuk rumah tangga ini merupakan selisih dari nilai ekspor
terhadap nilai impor yang dilakukan oleh suatu negara dalam kegiatan
perdagangan internasional atau ekspor-impor (X-M).

Pengeluaran-pengeluaran dari keempat sektor perekonomian itulah yang


merupakan komponen pendapatan nasional. Sehingga perhitungan
pendapatan nasional ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = C + I + G + (X – M)

Keterangan:

Y = Pendapatan nasional

C = Konsumsi

I = Investasi

G = Pengeluaran pemerintah (government expenditure)

X = Ekspor

M = Impor

3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komponen Pendapatan


Nasional

Komponen pendapatan nasional sebagai unsur pembentuk pendapatan


nasional dilihat dari sumbernya terdiri dari konsumsi (C) dan Investasi (I)
sehingga persamaan matematiknya Y = C + I. Sedangkan dilihat dari
penggunaannya komponen pendapatan nasional terdiri konsumsi (C) dan
tabungan (S) dan persamaan matematisnya Y = C + S.

11
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komponen Konsumsi

Komponen konsumsi dipengaruhi oleh:

 Besarnya pendapatan bersih atau neto.

 Tingkat komposisi rumah tangga (usia dan jumlah).

 Tuntutan lingkungan (geografis dan sosial).

 Dugaan untuk masa depan (naik turunnya harga).

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komponen Tabungan

Komponen tabungan dipengaruhi oleh:

 Tingkat pendapatan dan tingkat konsumsi masyarakat.

 Motif berjaga-jaga dari masyarakat untuk waktu yang akan datang.

 Tingkat suku bunga bank untuk tabungan.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komponen Investasi

Komponen investasi dipengaruhi oleh:

 Tingkat suku bunga bank untuk modal.

 Kekuatan permintaan di pasar terhadap barang dan jasa.

 Tingkat perkembangan teknologi yang mampu menjamin efisiensi

produksi.

4) Manfaat Penghitungan Pendapatan Nasional

Penghitungan pendapatan nasional bertujuan mendapatkan taksiran yang


akurat mengenai nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara
selama satu tahun. Manfaat-manfaat dilakukannya penghitungan
pendapatan nasional itu, antara lain sebagai berikut.

 Menjadi Sumber Informasi bagi Pemerintah

a. Data Pendapatan Nasional

12
Data pendapatan nasional digunakan oleh pemerintah untuk menilai
efektivitas kebijakan-kebijakan yang telah diambil. Misalnya, untuk menilai
pengaruh kebijakan perubahan tingkat pajak terhadap pengeluaran
masyarakat suatu negara.

b. Kecenderungan (Trend) Perkembangan Pendapatan Nasional

Kecenderungan (trend) perkembangan pendapatan nasional digunakan


oleh pemerintah untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan
program untuk menanggulangi masalah tersebut. Misalnya, kenaikan
pendapatan nasional diikuti dengan peningkatan keinginan masyarakat
untuk membeli lebih banyak mobil pribadi. Kenaikan jumlah mobil pribadi
akan menimbulkan masalah berupa tidak memadainya lagi lebar jalan
raya yang tersedia. Oleh karena itu, pemerintah perlu merencanakan
program pelebaran jalan lebih dini.

 Mengetahui Struktur Perekonomian

Dari penghitungan PNB, dapat diketahui struktur perekonomian suatu


negara. Misalnya, jika sumbangan terhadap pendapatan nasional lebih
besar daripada sektor industri, struktur perekonomian negara tersebut
bergerak ke negara industri.

 Mengetahui Perekonomian Antardaerah

Dengan membandingkan produksi pendapatan daerah dan jumlah


penduduk daerah masing-masing, akan diketahui kehidupan ekonomi
daerah yang satu berbeda dengan daerah lainnya.

 Memperkirakan Perubahan Pendapatan Riil

Penghitungan pendapatan nasional memungkinkan suatu negara


mengetahui perubahan pendapatan riil penduduknya.

 Membandingkan Kemajuan Ekonomi Antarnegara

Perhitungan pendapatan nasional memungkinkan dilakukannya


perbandingan kemajuan ekonomi antarnegara. Perbandingan itu bisa
dilaksanakan berdasarkan wilayah, misalnya antarnegara ASEAN,
antarnegara maju, atau antarnegara berkembang.

 Indikator Ketimpangan Distribusi Pendapatan

Cara distribusi pendapatan nasional akan menentukan bagaimana tingkat


pendapatan nasional yang tinggi akan mampu menciptakan perbaikan
masyarakat, seperti mengurangi kemiskinan, pengangguran dan

13
keterbelakangan. Pendistribusian pendapat yang tidak merata justru akan
menciptakan kemakmuran golongan masyarakat tertentu saja. Indikator
yang digunakan untuk mengetahui adanya ketimpangan distribusi
pendapatan nasional adalah dengan koefisien gini (Gini Ratio).

Dalam Kurva Lorenz, Garis Diagonal OE merupakan garis kemerataan


sempurna karena setiap titik pada garis tersebut menunjukkan persentase
penduduk yang sama dengan persentase penerimaan pendapatan.
Koefisien Gini adalah perbandingan antara luas bidang A dan ruas
segitiga OPE. Semakin jauh jarak garis Kurva Lorenz dari garis
kemerataan sempurna, semakin tinggi tingkat ketidakmerataannya, dan
sebaliknya. Pada kasus ekstrem, jika pendapatan didistribusikan secara
merata, semua titik akan terletak pada garis diagonal dan daerah A akan
bernilai nol (0). Sebaliknya pada ekstrem lain, bila hanya satu pihak saja
yang menerima seluruh pendapatan, luas A akan sama dengan luas
segitiga sehingga angka koefisien Gininya adalah satu (1). Jadi suatu
distribusi pendapatan makin merata jika nilai koefisien Gini mendekati nol
(0). Sebaliknya, suatu distribusi pendapatan dikatakan makin tidak merata
jika nilai koefisien Gininya mendekati satu.

Tabel berikut ini memperlihatkan patokan yang mengategorikan


ketimpangan distribusi berdasarkan nilai koefisien Gini.

Nilai Koefisien Gini Distribusi Pendapatan

…. < 0,4 Tingkat ketimpangan rendah

0,4 < 0,5 Tingkat ketimpangan sedang

…. > 0,5 Tingkat ketimpangan tinggi

14
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB adalah nilai
produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara
(nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk
hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut. GNP
riil perkapita diperoleh dengan membagi GNP riil dengan jumlah penduduk. GNP
riil perkapita mengukur jumlah rata-rata keseluruhan output yang diperoleh oleh
setiap penduduk. Dengan demikian kenaikan GNP riil perkapita berarti kenaikan
standar hidup masyarakat (standar hidup lebih tinggi).

Sifat-sifat PNB yaitu:

 PNB adalah ukuran moneter


 PNB hanya memperhitungkan barang-barang dan jasa akhir saja
 PNB tidak menghitung nilai transaksi yang terjadi di pasar
(oganized market)

15
DAFTAR PUSTAKA

Gilarso, T. (1991). Pendapatan Nasional. Yogyakarta: Kanisius.

Partadiredja, Ace. (1985). Perhitungan Pendapatan Nasional. Jakarta:


LP3ES.

Sudiyono. (1992). Ekonomi Makro (Pengantar Analisa Pendapatan


Nasional). Yogyakarta: Liberty.

Sukirno, Sadono. (2004). Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga.


Jakarta: Raja Grafindo Persada.

16

Anda mungkin juga menyukai