Anda di halaman 1dari 15

Makalah Pendapatan Nasional

oleh Keyra Decequeen

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah Pendapatan Nasional ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarga sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Ekonomi. Kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
Pendapatan Nasional ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan
serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-
baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah Pendapatan
Nasional ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Pendapatan Nasional ini dapat bermanfaat bagi
kita semuanya.

Indonesia, September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
 KATA PENGANTAR
 DAFTAR ISI
 BAB I PENDAHULUAN
o A. Latar Belakang
o B. Rumusan Masalah
o C. Tujuan
 BAB II PEMBAHASAN
o A. Pengertian Pendapatan Nasional
o B. Konsep Pendapatan Nasional
 1. Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)
 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
 3. Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP)
 4. Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP)
 5. Pendapatan Nasional Neto (PNN) atau Net National Income (NNI)
 6. Pendapatan Perseorangan (PI) atau Personal Income (PI)
 7. Pendapatan Bebas (PB) atau Disposible Income (DI)
o C. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
 1. Metode Pendekatan Pendapatan
 2. Metode Pendekatan Produksi
 3. Metode Pendekatan Pengeluaran
 a. Rumah Tangga Konsumen
 b. Rumah Tangga Produsen atau Perusahaan
 c. Rumah Tangga Pemerintah
 d. Rumah Tangga Luar Negeri/Ekspor Bersih
 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komponen Pendapatan Nasional
 a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komponen Konsumsi
 b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komponen Tabungan
 c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komponen Investasi
o D. Manfaat Penghitungan Pendapatan Nasional
 1. Menjadi Sumber Informasi bagi Pemerintah
 a. Data Pendapatan Nasional
 b. Kecenderungan (Trend) Perkembangan Pendapatan Nasional
 2. Mengetahui Struktur Perekonomian
 3. Mengetahui Perekonomian Antardaerah
 4. Memperkirakan Perubahan Pendapatan Riil
 5. Membandingkan Kemajuan Ekonomi Antarnegara
o E. Indikator Ketimpangan Distribusi Pendapatan
o F. Perbandingan Pendapatan Nasional Indonesia dengan Negara Lain
o G. Usaha Meningkatkan Pendapatan Nasional
 BAB III PENUTUP
o A. Kesimpulan
o B. Saran
 DAFTAR PUSTAKA
 Download Contoh Makalah Pendapatan Nasional.docx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendapatan nasional merupakan inti dari teori dan kebijakan ekonomi makro. Tingkat
pendapatan nasional, selain memberikan informasi produktivitas dan tingkat kemakmuran
suatu negara, juga sebagai gambaran awal atas masalah-masalah fundamental (mendasar)
yang dihadapi dalam suatu perekonomian. Dengan demikian, analisis atas pendapatan
nasional sangat diperlukan dalam menghadapi berbagai masalah pokok yang berkaitan
dengan pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan inflasi. Data pendapatan nasional
membantu para perumus kebijakan (pemerintah) untuk menjalankan roda perekonomian
menuju tercapainya sasaran atau tujuan nasional.

Salah satu tolok ukur keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur dari pendapatan
nasionalnya. Meskipun bukan merupakan satu-satunya ukuran untuk menilai keberhasilan
perekonomian suatu negara, namun cukup representatif dan lazim digunakan. Pendapatan
nasional bukan hanya berguna untuk menilai perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu
ke waktu, tetapi juga dapat digunakan untuk membandingkannya dengan negara lain. Dari
rincian secara sektoral dan angka pendapatan nasional dapat diterangkan struktur
perekonomian negara yang bersangkutan, pertumbuhan ekonomi, dan pendapatan per kapita.

Aktivitas ekonomi seperti produksi di pabrik dalam sebuah negara atau wilayah akan
menyumbang pada pendapatan nasional. Pendapatan nasional merupakan masalah pokok
yang sangat penting dalam pembahasan ekonomi makro. Dengan mengetahui besarnya
pendapatan nasional, Anda bisa mengetahui seberapa efisien sumber daya atau faktor
produksi digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Dan yang terakhir, pendapatan
nasional merupakan gambaran tentang masalah-masalah yang sedang dihadapi suatu
perekonomian.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam
makalah tentang Pendapatan Nasional ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian pendapatan nasional?


2. Bagaimana konsep pendapatan nasional?
3. Bagaimana metode perhitungan pendapatan nasional?
4. Apa saja manfaat penghitungan pendapatan nasional?
5. Apa yang dimaksud dengan indikator ketimpangan distribusi pendapatan?
6. Bagaimana perbandingan pendapatan nasional Indonesia dengan negara lain?
7. Bagaimana upaya meningkatkan pendapatan nasional?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Pendapatan Nasional ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menjelaskan pengertian pendapatan nasional.
2. Untuk menjelaskan konsep pendapatan nasional.
3. Untuk menjelaskan metode perhitungan pendapatan nasional.
4. Untuk menjelaskan manfaat penghitungan pendapatan nasional.
5. Untuk menjelaskan indikator ketimpangan distribusi pendapatan.
6. Untuk menjelaskan perbandingan pendapatan nasional dengan negara lain.
7. Untuk menjelaskan upaya meningkatkan pendapatan nasional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendapatan Nasional

Pendapatan menurut KBBI adalah hasil kerja (usaha). Bila dihubungkan dengan ilmu
ekonomi, pendapatan adalah sesuatu yang diterima seseorang sebagai hasil kerja (usaha) dan
imbalan atas penyediaan faktor-faktor produksi yang dapat berupa gaji, upah, sewa, bunga,
atau laba. Bila setiap individu, keluarga atau perusahaan mempunyai pendapatan, negara juga
memiliki pendapatan, yang dikenal dengan istilah pendapatan nasional. Besarnya pendapatan
nasional yang diperoleh pemerintah digunakan sebagai alat ukur kemakmuran negara tersebut
dari waktu ke waktu. Selain itu, pendapatan nasional juga dapat digunakan sebagai
pembanding tingkat perekonomian dengan negara lain.

Pendapatan nasional menggambarkan tingkat produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
suatu negara dalam kurun waktu satu tahun tertentu. Dengan demikian pendapatan nasional
mempunyai peran penting dalam menggambarkan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai
serta perubahan dan pertumbuhannya dari tahun ke tahun. Kegiatan perekonomian negara
dalam menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, merupakan upaya
pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Aktivitas tersebut
melibatkan individu, keseluruhan masyarakat baik pemerintah, swasta, dan rumah tangga.
Setiap negara akan mengumpulkan berbagai informasi mengenai kegiatan ekonominya agar
secara kontinu dapat diperhatikan perubahan-perubahan tingkat dan corak kegiatan ekonomi
yang berlaku.

Salah satu informasi penting yang akan dikumpulkan adalah data mengenai pendapatan
nasionalnya. Setiap negara akan mewujudkan suatu sistem penghitungan pendapatan nasional
yang dinamakan national income accounting system atau sistem penghitungan pendapatan
nasional.

B. Konsep Pendapatan Nasional

Dalam menjelaskan konsep pendapatan nasional akan ditemui beberapa istilah yang dianggap
sama meskipun sebenarnya tidak demikian. Istilah yang paling dominan tentang pendapatan
nasional antara lain istilah PDB, GNP, dan NNI, kemudian istilah lain yang sekarang ini
sering muncul adalah PDRB. Keempatnya merupakan istilah yang menunjukkan pendapatan
nasional suatu negara, namun demikian instrumen yang digunakan untuk masing-masing
negara berbeda sehingga akan memiliki arti yang berbeda pula untuk penggunaan istilah-
istilah tersebut. Selain istilah di atas, ada istilah lain yang merupakan penggambaran konsep
pendapatan nasional, antara lain NNP, PI, dan DI. Ada perbedaan yang mendasar dari istilah-
istilah tersebut di atas. Di bawah ini akan dibahas tentang perbedaan di antara istilah-istilah
pendapatan nasional, sebagai berikut.

1. Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)

Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) adalah jumlah dari
seluruh produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara selama satu tahun
termasuk di dalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh orang asing dan perusahaan asing
yang beroperasi di dalam negeri. Tetapi tidak termasuk hasil barang dan jasa yang dihasilkan
oleh masyarakat Negara tersebut yang bekerja di luar negeri (misal untuk Indonesia TKI atau
TKW yang bekerja di Luar negeri). Ada sembilan lapangan usaha yang masuk dalam
perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB), antara lain:

 Pertanian;
 Pertambangan dan penggalian;
 Industri;
 Listrik, gas, dan air bersih;
 Bangunan atau konstruksi;
 Perdagangan, hotel, dan restoran;
 Pengangkutan dan komunikasi;
 Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan;
 Jasa-jasa lainnya, misalkan jasa konsultan, pengacara, dll.

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi yang ada di daerah selama 1 (satu) tahun. Dalam
perhitungan PDRB ini juga termasuk produk yang dihasilkan oleh perusahaan asing yang
beroperasi di daerah tersebut. Keberadaan perusahaan-perusahaan baik nasional maupun
multi nasional yang menghasilkan nilai barang/jasa akhir secara tidak langsung juga akan
membawa pengaruh bagi perolehan pendapatan suatu daerah. Struktur perekonomian suatu
daerah baik provinsi atau kabupaten akan mempengaruhi atau juga dipengaruhi oleh jumlah
perusahaan-perusahaan yang beroperasi di daerah yang bersangkutan.

Semakin tinggi nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan perusahaan-perusahaan yang ada
di daerah-daerah provinsi atau kabupaten maka akan semakin tinggi pula perolehan PDRB-
nya dan nantinya pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga akan mengalami peningkatan.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan PDRB akan memacu
peningkatan pertumbuhan perekonomian nasional.

3. Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP)

Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) adalah jumlah seluruh
barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat selama satu tahun termasuk di dalamnya jumlah
barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat Negara tersebut yang bekerja di luar negeri tetapi
tidak diperhitungkan barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat asing yang bekerja di dalam
negeri. Jika dirumuskan sebagai berikut:

GNP = GDP – Pendapatan Neto terhadap Luar Negeri

Ada tingkat perbandingan yang bisa dilakukan antara GDP dan GNP untuk mengetahui
kondisi perekonomian suatu negara, antara lain:

 Bila GDP lebih besar dari GNP menunjukkan bahwa perekonomian negara tersebut
belum maju, karena akan terjadi net factor income to abroud (pendapatan neto ke luar
negeri) artinya investasi negara tersebut di luar negeri lebih kecil dari pada investasi
asing di dalam negeri.
 Bila GDP lebih kecil dari pada GNP menunjukkan bahwa perekonomian negara
tersebut sudah maju, karena negara tersebut mampu menanamkan investasinya di luar
negeri lebih besar dibandingkan investasi asing di dalam negeri.

4. Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP)

Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP) adalah produksi nasional
kotor (GNP) dikurangi penyusutan barang-barang modal. NNP ini sama dengan pendapatan
nasional (PN) atau national income (NI). NNP dan NI ini dihitung berdasarkan harga pasar
yang sering dirumuskan:

NNP = GNP – Penyusutan Barang – Barang Modal

5. Pendapatan Nasional Neto (PNN) atau Net National Income (NNI)

Pendapatan Nasional Neto (PNN) atau Net National Income (NNI) adalah produksi nasional
neto dikurangi dengan pajak tidak langsung. Pajak tidak langsung merupakan unsur
pembentuk harga pasar, tetapi tidak termasuk dalam biaya faktor produksi. Pajak ini dapat
dialihkan kepada pihak lain, yang termasuk dalam kategori pajak tidak langsung adalah pajak
penjualan , PPN, bea masuk, dan cukai.

NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung

6. Pendapatan Perseorangan (PI) atau Personal Income (PI)

Pendapatan Perseorangan (PI) atau Personal Income (PI) adalah Pendapatan yang berhak
diterima oleh seseorang sebagai bentuk balas jasa atas keikutsertaannya dalam proses
produksi. Tidak semua pendapatan ini sampai ke tangan pemilik faktor produksi
(perseorangan) , karena masih dikurangi laba yang tidak dibagikan, pajak perseorangan,
asuransi, jaminan sosial dan ditambah dengan pindahan atau transfer (transfer payment)
misalnya dana pensiun, iuran sosial, tunjangan bekas pejuang, bantuan korban bencana, bea
siswa, subsidi pemerintah atau bantuan pada panti asuhan dan sebagainya. Pendapatan ini
dirumuskan sebagai berikut:

PI = (NNI + Transfer Payment) – (Laba yang Tidak Dibagikan + Pajak Perseroan +


Asuransi + Jaminan Sosial)

7. Pendapatan Bebas (PB) atau Disposible Income (DI)

Pendapatan Bebas (PB) atau Disposible Income (DI) adalah pendapatan dari seseorang yang
siap digunakan baik untuk keperluan konsumsi maupun untuk ditabung Pendapatan bebas
(DI) secara langsung akan mempengaruhi permintaan karena sebagian digunakan untuk
konsumsi dan sebagian lagi digunakan untuk tabungan sebagai unsur pembentuk modal.
Besarnya pendapatan bebas ini adalah pendapatan perseorangan dikurangi dengan pajak
langsung (misal pajak penghasilan). Pendapatan ini dirumuskan sebagai berikut:

DI = PI – Pajak Langsung

C. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional


Berdasarkan arus kegiatan ekonomi negara, penghitungan pendapatan nasional dapat
dilakukan dengan tiga (3) metode pendekatan, antara lain.

1. Metode Pendekatan Pendapatan

Dalam metode ini cara yang dilakukan adalah dengan menjumlahkan seluruh pendapatan
yang diterima masyarakat sebagai pemilik faktor produksi atas penyerahan faktor
produksinya kepada perusahaan.

Faktor Produksi Pendapatan Simbol


Tanah Sewa r (rent)
Tenaga kerja Upah/gaji w (wages)
Modal Bunga i (interest)
Skill Laba p (profit)

Untuk mencari besarnya pendapatan nasional dirumuskan:

Y=r+w+i+p

2. Metode Pendekatan Produksi

Perhitungan pendapatan nasional dengan metode produksi dilakukan dengan cara


menjumlahkan nilai tambah (value added) yang diwujudkan oleh berbagai sektor dalam
perekonomian, antara lain:

 Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan;


 Pertambangan dan penggalian;
 Industri pengolahan;
 Listrik, gas, dan air bersih;
 Bangunan;
 Perdagangan, restoran, dan hotel;
 Pengangkutan dan komunikasi;
 Keuangan, persewaan bangunan, dan jasa perusahaan; serta
 Jasa-jasa.

Sebagai contoh, untuk memproduksi kemeja harus diproduksi terlebih dahulu kain, benang,
dan kapas. Jika menjumlahkan nilai akhir produksi tiap-tiap komponen maka akan terjadi
penghitungan ganda (double accounting). Hal ini disebabkan karena dalam nilai akhir kemeja
sudah terkandung nilai kain, dalam nilai akhir kain sudah terkandung nilai akhir benang, dan
seterusnya. Oleh karena itulah untuk memperoleh total produk yang dihasilkan suatu negara
harus dilihat dari nilai tambahnya. Dengan adanya perhitungan nilai tambah tersebut maka
akan terhindar dari adanya perhitungan ganda. Dengan demikian metode ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Y = NTB1 + NTB2 + NTB3 + ……… NTBn

Keterangan:

Y = Pendapatan nasional
NTB = Nilai tambah dari tiap-tiap sektor ekonomi

3. Metode Pendekatan Pengeluaran

Untuk mengetahui besarnya pendapatan nasional dengan metode ini maka dilakukan dengan
cara menjumlahkan seluruh pengeluaran masyarakat dari tiap-tiap rumah tangga yang ada.
Adapun pengeluaran yang dihitung bukan berasal dari nilai transaksi barang jadi, hal ini
dimaksudkan untuk menghindari perhitungan ganda. Empat sektor Rumah tangga sebagai
pelaku ekonomi yang digunakan sebagai acuan dalam menghitung pengeluaran adalah:

a. Rumah Tangga Konsumen

Nilai belanja atau pengeluaran yang dilakukan rumah tangga konsumen untuk membeli
berbagai jenis kebutuhan dalam satu tahun tertentu disebut pengeluaran konsumsi rumah
tangga dan ditulis dengan huruf C (consumption).

b. Rumah Tangga Produsen atau Perusahaan

Pengeluaran pada rumah tangga ini dilakukan sebagai pembentukan barang dan jasa yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa lebih lanjut atau yang diistilahkan dengan
investasi (I).

c. Rumah Tangga Pemerintah

Pengeluaran investasi oleh pemerintah maupun swasta nantinya oleh pemerintah dimasukkan
dalam komponen pembentukan modal tetap domestik bruto dan komponen perubahan stok
yang diistilahkan goverment expenditure (G).

d. Rumah Tangga Luar Negeri/Ekspor Bersih

Pengeluaran untuk rumah tangga ini merupakan selisih dari nilai ekspor terhadap nilai impor
yang dilakukan oleh suatu negara dalam kegiatan perdagangan internasional atau ekspor-
impor (X-M).

Pengeluaran-pengeluaran dari keempat sektor perekonomian itulah yang merupakan


komponen pendapatan nasional. Sehingga perhitungan pendapatan nasional ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Y = C + I + G + (X – M)

Keterangan:

Y = Pendapatan nasional

C = Konsumsi

I = Investasi

G = Pengeluaran pemerintah (government expenditure)


X = Ekspor

M = Impor

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komponen Pendapatan Nasional

Komponen pendapatan nasional sebagai unsur pembentuk pendapatan nasional dilihat dari
sumbernya terdiri dari konsumsi (C) dan Investasi (I) sehingga persamaan matematiknya Y =
C + I. Sedangkan dilihat dari penggunaannya komponen pendapatan nasional terdiri
konsumsi (C) dan tabungan (S) dan persamaan matematisnya Y = C + S.

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komponen Konsumsi

Komponen konsumsi dipengaruhi oleh:

1. Besarnya pendapatan bersih atau neto.


2. Tingkat komposisi rumah tangga (usia dan jumlah).
3. Tuntutan lingkungan (geografis dan sosial).
4. Dugaan untuk masa depan (naik turunnya harga).

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komponen Tabungan

Komponen tabungan dipengaruhi oleh:

1. Tingkat pendapatan dan tingkat konsumsi masyarakat.


2. Motif berjaga-jaga dari masyarakat untuk waktu yang akan datang.
3. Tingkat suku bunga bank untuk tabungan.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komponen Investasi

Komponen investasi dipengaruhi oleh:

1. Tingkat suku bunga bank untuk modal.


2. Kekuatan permintaan di pasar terhadap barang dan jasa.
3. Tingkat perkembangan teknologi yang mampu menjamin efisiensi produksi.

D. Manfaat Penghitungan Pendapatan Nasional

Penghitungan pendapatan nasional bertujuan mendapatkan taksiran yang akurat mengenai


nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara selama satu tahun. Manfaat-manfaat
dilakukannya penghitungan pendapatan nasional itu, antara lain sebagai berikut.

1. Menjadi Sumber Informasi bagi Pemerintah

a. Data Pendapatan Nasional

Data pendapatan nasional digunakan oleh pemerintah untuk menilai efektivitas kebijakan-
kebijakan yang telah diambil. Misalnya, untuk menilai pengaruh kebijakan perubahan tingkat
pajak terhadap pengeluaran masyarakat suatu negara.

b. Kecenderungan (Trend) Perkembangan Pendapatan Nasional


Kecenderungan (trend) perkembangan pendapatan nasional digunakan oleh pemerintah untuk
mengidentifikasi masalah dan merencanakan program untuk menanggulangi masalah
tersebut. Misalnya, kenaikan pendapatan nasional diikuti dengan peningkatan keinginan
masyarakat untuk membeli lebih banyak mobil pribadi. Kenaikan jumlah mobil pribadi akan
menimbulkan masalah berupa tidak memadainya lagi lebar jalan raya yang tersedia. Oleh
karena itu, pemerintah perlu merencanakan program pelebaran jalan lebih dini.

2. Mengetahui Struktur Perekonomian

Dari penghitungan PNB, dapat diketahui struktur perekonomian suatu negara. Misalnya, jika
sumbangan terhadap pendapatan nasional lebih besar daripada sektor industri, struktur
perekonomian negara tersebut bergerak ke negara industri.

3. Mengetahui Perekonomian Antardaerah

Dengan membandingkan produksi pendapatan daerah dan jumlah penduduk daerah masing-
masing, akan diketahui kehidupan ekonomi daerah yang satu berbeda dengan daerah lainnya.

4. Memperkirakan Perubahan Pendapatan Riil

Penghitungan pendapatan nasional memungkinkan suatu negara mengetahui perubahan


pendapatan riil penduduknya.

5. Membandingkan Kemajuan Ekonomi Antarnegara

Perhitungan pendapatan nasional memungkinkan dilakukannya perbandingan kemajuan


ekonomi antarnegara. Perbandingan itu bisa dilaksanakan berdasarkan wilayah, misalnya
antarnegara ASEAN, antarnegara maju, atau antarnegara berkembang.

E. Indikator Ketimpangan Distribusi Pendapatan

Cara distribusi pendapatan nasional akan menentukan bagaimana tingkat pendapatan nasional
yang tinggi akan mampu menciptakan perbaikan masyarakat, seperti mengurangi kemiskinan,
pengangguran dan keterbelakangan. Pendistribusian pendapat yang tidak merata justru akan
menciptakan kemakmuran golongan masyarakat tertentu saja. Indikator yang digunakan
untuk mengetahui adanya ketimpangan distribusi pendapatan nasional adalah dengan
koefisien gini (Gini Ratio).

Dalam Kurva Lorenz, Garis Diagonal OE merupakan garis kemerataan sempurna karena
setiap titik pada garis tersebut menunjukkan persentase penduduk yang sama dengan
persentase penerimaan pendapatan. Koefisien Gini adalah perbandingan antara luas bidang A
dan ruas segitiga OPE. Semakin jauh jarak garis Kurva Lorenz dari garis kemerataan
sempurna, semakin tinggi tingkat ketidakmerataannya, dan sebaliknya. Pada kasus ekstrem,
jika pendapatan didistribusikan secara merata, semua titik akan terletak pada garis diagonal
dan daerah A akan bernilai nol (0). Sebaliknya pada ekstrem lain, bila hanya satu pihak saja
yang menerima seluruh pendapatan, luas A akan sama dengan luas segitiga sehingga angka
koefisien Gininya adalah satu (1). Jadi suatu distribusi pendapatan makin merata jika nilai
koefisien Gini mendekati nol (0). Sebaliknya, suatu distribusi pendapatan dikatakan makin
tidak merata jika nilai koefisien Gininya mendekati satu.
Tabel berikut ini memperlihatkan patokan yang mengategorikan ketimpangan distribusi
berdasarkan nilai koefisien Gini.

Nilai Koefisien Gini Distribusi Pendapatan


…. < 0,4 Tingkat ketimpangan rendah
0,4 < 0,5 Tingkat ketimpangan sedang
…. > 0,5 Tingkat ketimpangan tinggi

F. Perbandingan Pendapatan Nasional Indonesia dengan Negara Lain

Adanya kenaikan dalam pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita biasanya dipakai
sebagai indikator keberhasilan pembangunan suatu negara. Baik PDB maupun pendapatan
per kapita sebenarnya bukan merupakan ukuran yang ideal. Michael P. Todaro, seorang
profesor ekonomi dari Universitas New York menyatakan bahwa pendapatan nasional
maupun pendapatan per kapita meru pakan indeks kesejahteraan dan pembangunan yang bias.
Pendapatan per kapita misalnya, hanya merupakan konsep rata-rata, karena sama sekali tidak
memberi indikasi bagaimana pendapatan nasional sebuah negara dibagikan kepada
masyarakat secara keseluruhan. Dengan kata lain, baik pendapatan nasional maupun
pendapatan per kapita tidak memiliki pengaruh apapun terhadap tingkat kesejahteraan
masyarakat.

Walaupun demikian, kenaikan dalam pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita
tetap merupakan unsur penting dalam setiap program pembangunan dalam usaha
meningkatkan taraf hidup rakyat. Kenaikan pendapatan per kapita dan tingginya
kesejahteraan rakyat bukan merupakan tujuan pembangunan yang harus dipisahkan, karena
keduanya bisa diwujudkan secara bersama-sama.

Strategi pembangunan yang memadukan antara pertumbuhan dan pemerataan dalam


distribusi pendapatan (redistribution with growth) pernah direkomendasikan oleh Bank Dunia
pada era 1970-an terhadap negara-negara sedang berkembang. Dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi (antara 7%-8% per tahun) dan rata-rata pendapatan per kapita yang
meningkat setiap tahun. Indonesia pada masa Orde Baru pernah diprediksikan sebagai salah
satu calon negara industri baru. Akan tetapi, akibat krisis ekonomi sejak pertengahan tahun
1997 kondisi perekonomian Indonesia terus memburuk dan mengalami kemunduran.

Sebagai perbandingan, tabel di bawah menjelaskan perkembangan pendapatan nasional


Indonesia dan beberapa negara di kawasan Asia lainnya, sebelum dan pada masa krisis
ekonomi.

Produk Domestik Bruto (dalam Miliar Dolar AS)


Negara
1995 1998 1999
Cina 700,2 946,3 991,2
Filipina 74,1 65,1 75,3
Indonesia 202,1 94,2 141,0
Korea Selatan 489,3 317,1 406,9
Malaysia 87,3 72,5 74,6
Singapura 83,7 82,8 84,9
Thailand 168,0 112,1 123,9
Vietnam 20,2 27,2 28,6

Sumber: Bank Dunia (dikutip dari Tambunan, 2001)

G. Usaha Meningkatkan Pendapatan Nasional

Usaha yang sesuai untuk meningkatkan pendapatan nasional, yaitu dengan beberapa cara
yang dianggap cocok antara lain sebagai berikut:

1. Meningkatkan pembangunan nasional di segala bidang, khususnya sektor ekonomi


tanpa harus meninggalkan aspek-aspek kepribadian bangsa.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan
nasional dan pemberian pelatihan-pelatihan.
3. Memberikan kesempatan kepada perusahaan-perusahaan swasta untuk bisa
mengembangkan usahanya bagi terciptanya kemajuan ekonomi.
4. Mendorong dan meningkatkan perkembangan industri kecil dan rumah tangga sebagai
penopang sekaligus mitra bagi pergerakan industri menengah dan industri besar.
5. Membuka dan meningkatkan kesempatan untuk berinvestasi bagi para pemilik modal
baik lewat PMDN maupun lewat PMA.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pendapatan nasional dapat dihitung baik dengan pendekatan atau metode produksi, yaitu
menghitung jumlah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode
tertentu. Pendekatan atau metode pengeluaran, yaitu dengan menghitung jumlah pengeluaran
seluruh pelaku ekonomi di suatu negara selama periode tertentu, ataupun pendekatan atau
metode pendapatan dengan menghitung jumlah pendapatan yang diterima seluruh pemilik
faktor produksi di suatu negara selama periode tertentu.

Product Domestic Buto (PDB atau GDP) adalah jumlah dari seluruh produksi barang dan jasa
yang dihasilkan oleh suatu Negara selama satu tahun termasuk di dalamnya barang dan jasa
yang dihasilkan oleh orang asing dan perusahaan asing yang beroperasi di dalam negeri.
Produksi Nasional Kotor atau Gross National Product (GNP) adalah jumlah seluruh barang
dan jasa yang dihasilkan masyarakat selama satu tahun termasuk di dalamnya jumlah barang
dan jasa yang dihasilkan masyarakat Negara tersebut yang bekerja di luar negeri tetapi tidak
diperhitungkan barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat asing yang bekerja di dalam
negeri.

Produksi nasional neto atau Net National Product (NNP) adalah produksi nasional kotor
(GNP) dikurangi penyusutan barang-barang modal. Pendapatan nasional bersih atau Net
National Income (NNI) adalah produksi nasional neto dikurangi dengan pajak tidak langsung.
Pendapatan perseorangan (PI) adalah Pendapatan yang berhak diterima oleh seseorang
sebagai bentuk balas jasa atas keikutsertaannya dalam proses produksi. Pendapatan bebas
(DI) adalah pendapatan dari seseorang yang siap digunakan baik untuk keperluan konsumsi
maupun untuk ditabung.

B. Saran

Terdapat permasalahan, seperti inflasi dan ketimpangan distribusi pendapatan, yang harus
selalu diperhatikan pemerintah dalam kaitan untuk meningkatkan level pendapatan nasional
negaranya.

DAFTAR PUSTAKA
Gilarso, T. (1991). Pendapatan Nasional. Yogyakarta: Kanisius.

Partadiredja, Ace. (1985). Perhitungan Pendapatan Nasional. Jakarta: LP3ES.

Sudiyono. (1992). Ekonomi Makro (Pengantar Analisa Pendapatan Nasional). Yogyakarta:


Liberty.

Sukirno, Sadono. (2004). Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Sulistyo. (1999). Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta: Universitas Terbuka.

Supriyanto, Ali Muhson. (2009). Ekonomi 1: Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Suryana.. (2002). Ekonomi Pembangunan, Problematika, dan Pendekatan. Bandung:


Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai